Pembalut dan Pembalutan Menaksir Tinggi

 Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari  Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku b. Patah Tulang lengan Atas siku ke bahu  Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin  Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut  Pasang satu pembelat bidai yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah  Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan bidai c. Patah Tulang Lengan Bawah Letakkan pembelat bidai berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari. d. Patah Tulang di paha  Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter  Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal  Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar  Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk  Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.

2. Pembalut dan Pembalutan

1. Pembalut Macam-macam pembalut : a. Pembalut kasa gulung b. Pembalut kasa perekat c. Pembalut penekan d. Kasa penekan steril beraneka ukuran By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com e. Gulungan kapas f. Pembalut segi tiga mitella 2. Pembalutan a. Pembalutan segitiga pada kepala, kening b. Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki c. Pembungkus segitiga untuk membuat gendongan tangan d. Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com e. Pembalutan spiral pada tangan f. Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera. 3. Budaya Hidup Sehat Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk : 1. Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb. 2. Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb. 3. Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 4. Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi. 5. Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat berkemah 6. Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya. Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kepada orang lain. 10. SANDIPESAN RAHASIA Sandipesan rahasia dapat dibuat sedemikian banyak sesuai dengan kesepakatan masing-masing satuan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com BERKEMAH PERALATAN KEMAH Sebelum berkemah hedaknya pahami dulu apa tujuan berkemah, apakah sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara kegiatan. Lalu apa saja yang harus dibawa ? Dan perlengkapan tersebut adalah : 1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air. 2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak kantong. 3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan dingin dan sholat, bagi yang beragama islam. 4. Jaket tebal. 5. Kantung tidur sleeping bag dan alas tidur matras. 6. Pakaian cadangan 7. Peralatan makan 8. Peralatan mandi 9. Peralatan masak 10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki. 11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic. 12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin. 13. Topi. 14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat. 15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi. 16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film agar aman. 17. Jas hujan. 18. Obat-obatan pribadi. Kalau ingin berkemah tenda merupakan kebutuhan utama dan sebelum berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus atau sudah banyak dengan lubang robek. Berapa kebutuhan tali dan pasak serta tongkat bambu untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat, perlengkapan barang di cek, jangan ada yang teringgal. Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi tujuan ikut menentukan barang apa saja yang harus dibawa disesuaikan. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com TANDA – TANDA ALAM Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar kita yang sering kita temui saat berkemah : 1. Kabut Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada pagi hari bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan. 2. Awan Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras. 3. Matahari Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat. Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning- kuninganorange bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti akan ada angin yang cukup kencang. 4. Bintang Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baikburuk. 5. Bulan Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun. Apabila ada lingkaran putih halo yang melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu. 6. Binatang Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara lain : a. Laba-laba Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik. b. Semut Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik. c. Lebah By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari sarangnyapeternakan. d. Nyamuk Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan. Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik. Apabila selalu terbang di tempat yang gelap di dalam bayangbayang bertanda cuaca akan burukdatang hujan. e. Cacing Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan. f. Lintah Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya. g. Ikan Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk. h. Burung Kepinis Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula terbangnya. Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan. Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya. i. Kelelawar Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu. Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk. j. Asap Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar dengan tanahrendah maka cuaca akan buruk.Burung By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com MENGENAL HIPPRADA HIPPRADA adalah singkatan dari Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda. Sejak berdirinya Gerakan Pramuka semua organisasi Pandu yang ada sebelumnya, telah menyatakan meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka. Mulai saat itu kata Pandu berganti nama dengan Pramuka. Pada Tahun 1967 muncul beberapa gagasan dari beberapa tokoh Pandu yang tidak bergabung ke Pramuka, untuk berhimpun dalam suatu wadah tersendiri dan akhirnya gagasan tersebut dikemukakan kepada Ketua Kwarnas. Alm. Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada waktu meninjau perkemahan Pramuka Penegak dan Pandega Perpanitra di Bogor pada bulan Agustus 1968. Pada tanal 5 Mei 1972 di Kwarnas berkumpul sekitar 30 orang Pandu, untuk membentuk dewan sesepuh pandu-pandu yang diketuai oleh Bung Tomo. Setahun kemudian dalam sebuah pertemuan di kediaman Bapak Sri Sultan HB IX, tanggal 8 April 1973, usulan Pandu Wreda diterima. Akhirnya SK Ka Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor : 075 KN 75 tanggal 22 Juli 1975, Himpunan Pandu Wreda Hiprada resmi terbentuk dengan ketua umum pertama Alm. Bapak Soediro Mantan Gubernur Sulawesi dan ketua harian Bapak Prof. Dr. Soetarman Mantan Ketua PP IPINDO. Pada Tahun 1983, Hiprada dikembangkan dengan membuka pintu bagi anggota Pramuka Dewasa usia di atas 27 tahun menjadi anggota. Dengan langkah itu diharapkan HIPPRADA sudah dengan 2 P dapat menghimpun para anggota Pramuka Dewasa yang tidak menjadi Pembina dan Andalan dapat bergabung ke dalam Hipprada. Seperti Gerakan Pramuka, saat ini Hipprada telah memiliki AD ART dalam mengatur Organisasinya. Pada Tangal 26 Juli 1977, HIPPRADA secara resmi diterima sebagai anggota The International Felloship of Former Scouts and Guides IFOFSAG, yakni persaudaraan para pandu tua, baik putra maupun putri. Pada Tahun 1993 HIPPRADA mendapat kehormatan sebagai tuan rumah General Assembly GA ke 20 IFOFSAG yang dilaksanakan di Yogyakarta. Keberadan HIPPRADA dapat merupakan wadah untuk memelihara dan mewujudkan semboyan “ Sekali Pandu Tetap Pandu, Sekali Pramuka Tetap Pramuka, “, melalui wadah tersebut persaudaraan sesama Pandu Pramuka dapat dilestarikan dan pengabdian kepada masyarakat bangsa dan Negara terus dapat dilanjutkan. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Sumber : www.pramukanet.org By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MUNAS GERAKAN PRAMUKA 2003 NOMOR: 09MUNAS 2003 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiel dan spiritual serta beradab merupakan adicita bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga sejak berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan, dan dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda inilah Rakyat Indonesia berjuang untuk kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini merupakan karunia dan berkah rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke medan juang bahu-membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia dalam menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya. Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan kemitraan yang bertanggungjawab. Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggungjawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, mewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan: negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika; ideologi Pancasila; kehidupan rakyat yang rukun dan damai; lingkungan hidup di bumi Nusantara. Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut, Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan nonformal, melalui kepramukaan, sebagai bagian pendidikan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com nasional dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan. Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian diatas, maka disusunlah anggaran dasar Gerakan Pramuka ANGGARAN DASAR BAB I NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU Pasal 1 Nama, Status, dan Tempat 1 Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana. 2 Gerakan Pramuka berstatus badan hukum. 3 Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Pasal 2 Waktu 1 Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional Indonesia. 2 Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus. BAB II ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI Pasal 3 Asas Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila. Pasal 4 Tujuan Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi: manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang: 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan tinggi moral; By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 2. tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya; 3. kuat dan sehat jasmaninya. warganegara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional. Pasal 5 Tugas Pokok Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik. Pasal 6 Fungsi Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan nonformal, di luar sekolah dan di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan,dan Motto Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. BAB III SIFAT, UPAYA DAN USAHA Pasal 7 Sifat 1. Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia. 2. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama. 3. Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 4. Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga. 5. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Pasal 8 Upaya dan Usaha 1. Segala upaya, dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. a. Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman melalui kegiatan: 1 Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menurut agama masing- masing; 2 Kerukunan hidup beragama antarumat seagama dan antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain; 3. Penghayatan dan pengamalan Pancasila untuk memantapkan jiwa Pancasila dan mempertebal kesadaran sebagai warga negara yang bertanggungjawab terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan negara; 4 Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya; 5 Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan teknologi dengan keimanan dan ketakwaan; b. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah air dan bangsa; c. Memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan; d. Memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan persahabatan baik nasional maupun internasional; e. Menumbuhkembangkan pada para anggota rasa percaya diri, sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa tanggungjawab dan disiplin; f. Menumbuhkembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan; g. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan; h. Membina dan melatih jasmani, panca indera, daya pikir, penelitian, kemandirian dan sikap otonom, keterampilan, dan hasta karya. 2. Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak, mental, emosional, jasmani dan bakat serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepramukaan. Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak; Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan perkemahan baik lokal, nasional maupun internasional untuk memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian; Menyelenggarakan kegiatan bakti masyarakat dan ekspedisi; Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi kepemudaan lain untuk memupuk dan mengembang-kan semangat kepeloporan dan pengabdian kepada masyarakat, baik lokal. Nasional maupun internasional; Mengadakan kerjasama baik dengan instansi pemerintah maupun swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional; Memasyarakatkan Gerakan Pramuka dan kepramukaan khususnya di kalangan kaum muda. 3. Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan Gerakan Pramuka, diadakan prasarana dan sarana yang memadai berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana, komunikasi, dan kerjasama. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com BAB IV SISTEM AMONG, PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, KODE KEHORMATAN, METODE KEPRAMUKAAN, MOTTO DAN KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA Pasal 9 Sistem Among 1. Pendidikan nasional bersendikan Sistem Among, artinya menanamkan jiwa merdeka yang mengandung sifat disiplin diri dan mandiri dalam rangka saling ketergantungan. 2. Sistem Among berarti mendidik anak menjadi manusia merdeka jasmani, rohani, dan pikirannya, disertai rasa tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya bermitra dengan orang lain. 3. Dalam Sistem Among, pendidik dituntut bersikap dan berperilaku: Ing ngarso sung tulodo; Ing madyo mangun karso; Tut wuri handayani. Pasal 10 Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan 1 Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain. 2 Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan. 3 Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat. Pasal 11 Prinsip Dasar Kepramukaan 1 Prinsip Dasar Kepramukaan adalah : a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; c. peduli terhadap diri pribadinya; d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. 2 Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai: a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka; b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka; c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka; d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka; e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pasal 12 Metode Kepramukaan Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui: a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; b. belajar sambil melakukan; c. sistem berkelompok; d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik; e. kegiatan di alam terbuka; f. sistem tanda kecakapan; g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri; h. kiasan dasar. Pasal 13 Kode Kehormatan Pramuka 1. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan. 2. Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya. 3. Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu: a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma; b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma; c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Dasadarma; d. Kode Kehormatan Pramuka dewasa terdiri atas Trisatya anggota dewasa dan Dasadarma. Pasal 14 Motto Gerakan Pramuka 1 Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan Kode Kehormatan. 2 Motto Gerakan Pramuka adalah : “Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pasal 15 Kiasan Dasar Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya bangsa. BAB V ORGANISASI Pasal 16 Anggota 1 Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia yang terdiri atas: a. Anggota biasa: 1 Anggota muda: Siaga, Penggalang dan Penegak. 2 Anggota dewasa: a. Anggota Dewasa Muda: Pandega; b. Anggota Dewasa: Pembina Pramuka, Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota Majelis Pembimbing. b. Anggota kehormatan: 1. anggota dewasa purna bakti. 2. orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada Gerakan Pramuka. 2 Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugusdepan sebagai anggota tamu. Pasal 17 Hak dan Kewajiban 1. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban. 2. Hak dan kewajiban tersebut akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 18 Jenjang Organisasi Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut: a. Anggota muda dan anggota dewasa muda Gerakan Pramuka dihimpun dalam gugusdepan-gugusdepan dan anggota dewasa dihimpun di Kwartir. b. Gugusdepan-gugusdepan dikoordinasikan oleh Kwartir Ranting yang meliputi suatu wilayah KecamatanDistrik. c. Ranting-ranting dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Cabang meliputi wilayah Kabupaten atau Kota. d. Cabang-cabang dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Daerah meliputi wilayah Provinsi. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com e. Daerah-daerah dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Nasional meliputi wilayah Republik Indonesia. f. Di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk gugusdepan di bawah pembinaan Kwartir Nasional. Pasal 19 Pramuka Utama Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama. Pasal 20 Kepengurusan 1. Di tingkat Gugusdepan Gerakan Pramuka dipimpin oleh pembina gugusdepan. 2. Di tingkat Ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Ranting. 3. Di tingkat Cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Cabang. 4. Di tingkat Daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Daerah. 5. Di tingkat Nasional Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Nasional. 6. Pergantian pengurus Gerakan Pramuka dilaksanakan pada waktu musyawarah. 7. Kepengurusan baru dalam jajaran Ranting sampai dengan Nasional terdiri dari unsur pengurus lama dan pengurus baru. Pasal 21 Satuan Karya Pramuka 1. Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saka juga memotivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga memberi bekal bagi kehidupannya, untuk melaksanakan pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional. 2. Saka di tingkat kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan Saka. Pimpinan Saka adalah bagian integral dari kwartir. Pasal 22 Dewan Kerja Dewan Kerja merupakan bagian integral dari kwartir yang berfungsi sebagai wahana kaderisasi kepemimpinan, dan bertugas mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pasal 23 Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka 1. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari Kwartir dan berfungsi sebagai wadah Pembinaan Anggota Dewasa. 2 Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka berada di tingkat Cabang, Daerah, dan Nasional. Pasal 24 Bimbingan 1. Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Nasional yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia dengan beranggotakan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka. 2. Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Daerah yang diketuai oleh Gubernur beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan generasi muda. 3. Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Cabang yang diketuai oleh Bupati atau Walikota dengan beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan generasi muda. 4. Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Ranting yang diketuai oleh CamatKepala Distrik dengan beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap pembinaan generasi muda. 5. Gugusdepan diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan yang terdiri atas orangtua peserta didik dan tokoh masyarakat di sekitar gugusdepan. 6. Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dan bantuan oleh Majelis Pembimbing yang bersifat moral, organisatoris, materiel, dan finansial oleh Pimpinan Satuan Karya Pramuka yang terdiri atas tokoh pemerintahan dan masyarakat. Pasal 25 Pemeriksaan Keuangan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka. 2. Badan Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan memeriksa keuangan kwartir. 3 a. Personalia Badan Pemeriksa Keuangan berjumlah minimal 3 orang anggota Gerakan Pramuka ditambah seorang staf yang memiliki kompetensi dalam bidang keuangan. b. Badan Pemeriksa Keuangan dibantu oleh Akuntan Publik. 4 Badan Pemeriksa Keuangan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Penyelenggaraan. BAB VI MUSYAWARAH DAN REFERENDUM Pasal 26 Musyawarah 1 Musyawarah Nasional a. Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka. b. Musyawarah Nasional diadakan diadakan lima tahun sekali. c. Acara pokok Musyawarah Nasional adalah: Pertanggungjawaban Kwartir Nasional selama masa baktinya, termasuk pertanggungjawaban keuangan;  Menetapkan Rencana Strategik 5 tahun;  Menetapkan kepengurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti 5 tahun berikutnya. d. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Nasional dapat diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa. e. Pimpinan Musyawarah Nasional adalah suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Nasional. 2 Musyawarah Daerah a. Musyawarah Daerah diadakan lima tahun sekali. b. Acara pokok Musyawarah Daerah adalah: 1 Pertanggungjawaban Kwartir Daerah selama masa baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan; 2 Menetapkan Rencana Kerja 5 tahun; 3 Menetapkan kepengurusan Kwartir Daerah untuk masa bakti 5 tahun berikutnya. c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Daerah dapat diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa. d. Pimpinan Musyawarah Daerah adalah suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Daerah. 3 Musyawarah Cabang a. Musyawarah Cabang diadakan lima tahun sekali. b. Acara pokok Musyawarah Cabang adalah: 1 Pertanggungjawaban Kwartir Cabang selama masa baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan; 2 Menetapkan Rencana Kerja 5 tahun; By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 3 Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa bakti 5 tahun berikutnya. c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Cabang dapat diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa. d. Pimpinan Musyawarah Cabang adalah suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Cabang. 4 Musyawarah Ranting a. Musyawarah Ranting diadakan tiga tahun sekali. b. Acara pokok Musyawarah Ranting adalah: 1 Pertanggungjawaban Kwartir Ranting selama masa baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan; 2 Menetapkan Rencana Kerja 3 tahun; 3 Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa bakti 3 tahun berikutnya. c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Ranting dapat diadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa. d. Pimpinan Musyawarah Ranting adalah suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Ranting. 5 Musyawarah Gugusdepan a. Musyawarah Gugusdepan diadakan tiga tahun sekali. b. Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah: 1 Pertanggungjawaban Pembina Gugusdepan selama masa baktinya termasuk, pertanggungjawaban keuangan; 2 Menetapkan Rencana Kerja 3 tahun; 3 Menetapkan Pembina Gugusdepan untuk masa bakti 3 tahun berikutnya. c. Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu Musyawarah Gugusdepan dapat diadakan Musyawaraah Gugusdepan Luar Biasa. d. Pimpinan Musyawarah Gugusdepan adalah suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Gugusdepan. Pasal 27 Referendum Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dapat menyelenggarakan suatu referendum. BAB VII PENDAPATAN DAN KEKAYAAN Pasal 28 Pendapatan Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari: a. Iuran anggota; b. Bantuan majelis pembimbing; c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat; By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com d. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun dengan Kode Kehormatan Pramuka; e. Usaha dana, badan usahakoperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka. Pasal 29 Kekayaan 1 Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan tidak bergerak serta hak milik intelektual 2 Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap harus diputuskan berdasarkan hasil Rapat Pleno Pengurus Kwartir dan persetujuan Mabi. BAB VIII ATRIBUT Pasal 30 Lambang Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa. Pasal 31 Bendera Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua, warna dasar putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah berwarna merah, di atas dan di bawah lambang Gerakan Pramuka terdapat garis merah sepanjang ‘panjang bendera’ dan di sisi tiang terdapat garis merah sepanjang ‘lebar bendera’. Pasal 32 Panji Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961. Pasal 33 Himne Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya Darma Pramuka. Pasal 34 Pakaian Seragam dan Tanda-tanda By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin, anggota Gerakan Pramuka menggunakan pakaian seragam beserta tanda-tandanya. BAB IX ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 35 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 1 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 2 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini. BAB X PEMBUBARAN Pasal 36 Pembubaran 1 a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang khusus diadakan untuk itu. b. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah. c. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul pembubaran Gerakan Pramuka dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah. d. Usul pembubaran Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui dengan suara bulat. 2 Jika Gerakan Pramuka dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda milik Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Musyawarah Nasional yang mengusulkan pembubaran itu. BAB XI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 37 Perubahan Anggaran Dasar 1 Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang dihadiri oleh utusan daerah sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah. 2 Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui oleh sekurang- kurangnya tiga perempat dari jumlah suara yang hadir. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com BAB XII PENUTUP Pasal 38 Penutup Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang diselenggarakan di Pontianak Kalimantan Barat pada tanggal 15 – 19 Desember 2003. Ditetapkan di : Pontianak Pada Tanggal : 18 Desember 2003 Presidium Munas Gerakan Pramuka 2003, Sundoro Syamsuri Ketua Dr. H. Noer Bahry Noor, MSc Amos Asmuruf, SH Anggota Anggota Drs. H. Didi Edia Kartadinata Riyadi Santoso, S.Pd Anggota Anggota KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka diperlukan Anggaran Dasar yang mencerminkan aspirasi, visi, dan misi seluruh Gerakan Pramuka Indonesia, sehingga secara efektif dapat dijadikan landasan kerja Gerakan Pramuka Indonesia; b. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana dimaksud pada butir a, telah dilaksanakan penyempurnaan atas Anggaran Dasar Gerakan Pramuka melalui pembahasan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 yang berlangsung dari tanggal 15 sampai dengan 19 Desember 2003 di Pontianak, Kalimantan Barat; c. bahwa sehubungan dengan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dihasilkan dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 pada tanggal 15 sampai dengan 19 Desember 2003 di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan Keputusan Presiden; Mengingat : Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA. Pasal 1 : Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagaimana terlampir dalam Keputusan Presiden ini. Pasal 2 : Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 3 : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 18 Oktober 2004 PRESIDEN REPUBLIK INDON ESIA ttd By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com MEGAWATI SOEKARNOPUTRI By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 107 TAHUN 1999 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang : 1. Bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka perlu dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan oleh karena itu Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ; 2. Bahwa Anggaran Dasar Gerakan Pramuka telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 34 tahun 1999, sehingga Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 103 tahun 1989 perlu diganti, agar sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tersebut ; Mengingat : 1. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 1998 di Jakarta ; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 34 Tahun 1999, tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ; 3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 103 tahun 1989, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ; Memperhatikan : 1. Arahan Pimpinan Kwartir Nasional dan Andalan Nasional ; 2. Saran Staf Kwartir Nasional Gerakan Pramuka MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 103 tahun 1989, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka seperti tercantum pada lampiran keputusan ini. Kedua : Mengintruksikan kepada semua jajaran Gerakan Pramuka untuk melaksanakan dan menyebar luaskan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini. Dengan catatan, apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pem-betulan sebagaimana mestinya. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Ditetapkan di : Jakarta. Pada tanggal : 22 Juli 1999 Ketua Nasional Gerakan Pramuka ttd H.A. Rivai Harahap. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 107 TAHUN 1999 ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA BAB I NAMA DAN TEMPAT Pasal 1 Nama 1 Gerakan Pramuka sebagai gerakan kepanduan Praja Muda Karana adalah gerakan pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa. 2 Gerakan Pramuka menyelenggarakan kepramukaan sebagai cara mendidik kaum muda, oleh dan untuk kaum muda atas dujungan dan bimbingan orang dewasa. Pasal 2 Tempat 1 Domisili kantor pusat Gerakan Pramuka di Ibukota Negara Republik Indonesia. 2 Gerakan Pramuka menyelenggarakan kegiatan di seluruh wilayah Republik Indonesia. BAB II ASAS, TUGAS POKOK, DAN SASARAN Pasal 3 Asas Penghayatan dan pengamalan Pancasila diwujudkan dalam sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka. Pasal 4 Tugas Pokok Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah dengan tujuan : a. membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi menusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Pasal 5 Sasaran Sasaran kepramukaan adalah mempersiapkan kader bangsa yang : a. memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila. b. berdisiplin yaitu berpikir, bersikap dan bertingkah laku tertib. c. sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya. d. memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai- nilai kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa. e. berkemampuan untuk berkarya dan semangat kemandirian, berpikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas. BAB III FUNGSI, SIFAT DAN USAHA Pasal 6 Kepramukaan 1 Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasarann akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. 2 Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. 3 Kepramukaan merupakan sistem pembinaan dan pengembangan sumberdaya atau potensi kaum muda agar menjadi warganegara yang berkualitas yang mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional. 4 Pendidikan dalam kepramukaan dimaksudkan dan diartikan secara luas sebagai suatu proses pembinaan sepanjang hayat yang berkesinambungan Sumber Daya Manusiapotensi peserta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, yang sasarannya menjadikan mereka sebagai manusia yang mandiri, peduli, bertanggungjawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat. 5 Pelaksana pendidikan dalam kepramukaan agar menghayati dan menyadari bahwa : By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com a. karya di bidang pendidikan adalah karya peningkatan mutu mental, moral, fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual ; b. pendidikan berbeda dengan pengajaran, proses pendidikan lebih pelan daripada proses pengajaran ; c. pada hakekatnya yang menjadi pendidik sebenarnya adalah pihak yang dididik, pendidik hanya pemberi jalan pendidikan yang selanjutnya diproses oleh penerima bahan pendidikan tersebut sendiri ; d. dasar dan landasan pendidikan adalah meniru. Ada yang meniru dan harus ada yang ditiru. Yang ditiru harus berhargabernilai untuk ditiru. Pasal 7 Fungsi Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia. Pasal 8 Sifat 1 Kepramukaan adalah proses pendidikan sepanjang hayat. 2 Gerakan Pramuka terbuka bagi setiap warga negara Republik Indonesia yang bersedia dan sukarela menjadi anggota Gerakan Pramuka. 3 Gerakan Pramuka melaksanakan kegiatan sesuai dengan keadaan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. 4 Gerakan Pramuka melaksanakan kegiatan yang bersifat internasional untuk membina persahabatan, persaudaraan, dan perdamaian dunia. 5 Gerakan Pramuka melaksanakan kepramukaan yang bersifat universal, yang dapat dilaksanakan dimana saja, dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang disesuaikan dengan kepentingan nasional. Pasal 9 Gerakan Pramuka dan Politik 1 Gerakan Pramuka berpegang pada peraturan perundang- undangan negara dan kebijakan umum pemerintah Republik Indonesia. 2 Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial politik, dan bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial politik manapun juga. Semua jajaran Gerakan Pramuka tidak By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com dibenarkan ikut serta dalam kegiatan yang bersifat politik praktis. 3 Anggota Gerakan Pramuka secara pribadi dapat menjadi anggota suatu organisasi kekuatan sosial politik, dengan ketentuan: a. tidak dibenarkan menyiarkan faham politik yang dianutnya ke dalam lingkungan kepramukaan; b. tidak dibenarkan mengenakan pakaian seragam Pramuka atau tanda-tanda Pramuka pada waktu mengikuti kegiatan organisasi kekuatan sosial politik dan melakukan kegiatan politik praktis. c. tidak dibenarkan mengenakan pakaian atau tanda-tanda yang dipakai sebagai identitas organisasi kekuatan sosial politik pada waktu anggota tersebut menghadiri atau mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka. Pasal 10 Gerakan Pramuka dan Agama 1 Gerakan Pramuka memberi kebebasan kepada anggotanya untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan masing- masing. 2 Gerakan Pramuka membina anggotanya agar meningkatkan ketakwaan dan menjalankan kewajibannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3 Gerakan Pramuka membina anggotanya untuk menumbuhkan dan memupuk kerukunan hidup beragama dan kerukunan antar umat beragama dengan saling menghormati dan menghargai agama dan kepercayaan orang lain. Pasal 11 Usaha 1 Segala usaha dan kegiatan Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. 2 Usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak, mental, jasmani, dan bakat, serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui berbagai kegiatan kepramukaan. 3 Untuk menunjang usaha dan mencapai tujuan Gerakan Pramuka, diadakan prasarana dan sarana yang memadai, berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana, komunikasi dan kerjasama. Pasal 12 Pembinaan Watak, Keterampilan dan Kesehatan 1 Pada hakekatnya semua kegiatan dalam Gerakan Pramuka diarahkan untuk mebina watak, keterampilan dan kesehatan peserta didik. 2 Pembinaan watak dilakukan melalui kegiatan penanaman, pemupukan dalam diri peserta didik : By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com a. ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa b. kesadaran berbangsa dan bernegara c. pengamalan morak Pancasila d. pemahaman sejarah perjuangan bangsa e. rasa percaya diri sendiri f. tanggungjawab dan disiplin. 3 Pembinaan keterampilan dilakukan dengan latihan alat driya, kecerdasan, dan kejuruan melalui syarat-syarat kecakapan dan kegiatan Satuan Karya. 4 Pembinaan kesehatan dilakukan dengan kegiatan kebersihan dan keteriban, latihan dan penyuluhan kesehatan, serta keindahan dan kelestarianlingkungan hidup. Pasal 13 Pembinaan Kwartir dan Satuan 1 Kwartir Nasional membina dan membantu Kwartir Daerah, sehingga kemampuan setiap daerah dalam mengembangkan pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan karya. 2 Setiap Kwartir Daerah membina dan membantu Kwartir Cabang, sehingga kemampuan setiap cabang dalam mengembangkan pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan Karya. 3 Setiap Kwartir Cabang membina dan membantu Kwartir Ranting, sehingga kemampuan setiap ranting dalam mengembangkan pendidikan kepramukaan di wilayah kerjanya terus meningkat, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan karya. 4 Setiap Kwartir Ranting membina dan membantu Gugusdepan dalam wilayah kerjanya dan wajib berusaha supaya jumlah dan mutu Gugusdepan dan Satuan karya di wilayah kerjanya terus meningkat. 5 Setiap Koordinator DesaKelurahan membantu Kwartir Ranting yang bersangkutan dengan mengkoordinasikan Gugusdepan di wilayah desakelurahannya. 6 Pembina Gugusdepan berusaha supaya jumlah dan mutu para pembina dan peserta didik di Gugusdepannya terus meningkat. 7 Kwartir Nasional membina dan membantu secara langsung Gugusdepan yang berpangkalan di Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Pasal 14 Pendidikan Tenaga Kader Gerakan Pramuka 1 Semua Kwartir berusaha meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kader Gerakan Pramuka, Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing, sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan kepramukaan. 2 Untuk melaksanakan maksud yang tertera dalam ayat 1 pasal ini Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional, menyelenggarakan pendidikan melalui kursus dan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com latihan serta pendekatan pribadi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya di wilayah masing-masing. 3 Setiap Kwartir membantu Kwartir-Kwartir di wilayah kerjanya untuk melaksanakan pendidikan tenaga kader Gerakan Pramuka. 4 Untuk melaksanakan tugas tersebut dalam ayat 1, 2 dan 3 pasal ini dibentuk lembaga pendidikan kader Gerakan Pramuka seperti berikut : a. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional, disingkat Lemdikanas. b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah, disingkat Lemdikada. c. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang, disingkat Lemdikacab. Pasal 15 Pertemuan untuk Memupuk Persaudaraan 1 Gerakan Pramuka mulai dari Gugusdepan sampai dengan tingkat nasional menyelenggarakan pertemuan untuk memupuk rasa kekeluargaan dan persaudaraan. 2 Pertemuan-pertemuan itu diisi dengan acara kegiatan yang menarik, bermanfaat, kreatif, inovativ serta mengandung pendidikan, antara lain untuk meningkatkan kerjasama, rasa kekeluargaan, disiplin, keterampilan, kecakapan dan penguasaan tehnologi. 3 Agar dapat mengikutsertakan sebanyak mungkin anggota Gerakan Pramuka dalam pertemuan untuk memupuk kekeluargaan dan persaudaraan, perlu lebih sering diselenggarakan pertemuan di tingkat Ranting dan Cabang. Pasal 16 Fasilitas dan Alat Perlengkapan Pendidikan 1 Semua jajaran Gerakan Pramuka mengusahakan alat perlengkapan sebagai sarana pendidikan. 2 Salah satu usaha pengadaan perlengkapan setiap kwartir membentuk koperasi yang juga merupakan sarana pendidikan. 3 Karena adanya hak paten maka pengadaan perlengkapan pendidikan oleh pihak luar Gerakan Pramuka harus mendapat ijin dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 4 Salah satu usaha pengadaan, fasilitas dan perlengkapan dilakukan melalui Kedai Pramuka. 5 Kedai Pramuka dikelola oleh kwartir, koperasi atau oleh anggota Gerakan Pramuka yang mendapat ijin dari kwartirnya. Pasal 17 Kehumasan 1 Gerakan Pramuka mulai dari tingkat gugusdepan sampai dengan tingkat nasional melaksanakan usaha penerangan, baik ke dalam maupun ke luar Gerakan Pramuka. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 2 Hubungan masyarakat untuk memperoleh pengertian, dukungan, bantuan dan umpan balik dari masyarakat maupun pemerintah serta menjadikan penerangan dan hubungan masyarakat itu sebagai alat pendidikan kepramukaan dan pendidikan masyarakat. Pasal 18 Hubungan dengan Instansi Pemerintah, Organisasi Lain 1 Gerakan Pramuka mengembangkan kerjasama dengan instansi pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat, untuk dapat berperanserta dalam pembangunan, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah dan tujuan Gerakan Pramuka. 2 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengusahakan hubungan baik dengan pihak-pihak di luar negeri yang tujuannya tidak bertentangan dengan kebijaksanaan umum pemerintah Republik Indonesia dan tujuan Gerakan Pramuka. 3 Gerakan Pramuka sebagai anggota World Organization of Scout Movement WOSM dan World Association of Girl Guides and Girl Scouts WAGGGS. 4 Gerakan Pramuka mengadakan hubungan kerjasama dengan organisasi kepramukaan di negara lain. Pasal 19 Usaha Lain Gerakan Pramuka menjalankan usaha lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan umum pemerintah, dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. BAB IV PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN, METODE KEPRAMUKAAN, KODE KEHORMATAN PRAMUKA, MOTTO, DAN KIASAN DASAR Pasal 20 Prinsip Dasar Kepramukaan 1 Prinsip Dasar Kepramukaan adalah : a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya ; c. peduli terhadap diri pribadinya ; d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. 2 Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi peserta didik dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. 3 Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah hakekat Pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya : a. mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi larangannya. b. mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama dengan makhluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang lebih mulia dari makhluk lainnya. Dalam kehidupan bersama didasari prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab. c. diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai. d. memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. e. memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat meninjangmemberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya.Karena itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya dengan cara menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik. Pasal 21 Metode Kepramukaan 1 Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui : a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka ; b. belajar sambil melakukan ; c. berkelompok ; d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik ; e. kegiatan di alam terbuka ; f. sistem tanda kecakapan ; g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri ; h. sistem among. 2 Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. 3 Metode Kepramukaan sebagai suatu system, terdiri atas unsure- unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com tiap unsurnya memounyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan. Pasal 22 Kode Kehormatan 1 Kode kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yangdisebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan. 2 Kode kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah : a. janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan ; b. tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji ; c. titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baiksebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya. 3 Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah :. a. alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur ; b. upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota ; c. landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong ; d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan. 4 Kode Kehormatan Pramuka bagi pesertadidik disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dam jasmani pesertadidik, yaitu : a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas : 1 Janji yang disebut Dwisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Dwisatya Pramuka Siaga Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh : - menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tata- krama keluarga - setiap hari berbuat kebajikan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 2 Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya bernunyi sebagai berikut : Dwidarma Pramuka Siaga 1. Siaga berbakti kepada ayah bindanya 2. Siaga berani dan tidak putus asa b. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas : 1 Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Trisatya Pramuka Penggalang Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh : - menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila - menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat - menepati Dasadarma 2 Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya bernunyi sebagai berikut : Dasadarma Pramuka Penggalang Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela Menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. c. Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas : 1 Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Trisatya Pramuka Penegak Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh : - menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila - menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat - menepati Dasadarma 2 Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya bernunyi sebagai berikut : Dasadarma Pramuka Penegak Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela Menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. d. Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas : 1 Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Trisatya Pramuka Pandega Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh : - menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila - menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat - menepati Dasadarma 2 Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya bernunyi sebagai berikut : Dasadarma Pramuka Pandega Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela Menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. e. Kode Kehormatan bagi anggota dewasa terdiri atas : 1 Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh : - menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila - menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat - menepati Dasadarma 2 Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya bernunyi sebagai berikut : Dasadarma Pramuka itu : 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih saying sesama manusia By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela Menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat, dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. f. Kesanggupan anggota dewasa untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa depan yang lebih baik, dinyatakan dengan Ikrar yang berbunyi sebagai berikut : I K R A R Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang, dan dengan penuh kesadaran serta rasa tanggungjawab atas kepentingan bangsa dan negara, kami Pembina PramukaPelatih Pembina PramukaPembina ProfesionalPamong SakaInstruktur SakaPimpinan SakaAndalanAnggota Majelis Pembimbing ………………… Gerakan Pramuka seperti tersebut dalam Keputusan Kwartir ………………… Majelis Pembimbing …………………….. Gerakan Pramuka nomor ……… tahun ……… menyatakan bahwa kami : - menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dan - akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas kewajiban kami sebagai Pembina PramukaPelatih Pembina PramukaPembina ProfesionalPamong SakaInstruktur SakaPimpinan SakaAndalanAnggota Majelis Pembimbing ………………… Gerakan Pramuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke masa depan yang lebih baik. ……………………………., ……………………….. Pembina PramukaPelatih Pembina Pramuka Pembina ProfesionalPamong SakaInstruktur SakaPimpinan SakaAndalanAnggota Majelis Pembimbing ………………… Gerakan Pramuka ………………………………… Catatan : - coret yang tidak perlu diisi Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Desa, atau Gugusdepan Pasal 23 By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan dilaksanakan dengan : a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing- masing. b. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara c. Menegenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta alam seisinya. d. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga, maupun dalam kehidupan bermasyarakat, membina persaudaraan dengan Pramuka sedunia. e. Hidup secara sehat jasmani dan rohani. f. Belajar mendengar, menghargai dan menerima pendapatgagasan orang lain, membina sikap mawas diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar. g. Membiasakan diri memberikan pertolongan dan berpartisipasi dalam kegiatan bakti maupun sosial, membina kesukarelaan dan kesetiakawanan, membina ketabahan dan kesabaran dalam menghadapimengatasi rintangan dan tantangan tanpa mengenal sikap putus asa. h. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas yang ditawarkan , sebagai persiapan pribadi menghadapi masa depan, berupaya melatih keterampilan dan pengetahuan sesuai kemampuannya, riang gembira dalam menjalankan tugas dan menghadapi kesulitan maupun tantangan. i. Bertindak dan hidup secara hemat, serasi dan tidak berlebihan, teliti, waspada dan tidak melakukan hal yang mubazir, dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu dan mau mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. j. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar, taat terhadap aturan dan kesepakatan. k. Membiasakan diri menepati janji, mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab atas segala tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi. l. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik, dalam upaya membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati- hati dalam bertindak, bersikap dan berbicara. Pasal 24 Belajar Sambil Melakukan Belajar Sambil Melakukan dilaksanakan dengan : a. Kegiatan dalam kepramukaan dilakukan sebanyak mungkin praktek secara praktis dalam upaya memberikan bekal By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com pengalaman dan keterampilan yang bermanfaat bagi beserta didik.. b. Mengarahkan perhatian pesertadidik untuk berbuat hal-hak nyata dan merangsangnya agar rasa keingintahuan akan hal- hal yang baru dan keinginan untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan timbul, daripada hanya menjadi penonton. Pasal 25 Sistem Berkelompok 1 Sistem beregu dilaksanakan agar peserta didik memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, berorganisasi, memikul tanggungjawab, mengatur diri, menempatkan diri, bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. 2 Kaum muda dikelompokkan dalam satuan gerak, yang masing- masing dipimpin oleh kaum muda sendiri, yang merupakan wadah kerukunan diantara mereka. Pasal 26 Kegiatan Menantang dan Progresif serta Mengandung Pendidikan yang Sesuai dengan Perkembangan Rohani dan Jasmani Pesertadidik Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan : a. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka harus menantang dan menarik kaum muda untuk menjadi Pramuka, sedangkan mereka yang telah menjadi Pramuka tetap terpikat dan mengikuti serta mengembangkan acara kegiatan tersebut. b. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka bersifat kreatif, inovatif dan rekreatif yang mengandung pendidikan, dengan maksud supaya melalui proses pendidikan akan dapat mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan penguasaan keterampulan dan kecakapan bagi setiap pesertadidik. c. Kegiatan dilaksanakan secara terpadu dan bagi peserta didik merupakan tahapan pengembangan kemampuan dan keterampilannya baik secara individu maupun kelompoknya. d. Pendidikan dalan kepramukaan dilaksanakan dalam tahapan peningkatan bagi kemampuan dan perkembangan individu maupun kelompok. e. Acara kegiatan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan dengan usia dan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik, sehingga pendidikan kepramukaan dapat diterima dengan mudah dan pasti oleh yang bersangkutan. f. Penggolongan pesertadidik dalam Gerakan Pramuka menurut jenis kelamin, umur dan kemampuannya, dimaksudkan untuk memudahkan penyesuaian kegiatan dengan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik. g. Kegiatan dalam Gerakan Pramuka diusahakan agar dapat mengembangkan bakat dan minat anggota Gerakan Pramuka, serta menunjang dan berfaedah bagi perkembangan diri pribadi, masyarakat dan lingkungannya. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pasal 27 Kegiatan di Alam Terbuka 1 Kegiatan di alam terbuka memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, selain itu mengembangkan suatu sikap tanggungjawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam. 2 Bagi pesertadidik menjaga lingkungan adalah hal yang utama yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan dasar dalam tiap kegiatan yang selaras dengan alam. 3 Kegiatan di alam terbuka mengembangkan kemapuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, membina kerjasama danrasa memiliki. Pasal 28 Sistem Tanda Kecakapan 1 Tanda kecakapan adalah tanda yang menunjukkan keterampilan dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang anggota Gerakan Pramuka. 2 Sistem tanda kecakapan bertujuan mendorong dan merangsang para Pramuka supaya berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan. 3 Setiap Pramuka berusaha memperoleh keterampilan dan kecakapan yang berguna bagi kehidupan dirinya dan baktinya kepada masyarakat. Pasal 29 Sistem Satuan Terpisah Untuk Putera dan Puteri Sistem satuan terpisah dilaksanakan sebagai berikut: a. Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Puteri, satuan Pramuka Putera dibina oleh Pembina Putera. b. Tidak dibenarkan Satuan Pramuka Puteri dibina oleh Pembina Putera dan sebaliknya, kecuali Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina Puteri. c. Jika kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin dan dijaga agar tempat perkemahan puteri dan tempat perkemahan putera terpisah; perkemahan puteri dipimpin oleh Pembina Puteri dan perkemahan putera dipimpin oleh Pembina Putera. Pasal 30 Sistem Among By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina dan pesertadidik menggunakan Sistem Among. 2 Sistem among mewajibkan pembina Pramuka melaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut : a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan ; b. Ing madyo mengun karso maksudnya di tengah membangun kemauan ; c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dayadorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. 3 Dalam melaksanakan tugasnya pembina Pramuka wajib bersikap dan berperilaku berdasarkan: a. cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaankesederhanaan, kesanggupan berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial. b. disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4 Hubungan pembina Pramuka dengan pesertadidik merupakan hubungan khas, yaitu setiap pembina Pramuka wajib memperhatikan perkembangan pesertadidiknya secara pribadi agar perhatian terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan. 5 Pembina Pramuka berusaha secara bertahap menyerahkan pemimpinan kegiatan sebanyak mungkin kepada pesertadidik, sedangkan pembina Pramuka berada di belakang memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik. Pasal 31 Motto Gerakan Pramuka 1 Moyyo Gerakan Pramuka merupakan motto tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses pendidikan, disosialisasikan baik dalam maupun di luar Gerakan Pramuka. 2 Motto Gerakan Pramuka adalah : “Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”. Pasal 32 Kiasan Dasar 1 Pada hakekatnya Kiasan Dasar merupakan Metode Kepramukaan. 2 Penggunaan Kiasan Dasar sebagai salah satu unsur terpadu dalam kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi pesertadidik, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Karena itu Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merengsang tetapi harus By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com diseuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi pesertadidik. 3 Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran pendidikan dalam kepramukaan untuk tiap pesertadidik serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan pesertadidik tetapi memperkaya pengalaman. BAB V ORGANISASI Pasal 33 Gugusdepan 1 Kepramukaan diselenggarakan di Gugusdepan dan Satuan Karya. 2 Gugusdepan lengkap merupakan pangkalan keanggotaan bagi pesertadidik dan anggota dewasa serta wadah pembinaan bagi pesertadidik yang terdiri atas : a. Perindukan Siaga b. Pasukan Penggalang c. Ambalan Penegak d. Racana Pandega. 3 Anggota putera dan anggota puteri dihimpun dalam gugusdepan yang terpisah, masing-masing merupakan Gugusdepan yang berdiri sendiri. 4 Anggota Gerakan Pramuka yang menyadang cacat dapat dihimpun dalam Gugusdepan tersendiri atau dapat diintegrasikan ke dalam Gugusdepan biasa. Pasal 34 Satuan Karya 1 Satuan Karya Saka merupakan wadah pendidikan kepramukaan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pesertadidik dalam wawasan tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia. 2 Kegiatan itu menghasilkan pengalaman, tambahan pengetahuan dan tehnologi, keterampilan dan kecakapan yang kelak menjadi bekal hidup para peserta didik. Kegiatan itu diarahkan pada peningkatan ketahanan nasional. 3 Setiap Satuan Karya mengkhususkan diri pada pengabdian tertentu berdasarkan wawasan atau keterampilan khusus. 4 Anggota satuan karya adalah Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega putera dan puteri dari Gugusdepan di wilayah Ranting yang bersangkutan tanpa melepaskan diri dari keanggotaan Gugusdepannya. 5 Satuan karya dibina oleh Kwartir RantingCabang. 6 Anggota Satuan Karya wajib meneruskan pengetahuan dan kemamannya kepada anggota lain di Gugusdepannya. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pasal 35 Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera yang bersifat kolektif, berkedudukan sebagai badan kelengkapan Kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan membantu Kwartir untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Pasal 36 Ranting 1 Ranting selain menghimpun Gugusdepan yang ada di wilayah kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi anggota dewasa yang ada pada jajarannya. 2 Ranting merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali teknik dan taktik pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka. 3 Pada tingkat Ranting dibentuk Kwartir Ranting yang dilengkapi dengan antara lain : a. Dewan Kerja Ranting DKR b. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa. Pasal 37 Cabang 1 Cabang selain menghimpun Ranting-Ranting yang ada di wilayah kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi anggota dewasa yang ada di jajarannya. 2 Cabang merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali operasional kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya ini, Cabang melakukan pembinaan sampai ke tingkat Gugusdepan. 3 Pada tingkat Cabang dibentuk Kwartir Cabang yang dilengkapi dengan antara lain : a. Dewan Kerja Cabang DKC b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang Lemdikacab c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa. 4 Pada kota administratif dapat dibentuk Kwartir Cabang tersendiri atas persetujuan Ketua Majelis Pembimbing Daerah yang bersangkutan. Pasal 38 Daerah By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Daerah selain menghimpun Cabang-Cabang yang ada di wilayah kerjanya juga merupakan pangkalan keanggotaan bagi anggota dewasa yang ada di jajarannya. 2 Daerah merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali manajerial kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya ini, Derah melakukan pembinaan sampai ke tingkat Ranting. 3 Pada tingkat Daerah dibentuk Kwartir Daerah yang dilengkapi dengan antara lain : a. Dewan Kerja Daerah DKD b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah Lemdikada c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa. Pasal 39 Nasional 1 Gerakan Pramuka di tingkat Nasional selain menghimpun Daerah-daerah seluruh Indonesia juga menghimpun Gugusdepan-Gugusdepan di perwakilan-perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan menjadi pangkalan keanggotaan bagi anggota dewasa yang ada di jajarannya. 2 Gerakan Pramuka di tingkat nasional merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali strategik kegiatan Gerakan Pramuka. Dalam melaksanakan fungsinya ini, dilaksanakan pembinaan sampai ke tingkat Cabang. 3 Di tingkat Nasional dibentuk Kwartir Nasional yang dilengkapi dengan antara lain : a. Dewan Kerja Nasional DKN b. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional Lemdikanas c. Wadah keanggotaan bagi anggota dewasa. Pasal 40 Dewan Kehormatan 1 Dewan Kehormatan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Gugusdepan atau Kwartir sebagai badan yang menetapkan promosi dan sangsi dengan tugas : a. menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka. b. menilai sikap, perilaku dan jasa seseorang untuk mendapatkan tanda penghargaan. 2 Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut : a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas: 1 Majelis Pembimbing ; 2 Andalan ; 3 Anggota Kehormatan ; 4 Anggota Dewan Kerja ; By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com dibantu oleh staf Kwartir. b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas: 1 Majelis Pembimbing Gugusdepan : 2 Pembina Gugusdepan : 3 Pembina Pramuka : 4 Unsur peserta didik. Pasal 41 Pembantu Andalan 1 Apabila dipandang perlu Ketua Kwartir dapat mengangkat Pembantu Andalan yang bertugas untuk menangani hal-hal yang memerlukan keahlian khusus. 2 Masa Bakti Pembantu Andalan sama dengan masa bakti Kwartir. Pasal 42 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka 1 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk oleh Musyawarah Kwartir atau Musyawarah Gugusdepan dan bertugas untuk melakukan audit keuangan Kwartir atau Gugusdepan untuk dilaporkan kepada Musyawarah. 2 Masa bakti Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka sama dengan masa bakti Kwartir atau Gugusdepan. BAB V KEANGGOTAAN Pasal 43 Amggota Biasa Gerakan Pramuka Anggota Biasa Gerakan Pramuka terdiri atas anggota muda dan anggota dewasa. Pasal 44 Pramuka Pramuka adalah sebutan bagi anggota muda Gerakan Pramuka. Pasal 45 Anggota Muda 1 Anggota muda adalah anggota biasa yang terdiri atas Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. 2 Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun, Pramuka Penggalanag berusia 11 tahun sampai dengan 15 tahun, Pramuka Penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20 By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com tahun, dan Pramuka Pandega berusia 21 tahun sampai dengan 25 tahun. 3 Anggota muda yang sudah menikah digolongkan menjadi anggota Gerakan Pramuka. 4 Anggota muda sebelum menjadi anggota disebut calon anggota. 5 Anggota muda yang menyandang cacat disebut Pramuka Luar Biasa, yang terdiri atas Pramuka Luarbiasa tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tina daksa, dan tuna laras. 6 Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat menjadi Pembantu Pembina, Pembina Pramuka atau Instruktur tidak meninggalkan statusnya sebagai anggota muda. 7 Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat oleh Pembinanya sebagai instruktur Muda di Gugusdepannya. 8 Untuk dapat dilantik sebagai anggota Gerakan Pramuka, anggota muda telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat pertama dari golongannya. 9 Pelantikan anggota muda dilakukan oleh Pembina Pramuka di satuan masing-masing dengan mengucapkan Dwisatya bagi Pramuka Siaga atau Trisatya bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega. Pasal 46 Anggota Dewasa 1 Anggota Gerakan Pramuka yang berkategori Anggota Dewasa adalah : a. Pembina Pramuka b. Pelatih Pembina Pramuka c. Pembina Profesional d. Pamong Saka dan Instruktur Saka e. Pimpinan Saka f. Andalan g. Anggota Majelis Pembimbing. 2 Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur sebagai berikut : a. Pembina Siaga dan Pembantu Pembina Siaga sekurang- kurangnya berusia enam belas tahun. b. Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua puluh satu tahun, sedangkan Pembantu Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua puluh tahun. c. Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia dua puluh lima tahun, sedangkan Pembantu Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia dua puluh tiga tahun. d. Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia dua puluh delapan tahun, sedangkan Pembantu Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia dua puluh enam tahun. 3 Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing sekurang-kurangnya berusia duapuluh enam tahun, kecuali Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega yang ex-officio menjadi anggota KwartirAndalan. 4 Anggota Dewasa berstatus sebagai : By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com a. Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar KMD dan membina anggota muda secara aktif. b. Pelatih Pembina Pramuka, sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar KPD, dan membina secara aktif dan diangkat oleh Ketua Kwartir Cabang. c. Pembina Profesional, seorang yang berlatar belakang pendidikan akademisi dan keahlian dalam suatu bidang ilmu sekurang-kurangnya telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar KMD, membina anggota muda secara aktif. d. Pamong Saka, sekurang-kurangnya telah lulus telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar KMD. e. Instruktur Saka, seseorang yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan keahlian khusus di bidang kejuruan tertentu. f. Pimpinan Saka yang diangkat oleh Kwartir, sekurang- kurangnya telah mengikuti kegiatan orientasi kepramukaan. g. Andalan, yang dipilih di dalam Musyawarah dan telah dilantik sekurang-kurangnya telah mengikuti kegiatan orientasi kepramukaan. h. Anggota Majelis Pembimbing, yang diangkat sekurung- kurangnya mengikuti kegiatan orientasi kepramukaan. 5 Pelantikan : a. Pelantikan Pembina Pramuka dan Pembina Gugusdepan yang telah disahkan oleh Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar. b. Pelantikan Pelatih Pembina Pramuka dan Pembina Profesional yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar. c. Pelantikan Koordinator DesaKelurahan yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar. d. Pelantikan Pamong Saka dan Instruktur Saka yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir Ranting atau Ketua Kwartir Cabang yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar. e. Pelantikan Pimpinan Saka yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir yang bersangkutan dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda-tangani Ikrar. f. Pelantikan Andalan yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir jajaran yang diatasnya dilakukan oleh Ketua By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar. Kecuali Andalan Nasional yang dilantik dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional. g. Pelantikan Pembantu Andalan yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir di jajaran nya dilakukan oleh Ketua Kwartir yang bersangkutan, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda-tangani Ikrar. h. Pelantikan Ketua Majelis Pembimbing dilakukan oleh Ketua Kwartir jajaran diatasnya, dengan mengucapkan Trisatya dan menandatangani Ikrar. Kecuali Ketua Majelis Pembimping Nasional yang dijabat oleh Presiden Republik Indonesia. i. Pelantikan Anggota Majelis Pembimbing yang telah disahkan dengan keputusan Kwartir jajaran diatasnya dilakukan oleh Ketua Majelis Pembimbing jajaran masing- masing, dengan mengucapkan Trisatya dan menanda- tangani Ikrar. Kecuali Anggota Majelis Pembimbing Nasional yang dilantik dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Majelis Pembimbing Nasional. 6 Orang tua pesertadidik dapat berperan serta dalam Gerakan Pramuka untuk membimbing putera-puterinya dalam kegiatan kepramukaan di lingkungan keluarga maupun di lingkungan tempat tinggalnya, tanpa berkedudukan sebagai anggota dewasa Gerakan Pramuka. Pasal 47 Anggota Kehormatan 1 Yang dapat menjadi Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka adalah orang dewasa yang terdiri atas : a. Pandu dan Pramuka purna bakti ; b. Orang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan Kepramukaan ; c. Orang-orang yang bersimpati kepada Gerakan Pramuka termasuk Karyawan Kwartir. 2 Pandu dan Pramuka purna bakti untuk menjadi Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka dengan mengisi formulir yang telah disediakan. 3 Prang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka dan Kepramukaan menjadi Anggota Kehormatan atas permintaan Kwartir yang bersangkutan. 4 Orang-orang yangbbersimpati kepada Gerakan Pramuka dan menjadi Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka atas permintaan Kwartir yang bersangkutan atau menyampaikan permintaan kepada Kwartir yang bersangkutan. 5 Anggota Kehormatan Gerakan Pramuka dilantik berdasarkan keputusan Ketua Kwartir yang bersangkutan. Pasal 48 Anggota Tamu By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Anggota Tamu adalah Warga Negara Asing yang ikut serta dalam kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan Gerakan Pramuka. 2 Prosedur keikutsertaan Anggota Tamu diserahkan kepada satuan atau Kwartir yang bersangkutan. Pasal 49 Wadah Keanggotaan 1 Gugusdepan merupakan wadah keanggotaan bagi anggota muda dan anggota dewasa yang ada di Gugusdepan. 2 Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, dan Kwartir Nasional menghimpun Gugusdepan dan Kwartir yang ada di bawahnya serta menjadi wadah keanggotaan bagi anggota dewasa dan anggota kehormatan yang ada di jajarannya. Pasal 50 Kewajiban Anggota 1 Setiap anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik : a. berhak mendapatkan Kartu Tanda Anggota KTA b. berhak mengenakan Seragam Pramuka c. berkewajiban untuk melaksanakan kode kehormatan dan mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di lingkungan Gerakan Pramuka. d. berkewajiban membayar iuran anggota. 2 Anggota Gerakan Pramuka berkewajiban untuk memahami, menaati, dan mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode Kehormatan, dan ketentuan lain yang berlaku dalam Gerakan Pramuka. Pasal 51 Pemberhentian Anggota 1 Keanggotaan Gerakan Pramuka berakhir karena: a. permintaan sendiri b. meninggal dunia c. diberhentikan 2 Anggota Gerakan Pramuka dapat diberhentikan berdasarkan penilaian Dewan Kehormatan jika: a. melanggar kode kehormatan Gerakan Pramuka. b. merugikan nama baik Gerakan Pramuka. 3 Pemberhentian seorang anggota Gerakan Pramuka diusulkan oleh Gugusdepan atau Kwartirnya dan ditetapkan oleh kwartir yang mengangkatnya. Pasal 52 Pembelaan Anggota Gerakan Pramuka yang akan diberhentikan karena melanggark kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pramuka, berhak membela dirinya dalam sidang Dewan Kehormatan di Kwartir Gugusdepan yang bersangkutan. Pasal 53 Rehabilitasi 1 Anggota Gerakan Pramuka yang diberhentikan berdasar ayat 2 Pasal 43 Anggaran Rumah Tangga ini dapat mengajukan permohonan menjadi anggota Gerakan Pramuka kembali setelah memperbaiki kesalahannya. 2 Penerimaan kembali anggota Gerakan Pramuka berdasarkan ayat 1 pasal ini, dilakukan dengan persetujuan Dewan Kehormatan di KwartirGugusdepan yang bersangkutan. Pasal 54 Pramuka Utama Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama Gerakan Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana. BAB VIII KEPENGURUSAN Pasal 55 Kwartir 1 Kwartir adalah pusat pengendali Gerakan Pramuka yang dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir yang terdiri atas para Andalan, dengan sususnan sebagai berikut : a. Seorang Ketua b. Beberapa orang Wakil Ketua yang merangkap sebagai Ketua Komisi c. Seorang Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau seorang Sekretaris untuk jajaran Kwartir yang lain. d. Beberapa orang anggota. 2 Untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan Satuan Karya Pramuka, setiap Kwartir membentuk Pimpinan Satuan Karya yang ketuanya adalah ex-officio anggota KwartirAndalan. Pimpinan Satuan Karya Pramuka mengusahakan dukungan materiel dan finansiel untuk program-program Saka. 3 Andalan dibantu oleh Pembantu Andalan, Anggota Dewan Kerja, Anggota Pimpinan Saka dan Staf Kwartir. 4 Ketua Kwartir dapat dipilih kembali, sebanyak-banyaknya untuk dua kali masa bakti. 5 Pengurus Kwartir yang ditetapkan formatur, disahkan oleh Kwartir jajaran di atasnya, kecuali Andalan Nasional yang diajukan kepada Ketua Majelis Pembimbing Nasional untuk disahkan dan dilantik. 6 Selama belum terbentuk pengurus Kwartir yang baru sebagai hasil Musyawarah, maka pengurus Kwartir lama tetap By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com melaksanakan tugasnya, dengan ketentuan tidak dibenarkan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang prinsipiel. Hal-hal yang prinsipiel meliputi : a. mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga b. menandatangani pengeluaran uang di luar program kerja c. mengubah struktur organisasi Kwartir danatau mengadakan alih tugas staf. d. mengubah status kekayaan Kwartir. 7 Kwartir menetapkan Andalan Urusan yang dikelompokkan dalam komisi-komisi yang bertugas memperlancar dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir, yang susunannya terdiri atas : a. seorang Ketua b. seorang Wakil Ketua c. seorang Sekretaris d. beberapa orang Anggota e. seorang pembantu Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir. 8 Kwartir menyusun suatu staf yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional dan oleh Sekretaris untuk jajaran Kwartir lainnya. Pasal 56 Kwartir Harian Apabila diperlukan masing-masing jajaran Kwartir dapat membentuk badan Kwartir harian untuk melaksanakan tugas se- hari-hari yang terdiri atas : a. Seorang Ketua yang dijabat oleh salah seorang Wakil Ketua Kwartir b. Seorang Sekretaris yang dijabat oleh Sekretaris Jenderal untuk Kwartir Nasional atau seorang Sekretaris untuk jajaran Kwartir yang lain. c. Beberapa orang Anggota d. Seorang Wakil Sekretaris yang dijabat oleh Deputi Sekretaris Jenderal di tingkat Kwartir Nasional atau Kepala Sekretariat Kwartir untuk jajaran Kwartir yang lain. e. Seorang Pembantu Sekretaris yang dijabat oleh Staf Kwartir. Pasal 57 Pergantian Pengurus Kwartir Antar Waktu Dalam hal Andalan tidak dapat menjalankan tugasnya karena berbagai sebab, sehingga mengakibatkan kekosongan maka Kwartir mengadakan Rapat Paripurna Andalan untuk menetapkan penggantian antar waktu terhadap Andalan yang bersangkutan. Penggantian ini dimintakan pengesahan Kwatir di atasnya, kecuali pergantian Andalan Nasional yang disahkan oleh Ketua Majelis Pembimbing Nasional. Pasal 58 Tugas dan tanggungjawab Kwartir Nasional By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Kwartir Nasional mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. memimpin Gerakan Pramuka selama masa bakti Kwartir Nasional ; b. menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan melaksanakan keputusan Musyawarah Nasional ; c. menetapkan hal-hal yang tidak diatur dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan keputusan Musyawarah Nasional dalam bentuk keputusan Kwartir Nasional; d. melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional dan keputusan Kwartir Nasional ; e. membina dan membantu kwartir daerah, gugusdepan di Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, dan satuan karya ; f. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Nasional ; g. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat nasional yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Nasional ; h. bekerjasama dengan badanorganisasi di luar negeri, yang program dan tujuannya sasuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, khususnya hubungan kerja dengan World Organization of Scout Movement WOSM dan dengan World Association of Girl Guides and Girl Scouts WAGGGS dengan sepengetahuan Majelis Pembimbing Nasional ; i. menyampaikan laporan pertanggungjawaban Kwartir Nasional kepada Musyawarah Nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; j. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Nasional dan Rapat Kerja Nasional. 2 Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Nasional bertanggungjawab kepada Musyawarah Nasional. Pasal 59 Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Daerah 1 Kwartir daerah mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. memimpin Gerakan Pramuka di daerahnya selama masa bakti Kwartir Daerah ; b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional dan keputusan Musyawarah Daerah ; c. membina dan membantu Kwartir Cabang di wilayah daerahnya, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan Karya ; By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Daerahnya ; e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat daerah yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Daerahnya ; f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Nasional mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di daerahnya ; g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Daerah kepada Musyawarah Daerah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Daerah dan Rapat Kerja Daerah. 2 Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Daerah bertanggungjawab kepada Musyawarah Daerah. Pasal 60 Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Cabang 1 Kwartir cabang mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. memimpin Gerakan Pramuka di cabangnya selama masa bakti Kwartir Cabang b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional, keputusan Musyawarah Daerah, keputusan Kwartir Daerah, dan keputusan Musyawarah Cabang ; c. membina dan membantu Kwartir Ranting di wilayah cabangnya, termasuk pembinaan Gugusdepan dan Satuan Karya ; d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Cabangnya ; e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat cabang yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Cabangnya ; f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Daerah dan tembusan kepada Kwartir Nasional mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di cabangnya ; g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Cabang kepada Musyawarah Cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Cabang dan Rapat Kerja Cabang ; By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 2 Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Cabang bertanggungjawab kepada Musyawarah Cabang. Pasal 61 Tugas dan Tanggungjawab Kwartir Ranting 1 Kwartir ranting mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. memimpin Gerakan Pramuka di rantingnya selama masa bakti Kwartir Ranting ; b. melaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional, keputusan Kwartir Nasional, keputusan Musyawarah Daerah, keputusan Kwartir Daerah, keputusan keputusan Musyawarah Cabang, keputusan Kwartir Cabang dan keputusan Musyawarah Ranting ; c. membina dan membantu Koordinator Desa, para Pembina Pramuka di Gugusdepan dan para Pamong Satuan Karya ; d. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Rantingnya ; e. berhubungan dan bekerjasama dengan instansi pemerintah, swasta dan organisasi masyarakat tingkat ranting yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka, dan melaporkan pelaksanaannya kepada Majelis Pembimbing Rantingnya ; f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Ranting dan dan menyampaikan tembusannya kepada Kwartir Cabang mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di rantingnya ; g. menyampaikan pertanggungjawaban Kwartir Ranting kepada Musyawarah Ranting sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; h. membuat laporan tahunan termasuk laporan keuangan untuk disampaikan kepada Majelis Pembimbing Ranting dan Rapat Kerja Ranting. 2 Dalam melaksanakan tugasnya Kwartir Ranting bertanggungjawab kepada Musyawarah Ranting. Pasal 62 Koordinator Gugusdepan di DesaKelurahan 1 Gugusdepan yang ada di satu wilayah desa atau kelurahan dapat dikoordinasikan oleh Koordinator DesaKelurahan yang dipilih dari Pembina Gugusdepan di wilayah yang bersangkutan. 2 Dalam pelaksanaan tugasnya, Koordinator DesaKelurahan dapat dibantu oleh para Pembina Pramuka Penegak atau Pramuka Pandega. Pasal 63 Tugas dan Tanggungjawab Kordinator DesaKelurahan Koordinator DesaKelurahan mempunyai tugas dan tanggungjawab: By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com a. mengkoordinasikan kegiatan bersama antar Gugusdepan di wilayah desa atau kelurahannya; b. membantu pelaksanaan tugas Kwartir Ranting di desakelurahannya; c. berhubungan dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing DesaKelurahan; d. berhubungan dan bekerjasama dengan pejabat pemerintah dan organisasi masyarakat di tingkat desakelurahan yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka ; f. menyampaikan laporan kepada Kwartir Ranting mengenai perkembangan Gerakan Pramuka di wilayah desa atau kelurahannya; g. menyampaikan pertanggungjawaban Koordinator DesaKelurahan kepada Kwartir Ranting dan Majelis Pembimping DesaKelurahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 64 Gugusdepan 1 Gugusdepan dikelola oleh Pembina Gugusdepan, dibantu oleh Pembina Satuan dan Pembantu Pembina Satuan. 2 Pembina Gugusdepan yang dipilih dalam Musyawarah Gugusdepan dari para Pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang bersangkutan. Pasal 65 Tugas dan Tanggungjawab Pembina Gugusdepan 1 Pembina Gugusdepan mempunyai tugas dan tanggungjawab : a. mengelola Gugusdepannya selama masa bakti Gugusdepan ; b. melaksanakan ketetapan Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting dalam pelaksanaan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Gugusdepan dan ketentuan lain yang berlaku ; c. meningkatkan jumlah dan mutu anggota Gerakan Pramuka dalam Gugusdepannya ; d. membina dan mengembangkan organisasi, perlengkapan, dan keuangan Gugusdepan ; e. menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di dalam Gugusdepannya ; f. mengkoordinasikan pembina satuan, dan bekerjasama dengan Majelis Pembimbing Gugusdepan dan orangtua peserta didik ; g. bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat di lingkungannya, dengan Bantuan Majelis Pembimbing Gugusdepannya ; h. menyampaikan laporan tahunan kepada Koordinator DesaKelurahan, Kwartir Ranting, dan menyampaikan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com tembusannya kepada Kwartir Cabang tentang perkembangan Gugusdepannya; i. menyampaikan pertanggungjawaban gugusdepan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2 Dalam melaksanakan tugasnya pembina Gugusdepan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan. Pasal 66 Satuan Karya 1 Satuan Karya Pramuka Saka dibina oleh Pamong Saka dengan dibantu oleh beberapa Instruktur Saka. 2 Pamong Saka ditetapkan dan dilantik oleh Kwartir Ranting atau Kwartir Cabang dari para Pembina Pramuka yang ada di wilayah kerjanya dan secara ex-officio menjadi anggota Pimpinan Satuan Karya di Kwartir Ranting atau Kwartir Cabangnya. Pasal 67 Tugas dan tanggungjawab Pimpinan Saka dan Pamong Saka 1 Pimpinan Saka mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. membantu Kwartir dalam menentukan kebijaksanaannya mengenai pemikiran, perencanaan dan petunjuk tehnis tentang kegiatan Satuan Karya Pramuka ; b. melaksanakan program kegiatan Saka yang telah ditentukan oleh Kwartirnya ; c. membantu Kwartir melaksanakan pembinaan dan pengembangan Saka ; d. mengadakan hubungan instansi atau badan lain yang berkaitan dengan Sakanya, melalui Kwartirnya ; e. bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijaksanaan Kwartir tentang kegiatan Sakanya ; f. melaksanakan koordinasi antara Pimpinan Saka di semua jajaran di wilayah kerjanya ; g. memberi laporan pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Saka kepada kwartirnya, dengan tindasan kepada Pimpinan Saka dan kwartir jajaran di atasnya ; h. Pimpinan Saka dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada kwartir yang bersangkutan. 2 Pamong Saka mempunyai tugas dan tanggungjawab: a. merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengembangan Sakanya ; b. menjadi pendorongmotivator, pendamping dan pembangkit semangat bagi anggota Sakanya, untuk meningkatkan diri dan Sakanya ; c. mengusahakan Instruktur, perlengkapan dan keperluan kegiatan Sakanya ; d. mengadakan hubungan, konsultasi dan kerjasama yang baik dengan dengan Pimpinan Saka, Kwartir, Majelis Pembimbing, Gugusdepan dan Saka lainnya ; By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com e. mengkoordinasikan Instruktur dengan Dewan Saka yang ada dalam Sakanya ; f. menjadi anggota Pimpinan Saka di kwartirnya dengan baik dan bertanggungjawab ; g. melaporkan perkembangan Sakanya kepada kwartir, dan Pimpinan Saka yang bersangkutan. Pasal 68 Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega 1 Anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dipilih oleh Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, yang disingkat Musppanitera di tingkat masing-masing, yang kemudian disahkan oleh Kwartir. 2 Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas : a. Ketua b. Wakil Ketua c. Sekretaris I dan II d. Bendahar e. Beberapa Anggota. 3 Dewan Kerja dilantik oleh Ketua Kwartir jajarannya. 4 Selama masa baktinya Dewan Kerja dapat melakukan mutasi anggota, pemberhentian anggota, dan penggantian anggota antar waktu. 5 Apabila Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega terpilih seorang putera, maka harus dipilih seorang puteri sebagai Wakil Ketua, atau sebaliknya. 6 Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega adalah ex-officio anggota KwartirAndalan. Pasal 69 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka 1 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Mabi, Kwartirsatuan di bawahnya, Andalan, dan dibantu oleh akuntan publik yang tidak mempunyai hak suara. 2 Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka terdiri atas: a. seorang Ketua yang dijabat oleh unsur Mabi ; b. seorang Wakil Ketua ; c. seorang Sekretaris ; d. beberapa orang anggota. 3 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dibentuk dan disahkan oleh Musyawarah Gerakan Pramuka. 4 Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dilantik bersama-sama dengan pengurus Kwartir. BAB IX BIMBINGAN By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pasal 70 Majelis Pembimbing 1 Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok Gerakan Pramuka, setiap Gugusdepan, Satuan Karya dan Kwartir membentuk Majelis Pembimbing. 2 Majelis Pembimbing adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang memberi bimbingan dan bantuan morel, organisatoris, materiel, dan finansiel kepada GugusdepansatuanKwartir. 3 Majelis Pembimbing bersidang sesuai dengan kebutuhan, dan ditentukan oleh Ketua Majelis Pembimbing. 4 Majelis Pembimbing wajib berkonsultasi secara periodik dengan GugusdepansatuanKwartir. 5 Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka ada di tingkat Satuan Karya Pramuka. Pasal 71 Susunan 1 Majelis Pembimbing Gugusdepan berasal dari unsur-unsur orangtua pesertadidik dan tokoh masyarakat di lingkungan Gugusdepan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing. 2 Majelis Pembimbing Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional berasal dari unsur-unsur tokoh masyarakat padd tingkat masing-masing yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan Pramuka serta mampu menjalankan peran Majelis Pembimbing. 3 Majelis Pembimbing terdiri atas: a. seorang Ketua ; b. seorang atau beberapa orang Wakil Ketua ; c. seorang atau beberapa orang Sekretaris ; d. beberapa orang anggota. 4 Majelis Pembimbing membentuk Majelis Pembimbing Harian yang terdiri atas: a. seorang Ketua yang dijabat oleh Wakil Ketua Majelis Pembimbing atau salah seorang diantara Wakil Ketua ; b. seorang Wakil Ketua ; c. seorang Sekretaris ; d. beberapa orang anggota. 5 Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan dipilih diantara anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan yang ada. Untuk jajaran Ranting, Cabang, dan Daerah Ketua Majelis Pembimbing dijabat oleh Kepala Wilayah atau Kepala Daerah setempat, sedangkan untuk tingkat Nasional Ketua Majelis Pembimbing dijabat oleh Presiden Republik Indonesia. Pasal 72 Tata Kerja By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Majelis Pembimbing mengadakan hubungan timbal balik secara periodik dengan Gugusdepan dan Kwartir yang bersangkutan. 2 Majelis Pembimbing mengadakan Rapat Majelis Pembimbing sekurang-kurangnya sekali dalam waktu satu tahun. 3 Majelis Pembimbing Harian mengadakan Rapat Majelis Pembimbing Harian Sekurang-kurangnya 3 tiga bulan sekali. BAB X MUSYAWARAH, RAPAT KERJA DAN REFERENDUM Pasal 73 Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa 1 Di dalam Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Nasional. 2 Musyawarah Nasional diadakan lima tahun sekali. 3 Jika ada hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu Musyawarah Nasional dapat diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa. 4 Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang- kurangnya dua per tiga jumlah daerah. 5 Musyawarah Nasional Luar Biasa diatur sebagai berikut: a. Musyawarah Nasional Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa Kwartir Nasional atau atas usul dari sekurang- kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Daerah yang ada, yang harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir Nasional dengan disertai alasan yang jelas. b. Jika enam bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir Nasional belum juga mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Nasional mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa. c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Nasional didesak para pengusul, Kwartir Nasional belum juga mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa. Pasal 74 Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa 1 Peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa terdiri atas perutusan pusat dan perutusan daerah. 2 Utusan pusat berjumlah 8 delapan orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Nasional seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Nasional dan 2 dua orang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Nasional. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 3 Utusan setiap daerah berjumlah 8 delapan orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Daerah seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Daerah dan 2 dua orang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Daerah. 4 Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah masing-masing harus berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri. 5 Perutusan pusat dan daerah masing-masing mempunyai hak satu suara. 6 Pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul peninjau disalurkan lewat utusan pusat atau daerah Pasal 75 Acara Musyawarah Nasional 1 Acara pokok Musyawarah Nasional adalah: a. Penyampaian Pertanggungjawaban Kwartir Nasional selama masa bakti termasuk pertanggung-jawaban keuangan ; b. Penetapan Rencana Strategik Gerakan Pramuka untuk masa bakti berikutnya ; c. Penetapan kepengurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti berikutnya ; d. Penetapan Aanggaran Dasar Gerakan Pramuka ; 2 Acara Musyawarah Nasional lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu. 3 Acara Pertanggungjawaban Kwartir Nasional termasuk pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya. 4 Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Nasional selama masa baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Nasional dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Nasional harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka. Pasal 76 Pemilihan Kwartir Nasional 1 Musyawarah Nasional menetapkan kepemngurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti berikutnya. 2 Musyawarah Nasional memilih secara langsung Ketua Kwartir Nasional dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Kwartir Nasional terpilih untuk membentuk Kwartir Nasional. 3 Tim Formatur yang sekurang-kurangnya lima orang dan sebanyak-banyaknya tujuh orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Nasional, Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 4 Tim Formatur dalam waktu tiga bulan membentuk Kwartir Nasional baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Majelis Pembimbing Nasional untuk disahkan dan dilantik. 5 Ketua Kwartir Nasional sebanyak-banyaknya menjabat dua kali masa bakti secara berturut-turut. 6 Kwartir Nasional lama, sejak selesainya Musyawarah Nasional sampai dengan dilantiknya Kwartir Nasional baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin. Pasal 77 Usul Kwartir Daerah untuk Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa 1 Usul Kwartir Daerah harus diajukan secara tertulis, oleh Kwartir Daerah kepada Kwartir Nasional selambat-lambatnya enam bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional. 2 Selambat-lambatnya dua bulan sebelum Musyawarah Nasional, Kwartir Nasional harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Nasional dan menyampaikannya kepada semua Kwartir Daerah. 3 Usul dan bahan Musyawarah Nasional Luar Biasa diatur oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Pasal 78 Pimpinan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan Musyawarah Nasional Darurat dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Nasional tersebut, dan terdiri atas unsur- unsur pusat dan daerah. Pasal 75 Cara Musyawarah Nasional Mengambil Keputusan 1 Keputusan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa diusahakan agar dapat dicapai atas musyawarah untuk mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat: a. Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara. b. Keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir. 3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut: a. jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia ; b. pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 4 Keputusan Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, dan Musyawarah Nasional Darurat tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah NasionalDaerah dan keputusan Kwartir NasionalDaerah yang bersangkutan. Pasal 80 Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa 1 Di dalam setiap daerah Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Daerah. 2 Musyawarah Daerah didakan lima tahun sekali. 3 Jika ada hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu Musyawarah Daerah dapat diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa. 4 Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang- kurangnya dua per tiga jumlah cabangnya. 5 Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur sebagai berikut: a. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa Kwartir Daerah atau atas usul dari sekurang- kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Cabang yang ada di daerah itu dan usul diajukan secara tertulis kepada Kwartir Daerah dengan disertai alasan yang jelas. b. Jika empat bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir Daerah belum juga mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Daerah mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa. c. Jika dalam waktu satu bulan setelah kwartir daerah didesak para pengusul, Kwartir Daerah belum juga mengadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Daerah Luar Biasa. Pasal 81 Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa 1 Peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa terdiri atas perutusan Daerah dan perutusan Cabang. 2 Utusan daerah terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Daerah seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Daerah dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Daerah. 3 Utusan setiap cabang terdiri atas enam orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Cabang seorang diantaranya adalah Keua Dewan Kerja Cabang dan seorang yang diberi kuasa oleh majelis pembimbing cabang. 4 Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang masing-masing harus berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri. 5 Perutusan daerah dan cabang masing-masing berhak satu suara. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 6 Pada Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul peninjau disalurkan lewat perutusan daerah atau cabang. Pasal 82 Acara Musyawarah Daerah 1 Acara pokok Musyawarah Daerah adalah: a. Pertanggungjawaban Kwartir Daerah selama masa bakti termasuk pertanggung-jawaban keuangan. b. Menetapkan Rencana Kerja Kwartir Daerah untuk masa bakti berikutnya. c. Menetapkan keoebgurusan Kwartir Daerah untuk masa bakti berikutnya. 2 Acara Musyawarah Daerah lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu. 3 Acara Pertanggungjawaban Kwartir Daerah termasuk pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya. 4 Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Daerah selama masa baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Daerah dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Daerah harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir Daerah. Pasal 83 Pemilihan Kwartir Daerah 1 Musyawarah Daerah menetapkan kepengurusan Kwartir Daerah untuk masa bakti berikutnya. 2 Musyawarah Daerah memilih secara langsung Ketua Kwartir Daerah dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Kwartir Daerah terpilih untuk membentuk Kwartir Daerah. 3 Tim Formatur sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak- banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Daerah, Kwartir Daerah dan Kwartir Cabang. 4 Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Daerah baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir Nasional untuk disahkan. 5 Ketua Kwartir Daerah sebanyak-banyaknya menjabat dua kali masa bakti secara berturut-turut. 6 Kwartir Daerah lama, sejak selesainya Musyawarah Daerah sampai dengan dilantiknya Kwartir Daerah baru, berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin. Pasal 84 Usul Kwartir Cabang untuk Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Usul Kwartir Cabang harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir Daerah selambat-lambatnya tiga bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa. 2 Selambat-lambatnya satu setengah bulan sebelum Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir Daerah harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Daerah dan menyampaikannya kepada semua Kwartir Cabang dalam wilayahnya. 3 Usul dan bahan Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur oleh Kwartir Daearh Gerakan Pramuka. Pasal 85 Pimpinan Musyawarah Daerah Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Daerah tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur daerah dan cabang. Pasal 86 Cara Musyawarah Daerah Mengambil Keputusan 1 Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat: a. Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara. b. Keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir. 3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal- hal sebagai berikut: a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia; b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia. 4 Keputusan Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional dan keputusan Kwartir Nasional. Pasal 87 Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa 1 Di dalam setiap cabang Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Cabang. 2 Musyawarah Cabang diadakan lima tahun sekali. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 3 Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu Musyawarah Cabang dapat diadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa. 4 Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang- kurangnya dua per tiga jumlah ranting. 5 Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur sebagai berikut: a. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa Kwartir Cabang atau atas usul dari sekurang- kurangnya dua per tiga dari jumlah Kwartir Ranting yang ada di cabang itu dan usul diajukan secara tertulis kepada Kwartir Cabang dengan disertai alasan yang jelas. b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir Cabang belum juga mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Cabang mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa. c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Cabang didesak para pengusul, Kwartir Cabang belum juga mengadakan Musyawarah Cabang Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Cabang Luar Biasa. Pasal 88 Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa 1 Peserta Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, terdiri atas utusan cabang dan ranting. 2 Utusan cabang terdiri atas lima orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Cabang, seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Cabang dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Cabang. 3 Utusan setiap ranting terdiri atas lima orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Ranting seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Ranting dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Ranting. 4 Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting masing-masing harus berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri. 5 Perutusan cabang dan ranting masing-masing berhak satu suara. 6 Pada Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul peninjau disalurkan lewat utusan cabang atau ranting Pasal 89 Acara Musyawarah Cabang 1 Acara pokok musyawarah cabang adalah: a. Pertanggungjawaban Kwartir Cabang selama masa bakti termasuk pertanggung-jawaban keuangan. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com b. Menetapkan Rencana Kerja Kwartir Cabang untuk masa bakti berikutnya. c. Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa bakti berikutnya. 2 Acara Musyawarah Cabang lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu. 3 Acara Pertanggungjawaban Kwartir Cabang termasuk pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya. 4 Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Cabang selama masa baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Cabang dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Cabang harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir Cabang. Pasal 90 Pemilihan Kwartir Cabang 1 Musyawarah Cabang menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa bakti berikutnya. 2 Musyawarah Cabang memilih secara langsung Ketua Kwartir Cabang dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Kwartir Cabang terpilih untuk membentuk Kwartir Cabang. 3 Tim Formatur sekurang-kurngnya tiga orang dan sebanyak- banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Cabang, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting. 4 Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Cabang baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir Daerah untuk disahkan. 5 Ketua Kwartir Cabang sebanyak-banyaknya menjabat dua kali masa bakti berturut-turut. 6 Kwartir Cabang lama, sejak selesainya Musyawarah Cabang sampai dengan dilantiknya Kwartir Cabang baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin. Pasal 91 Usul Kwartir Ranting untuk Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa 1 Usul kwartir Ranting harus diajukan secara tertulis kepada Kwartir Cabang selambat-lambatnya dua bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa. 2 Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Cabang atau Musyawarah Cabang Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir Cabang harus sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Cabang dan menyampaikannya kepada semua Kwartir Ranting dalam wilayahnya. 3 Usul dan bahan Musyawarah Cabang Luar Biasa diatur oleh Kwartir Cabang Gerakan Pramuka. Pasal 92 By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pimpinan Musyawarah Cabang Pimpinan Sidang Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Cabang tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur cabang dan ranting. Pasal 93 Cara Musyawarah Cabang Mengambil Keputusan 1 Keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat: a. Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara; b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir. 3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai berikut: a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia; b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia. 4 Keputusan Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah NasionalDaerah dan Keputusan Kwartir NasionalDaerah. Pasal 94 Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa 1 Di dalam setiap ranting Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Ranting. 2 Musyawarah Ranting diadakan tiga tahun sekali. 3 Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu Musyawarah Ranting dapat diadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa. 4 Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang- kurangnya dua per tiga jumlah Gugusdepan di rantingnya. 6 Musyawarah Ranting Luar Biasa diatur sebagai berikut: a. Musyawarah Ranting Luar Biasa diselenggarakan atas prakarsa Kwartir Ranting atau atas usul dari sekurang- kurangnya dua per tiga dari jumlah Gugusdepan yang ada di ranting itu dan usul diajukan secara tertulis kepada Kwartir Ranting dengan disertai alasan yang jelas. b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Kwartir Ranting belum juga mengadakan Musyawarah By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Ranting Luar Biasa, pengusul berhak mendesak Kwartir Ranting mengadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa. c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Kwartir Ranting didesak para pengusul, Kwartir Ranting belum juga mengadakan Musyawarah Ranting Luar Biasa, maka para pengusul dapat menyelenggarakan Musyawarah Ranting Luar Biasa. Pasal 95 Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa 1 Peserta Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, terdiri atas perutusan ranting dan Gugusdepan. 2 Utusan ranting terdiri atas empat orang yang diberi kuasa oleh Kwartir Ranting seorang diantaranya adalah Ketua Dewan Kerja Ranting dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Ranting. 3 Utusan Gugusdepan terdiri atas empat orang yang diberi kuasa oleh Pembina Gugusdepan, seorang diantaranya adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di Gugusdepan dan seorang yang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan. 4 Kwartir Ranting dan Gugusdepan masing-masing harus berusaha supaya utusannya terdiri atas putera dan puteri. 5 Perutusan ranting dan Gugusdepan masing-masing berhak satu suara. 6 Pada Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, Anggota Kehormatan dapat diundang sebagai peninjau. Saran dan usul peninjau disalurkan lewat utusan ranting atau gugusdepan. Pasal 96 Acara Musyawarah Ranting 1 Acara pokok Musyawarah Ranting adalah: a. Pertanggungjawaban Kwartir Ranting selama masa bakti termasuk pertanggung-jawaban keuangan. b. Mentapkan Rencana Kerja Kwartir Ranting untuk masa bakti berikutnya. c. Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa bakti berikutnya. 2 Acara Musyawarah Ranting lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu. 3 Acara Pertanggungjawaban Kwartir Ranting termasuk pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya. 4 Pertanggungjawaban keuangan Kwartir Ranting selama masa baktinya, yang dibuat oleh Kwartir Ranting dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Musyawarah Ranting harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Kwartir Ranting. Pasal 97 Pemilihan Kwartir Ranting 1 Musyawarah Ranting menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa bakti berikutnya. 2 Musyawarah Ranting memilih secara langsung Ketua Kwartir Ranting dan Tim Formatur yang selanjutnya diketuai oleh Ketua Kwartir Ranting terpilih untuk membentuk Kwartir Ranting. 3 Tim Formatur sekurang-kurangnya tiga orang dan sebanyak- banyaknya lima orang, yang terdiri atas unsur Majelis Pembimbing Ranting, Kwartir Ranting dan Gugusdepan. 4 Tim Formatur dalam waktu satu bulan membentuk Kwartir Ranting baru, yang selanjutnya diajukan kepada Ketua Kwartir Cabang untuk disahkan. 5 Ketua Kwartir Ranting sebanyak-banyaknya menjabat dua kali masa bakti berturut-turut. 6 Kwartir Ranting lama, sejak selesainya Musyawarah Ranting sampai dengan dilantiknya Kwartir Ranting baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin. Pasal 98 Usul Gugusdepan untuk Musyawarah Ranting atau Musyawarah Ranting Luar Biasa 1 Usul Gugusdepan harus diajukan secara tertulis, oleh Pembina Gugusdepan kepada Kwartir Ranting selambat-lambatnya dua bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Ranting atau Musyawarah Ranting Luar Biasa. 2 Selambat-lambatnya satu bulan sebelum Musyawarah Ranting atau Musyawarah Ranting Luar Biasa dilaksanakan, Kwartir Ranting sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Ranting dan menyampaikannya kepada semua Gugusdepan dalam wilayahnya. 3 Usul dan bahan Musyawarah Ranting Luar Biasa diatur oleh Kwartir Ranting Gerakan Pramuka. Pasal 99 Pimpinan Musyawarah Ranting Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Ranting tersebut, dan terdiri atas unsur-unsur ranting dan Gugusdepan. Pasal 100 Cara Musyawarah Ranting Mengambil Keputusan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat : a. Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara; b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir. 3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai berikut: a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia; b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia. 4 Keputusan Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional, Daerah, Cabang, dan Keputusan Kwartir Nasional, Daerah, Cabang. Pasal 101 Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa 1 Di dalam setiap Gugusdepan Gerakan Pramuka, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Gugusdepan. 2 Muyawarah Gugusdepan diadakan tiga tahun sekali. 3 Jika menghadapi hal-hal yang mendesak, maka diantara dua waktu Musyawarah Gugusdepan dapat diadakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa. 4 Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa dinyatakan sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang- kurangnya dua per tiga jumlah orang yang berhak hadir dalam Musyawarah Gugusdepan. 5 Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diatur sebagai berikut: a. Musyawarah Gugusdepan luar biasa diselenggarakan atas prakarsa Pembina Gugusdepan atau atas usul dari sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah orang yang berhak menghadiri Musyawarah Gugusdepan dan harus diajukan secara tertulis kepada Pembina Gugusdepan dengan disertai alasan yang jelas. b. Jika dua bulan setelah usul secara tertulis diterima dan Pembina Gugusdepan belum juga mengadakan Musyawarah Gugusdepan luar biasa, pengusul berhak mendesak Pembina Gugusdepan untuk mengadakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa. c. Jika dalam waktu satu bulan setelah Gugusdepan didesak para pengusul, Gugusdepan belum juga mengadakan musyawarah gugusdepan luar biasa, maka para pengusul By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com dapat menyelenggarakan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa. Pasal 102 Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa 1 Peserta Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, terdiri atas para Pembina Pramuka, para Pembantu Pembina Pramuka, perwakilan Dewan Ambalan, dan perwakilan Dewan Racana, dan perwakilan Majelis Pembimbing Gugusdepan. 2 Pada Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, setiap peserta yang hadir berhak satu suara. Pasal 103 Acara Musyawarah Gugusdepan 1 Acara pokok Musyawarah Gugusdepan adalah: a. Pertanggungjawaban Gugusdepan selama masa baktinya, termasuk pertanggung-jawaban keuangan. b. Menetapkan Rencana Kerja Gugusdepan untuk masa bakti berikutnya. c. Memilih Pembina Gugusdepan untuk masa bakti berikutnya. 2 Acara pertanggungjawaban gugusdepan termasuk pertanggungjawaban keuangan, harus diselesaikan sebelum acara lainnya. 3 Pertanggungjawaban keuangan Gugusdepan selama masa baktinya, yang dibuat oleh Gugusdepan dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum duajukan kepada Musyawarah Gugusdepan harus diteliti dan disahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan. Pasal 104 Pemilihan Pembina Gugusdepan 1 Musyawarah Gugusdepan menetapkan Pembina Gugusdepan untuk masa bakti berikutnya. 2 Pembina Gugusdepan dipilih secara langsung oleh Musyawarah Gugusdepan. 3 Pembina Gugusdepan yang lama dapat dipilih kembali. 3 Pembina Gugusdepan lama, sejak selesainya Musyawarah Gugusdepan sampai dengan dilantiknya Pembina Gugusdepan baru berstatus demisioner dan bertugas menyelesaikan hal-hal rutin. Pasal 105 Usul Peserta untuk Musyawarah Gugusdepan atau Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Usul peserta Musyawarah Gugusdepan harus diajukan secara tertulis kepada Pembina Gugusdepan oleh yang berhak hadir pada Musyawarah Gugusdepan selambat-lambatnya satu bulan sebelum waktu pelaksanaan Musyawarah Gugusdepan atau Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa. 2 Selambat-lambatnya dua minggu sebelum Musyawarah Gugusdepan atau Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa dilaksanakan, Pembina Gugusdepan sudah menyiapkan secara tertulis bahan Musyawarah Gugusdepan dan menyampaikannya kepada semua orang yang berhak hadir dalam Musyawarah Gugusdepan itu. 3 Usul dan bahan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa diatur oleh Pembina Gugusdepan. Pasal 106 Pimpinan Musyawarah Gugusdepan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh Musyawarah Gugusdepan itu. Pasal 107 Cara Musyawarah Gugusdepan Mengambil Keputusan 1 Keputusan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat. 2 Jika tidak dicapai mufakat : a. Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, dapat mengambil keputusan melalui pemungutan suara. b. keputusan adalah sah bila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir. 3 Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal sebagai berikut : a. Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilakukan secara tertulis dan rahasia. b. Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilakukan secara tertulis dan rahasia. 4 Keputusan Musyawarah Gugusdepan dan Musyawarah Gugusdepan Luar Biasa, tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional, Daerah, Cabang, Ranting dan Keputusan Kwartir Nasional, Daerah, Cabang, Ranting. Pasal 108 Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera Musppanitera diselenggarakan sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega khususnya dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. 2 a. Musppanitera diselenggarakan sebelum Musyawarah Kwartirnya. b. Hasil Musppanitera Nasional merupakan bagian dari Rencana Strategik Gerakan Pramuka. 3 Peserta Musppanitera terdiri atas : a. Dewan Kerja yang bersangkutan ; b. Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk tingkat Ranting atau utusan Dewan Kerja di bawahnya untuk tingkat yang lain ; c. Andalan sebagai penasehat ; d. Dewan Kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali Musppanitera Nasional. Pasal 109 Acara Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera 1 Acara pokok Musppanitera adalah : a. Laporan Pertanggungjawaban Kebijakan yang dibuat oleh Dewan Kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan Rencana Kerja. b. Evaluasi kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kerjanya selama masa bakti. c. Memberi masukan untuk kebijakan Kwartir dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. d. Memilih calon anggota Dewan Kerja masa bakti berikutnya. 2 Acara Musppanitera lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu. Pasal 110 Cara Pengambilan Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera 1 Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera, diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat. 2 Apabila keputusan tidak tercapai melalui musyawarah maka keputusan diperoleh melalui pengambilan suara terbanyak. Pasal 111 Rapat Kerja dan Sidang 1 Rapat Kerja diselenggarakan oleh Gugusdepan atau Kwartir sebagai langkah pengendalian operasional. 2 Rapat Kerja diselenggarakan satu tahun sekali di awal tahun program. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 3 Peserta Rapat Kerja terdiri atas : a. Untuk Rapat Kerja Gugusdepan diikuti oleh : 1 Pembina Gugusdepan 2 Pembina satuan 3 Unsur pesertadidik. b. Untuk Rapat Kerja Kwartir sedikitnya diikuti oleh : 1 Andalan Kwartir yang bersangkutan. 2 Ketua dan Sekretaris Kwartir di bawahnya atau Pembina Gugusdepan untuk Kwartir Ranting. 3 unsur Dewan Kerja atau unsur Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk Kwartir Ranting. 4 Sidang Paripurna Pramuka Penegak dan Pandega merupakan wahana bagi Pramuka Penegak dan Pandega sebagai langkah pengendalian operasional pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. 5 Sidang Paripurna dilaksanakan setiap satu tahun sekali. 6 Sidang Paripurna dilaksanakan setelah Sidang Paripurna jajaran di atasnya, kecuali Sidang Paripurna Nasional. 7 Peserta Sidang Paripurna terdiri atas : a. Dewan Kerja yang bersangkutan ; b. Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana untuk tingkat Ranting atau utusan Dewan Kerja di bawahnya untuk tingkat lain ; c. Andalan sebagai penasehat ; d. Dewan Kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali Sidang Paripurna Nasional. Pasal 112 Referendum 1 Referendum diadakan apabila menghadapi persoalan yang mendesak yang harus diputuskan dan tidak dapat diputuskan sendiri oleh Kwartir, sementara tidak mungkin untuk menyelenggarakan Musyawarah. 2 Referendum dapat diselenggarakan oleh semua Kwartir. 3 Referendum dilaksanakan secara tertulis, jelas, dan disusun sedemikian rupa sehingga jawaban atas referendum itu cukup dengan setuju atau tidak setuju. 4 Batas waktu memberi jawaban atas referendum itu ditentukan dan diumumkan. 5 Referendum itu disepakati dan diterima jika disetujui oleh lebih dari seperdua jumlah pihak yang mempunyai hak suara, yaitu jumlah KwartirGugusdepan yang ada di wilayahnya. 6 Hasil referendum diumumkan oleh Kwartir yang bersangkutan kepada semua jajaran Gerakan Pramuka di wilayahnya, selambat-lambatnya satu bulan setelah pelaksanaan. BAB XI KEKAYAAN Pasal 113 By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pengertian dan Jenis 1 Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri atas : a. Benda tak bergerak b. Benda bergerak c. hak milik atas kekayaan intelektual. 2 Benda tak bergerak meliputi tanah dan bangunan. 3 Benda bergerak meliputi hasil usaha tetap, kendaraan, perlengkapan kantor, surat berharga, dan uang tunai. 4 Hak milik intelektual yaitu hak atas merek, paten, dan hak cipta Gerakan Pramuka, baik yang sudah ada maupun yang akan dimintakan dikelak kemudian hari, antara lain : a. Lambangtanda gambar silhouette Tunas Kelapa b. Tulisan,publikasi Gerakan Pramuka. Pasal 114 Pendapatan 1 Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari : a. iuran anggota ; b. bantuan Majelis Pembimbing ; c. sumbangan masyarakat yang tidak mengikat ; d. sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun dengan Kode Kehormatan Gerakan Pramuka ; e. usaha dana, badan usaha, koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka f. Royalti atas hak milik intelektual yang dimiliki Gerakan Pramuka. 2 Pendapatan Gerakan Pramuka yang berupa finansial disimpan di bank atas nama organisasi Gerakan Pramuka. Pasal 115 Pengelolaan, Pemanfaatan dan Pemindahtanganan Pengelolaan, pemanfaatan dan pemindahtanganan kekayaan dilaksanakan oleh Pengurus Kwartir masing-masing jajaran berdasarkan keputusan rapat pengurus KwartirGugusdepan. Pasal 116 Iuran dan Usaha Dana 1 Iuran anggota diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2 Usaha dana dapat dilakukan oleh badan usaha yang dibentuk oleh pengurus KwartirGugusdepan yang bersangkutan dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. 3 Badan usaha dapat berbentuk badan usaha tetap, antara lain perseroan, dan koperasi atau dalam bentuk yayasan, dan secara insidental berwujud panitia usaha dana. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 4 Badan-badan usaha atau yayasan tersebut bertanggungjawab kepada Kwartir yang bersangkutan dan secara berkala memberikan laporannya. Pasal 117 Pengawasan 1 Pengawasan atas pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan Kwartir, serta lembaga-lembaga usaha dana dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka. 2 Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka dilaporkan dalam Musyawarah Kwartir yang bersangkutan. 3 Neraca tahun anggaran Kwartir diinformasikan di dalam Rapat Kerja Kwartir. 4 Apabila diperlukan, Kwartir dapat menggunakan jasa akuntan publik. BAB XII ATRIBUT Pasal 118 Lambang 1 Lambang Gerakan Pramuka adalah silhuette tunas kelapa, yang melambangkan bahwa setiap anggota Gerakan Pramuka hendaknya serba guna, seperti kegunaan seluruh bagian pohon kelapa. 2 Lambang Gerakan Pramuka digunakan pada berbagai alat dan tanda pengenal Gerakan Pramuka, yang warnanya disesuaikan dengan penggunaannya. Pasal 119 Bendera 1 Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan berukuran tiga berbanding dua, berwarna dasar putih ditengah- tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna merah. 2 Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran lebar 110 dari lebar bendera, letaknya 110 dari lebar bendera dari sisi atas dan sisi bawah. 3 Pada bagian tepi tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang lebar bendera dengan ukuran lebar 18 dari panjang bendera dengan tulisan untuk Kwartir, nama Kwartir dan untuk Gugusdepan nama Kwartir dan nomor Gugusdepan. Pasal 120 Panji By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 1 Gerakan Pramuka memiliki Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka oleh Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 448 Tahun 1961 tanggal 14 Agustus 1961. 2 Panji yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini disebut Panji Gerakan Pramuka yang disimpan di kantor Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, dan dikeluarkan pada setiap peringatan Hari Pramuka. Pasal 121 Hymne Hymne Gerakan Pramuka adalah lagu Satyadarma Pramuka karangan Husein Mutahar, yang syair dan lagunya berbunyi : Kami Pramuka Indonesia, manusia Pancasila Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan Agar jaya Indonesia Indonesia tanah airku. Kami jadi pandumu. Pasal 122 Pakaian Seragam 1 Pakaian seragam Pramuka dimaksudkan untuk menarik, menimbulkan rasa bangga anggotaGerakan Pramuka, mendidik disiplin dan kerapihan, serta menimbulkan rasa persatuan dan persaudaraan. 2 Warna pakaian seragam pramuka adalah cokelat muda untuk bagian atas, dan cokelat tua untuk bagian bawah, serta merah putih untuk pita dan setangan leher. 3 Warna cokelat muda dan cokelat tua dimaksudkan untuk mengingatkan kaum muda akan perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia pada masa perang kemerdekaan. Pasal 123 Lencana dan Tanda-tanda Anggota Gerakan Pramuka puteri, selain mengenakan lencana Gerakan Pramuka, juga mengenakan lencana World Association of Girl Guides and Girl Scouts, sedang anggota putera mengenakan lencana World Organization of Scout Movement pada pakaian seragamnya. BAB XIII PEMBUBARAN Pasal 124 Akibat Hukum dari Pembubaran By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Apabila terjadi pembuibaran Gerakan Pramuka maka untuk penyelesaian harta benda milik seluruh Gerakan Pramuka dibentuk panitia penyelesaian harta benda, yang dibentuk oleh Musyawarah Nasional yang diadakan khusus untuk itu. BAB IX LAIN-LAIN Pasal 125 Petunjuk Penyelenggaraan 1 Hal-hal yang belum diatur ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam petunjuk penyelenggaraan atau pedoman lain. 2 Petunjuk Penyelenggaraan atau pedoman tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 3 Petunjuk Penyelenggaraan ditetapkan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Pasal 126 Perubahan Anggaran Rumah Tangga Perubahan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. BAB XV PENUTUP Pasal 127 Penutup 1 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ini ditetapkan oelh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka berdasarkan wewenang yang dilimpahkan oleh Musyawarah Nasional VI Tahun 1998 di Jakarta, sesudah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka disahkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1999. Jakarta, 22 Juli 1999. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, ttd. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com H.A. Rivai Harahap. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 64 TAHUN 1997 TENTANG PENGGOLONGAN PESERTA DIDIK BERDASARKAN USIA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka melaksanakan Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1993 sebagaimana tercantum dalam Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1993 Nomor : 05MUNAS93, pada tanggal 12 sampai dengan 13 November 1996 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah menyelenggarakan Lokakarya Penggolongan Peserta didik Dalam Gerakan Pramuka; 2. Bahwa sebagai pelaksanaan lokakarya tersebut telah disampaikan laporan pelaksanaan dan rekomendasi lokakarya, dan berkenaan dengan itu perlu mengukuhkan hasil lokakarya tersebut; Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka; 2. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1993 Nomor : 05MUNAS93; 3. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka; Memperhatikan : 1. Rekomendasi Lokakarya Penggolongan Peserta didik Dalam Gerakan Pramuka; 2. Saran Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka; M E M U T U S K A N : Menetapkan : Pertama : Penggolongan usia peserta didik dalam Gerakan Pramuka tetap seperti yang berlaku sekarang ini, sebagaimana tercantum dalam ayat 2 Pasal 36 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, yaitu : Pramuka Siaga berusia 7 tahun sampai dengan 10 tahun; Pramuka Penggalang berusia 11 tahun sampaidengan 15 tahun; Pramuka Penegak berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun; Pramuka Pandega berusia 21 tahun sampai dengan 25 tahun. Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 21 April 1997 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Ketua, TTD H. Himawan Soetanto. KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 194 TAHUN 1998 TENTANG PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang: bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga sebagaimana ditetapkan dengn Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 131KN76 Tahun 1976, perlu disesuaikan dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku dewasa ini. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 3. Rencana Strategik 1994-1999 Gerakan Pramuka 4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.193 Tahun 1998 tentang Penyesuaian Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pertama : Menyesuaikan Petunjuk Penyelenggaraan Pesta Siaga, sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini Kedua : Mengintruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab untuk mendorong dan membantu para pembina Pramuka untuk melaksanakan dengan giat Pesta Siaga dalam upaya pencapaian Pramuka Garuda. Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan Ditetapkan di : Jakarta. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pada tanggal : 21 Oktober 1998 Ketua Nasional Gerakan Pramuka Ketua Letjen TNI Purn H. Himawan Soetanto, SSos. LAMPIRAN KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 194 TAHUN 1998 PENYESUAIAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN PESTA SIAGA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, maka perlu adanya usaha dan kegiatan untuk membangkitkan, mengatur, mendorong, mengarahkan, dan mengendalikan keinginan, semangat dan daya kemampuan anak- didikPramuka Siaga b. Dalam pengarahan dan pengendalian keinginan, semangat dan daya kemampuan anak didik perlu ditanamkan, dipupuk dan dikembangkan 1 kesadaran beragama untuk taqwa dan cinta pada Tuhan Yang Maha Esa 2 kesadaran berkaidah untuk mengetahui dan menghayati apa yang baik menguntungkan dan apa yang tidak baik merugikan dalam hubungan antara sesama manusia, berdasarkan ideologi Pancasila 3 kesadaran sosial untuk memiliki rasa persahabatanpersaudaraan baik antar Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 4 kesadaran berbangsa dan bernegara untuk memiliki rasa cinta pada lam, bangsa dan negara Indonesia, serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri c. Dalam rangka pembangunan masyarakat dan pembangunan bangsa, maka penanaman dan pembinaan kesadaran tersebut dalam butir 1b. harus dimulai pada anak didik seumur Pramuka Siaga, sebagai tugas awal gerakan Pramuka, untuk kemudian secara bertahap ditingkatkan menjadi kesadaran hukum, tertib masyarakat, kesadaran bermasyarakat dan berpemerintah melalui tingkatan Penggalang, Penegak dan Pandega d. Tugas awal gerakan Pramuka dalam rangka mendidik anak dan pemuda adalah menggalimembangkitkan prinsip- prinsip kemanusiaan, ciptaan Tuhan Yang Maha Adil yaitu antara lain : 1 kejujuran 2 keadilan 3 kerelaan berkorban e. Prinsip-prinsip kemanusiaan itu harus diperkuat dengan keberanian, kesabaranketabahan dan keuletan, untuk kemudian dikembangkan menjadi ketaatandisiplin, rasa tanggung jawab dan kepemimpinan leadership f. Akhirnya setiap anak didik harus disiapkan untuk memiliki : 1 pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan segala tugas dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat Indonesia 2 kekuatan lahir dan batin untuk mengatasi segala kesulitan dan tantangan dalam melaksanakan tugas tersebut 3 semangat untuk dapat menyelesaikan tugas itu, dengan sukses dan bermanfaat bagi pribadinya, masyarakat dan bangsa Indonesia g. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut dalam butir 1a. adalah penyelenggaraan Pesta Siaga, sebagai suatu pertemuan Pramuka, khusus untuk golongan Siaga h. Dalam rangka membina dan meningkatkan kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan para Pramuka Siaga, perlu diselenggarakan Pesta Siaga, yang disesuaikan dengan keperluan, keadaan, keinginan, kepentingan, dan perkembangan : 1 anak didik Pramuka Siaga 2 masyarakat setempat 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud dari petunjuk penyelenggaraan ini adalah sebagai pedoman bagi Kwartir dan Satuan Pramuka untuk menyelenggarakan Pesta Siaga yang berhasil-guna dan sebaik-baiknya b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar segala usaha dalam rangka pencapaian tujuan gerakan Pramuka, seperti tercantum dalam Anggaran Dasar pasal 4 By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 3. Ruang Lingkup Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi segala hal ihwal yang berhubungan dengan penyelenggaraan Pesta Siaga yaitu : a. Pengertian, Sasaran dan Fungsi Pesta Siaga b. Pola umum kegiatan dalam Pesta Siaga c. Perencanaan pengorganisasian dan tata laksana d. Dukungan administrasi e. Lain-lain 4. Dasar a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka b. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka c. Rencana Strategik 1994-1999 Gerakan Pramuka d. Surat keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka no. 193 Tahun 1998, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka BAB II PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI PESTA SIAGA SERTA PEMISAHAN PESERTANYA 5. Pengertian a. Pesta Siaga adalah pertemuan para Pramuka Siaga, yang berisi acara kegiatan bersama antara perindukan beberapa Gugusdepan Pramuka b. Pesta Siaga merupakan kegiatan untuk Siaga yang bentuk kegiatannya dipilih dan diselenggarakan sesuai dengan : 1 keadaan, kepentingan dan perkembangan anak didik 2 keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat setempat 6. Sasaran Sasaran Pesta Siaga adalah membina dan mengembangkan kekeluargaan dan persaudaraan antar sesame Pramuka Siaga 7. Fungsi Fungsi Pesta Siaga adalah a. Memberikan variasi kepada latihan berkala dari perindukan masing-masing b. Mengadakan tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan kecakapan antar sesama Pramuka Siaga c. Membina hubungan baik antara gerakan Pramuka dengan masyarakat 8. Pemisah a. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani Siaga, Pesta Siaga putera dan Pesta Siaga puteri, masing-masing diselenggarakan terpisah b. Mengingat beberapa sebab tertentu, dengan sepengetahuan dan tanggung jawab para Pembina By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pramuka dan majelis pembimbing yang bersangkutan, Pesta Siaga putera dan puteri dapat diselenggarakan bersama-sama BAB III POLA UMUM KEGIATAN DALAM PESTA SIAGA 9. Tingkat Penylenggaraan a. Pesta Siaga dapat diselenggarakan di tingkat : 1 Desa yang diikiuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam desa yang bersangkutan 2 Kecamatan yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam kecamatan yang bersangkutan 3 Cabang yang diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga dalam cabang yang bersangkutan b. Pesta Siaga juga dapat diselenggarakan oleh beberapa desa, kecamatan danatau dan antar cabang yang bersangkutan c. Mengingat kesulitan yang akan banyak dihadapi, Pesta Siaga tidak diselenggarakan di tingkat daerah, atau di tingkat nasional, sehubungan dengan keadaan dan kemampuan wilayah dan anak didik setempat d. Pesta Siaga pada dasarnya dapat diikuti oleh semua Siaga dari semua perindukan dilingkungan tersebut e. Berdasarkan beberapa sebab tertentu tempat, fasilitas, dan lain-lain dalam penentuan peserta, penyelenggaraan dapat menentukan kebijakan tersendiri, sejauh mungin dihindari adanya persyaratan peserta atas dasar kejuaraan 10. Landasan dan Bentuk Kegiatan a. Semua kegiatan dalam Pesta Siaga dilandasi jiwa Pramuka seperti yang tersurat dan tersirat dalam satya dan dharma Pramuka b. Pesta Siaga merupakan satu-satunya Pertemuan Pramuka untuk golongan Siaga c. Pesta Siaga dapat berbentuk : 1 rekreasi, 2 permainan bersama, 3 darmawisata, 4 pasar Siaga bazar, 5 ketangkasan dan ketrampilan, 6 karnaval, 7 perkemahan siang hari dagkamp, 8 pameran exposisi, 9 pentas seni budaya, dan 10 lain-lain 11. Sifat Kegiatan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com a. Pesta Siaga bukan perlombaan untuk mencari kejuaraan. Sesuai dengan perkembangan jasmani dan rokhani Pramuka Siaga, Pesta Siaga besifat : 1 hiburanrekreatif 2 kreatif 3 riang gembira dan 4 banyak gerak b. Untuk memberi semangat dan gairah Pramuka Siaga, dengan tidak mengurangi semua sifat Pesta Siaga, sebagian acara kegiatannya dapat dilombakan 12. PengaturanPenyusunan Acara Kegiatan a. Acara kegiatan dalam Pesta Siaga diatur dan disusun sesuai dengan : 1 Bentuk Pesta Siaga antara lain : a dalam karnaval ada lomba topeng, pameran pakaian lucu, sepeda hias, dan lain-lain b dalam permainan bersama ada permainan ketangkasan, ketrampilan dan lain-lain c dalam pentas seni budaya, dapat dilihatkan macam-macam kemampuan Siaga, senitari, senisuara, senilukis, deklamasi, dan lain-lain 2 Keadaan dan kemampuan setempat, misalnya : a darmawisata kepantai, keluar kota melihat pemandangan, kekebun binatang, dan lain-lain b meninjau tempat dan peninggalan besejarah, museum dan lain-lain 3 Perkembangan jasmani dan rokani Pramuka Siaga, sehingga semua kegiatan itu tidak terlalu melemah, dan tidak mengambil alih kegiatan golongan Pramuka lain b. Penyajian secara kegiatan dalam Pesta Siaga diatur dan disusun secara berencana, agar : 1 beraneka ragam bervariasi, menarik, membangkitkan suasana riang gembira, membanggakan, memuaskan dan tidak menjemukan 2 menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan, kecakapan, kecerdasan, ketrampilan, kecerdasan, ketrampilan, ketangkasan dan ketajaman indera 3 menimbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut bertanggungjawab 4 memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain, setia kawan, suka menolong dan ikut berusaha menciptakan persatuan dan kesatuan bangka serta perdamaian dunia 5 memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia 6 pempertebal kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 13. Pedoman Pelaksanaan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com a. Kegiatan dalam Pesta Siaga harus mengandung pendidikan. Kegiatan itu meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan manusia yang baik, sejalan dengan pedoman yang terdapat dalam syarat kecakapan umum SKU dan syarat kecakapan khusus SKK. Selanjutnya Pesta Siaga supaya dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kemampuan setempat, yang bersumber pada nilai- nilai : 1 agama 2 filsafat pancasila 3 persahabatan dan persaudaraan 4 perkembangan ekonomi dan teknologi 5 perkembangan nasional 6 seni budaya, olah raga, kesejahteraan keluarga, dan lingkungan 7 keamanan dan ketertiban lingkungan dan 8 lain-lain b. Semua kegiatan dalam Pesta Siaga dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memberi kesempatan : 1 belajar 2 berlatih 3 bekerja 4 beribadat 5 berbakti dalam suasana riang gembira c. Semua kegiatan Pesta Siaga dilaksanakan dengan : 1 penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan anak, masyarakat dan bangsa Indonesia 2 banyak praktek secara praktis yang menyenangkan bagi Siaga yaitu dengan : a belajar sambil bekerja learning by doing b membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan Siaga c membuat selingan dan menggiring kegiatan Siaga dengan lagu-lagu gembira d menyelenggarakan kegiatan dengan banyak gerak dinamis dan menghindari sejauh-jauhnya kegiatan melalui ceramah e kegiatan sederhana, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan 3 penggunaan sistem among, yang mengharuskan Pembina Pramuka mempunyai sikap laku : a ing ngarso sung tulada di depan memberi teladan b ing madya mangun karsa di tengah membangun semangat c tut wuri handayani di belakang memberi daya dan yang pelaksanaannya untuk golongan Siaga, dititik beratkan kepada “ing ngarso sung tulada” BAB IV By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN TATA-LAKSANA 14. Perencanaan a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya, perlu dibentuk panitia penyelenggaraan Pesta Siaga yang wajib memikirkan, merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan segala tugas yang dibebankan kepadanya dengan tertib dan penuh tanggungjawab b. Perencanaan secara masak yang disusun dengan seksama, dan terperinci, lengkap dan sistematis, meliputi : 1 bentuk kegiatan Pesta Siaga 2 tujuan dan maksud Pesta Siaga 3 tempat dan waktu penyelenggaran 4 susunan panitia penyelenggara tugas struktur organisasi, personalia, pembagian kerja, dan lain-lain 5 tahap-tahap pelaksanaan kerja 6 perincian acara kegiatan 7 ketentuan mengenai peserta 8 perlengkapan dan perbekalan 9 rencana biaya 10 penelitian, pengawasan dan penilaian dan 11 lain-lain 15. Pengorganisasian a. Struktur organisasi panitia penyelenggaraan Pesta Siaga disusun secara seksama, terperinci, lengkap dan sistematis, sesuai dengan : 1 acara, kegiatan, kepentingan, dan hubungan kerja masing-masing bagian 2 tata tingkatjenjang bagian-bagiannya 3 rencana kegiatan, dengan mengingat daya guna dan tepat guna dari kerja panitia itu b. Pesta Siaga harus diselenggarakan oleh semua pihak yang bersangkutan dengan penuh kesungguhan,tanggungjawab dan pengabdian secara sukarela, gotong-royong, akrab dan bersaudara, diserta usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya c. Panitia penyelenggara dapat terdiri dari anggota dan bukan anggota Gerakan Pramuka d. Dalam penyelenggaraan Pesta Siaga digunakan tenaga Penegak dan Pandega sebagai anggota panitia penyelenggara untuk membantu para Pembina Pramuka, supaya pengetahuan dan pengalaman mereka bertambah e. Pesta Siaga diselenggarakan : 1 antar Gugusdepan yang berdekatan, tiga bulan sekali 2 di tingkat Kwarran,atau antar desa yang berdekatan 6 bulan sekali 3 di tingkat cabang atau antar kecamatan yang berdekatan setahun sekali By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 4 antar Gugusdepan yang berdekatan tetapi berlainan kecamatan maupun cabangnya, diatur oleh yang bersangkutan 16. Pembagian Kewajiban, Wewenang dan Tanggungjawab a. Penyelenggara Pesta Siaga merupakan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab : 1 Pimpinan Gudep untuk antar gudep 2 Kwarran untuk tingkat kecamatan b. Pesta Siaga tidak diselenggarakan di tingkat daerah atau nasional, tetapi Kwarnas dan Kwarda mempunyai kewajiban untuk memberi petunjuk, rangsangan, bimbingan dan saran serta menyebarluaskan semua pengalaman tentang penyelenggaraan Pesta Siaga ke daerah lainnya 17. Pengawasan dan Penilaian a. Pengawasan harus dilakukan oleh semua team yang ditunjuk oleh kwartir cabang atau koratan yang bersangkutan dengan tugas mengusahakan agar Pesta Siaga berlangsung dengan baik dan berakhir dengan hasil yang gemilang b. Penilaian ditugaskan kepada suatu team penilai. Data untuk penilaian didapat dari panitia penyelenggara dari peserta dan dari pihak-pihak lain yang bersangkutan atas penyelenggaraan Pesta Siaga itu sehingga hasilnya dapat obyektif 18. Laporan a. Segera setelah Pesta Siaga selesai maka panitia penyelenggara harus menyerahkan suatu laporan tertulis, yang memberi gambaran tentang jalannya Pesta Siaga sejak dari tahap pemikiran sampai dengan tahap penyelesaiannya kepada Kwartir Cabang yang bersangkutan b. Dalam laporan Pesta Siaga tersebut harus dimuat antara lain : 1 pemikirannya 2 perencanaannya 3 persiapannya 4 pelaksanaannya 5 penyelesaiannya 6 panitianya 7 peserta dan pengawasannya 8 kesulitan hambatan dan usaha mengatasinya 9 hasil kegiatan Pesta Siaga itu 10 hasil penilaian atas penyelenggaraan dan kegiatannya 11 pertanggungjawaban keuangan 12 kesimpulan 13 saran-saran untuk perbaikan kegiatan yang akan datang By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com c. Laporan Pesta Siaga seperti yang dimaksud dalam pt.18a dan b diatas dikirim kepada : 1 Kwartir Ranting dan Kwartir Cabangnya sebagai laporan pertanggungjawaban 2 Majelis Pembimbing, instansi pemerintah, swasta dan masyarakat yang telah memberikan bantuan sebagai laporan pertanggungjawaban terutama atas penggunaan bantuannya 3 Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, dan Kwartir Cabangnya bahan untuk disebar luaskan ke daerah lain, dalam rangka tukar menukar pengalaman dan informasi BAB V DUKUNGAN ADMINISTRASI 19. Umum Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan Pesta Siaga, mutlak diperlukan adanya dukungan administrasi yang diselenggarakan dengan telitiseksama, terperinci, lengkap, effisien dan efektif 20. Susuan Pembina Petugas Susunan Pembinapetugas tiap panitia Pesta Siaga harus memenuhi kebutuhan Pesta Siaga, baik kwalitatif maupun kwantitatif. 21. Dukungan Logistik Kelengkapan dan perbekalan Pesta Siaga terdiri dari antara lain : a. kelengkapan pribadi b. kelengkapan kesatuan c. kelengkapan tempatarena Pesta Siaga d. kelengkapan acara kegiatan Pesta Siaga dan e. alat-alat dan bahan-bahan untuk makankonsumsi 22. Pembiayaan Pesta Siaga a. Biaya penyelenggaraan Pesta Siaga dilakukan atas dasar swadaya dan gotong-royong, yaitu dipikul bersama oleh mereka yang bersangkutan dan berkepentingan terdiri atas unsur-unsur : 1 para peserta Pesta Siaga, beserta orang tua atau walinya 2 Gugusdepan dan Majelis Pembimbing Gugusdepannya 3 Majelis Pembimbing Desanya 4 Kwarran dan Majelis Pembimbing Rantingnya 5 panitia penyelenggara yang mengusahakan sumber dana lainnya yang tidak mengikat, baik dari pihak pemerintah swasta maupun masyarakat sendiri By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com b. Segala pemasukan dan pengeluaran uang untuk pembiayaan Pesta Siaga dimuat dalam laporan pertanggung jawaban secara terbuka yang disampaikan kepada semua pihak yang bersangkutan BAB VI PENUTUP 23. Hal-hal lain mengenai Pesta Siaga yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur lebih lanjut oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 21 Oktober 1998 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Ketua Letjen TNI Purn H. Himawan Soetanto, SSos. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 132KN76 TAHUN 1976 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Menimbang : 1. bahwa dalam rangka membina dan meningkatkan rasa kekeluargaan, persaudaraan, pengetahuan dan keterampilan para Pramuka, perlu diselenggarakan pertemuan-pertemuan Pramuka yang menarik, sesuai dengan keperluan dan kepentingan anakpemuda dewasa ini ; 2. bahwa untuk mewujudkan maksud tersebut perlu diselenggarakan Perkemahan Besar Penggalang ; 3. bahwa untuk itu Kwartir Nasional Gerakan Pramuka perlu segera mengeluarkan Petunjuk Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang. Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1971 tentang Gerakan Pramuka. 2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 45KN74 Tahun 1974 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 130KN76 tentang penyelenggaraan Pertemuan Pramuka. Memperhatikan : 1. Saran-saran Ketua Kwartir Nasional HarianSekretaris Jenderal. 2. Saran-saran Andalan Nasional Gerakan Pramuka. MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pertama : Petunjuk Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini. Kedua : Menginstruksikan kepada Kwarda dan Kwarcab untuk mendorong dan membantu para Pembina Pramuka melaksanakan dengan giat Perkemahan Besar Penggalang. Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Ditetapkan di Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 1976. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Ketua, M. Sarbini Letjen TNI BAB I PENDAHULUAN Pt. 1. Umum a. Berdasarkan tujuan Gerakan Pramuka tersebut dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 4, maka : Tugas Pokok Gerakan Pramuka adalah mendidik anak dan pemuda supaya menjadi : 1 Manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, a tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya, b tinggi kecerdasan dan keterampilannya, c kuat dan sehat fisiknya. 2 Warga negara Indonesia yang : a ber-Pancasila, b setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3 Anggota masyarakat yang : a baik dan berguna, b sanggup dan mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa, negara dan masyarakat. b. Penyelenggaraan tugas pokok tersebut didasarkan atas prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia. c. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka perlu adanya usaha dan kegiatan untuk menanamkan, memupuk dan mengembangkan : 1 rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh keyakinan beragama, 2 rasa persahabatanpersaudaraan dan jiwa sosial baik antara sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat, 3 rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri, 4 jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. d. Salah satu usaha dan kegiatan tersebut adalah penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, sebagai By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com suatu pertemuan Pramuka, khusus untuk golongan Penggalang. e. Setiap Perkemahan Besar Penggalang merupakan suatau latihan gabungan satuan Gerakan Pramuka, yang diarahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi menurut petunjuk yang ada, untuk mencapai sasaran perkemahan dalam rangka pencapaian tujuan Gerakan Pramuka. f. Perkemahan besar tersebut merupakan suatu alat penilaian yang hasilnya dapat digunakan untuk pengembangan dan improvisasi Gerakan Pramuka baik organisatoris maupun prosedur operasional dan apakah segala peraturan, perencanaan dan petunjuk dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. g. Penilaian terhadap perorangan individu maupun dalam ikatan kesatuan harus dimulai dari wakru keberangkatan para peserta dari pangkalan asal ke bumi perkemahan dan pulang kembalinya, baik di bidang rokhanisikap mental dan disiplin maupun di bidang teknis. Pt. 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud dari petunjuk ini adalah untuk memberi pedoman kepada Kwartir dan Satuan Pramuka dalam menyelenggarakan suatu pertemuan Parmuka, khususnya untuk golongan Penggalang. b. Tujuannya adalah untuk mengatur dan memperlancar usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Pasal 4. Pt. 3. Ruang Lingkup Petunjuk Penyelenggaraan ini meliputi semua yang berhubungan dengan Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, yaitu : a. Pengertian, sasaran dan fungsi Perkemahan Besar Penggalang. b. Macam perkemahan, tingkat dan peserta Jambore, termasuk persyaratan dan pengelompokan peserta. c. Pola kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang yang meliputi landasan, sistem, sifat, acara dan bentuk kegiatan, serta metoda pelaksanaan kegiatan. d. Perencanaan, oengorganisasian, dan tata laksana, termasuk pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab, peraturan penyelenggaraan, pedoman pelaksanaan, pengawasan dan penilaian. e. Dukungan administrasi dan komunikasi termasuk pengumuman dan penerangan. f. Lain hal yang berhubungan dengan Jambore Nasional dan Internasional, Ikut Serta Jambore, serta lagu, bendera dan lencana. Pt. 4. Dasar By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Petunjuk Penyelenggaraan ini disusun berdasarkan : a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. b. Keputusan Majelis Permisyawaratan Pramuka Tahun 1970, di Pandaan, Jawa Timur. c. Keputusan Munas Gerakan Pramuka Tahun 1974 di Manado, Sulawesi Utara. d. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 130KN76, Tahun 1976, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pertemuan Pramuka. Pt. 5. Tema dan Lambang a. Tema Perkemahan Besar Penggalang merupakan susunan dari beberapa kata yang mudah dipahami, dan dapat memberi semangat kepada peserta untuk mencapai tujuan dan sasaran Perkemahan Besar Penggalang tersebut. b. Unutk tiap perkemahan besar Penggalang dibuat lambang yang sesuai dengan kegiatan, tempat dan tema perkemahan dan yang mudah dimengerti maksudnya oleh para Pramuka Penggalang. BAB II PENGERTIAN, SASARAN DAN FUNGSI PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG Pt. 6. Tujuan a. Perkemahan Besar Penggalang yang dimaksud dalam petunjuk penyelenggaraan ini adalah pertemuan Pramuka yang berbentuk suatu perkemahan anatara Pramuka Penggalang dari berbagai satuan Pramuka. b. Perkemahan Besar Penggalang merupakan kegiatan yang bersifat rekreatif, riang gembira, penuh rasa persaudaraan dan berisi kegiatan-kegiatan menarik dan kreatif serta bakti masyarakat dan keagamanaan. Pt. 7. Sasaran Sasaran dari Perkemahan Besar Penggalang adalah menanamkan, memupuk dan mengembangkan: a. rasa cinta pada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperteguh keyakinan beragama. b. rasa persahabatanpersaudaraan dan jiwa sosial baik antara sesama Pramuka maupun antara Pramuka dan masyarakat. c. rasa cinta pada alam, bangsa dan negara, serta mempertebal kepercayaan pada diri sendiri. d. jiwa patriotisme untuk menggalang kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Pt. 8. Fungsi By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com a. Menambah pengalaman dan pengetahuan, miningkatkan kecakapan, ketangkasan, keterampilan, dan kemampuan peserta perkemahan besar Penggalang. b. Memberi latihan kepada anak didik agar mampu mengelolamengurus rumah tangga sendiri. c. Memberikan selingan sebagai dorongan untuk mempraktekkan dan meningkatkan kemampuan yang didapat dari latihan satuan Pramuka masing-masing. d. Mengadakan pertukaran pengalaman, pengetahuan dan kecakapan diantara sesama Pramuka. e. Membiasakan hidup bersama dan meningkatkan semangat gotong royong diantara Pramuka. f. Membuat penilaian atas kegiatan dan kecakapan yang dicapai. g. Mendapatkan sesuatu yang baru, guna diterapkan pada kegiatan yang akan datang. h. Membuka hubungan untuk mengadakan integrasi antara Pramuka dengan masyarakat. BAB III BENTUK, TINGKAT DAN PESERTA PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG Pt. 9. Bentuk Perkemahan Perkemahan Besar Penggalang meliputi tiga bentuk, yaitu : a. “Jambore” sebagai perkemahan besar Penggalang yang dititik beratkan pada kegiatan persaudaraan. b. “Perkemahan Bakti Penggalang” 1 yang disingkat PB sebagai perkemahan besar Penggalang yang dititik bertakan pada kegiatan bakti kepada masyarakat, sesuai dengan keadaan dan kemampuan anak didik, serta kepentingan masyarakat setempat. 2 Perkemahan yang diselenggarakan di tingkat cabang dan di tingkat kecamatan. b. “Perkemahan Bersama Penggalang” sebagai perkemahan besar Penggalang yang diikuti oleh beberapa Gudep dalam satu desa atau beberapa desa yang berdekatan. Pt. 10. Tingkat-tingkat Jambore Jambore dibedakan menurut tingkatannya dan berdasarkan pelaksanaanya sebagai berikut : a. Jambore Nasional, yaitu perkemahan besar Penggalang yang diselenggarakan pada tingkat nasional. b. Jambore Daerah, yaitu perkemahan besar Penggalang yang diselenggarakan di tingkat daerah. c. Jambore Cabang, yaitu perkemahan besar Penggalang yang diselenggarakan pada tingkat cabang. d. Jambore Kecamatan, yaitu perkemahan besar Penggalang yang diselenggarakan pada tingkat Kecamatan. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Pt. 11. Peserta a. Peserta Jambore Nasional adalah para Pramuka Penggalang dari seluruh Indonesia dan dari negara-negara lain yang diundang. b. Peserta Jambore Daerah adalah para Pramuka Penggalang dari daerah yang bersangkutan dan dari daerah-daerah lain yang diundang. c. Peserta Jambore Cabang adalah para Pramuka Penggalang dari cabang yang bersangkutan dan dari cabang lain yang diundang. d. Peserta Jambore Kecamatan adalah para Pramuka Penggalang dari kecamatan yang bersangkutan dan dari kecamatan lain yang diundang. e. Peserta Perkemahan Bakti Penggalang adalah para Pramuka Penggalang dari cabang atau kecamatan yang bersangkutan. f. Peserta Perkemahan Bersama Penggalang adalah para Pramuka Penggalang dari gugusdepan-gugusdepan yang bersangkutan. g. Peserta dari luar negeri untuk 11 a sd 11 f ditentukan oleh Kwarnas. Pt. 12. Persyaratan Peserta a. Peserta Perkemahan Besar Penggalang sekurang- kurangnya memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh penyelenggara, yaitu : 1 telah memenuhi syarat kecakapan umum tertentu. 2 mendapat izin dari orang tuawali Pramuka. 3 mendapat izin dari kepala sekolahnya atau atasan di tempat ia bekerja. 4 membawa surat keterangan sehat jasmani. 5 membawa surat keterangan dari Gugusdepan, Kortan atau kwartir yang bersangkutan. 6 membayar iuran perkemahan. 7 kebijaksanaan panitia, mengingat keadaan dan kemampuan sarana setempat. 8 minat dan kemauan usaha peserta dengan menghindari syarat-syarat atas kejuaraan. Pt. 13. Pengelompokan Peserta a. Pramuka Penggalang yang menjadi peserta Perkemahan Besar Penggalang dikelompokkan dalam regu, pasukan dan satuan yang lebih besar, yang diatur oleh Gudep, Kortan dan Kwartir yang bersangkutan. b. Regu, pasukan atau satuan tersebut disusun terpisah antara Pramuka Putera dan Pramuka Puteri.. c. Regu, pasukan atau satuan tersebut didampingi oleh Pembina Pramuka Putera bagi kelompok putera atau Pembina Pramuka Puteri bagi kelompok puteri yang jumlahnya ditentukan oleh Penyelenggara. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com d. Tidak dibenarkan kelompok Penggalang putera didampingi Pembina Pramuka Puteri dan sebaliknya kelompok puteri didampingi oleh Pembina Putera.. BAB IV POLA KEGIATAN DALAM PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG Pt. 14. Landasan dan Sistem Kegiatan a. Semua kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang dilandasi dengan jiwa Pramuka, seperti tersurat dan tersirat dalam Trisatya dan Dasa Darma Pramuka. b. Berdasarkan penggunaan Sistem Among, setiap Pembina Pramuka harus mempunyai sikap laku : 1 ing ngarsa sung tulada di depan memberi teladan. 2 ing madya mangun karsa di tengah membangun semangat. 3 tut wuri handayani di belakang memberi daya. c. Dalam hal ini “Pembinaan” mengandung arti “membangkitkan” mengatur, mendorong, mengarahkan dan mengendalikan keinginan, daya dan semangat. Pt. 15. Sifat Kegiatan a. Sesuai dengan sifat Perkemahan Besar Penggalang tersebut dalam 5 b tentang Pengertian, maka Perkemahan Besar Penggalang ini bukan lomba tingkat Penggalang, juga bukan arena perlombaan untuk memperebutkanmencari kejuaraan. b. Apabila dalam Perkemahan Besar Penggalang diselenggarakan perlombaan salah satu macam acara kegiatan, maka yang demikian ini hanyalah sekedar untuk memberi semangat atau gaitah kepada peserta agar ikut aktif dalam semua kegiatan, dengan tidak mengurangi sifat perkemahan tersebut. c. Kegiatan perlombaan dalam Perkemahan Besar Penggalang diselenggarakan secara sehat dan sportif untuk mencapai tingkat kemampuan tertentu. d. Kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang harus mengandung pendidikan. Kegiatan itu meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan manusia yang lebih baik, sejalan dengan pedoman yang terdapat dalam syarat kecakapan umum SKU dan syarat kecakapan khusus SKU, selanjutnya supaya dikembangkan sesuai dengan keadaan dan kemampuan setempat, yang bersumber pada nilai-nilai: 1 agama dan filsafat Pancasila. 2 persahabatan dan persaudaraan. 3 perkembangan ekonomi, sosial, teknologi. 4 senibudaya, olahraga, kesejahteraan keluarga dan lingkungan. 5 keamanan dan ketertiban masyarakat. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 6 dan lain-lain. Pt. 16. Acara dan Macam Kegiatan a. Acara dan Macam kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang diatur dan disusun dengan : 1 “tema” semua kegiatan diusahakan dapat menggambarkan jiwa yang tersirat dalam tema Perkemahan Besar Penggalang. 2 Perkembangan jasmani dan rokhani anak-didik, antara lain memperhatikan Keadaan, kemampuan, minat, , sifat dan bakat anak didik, sehingga kegiatan-kegiatan itu tidak membosankan, terlalu melelahkan mengingat hakekat alamiah puteraputeri dan juga tidak mengambil alih kegiatan Pramuka Siaga dan Penegak atau Pandega.. 3 Keadaan tempat, masyarakat dan wilayah, misalnya : a di pegunungan membuat acara dalam bentuk kegiatan pendakian gunung. b dekat danaulaut dalam bentuk kegiatan pembuatan rakit, mendayung, berenang, dan sebagainya. c dekat dengan daerah pertanian membuat acara pembersihan parit, penanaman bibit unggul, dan sebagainya. d dekat hutan gundul mengadakan kegiatan penghijauan dan sebagainya. e dalam kota mengadakan kegiatan untuk mengenal dan mengetahui perkembangan teknologi modern. b. Penyusunan dan penyajian acara dalam Perkemahan Besar Penggalang harus diatur secara berencana agar : 1 beraneka ragam, menarik, membangkitkan suasana riang gembira, membanggakan, memuaskan dan tidak menjemukan. 2 menambah pengalaman, meningkatkan pengetahuan, kecakapan, kecerdasan, keterampilan, ketangkasan dan ketajaman indera. 3 menumbulkan rasa ikut serta, ikut berbuat dan ikut bertanggungjawab. 4 memupuk rasa persaudaraan, menghargai orang lain, setia kawan, suka menolong dan ikut berusaha menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia. 5 memupuk rasa kebanggaan nasional Indonesia dan menghargai bangsa lain. 6 mempelajari kepercayaan dan melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pt. 17. Metoda Penyelenggaraan Kegiatan Semua kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga memberi kesempatan kepada para Penggalang untuk belajar, berlatih, By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com bekerja, beribadat dalam suasana riang gembira, serta dilaksanakan dengan : a. penerapan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, 1 belajar sambil bekerja ; 2 membuat ceritera sebagai pembungkus kegiatan ; 3 menyelanggarakan kegiatan dengan banyak gerak dinamis dan mengurangi kegiatan melalui ceramah ; 4 memberi kegiatan yang sederhana, mudah difahami dan mudah dilaksanakan ; 5 mengadakan demonstrasi, peninjauan, cerdas tangkas, tebak tepat, dan lain-lain. BAB V PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN TATALAKSANA PERKEMAHAN BESAR PENGGALANG Pt. 18. Perencanaan dan Persiapan a. Perencanaan secara masak yang disusun dengan seksamateliti, terperinci. Lengkap dan sistematis, meliputi : 1 macam dan tingkat Perkemahan Besar Penggalang, 2 sasaran dan fungsi, 3 tempat dan waktu penyelenggaraan, 4 susunan panitia tugas, struktur organisasi, personalia, pembagian kerja dan sebagainya, 5 tahap-tahap pelaksanaan kerja program kerja, 6 perincian acara dan bentuk kegiatan, 7 ketentuan mengenai peserta dan persyaratannya, 8 dukungan administrasi, 9 system transport dan komunikasi, 10 pengawasan dan pengendalian, 11 penelitian dan penilaian, 12 lain-lain b. Persiapan untuk penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang yang diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan anak, masyarakat, dan bangsa Indonesia ; banyak praktek secara praktis yang menyenangkan bagi para penggalang ; harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berencana, tertib dan teratur, dalam waktu yang cukup lama, yaitu mengenai : 1 tempat atau sarana, 2 perlengkapan, 3 kegiatan dan peserta, 4 administrasi, pembiayaan, dan lain-lain. c. Perkemahan Besar Penggalang harus disiapkan dan diselenggarakan oleh semua pihak yang bersangkutan dengan penuh kesungguhan, tanggungjawab, pengabdian, By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com sukarela, gotongroyong, akrab dan bersaudara, dan disertai usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pt. 19. Pengorganisasian a. Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dari perkemahan besar itu, maka Panitia Penyelenggara wajib memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan segala tugas yang telah dibebankan kepadanya dengan tertib dan penuh tanggungjawab. b. Struktur organisasi panitia tersebut disusun secara seksama, terperinci, lengkap, dan sistematis, sesuai dengan : 1 acara, keadaan, kepentingan dan hubungan kerja tiap bagian ; 2 tata tingkatjenjang bagian-bagiannya ; 3 rencana kegiatan ; serta mengingat daya guna dan hasil guna dari kerja panitia tersebut. c. Organisasi Jambore Nasional. 1 Di tingkat pusat Kwarnas membentuk Panitia yang disebut Panitia Pusat Jambore Nasional Panpus Jamnas. 2 Di tingkat daerah tempat penyelenggaraan : Mabida dan Kwarda membentuk badan sebagai : a Panitia Penyelenggara Jambore Nasional Panra Jamnas b Pembina Perkemahan Induk Binkemin, terdiri atas : 1 Staf Binkemin 2 Pembina Perkemahan Puteri Binkempi, dilengkapi dengan : a Pembina Satuan Puteri Binsatpi b Pembina Kelompok Puteri Binpokpi c Pembina Pasukan Puteri Binpaspi 3 Pembina Perkemahan Putera Binkempa, dilengkapi dengan : a Pembina Satuan Putera Binsatpa b Pembina Kelompok Putera Binpokpa c Pembina Pasukan Putera Binpaspa 3 Di daerah lainnya : Kwarda membentuk Panitia Daerah Jambore Nasional Panda Jamnas 4 Di cabang lainnya : Kwarcab membentuk Panitia Cabang Jambore Nasional Pancab Jamnas 5 Gudep-gudep Gerakan Pramuka Indonesia di luar negeri : Mabigus yang bersangkutan menunjuk Pembina Puteri atau Pembina Putera sebagai pimpinan pasukannya masing-masing. 6 National Scout Assiciation : By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com Masing-masing pengurus National Scout Assiciation menunjuk Pembina-pembina Puteri dan Putera sebagai pemimpin pasukan masing-masing. d. Organisasi Jambore Daerah. 1 Oleh Kwartir Daerah dibentuk :. a Panitia Penyelenggara di tingkat daerah. b Panitia Pelaksana di cabang tempat penyelenggaraan. 2 Oleh Kwartir Cabang dibentuk : a Panitia Cabang di tingkat cabang b Panitia kecil di tingkat kecamatan bila perlu yang pembagian nya diatur oleh Panitia Penyelenggara. e. Organisasi Jambore Cabang atau Perkemahan Bakti Penggalang. Kwartir Cabang membentuk : 1 Panitia Penyelenggara di tingkat cabang 2 Panitia kecil di tingkat kecamatan bila perlu yang pembagian nya diatur oleh Panitia Penyelenggara. f. Jambore Kecamatan Kortan atas nama Kwartir Cabang membentuk Panitia Penyelenggara. g. Perkemahan Bersama Penggalang Panitia Penyelenggara dibentuk oleh dan terdiri dari unsur pimpinan satuan Pramuka yang bersangkutan. h. Anggota panitia penyelenggara Perkemahan Besar Penggalang terdiri atas : 1 Anggota Gerakan Pramuka, yaitu para Andalan, Pembantu Andalan, Pembina, Pembantu Pembina, Pramuka Penegak dan Pandega, serta anggota Mabi Gerakan Pramuka di KwartirGudepSaka yang bersangkutan. 2 Bukan anggota Gerakan Pramuka, yaitu para pejabat pemerintah, wakil badan swasta, anggota dan tokoh masyarakat setempat yang jumlahnya disesuaikan dengan kepentingan Perkemahan Besar Penggalang. Pt. 20. Pembagian Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab a. Untuk Jambore Nasional. 1 Panitia Pusat Jamnas : a memberi petunjuk, bimbingan, pengarahan dan usaha bantuan keuangan dan fasilitas kepada Panra Jamnas ; b menyelenggarakan dan melaksanakan hubungan dan pengumuman tentang pelaksanaan Jamnas ; c melakukan pengawasan dan penilaian terhadap persiapan dan pelaksanaan Jamnas ; d dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kwarnas Gerakan Pramuka. 2 Panitia Penyelenggara Jamnas : a merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan Jamnas, sesuai dengan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com petunjuk, bimbingan dan pengarahan dari Panpus ; b membangun sarana perkemahan Jamnas ; c memberi pelayanan logistik dan kelengkapanperalatan pelaksanaan Jamnas kepada Binkemin ; d menerima dan mengangkut peserta Jamnas baik dari dalam maupoun dari luar negeri, kemudian diserahkan kepada Binkemin ; e menarik dan menerima uang Jambore dari semua peserta, penyelenggara dan uang peninjau dari peninjau ; f menyelenggarakan usaha dana dengan sasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan ; g melakukan pengawasan dan penilaian terhadap persiapan dan pelaksanaan Jamnas, yang menjadi tugas Binkemin ; h dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Ketua Panpus Jamnas, serta anggota- anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Panpuis Jamnas atas nama Kwarnas Gerakan Pramuka. 3 Pembina Perkemahan Induk : a bertugas dan bertanggungjawab atas tersesleneggaranya acara dan kegiatan pelaksanaan Jamnas ; b melaksanakan persiapan secara teliti, terperinci, lengkap dan sistematis ; c mengatur pendaftaran dan penempatan peserta Jamnas ; d mengatur dislokasi pasukan kontingen Cabang ; e dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Panra Jamnas. 4 Panitia Daerah Kwarda-Kwarda Pengirim Peserta : a mengkoordinasikan terselenggaranya pencalonan peserta Jamnas ; b mengadakan usaha secara terkoordinasi dan teratur dengan Cabang yang bersangkutan, untuk memungkinkan usaha bantuan dari Panda dalam rangka pengiriman peserta Jamnas dari daerahnya ; c merencanakan perjalanan pergi dan pulang bagi kontingen Jamnas dari dan ke daerahnya ; d dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kwarda, serta anggota-anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Kwarda yang bersangkutan. 5 Panitia Cabang Kwarcab Pengirim Peserta : a menseleksi calon-calon peserta Jamnas yang memebuhi persyaratan ; b mengadakan usaha dana secara terkoordinasi dan teratur dengan Gudep-gudep yang bersangkutan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com dan mengusahakan bantuan-bantuan dalam rangka usaha pengiriman peserta Jamnas dari daerahnya ; c merencanakan perjalanan pergi dan pulang bagi kontingen cabangnya ; d dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kwarcab, serta anggota-anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Kwarcab yang bersangkutan. b. Untuk Jambore Daerah : 1 Pembagian tugaskerja dan tanggungjawab panitia penyelenggara bercermin pada Panra Jamnas, disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya ; 2 Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan oleh Kwarda setempat ; 3 Anggota panitia Pelaksana di cabang tempat penyelenggaraan diangkat dan diberhentikan oleh panitia penyelenggara atas nama Kwarda yang bersangkutan ; 4 Anggota panitia cabang dan panitia kecil diangkat dan diberhentikan oleh Kwarcab setempat. c. Untuk Jambore CabangPerkemahan Bakti Penggalang : 1 Tugas panitia penyelenggara atau panitia kecil dititik beratkan pada kegiatan bakti kepada masyarakat sesuai keadaan dan kemampuan anak didik serta kepentingan masyarakat ; 2 Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan oleh Kwarcab yang bersangkutan. d. Untuk Jambore Kecamatan : Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan oleh Kortan setempat atas nama Kwarcab yang bersangkutan. e. Untuk Perkemahan Bersama Penggalang : Anggota panitia penyelenggara diangkat dan diberhentikan oleh Pembina Gugusdepan Pramuka yang bersangkutan. Pt. 21. Pengaturan Penyelenggaraan a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang diatur sebagai berikut : 1 Jamnas merupakan kewajiban dan wewenang Kwarnas. 2 Jamda merupakan kewajiban dan wewenang Kwarda 3 Jamcab dan Perkemahan Bakti Penggalang merupakan kewajiban dan wewenang Kwarcab. 4 Jambore Kecamatan merupakan Kewajiban dan wewenang Kortan atas nama Kwarcab. 5 Perkemahan Bersama Penggalang menjadi wewenang gugusdepan yang bersangkutan. b. 1 Perkemahan Bakti Penggalang tidak diselenggarakan di tingkat daerah atau nasional. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 2 Perkemahan Bersama Penggalang tidak diselenggarakan di tingkat kecamatan, cabang, daerah dan nasional. c. Waktu penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang diatur sebagai berikut : 1 Jamnas diselenggarakan 4 tahun sekali. 2 Jamda diselenggarakan 3 tahun sekali. 3 Jamcab diselenggarakan 2 tahun sekali. 4 Perkemahan Kecamatan diselenggarakan setahun sekali. 5 Perkemahan Bakti Penggalang dan Perkemahan Bersama Penggalang diselenggarakan menurut kepentingan dan kebutuhan setempat. d. Penentuan waktu penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang hendaknya tidak merugikan anak didik atau peserta, dengan mengingat : 1 hari besar agama ; 2 hari-hari besar nasional ; 3 hari-hari libur sekolah ; 4 musim. Pt. 22. Pedoman Pelaksanaan a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang harus berpindah-pindah tempat, sehingga memberikan pengalaman dan pengetahuan berbeda-beda dan memberikan kesempatan kepada kwartir ataupun satuan lain untuk mendapat giliran menyelenggarakannya. b. Tempat perkemahan dan kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang untuk Pramuka puteri dan Pramuka putera diselenggarakan terpisah, masing-masing di bawah pimpinan dan pengawasan Pembina yang bersangkutan. c. Untuk kelancaran pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang perlu sarana penunjang kegiatan dipersiapkan sebaik-baiknya, yaitu : 1 bumi perkemahan luasnya, letak kemah dan lain- lain. 2 tempat peribadatan. 3 perlengkapan. 4 bahan makanan dan sumber air minum. 5 tempat mandi, cuci dan kakus. 6 pengangkutan dan komunikasi. 7 kesehatan. 8 keamanan. 9 penerangan lampu. 10 kebutuhan sehari-hari 11 dan lain-lain d. Untuk menjamin ketertiban pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang, perlu disusun suatu tata tertib perkemahan. e. Sebagai penghargaan Penggalang dalam usahanya mengikuti acara-acara kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang, oleh Panitia dibuat tanda penghargaan TP. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com f. Pemberian tanda penghargaan tersebut dititik beratkan pada usaha dan ikut sertanya para Penggalang nilai formal pada acara kegiatan, dalam rangka pembinaan pribadi dan pembinaan system beregu, tanpa mendasarkan pada hasil prestasi. g. Pemberian tanda penghargaan dan tanda kenang- kenangan dalam perkemahan Besar Penggalang tidak digunakan untuk menentukan kejuaraan. h. Tanda terimakasih diberikan oleh kwartir danatau panitia penyelenggara kepada semua anggota penyelenggara, pembina, pembantu pembina, andalan dan lain-lain yang telah memberikan bantuannya untuk penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang dalam bentuk yang sesuai dengan kemampuan kwartir atau panitia penyelenggara yang bersangkutan. Pt. 23. Pengawasan dan Penilaian a. Pengawasan dan penilaian dilakukan oleh suatu tim yang ditunjuk oleh kwartir yang bersangkutan, dengan tugas mengusahakan agar Perkemahan Besar Penggalang berlangsung dengan baik dan berakhir dengan gemilang. b. Data untuk penilaian penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, didapat dari panitia, peserta dan pihak lain yang bersangkutan, sehingga hasilnya dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. c. Penilaian meliputi segala segibidang penyelenggaraan perkemahan tersbut. d. Penilaian diarahkan untuk mendapat saran, pendapat dan usul, tentang penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, baik yang sedang dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan pada masa berikutnya. e. Hasil penilaian dipergunakan untuk penyempurnaan dan perkembangan Perkemahan Besar Penggalang berikutnya. Pt. 24. Laporan a. Segera setelah Perkemahan Besar Penggalang selesai, panitia Perkemahan Besar Penggalang harus menyerahkan suatu laporan tertulis, yang memberi gambaran penyelenggaran Perkemahan Besar Penggalang sejak dari tahap pemikiran sampai dengan tahap penyelesaiannya. b. Dalam laporan Perkemahan Besar Penggalang tersebut harus dimuat antara lain : 1 pemikirannya, 2 perencanaannya, 3 persiapannya, 4 peserta dan pengaturannya, 5 panitia: tugas, struktur, personalia, dan pembagian kerjanya, 6 pelaksanaanya, 7 penyelesaiannya, 8 kesulitan, hambatan, dan usaha mengatasinya, 9 hasil kegiatan dalam perkemahan tersebut, By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com 10 hasil penelitian tentang penyelenggaraan dan kegiatan dalam perkemahan tersebut, 11 pertanggungjawaban keuangan, 12 kesimpulan, 13 saran, pendapat, dan usul untuk penyempurnaan kegiatan dalam waktu yang akan dating. c. Laporan seperti yang dimaksud dalam Pt. 24 a dan b di atas, dikirim kepada : 1 Kwartir yang bersangkutan sebagai laporan pertanggungjawaban ; 2 pihak-pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang telah memberi bantuan sebagai laporan pertanggungjawaban terutama dalam penggunaan bantuannya ; 3 Kwarnas, Kwardanya, Kwarcabnya, sebagai bahan untuk disebarkan dalam rangka tukar pengalaman dan informasi. BAB VI DUKUNGAN ADMINISTRASI DAN KOMUNIKASI Pt. 25. Dukungan Administrasi a. Untuk memperlancar segala usaha dan kegiatan dalam rangka penyelenggaraanpelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang, mutlak diperlukan adanya dukungan administrasi, yang diselenggarakan dan dilaksanakan dengan telitiseksama, terperinci, lengkap, efisien dan efektif. b. Dukungan administrasi tersebut meliputi : 1 susunan tenagapersonil tiap panitia yang baik, kualitatif maupun kuantitatif, dapat memenuhi kebutuhan penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, 2 penyiapan dan penyelenggaraan latihan bagi para Pembina khususnya dalam pelayanan bidang administrasi, logistik, kesehatan dan komunikasi, 3 dukungan logistik kelengkapanperalatan yang terdiri atas : a kelengkapan pribadi, b kelengkapan satuan, c kelengkapan perkemahan, d bahan-bahan untuk makankonsumsi, 4 usaha bantuan fasilitas untuk sarana fisik di sekitar dan areal perkemahan, serta fasilitas kesehatan, 5 rencana anggaran dan usaha dana untuk biaya penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang, yang diperoleh atas dasar gotong royong, yaitu dipikul bersama oleh mereka yang bersangkutan dan berkepentingan, terdiri ata unsur : a para peserta perkemahan, termasuk orang tuawalinya, By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com b Gugusdepan dan Majelis Pembimbing Gudepnya, c Kwartir Cabang dan Majelis Pembimbing Cabangnya, d Kwartir Daerah dan Majelis Pembimbing Daerahnya, e Kwartir Nasional dengan Majelis Pembimbing Nasionalnya, f Panitia Penyelenggara yang mengusahakan, yaitu dari pihak pemerintah, swasta dan masyarakat yang tidak mengikat, c. Untuk semua pemasukan dan pengeluaran uang yang digunakan untuk pembiayaan Perkemahan Besar Penggalang, dibuat laporan sebagai pertanggungjawaban secara terbuka, yang disampaikan kepada semua pihak yang bersangkutan. Pt. 26. KomunikasiHubungan a. Penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang akan berhasil dengan baik, bilamana dapat diciptakan suatu hubungan kerjasama yang harmonis antar semua badan panitia dan antara panitia dan majelis pembimbing serta masyarakat dan pemerintah di semua tingkatan. b. Khusus untuk penyelenggaraan Jamnas diperlukan adanya komunikasi timbal balik yang efisien dan efektif antara Panpus dan Panra, melalui sarana komunikasi yang tersedia. c. Pengumuman tentang segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan Perkemahan Besar Penggalang harus dudah diketahui dan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan tepat pada waktunya, agar pelaksanaan kegiatannya dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Dalam hal ini secara garis besar dibedakan dua jenis pengumuman : 1 Pengumuman dalam lingkungan Gerakan Pramuka sendiri, yang berisi petunjuk penyelenggaraan dan pelaksanaan, agar mereka yang bersangkutan diharapkan mempunyai waktu yang cukup guna persiapan mengikuti Perkemahan Besar Penggalang dengan sebaik-baiknya. 2 Pengumuman berupa publikasi mengenai Perkemahan Besar Penggalang kepada masyarakat luas, yang waktunya harus diatur secara efektif menurut kebutuhan agar mencapai sasarannya. Publikasi tersebut adalah sangat penting artinya guna memperoleh bantuan dan partisipasi. Pt. 27. Perhubungan, Angkutan dan Telekomunikasi a. Yang dimaksud dengan fasilitas perhubunganangkutan adalah fasilitas pengangkutan bagi anggota-anggota panitia dan peserta, baik angkutan darat, laut, maupun udara. Untuk itu harus diusahakan bantuan secara Cuma- Cuma gratis atau bilamana tidak mungkin, harus By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com diusahakan bantuan berupa pemberian reduksi ongkosbiaya angkutan. b. Dalam hal telekomunikasi, bantuan yang diharapkan adalah berupa penyediaan peralatan, pemasangan dan penggunaan fasilitas telepon dan radio bagi hubungan komunikasi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan Perkemahan Besar Penggalang. c. Untuk mendapatkan kedua fasilitas tersebut di atas harus diajukan permohonan kepada Departemen Perhubungan atau Jawatan Perhubungan setempat. BAB VII LAIN-LAIN Pt. 28. Jambore Nasional dan Internasional a. Jambore Nasional dapat diikuti oleh anggota Gerakan Pramuka yang ada di luar negeri dan dapat juga diikuti oleh Pramuka dari negara lain, gugusdepan asing yang secara resmi diundang oleh Gerakan Pramuka. b. Ketentuan mengenai peserta dari negara lain tersebut ditentukan lebih lanjut oleh Kwarnas Gerakan Pramuka. c. Jambore Internasional yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka Sedunia dan Jambore Nasional yang diselenggarakan oleh organisasi kepramukaan negara lain, dapat diikuti oleh anggota-anggota Gerakan Pramuka Indonesia, apabila ada undangan dari organisasi kepramukaan yang bersangkutan dan memperoleh persetujuan Kwarnas Gerakan Pramuka. d. Untuk keperluan tersebut pada Pt. 28 c di atas, Kwarnas atau Kwarda, Kwarcab yang bersangkutan perlu membentuk panitia untuk memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan tugas penerimaan dan pengurusan peserta dari luar negeri, atau pengiriman dan pengurusan anggota Gerakan Pramuka ke luar negeri. Pt. 29. Ikut Serta Berjambore Join in Jamboree a. Sehubungan dengan diadakannya Jambore Internasional atau Jambore Nasional, maka Kwartir Daerah dapat pula menyelenggarakan Jambore Daerah, yang acara kegiatannya dapat disamakan dengan kegiatan dalam Jambore InternasionalNasional tersebut. Jambore Daerah ini disediakan terutama untuk para Pramuka Penggalang yang tidak dapat mengikuti Jambore InternasionalNasional. b. Sejiwa dengan Pt. 29 a tersebut di atas, maka : 1 sehubungan dengan Jambore Daerah, oleh Kwartir Cabang dapat diselenggarakan Jambore Cabang, yang acaranya sama dengan Jambore Daerah tersebut. 2 sehubungan dengan Jambore Cabang, oleh Kortan dapat diselenggarakan Jambore Kecamatan yang acaranya sama dengan Jambore Cabang tersebut. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com c. Untuk pelaksanaan Pt. 29 a dan b tersebut di atas, maka kwartir yang bersangkutan hendaknya mengumumkan seluas-luasnya, terutama macam kegiatan dalam Perkemahan Besar Penggalang yang akan diselenggarakannya. d. Penyelenggaraan kegiatan tersebut dalam Pt. 29 a, b dan c tersebut di atas disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setempat. Pt. 30. Tentang Lagu, Bendera dan Lencana a. Untuk menggairahkan dan menyemarakkan suasana Perkemahan Besar Penggalang, bila dapat dibuat lagu untuk kegiatan tersebut. b. Untuk keperluan upacara dan kenang-kenangan dapat dibuat bendera dan lencana, sesuai dengan lambang perkemahan selama kegiatan itu berlangsung. Ukuran bendera perkemahan tersebut tidak boleh lebih besar daripada bendera Gerakan Pramuka di kwartir-kwartir atau gugusdepan yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Ketentuan lainnya adalah : 1 bendera perkemahan dipasang berdampingan dengan bendera Gerakan Pramuka dan bendera Merah Putih. 2 pemasangan bendera perkemahan setinggi dan di sebelah kiri bendera Gerakan Pramuka dilihat dari kedudukan Pembina Upacara. 3 pemasangan bendera Merah Putih harus lebih tinggi daripada bendera Gerakan Pramuka dan bendera perkemahan. c. Tanda penghargaan dan tanda kenang-kenangan Perkemahan Besar Penggalang hanya dibenarkan dipakai pada seragam Pramuka, selama mengikuti kegiatan perkemahan tersebut. Selesai mengikuti perkemahan itu, semua tanda penghargaan dan tanda kenang-kenangan masih dapat dikenakan pada pakaian seragam Pramuka paling lama satu bulan. BAB VIII PENUTUP Pt. 31. Hal-hal yang belum diatur Hal-hal lain mengenai Perkemahan Besar Penggalang yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur kemudian oleh Kwarnas Gerakan Pramuka. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 Desember 1976. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Ketua, By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com M. Sarbini Letjen TNI KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Menimbang : a. bahwa Pramuka Penegak dan Pandega merupakan kader utama pelanjut misi Gerakan Pramuka dan calon pembina dan pemimpin, karenanya perlu adanya pembinaan yang seksama ; b. bahwa agar pembinaan termaksud dapat mencapai sasarannya, maka pola pembinaan dan mekanisme pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega perlu disesuaikan dengan perkembangan Gerakan Pramuka dan masyarakat dewasa ini ; c. bahwa berkenaan dengan itu Pola Pembinaan Penegak dan Pandega yang ditrtapkan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 105 tahun 1980 perlu disempurnakan. Mengingat : 1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. 2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. 3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 050 tahun 1987 tentang Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka. 4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 083 tahun 1979 tentang Penyempurnaan Pola Umum Gerakan Pramuka. 5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 105 tahun 1980 tentang Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. Memperhatikan : Saran Andalan Nasional dan Staf Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com MEMUTUSKAN : Menetapkan : Pertama : Mencabut Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 105 tahun 1980. Kedua : Berlakunya Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. Ketiga : Menginstruksikan kepada semua jajaran Kwartir dan Satuan Pramuka untuk melaksanakan keputusan ini. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta. Pada tanggal : 17 Juni 1988 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Ketua Letjen TNI Purn Mashudi By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com LAMPIRAN KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

BAB I PENDAHULUAN 1. Umum

a. Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya organisasi yang diperkenankan dan ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, dengan menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan, keadaan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. b. Gerakan Pramuka bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, yang sehat jasmani dan rohaninya, serta menjadi warga negara Republik Indonesia, yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. c. Untuk mencapai tujuan itu, Gerakan Pramuka menghimpun anak-anak dan pemuda dalam satuan Pramuka, sesuai dengan golongan usia dan jenis kelaminnya diantaranya Satuan Pramuka Penegak untuk mereka yang yang berusia 16 s.d. 20 tahun, dan Satuan Pramuka Pandega untuk mereka yang berusia 21 s.d. 25 tahun. d. Satuan Pramuka tersebut merupakan bagian dari Gugusdepan Pramuka, yang menjadi wadah pembinaan pribadi para Pramuka, dengan pimpinan, pembinaan dan tanggung jawab anggota dewasa. e. Untuk membina keterampilan serta pengembangan bakat dan darma baktinya kepada masyarakat, dibentuklah Stuan Karya Pramuka. f. Untuk melaksanakan pembinaan di Gugusdepan dan Satuan Karya tersebut, diperlukan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega beserta mekanismenya. g. Petunjuk penyelenggaraan ini diterbitkan dengan maksud untuk : 1 menjabarkan Pola umum Gerakan Pramuka yang berkaitan dengan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. 2 meningkatkan mutu dan hasil pembinaanPramuka Penegak dan Pandega. 3 menyesuaikan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega dengan situasi dan kondisi setempat. 4 memantapkan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. h. Petunjuk Penyelenggaraan ini diterbitkan dengan tujuan untuk penertiban dan keseragaman pelaksanaan By : Kak DEDRIL MAIYANTO E-mail : dedril_ccyahoo.com pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega di setiap jajaran kwartir dan satuan Pramuka.

2. Dasar