Usahakan pembelat merentang dari
siku sampai ke punggung jemari
Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian
ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
b. Patah Tulang lengan Atas siku ke bahu
Letakkan tangan perlahan-lahan ke
samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
Letakkan lengan bawah di dada dengan
telapak tangan menempel perut
Pasang satu pembelat bidai yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah
luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang
patah
Buatlah gendongan ke leher, tempelkan
ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang
melingkari dada dan belatan bidai
c. Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat bidai berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat
ujung jemari.
d. Patah Tulang di paha
Patah tulang di paha sangat berbahaya,
tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
Luruskan tungkai dan tarik ke posisi
normal
Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
Panjang pembelat untuk bagian luar
harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk
bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
2. Pembalut dan Pembalutan
1. Pembalut
Macam-macam pembalut : a.
Pembalut kasa gulung b.
Pembalut kasa perekat c.
Pembalut penekan d.
Kasa penekan steril beraneka ukuran
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
e. Gulungan kapas
f. Pembalut segi tiga mitella
2. Pembalutan
a. Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b. Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau
kaki
c. Pembungkus segitiga untuk membuat gendongan
tangan
d. Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
e. Pembalutan spiral pada tangan
f. Pembalutan dengan perban membentuk angka 8
ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
3. Budaya Hidup Sehat
Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka
dibiasakan untuk :
1. Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya
pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.
2. Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan
kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih
pernapasan, minum air putih, dsb.
3. Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan
jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
4. Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta
meningkatkan pengetahuan tentang gizi. 5.
Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat
berkemah
6. Memahami berbagai macam penyakit dan
penanggulangannya.
Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan
mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan
kepedulian kepada orang lain.
10. SANDIPESAN RAHASIA Sandipesan rahasia dapat dibuat sedemikian banyak sesuai
dengan kesepakatan masing-masing satuan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
BERKEMAH PERALATAN KEMAH
Sebelum berkemah hedaknya pahami dulu apa tujuan berkemah, apakah sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara
kegiatan. Lalu apa saja yang harus dibawa ?
Dan perlengkapan tersebut adalah : 1.
Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air. 2.
Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak kantong.
3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk
penahan dingin dan sholat, bagi yang beragama islam. 4.
Jaket tebal. 5.
Kantung tidur sleeping bag dan alas tidur matras. 6.
Pakaian cadangan 7.
Peralatan makan 8.
Peralatan mandi 9.
Peralatan masak 10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki.
11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic.
12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin. 13. Topi.
14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi
isyarat. 15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi.
16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film agar aman.
17. Jas hujan. 18. Obat-obatan pribadi.
Kalau ingin berkemah tenda merupakan kebutuhan utama dan sebelum berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus
atau sudah banyak dengan lubang robek. Berapa kebutuhan tali dan pasak serta tongkat bambu untuk mendirikan tenda. Jika Kotor
tenda harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat, perlengkapan barang di cek,
jangan ada yang teringgal. Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi
saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi tujuan ikut menentukan barang apa saja yang harus dibawa disesuaikan.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
TANDA – TANDA ALAM
Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan
alam sekitar kita yang sering kita temui saat berkemah : 1.
Kabut Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti
kurangnya uap air di udara dan brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk
pada hari itu, apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada pagi hari bertanda cuaca
baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.
2. Awan
Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras.
3. Matahari
Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna
bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca
baik, apabila warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat.
Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning- kuninganorange bertanda ada hujan, apabila dengan warna
merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti akan ada angin yang
cukup kencang.
4. Bintang
Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila
nampak suram bertanda cuaca kurang baikburuk.
5. Bulan
Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun.
Apabila ada lingkaran putih halo yang melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu.
6. Binatang
Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang
atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara lain :
a.
Laba-laba Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin
mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik.
b. Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir
bertanda cuaca akan tetap baik.
c. Lebah
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari sarangnyapeternakan.
d. Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan.
Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.
Apabila selalu terbang di tempat yang gelap di dalam bayangbayang bertanda cuaca akan burukdatang hujan.
e. Cacing
Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan.
f. Lintah
Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat
pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas
bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas
sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.
g. Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk. h.
Burung Kepinis Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali
karena serangga tinggi pula terbangnya. Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan
hujan. Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya.
i. Kelelawar
Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu.
Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.
j. Asap
Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya
mendatar dengan tanahrendah maka cuaca akan buruk.Burung
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
MENGENAL HIPPRADA
HIPPRADA adalah singkatan dari Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda. Sejak berdirinya Gerakan Pramuka semua organisasi Pandu
yang ada sebelumnya, telah menyatakan meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka. Mulai saat itu kata Pandu berganti nama dengan
Pramuka.
Pada Tahun 1967 muncul beberapa gagasan dari beberapa tokoh Pandu yang tidak bergabung ke Pramuka, untuk berhimpun
dalam suatu wadah tersendiri dan akhirnya gagasan tersebut dikemukakan kepada Ketua Kwarnas. Alm. Sri Sultan
Hamengkubuwono IX pada waktu meninjau perkemahan Pramuka Penegak dan Pandega Perpanitra di Bogor pada bulan Agustus
1968.
Pada tanal 5 Mei 1972 di Kwarnas berkumpul sekitar 30 orang Pandu, untuk membentuk dewan sesepuh pandu-pandu yang
diketuai oleh Bung Tomo. Setahun kemudian dalam sebuah pertemuan di kediaman Bapak Sri Sultan HB IX, tanggal 8 April
1973, usulan Pandu Wreda diterima. Akhirnya SK Ka Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor : 075 KN 75 tanggal 22 Juli 1975,
Himpunan Pandu Wreda Hiprada resmi terbentuk dengan ketua umum pertama Alm. Bapak Soediro Mantan Gubernur Sulawesi
dan ketua harian Bapak Prof. Dr. Soetarman Mantan Ketua PP IPINDO.
Pada Tahun 1983, Hiprada dikembangkan dengan membuka pintu bagi anggota Pramuka Dewasa usia di atas 27 tahun menjadi
anggota. Dengan langkah itu diharapkan HIPPRADA sudah dengan 2 P dapat menghimpun para anggota Pramuka Dewasa
yang tidak menjadi Pembina dan Andalan dapat bergabung ke dalam Hipprada. Seperti Gerakan Pramuka, saat ini Hipprada telah
memiliki AD ART dalam mengatur Organisasinya.
Pada Tangal 26 Juli 1977, HIPPRADA secara resmi diterima sebagai anggota The International Felloship of Former Scouts and
Guides IFOFSAG, yakni persaudaraan para pandu tua, baik putra maupun putri. Pada Tahun 1993 HIPPRADA mendapat kehormatan
sebagai tuan rumah General Assembly GA ke 20 IFOFSAG yang dilaksanakan di Yogyakarta.
Keberadan HIPPRADA dapat merupakan wadah untuk memelihara dan mewujudkan semboyan “ Sekali Pandu Tetap
Pandu, Sekali Pramuka Tetap Pramuka, “, melalui wadah tersebut persaudaraan sesama Pandu Pramuka dapat dilestarikan dan
pengabdian kepada masyarakat bangsa dan Negara terus dapat dilanjutkan.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Sumber : www.pramukanet.org
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN
KEPUTUSAN MUNAS GERAKAN PRAMUKA 2003 NOMOR: 09MUNAS 2003
ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN
Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiel dan spiritual serta beradab
merupakan adicita bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga sejak berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita
itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk
lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan, dan dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah Rakyat Indonesia
berjuang untuk kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini
merupakan karunia dan berkah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan
perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan
nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria yang patriotik
telah mengantarkan para pandu ke medan juang bahu-membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia
dalam menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya.
Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara mempunyai kewajiban
melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan kemitraan yang bertanggungjawab.
Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran
bertanggungjawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan
sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, mewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan:
negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika;
ideologi Pancasila; kehidupan rakyat yang rukun dan damai;
lingkungan hidup di bumi Nusantara.
Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut, Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan
nonformal, melalui kepramukaan, sebagai bagian pendidikan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
nasional dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian diatas, maka disusunlah anggaran dasar Gerakan Pramuka
ANGGARAN DASAR BAB I
NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU Pasal 1
Nama, Status, dan Tempat
1 Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan
Kepanduan Praja Muda Karana. 2
Gerakan Pramuka berstatus badan hukum. 3
Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Pasal 2 Waktu
1 Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan
dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961,
sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional Indonesia.
2 Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus.
BAB II ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI
Pasal 3 Asas
Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.
Pasal 4 Tujuan
Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial,
intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi: manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kuat mental, emosional, dan tinggi moral;
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
2. tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya;
3. kuat dan sehat jasmaninya.
warganegara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta
bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan
alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Pasal 5 Tugas Pokok
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa
agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun
dunia yang lebih baik.
Pasal 6 Fungsi
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan nonformal, di luar sekolah dan di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan
dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan,dan Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan
bangsa serta masyarakat Indonesia.
BAB III SIFAT, UPAYA DAN USAHA
Pasal 7 Sifat
1. Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.
2. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku,
ras, golongan, dan agama. 3. Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik,
bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
4. Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya
pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga. 5. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya
untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
Pasal 8
Upaya dan Usaha
1. Segala upaya, dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
a. Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman melalui kegiatan: 1 Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menurut agama masing- masing;
2 Kerukunan hidup beragama antarumat seagama dan antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk
agama yang lain; 3. Penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk
memantapkan jiwa Pancasila dan mempertebal kesadaran
sebagai warga
negara yang
bertanggungjawab terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan negara;
4 Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya; 5 Pembinaan dan pengembangan minat terhadap
kemajuan teknologi dengan keimanan dan ketakwaan; b. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada
tanah air dan bangsa; c. Memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan;
d. Memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan persahabatan baik nasional maupun internasional;
e. Menumbuhkembangkan pada para anggota rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa
tanggungjawab dan disiplin; f. Menumbuhkembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan;
g. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan; h. Membina dan melatih jasmani, panca indera, daya pikir,
penelitian, kemandirian dan sikap otonom, keterampilan, dan hasta karya.
2. Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak, mental, emosional, jasmani dan bakat serta
peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan
melalui berbagai kegiatan kepramukaan.
Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak;
Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan perkemahan baik lokal, nasional maupun internasional
untuk memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian;
Menyelenggarakan kegiatan bakti masyarakat dan ekspedisi; Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi
kepemudaan lain untuk memupuk dan mengembang-kan semangat kepeloporan dan pengabdian kepada
masyarakat, baik lokal. Nasional maupun internasional;
Mengadakan kerjasama baik dengan instansi pemerintah maupun swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan
nasional; Memasyarakatkan Gerakan Pramuka dan kepramukaan
khususnya di kalangan kaum muda. 3. Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan
Gerakan Pramuka, diadakan prasarana dan sarana yang memadai berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana,
komunikasi, dan kerjasama.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
BAB IV SISTEM AMONG, PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, KODE
KEHORMATAN, METODE KEPRAMUKAAN, MOTTO DAN KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
Pasal 9 Sistem Among
1. Pendidikan nasional bersendikan Sistem Among, artinya menanamkan jiwa merdeka yang mengandung sifat disiplin diri
dan mandiri dalam rangka saling ketergantungan. 2. Sistem Among berarti mendidik anak menjadi manusia
merdeka jasmani, rohani, dan pikirannya, disertai rasa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra
dengan orang lain.
3. Dalam Sistem Among, pendidik dituntut bersikap dan berperilaku:
Ing ngarso sung tulodo; Ing madyo mangun karso;
Tut wuri handayani.
Pasal 10 Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
1 Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari
pendidikan lain. 2 Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.
3 Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi,
dan kondisi masyarakat.
Pasal 11 Prinsip Dasar Kepramukaan
1 Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup
dan alam seisinya; c.
peduli terhadap diri pribadinya; d.
taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. 2
Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai: a.
norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka; b.
landasan Kode Etik Gerakan Pramuka; c.
landasan sistem nilai Gerakan Pramuka; d.
pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka;
e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka
mencapai sasaran dan tujuannya.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pasal 12 Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. sistem berkelompok;
d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. sistem tanda kecakapan;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. kiasan dasar.
Pasal 13 Kode Kehormatan Pramuka
1. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan
satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
2. Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun
bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya.
3. Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani
dan jasmaninya yaitu: a.
Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma;
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya
Pramuka Penggalang dan Dasadarma; c.
Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan
Dasadarma;
d. Kode Kehormatan Pramuka dewasa terdiri atas Trisatya
anggota dewasa dan Dasadarma.
Pasal 14 Motto Gerakan Pramuka
1 Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan
Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan Kode Kehormatan.
2 Motto Gerakan Pramuka adalah : “Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pasal 15 Kiasan Dasar
Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya
bangsa.
BAB V ORGANISASI
Pasal 16 Anggota
1 Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia yang terdiri atas:
a. Anggota biasa: 1
Anggota muda: Siaga, Penggalang dan Penegak. 2
Anggota dewasa: a. Anggota Dewasa Muda: Pandega;
b. Anggota Dewasa: Pembina Pramuka, Pembantu
Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur
Saka, Pimpinan Saka, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota Majelis Pembimbing.
b. Anggota kehormatan: 1. anggota dewasa purna bakti.
2. orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada Gerakan Pramuka.
2 Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugusdepan sebagai anggota tamu.
Pasal 17 Hak dan Kewajiban
1. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban. 2. Hak dan kewajiban tersebut akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 18 Jenjang Organisasi
Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut: a.
Anggota muda dan anggota dewasa muda Gerakan Pramuka dihimpun dalam gugusdepan-gugusdepan dan anggota dewasa
dihimpun di Kwartir.
b. Gugusdepan-gugusdepan dikoordinasikan oleh Kwartir Ranting
yang meliputi suatu wilayah KecamatanDistrik. c. Ranting-ranting dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir
Cabang meliputi wilayah Kabupaten atau Kota. d. Cabang-cabang dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir
Daerah meliputi wilayah Provinsi.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
e. Daerah-daerah dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Nasional meliputi wilayah Republik Indonesia.
f. Di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk
gugusdepan di bawah pembinaan Kwartir Nasional.
Pasal 19 Pramuka Utama
Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama.
Pasal 20 Kepengurusan
1. Di tingkat Gugusdepan Gerakan Pramuka dipimpin oleh pembina gugusdepan.
2. Di tingkat Ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Ranting.
3. Di tingkat Cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Cabang.
4. Di tingkat Daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Daerah.
5. Di tingkat Nasional Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Nasional.
6. Pergantian pengurus Gerakan Pramuka dilaksanakan pada waktu musyawarah.
7. Kepengurusan baru dalam jajaran Ranting sampai dengan Nasional terdiri dari unsur pengurus lama dan pengurus baru.
Pasal 21 Satuan Karya Pramuka
1. Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat,
dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saka juga memotivasi mereka
untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga memberi bekal bagi kehidupannya, untuk melaksanakan
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan
perkembangan pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
2. Saka di tingkat kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan Saka. Pimpinan Saka adalah bagian integral dari kwartir.
Pasal 22 Dewan Kerja
Dewan Kerja merupakan bagian integral dari kwartir yang berfungsi sebagai wahana kaderisasi kepemimpinan, dan bertugas mengelola
kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pasal 23 Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka
1. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari Kwartir dan berfungsi sebagai wadah
Pembinaan Anggota Dewasa. 2 Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka berada di tingkat
Cabang, Daerah, dan Nasional.
Pasal 24 Bimbingan
1. Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis
Pembimbing Nasional yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia dengan beranggotakan tokoh masyarakat yang
memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka.
2. Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis
Pembimbing Daerah yang diketuai oleh Gubernur beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai
perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan generasi muda.
3. Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis
Pembimbing Cabang yang diketuai oleh Bupati atau Walikota dengan beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang
mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan generasi muda.
4. Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis
Pembimbing Ranting yang diketuai oleh CamatKepala Distrik dengan beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang
mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan generasi muda.
5. Gugusdepan diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing
Gugusdepan yang terdiri atas orangtua peserta didik dan tokoh masyarakat di sekitar gugusdepan.
6. Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dan bantuan oleh Majelis Pembimbing yang bersifat moral, organisatoris,
materiel, dan finansial oleh Pimpinan Satuan Karya Pramuka yang terdiri atas tokoh pemerintahan dan masyarakat.
Pasal 25 Pemeriksaan Keuangan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan
bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka. 2. Badan Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan
memeriksa keuangan kwartir. 3 a. Personalia Badan Pemeriksa Keuangan berjumlah minimal 3
orang anggota Gerakan Pramuka ditambah seorang staf yang memiliki kompetensi dalam bidang keuangan.
b. Badan Pemeriksa Keuangan dibantu oleh Akuntan Publik. 4 Badan Pemeriksa Keuangan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk
Penyelenggaraan.
BAB VI MUSYAWARAH DAN REFERENDUM
Pasal 26 Musyawarah
1 Musyawarah Nasional a.
Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka.
b. Musyawarah Nasional diadakan diadakan lima tahun sekali.
c. Acara pokok Musyawarah Nasional adalah:
Pertanggungjawaban Kwartir Nasional selama masa baktinya, termasuk pertanggungjawaban keuangan;
Menetapkan Rencana Strategik 5 tahun;
Menetapkan kepengurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti 5 tahun berikutnya.
d. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Nasional dapat
diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa. e. Pimpinan Musyawarah Nasional adalah suatu presidium
yang dipilih oleh Musyawarah Nasional. 2 Musyawarah Daerah
a. Musyawarah Daerah diadakan lima tahun sekali. b. Acara pokok Musyawarah Daerah adalah:
1 Pertanggungjawaban Kwartir Daerah selama masa baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan;
2 Menetapkan Rencana Kerja 5 tahun; 3 Menetapkan kepengurusan Kwartir Daerah untuk masa
bakti 5 tahun berikutnya. c.
Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Daerah dapat
diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Daerah adalah suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Daerah.
3 Musyawarah Cabang a. Musyawarah Cabang diadakan lima tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Cabang adalah:
1 Pertanggungjawaban Kwartir Cabang selama masa
baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan; 2
Menetapkan Rencana Kerja 5 tahun;
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
3 Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk
masa bakti 5 tahun berikutnya. c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,
maka di antara dua waktu Musyawarah Cabang dapat diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Cabang adalah suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Cabang.
4 Musyawarah Ranting a. Musyawarah Ranting diadakan tiga tahun sekali.
b. Acara pokok Musyawarah Ranting adalah:
1 Pertanggungjawaban Kwartir Ranting selama masa
baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan; 2
Menetapkan Rencana Kerja 3 tahun; 3
Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa bakti 3 tahun berikutnya.
c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Ranting dapat
diadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa. d. Pimpinan Musyawarah Ranting adalah suatu presidium
yang dipilih oleh Musyawarah Ranting. 5 Musyawarah Gugusdepan
a. Musyawarah Gugusdepan diadakan tiga tahun sekali. b.
Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah: 1
Pertanggungjawaban Pembina Gugusdepan selama masa baktinya termasuk, pertanggungjawaban
keuangan;
2 Menetapkan Rencana Kerja 3 tahun;
3 Menetapkan Pembina Gugusdepan untuk masa bakti 3
tahun berikutnya. c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,
maka di antara dua waktu Musyawarah Gugusdepan dapat diadakan Musyawaraah Gugusdepan Luar Biasa.
d. Pimpinan Musyawarah Gugusdepan adalah suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Gugusdepan.
Pasal 27 Referendum
Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dapat menyelenggarakan suatu referendum.
BAB VII PENDAPATAN DAN KEKAYAAN
Pasal 28 Pendapatan
Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari: a. Iuran anggota;
b. Bantuan majelis pembimbing;
c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
d. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun dengan Kode
Kehormatan Pramuka; e.
Usaha dana, badan usahakoperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka.
Pasal 29 Kekayaan
1 Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan tidak bergerak serta hak milik intelektual
2 Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap harus diputuskan berdasarkan hasil Rapat Pleno Pengurus
Kwartir dan persetujuan Mabi.
BAB VIII ATRIBUT
Pasal 30 Lambang
Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.
Pasal 31 Bendera
Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua, warna dasar putih dengan lambang
Gerakan Pramuka di tengah berwarna merah, di atas dan di bawah lambang Gerakan Pramuka terdapat garis merah sepanjang
‘panjang bendera’ dan di sisi tiang terdapat garis merah sepanjang ‘lebar bendera’.
Pasal 32 Panji
Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan oleh Presiden Republik
Indonesia dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961.
Pasal 33 Himne
Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya Darma Pramuka.
Pasal 34 Pakaian Seragam dan Tanda-tanda
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin, anggota Gerakan Pramuka menggunakan
pakaian seragam beserta tanda-tandanya.
BAB IX ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 35 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
1 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini.
BAB X PEMBUBARAN
Pasal 36 Pembubaran
1 a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang khusus
diadakan untuk itu. b. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh
sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah. c. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul
pembubaran Gerakan Pramuka dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah
daerah.
d. Usul pembubaran Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui dengan suara bulat.
2 Jika Gerakan Pramuka dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda milik Gerakan Pramuka ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional yang mengusulkan pembubaran itu.
BAB XI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 37 Perubahan Anggaran Dasar
1 Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang dihadiri oleh utusan daerah
sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah. 2 Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima
oleh Musyawarah Nasional jika disetujui oleh sekurang- kurangnya tiga perempat dari jumlah suara yang hadir.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
BAB XII PENUTUP
Pasal 38 Penutup
Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di Pontianak Kalimantan Barat pada
tanggal 15 – 19 Desember 2003.
Ditetapkan di :
Pontianak Pada Tanggal
:
18 Desember 2003
Presidium Munas Gerakan Pramuka
2003,
Sundoro Syamsuri Ketua
Dr. H. Noer Bahry Noor, MSc Amos
Asmuruf, SH Anggota
Anggota
Drs. H. Didi Edia Kartadinata Riyadi Santoso, S.Pd
Anggota Anggota
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004
TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
: a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka diperlukan Anggaran Dasar
yang mencerminkan aspirasi, visi, dan misi seluruh Gerakan Pramuka Indonesia,
sehingga secara efektif dapat dijadikan landasan kerja Gerakan Pramuka Indonesia;
b. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana dimaksud pada butir a, telah
dilaksanakan penyempurnaan atas Anggaran Dasar Gerakan Pramuka melalui pembahasan
dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 yang berlangsung dari tanggal
15 sampai dengan 19 Desember 2003 di Pontianak, Kalimantan Barat;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, dipandang perlu mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang
dihasilkan dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 pada
tanggal 15 sampai dengan 19 Desember 2003 di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan
Keputusan Presiden;
Mengingat : Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN
ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA. Pasal 1
: Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagaimana terlampir dalam Keputusan
Presiden ini. Pasal 2
: Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1999
tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3 : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Oktober 2004
PRESIDEN REPUBLIK INDON
ESIA
ttd
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 107 TAHUN 1999 TENTANG
ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Menimbang : 1. Bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
perlu dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan oleh karena itu Anggaran Rumah
Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ;
2. Bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia nomor 34 tahun 1999, sehingga Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor
103 tahun 1989 perlu diganti, agar sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
tersebut ;
Mengingat : 1. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka tahun 1998 di Jakarta ; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.
34 Tahun 1999, tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ;
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 103 tahun 1989, tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka ; Memperhatikan : 1. Arahan Pimpinan Kwartir Nasional dan
Andalan Nasional ; 2. Saran Staf Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka nomor 103 tahun 1989, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
seperti tercantum pada lampiran keputusan ini.
Kedua : Mengintruksikan kepada semua jajaran Gerakan
Pramuka untuk melaksanakan dan menyebar luaskan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka ini.
Dengan catatan, apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pem-betulan sebagaimana
mestinya.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Ditetapkan di : Jakarta. Pada tanggal : 22 Juli 1999
Ketua Nasional Gerakan Pramuka ttd
H.A. Rivai Harahap.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 107 TAHUN 1999 ANGGARAN RUMAH TANGGA
GERAKAN PRAMUKA BAB I
NAMA DAN TEMPAT Pasal 1
Nama
1 Gerakan Pramuka sebagai gerakan kepanduan Praja Muda Karana adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung
oleh orang dewasa. 2 Gerakan Pramuka menyelenggarakan kepramukaan sebagai
cara mendidik kaum muda, oleh dan untuk kaum muda atas dujungan dan bimbingan orang dewasa.
Pasal 2 Tempat
1 Domisili kantor pusat Gerakan Pramuka di Ibukota Negara Republik Indonesia.
2 Gerakan Pramuka menyelenggarakan kegiatan di seluruh wilayah Republik Indonesia.
BAB II ASAS, TUGAS POKOK, DAN SASARAN
Pasal 3 Asas
Penghayatan dan pengamalan Pancasila diwujudkan dalam sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka.
Pasal 4 Tugas Pokok
Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan di lingkungan
luar sekolah yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah dengan tujuan :
a. membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan
yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki kecerdasan
emosional sehingga dapat menjadi menusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara.
Pasal 5 Sasaran
Sasaran kepramukaan adalah mempersiapkan kader bangsa yang : a. memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa
Pancasila. b.
berdisiplin yaitu berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib. c. sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya.
d. memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai- nilai kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa.
e. berkemampuan untuk berkarya dan semangat kemandirian, berpikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu
menghadapi tugas-tugas.
BAB III FUNGSI, SIFAT DAN USAHA
Pasal 6 Kepramukaan
1 Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasarann akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.
2 Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi
seutuhnya baik fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.
3 Kepramukaan merupakan sistem pembinaan dan pengembangan sumberdaya atau potensi kaum muda agar
menjadi warganegara yang berkualitas yang mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan
kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional.
4 Pendidikan dalam kepramukaan dimaksudkan dan diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat
yang berkesinambungan Sumber Daya Manusiapotensi peserta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat, yang sasarannya menjadikan mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan
berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat.
5 Pelaksana pendidikan dalam kepramukaan agar menghayati dan menyadari bahwa :
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
a. karya di bidang pendidikan adalah karya peningkatan mutu mental, moral, fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual ;
b. pendidikan berbeda dengan pengajaran, proses pendidikan lebih pelan daripada proses pengajaran ;
c. pada hakekatnya yang menjadi pendidik sebenarnya adalah pihak yang dididik, pendidik hanya pemberi jalan
pendidikan yang selanjutnya diproses oleh penerima bahan pendidikan tersebut sendiri ;
d. dasar dan landasan pendidikan adalah meniru. Ada yang meniru dan harus ada yang ditiru. Yang ditiru harus
berhargabernilai untuk ditiru.
Pasal 7 Fungsi
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan
generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Pasal 8 Sifat
1 Kepramukaan adalah proses pendidikan sepanjang hayat. 2 Gerakan Pramuka terbuka bagi setiap warga negara Republik
Indonesia yang bersedia dan sukarela menjadi anggota Gerakan Pramuka.
3 Gerakan Pramuka melaksanakan kegiatan sesuai dengan keadaan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
4 Gerakan Pramuka melaksanakan kegiatan yang bersifat internasional untuk membina persahabatan, persaudaraan, dan
perdamaian dunia. 5 Gerakan Pramuka melaksanakan kepramukaan yang bersifat
universal, yang dapat dilaksanakan dimana saja, dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan yang disesuaikan dengan kepentingan nasional.
Pasal 9 Gerakan Pramuka dan Politik
1 Gerakan Pramuka berpegang pada peraturan perundang- undangan negara dan kebijakan umum pemerintah Republik
Indonesia. 2 Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial politik, dan
bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial politik manapun juga. Semua jajaran Gerakan Pramuka tidak
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
dibenarkan ikut serta dalam kegiatan yang bersifat politik praktis.
3 Anggota Gerakan Pramuka secara pribadi dapat menjadi anggota suatu organisasi kekuatan sosial politik, dengan
ketentuan: a. tidak dibenarkan menyiarkan faham politik yang dianutnya
ke dalam lingkungan kepramukaan; b. tidak dibenarkan mengenakan pakaian seragam Pramuka
atau tanda-tanda Pramuka pada waktu mengikuti kegiatan organisasi kekuatan sosial politik dan melakukan kegiatan
politik praktis.
c. tidak dibenarkan mengenakan pakaian atau tanda-tanda yang dipakai sebagai identitas organisasi kekuatan sosial
politik pada waktu anggota tersebut menghadiri atau mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka.
Pasal 10 Gerakan Pramuka dan Agama
1 Gerakan Pramuka memberi kebebasan kepada anggotanya untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. 2 Gerakan Pramuka membina anggotanya agar meningkatkan
ketakwaan dan menjalankan kewajibannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3 Gerakan Pramuka membina anggotanya untuk menumbuhkan dan memupuk kerukunan hidup beragama dan kerukunan antar
umat beragama dengan saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan orang lain.
Pasal 11 Usaha
1 Segala usaha dan kegiatan Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
2 Usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak, mental, jasmani, dan bakat, serta peningkatan iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai
kegiatan kepramukaan.
3 Untuk menunjang usaha dan mencapai tujuan Gerakan Pramuka, diadakan prasarana dan sarana yang memadai,
berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana, komunikasi dan kerjasama.
Pasal 12 Pembinaan Watak, Keterampilan dan Kesehatan
1 Pada hakekatnya semua kegiatan dalam Gerakan Pramuka diarahkan untuk mebina watak, keterampilan dan kesehatan
peserta didik. 2 Pembinaan watak dilakukan melalui kegiatan penanaman,
pemupukan dalam diri peserta didik :
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
a. ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa b. kesadaran berbangsa dan bernegara
c. pengamalan morak Pancasila d. pemahaman sejarah perjuangan bangsa
e. rasa percaya diri sendiri f.
tanggungjawab dan disiplin. 3 Pembinaan keterampilan dilakukan dengan latihan alat driya,
kecerdasan, dan kejuruan melalui syarat-syarat kecakapan dan kegiatan Satuan Karya.
4 Pembinaan kesehatan dilakukan dengan kegiatan kebersihan dan keteriban, latihan dan penyuluhan kesehatan, serta
keindahan dan kelestarianlingkungan hidup.
Pasal 13 Pembinaan Kwartir dan Satuan
1 Kwartir Nasional membina dan membantu Kwartir Daerah, sehingga kemampuan setiap daerah dalam mengembangkan
pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan karya.
2 Setiap Kwartir Daerah membina dan membantu Kwartir Cabang, sehingga kemampuan setiap cabang dalam mengembangkan
pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan Karya.
3 Setiap Kwartir Cabang membina dan membantu Kwartir Ranting, sehingga kemampuan setiap ranting dalam mengembangkan
pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan karya.
4 Setiap Kwartir Ranting membina dan membantu Gugusdepan dalam wilayah kerjanya dan wajib berusaha supaya jumlah dan
mutu Gugusdepan dan Satuan karya di wilayah kerjanya terus meningkat.
5 Setiap Koordinator DesaKelurahan membantu Kwartir Ranting yang bersangkutan dengan mengkoordinasikan Gugusdepan di
wilayah desakelurahannya. 6 Pembina Gugusdepan berusaha supaya jumlah dan mutu para
pembina dan peserta didik di Gugusdepannya terus meningkat. 7 Kwartir Nasional membina dan membantu secara langsung
Gugusdepan yang berpangkalan di Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
Pasal 14 Pendidikan Tenaga Kader Gerakan Pramuka
1 Semua Kwartir berusaha meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kader Gerakan Pramuka, Pembina Pramuka, Pelatih
Pembina Pramuka, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing, sehingga
mampu meningkatkan mutu pendidikan kepramukaan.
2 Untuk melaksanakan maksud yang tertera dalam ayat 1 pasal ini Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir
Nasional, menyelenggarakan pendidikan melalui kursus dan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
latihan serta pendekatan pribadi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya di wilayah masing-masing.
3 Setiap Kwartir membantu Kwartir-Kwartir di wilayah kerjanya untuk melaksanakan pendidikan tenaga kader Gerakan
Pramuka. 4 Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam ayat 1, 2 dan 3
pasal ini dibentuk lembaga pendidikan kader Gerakan Pramuka seperti berikut :
a. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat
Nasional, disingkat Lemdikanas. b.
Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah, disingkat Lemdikada.
c. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang, disingkat Lemdikacab.
Pasal 15 Pertemuan untuk Memupuk Persaudaraan
1 Gerakan Pramuka mulai dari Gugusdepan sampai dengan tingkat nasional menyelenggarakan pertemuan untuk
memupuk rasa kekeluargaan dan persaudaraan. 2 Pertemuan-pertemuan itu diisi dengan acara kegiatan yang
menarik, bermanfaat, kreatif, inovativ serta mengandung pendidikan, antara lain untuk meningkatkan kerjasama, rasa
kekeluargaan, disiplin, keterampilan, kecakapan dan penguasaan tehnologi.
3 Agar dapat mengikutsertakan sebanyak mungkin anggota Gerakan Pramuka dalam pertemuan untuk memupuk
kekeluargaan dan persaudaraan, perlu lebih sering diselenggarakan pertemuan di tingkat Ranting dan Cabang.
Pasal 16 Fasilitas dan Alat Perlengkapan Pendidikan
1 Semua jajaran Gerakan Pramuka mengusahakan alat perlengkapan sebagai sarana pendidikan.
2 Salah satu usaha pengadaan perlengkapan setiap kwartir membentuk koperasi yang juga merupakan sarana pendidikan.
3 Karena adanya hak paten maka pengadaan perlengkapan pendidikan oleh pihak luar Gerakan Pramuka harus mendapat
ijin dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 4 Salah satu usaha pengadaan, fasilitas dan perlengkapan
dilakukan melalui Kedai Pramuka. 5 Kedai Pramuka dikelola oleh kwartir, koperasi atau oleh
anggota Gerakan Pramuka yang mendapat ijin dari kwartirnya.
Pasal 17 Kehumasan
1 Gerakan Pramuka mulai dari tingkat gugusdepan sampai dengan tingkat nasional melaksanakan usaha penerangan, baik
ke dalam maupun ke luar Gerakan Pramuka.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
2 Hubungan masyarakat untuk memperoleh pengertian, dukungan, bantuan dan umpan balik dari masyarakat maupun
pemerintah serta menjadikan penerangan dan hubungan masyarakat itu sebagai alat pendidikan kepramukaan dan
pendidikan masyarakat.
Pasal 18 Hubungan dengan Instansi Pemerintah, Organisasi Lain
1 Gerakan Pramuka mengembangkan kerjasama dengan instansi pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat, untuk dapat
berperanserta dalam pembangunan, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dan tujuan Gerakan Pramuka.
2 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengusahakan hubungan baik dengan pihak-pihak di luar negeri yang tujuannya tidak
bertentangan dengan kebijaksanaan umum pemerintah Republik Indonesia dan tujuan Gerakan Pramuka.
3 Gerakan Pramuka sebagai anggota World Organization of Scout Movement WOSM dan World Association of Girl Guides and
Girl Scouts WAGGGS. 4 Gerakan Pramuka mengadakan hubungan kerjasama dengan
organisasi kepramukaan di negara lain.
Pasal 19 Usaha Lain
Gerakan Pramuka menjalankan usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan umum
pemerintah, dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
BAB IV PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, METODE KEPRAMUKAAN,
KODE KEHORMATAN PRAMUKA, MOTTO, DAN KIASAN DASAR Pasal 20
Prinsip Dasar Kepramukaan
1 Prinsip Dasar Kepramukaan adalah : a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya ;
c. peduli terhadap diri pribadinya ; d.
taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. 2 Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang
anggota Gerakan
Pramuka, ditanamkan
dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan
untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan
penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
3 Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat Pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya :
a. mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah
sesuai tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi
larangannya.
b. mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan makhluk lain yang juga diciptakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari makhluk
lainnya. Dalam kehidupan bersama didasari prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan
udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan rukun dan damai.
d. memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan,
menerima kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat meninjangmemberikan kenyamanan dan
kesejahteraan hidupnya.Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya dengan cara menjaga,
memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
Pasal 21 Metode Kepramukaan
1 Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka ; b. belajar sambil melakukan ;
c. berkelompok ; d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta
mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik ;
e. kegiatan di alam terbuka ; f.
sistem tanda kecakapan ; g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri ;
h. sistem among. 2 Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan
dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan.
3 Metode Kepramukaan sebagai suatu system, terdiri atas unsure- unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
tiap unsurnya memounyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
Pasal 22 Kode Kehormatan
1 Kode kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yangdisebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan
satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
2 Kode kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah :
a. janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan ; b. tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela
menerapkan dan mengamalkan janji ; c. titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baiksebagai pribadi maupun anggota masyarakat
lingkungannya.
3 Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah :.
a. alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur ;
b. upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem
nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota ;
c. landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya
mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa
kebersamaan dan gotong royong ;
d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama
aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
4 Kode Kehormatan Pramuka bagi pesertadidik disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dam jasmani
pesertadidik, yaitu : a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas :
1 Janji yang disebut Dwisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwisatya Pramuka Siaga Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-
sungguh : -
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tata-
krama keluarga
- setiap hari berbuat kebajikan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
2 Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya bernunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga 1. Siaga berbakti kepada ayah bindanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa
b. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas : 1 Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
- menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri
membangun masyarakat -
menepati Dasadarma 2 Ketentuan moral yang disebut Dasadarma
selengkapnya bernunyi sebagai berikut :
Dasadarma Pramuka Penggalang
Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
c. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas : 1 Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut : Trisatya Pramuka Penegak
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat -
menepati Dasadarma 2 Ketentuan moral yang disebut Dasadarma
selengkapnya bernunyi sebagai berikut : Dasadarma Pramuka Penegak
Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
d. Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas : 1 Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut : Trisatya Pramuka Pandega
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat -
menepati Dasadarma 2 Ketentuan moral yang disebut Dasadarma
selengkapnya bernunyi sebagai berikut : Dasadarma Pramuka Pandega
Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
e. Kode Kehormatan bagi anggota dewasa terdiri atas : 1 Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi
sebagai berikut : Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh :
- menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
- menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat -
menepati Dasadarma 2 Ketentuan moral yang disebut Dasadarma
selengkapnya bernunyi sebagai berikut : Dasadarma
Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela Menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
f. Kesanggupan anggota dewasa untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa depan yang lebih baik,
dinyatakan dengan Ikrar yang berbunyi sebagai berikut :
I K R A R
Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, dan dengan penuh kesadaran serta rasa
tanggungjawab atas kepentingan bangsa dan negara, kami Pembina PramukaPelatih Pembina PramukaPembina
ProfesionalPamong SakaInstruktur SakaPimpinan SakaAndalanAnggota Majelis Pembimbing …………………
Gerakan Pramuka seperti tersebut dalam Keputusan Kwartir
………………… Majelis
Pembimbing …………………….. Gerakan Pramuka nomor ……… tahun
……… menyatakan bahwa kami : -
menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dan
- akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas
kewajiban kami sebagai Pembina PramukaPelatih Pembina PramukaPembina ProfesionalPamong
SakaInstruktur SakaPimpinan SakaAndalanAnggota Majelis Pembimbing ………………… Gerakan
Pramuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa
depan yang lebih baik.
……………………………., ………………………..
Pembina PramukaPelatih
Pembina Pramuka Pembina ProfesionalPamong
SakaInstruktur SakaPimpinan
SakaAndalanAnggota Majelis Pembimbing …………………
Gerakan Pramuka …………………………………
Catatan : - coret yang tidak perlu
diisi Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Desa, atau Gugusdepan
Pasal 23
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
Kode Kehormatan dilaksanakan dengan : a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. b.
Membina kesadaran berbangsa dan bernegara c. Menegenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta
alam seisinya. d. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri,
baik dalam lingkungan keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat, membina persaudaraan dengan Pramuka
sedunia.
e. Hidup secara sehat jasmani dan rohani. f. Belajar mendengar, menghargai dan menerima
pendapatgagasan orang lain, membina sikap mawas diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan
kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah
laku sopan, ramah dan sabar.
g. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti maupun sosial, membina kesukarelaan
dan kesetiakawanan, membina ketabahan dan kesabaran dalam menghadapimengatasi rintangan dan tantangan tanpa
mengenal sikap putus asa.
h. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan , sebagai persiapan pribadi menghadapi masa depan, berupaya
melatih keterampilan dan pengetahuan sesuai kemampuannya, riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi
kesulitan maupun tantangan.
i. Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan, teliti, waspada dan tidak melakukan hal yang mubazir, dengan
membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang
dihadapi.
j. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani
mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat terhadap aturan dan kesepakatan.
k. Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab
atas segala tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi.
l. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya
membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati- hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara.
Pasal 24 Belajar Sambil Melakukan
Belajar Sambil Melakukan dilaksanakan dengan : a. Kegiatan dalam kepramukaan dilakukan sebanyak mungkin
praktek secara praktis dalam upaya memberikan bekal
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
pengalaman dan keterampilan yang bermanfaat bagi beserta didik..
b. Mengarahkan perhatian pesertadidik untuk berbuat hal-hak nyata dan merangsangnya agar rasa keingintahuan akan hal-
hal yang baru dan keinginan untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan timbul, daripada hanya menjadi penonton.
Pasal 25 Sistem Berkelompok
1 Sistem beregu dilaksanakan agar peserta didik memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, berorganisasi,
memikul tanggungjawab, mengatur diri, menempatkan diri, bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan.
2 Kaum muda dikelompokkan dalam satuan gerak, yang masing- masing dipimpin oleh kaum muda sendiri, yang merupakan
wadah kerukunan diantara mereka.
Pasal 26 Kegiatan Menantang dan Progresif serta Mengandung
Pendidikan yang Sesuai dengan Perkembangan Rohani dan Jasmani Pesertadidik
Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan : a. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka harus menantang dan
menarik kaum muda untuk menjadi Pramuka, sedangkan mereka yang telah menjadi Pramuka tetap terpikat dan
mengikuti serta mengembangkan acara kegiatan tersebut.
b. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka bersifat kreatif, inovatif dan rekreatif yang mengandung pendidikan, dengan maksud
supaya melalui proses pendidikan akan dapat mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman, serta
meningkatkan penguasaan keterampulan dan kecakapan bagi setiap pesertadidik.
c. Kegiatan dilaksanakan secara terpadu dan bagi peserta didik merupakan tahapan pengembangan kemampuan dan
keterampilannya baik secara individu maupun kelompoknya. d. Pendidikan dalan kepramukaan dilaksanakan dalam tahapan
peningkatan bagi kemampuan dan perkembangan individu maupun kelompok.
e. Acara kegiatan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik,
sehingga pendidikan kepramukaan dapat diterima dengan mudah dan pasti oleh yang bersangkutan.
f. Penggolongan pesertadidik dalam Gerakan Pramuka menurut jenis kelamin, umur dan kemampuannya, dimaksudkan untuk
memudahkan penyesuaian kegiatan dengan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik.
g. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka diusahakan agar dapat mengembangkan bakat dan minat anggota Gerakan Pramuka,
serta menunjang dan berfaedah bagi perkembangan diri pribadi, masyarakat dan lingkungannya.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pasal 27 Kegiatan di Alam Terbuka
1 Kegiatan di alam terbuka memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan
untuk melestarikannya, selain itu mengembangkan suatu sikap tanggungjawab akan masa depan yang menghormati
keseimbangan alam.
2 Bagi pesertadidik menjaga lingkungan adalah hal yang utama yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan dasar dalam tiap
kegiatan yang selaras dengan alam. 3 Kegiatan di alam terbuka mengembangkan kemapuan diri
mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali
cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, membina kerjasama danrasa memiliki.
Pasal 28 Sistem Tanda Kecakapan
1 Tanda kecakapan adalah tanda yang menunjukkan keterampilan dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang
anggota Gerakan Pramuka. 2 Sistem tanda kecakapan bertujuan mendorong dan
merangsang para Pramuka supaya berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan.
3 Setiap Pramuka berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan yang berguna bagi kehidupan dirinya dan baktinya
kepada masyarakat.
Pasal 29 Sistem Satuan Terpisah Untuk Putera dan Puteri
Sistem satuan terpisah dilaksanakan sebagai berikut: a. Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, satuan
Pramuka Putera dibina oleh Pembina Putera. b. Tidak dibenarkan Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina
Putera dan sebaliknya, kecuali Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina Puteri.
c. Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan puteri dan
tempat perkemahan putera terpisah; perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina Puteri dan perkemahan putera dipimpin
oleh Pembina Putera.
Pasal 30 Sistem Among
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina dan pesertadidik menggunakan Sistem Among.
2 Sistem among mewajibkan pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut :
a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan ;
b. Ing madyo mengun karso maksudnya di tengah membangun kemauan ;
c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dayadorongan dan pengaruh yang baik ke arah
kemandirian. 3 Dalam melaksanakan tugasnya pembina Pramuka wajib
bersikap dan berperilaku berdasarkan: a. cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan,
keprasahajaankesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.
b. disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan
lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4 Hubungan pembina Pramuka dengan pesertadidik merupakan hubungan khas, yaitu setiap pembina Pramuka wajib
memperhatikan perkembangan pesertadidiknya secara pribadi agar perhatian terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan
sesuai dengan tujuan kepramukaan.
5 Pembina Pramuka berusaha secara bertahap menyerahkan pemimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada pesertadidik,
sedangkan pembina Pramuka berada di belakang memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.
Pasal 31 Motto Gerakan Pramuka
1 Moyyo Gerakan Pramuka merupakan motto tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses
pendidikan, disosialisasikan baik dalam maupun di luar Gerakan Pramuka.
2 Motto Gerakan Pramuka adalah : “Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”.
Pasal 32 Kiasan Dasar
1 Pada hakekatnya Kiasan Dasar merupakan Metode Kepramukaan.
2 Penggunaan Kiasan Dasar sebagai salah satu unsur terpadu dalam kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan
imajinasi pesertadidik, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan
keikutsertaan dalam kegiatan. Karena itu Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merengsang tetapi harus
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
diseuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi pesertadidik.
3 Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran pendidikan dalam kepramukaan untuk tiap
pesertadidik serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan pesertadidik tetapi
memperkaya pengalaman.
BAB V ORGANISASI
Pasal 33 Gugusdepan
1 Kepramukaan diselenggarakan di Gugusdepan dan Satuan Karya.
2 Gugusdepan lengkap merupakan pangkalan keanggotaan bagi pesertadidik dan anggota dewasa serta wadah pembinaan bagi
pesertadidik yang terdiri atas : a. Perindukan Siaga
b. Pasukan Penggalang c. Ambalan Penegak
d. Racana Pandega.
3 Anggota putera dan anggota puteri dihimpun dalam gugusdepan yang terpisah, masing-masing merupakan
Gugusdepan yang berdiri sendiri. 4 Anggota Gerakan Pramuka yang menyadang cacat dapat
dihimpun dalam Gugusdepan tersendiri atau dapat diintegrasikan ke dalam Gugusdepan biasa.
Pasal 34 Satuan Karya
1 Satuan Karya Saka merupakan wadah pendidikan kepramukaan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan pesertadidik dalam wawasan tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia.
2 Kegiatan itu menghasilkan pengalaman, tambahan pengetahuan dan tehnologi, keterampilan dan kecakapan yang
kelak menjadi bekal hidup para peserta didik. Kegiatan itu diarahkan pada peningkatan ketahanan nasional.
3 Setiap Satuan Karya mengkhususkan diri pada pengabdian tertentu berdasarkan wawasan atau keterampilan khusus.
4 Anggota satuan karya adalah Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega putera dan puteri dari
Gugusdepan di wilayah Ranting yang bersangkutan tanpa melepaskan diri dari keanggotaan Gugusdepannya.
5 Satuan karya dibina oleh Kwartir RantingCabang. 6 Anggota Satuan Karya wajib meneruskan pengetahuan dan
kemamannya kepada anggota lain di Gugusdepannya.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pasal 35 Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera yang bersifat kolektif, berkedudukan sebagai badan kelengkapan Kwartir
yang diberi wewenang dan kepercayaan membantu Kwartir untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Pasal 36 Ranting
1 Ranting selain menghimpun Gugusdepan yang ada di wilayah kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi anggota
dewasa yang ada pada jajarannya. 2 Ranting merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
teknik dan taktik pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka. 3 Pada tingkat Ranting dibentuk Kwartir Ranting yang dilengkapi
dengan antara lain : a. Dewan Kerja Ranting DKR
b. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.
Pasal 37 Cabang
1 Cabang selain menghimpun Ranting-Ranting yang ada di wilayah kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi
anggota dewasa yang ada di jajarannya. 2 Cabang merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
operasional kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya ini, Cabang melakukan pembinaan sampai ke tingkat
Gugusdepan.
3 Pada tingkat Cabang dibentuk Kwartir Cabang yang dilengkapi dengan antara lain :
a. Dewan Kerja Cabang DKC b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat
Cabang Lemdikacab c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.
4 Pada kota administratif dapat dibentuk Kwartir Cabang tersendiri atas persetujuan Ketua Majelis Pembimbing Daerah
yang bersangkutan.
Pasal 38 Daerah
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Daerah selain menghimpun Cabang-Cabang yang ada di wilayah kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi
anggota dewasa yang ada di jajarannya. 2 Daerah merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali
manajerial kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya ini, Derah melakukan pembinaan sampai ke tingkat
Ranting.
3 Pada tingkat Daerah dibentuk Kwartir Daerah yang dilengkapi dengan antara lain :
a. Dewan Kerja Daerah DKD b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah
Lemdikada c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.
Pasal 39 Nasional
1 Gerakan Pramuka di tingkat Nasional selain menghimpun Daerah-daerah seluruh Indonesia juga menghimpun
Gugusdepan-Gugusdepan di perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan menjadi pangkalan keanggotaan
bagi anggota dewasa yang ada di jajarannya.
2 Gerakan Pramuka di tingkat nasional merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali strategik kegiatan Gerakan
Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya ini, dilaksanakan pembinaan sampai ke tingkat Cabang.
3 Di tingkat Nasional dibentuk Kwartir Nasional yang dilengkapi dengan antara lain :
a. Dewan Kerja Nasional DKN b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat
Nasional Lemdikanas c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa.
Pasal 40 Dewan Kehormatan
1 Dewan Kehormatan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Gugusdepan atau Kwartir sebagai badan yang
menetapkan promosi dan sangsi dengan tugas : a. menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang
melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
b. menilai sikap, perilaku dan jasa seseorang untuk mendapatkan tanda penghargaan.
2 Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :
a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas: 1 Majelis Pembimbing ;
2 Andalan ; 3 Anggota Kehormatan ;
4 Anggota Dewan Kerja ;
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
dibantu oleh staf Kwartir. b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas:
1 Majelis Pembimbing Gugusdepan : 2 Pembina Gugusdepan :
3 Pembina Pramuka : 4 Unsur peserta didik.
Pasal 41 Pembantu Andalan
1 Apabila dipandang perlu Ketua Kwartir dapat mengangkat Pembantu Andalan yang bertugas untuk menangani hal-hal
yang memerlukan keahlian khusus. 2 Masa Bakti Pembantu Andalan sama dengan masa bakti
Kwartir.
Pasal 42 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
1 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk oleh Musyawarah Kwartir atau
Musyawarah Gugusdepan dan bertugas untuk melakukan audit keuangan Kwartir atau Gugusdepan untuk dilaporkan kepada
Musyawarah.
2 Masa bakti Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka sama dengan masa bakti Kwartir atau Gugusdepan.
BAB V KEANGGOTAAN
Pasal 43 Amggota Biasa Gerakan Pramuka
Anggota Biasa Gerakan Pramuka terdiri atas anggota muda dan anggota dewasa.
Pasal 44 Pramuka
Pramuka adalah sebutan bagi anggota muda Gerakan Pramuka.
Pasal 45 Anggota Muda
1 Anggota muda adalah anggota biasa yang terdiri atas Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka
Pandega. 2 Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun,
Pramuka Penggalanag berusia 11 tahun sampai dengan 15 tahun, Pramuka Penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
tahun, dan Pramuka Pandega berusia 21 tahun sampai dengan 25 tahun.
3 Anggota muda yang sudah menikah digolongkan menjadi anggota Gerakan Pramuka.
4 Anggota muda sebelum menjadi anggota disebut calon anggota.
5 Anggota muda yang menyandang cacat disebut Pramuka Luar Biasa, yang terdiri atas Pramuka Luarbiasa tuna netra, tuna
rungu, tuna grahita, tina daksa, dan tuna laras. 6 Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat
menjadi Pembantu Pembina, Pembina Pramuka atau Instruktur tidak meninggalkan statusnya sebagai anggota muda.
7 Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat oleh Pembinanya sebagai instruktur Muda di Gugusdepannya.
8 Untuk dapat dilantik sebagai anggota Gerakan Pramuka, anggota muda telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum
tingkat pertama dari golongannya. 9 Pelantikan anggota muda dilakukan oleh Pembina Pramuka di
satuan masing-masing dengan mengucapkan Dwisatya bagi Pramuka Siaga atau Trisatya bagi Pramuka Penggalang,
Penegak dan Pandega.
Pasal 46 Anggota Dewasa
1 Anggota Gerakan Pramuka yang berkategori Anggota Dewasa adalah :
a. Pembina Pramuka b. Pelatih Pembina Pramuka
c. Pembina Profesional d. Pamong Saka dan Instruktur Saka
e. Pimpinan Saka f. Andalan
g. Anggota Majelis Pembimbing.
2 Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur sebagai berikut :
a. Pembina Siaga dan Pembantu Pembina Siaga sekurang- kurangnya berusia enam belas tahun.
b. Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua puluh satu tahun, sedangkan Pembantu Pembina
Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua puluh tahun. c. Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia dua puluh
lima tahun, sedangkan Pembantu Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua puluh tiga tahun.
d. Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia dua puluh delapan tahun, sedangkan Pembantu Pembina Pandega
sekurang-kurangnya berusia dua puluh enam tahun. 3 Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing sekurang-kurangnya
berusia duapuluh enam tahun, kecuali Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega yang ex-officio
menjadi anggota KwartirAndalan.
4 Anggota Dewasa berstatus sebagai :
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
a. Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar KMD dan
membina anggota muda secara aktif. b. Pelatih Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus
Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar KPD, dan membina secara aktif dan diangkat oleh Ketua Kwartir
Cabang.
c. Pembina Profesional, seorang yang berlatar belakang pendidikan akademisi dan keahlian dalam suatu bidang
ilmu sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar KMD, membina anggota
muda secara aktif.
d. Pamong Saka, sekurang-kurangnya telah lulus telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar KMD.
e. Instruktur Saka, seseorang yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan keahlian khusus di bidang kejuruan
tertentu. f. Pimpinan Saka yang diangkat oleh Kwartir, sekurang-
kurangnya telah mengikuti kegiatan orientasi kepramukaan.
g. Andalan, yang dipilih di dalam Musyawarah dan telah dilantik sekurang-kurangnya telah mengikuti kegiatan
orientasi kepramukaan. h. Anggota Majelis Pembimbing, yang diangkat sekurung-
kurangnya mengikuti kegiatan orientasi kepramukaan. 5 Pelantikan :
a. Pelantikan Pembina Pramuka dan Pembina Gugusdepan yang telah disahkan oleh Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabang yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan,
dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar.
b. Pelantikan Pelatih Pembina Pramuka dan Pembina Profesional yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir
yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan
menandatangani Ikrar.
c. Pelantikan Koordinator DesaKelurahan yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang
yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan, dengan
mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar.
d. Pelantikan Pamong Saka dan Instruktur Saka yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabang yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan,
dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar.
e. Pelantikan Pimpinan Saka yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua
Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda-tangani Ikrar.
f. Pelantikan Andalan yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir jajaran yang diatasnya dilakukan oleh Ketua
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar. Kecuali Andalan Nasional yang
dilantik dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional.
g. Pelantikan Pembantu Andalan yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir di jajaran nya dilakukan oleh Ketua
Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda-tangani Ikrar.
h. Pelantikan Ketua Majelis Pembimbing dilakukan oleh Ketua Kwartir jajaran diatasnya, dengan mengucapkan Trisatya
dan menandatangani Ikrar. Kecuali Ketua Majelis Pembimping Nasional yang dijabat oleh Presiden Republik
Indonesia.
i. Pelantikan Anggota Majelis Pembimbing yang telah
disahkan dengan keputusan Kwartir jajaran diatasnya dilakukan oleh Ketua Majelis Pembimbing jajaran masing-
masing, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda- tangani Ikrar. Kecuali Anggota Majelis Pembimbing
Nasional yang dilantik dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional.
6 Orang tua pesertadidik dapat berperan serta dalam Gerakan Pramuka untuk membimbing putera-puterinya
dalam kegiatan kepramukaan di lingkungan keluarga maupun di lingkungan tempat tinggalnya, tanpa
berkedudukan sebagai anggota dewasa Gerakan Pramuka.
Pasal 47 Anggota Kehormatan
1 Yang dapat menjadi Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka adalah orang dewasa yang terdiri atas :
a. Pandu dan Pramuka purna bakti ; b. Orang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan
Kepramukaan ; c. Orang-orang yang bersimpati kepada Gerakan Pramuka
termasuk Karyawan Kwartir. 2 Pandu dan Pramuka purna bakti untuk menjadi Anggota
Kehormatan Gerakan Pramuka dengan mengisi formulir yang telah disediakan.
3 Prang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan Kepramukaan menjadi Anggota Kehormatan atas permintaan
Kwartir yang bersangkutan. 4 Orang-orang yangbbersimpati kepada Gerakan Pramuka dan
menjadi Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka atas permintaan Kwartir yang bersangkutan atau menyampaikan
permintaan kepada Kwartir yang bersangkutan.
5 Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka dilantik berdasarkan keputusan Ketua Kwartir yang bersangkutan.
Pasal 48 Anggota Tamu
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Anggota Tamu adalah Warga Negara Asing yang ikut serta dalam kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan Gerakan
Pramuka. 2 Prosedur keikutsertaan Anggota Tamu diserahkan kepada
satuan atau Kwartir yang bersangkutan.
Pasal 49 Wadah Keanggotaan
1 Gugusdepan merupakan wadah keanggotaan bagi anggota muda dan anggota dewasa yang ada di Gugusdepan.
2 Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, dan Kwartir Nasional menghimpun Gugusdepan dan Kwartir yang ada di
bawahnya serta menjadi wadah keanggotaan bagi anggota dewasa dan anggota kehormatan yang ada di jajarannya.
Pasal 50 Kewajiban Anggota
1 Setiap anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik : a. berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota KTA
b. berhak mengenakan Seragam Pramuka c. berkewajiban untuk melaksanakan kode kehormatan dan
mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di lingkungan Gerakan Pramuka.
d. berkewajiban membayar iuran anggota. 2 Anggota Gerakan Pramuka berkewajiban untuk memahami,
menaati, dan mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode Kehormatan, dan ketentuan lain yang berlaku
dalam Gerakan Pramuka.
Pasal 51 Pemberhentian Anggota
1 Keanggotaan Gerakan Pramuka berakhir karena: a. permintaan sendiri
b. meninggal dunia c. diberhentikan
2 Anggota Gerakan Pramuka dapat diberhentikan berdasarkan penilaian Dewan Kehormatan jika:
a. melanggar kode kehormatan Gerakan Pramuka. b. merugikan nama baik Gerakan Pramuka.
3 Pemberhentian seorang anggota Gerakan Pramuka diusulkan oleh Gugusdepan atau Kwartirnya dan ditetapkan oleh kwartir
yang mengangkatnya.
Pasal 52 Pembelaan
Anggota Gerakan Pramuka yang akan diberhentikan karena melanggark kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pramuka, berhak membela dirinya dalam sidang Dewan Kehormatan di Kwartir Gugusdepan yang bersangkutan.
Pasal 53 Rehabilitasi
1 Anggota Gerakan Pramuka yang diberhentikan berdasar ayat 2 Pasal 43 Anggaran Rumah Tangga ini dapat mengajukan
permohonan menjadi anggota Gerakan Pramuka kembali setelah memperbaiki kesalahannya.
2 Penerimaan kembali anggota Gerakan Pramuka berdasarkan ayat 1 pasal ini, dilakukan dengan persetujuan Dewan
Kehormatan di KwartirGugusdepan yang bersangkutan.
Pasal 54 Pramuka Utama
Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama Gerakan Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana.
BAB VIII KEPENGURUSAN
Pasal 55 Kwartir
1 Kwartir adalah pusat pengendali Gerakan Pramuka yang dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir yang terdiri atas
para Andalan, dengan sususnan sebagai berikut : a. Seorang Ketua
b. Beberapa orang Wakil Ketua yang merangkap sebagai
Ketua Komisi c. Seorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau
seorang Sekretaris untuk jajaran Kwartir yang lain. d. Beberapa orang anggota.
2 Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan Karya Pramuka, setiap Kwartir membentuk Pimpinan Satuan
Karya yang ketuanya adalah ex-officio anggota KwartirAndalan. Pimpinan Satuan Karya Pramuka
mengusahakan dukungan materiel dan finansiel untuk program-program Saka.
3 Andalan dibantu oleh Pembantu Andalan, Anggota Dewan Kerja, Anggota Pimpinan Saka dan Staf Kwartir.
4 Ketua Kwartir dapat dipilih kembali, sebanyak-banyaknya untuk dua kali masa bakti.
5 Pengurus Kwartir yang ditetapkan formatur, disahkan oleh Kwartir jajaran di atasnya, kecuali Andalan Nasional yang
diajukan kepada Ketua Majelis Pembimbing Nasional untuk disahkan dan dilantik.
6 Selama belum terbentuk pengurus Kwartir yang baru sebagai hasil Musyawarah, maka pengurus Kwartir lama tetap
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
melaksanakan tugasnya, dengan ketentuan tidak dibenarkan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang prinsipiel.
Hal-hal yang prinsipiel meliputi : a. mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga
b. menandatangani pengeluaran uang di luar program kerja c. mengubah struktur organisasi Kwartir danatau mengadakan
alih tugas staf. d. mengubah status kekayaan Kwartir.
7 Kwartir menetapkan Andalan Urusan yang dikelompokkan dalam komisi-komisi yang bertugas memperlancar dan
mengkoordinasikan pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir, yang susunannya terdiri atas :
a. seorang Ketua b. seorang Wakil Ketua
c. seorang Sekretaris d. beberapa orang Anggota
e. seorang pembantu Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir.
8 Kwartir menyusun suatu staf yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang
dipimpin oleh Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional dan oleh Sekretaris untuk jajaran Kwartir lainnya.
Pasal 56 Kwartir Harian
Apabila diperlukan masing-masing jajaran Kwartir dapat membentuk badan Kwartir harian untuk melaksanakan tugas se-
hari-hari yang terdiri atas : a. Seorang Ketua yang dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua
Kwartir b. Seorang Sekretaris yang dijabat oleh Sekretaris Jenderal untuk
Kwartir Nasional atau seorang Sekretaris untuk jajaran Kwartir yang lain.
c. Beberapa orang Anggota d. Seorang Wakil Sekretaris yang dijabat oleh Deputi Sekretaris
Jenderal di tingkat Kwartir Nasional atau Kepala Sekretariat Kwartir untuk jajaran Kwartir yang lain.
e. Seorang Pembantu Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir.
Pasal 57 Pergantian Pengurus Kwartir Antar Waktu
Dalam hal Andalan tidak dapat menjalankan tugasnya karena berbagai sebab, sehingga mengakibatkan kekosongan maka Kwartir
mengadakan Rapat Paripurna Andalan untuk menetapkan penggantian antar waktu terhadap Andalan yang bersangkutan.
Penggantian ini dimintakan pengesahan Kwatir di atasnya, kecuali pergantian Andalan Nasional yang disahkan oleh Ketua Majelis
Pembimbing Nasional.
Pasal 58 Tugas dan tanggungjawab Kwartir Nasional
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Kwartir Nasional mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. memimpin Gerakan Pramuka selama masa bakti Kwartir
Nasional ; b. menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga dan melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional ;
c. menetapkan hal-hal yang tidak diatur dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, dan keputusan Musyawarah Nasional dalam bentuk keputusan Kwartir Nasional;
d. melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah
Nasional dan keputusan Kwartir Nasional ; e. membina dan membantu kwartir daerah, gugusdepan di
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, dan satuan karya ;
f. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Nasional ;
g. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat
nasional yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Nasional ;
h. bekerjasama dengan badanorganisasi di luar negeri, yang program dan tujuannya sasuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka, khususnya hubungan kerja dengan World Organization of Scout Movement WOSM dan dengan
World Association of Girl Guides and Girl Scouts WAGGGS dengan sepengetahuan Majelis Pembimbing Nasional ;
i. menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kwartir Nasional kepada Musyawarah Nasional sesuai dengan
ketentuan yang berlaku ; j. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan
untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Nasional dan Rapat Kerja Nasional.
2 Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Nasional bertanggungjawab kepada Musyawarah Nasional.
Pasal 59 Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Daerah
1 Kwartir daerah mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. memimpin Gerakan Pramuka di daerahnya selama masa
bakti Kwartir Daerah ; b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional dan keputusan Musyawarah Daerah ;
c. membina dan membantu Kwartir Cabang di wilayah daerahnya, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan
Karya ;
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Daerahnya ;
e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat
daerah yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Daerahnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Nasional mengenai
perkembangan Gerakan Pramuka di daerahnya ; g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Daerah
kepada Musyawarah Daerah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Daerah
dan Rapat Kerja Daerah. 2 Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Daerah
bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah.
Pasal 60 Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Cabang
1 Kwartir cabang mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. memimpin Gerakan Pramuka di cabangnya selama masa
bakti Kwartir Cabang b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional, keputusan Musyawarah Daerah, keputusan
Kwartir Daerah, dan keputusan Musyawarah Cabang ;
c. membina dan membantu Kwartir Ranting di wilayah cabangnya, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan
Karya ; d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis
Pembimbing Cabangnya ; e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi
pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat cabang yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan
melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Cabangnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Daerah dan
tembusan kepada Kwartir Nasional mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di cabangnya ;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Cabang kepada Musyawarah Cabang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ; h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan
untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Cabang dan Rapat Kerja Cabang ;
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
2 Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Cabang bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang.
Pasal 61 Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Ranting
1 Kwartir ranting mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. memimpin Gerakan Pramuka di rantingnya selama masa
bakti Kwartir Ranting ; b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional, keputusan Musyawarah Daerah, keputusan
Kwartir Daerah, keputusan keputusan Musyawarah Cabang, keputusan Kwartir Cabang dan keputusan
Musyawarah Ranting ;
c. membina dan membantu Koordinator Desa, para Pembina Pramuka di Gugusdepan dan para Pamong Satuan Karya ;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Rantingnya ;
e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat
ranting yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing
Rantingnya ;
f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Ranting dan dan
menyampaikan tembusannya kepada Kwartir Cabang mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di rantingnya ;
g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Ranting kepada Musyawarah Ranting sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ; h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan
untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Ranting dan Rapat Kerja Ranting.
2 Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Ranting bertanggungjawab kepada Musyawarah Ranting.
Pasal 62 Koordinator Gugusdepan di DesaKelurahan
1 Gugusdepan yang ada di satu wilayah desa atau kelurahan dapat dikoordinasikan oleh Koordinator DesaKelurahan yang
dipilih dari Pembina Gugusdepan di wilayah yang bersangkutan.
2 Dalam pelaksanaan tugasnya, Koordinator DesaKelurahan dapat dibantu oleh para Pembina Pramuka Penegak atau
Pramuka Pandega.
Pasal 63 Tugas dan Tanggungjawab Kordinator DesaKelurahan
Koordinator DesaKelurahan mempunyai tugas dan tanggungjawab:
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
a. mengkoordinasikan kegiatan bersama antar Gugusdepan di wilayah desa atau kelurahannya;
b. membantu pelaksanaan tugas Kwartir Ranting di desakelurahannya;
c. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing DesaKelurahan;
d. berhubungan dan bekerjasama dengan pejabat pemerintah dan organisasi masyarakat di tingkat desakelurahan yang sesuai
dengan tujuan Gerakan Pramuka ; f.
menyampaikan laporan kepada Kwartir Ranting mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di wilayah desa atau
kelurahannya;
g. menyampaikan pertanggungjawaban
Koordinator DesaKelurahan kepada Kwartir Ranting dan Majelis
Pembimping DesaKelurahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 64 Gugusdepan
1 Gugusdepan dikelola oleh Pembina Gugusdepan, dibantu oleh Pembina Satuan dan Pembantu Pembina Satuan.
2 Pembina Gugusdepan yang dipilih dalam Musyawarah Gugusdepan dari para Pembina Pramuka yang ada dalam
Gugusdepan yang bersangkutan.
Pasal 65 Tugas dan Tanggungjawab Pembina Gugusdepan
1 Pembina Gugusdepan mempunyai tugas dan tanggungjawab : a. mengelola Gugusdepannya selama masa bakti
Gugusdepan ; b. melaksanakan ketetapan Kwartir Cabang dan Kwartir
Ranting dalam pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Gugusdepan dan
ketentuan lain yang berlaku ;
c. meningkatkan jumlah dan mutu anggota Gerakan Pramuka dalam Gugusdepannya ;
d. membina dan mengembangkan organisasi, perlengkapan, dan keuangan Gugusdepan ;
e. menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di dalam Gugusdepannya ;
f. mengkoordinasikan pembina satuan, dan bekerjasama
dengan Majelis Pembimbing Gugusdepan dan orangtua peserta didik ;
g. bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat di lingkungannya, dengan Bantuan Majelis Pembimbing
Gugusdepannya ; h. menyampaikan laporan tahunan kepada Koordinator
DesaKelurahan, Kwartir Ranting, dan menyampaikan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
tembusannya kepada Kwartir Cabang tentang perkembangan Gugusdepannya;
i. menyampaikan pertanggungjawaban gugusdepan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2 Dalam melaksanakan tugasnya pembina Gugusdepan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan.
Pasal 66 Satuan Karya
1 Satuan Karya Pramuka Saka dibina oleh Pamong Saka dengan dibantu oleh beberapa Instruktur Saka.
2 Pamong Saka ditetapkan dan dilantik oleh Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang dari para Pembina Pramuka yang ada di
wilayah kerjanya dan secara ex-officio menjadi anggota Pimpinan Satuan Karya di Kwartir Ranting atau Kwartir
Cabangnya.
Pasal 67 Tugas dan tanggungjawab Pimpinan Saka dan Pamong Saka
1 Pimpinan Saka mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. membantu Kwartir dalam menentukan kebijaksanaannya
mengenai pemikiran, perencanaan dan petunjuk tehnis tentang kegiatan Satuan Karya Pramuka ;
b. melaksanakan program kegiatan Saka yang telah ditentukan oleh Kwartirnya ;
c. membantu Kwartir melaksanakan pembinaan dan pengembangan Saka ;
d. mengadakan hubungan instansi atau badan lain yang berkaitan dengan Sakanya, melalui Kwartirnya ;
e. bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir tentang kegiatan Sakanya ;
f. melaksanakan koordinasi antara Pimpinan Saka di semua jajaran di wilayah kerjanya ;
g. memberi laporan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Saka kepada kwartirnya, dengan tindasan
kepada Pimpinan Saka dan kwartir jajaran di atasnya ; h. Pimpinan Saka dalam melaksanakan tugasnya
bertanggungjawab kepada kwartir yang bersangkutan. 2 Pamong Saka mempunyai tugas dan tanggungjawab:
a. merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengembangan Sakanya ;
b. menjadi pendorongmotivator, pendamping dan pembangkit semangat bagi anggota Sakanya, untuk
meningkatkan diri dan Sakanya ; c. mengusahakan Instruktur, perlengkapan dan keperluan
kegiatan Sakanya ; d. mengadakan hubungan, konsultasi dan kerjasama yang
baik dengan dengan Pimpinan Saka, Kwartir, Majelis Pembimbing, Gugusdepan dan Saka lainnya ;
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
e. mengkoordinasikan Instruktur dengan Dewan Saka yang ada dalam Sakanya ;
f. menjadi anggota Pimpinan Saka di kwartirnya dengan baik dan bertanggungjawab ;
g. melaporkan perkembangan Sakanya kepada kwartir, dan Pimpinan Saka yang bersangkutan.
Pasal 68 Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
1 Anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dipilih oleh Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera,
yang disingkat Musppanitera di tingkat masing-masing, yang kemudian disahkan oleh Kwartir.
2 Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas : a. Ketua
b. Wakil Ketua c. Sekretaris I dan II
d. Bendahar e. Beberapa Anggota.
3 Dewan Kerja dilantik oleh Ketua Kwartir jajarannya. 4 Selama masa baktinya Dewan Kerja dapat melakukan mutasi
anggota, pemberhentian anggota, dan penggantian anggota antar waktu.
5 Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terpilih seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri
sebagai Wakil Ketua, atau sebaliknya. 6 Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega adalah ex-officio anggota KwartirAndalan.
Pasal 69 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka
1 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Mabi, Kwartirsatuan di bawahnya,
Andalan, dan dibantu oleh akuntan publik yang tidak mempunyai hak suara.
2 Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas:
a. seorang Ketua yang dijabat oleh unsur Mabi ; b. seorang Wakil Ketua ;
c. seorang Sekretaris ; d. beberapa orang anggota.
3 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dibentuk dan disahkan oleh Musyawarah Gerakan Pramuka.
4 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dilantik bersama-sama dengan pengurus Kwartir.
BAB IX BIMBINGAN
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pasal 70 Majelis Pembimbing
1 Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, setiap Gugusdepan, Satuan Karya dan Kwartir membentuk
Majelis Pembimbing. 2 Majelis Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan
Pramuka yang memberi bimbingan dan bantuan morel, organisatoris,
materiel, dan
finansiel kepada
GugusdepansatuanKwartir. 3 Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan
ditentukan oleh Ketua Majelis Pembimbing. 4 Majelis Pembimbing wajib berkonsultasi secara periodik dengan
GugusdepansatuanKwartir. 5 Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat
Satuan Karya Pramuka.
Pasal 71 Susunan
1 Majelis Pembimbing Gugusdepan berasal dari unsur-unsur orangtua pesertadidik dan tokoh masyarakat di lingkungan
Gugusdepan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran
Majelis Pembimbing.
2 Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional berasal dari unsur-unsur tokoh masyarakat padd tingkat
masing-masing yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu
menjalankan peran Majelis Pembimbing.
3 Majelis Pembimbing terdiri atas: a. seorang Ketua ;
b. seorang atau beberapa orang Wakil Ketua ; c. seorang atau beberapa orang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
4 Majelis Pembimbing membentuk Majelis Pembimbing Harian yang terdiri atas:
a. seorang Ketua yang dijabat oleh Wakil Ketua Majelis Pembimbing atau salah seorang diantara Wakil Ketua ;
b. seorang Wakil Ketua ; c. seorang Sekretaris ;
d. beberapa orang anggota.
5 Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan dipilih diantara anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan yang ada. Untuk jajaran
Ranting, Cabang, dan Daerah Ketua Majelis Pembimbing dijabat oleh Kepala Wilayah atau Kepala Daerah setempat, sedangkan
untuk tingkat Nasional Ketua Majelis Pembimbing dijabat oleh Presiden Republik Indonesia.
Pasal 72 Tata Kerja
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Majelis Pembimbing mengadakan hubungan timbal balik secara periodik dengan Gugusdepan dan Kwartir yang bersangkutan.
2 Majelis Pembimbing mengadakan Rapat Majelis Pembimbing sekurang-kurangnya sekali dalam waktu satu tahun.
3 Majelis Pembimbing Harian mengadakan Rapat Majelis Pembimbing Harian Sekurang-kurangnya 3 tiga bulan sekali.
BAB X MUSYAWARAH, RAPAT KERJA DAN REFERENDUM
Pasal 73 Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa
1 Di dalam Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Nasional.
2 Musyawarah Nasional diadakan lima tahun sekali. 3 Jika ada hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu
Musyawarah Nasional dapat diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
4 Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah daerah. 5 Musyawarah Nasional Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa Kwartir Nasional atau atas usul dari sekurang-
kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Daerah yang ada, yang harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir
Nasional dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika enam bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir Nasional belum juga mengadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Nasional mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Nasional didesak para pengusul, Kwartir Nasional belum juga
mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Nasional
Luar Biasa.
Pasal 74 Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional
Luar Biasa
1 Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa terdiri atas perutusan pusat dan perutusan daerah.
2 Utusan pusat berjumlah 8 delapan orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Nasional seorang diantaranya adalah Ketua Dewan
Kerja Nasional dan 2 dua orang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Nasional.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
3 Utusan setiap daerah berjumlah 8 delapan orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Daerah seorang diantaranya adalah Ketua
Dewan Kerja Daerah dan 2 dua orang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Daerah.
4 Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah masing-masing harus berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
5 Perutusan pusat dan daerah masing-masing mempunyai hak satu suara.
6 Pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau.
Saran dan usul peninjau disalurkan lewat utusan pusat atau daerah
Pasal 75 Acara Musyawarah Nasional
1 Acara pokok Musyawarah Nasional adalah: a. Penyampaian Pertanggungjawaban Kwartir Nasional
selama masa bakti termasuk pertanggung-jawaban keuangan ;
b. Penetapan Rencana Strategik Gerakan Pramuka untuk masa bakti berikutnya ;
c. Penetapan kepengurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti berikutnya ;
d. Penetapan Aanggaran Dasar Gerakan Pramuka ; 2 Acara Musyawarah Nasional lainnya dapat diagendakan jika
dipandang perlu. 3 Acara Pertanggungjawaban Kwartir Nasional termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya.
4 Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Nasional selama masa baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Nasional dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Nasional harus diteliti dan disahkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka.
Pasal 76 Pemilihan Kwartir Nasional
1 Musyawarah Nasional menetapkan kepemngurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti berikutnya.
2 Musyawarah Nasional memilih secara langsung Ketua Kwartir Nasional dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh
Ketua Kwartir Nasional terpilih untuk membentuk Kwartir Nasional.
3 Tim Formatur yang sekurang-kurangnya lima orang dan sebanyak-banyaknya tujuh orang, yang terdiri atas unsur
Majelis Pembimbing Nasional, Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
4 Tim Formatur dalam waktu tiga bulan membentuk Kwartir Nasional baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Majelis
Pembimbing Nasional untuk disahkan dan dilantik. 5 Ketua Kwartir Nasional sebanyak-banyaknya menjabat dua kali
masa bakti secara berturut-turut. 6 Kwartir Nasional lama, sejak selesainya Musyawarah Nasional
sampai dengan dilantiknya Kwartir Nasional baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
Pasal 77 Usul Kwartir Daerah untuk Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa
1 Usul Kwartir Daerah harus diajukan secara tertulis, oleh Kwartir Daerah kepada Kwartir Nasional selambat-lambatnya enam
bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional. 2 Selambat-lambatnya dua bulan sebelum Musyawarah Nasional,
Kwartir Nasional harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Nasional dan menyampaikannya kepada semua
Kwartir Daerah.
3 Usul dan bahan Musyawarah Nasional Luar Biasa diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Pasal 78 Pimpinan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional
Luar Biasa
Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan Musyawarah Nasional Darurat dipimpin oleh suatu presidium yang
dipilih oleh Musyawarah Nasional tersebut, dan terdiri atas unsur- unsur pusat dan daerah.
Pasal 75 Cara Musyawarah Nasional Mengambil Keputusan
1 Keputusan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa diusahakan agar dapat dicapai atas musyawarah
untuk mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.
3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut:
a. jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia ; b. pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
4 Keputusan Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan Musyawarah Nasional Darurat tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah
NasionalDaerah dan keputusan Kwartir NasionalDaerah yang bersangkutan.
Pasal 80 Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa
1 Di dalam setiap daerah Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Daerah.
2 Musyawarah Daerah didakan lima tahun sekali. 3 Jika ada hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu
Musyawarah Daerah dapat diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
4 Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah cabangnya. 5 Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa Kwartir Daerah atau atas usul dari sekurang-
kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Cabang yang ada di daerah itu dan usul diajukan secara tertulis kepada
Kwartir Daerah dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika empat bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir Daerah belum juga mengadakan Musyawarah
Daerah Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Daerah mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah kwartir daerah didesak para pengusul, Kwartir Daerah belum juga mengadakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
Pasal 81 Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar
Biasa
1 Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa terdiri atas perutusan Daerah dan perutusan Cabang.
2 Utusan daerah terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Daerah seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja
Daerah dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Daerah.
3 Utusan setiap cabang terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Cabang seorang diantaranya adalah Keua
Dewan Kerja Cabang dan seorang yang diberi kuasa oleh majelis pembimbing cabang.
4 Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang masing-masing harus berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
5 Perutusan daerah dan cabang masing-masing berhak satu suara.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
6 Pada Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran
dan usul peninjau disalurkan lewat perutusan daerah atau cabang.
Pasal 82 Acara Musyawarah Daerah
1 Acara pokok Musyawarah Daerah adalah: a. Pertanggungjawaban Kwartir Daerah selama masa bakti
termasuk pertanggung-jawaban keuangan. b. Menetapkan Rencana Kerja Kwartir Daerah untuk masa
bakti berikutnya. c. Menetapkan keoebgurusan Kwartir Daerah untuk masa
bakti berikutnya. 2 Acara Musyawarah Daerah lainnya dapat diagendakan jika
dipandang perlu. 3 Acara Pertanggungjawaban Kwartir Daerah termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya.
4 Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Daerah selama masa baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Daerah dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Daerah harus diteliti dan disahkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan Kwartir Daerah.
Pasal 83 Pemilihan Kwartir Daerah
1 Musyawarah Daerah menetapkan kepengurusan Kwartir Daerah untuk masa bakti berikutnya.
2 Musyawarah Daerah memilih secara langsung Ketua Kwartir Daerah dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua
Kwartir Daerah terpilih untuk membentuk Kwartir Daerah. 3 Tim Formatur sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak-
banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Daerah, Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang.
4 Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Daerah baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir
Nasional untuk disahkan. 5 Ketua Kwartir Daerah sebanyak-banyaknya menjabat dua kali
masa bakti secara berturut-turut. 6 Kwartir Daerah lama, sejak selesainya Musyawarah Daerah
sampai dengan dilantiknya Kwartir Daerah baru, berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
Pasal 84 Usul Kwartir Cabang untuk Musyawarah Daerah atau
Musyawarah Daerah Luar Biasa
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Usul Kwartir Cabang harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir Daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum waktu
pelaksanaan Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa.
2 Selambat-lambatnya satu setengah bulan sebelum Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa dilaksanakan,
Kwartir Daerah harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Daerah dan menyampaikannya kepada semua
Kwartir Cabang dalam wilayahnya.
3 Usul dan bahan Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur oleh Kwartir Daearh Gerakan Pramuka.
Pasal 85 Pimpinan Musyawarah Daerah
Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Daerah
tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur daerah dan cabang.
Pasal 86 Cara Musyawarah Daerah Mengambil Keputusan
1 Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan
mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara.
b. Keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.
3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal- hal sebagai berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia; b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
4 Keputusan Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional dan keputusan Kwartir Nasional.
Pasal 87 Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
1 Di dalam setiap cabang Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Cabang.
2 Musyawarah Cabang diadakan lima tahun sekali.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
3 Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu Musyawarah Cabang dapat diadakan Musyawarah
Cabang Luar Biasa. 4 Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa
dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang- kurangnya dua per tiga jumlah ranting.
5 Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur sebagai berikut: a. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas
prakarsa Kwartir Cabang atau atas usul dari sekurang- kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Ranting yang
ada di cabang itu dan usul diajukan secara tertulis kepada Kwartir Cabang dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir Cabang belum juga mengadakan Musyawarah
Cabang Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Cabang mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Cabang didesak para pengusul, Kwartir Cabang belum juga
mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Cabang
Luar Biasa.
Pasal 88 Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar
Biasa
1 Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, terdiri atas utusan cabang dan ranting.
2 Utusan cabang terdiri atas lima orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Cabang, seorang diantaranya adalah Ketua Dewan
Kerja Cabang dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Cabang.
3 Utusan setiap ranting terdiri atas lima orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Ranting seorang diantaranya adalah Ketua Dewan
Kerja Ranting dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Ranting.
4 Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting masing-masing harus berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
5 Perutusan cabang dan ranting masing-masing berhak satu suara.
6 Pada Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran
dan usul peninjau disalurkan lewat utusan cabang atau ranting
Pasal 89 Acara Musyawarah Cabang
1 Acara pokok musyawarah cabang adalah: a. Pertanggungjawaban Kwartir Cabang selama masa bakti
termasuk pertanggung-jawaban keuangan.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
b. Menetapkan Rencana Kerja Kwartir Cabang untuk masa bakti berikutnya.
c. Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa bakti berikutnya.
2 Acara Musyawarah Cabang lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu.
3 Acara Pertanggungjawaban Kwartir Cabang termasuk pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum
acara lainnya. 4 Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Cabang selama masa
baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Cabang dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada
Musyawarah Cabang harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir Cabang.
Pasal 90 Pemilihan Kwartir Cabang
1 Musyawarah Cabang menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa bakti berikutnya.
2 Musyawarah Cabang memilih secara langsung Ketua Kwartir Cabang dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua
Kwartir Cabang terpilih untuk membentuk Kwartir Cabang. 3 Tim Formatur sekurang-kurngnya tiga orang dan sebanyak-
banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Cabang, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting.
4 Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Cabang baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir
Daerah untuk disahkan. 5 Ketua Kwartir Cabang sebanyak-banyaknya menjabat dua kali
masa bakti berturut-turut. 6 Kwartir Cabang lama, sejak selesainya Musyawarah Cabang
sampai dengan dilantiknya Kwartir Cabang baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
Pasal 91 Usul Kwartir Ranting untuk Musyawarah Cabang atau
Musyawarah Cabang Luar Biasa
1 Usul kwartir Ranting harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir Cabang selambat-lambatnya dua bulan sebelum waktu
pelaksanaan Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa.
2 Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir
Cabang harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Cabang dan menyampaikannya kepada semua
Kwartir Ranting dalam wilayahnya.
3 Usul dan bahan Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur oleh Kwartir Cabang Gerakan Pramuka.
Pasal 92
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pimpinan Musyawarah Cabang Pimpinan Sidang
Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Cabang
tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur cabang dan ranting.
Pasal 93 Cara Musyawarah Cabang Mengambil Keputusan
1 Keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah
dan mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat:
a. Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara;
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.
3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia; b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
4 Keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah NasionalDaerah dan Keputusan Kwartir
NasionalDaerah.
Pasal 94 Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa
1 Di dalam setiap ranting Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Ranting.
2 Musyawarah Ranting diadakan tiga tahun sekali. 3 Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua
waktu Musyawarah Ranting dapat diadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa.
4 Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah Gugusdepan di rantingnya. 6 Musyawarah Ranting Luar Biasa diatur sebagai berikut:
a. Musyawarah Ranting Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa Kwartir Ranting atau atas usul dari sekurang-
kurangnya dua per tiga dari jumlah Gugusdepan yang ada di ranting itu dan usul diajukan secara tertulis kepada
Kwartir Ranting dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir Ranting belum juga mengadakan Musyawarah
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Ranting Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Ranting mengadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Ranting didesak para pengusul, Kwartir Ranting belum juga
mengadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting
Luar Biasa.
Pasal 95 Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar
Biasa
1 Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, terdiri atas perutusan ranting dan Gugusdepan.
2 Utusan ranting terdiri atas empat orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Ranting seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja
Ranting dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Ranting.
3 Utusan Gugusdepan terdiri atas empat orang yang diberi kuasa oleh Pembina Gugusdepan, seorang diantaranya adalah
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di Gugusdepan dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing
Gugusdepan.
4 Kwartir Ranting dan Gugusdepan masing-masing harus berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri.
5 Perutusan ranting dan Gugusdepan masing-masing berhak satu suara.
6 Pada Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran
dan usul peninjau disalurkan lewat utusan ranting atau gugusdepan.
Pasal 96 Acara Musyawarah Ranting
1 Acara pokok Musyawarah Ranting adalah: a. Pertanggungjawaban Kwartir Ranting selama masa bakti
termasuk pertanggung-jawaban keuangan. b. Mentapkan Rencana Kerja Kwartir Ranting untuk masa
bakti berikutnya. c. Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa
bakti berikutnya. 2 Acara Musyawarah Ranting lainnya dapat diagendakan jika
dipandang perlu. 3 Acara Pertanggungjawaban Kwartir Ranting termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya.
4 Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Ranting selama masa baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Ranting dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Musyawarah Ranting harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir Ranting.
Pasal 97 Pemilihan Kwartir Ranting
1 Musyawarah Ranting menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa bakti berikutnya.
2 Musyawarah Ranting memilih secara langsung Ketua Kwartir Ranting dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua
Kwartir Ranting terpilih untuk membentuk Kwartir Ranting. 3 Tim Formatur sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak-
banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Ranting, Kwartir Ranting dan Gugusdepan.
4 Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Ranting baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir
Cabang untuk disahkan. 5 Ketua Kwartir Ranting sebanyak-banyaknya menjabat dua kali
masa bakti berturut-turut. 6 Kwartir Ranting lama, sejak selesainya Musyawarah Ranting
sampai dengan dilantiknya Kwartir Ranting baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin.
Pasal 98 Usul Gugusdepan untuk Musyawarah Ranting atau
Musyawarah Ranting Luar Biasa
1 Usul Gugusdepan harus diajukan secara tertulis, oleh Pembina Gugusdepan kepada Kwartir Ranting selambat-lambatnya dua
bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Ranting atau Musyawarah Ranting Luar Biasa.
2 Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Ranting atau Musyawarah Ranting Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir
Ranting sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Ranting dan menyampaikannya kepada semua Gugusdepan
dalam wilayahnya.
3 Usul dan bahan Musyawarah Ranting Luar Biasa diatur oleh Kwartir Ranting Gerakan Pramuka.
Pasal 99 Pimpinan Musyawarah Ranting
Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Ranting
tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur ranting dan Gugusdepan.
Pasal 100 Cara Musyawarah Ranting Mengambil Keputusan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan
mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat :
a. Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara;
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.
3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai berikut:
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia; b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
4 Keputusan Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional, Daerah, Cabang, dan Keputusan Kwartir
Nasional, Daerah, Cabang.
Pasal 101 Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa
1 Di dalam setiap Gugusdepan Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Gugusdepan.
2 Muyawarah Gugusdepan diadakan tiga tahun sekali. 3 Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua
waktu Musyawarah Gugusdepan dapat diadakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
4 Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-
kurangnya dua per tiga jumlah orang yang berhak hadir dalam Musyawarah Gugusdepan.
5 Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diatur sebagai berikut: a. Musyawarah Gugusdepan luar biasa diselenggarakan atas
prakarsa Pembina Gugusdepan atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah orang yang
berhak menghadiri Musyawarah Gugusdepan dan harus diajukan secara tertulis kepada Pembina Gugusdepan
dengan disertai alasan yang jelas.
b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Pembina Gugusdepan belum juga mengadakan
Musyawarah Gugusdepan luar biasa, pengusul berhak mendesak Pembina Gugusdepan untuk mengadakan
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Gugusdepan didesak para pengusul, Gugusdepan belum juga mengadakan
musyawarah gugusdepan luar biasa, maka para pengusul
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
dapat menyelenggarakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
Pasal 102 Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah
Gugusdepan Luar Biasa
1 Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, terdiri atas para Pembina Pramuka,
para Pembantu Pembina Pramuka, perwakilan Dewan Ambalan, dan perwakilan Dewan Racana, dan perwakilan Majelis
Pembimbing Gugusdepan.
2 Pada Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, setiap peserta yang hadir berhak satu suara.
Pasal 103 Acara Musyawarah Gugusdepan
1 Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah: a. Pertanggungjawaban Gugusdepan selama masa baktinya,
termasuk pertanggung-jawaban keuangan. b. Menetapkan Rencana Kerja Gugusdepan untuk masa bakti
berikutnya. c. Memilih Pembina Gugusdepan untuk masa bakti
berikutnya. 2 Acara pertanggungjawaban gugusdepan termasuk
pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya.
3 Pertanggungjawaban keuangan Gugusdepan selama masa baktinya, yang dibuat oleh Gugusdepan dengan bantuan
seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Gugusdepan harus diteliti dan disahkan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan.
Pasal 104 Pemilihan Pembina Gugusdepan
1 Musyawarah Gugusdepan menetapkan Pembina Gugusdepan untuk masa bakti berikutnya.
2 Pembina Gugusdepan dipilih secara langsung oleh Musyawarah Gugusdepan.
3 Pembina Gugusdepan yang lama dapat dipilih kembali. 3 Pembina Gugusdepan lama, sejak selesainya Musyawarah
Gugusdepan sampai dengan dilantiknya Pembina Gugusdepan baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal
rutin.
Pasal 105 Usul Peserta untuk Musyawarah Gugusdepan atau
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Usul peserta Musyawarah Gugusdepan harus diajukan secara tertulis kepada Pembina Gugusdepan oleh yang berhak hadir
pada Musyawarah Gugusdepan selambat-lambatnya satu bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Gugusdepan atau
Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa.
2 Selambat-lambatnya dua minggu sebelum Musyawarah Gugusdepan atau Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa
dilaksanakan, Pembina Gugusdepan sudah menyiapkan secara tertulis
bahan Musyawarah
Gugusdepan dan
menyampaikannya kepada semua orang yang berhak hadir dalam Musyawarah Gugusdepan itu.
3 Usul dan bahan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diatur oleh Pembina Gugusdepan.
Pasal 106 Pimpinan Musyawarah Gugusdepan
Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah
Gugusdepan itu. Pasal 107
Cara Musyawarah Gugusdepan Mengambil Keputusan 1 Keputusan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah
Gugusdepan Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat.
2 Jika tidak dicapai mufakat : a. Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan
Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara.
b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir.
3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai berikut :
a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan
rahasia. b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut
pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia.
4 Keputusan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional, Daerah, Cabang,
Ranting dan Keputusan Kwartir Nasional, Daerah, Cabang, Ranting.
Pasal 108 Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera Musppanitera
diselenggarakan sebagai
wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega khususnya dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
2 a. Musppanitera diselenggarakan sebelum Musyawarah Kwartirnya.
b. Hasil Musppanitera Nasional merupakan bagian dari Rencana Strategik Gerakan Pramuka.
3 Peserta Musppanitera terdiri atas : a. Dewan Kerja yang bersangkutan ;
b. Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk tingkat Ranting atau utusan Dewan Kerja di bawahnya untuk
tingkat yang lain ; c. Andalan sebagai penasehat ;
d. Dewan Kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali Musppanitera Nasional.
Pasal 109 Acara Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri
Putera
1 Acara pokok Musppanitera adalah : a. Laporan Pertanggungjawaban Kebijakan yang dibuat oleh
Dewan Kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan Rencana Kerja.
b. Evaluasi kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kerjanya selama masa bakti.
c. Memberi masukan untuk kebijakan Kwartir dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
d. Memilih calon anggota Dewan Kerja masa bakti berikutnya. 2 Acara Musppanitera lainnya dapat diagendakan jika dipandang
perlu.
Pasal 110 Cara Pengambilan Keputusan Musyawarah Pramuka
Penegak dan Pandega Puteri Putera
1 Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah
dan mufakat. 2 Apabila keputusan tidak tercapai melalui musyawarah maka
keputusan diperoleh melalui pengambilan suara terbanyak.
Pasal 111 Rapat Kerja dan Sidang
1 Rapat Kerja diselenggarakan oleh Gugusdepan atau Kwartir sebagai langkah pengendalian operasional.
2 Rapat Kerja diselenggarakan satu tahun sekali di awal tahun program.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
3 Peserta Rapat Kerja terdiri atas : a. Untuk Rapat Kerja Gugusdepan diikuti oleh :
1 Pembina Gugusdepan 2 Pembina satuan
3 Unsur pesertadidik.
b. Untuk Rapat Kerja Kwartir sedikitnya diikuti oleh : 1 Andalan Kwartir yang bersangkutan.
2 Ketua dan Sekretaris Kwartir di bawahnya atau Pembina Gugusdepan untuk Kwartir Ranting.
3 unsur Dewan Kerja atau unsur Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk Kwartir Ranting.
4 Sidang Paripurna Pramuka Penegak dan Pandega merupakan wahana bagi Pramuka Penegak dan Pandega sebagai langkah
pengendalian operasional pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
5 Sidang Paripurna dilaksanakan setiap satu tahun sekali. 6 Sidang Paripurna dilaksanakan setelah Sidang Paripurna jajaran
di atasnya, kecuali Sidang Paripurna Nasional. 7 Peserta Sidang Paripurna terdiri atas :
a. Dewan Kerja yang bersangkutan ; b. Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk tingkat
Ranting atau utusan Dewan Kerja di bawahnya untuk tingkat lain ;
c. Andalan sebagai penasehat ; d. Dewan Kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali
Sidang Paripurna Nasional.
Pasal 112 Referendum
1 Referendum diadakan apabila menghadapi persoalan yang mendesak yang harus diputuskan dan tidak dapat diputuskan
sendiri oleh Kwartir, sementara tidak mungkin untuk menyelenggarakan Musyawarah.
2 Referendum dapat diselenggarakan oleh semua Kwartir. 3 Referendum dilaksanakan secara tertulis, jelas, dan disusun
sedemikian rupa sehingga jawaban atas referendum itu cukup dengan setuju atau tidak setuju.
4 Batas waktu memberi jawaban atas referendum itu ditentukan dan diumumkan.
5 Referendum itu disepakati dan diterima jika disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah pihak yang mempunyai hak suara, yaitu
jumlah KwartirGugusdepan yang ada di wilayahnya. 6 Hasil referendum diumumkan oleh Kwartir yang bersangkutan
kepada semua jajaran Gerakan Pramuka di wilayahnya, selambat-lambatnya satu bulan setelah pelaksanaan.
BAB XI KEKAYAAN
Pasal 113
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pengertian dan Jenis
1 Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri atas : a. Benda tak bergerak
b. Benda bergerak c. hak milik atas kekayaan intelektual.
2 Benda tak bergerak meliputi tanah dan bangunan. 3 Benda bergerak meliputi hasil usaha tetap, kendaraan,
perlengkapan kantor, surat berharga, dan uang tunai. 4 Hak milik intelektual yaitu hak atas merek, paten, dan hak cipta
Gerakan Pramuka, baik yang sudah ada maupun yang akan dimintakan dikelak kemudian hari, antara lain :
a. Lambangtanda gambar silhouette Tunas Kelapa b. Tulisan,publikasi Gerakan Pramuka.
Pasal 114 Pendapatan
1 Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari : a. iuran anggota ;
b. bantuan Majelis Pembimbing ; c. sumbangan masyarakat yang tidak mengikat ;
d. sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun dengan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ;
e. usaha dana, badan usaha, koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka
f. Royalti atas hak milik intelektual yang dimiliki Gerakan Pramuka.
2 Pendapatan Gerakan Pramuka yang berupa finansial disimpan di bank atas nama organisasi Gerakan Pramuka.
Pasal 115 Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pemindahtanganan
Pengelolaan, pemanfaatan dan pemindahtanganan kekayaan dilaksanakan oleh Pengurus Kwartir masing-masing jajaran
berdasarkan keputusan rapat pengurus KwartirGugusdepan.
Pasal 116 Iuran dan Usaha Dana
1 Iuran anggota diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
2 Usaha dana dapat dilakukan oleh badan usaha yang dibentuk oleh pengurus KwartirGugusdepan yang bersangkutan dan
tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. 3 Badan usaha dapat berbentuk badan usaha tetap, antara lain
perseroan, dan koperasi atau dalam bentuk yayasan, dan secara insidental berwujud panitia usaha dana.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
4 Badan-badan usaha atau yayasan tersebut bertanggungjawab kepada Kwartir yang bersangkutan dan secara berkala
memberikan laporannya.
Pasal 117 Pengawasan
1 Pengawasan atas pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan Kwartir, serta lembaga-lembaga usaha dana dilakukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka. 2 Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan
Pramuka dilaporkan dalam Musyawarah Kwartir yang bersangkutan.
3 Neraca tahun anggaran Kwartir diinformasikan di dalam Rapat Kerja Kwartir.
4 Apabila diperlukan, Kwartir dapat menggunakan jasa akuntan publik.
BAB XII ATRIBUT
Pasal 118 Lambang
1 Lambang Gerakan Pramuka adalah silhuette tunas kelapa, yang melambangkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka
hendaknya serba guna, seperti kegunaan seluruh bagian pohon kelapa.
2 Lambang Gerakan Pramuka digunakan pada berbagai alat dan tanda pengenal Gerakan Pramuka, yang warnanya disesuaikan
dengan penggunaannya.
Pasal 119 Bendera
1 Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan berukuran tiga berbanding dua, berwarna dasar putih ditengah-
tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna merah.
2 Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran lebar 110 dari lebar bendera, letaknya 110
dari lebar bendera dari sisi atas dan sisi bawah. 3 Pada bagian tepi tempat tali bendera terdapat jalur merah
sepanjang lebar bendera dengan ukuran lebar 18 dari panjang bendera dengan tulisan untuk Kwartir, nama Kwartir dan untuk
Gugusdepan nama Kwartir dan nomor Gugusdepan.
Pasal 120 Panji
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
1 Gerakan Pramuka memiliki Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada
Gerakan Pramuka oleh Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 448 Tahun 1961
tanggal 14 Agustus 1961.
2 Panji yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini disebut Panji Gerakan Pramuka yang disimpan di kantor Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, dan dikeluarkan pada setiap peringatan Hari Pramuka.
Pasal 121 Hymne
Hymne Gerakan Pramuka adalah lagu Satyadarma Pramuka karangan Husein Mutahar, yang syair dan lagunya berbunyi :
Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan
Agar jaya Indonesia Indonesia tanah airku. Kami jadi pandumu.
Pasal 122 Pakaian Seragam
1 Pakaian seragam Pramuka dimaksudkan untuk menarik, menimbulkan rasa bangga anggotaGerakan Pramuka, mendidik
disiplin dan kerapihan, serta menimbulkan rasa persatuan dan persaudaraan.
2 Warna pakaian seragam pramuka adalah cokelat muda untuk bagian atas, dan cokelat tua untuk bagian bawah, serta merah
putih untuk pita dan setangan leher. 3 Warna cokelat muda dan cokelat tua dimaksudkan untuk
mengingatkan kaum muda akan perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia pada masa perang kemerdekaan.
Pasal 123 Lencana dan Tanda-tanda
Anggota Gerakan Pramuka puteri, selain mengenakan lencana Gerakan Pramuka, juga mengenakan lencana World Association of
Girl Guides and Girl Scouts, sedang anggota putera mengenakan lencana World Organization of Scout Movement pada pakaian
seragamnya.
BAB XIII PEMBUBARAN
Pasal 124 Akibat Hukum dari Pembubaran
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Apabila terjadi pembuibaran Gerakan Pramuka maka untuk penyelesaian harta benda milik seluruh Gerakan Pramuka dibentuk
panitia penyelesaian harta benda, yang dibentuk oleh Musyawarah Nasional yang diadakan khusus untuk itu.
BAB IX LAIN-LAIN
Pasal 125 Petunjuk Penyelenggaraan
1 Hal-hal yang belum diatur ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam petunjuk penyelenggaraan atau
pedoman lain. 2 Petunjuk Penyelenggaraan atau pedoman tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3 Petunjuk Penyelenggaraan ditetapkan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Pasal 126 Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Perubahan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
BAB XV PENUTUP
Pasal 127 Penutup
1 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka. 2 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini ditetapkan oelh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka berdasarkan wewenang yang dilimpahkan oleh Musyawarah Nasional VI Tahun 1998 di
Jakarta, sesudah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka disahkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 1999.
Jakarta, 22 Juli 1999. Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, ttd.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
H.A. Rivai Harahap.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 64 TAHUN 1997 TENTANG
PENGGOLONGAN PESERTA DIDIK BERDASARKAN USIA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Menimbang :
1. Bahwa dalam rangka melaksanakan Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun
1993 sebagaimana tercantum dalam Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka Tahun 1993 Nomor : 05MUNAS93, pada tanggal 12 sampai dengan 13 November
1996 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah menyelenggarakan Lokakarya Penggolongan
Peserta didik Dalam Gerakan Pramuka;
2. Bahwa sebagai pelaksanaan lokakarya tersebut telah disampaikan laporan pelaksanaan dan
rekomendasi lokakarya, dan berkenaan dengan itu perlu mengukuhkan hasil lokakarya
tersebut;
Mengingat :
1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka; 2. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka Tahun 1993 Nomor : 05MUNAS93; 3. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
Memperhatikan :
1. Rekomendasi Lokakarya Penggolongan Peserta didik Dalam Gerakan Pramuka;
2. Saran Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka;
M E M U T U S K A N : Menetapkan
: Pertama
: Penggolongan usia peserta didik dalam Gerakan
Pramuka tetap seperti yang berlaku sekarang ini, sebagaimana tercantum dalam ayat 2 Pasal 36
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, yaitu :
Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10
tahun; Pramuka Penggalang berusia 11 tahun
sampaidengan 15 tahun; Pramuka Penegak berusia 16 tahun sampai
dengan 20 tahun; Pramuka Pandega berusia 21 tahun sampai
dengan 25 tahun. Kedua
: Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
21 April 1997
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,
TTD H. Himawan Soetanto.
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 194 TAHUN 1998 TENTANG
PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Menimbang: bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga sebagaimana ditetapkan dengn Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka nomor 131KN76 Tahun 1976, perlu disesuaikan dengan petunjuk dan
ketentuan yang berlaku dewasa ini.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
3. Rencana Strategik 1994-1999 Gerakan Pramuka 4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
No.193 Tahun 1998 tentang Penyesuaian Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
Pertama : Menyesuaikan Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga, sebagaimana tercantum dalam lampiran surat
keputusan ini
Kedua : Mengintruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab untuk
mendorong dan membantu para pembina Pramuka untuk melaksanakan dengan giat Pesta Siaga dalam
upaya pencapaian Pramuka Garuda.
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan
Ditetapkan di : Jakarta.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pada tanggal : 21 Oktober 1998
Ketua Nasional Gerakan Pramuka
Ketua
Letjen TNI Purn H. Himawan Soetanto, SSos.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 194 TAHUN 1998 PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum a. Untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maka perlu adanya usaha dan kegiatan untuk membangkitkan,
mengatur, mendorong, mengarahkan, dan mengendalikan keinginan, semangat dan daya kemampuan anak-
didikPramuka Siaga
b. Dalam pengarahan dan pengendalian keinginan, semangat dan daya kemampuan anak didik perlu ditanamkan,
dipupuk dan dikembangkan 1 kesadaran beragama untuk taqwa dan cinta pada
Tuhan Yang Maha Esa 2 kesadaran berkaidah untuk mengetahui dan
menghayati apa yang baik menguntungkan dan apa yang tidak baik merugikan dalam hubungan antara
sesama manusia, berdasarkan ideologi Pancasila
3 kesadaran sosial untuk memiliki rasa persahabatanpersaudaraan baik antar Pramuka
maupun antara Pramuka dan masyarakat
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
4 kesadaran berbangsa dan bernegara untuk memiliki rasa cinta pada lam, bangsa dan negara Indonesia,
serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri c. Dalam rangka pembangunan masyarakat dan
pembangunan bangsa, maka penanaman dan pembinaan kesadaran tersebut dalam butir 1b. harus dimulai pada
anak didik seumur Pramuka Siaga, sebagai tugas awal gerakan Pramuka, untuk kemudian secara bertahap
ditingkatkan menjadi kesadaran hukum, tertib masyarakat, kesadaran bermasyarakat dan berpemerintah melalui
tingkatan Penggalang, Penegak dan Pandega
d. Tugas awal gerakan Pramuka dalam rangka mendidik anak dan pemuda adalah menggalimembangkitkan prinsip-
prinsip kemanusiaan, ciptaan Tuhan Yang Maha Adil yaitu antara lain :
1 kejujuran 2 keadilan
3 kerelaan berkorban
e. Prinsip-prinsip kemanusiaan itu harus diperkuat dengan keberanian, kesabaranketabahan dan keuletan, untuk
kemudian dikembangkan menjadi ketaatandisiplin, rasa tanggung jawab dan kepemimpinan leadership
f. Akhirnya setiap anak didik harus disiapkan untuk memiliki :
1 pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan segala tugas dalam kehidupan dan
penghidupan masyarakat Indonesia 2 kekuatan lahir dan batin untuk mengatasi segala
kesulitan dan tantangan dalam melaksanakan tugas tersebut
3 semangat untuk dapat menyelesaikan tugas itu, dengan sukses dan bermanfaat bagi pribadinya, masyarakat
dan bangsa Indonesia g. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut dalam butir 1a.
adalah penyelenggaraan Pesta Siaga, sebagai suatu pertemuan Pramuka, khusus untuk golongan Siaga
h. Dalam rangka membina dan meningkatkan kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan para Pramuka Siaga, perlu diselenggarakan Pesta Siaga, yang disesuaikan dengan keperluan, keadaan,
keinginan, kepentingan, dan perkembangan : 1 anak didik Pramuka Siaga
2 masyarakat setempat
2. Maksud dan Tujuan a. Maksud dari petunjuk penyelenggaraan ini adalah sebagai
pedoman bagi Kwartir dan Satuan Pramuka untuk menyelenggarakan Pesta Siaga yang berhasil-guna dan
sebaik-baiknya
b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar segala usaha dalam rangka pencapaian tujuan gerakan
Pramuka, seperti tercantum dalam Anggaran Dasar pasal 4
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
3. Ruang Lingkup Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi segala hal ihwal yang
berhubungan dengan penyelenggaraan Pesta Siaga yaitu : a. Pengertian, Sasaran dan Fungsi Pesta Siaga
b. Pola umum kegiatan dalam Pesta Siaga c. Perencanaan pengorganisasian dan tata laksana
d. Dukungan administrasi e. Lain-lain
4. Dasar a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
b. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka c. Rencana Strategik 1994-1999 Gerakan Pramuka
d. Surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka no.
193 Tahun 1998, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka
BAB II PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI
PESTA SIAGA SERTA PEMISAHAN PESERTANYA
5. Pengertian a. Pesta Siaga adalah pertemuan para Pramuka Siaga, yang
berisi acara kegiatan bersama antara perindukan beberapa Gugusdepan Pramuka
b. Pesta Siaga merupakan kegiatan untuk Siaga yang bentuk kegiatannya dipilih dan diselenggarakan sesuai dengan :
1 keadaan, kepentingan dan perkembangan anak didik 2 keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat
setempat 6. Sasaran
Sasaran Pesta Siaga adalah membina dan mengembangkan kekeluargaan dan persaudaraan antar sesame Pramuka Siaga
7. Fungsi Fungsi Pesta Siaga adalah
a. Memberikan variasi kepada latihan berkala dari perindukan masing-masing
b. Mengadakan tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan kecakapan antar sesama Pramuka Siaga
c. Membina hubungan baik antara gerakan Pramuka dengan masyarakat
8. Pemisah a. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani Siaga,
Pesta Siaga putera dan Pesta Siaga puteri, masing-masing diselenggarakan terpisah
b. Mengingat beberapa sebab tertentu, dengan sepengetahuan dan tanggung jawab para Pembina
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pramuka dan majelis pembimbing yang bersangkutan, Pesta Siaga putera dan puteri dapat diselenggarakan
bersama-sama
BAB III POLA UMUM KEGIATAN DALAM PESTA SIAGA
9. Tingkat Penylenggaraan a. Pesta Siaga dapat diselenggarakan di tingkat :
1 Desa yang diikiuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam desa yang bersangkutan
2 Kecamatan yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam kecamatan yang bersangkutan
3 Cabang yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam cabang yang bersangkutan
b. Pesta Siaga juga dapat diselenggarakan oleh beberapa desa, kecamatan danatau dan antar cabang yang
bersangkutan c. Mengingat kesulitan yang akan banyak dihadapi, Pesta
Siaga tidak diselenggarakan di tingkat daerah, atau di tingkat nasional, sehubungan dengan keadaan dan
kemampuan wilayah dan anak didik setempat
d. Pesta Siaga pada dasarnya dapat diikuti oleh semua Siaga dari semua perindukan dilingkungan tersebut
e. Berdasarkan beberapa sebab tertentu tempat, fasilitas, dan lain-lain dalam penentuan peserta, penyelenggaraan
dapat menentukan kebijakan tersendiri, sejauh mungin dihindari adanya persyaratan peserta atas dasar kejuaraan
10. Landasan dan Bentuk Kegiatan a. Semua kegiatan dalam Pesta Siaga dilandasi jiwa Pramuka
seperti yang tersurat dan tersirat dalam satya dan dharma Pramuka
b. Pesta Siaga merupakan satu-satunya Pertemuan Pramuka untuk golongan Siaga
c. Pesta Siaga dapat berbentuk : 1 rekreasi,
2 permainan bersama, 3 darmawisata,
4 pasar Siaga bazar, 5 ketangkasan dan ketrampilan,
6 karnaval, 7 perkemahan siang hari dagkamp,
8 pameran exposisi, 9 pentas seni budaya, dan
10 lain-lain
11. Sifat Kegiatan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
a. Pesta Siaga bukan perlombaan untuk mencari kejuaraan. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani
Pramuka Siaga, Pesta Siaga besifat : 1 hiburanrekreatif
2 kreatif 3 riang gembira dan
4 banyak gerak
b. Untuk memberi semangat dan gairah Pramuka Siaga, dengan tidak mengurangi semua sifat Pesta Siaga,
sebagian acara kegiatannya dapat dilombakan
12. PengaturanPenyusunan Acara Kegiatan a. Acara kegiatan dalam Pesta Siaga diatur dan disusun
sesuai dengan : 1 Bentuk Pesta Siaga antara lain :
a dalam karnaval ada lomba topeng, pameran pakaian lucu, sepeda hias, dan lain-lain
b dalam permainan bersama ada permainan ketangkasan, ketrampilan dan lain-lain
c dalam pentas seni budaya, dapat dilihatkan macam-macam kemampuan Siaga, senitari,
senisuara, senilukis, deklamasi, dan lain-lain 2 Keadaan dan kemampuan setempat, misalnya :
a darmawisata kepantai, keluar kota melihat pemandangan, kekebun binatang, dan lain-lain
b meninjau tempat dan peninggalan besejarah, museum dan lain-lain
3 Perkembangan jasmani dan rokani Pramuka Siaga, sehingga semua kegiatan itu tidak terlalu melemah,
dan tidak mengambil alih kegiatan golongan Pramuka lain
b. Penyajian secara kegiatan dalam Pesta Siaga diatur dan disusun secara berencana, agar :
1 beraneka ragam
bervariasi, menarik,
membangkitkan suasana
riang gembira,
membanggakan, memuaskan dan tidak menjemukan 2 menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan,
kecakapan, kecerdasan, ketrampilan, kecerdasan, ketrampilan, ketangkasan dan ketajaman indera
3 menimbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut bertanggungjawab
4 memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain, setia kawan, suka menolong dan ikut berusaha
menciptakan persatuan dan kesatuan bangka serta perdamaian dunia
5 memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia 6 pempertebal kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa 13. Pedoman Pelaksanaan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
a. Kegiatan dalam Pesta Siaga harus mengandung pendidikan. Kegiatan itu meliputi segala segi kehidupan
dan penghidupan manusia yang baik, sejalan dengan pedoman yang terdapat dalam syarat kecakapan umum
SKU dan syarat kecakapan khusus SKK. Selanjutnya Pesta Siaga supaya dikembangkan sesuai dengan keadaan
dan kemampuan setempat, yang bersumber pada nilai- nilai :
1 agama 2 filsafat pancasila
3 persahabatan dan persaudaraan 4 perkembangan ekonomi dan teknologi
5 perkembangan nasional 6 seni budaya, olah raga, kesejahteraan keluarga, dan
lingkungan 7 keamanan dan ketertiban lingkungan dan
8 lain-lain b. Semua kegiatan dalam Pesta Siaga dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga memberi kesempatan : 1 belajar
2 berlatih 3 bekerja
4 beribadat 5 berbakti dalam suasana riang gembira
c. Semua kegiatan Pesta Siaga dilaksanakan dengan : 1 penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan, yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
anak, masyarakat dan bangsa Indonesia
2 banyak praktek secara praktis yang menyenangkan bagi Siaga yaitu dengan :
a belajar sambil bekerja learning by doing b membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan
Siaga c membuat selingan dan menggiring kegiatan Siaga
dengan lagu-lagu gembira d menyelenggarakan kegiatan dengan banyak
gerak dinamis dan menghindari sejauh-jauhnya kegiatan melalui ceramah
e kegiatan sederhana, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan
3 penggunaan sistem among, yang mengharuskan Pembina Pramuka mempunyai sikap laku :
a ing ngarso sung tulada di depan memberi teladan
b ing madya mangun karsa di tengah membangun semangat
c tut wuri handayani di belakang memberi daya dan yang pelaksanaannya untuk golongan Siaga,
dititik beratkan kepada “ing ngarso sung tulada”
BAB IV
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN TATA-LAKSANA
14. Perencanaan a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya, perlu dibentuk
panitia penyelenggaraan Pesta Siaga yang wajib memikirkan,
merencanakan, mempersiapkan,
melaksanakan, dan menyelesaikan segala tugas yang dibebankan kepadanya dengan tertib dan penuh
tanggungjawab
b. Perencanaan secara masak yang disusun dengan seksama, dan terperinci, lengkap dan sistematis, meliputi :
1 bentuk kegiatan Pesta Siaga 2 tujuan dan maksud Pesta Siaga
3 tempat dan waktu penyelenggaran 4 susunan panitia penyelenggara tugas struktur
organisasi, personalia, pembagian kerja, dan lain-lain 5 tahap-tahap pelaksanaan kerja
6 perincian acara kegiatan 7 ketentuan mengenai peserta
8 perlengkapan dan perbekalan 9 rencana biaya
10 penelitian, pengawasan dan penilaian dan 11 lain-lain
15. Pengorganisasian a. Struktur organisasi panitia penyelenggaraan Pesta Siaga
disusun secara seksama, terperinci, lengkap dan sistematis, sesuai dengan :
1 acara, kegiatan, kepentingan, dan hubungan kerja
masing-masing bagian 2 tata tingkatjenjang bagian-bagiannya
3 rencana kegiatan, dengan mengingat daya guna dan tepat guna dari kerja panitia itu
b. Pesta Siaga harus diselenggarakan oleh semua pihak yang bersangkutan dengan penuh kesungguhan,tanggungjawab
dan pengabdian secara sukarela, gotong-royong, akrab dan bersaudara, diserta usaha untuk mencapai hasil yang
sebaik-baiknya
c. Panitia penyelenggara dapat terdiri dari anggota dan bukan anggota Gerakan Pramuka
d. Dalam penyelenggaraan Pesta Siaga digunakan tenaga Penegak dan Pandega sebagai anggota panitia
penyelenggara untuk membantu para Pembina Pramuka, supaya pengetahuan dan pengalaman mereka bertambah
e. Pesta Siaga diselenggarakan : 1 antar Gugusdepan yang berdekatan, tiga bulan sekali
2 di tingkat Kwarran,atau antar desa yang berdekatan 6 bulan sekali
3 di tingkat cabang atau antar kecamatan yang berdekatan setahun sekali
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
4 antar Gugusdepan yang berdekatan tetapi berlainan kecamatan maupun cabangnya, diatur oleh yang
bersangkutan
16. Pembagian Kewajiban, Wewenang dan Tanggungjawab a. Penyelenggara Pesta Siaga merupakan kewajiban,
wewenang dan tanggung jawab : 1 Pimpinan Gudep untuk antar gudep
2 Kwarran untuk tingkat kecamatan
b. Pesta Siaga tidak diselenggarakan di tingkat daerah atau nasional, tetapi Kwarnas dan Kwarda mempunyai
kewajiban untuk memberi petunjuk, rangsangan, bimbingan dan saran serta menyebarluaskan semua
pengalaman tentang penyelenggaraan Pesta Siaga ke daerah lainnya
17. Pengawasan dan Penilaian a. Pengawasan harus dilakukan oleh semua team yang
ditunjuk oleh kwartir cabang atau koratan yang bersangkutan dengan tugas mengusahakan agar Pesta
Siaga berlangsung dengan baik dan berakhir dengan hasil yang gemilang
b. Penilaian ditugaskan kepada suatu team penilai. Data untuk penilaian didapat dari panitia penyelenggara dari
peserta dan dari pihak-pihak lain yang bersangkutan atas penyelenggaraan Pesta Siaga itu sehingga hasilnya dapat
obyektif
18. Laporan a. Segera setelah Pesta Siaga selesai maka panitia
penyelenggara harus menyerahkan suatu laporan tertulis, yang memberi gambaran tentang jalannya Pesta Siaga
sejak dari tahap pemikiran sampai dengan tahap penyelesaiannya kepada Kwartir Cabang yang
bersangkutan
b. Dalam laporan Pesta Siaga tersebut harus dimuat antara lain :
1 pemikirannya 2 perencanaannya
3 persiapannya 4 pelaksanaannya
5 penyelesaiannya 6 panitianya
7 peserta dan pengawasannya 8 kesulitan hambatan dan usaha mengatasinya
9 hasil kegiatan Pesta Siaga itu 10 hasil penilaian atas penyelenggaraan dan kegiatannya
11 pertanggungjawaban keuangan 12 kesimpulan
13 saran-saran untuk perbaikan kegiatan yang akan
datang
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
c. Laporan Pesta Siaga seperti yang dimaksud dalam pt.18a dan b diatas dikirim kepada :
1 Kwartir Ranting dan Kwartir Cabangnya sebagai laporan pertanggungjawaban
2 Majelis Pembimbing, instansi pemerintah, swasta dan masyarakat yang telah memberikan bantuan sebagai
laporan pertanggungjawaban terutama atas penggunaan bantuannya
3 Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabangnya bahan untuk disebar luaskan ke daerah
lain, dalam rangka tukar menukar pengalaman dan informasi
BAB V DUKUNGAN ADMINISTRASI
19. Umum Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan Pesta Siaga, mutlak diperlukan adanya dukungan administrasi yang diselenggarakan dengan
telitiseksama, terperinci, lengkap, effisien dan efektif
20. Susuan Pembina Petugas Susunan Pembinapetugas tiap panitia Pesta Siaga harus
memenuhi kebutuhan Pesta Siaga, baik kwalitatif maupun kwantitatif.
21. Dukungan Logistik Kelengkapan dan perbekalan Pesta Siaga terdiri dari antara lain
: a. kelengkapan pribadi
b.
kelengkapan kesatuan c. kelengkapan tempatarena Pesta Siaga
d. kelengkapan acara kegiatan Pesta Siaga dan e. alat-alat dan bahan-bahan untuk makankonsumsi
22. Pembiayaan Pesta Siaga a. Biaya penyelenggaraan Pesta Siaga dilakukan atas dasar
swadaya dan gotong-royong, yaitu dipikul bersama oleh mereka yang bersangkutan dan berkepentingan terdiri atas
unsur-unsur : 1 para peserta Pesta Siaga, beserta orang tua atau
walinya 2 Gugusdepan dan Majelis Pembimbing Gugusdepannya
3 Majelis Pembimbing Desanya 4 Kwarran dan Majelis Pembimbing Rantingnya
5 panitia penyelenggara yang mengusahakan sumber
dana lainnya yang tidak mengikat, baik dari pihak pemerintah swasta maupun masyarakat sendiri
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
b. Segala pemasukan dan pengeluaran uang untuk pembiayaan Pesta Siaga dimuat dalam laporan
pertanggung jawaban secara terbuka yang disampaikan kepada semua pihak yang bersangkutan
BAB VI PENUTUP
23. Hal-hal lain mengenai Pesta Siaga yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur lebih lanjut oleh
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Oktober 1998 Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Ketua
Letjen TNI Purn H. Himawan Soetanto, SSos.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 132KN76 TAHUN 1976
TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PERKEMAHAN BESAR
PENGGALANG
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa dalam rangka membina dan
meningkatkan rasa kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan dan keterampilan para Pramuka,
perlu diselenggarakan pertemuan-pertemuan Pramuka yang menarik, sesuai dengan
keperluan dan kepentingan anakpemuda dewasa ini ;
2. bahwa untuk mewujudkan maksud tersebut perlu diselenggarakan Perkemahan Besar
Penggalang ; 3. bahwa untuk itu Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka perlu segera mengeluarkan Petunjuk Penyelenggaraan
Perkemahan Besar
Penggalang. Mengingat
: 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, juncto Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1971 tentang Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 45KN74 Tahun 1974 tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Nomor 130KN76 tentang penyelenggaraan Pertemuan Pramuka.
Memperhatikan : 1. Saran-saran Ketua Kwartir Nasional HarianSekretaris Jenderal.
2. Saran-saran Andalan Nasional Gerakan Pramuka.
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
Pertama : Petunjuk Penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Menginstruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab
untuk mendorong dan membantu para Pembina Pramuka melaksanakan dengan giat
Perkemahan Besar Penggalang.
Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Ditetapkan di Jakarta. Pada tanggal 31
Desember 1976. Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, Ketua,
M. Sarbini Letjen TNI
BAB I PENDAHULUAN
Pt. 1. Umum
a. Berdasarkan tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka Pasal 4, maka : Tugas Pokok Gerakan Pramuka adalah mendidik anak dan
pemuda supaya menjadi : 1 Manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur,
a tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya,
b tinggi kecerdasan dan keterampilannya, c kuat dan sehat fisiknya.
2 Warga negara Indonesia yang : a ber-Pancasila,
b setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3 Anggota masyarakat yang : a baik dan berguna,
b sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa, negara dan masyarakat.
b. Penyelenggaraan tugas pokok tersebut didasarkan atas prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan
yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia.
c. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka perlu adanya usaha dan kegiatan untuk menanamkan, memupuk dan
mengembangkan : 1 rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk
memperteguh keyakinan beragama, 2 rasa persahabatanpersaudaraan dan jiwa sosial baik
antara sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat,
3 rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri,
4 jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
d. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut adalah penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, sebagai
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
suatu pertemuan Pramuka, khusus untuk golongan Penggalang.
e. Setiap Perkemahan Besar Penggalang merupakan suatau latihan gabungan satuan Gerakan Pramuka, yang
diarahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi menurut petunjuk yang ada, untuk mencapai sasaran
perkemahan dalam rangka pencapaian tujuan Gerakan Pramuka.
f. Perkemahan besar tersebut merupakan suatu alat penilaian yang hasilnya dapat digunakan untuk
pengembangan dan improvisasi Gerakan Pramuka baik organisatoris maupun prosedur operasional dan apakah
segala peraturan, perencanaan dan petunjuk dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
g. Penilaian terhadap perorangan individu maupun dalam ikatan kesatuan harus dimulai dari wakru keberangkatan
para peserta dari pangkalan asal ke bumi perkemahan dan pulang kembalinya, baik di bidang rokhanisikap mental
dan disiplin maupun di bidang teknis.
Pt. 2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud dari petunjuk ini adalah untuk memberi pedoman kepada Kwartir dan Satuan Pramuka dalam
menyelenggarakan suatu pertemuan Parmuka, khususnya untuk golongan Penggalang.
b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka seperti
tercantum dalam Anggaran Dasar Pasal 4. Pt. 3. Ruang Lingkup
Petunjuk Penyelenggaraan ini meliputi semua yang berhubungan dengan Penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang, yaitu : a. Pengertian, sasaran dan fungsi Perkemahan Besar
Penggalang. b. Macam perkemahan, tingkat dan peserta Jambore,
termasuk persyaratan dan pengelompokan peserta. c. Pola kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang yang
meliputi landasan, sistem, sifat, acara dan bentuk kegiatan, serta metoda pelaksanaan kegiatan.
d. Perencanaan, oengorganisasian, dan tata laksana, termasuk pembagian tugas, wewenang dan
tanggungjawab, peraturan penyelenggaraan, pedoman pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
e. Dukungan administrasi dan komunikasi termasuk pengumuman dan penerangan.
f. Lain hal yang berhubungan dengan Jambore Nasional dan Internasional, Ikut Serta Jambore, serta lagu, bendera dan
lencana. Pt. 4. Dasar
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Petunjuk Penyelenggaraan ini disusun berdasarkan : a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka. b. Keputusan Majelis Permisyawaratan Pramuka Tahun 1970,
di Pandaan, Jawa Timur. c. Keputusan Munas Gerakan Pramuka Tahun 1974 di
Manado, Sulawesi Utara. d. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 130KN76,
Tahun 1976, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka.
Pt. 5. Tema dan Lambang
a. Tema Perkemahan Besar Penggalang merupakan susunan dari beberapa kata yang mudah dipahami, dan dapat
memberi semangat kepada peserta untuk mencapai tujuan dan sasaran Perkemahan Besar Penggalang tersebut.
b. Unutk tiap perkemahan besar Penggalang dibuat lambang yang sesuai dengan kegiatan, tempat dan tema
perkemahan dan yang mudah dimengerti maksudnya oleh para Pramuka Penggalang.
BAB II PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
Pt. 6. Tujuan a. Perkemahan Besar Penggalang yang dimaksud dalam
petunjuk penyelenggaraan ini adalah pertemuan Pramuka yang berbentuk suatu perkemahan anatara Pramuka Penggalang dari
berbagai satuan Pramuka. b. Perkemahan Besar Penggalang merupakan kegiatan yang
bersifat rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan dan berisi kegiatan-kegiatan menarik dan kreatif serta bakti
masyarakat dan keagamanaan.
Pt. 7. Sasaran
Sasaran dari Perkemahan Besar Penggalang adalah menanamkan, memupuk dan mengembangkan:
a. rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh
keyakinan beragama. b. rasa persahabatanpersaudaraan dan jiwa sosial baik
antara sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat.
c. rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri.
d. jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.
Pt. 8. Fungsi
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
a. Menambah pengalaman dan pengetahuan, miningkatkan kecakapan, ketangkasan, keterampilan, dan kemampuan
peserta perkemahan besar Penggalang. b. Memberi latihan kepada anak didik agar mampu
mengelolamengurus rumah tangga sendiri. c. Memberikan selingan sebagai dorongan untuk
mempraktekkan dan meningkatkan kemampuan yang didapat dari latihan satuan Pramuka masing-masing.
d. Mengadakan pertukaran pengalaman, pengetahuan dan kecakapan diantara sesama Pramuka.
e. Membiasakan hidup bersama dan meningkatkan semangat gotong royong diantara Pramuka.
f. Membuat penilaian atas kegiatan dan kecakapan yang dicapai.
g. Mendapatkan sesuatu yang baru, guna diterapkan pada kegiatan yang akan datang.
h. Membuka hubungan untuk mengadakan integrasi antara Pramuka dengan masyarakat.
BAB III BENTUK, TINGKAT DAN PESERTA
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG Pt. 9. Bentuk Perkemahan
Perkemahan Besar Penggalang meliputi tiga bentuk, yaitu : a. “Jambore” sebagai perkemahan besar Penggalang yang
dititik beratkan pada kegiatan persaudaraan. b. “Perkemahan Bakti Penggalang”
1 yang disingkat PB sebagai perkemahan besar Penggalang yang dititik bertakan pada kegiatan bakti
kepada masyarakat, sesuai dengan keadaan dan kemampuan anak didik, serta kepentingan masyarakat
setempat.
2 Perkemahan yang diselenggarakan di tingkat cabang dan di tingkat kecamatan.
b. “Perkemahan Bersama Penggalang” sebagai perkemahan besar Penggalang yang diikuti oleh beberapa Gudep dalam
satu desa atau beberapa desa yang berdekatan.
Pt. 10. Tingkat-tingkat Jambore
Jambore dibedakan menurut tingkatannya dan berdasarkan pelaksanaanya sebagai berikut :
a. Jambore Nasional, yaitu perkemahan besar Penggalang
yang diselenggarakan pada tingkat nasional. b. Jambore Daerah, yaitu perkemahan besar Penggalang yang
diselenggarakan di tingkat daerah. c. Jambore Cabang, yaitu perkemahan besar Penggalang
yang diselenggarakan pada tingkat cabang. d. Jambore Kecamatan, yaitu perkemahan besar Penggalang
yang diselenggarakan pada tingkat Kecamatan.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Pt. 11. Peserta a. Peserta Jambore Nasional adalah para Pramuka
Penggalang dari seluruh Indonesia dan dari negara-negara lain yang diundang.
b. Peserta Jambore Daerah adalah para Pramuka Penggalang dari daerah yang bersangkutan dan dari daerah-daerah
lain yang diundang. c. Peserta Jambore Cabang adalah para Pramuka Penggalang
dari cabang yang bersangkutan dan dari cabang lain yang diundang.
d. Peserta Jambore Kecamatan adalah para Pramuka Penggalang dari kecamatan yang bersangkutan dan dari
kecamatan lain yang diundang. e. Peserta Perkemahan Bakti Penggalang adalah para
Pramuka Penggalang dari cabang atau kecamatan yang bersangkutan.
f. Peserta Perkemahan Bersama Penggalang adalah para Pramuka Penggalang dari gugusdepan-gugusdepan yang
bersangkutan. g. Peserta dari luar negeri untuk 11 a sd 11 f ditentukan oleh
Kwarnas.
Pt. 12. Persyaratan Peserta
a. Peserta Perkemahan Besar Penggalang sekurang- kurangnya memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh
penyelenggara, yaitu : 1 telah memenuhi syarat kecakapan umum tertentu.
2 mendapat izin dari orang tuawali Pramuka. 3 mendapat izin dari kepala sekolahnya atau atasan di
tempat ia bekerja. 4 membawa surat keterangan sehat jasmani.
5 membawa surat keterangan dari Gugusdepan, Kortan atau kwartir yang bersangkutan.
6 membayar iuran perkemahan. 7 kebijaksanaan panitia, mengingat keadaan dan
kemampuan sarana setempat. 8 minat dan kemauan usaha peserta dengan
menghindari syarat-syarat atas kejuaraan.
Pt. 13. Pengelompokan Peserta
a. Pramuka Penggalang yang menjadi peserta Perkemahan Besar Penggalang dikelompokkan dalam regu, pasukan
dan satuan yang lebih besar, yang diatur oleh Gudep, Kortan dan Kwartir yang bersangkutan.
b. Regu, pasukan atau satuan tersebut disusun terpisah antara Pramuka Putera dan Pramuka Puteri..
c. Regu, pasukan atau satuan tersebut didampingi oleh Pembina Pramuka Putera bagi kelompok putera atau
Pembina Pramuka Puteri bagi kelompok puteri yang jumlahnya ditentukan oleh Penyelenggara.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
d. Tidak dibenarkan kelompok Penggalang putera didampingi Pembina Pramuka Puteri dan sebaliknya kelompok puteri
didampingi oleh Pembina Putera..
BAB IV POLA KEGIATAN DALAM
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG
Pt. 14. Landasan dan Sistem Kegiatan a. Semua kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang
dilandasi dengan jiwa Pramuka, seperti tersurat dan tersirat dalam Trisatya dan Dasa Darma Pramuka.
b. Berdasarkan penggunaan Sistem Among, setiap Pembina Pramuka harus mempunyai sikap laku :
1 ing ngarsa sung tulada di depan memberi teladan. 2 ing madya mangun karsa di tengah membangun
semangat. 3 tut wuri handayani di belakang memberi daya.
c. Dalam hal ini “Pembinaan” mengandung arti “membangkitkan” mengatur, mendorong, mengarahkan
dan mengendalikan keinginan, daya dan semangat.
Pt. 15. Sifat Kegiatan
a. Sesuai dengan sifat Perkemahan Besar Penggalang tersebut dalam 5 b tentang Pengertian, maka Perkemahan
Besar Penggalang ini bukan lomba tingkat Penggalang, juga
bukan arena
perlombaan untuk
memperebutkanmencari kejuaraan. b. Apabila dalam Perkemahan Besar Penggalang
diselenggarakan perlombaan salah satu macam acara kegiatan, maka yang demikian ini hanyalah sekedar untuk
memberi semangat atau gaitah kepada peserta agar ikut aktif dalam semua kegiatan, dengan tidak mengurangi
sifat perkemahan tersebut.
c. Kegiatan perlombaan dalam Perkemahan Besar Penggalang diselenggarakan secara sehat dan sportif
untuk mencapai tingkat kemampuan tertentu. d. Kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang harus
mengandung pendidikan. Kegiatan itu meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan manusia yang lebih baik,
sejalan dengan pedoman yang terdapat dalam syarat kecakapan umum SKU dan syarat kecakapan khusus
SKU, selanjutnya supaya dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kemampuan setempat, yang bersumber pada
nilai-nilai: 1 agama dan filsafat Pancasila.
2 persahabatan dan persaudaraan. 3 perkembangan ekonomi, sosial, teknologi.
4 senibudaya, olahraga, kesejahteraan keluarga dan
lingkungan. 5 keamanan dan ketertiban masyarakat.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
6 dan lain-lain.
Pt. 16. Acara dan Macam Kegiatan
a. Acara dan Macam kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang diatur dan disusun dengan :
1 “tema” semua kegiatan diusahakan dapat menggambarkan jiwa yang tersirat dalam tema
Perkemahan Besar Penggalang. 2 Perkembangan jasmani dan rokhani anak-didik, antara
lain memperhatikan Keadaan, kemampuan, minat, , sifat dan bakat anak didik, sehingga kegiatan-kegiatan
itu tidak membosankan, terlalu melelahkan mengingat hakekat alamiah puteraputeri dan juga tidak
mengambil alih kegiatan Pramuka Siaga dan Penegak atau Pandega..
3 Keadaan tempat, masyarakat dan wilayah, misalnya : a di pegunungan membuat acara dalam bentuk
kegiatan pendakian gunung. b dekat danaulaut dalam bentuk kegiatan
pembuatan rakit, mendayung, berenang, dan sebagainya.
c dekat dengan daerah pertanian membuat acara pembersihan parit, penanaman bibit unggul, dan
sebagainya. d dekat hutan gundul mengadakan kegiatan
penghijauan dan sebagainya. e dalam kota mengadakan kegiatan untuk
mengenal dan mengetahui perkembangan teknologi modern.
b. Penyusunan dan penyajian acara dalam Perkemahan Besar Penggalang harus diatur secara berencana agar :
1 beraneka ragam, menarik, membangkitkan suasana riang gembira, membanggakan, memuaskan dan tidak
menjemukan. 2 menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan,
kecakapan, kecerdasan, keterampilan, ketangkasan dan ketajaman indera.
3 menumbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut bertanggungjawab.
4 memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain, setia kawan, suka menolong dan ikut berusaha
menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia.
5 memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia dan menghargai bangsa lain.
6 mempelajari kepercayaan dan melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pt. 17. Metoda Penyelenggaraan Kegiatan
Semua kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga memberi
kesempatan kepada para Penggalang untuk belajar, berlatih,
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
bekerja, beribadat dalam suasana riang gembira, serta dilaksanakan dengan :
a. penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan
kepramukaan, 1 belajar sambil bekerja ;
2 membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan ; 3 menyelanggarakan kegiatan dengan banyak gerak
dinamis dan mengurangi kegiatan melalui ceramah ; 4 memberi kegiatan yang sederhana, mudah difahami
dan mudah dilaksanakan ; 5 mengadakan demonstrasi, peninjauan, cerdas tangkas,
tebak tepat, dan lain-lain.
BAB V PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN TATALAKSANA
PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG Pt. 18. Perencanaan dan Persiapan
a. Perencanaan secara masak yang disusun dengan seksamateliti, terperinci. Lengkap dan sistematis, meliputi
: 1 macam dan tingkat Perkemahan Besar Penggalang,
2 sasaran dan fungsi, 3 tempat dan waktu penyelenggaraan,
4 susunan panitia tugas, struktur organisasi, personalia,
pembagian kerja dan sebagainya, 5 tahap-tahap pelaksanaan kerja program kerja,
6 perincian acara dan bentuk kegiatan, 7 ketentuan mengenai peserta dan persyaratannya,
8 dukungan administrasi, 9 system transport dan komunikasi,
10 pengawasan dan pengendalian, 11 penelitian dan penilaian,
12 lain-lain
b. Persiapan untuk penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang yang diserasikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan anak, masyarakat, dan bangsa Indonesia ;
banyak praktek secara praktis yang menyenangkan bagi para penggalang ;
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berencana, tertib dan teratur, dalam waktu yang cukup lama, yaitu
mengenai : 1 tempat atau sarana,
2 perlengkapan, 3 kegiatan dan peserta,
4 administrasi, pembiayaan, dan lain-lain.
c. Perkemahan Besar Penggalang harus disiapkan dan diselenggarakan oleh semua pihak yang bersangkutan
dengan penuh kesungguhan, tanggungjawab, pengabdian,
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
sukarela, gotongroyong, akrab dan bersaudara, dan disertai usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Pt. 19. Pengorganisasian
a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dari perkemahan besar itu, maka Panitia Penyelenggara wajib
memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan segala tugas yang telah dibebankan
kepadanya dengan tertib dan penuh tanggungjawab.
b. Struktur organisasi panitia tersebut disusun secara seksama, terperinci, lengkap, dan sistematis, sesuai
dengan : 1 acara, keadaan, kepentingan dan hubungan kerja tiap
bagian ; 2 tata tingkatjenjang bagian-bagiannya ;
3 rencana kegiatan ; serta mengingat daya guna dan hasil guna dari kerja
panitia tersebut. c. Organisasi Jambore Nasional.
1 Di tingkat pusat Kwarnas membentuk Panitia yang disebut Panitia Pusat Jambore Nasional Panpus
Jamnas. 2 Di tingkat daerah tempat penyelenggaraan : Mabida
dan Kwarda membentuk badan sebagai : a Panitia Penyelenggara Jambore Nasional Panra
Jamnas b Pembina Perkemahan Induk Binkemin, terdiri
atas : 1 Staf Binkemin
2 Pembina Perkemahan Puteri Binkempi,
dilengkapi dengan : a Pembina Satuan Puteri Binsatpi
b Pembina Kelompok Puteri Binpokpi c Pembina Pasukan Puteri Binpaspi
3 Pembina Perkemahan Putera Binkempa, dilengkapi dengan :
a Pembina Satuan Putera Binsatpa b Pembina Kelompok Putera Binpokpa
c Pembina Pasukan Putera Binpaspa
3 Di daerah lainnya : Kwarda membentuk Panitia Daerah Jambore Nasional
Panda Jamnas 4 Di cabang lainnya :
Kwarcab membentuk Panitia Cabang Jambore Nasional Pancab Jamnas
5 Gudep-gudep Gerakan Pramuka Indonesia di luar negeri :
Mabigus yang bersangkutan menunjuk Pembina Puteri atau Pembina Putera sebagai pimpinan pasukannya
masing-masing.
6 National Scout Assiciation :
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
Masing-masing pengurus National Scout Assiciation menunjuk Pembina-pembina Puteri dan Putera sebagai
pemimpin pasukan masing-masing.
d. Organisasi Jambore Daerah. 1 Oleh Kwartir Daerah dibentuk :.
a Panitia Penyelenggara di tingkat daerah. b Panitia Pelaksana di cabang tempat
penyelenggaraan. 2 Oleh Kwartir Cabang dibentuk :
a Panitia Cabang di tingkat cabang b Panitia kecil di tingkat kecamatan bila perlu yang
pembagian nya diatur oleh Panitia Penyelenggara. e. Organisasi Jambore Cabang atau Perkemahan Bakti
Penggalang. Kwartir Cabang membentuk :
1 Panitia Penyelenggara di tingkat cabang 2 Panitia kecil di tingkat kecamatan bila perlu yang
pembagian nya diatur oleh Panitia Penyelenggara. f. Jambore Kecamatan
Kortan atas nama Kwartir Cabang membentuk Panitia Penyelenggara.
g. Perkemahan Bersama Penggalang Panitia Penyelenggara dibentuk oleh dan terdiri dari unsur
pimpinan satuan Pramuka yang bersangkutan. h. Anggota panitia penyelenggara Perkemahan Besar
Penggalang terdiri atas : 1 Anggota Gerakan Pramuka, yaitu para Andalan,
Pembantu Andalan, Pembina, Pembantu Pembina, Pramuka Penegak dan Pandega, serta anggota Mabi
Gerakan Pramuka di KwartirGudepSaka yang bersangkutan.
2 Bukan anggota Gerakan Pramuka, yaitu para pejabat pemerintah, wakil badan swasta, anggota dan tokoh
masyarakat setempat yang jumlahnya disesuaikan dengan kepentingan Perkemahan Besar Penggalang.
Pt. 20. Pembagian Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab a. Untuk Jambore Nasional.
1 Panitia Pusat Jamnas : a memberi petunjuk, bimbingan, pengarahan dan
usaha bantuan keuangan dan fasilitas kepada Panra Jamnas ;
b menyelenggarakan dan melaksanakan hubungan dan pengumuman tentang pelaksanaan Jamnas ;
c melakukan pengawasan dan penilaian terhadap persiapan dan pelaksanaan Jamnas ;
d dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kwarnas Gerakan Pramuka.
2 Panitia Penyelenggara Jamnas : a merencanakan,
mempersiapkan dan
menyelenggarakan Jamnas, sesuai dengan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
petunjuk, bimbingan dan pengarahan dari Panpus ;
b membangun sarana perkemahan Jamnas ; c memberi
pelayanan logistik
dan kelengkapanperalatan pelaksanaan Jamnas
kepada Binkemin ; d menerima dan mengangkut peserta Jamnas baik
dari dalam maupoun dari luar negeri, kemudian diserahkan kepada Binkemin ;
e menarik dan menerima uang Jambore dari semua peserta, penyelenggara dan uang peninjau dari
peninjau ; f menyelenggarakan usaha dana dengan sasaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan ; g melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
persiapan dan pelaksanaan Jamnas, yang menjadi tugas Binkemin ;
h dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua Panpus Jamnas, serta anggota-
anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Panpuis Jamnas atas nama Kwarnas Gerakan
Pramuka.
3 Pembina Perkemahan Induk : a bertugas dan bertanggungjawab atas
tersesleneggaranya acara dan kegiatan pelaksanaan Jamnas ;
b melaksanakan persiapan secara teliti, terperinci, lengkap dan sistematis ;
c mengatur pendaftaran dan penempatan peserta Jamnas ;
d mengatur dislokasi pasukan kontingen Cabang ; e dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab
kepada Panra Jamnas. 4 Panitia Daerah Kwarda-Kwarda Pengirim Peserta :
a mengkoordinasikan terselenggaranya pencalonan peserta Jamnas ;
b mengadakan usaha secara terkoordinasi dan teratur dengan Cabang yang bersangkutan, untuk
memungkinkan usaha bantuan dari Panda dalam rangka pengiriman peserta Jamnas dari
daerahnya ;
c merencanakan perjalanan pergi dan pulang bagi kontingen Jamnas dari dan ke daerahnya ;
d dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kwarda, serta anggota-anggotanya
diangkat dan diberhentikan oleh Kwarda yang bersangkutan.
5 Panitia Cabang Kwarcab Pengirim Peserta : a menseleksi calon-calon peserta Jamnas yang
memebuhi persyaratan ; b mengadakan usaha dana secara terkoordinasi dan
teratur dengan Gudep-gudep yang bersangkutan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
dan mengusahakan bantuan-bantuan dalam rangka usaha pengiriman peserta Jamnas dari
daerahnya ;
c merencanakan perjalanan pergi dan pulang bagi kontingen cabangnya ;
d dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kwarcab, serta anggota-anggotanya
diangkat dan diberhentikan oleh Kwarcab yang bersangkutan.
b. Untuk Jambore Daerah : 1 Pembagian tugaskerja dan tanggungjawab panitia
penyelenggara bercermin pada Panra Jamnas, disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya ;
2 Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan oleh Kwarda setempat ;
3 Anggota panitia Pelaksana di cabang tempat penyelenggaraan diangkat dan diberhentikan oleh
panitia penyelenggara atas nama Kwarda yang bersangkutan ;
4 Anggota panitia cabang dan panitia kecil diangkat dan diberhentikan oleh Kwarcab setempat.
c. Untuk Jambore CabangPerkemahan Bakti Penggalang : 1 Tugas panitia penyelenggara atau panitia kecil dititik
beratkan pada kegiatan bakti kepada masyarakat sesuai keadaan dan kemampuan anak didik serta
kepentingan masyarakat ;
2 Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan oleh Kwarcab yang bersangkutan.
d. Untuk Jambore Kecamatan : Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan
oleh Kortan setempat atas nama Kwarcab yang bersangkutan.
e. Untuk Perkemahan Bersama Penggalang : Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan
oleh Pembina Gugusdepan Pramuka yang bersangkutan.
Pt. 21. Pengaturan Penyelenggaraan
a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang diatur sebagai berikut :
1 Jamnas merupakan kewajiban dan wewenang Kwarnas.
2 Jamda merupakan kewajiban dan wewenang Kwarda 3 Jamcab dan Perkemahan Bakti Penggalang merupakan
kewajiban dan wewenang Kwarcab. 4 Jambore Kecamatan merupakan Kewajiban dan
wewenang Kortan atas nama Kwarcab. 5 Perkemahan Bersama Penggalang menjadi wewenang
gugusdepan yang bersangkutan. b. 1 Perkemahan Bakti Penggalang tidak diselenggarakan
di tingkat daerah atau nasional.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
2 Perkemahan Bersama
Penggalang tidak
diselenggarakan di tingkat kecamatan, cabang, daerah dan nasional.
c. Waktu penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang diatur sebagai berikut :
1 Jamnas diselenggarakan 4 tahun sekali. 2 Jamda diselenggarakan 3 tahun sekali.
3 Jamcab diselenggarakan 2 tahun sekali. 4 Perkemahan Kecamatan diselenggarakan setahun
sekali. 5 Perkemahan Bakti Penggalang dan Perkemahan
Bersama Penggalang diselenggarakan menurut kepentingan dan kebutuhan setempat.
d. Penentuan waktu penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang hendaknya tidak merugikan anak didik atau
peserta, dengan mengingat : 1 hari besar agama ;
2 hari-hari besar nasional ; 3 hari-hari libur sekolah ;
4 musim.
Pt. 22. Pedoman Pelaksanaan
a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang harus berpindah-pindah tempat, sehingga memberikan
pengalaman dan pengetahuan berbeda-beda dan memberikan kesempatan kepada kwartir ataupun satuan
lain untuk mendapat giliran menyelenggarakannya.
b. Tempat perkemahan dan kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang untuk Pramuka puteri dan Pramuka
putera diselenggarakan terpisah, masing-masing di bawah pimpinan dan pengawasan Pembina yang bersangkutan.
c. Untuk kelancaran pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang perlu sarana penunjang kegiatan dipersiapkan
sebaik-baiknya, yaitu : 1 bumi perkemahan luasnya, letak kemah dan lain-
lain. 2 tempat peribadatan.
3 perlengkapan. 4 bahan makanan dan sumber air minum.
5 tempat mandi, cuci dan kakus. 6 pengangkutan dan komunikasi.
7 kesehatan. 8 keamanan.
9 penerangan lampu. 10 kebutuhan sehari-hari
11 dan lain-lain
d. Untuk menjamin ketertiban pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang, perlu disusun suatu tata tertib
perkemahan. e. Sebagai penghargaan Penggalang dalam usahanya
mengikuti acara-acara kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang, oleh Panitia dibuat tanda penghargaan TP.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
f. Pemberian tanda penghargaan tersebut dititik beratkan
pada usaha dan ikut sertanya para Penggalang nilai formal pada acara kegiatan, dalam rangka pembinaan
pribadi dan pembinaan system beregu, tanpa mendasarkan pada hasil prestasi.
g. Pemberian tanda penghargaan dan tanda kenang- kenangan dalam perkemahan Besar Penggalang tidak
digunakan untuk menentukan kejuaraan. h. Tanda terimakasih diberikan oleh kwartir danatau panitia
penyelenggara kepada semua anggota penyelenggara, pembina, pembantu pembina, andalan dan lain-lain yang
telah memberikan bantuannya untuk penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang dalam bentuk yang sesuai
dengan kemampuan kwartir atau panitia penyelenggara yang bersangkutan.
Pt. 23. Pengawasan dan Penilaian
a. Pengawasan dan penilaian dilakukan oleh suatu tim yang ditunjuk oleh kwartir yang bersangkutan, dengan tugas
mengusahakan agar Perkemahan Besar Penggalang berlangsung dengan baik dan berakhir dengan gemilang.
b. Data untuk penilaian penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, didapat dari panitia, peserta dan pihak lain
yang bersangkutan, sehingga hasilnya dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
c. Penilaian meliputi segala segibidang penyelenggaraan perkemahan tersbut.
d. Penilaian diarahkan untuk mendapat saran, pendapat dan usul, tentang penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang, baik yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan pada masa berikutnya.
e. Hasil penilaian dipergunakan untuk penyempurnaan dan perkembangan Perkemahan Besar Penggalang berikutnya.
Pt. 24. Laporan
a. Segera setelah Perkemahan Besar Penggalang selesai, panitia Perkemahan Besar Penggalang harus menyerahkan
suatu laporan tertulis, yang memberi gambaran penyelenggaran Perkemahan Besar Penggalang sejak dari
tahap pemikiran sampai dengan tahap penyelesaiannya.
b. Dalam laporan Perkemahan Besar Penggalang tersebut harus dimuat antara lain :
1 pemikirannya, 2 perencanaannya,
3 persiapannya, 4 peserta dan pengaturannya,
5 panitia: tugas, struktur, personalia, dan pembagian
kerjanya, 6 pelaksanaanya,
7 penyelesaiannya, 8 kesulitan, hambatan, dan usaha mengatasinya,
9 hasil kegiatan dalam perkemahan tersebut,
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
10 hasil penelitian tentang penyelenggaraan dan kegiatan dalam perkemahan tersebut,
11 pertanggungjawaban keuangan, 12 kesimpulan,
13 saran, pendapat, dan usul untuk penyempurnaan
kegiatan dalam waktu yang akan dating. c. Laporan seperti yang dimaksud dalam Pt. 24 a dan b di
atas, dikirim kepada : 1 Kwartir yang bersangkutan sebagai laporan
pertanggungjawaban ; 2 pihak-pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang
telah memberi bantuan sebagai laporan pertanggungjawaban terutama dalam penggunaan
bantuannya ;
3 Kwarnas, Kwardanya, Kwarcabnya, sebagai bahan untuk disebarkan dalam rangka tukar pengalaman dan
informasi.
BAB VI DUKUNGAN ADMINISTRASI DAN KOMUNIKASI
Pt. 25. Dukungan Administrasi a. Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam
rangka penyelenggaraanpelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang, mutlak diperlukan adanya dukungan
administrasi, yang diselenggarakan dan dilaksanakan dengan telitiseksama, terperinci, lengkap, efisien dan
efektif.
b. Dukungan administrasi tersebut meliputi : 1 susunan tenagapersonil tiap panitia yang baik,
kualitatif maupun kuantitatif, dapat memenuhi kebutuhan penyelenggaraan Perkemahan Besar
Penggalang,
2 penyiapan dan penyelenggaraan latihan bagi para Pembina khususnya dalam pelayanan bidang
administrasi, logistik, kesehatan dan komunikasi, 3 dukungan logistik kelengkapanperalatan yang terdiri
atas : a kelengkapan pribadi,
b kelengkapan satuan, c kelengkapan perkemahan,
d bahan-bahan untuk makankonsumsi,
4 usaha bantuan fasilitas untuk sarana fisik di sekitar dan areal perkemahan, serta fasilitas kesehatan,
5 rencana anggaran dan usaha dana untuk biaya penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang,
yang diperoleh atas dasar gotong royong, yaitu dipikul bersama oleh mereka yang bersangkutan dan
berkepentingan, terdiri ata unsur : a para peserta perkemahan, termasuk orang
tuawalinya,
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
b Gugusdepan dan Majelis Pembimbing Gudepnya, c Kwartir Cabang dan Majelis Pembimbing
Cabangnya, d Kwartir Daerah dan Majelis Pembimbing
Daerahnya, e Kwartir Nasional dengan Majelis Pembimbing
Nasionalnya, f Panitia Penyelenggara yang mengusahakan, yaitu
dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang tidak mengikat,
c. Untuk semua pemasukan dan pengeluaran uang yang digunakan untuk pembiayaan Perkemahan Besar
Penggalang, dibuat laporan sebagai pertanggungjawaban secara terbuka, yang disampaikan kepada semua pihak
yang bersangkutan.
Pt. 26. KomunikasiHubungan
a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang akan
berhasil dengan baik, bilamana dapat diciptakan suatu hubungan kerjasama yang harmonis antar semua badan
panitia dan antara panitia dan majelis pembimbing serta masyarakat dan pemerintah di semua tingkatan.
b. Khusus untuk penyelenggaraan Jamnas diperlukan adanya komunikasi timbal balik yang efisien dan efektif antara
Panpus dan Panra, melalui sarana komunikasi yang tersedia.
c. Pengumuman tentang segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang harus
dudah diketahui dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan tepat pada waktunya, agar pelaksanaan
kegiatannya dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Dalam hal ini secara garis besar dibedakan dua jenis
pengumuman : 1 Pengumuman dalam lingkungan Gerakan Pramuka
sendiri, yang berisi petunjuk penyelenggaraan dan pelaksanaan, agar mereka yang bersangkutan
diharapkan mempunyai waktu yang cukup guna persiapan mengikuti Perkemahan Besar Penggalang
dengan sebaik-baiknya.
2 Pengumuman berupa publikasi mengenai Perkemahan Besar Penggalang kepada masyarakat luas, yang
waktunya harus diatur secara efektif menurut kebutuhan agar mencapai sasarannya.
Publikasi tersebut adalah sangat penting artinya guna memperoleh bantuan dan partisipasi.
Pt. 27. Perhubungan, Angkutan dan Telekomunikasi
a. Yang dimaksud dengan fasilitas perhubunganangkutan adalah fasilitas pengangkutan bagi anggota-anggota
panitia dan peserta, baik angkutan darat, laut, maupun udara. Untuk itu harus diusahakan bantuan secara Cuma-
Cuma gratis atau bilamana tidak mungkin, harus
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
diusahakan bantuan berupa pemberian reduksi ongkosbiaya angkutan.
b. Dalam hal telekomunikasi, bantuan yang diharapkan adalah berupa penyediaan peralatan, pemasangan dan
penggunaan fasilitas telepon dan radio bagi hubungan komunikasi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan dan
pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang.
c. Untuk mendapatkan kedua fasilitas tersebut di atas harus diajukan permohonan kepada Departemen Perhubungan
atau Jawatan Perhubungan setempat.
BAB VII LAIN-LAIN
Pt. 28. Jambore Nasional dan Internasional
a. Jambore Nasional dapat diikuti oleh anggota Gerakan Pramuka yang ada di luar negeri dan dapat juga diikuti
oleh Pramuka dari negara lain, gugusdepan asing yang secara resmi diundang oleh Gerakan Pramuka.
b. Ketentuan mengenai peserta dari negara lain tersebut ditentukan lebih lanjut oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.
c. Jambore Internasional yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka Sedunia dan Jambore Nasional yang
diselenggarakan oleh organisasi kepramukaan negara lain, dapat diikuti oleh anggota-anggota Gerakan Pramuka
Indonesia, apabila ada undangan dari organisasi kepramukaan yang bersangkutan dan memperoleh
persetujuan Kwarnas Gerakan Pramuka.
d. Untuk keperluan tersebut pada Pt. 28 c di atas, Kwarnas atau Kwarda, Kwarcab yang bersangkutan perlu
membentuk panitia untuk memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan tugas penerimaan dan pengurusan peserta
dari luar negeri, atau pengiriman dan pengurusan anggota Gerakan Pramuka ke luar negeri.
Pt. 29. Ikut Serta Berjambore Join in Jamboree
a. Sehubungan dengan diadakannya Jambore Internasional atau Jambore Nasional, maka Kwartir Daerah dapat pula
menyelenggarakan Jambore Daerah, yang acara kegiatannya dapat disamakan dengan kegiatan dalam
Jambore InternasionalNasional tersebut. Jambore Daerah ini disediakan terutama untuk para Pramuka Penggalang
yang
tidak dapat
mengikuti Jambore
InternasionalNasional. b. Sejiwa dengan Pt. 29 a tersebut di atas, maka :
1 sehubungan dengan Jambore Daerah, oleh Kwartir Cabang dapat diselenggarakan Jambore Cabang, yang
acaranya sama dengan Jambore Daerah tersebut. 2 sehubungan dengan Jambore Cabang, oleh Kortan
dapat diselenggarakan Jambore Kecamatan yang acaranya sama dengan Jambore Cabang tersebut.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
c. Untuk pelaksanaan Pt. 29 a dan b tersebut di atas, maka kwartir yang bersangkutan hendaknya mengumumkan
seluas-luasnya, terutama macam kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang yang akan
diselenggarakannya.
d. Penyelenggaraan kegiatan tersebut dalam Pt. 29 a, b dan c tersebut di atas disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan setempat.
Pt. 30. Tentang Lagu, Bendera dan Lencana
a. Untuk menggairahkan dan menyemarakkan suasana Perkemahan Besar Penggalang, bila dapat dibuat lagu
untuk kegiatan tersebut. b. Untuk keperluan upacara dan kenang-kenangan dapat
dibuat bendera dan lencana, sesuai dengan lambang perkemahan selama kegiatan itu berlangsung. Ukuran
bendera perkemahan tersebut tidak boleh lebih besar daripada bendera Gerakan Pramuka di kwartir-kwartir atau
gugusdepan yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Ketentuan lainnya adalah :
1 bendera perkemahan dipasang berdampingan dengan
bendera Gerakan Pramuka dan bendera Merah Putih. 2 pemasangan bendera perkemahan setinggi dan di
sebelah kiri bendera Gerakan Pramuka dilihat dari kedudukan Pembina Upacara.
3 pemasangan bendera Merah Putih harus lebih tinggi daripada bendera Gerakan Pramuka dan bendera
perkemahan. c. Tanda penghargaan dan tanda kenang-kenangan
Perkemahan Besar Penggalang hanya dibenarkan dipakai pada seragam Pramuka, selama mengikuti kegiatan
perkemahan tersebut. Selesai mengikuti perkemahan itu, semua tanda penghargaan dan tanda kenang-kenangan
masih dapat dikenakan pada pakaian seragam Pramuka paling lama satu bulan.
BAB VIII PENUTUP
Pt. 31. Hal-hal yang belum diatur
Hal-hal lain mengenai Perkemahan Besar Penggalang yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur
kemudian oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31
Desember 1976. Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, Ketua,
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
M. Sarbini Letjen TNI
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang
: a. bahwa Pramuka Penegak dan Pandega merupakan kader utama pelanjut misi Gerakan
Pramuka dan calon pembina dan pemimpin, karenanya perlu adanya pembinaan yang
seksama ; b. bahwa agar pembinaan termaksud dapat
mencapai sasarannya, maka pola pembinaan dan mekanisme pembinaan Pramuka Penegak
dan Pandega perlu disesuaikan dengan perkembangan Gerakan Pramuka dan
masyarakat dewasa ini ;
c. bahwa berkenaan dengan itu Pola Pembinaan Penegak dan Pandega yang ditrtapkan dengan
keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 105 tahun 1980 perlu disempurnakan.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
nomor 050 tahun 1987 tentang Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka.
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 083 tahun 1979 tentang
Penyempurnaan Pola Umum Gerakan Pramuka. 5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
nomor 105 tahun 1980 tentang Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
Memperhatikan : Saran Andalan Nasional dan Staf Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 105 tahun 1980.
Kedua : Berlakunya Pola dan Mekanisme Pembinaan
Pramuka Penegak dan Pandega sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Menginstruksikan kepada semua jajaran Kwartir dan
Satuan Pramuka untuk melaksanakan keputusan ini. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta.
Pada tanggal : 17 Juni 1988 Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Ketua
Letjen TNI Purn Mashudi
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
LAMPIRAN KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
BAB I PENDAHULUAN 1. Umum
a. Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan menggunakan prinsip dasar metodik
kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara.
b. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, yang sehat jasmani
dan rohaninya, serta menjadi warga negara Republik Indonesia, yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat
membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-anak dan pemuda dalam satuan Pramuka, sesuai
dengan golongan usia dan jenis kelaminnya diantaranya Satuan Pramuka Penegak untuk mereka yang yang berusia
16 s.d. 20 tahun, dan Satuan Pramuka Pandega untuk mereka yang berusia 21 s.d. 25 tahun.
d. Satuan Pramuka tersebut merupakan bagian dari Gugusdepan Pramuka, yang menjadi wadah pembinaan
pribadi para Pramuka, dengan pimpinan, pembinaan dan tanggung jawab anggota dewasa.
e. Untuk membina keterampilan serta pengembangan bakat dan darma baktinya kepada masyarakat, dibentuklah
Stuan Karya Pramuka. f. Untuk melaksanakan pembinaan di Gugusdepan dan
Satuan Karya tersebut, diperlukan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega beserta mekanismenya.
g. Petunjuk penyelenggaraan ini diterbitkan dengan maksud untuk :
1 menjabarkan Pola umum Gerakan Pramuka yang berkaitan dengan pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega. 2 meningkatkan mutu dan hasil pembinaanPramuka
Penegak dan Pandega. 3 menyesuaikan pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega dengan situasi dan kondisi setempat. 4 memantapkan pembinaan Pramuka Penegak dan
Pandega. h. Petunjuk Penyelenggaraan ini diterbitkan dengan tujuan
untuk penertiban dan keseragaman pelaksanaan
By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com
pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di setiap jajaran kwartir dan satuan Pramuka.
2. Dasar