Stairway To Heaven Esai Sosio Musikologi

Stairway To Heaven
(Esai Sosio-Musikologi)© Februari 2013

Diterbitkan Oleh
CV. R.A.De.Rozarie
Jl. Ikan Lumba-Lumba 40
Surabaya, 60177
Jawa Timur
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Surat Elektronik: penerbit_de.rozarie@yahoo.com
Telepon: 081333330187
Laman: www.derozarie.co.id
Dicetak Oleh
Lingkar Graphic
Jl. Nangka 1 Maguwoharjo
Yogyakarta
Surat Elektronik: linkprint11@gmail.com
Laman: www.lingkargraphic.blogspot.com
i

Stairway To Heaven

(Esai Sosio-Musikologi)© Februari 2013
Penulis: Hardiat Dani Satria
Editor: Tomy M Saragih, S.H., M.H. (www.jii-ces.biz)
Tata Letak: Eko Puji Sulistyo
Perancang Sampul: Eko Puji Sulistyo
Desain Kode Batang: Eko Puji Sulistyo

Angka Buku Standar Internasional: 97806021728314
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Katalog Dalam Terbitan

Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan
atau direproduksi dengan tujuan komersial dalam bentuk
apapun tanpa izin tertulis dari CV. R.A.De.Rozarie kecuali
dalam hal penukilan untuk keperluan artikel atau
karangan ilmiah dengan menyebutkan judul dan
penerbit buku ini secara lengkap sebagai sumber
referensi.
Terima kasih


PENERBIT PERTAMA DENGAN KODE BATANG UNIK
ii

KATA PENGANTAR
Hidup dalam Musik, Musik dalam Hidup

Bagi siapapun yang pernah mengalami di kala
tumbuh dewasa, duduk berjam-jam di depan boombox
murah, membuka lipatan-lipatan sampul penuh warna,
mengeja berulang-ulang potongan-potongan huruf dan
kata, serta termangu di depan siraman audio bahkan
dengan

kualitasnya

yang

paling

terbatas


dan

menemukan bahwa pengalaman ini lebih transendental
daripada

keharusan

duduk di

langgar

dan

surau

mengeja huruf-huruf bahasa asing, jalan hidup mereka
sudah jelas. Musik akan menjadi bagian terbesar hidup
mereka dan tidak ada hal lain yang bisa menggantikan
fungsi musik dalam memberi arti dan definisi bagi hidup

mereka. Bisa dipastikan musik telah dan akan menjadi
juru selamat mereka.
Ini nampak terdengar bombastis, namun bagi
mereka

yang

menemukan

bahwa

hidup

tidak

sesederhana dan semudah yang dibayangkan oleh anak
berusia 12 tahun, bahwa hidup kemudian ternyata
penuh dengan kekecewaan, patah hati, kemuraman
namun juga tentu saja kebahagiaan, musik kemudian
menjadi bagian terpenting dari semua perjalanan itu.

i

Anda mungkin telah lupa tentang hari pertama di
sekolah menengah atau kapan misalnya Anda tertarik
dengan perempuan di lapangan sekolah, tetapi Anda
pasti

akan

selalu

ingat

di

mana

pertama

kali


mendengarkan “Electrolite” dari R.E.M, “The Man Who
Sold The World” versi Nirvana atau “Black Hole Sun,”
dari Soundgarden. Anda tidak hanya masih ingat, Anda
pasti masih ingat warna matahari sore itu, bau
rerumputan atau bau serangga yang mulai menyerang
malam. Demikian kuatnya musik, sehingga bagi Anda
yang kemudian tidak diberkati dengan cukup bakat dan
kemampuan untuk memainkan dan menciptakan musik,
yang Anda hanya dapat lakukan adalah menulis, menulis
dan menulis tentangnya.
Dan bagi mereka yang menganggap bahwa
menulis fiksi atau menulis tentang diri sendiri adalah
merupakan bentuk narsisisme yang paling menjijikkan,
menulis tentang musik bisa menjadi semacam pelarian.
Dan jika Anda tidak peduli lagi tentang apapun di dunia
di luar musik, menulis tentang musik adalah bentuk final
dan paripurna dari penghormatan Anda terhadap musik.
Saya tidak terlalu banyak bercerita banyak tentang hidup
saya di buku Lokasi Tidak Ditemukan: Mencari Rock and


Roll Sampai 15.000 Kilometer. Hidup saya tidak lebih
ii

menarik dari hidup Anda dan hidup semua orang di
dunia. Dan satu-satunya cara yang membuat saya mau
menulis sebagian dari perjalanan hidup saya adalah
karena musik yang telah menjadi soundtrack dan lebih
dari itu juga telah memberinya arti. Saya tidak tahu
apakah

Dani

sedang

melakukan

itu,

tapi


butuh

keberanian untuk menulis tentang hidup melalui musik.

Taufiq Rahman
Tangerang, 6 Januari 2013

Founder Jakartabeat.Net
Redaktur Politik Harian berbahasa Inggris, Penulis Kolom
Musik di The Jakarta Post dan Dosen Hubungan Internasional
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 0

Canang Besar
Bab 1

i
iv

Creativity Killed The Digital

4

1

Bab 2
Industri Musik Bagi Kemajuan Bangsa
Bab 3
Kuatnya Tenung Suatu Lirik
Bab 4
Catatan Petualangan Idealis Taufiq Rahman
Mencari Rock n Roll
Bab 5

Pain Per Hate: Dialektika Kebencian
Bab 6
2+2=5 Adalah Devil‟s Way
Bab 7
Lima Album Indonesia Terbaik Tahun 2012
Bab 8
Tesis Another Brick In The Wall Secara Amatir
Bab 9
OK Computer: Era Labil Menuju Perombakan Rock
Bab 10
Homicide, Suara Mahasiswa, Dan Kolom Opini
Tentang Fasis

iv

15
25

30
40

47
56
67

81

89

BAB
Canang Besar
1

0

Stairway to Heaven diilhami dari lagu milik band
Inggris “Led Zeppelin” yang sangat saya gemari. Alasan
penggunaan judul ini karena lagu tersebut memiliki
dampak besar bagi masyarakat. Berbagai interpretasi
atas lagu ini beragam muncul di berbagai kalangan
masyarakat. Bisa dikatakan, interpretasi atas lagu ini
merangsang masyarakat untuk menganalisanya secara
kritis. Dan saya menganggap lagu ini salah satu lagu
yang memiliki nilai sosio-musikologi tinggi.
Sosio-musikologi merupakan istilah yang saya
ciptakan terkait adanya hal-hal yang berkorelasi dengan
musik yang dianalisa dengan perspektif sosiologis. Frase
ini juga berarti dampak dari adanya musik tertentu
ataupun hal-hal yang berkaitan dengan musik. Tidak
bisa dipungkiri memang, banyak pengalaman manusia
bisa diceritakan dengan adanya musik. Tidak hanya
alunan nada berupa musik saja yang dapat dianalisa
dengan menggunakan sosio-musikologi. Akan tetapi,
lagu, album, personel band, pencipta lagu, pengalaman
musisi, dan buku yang ditulis berdasarkan musik juga
menjadi kajian utama dalam aplikasi ini.
Buku ini merupakan kumpulan esai-esai saya
yang dibuat pada tahun 2012 dan berisi telaah sebuah
lagu secara sosial, daftar album, resensi album, resensi
2

buku, dan hal-hal yang tiba-tiba terbersit di dalam benak
tatkala ingin menulis. Tidak ada yang sempurna dalam
menganalisa suatu karya seni berupa musik. Saya hanya
menafsirkan atas pengalaman otentiknya ke dalam
sebuah tulisan yang teramu antara konsep, teori, dan
opini

pribadi.

terciptanya

Buku

apresiasi

membeberkan

ini

juga

musik

menjadi

yang

dampak-dampak

jalan

secara

sosialnya.

bagi

sengaja
Apresiasi

diberikan kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan
musik yang memiliki dampak besar bagi masyarakat.
Radiohead,

Pink

Floyd,

NOAH,

Homicide,

Komik,

Mahasiswa dan sebagainya adalah konten pembicaraan
dalam buku tipis ini. Terciptanya buku ini diharapkan
dapat menjadikan sebuah apresiasi kecil sebagai tangga
yang membawa musik sebagai kajian sosial dalam
tingkatan moksha. Bukankah via tutior itu mutlak
diperlukan bukan...

3

BAB

1

Creativity Killed The Digital
4

A. Senjakala Musik Modern
Industri musik memang suatu arena tersendiri
dalam jagat hiburan dunia. Perkembangannya begitu
pesat lantaran bertambahnya peminat hiburan jenis ini.
Memang, suatu karya seni itu tidak dapat dipisahkan
dengan karya seni yang lain. Mereka semua saling
berintegrasi sehingga saling mempengaruhi nilai dalam
satuan seni.
Sejarah perkembangan musik merupakan cerita
yang sudah kuno, dari zaman prasejarah pun telah
tumbuh subur. Musik menjadi suatu kebutuhan ketika
manusia mengalami kekosongan dalam hidupnya. Maka
dari itu untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan,
manusia menciptakan seni agar hidupnya selalu terisi.
Musik bukan suatu seni modern, akan tetapi instrumen
serta fungsinya akan semakin kompleks menuju hal yang
mutakhir.
Padahal pada awalnya musik berkembang di
dunia ini dari sebuah perbudakan. Suatu hal lazim pada
waktu itu lantaran para budak mengemban amanat
sebagai penghibur para bangsawan atau orang kaya.
Kehidupan para budak diliputi dengan kesengsaraan,
dan mereka hanya dituntut agar terus menghibur
majikannya melalui seni. Musik yang menjadi makanan
5

sehari-hari seorang budak tersebut. Hanya dengan
musik mereka berbicara, mengekspresikan sesuatu serta
sebagai teman hidup.
Akibat suatu penindasan yang bertubi-tubi, musik
menjadi sebuah karya seni yang bernilai tinggi bagi para
pemainnya. Hal ini diungkapkan sendiri oleh budak
karena, hanya dengan musik mereka hidup. Mereka
memandang sebuah karya telah sereligius tersebut.
Sampai saat itu, musik menjadi sebuah hiburan yang
cara

penyajiannya

hanya

dipentaskan

dalam

pertunjukan. Hal ini adalah awal perkembangan musik
modern yang menjadi acuan apresiasi karya seni dalam
bentuk suara.

B. Apresiasi Musik: Segmentasi Awal Kebutuhan
Industri
Sejak sebuah pertunjukan musik kuno, manusia
selalu terbersit keinginan untuk terus menikmati seni
tersebut. Suatu pertunjukan tidak setiap waktu ada
ketika manusia membutuhkan. Keinginan ini menjadi
awal perkembangan sebuah “pengabadian” seni tersebut
agar dapat selalu dinikmati oleh para penikmatnya.
Proses pengabadian bentuk karya seni ini adalah
6

pengarsipan. Suatu metode untuk menyimpan hasil
karya manusia ke dalam media yang dapat disusun.
Pengarsipan musik pertama kali dilakukan di
Amerika pada abad ke-18, yaitu dengan menggunakan
perekam pita hitam. Cara ini hanya biasa dilakukan oleh
orang-orang tertentu saja, dan hanya musik tertentu
juga yang direkam, seperti lagu kebangsaan. Pada
waktu itu, hanya negara yang bisa melakukan rekaman
musik lantaran alat-alat seperti itu sangat langka.
Perkembangan selanjutnya adalah ditemukannya
alat untuk memproduksi piringan hitam atau cakram
hitam secara masal. Komersialisasi ini didorong oleh
perkembangan industri yang memiliki alat-alat lebih
canggih, serta dapat dijual ke banyak orang. Persebaran
informasi

ini

mengundang

minat

orang

untuk

mengabadikan karyanya agar selalu dapat dinikmati
setiap saat. Maka dari itu, sebagai pionir yang menjadi
musisi adalah orang kaya yang dapat membeli alat
musik serta studio tempat rekaman.
Mereka menggunakan musik bukan sebagai
sarana komersialisasi, melainkan sebagai penghibur diri
dan media untuk mengungkapkan isi hati. Pada saat itu,
musik

berubah

dimainkan

secara

status

menjadi

universal,
7

oleh

karya

seni

siapapun.

yang
Suatu

perkembangan sosial yang nantinya akan menghapus
perbudakan secara konkret karena adanya kerjasama
antara orang kaya dengan budak.

C. Wujud Fisik Musik: Pengarsipan Musik Modern
Pengarsipan secara komersial sangat marak
ketika abad ke-19 di Inggris dan Amerika. Bermula dari
hobi, banyak seniman musik yang membuat lagu-lagu
untuk diperdagangkan.”it‟s about money dan business”
adalah pepatah yang membuat industri musik menjadi
terkenal cepat. Pada tahun 1940-an, proses rekaman
bukan lagi menjadi hal yang istimewa. Pada akhirnya,
persaingan antar musisi untuk mendapatkan profit
adalah kompetisi tersendiri di industri musik.
Proses pengarsipan secara massal menggunakan
alat lebih canggih dengan pita perekam menjadi cara
yang paling mutakhir pada tahun 1950-an. Banyak
musisi dari semua genre saling merekam karyanya
masing-masing sesuai dengan selera pasar, atau bahkan
hanya sekadar keisengan belaka. Genre yang menjadi
dasar perekaman musik secara komersial adalah musik
pop dengan format band. Format penyanyi solo adalah
hal yang sangat diminati juga. Akan tetapi, genre yang
paling dasar dari semuanya adalah blues. Sehingga pada
8

saat ini, pada era abad ke-21 kita sehendaknya melihat
bahwa wujud kreativitas yang dapat dikembangkan
antara lain musik. Untuk kasus lokal di Indonesia, kita
ketahui bahwa pada tahun 2010 kontribusi dari musik
untuk PDB mencapai 0,37%. Hal ini menandakan bahwa
industri musik merupakan sebuah ladang wirausaha
yang patut untuk digeluti. Mengutip perkataan Denny
Sakrie, bahwa industri musik tidak akan kiamat, karena
musisi dan pihak menajemen akan memutar otak agar
musiknya dapat tetap terjual.
Maka dari itu, perlu adanya pengembangan
musik ini sebagai ranah industri kreatif yang menjadi
sumber utama pendapatan negara. Meskipun tidak
dapat menyaingi pendapatan yang lain, segmen musik
dapat berkontribusi besar hingga 3% untuk PDB. Sebuah
harapan yang visioner lantaran dari pihak masyarakat
mulai peduli dengan industri kreatif. Selain itu, kita
sebagai mahasiswa juga hendaknya dapat berkontribusi
besar juga terhadap industri musik sebagai industri
kreatif ini.

D. Pengembangan Industri Kreatif
Industri pokok utama yang tidak akan mati di
pasaran adalah yang memuat muatan sandang, papan,
9

dan pangan. Persaingan dan kondisi permintaan barangbarang sandang, papan, dan pangan sangatlah besar.
Apabila ingin menjadikan industri kebutuhan pokok
tersebut

bertahan

dipasaran,

maka

dibutuhkan

manajemen dan variasi barang yang banyak. Akan
tetapi, untuk merealisasikan hal tersebut, dibutuhkan
modal yang sangat besar. Dari segi modal tenaga dan
modal uang harus tercukupi agar mampu berkompetisi
di tengah persaingan pasar. Dengan modal yang kecil,
dan tata kelola yang seadanya, akan membentuk
industri bahan pokok ini menghasilkan profit yang relatif
kecil juga. Apalagi tidak semua orang tidak memiliki
modal yang cukup untuk berwirausaha bahan pokok ini.
Solusi untuk masalah ini, dibutuhkan ranah pekerjaan
wirausaha yang membutuhkan modal relatif kecil dan
dapat diterapkan oleh siapa saja.
Di dalam kaitannya dengan industri musik, kita
dapat memberikan alternatif bagi masyarakat untuk
dapat terjun ke dunia musik. Meskipun sulit untuk
menembus industri musik, dapat dilakukan berbagai hal
dengan fasilitas yang merata untuk studio musik.
Penggencaran pembuatan studio musik yang terjangkau
harganya akan cenderung meningkatkan kreativitas
manusia.
10

Selain

itu,

hal

yang

perlu

dicontoh

bagi

masyarakat dan pemerintah untuk mengembangkan
kreativitas manusia antara lain pemberian alat musik
berupa donasi. Seperti yang telah dilakukan oleh Rolling

Stone Indonesia dengan kegiatan “1000 Gitar Untuk
Anak Indonesia” dengan tagline uniknya “1 Gitar, 1000
Nada, Sejuta Harapan”. Sebuah langkah konkret yang
seharusnya menjadi contoh bagi pemerintah agar selalu
memfasilitasi dan memberikan peluang bagi masyarakat
secara konkret.
Teringat lagu Iwan Fals yang berjudul Sarjana
Muda

menandakan

pekerjaan

bukanlah

mahasiswa

pun

bahwa

fenomena

perkara

yang

mudah.

Bagi

menjadi

momok

yang

hal

ini

pencarian

menakutkan ketika terjun di dunia kerja nanti. Seleksi
semakin ketat, sedangkan hal yang dipelajari saat kuliah
belum tentu sepenuhnya terpakai saat bekerja. Maka
dari itu, pengembangan kreativitas sangatlah diperlukan
bagi

mahasiswa

yang

telah

dibekali

kemampuan

akademis dan ilmiah ini.
Seperti kita ketahui bahwa para lulusan sarjana
mencari

pekerjaan

banyak

yang

tidak

mendapati

pekerjaan. Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi dunia
pendidikan yang tidak semuanya menyediakan para
11

lulusan dengan keterampilan untuk bekerja dan menjadi
pegawai. Lulusan sarjana yang menganggur pada
dasarnya memiliki kemampuan logika ilmiah yang
sebelumnya ditempa di perguruan tinggi. Sebagian besar
perguruan

tinggi

sudah

memberikan

softskill bagi

mahasiswanya untuk dapat mengelola dan mengatur
suatu perencanaan. Selain itu, berkat kemampuan logika
tersebut – mahasiswa

lulusan

sarjana

diharapkan

memiliki paradigma serta kreativitas dalam menciptakan
sesuatu.
Nantinya, jika kita dapat memanfaatkan tenaga
lulusan sarjana untuk secara langsung terjun ke industri
kreatif, terutama industri musik ini dapat membuat
budaya musik semakin kokoh di Indonesia. Selama ini
kita selalu menyepelekan bahwa seni dan ilmiah sebagai
hal terpisah, padahal apabila diharmonisasikan akan
terbentuk berjuta peluang untuk sukses.
Maka dari itu, bagi lulusan sarjana yang ingin
terjun dalam dunia wirausaha, akan lebih baik apabila
membuat industri kreatif khususnya musik. Industri
kreatif ini dapat dikatakan menjadi kebutuhan pokok
manusia yang keempat. Dengan demikian, permintaan
akan industri kreatif akan meningkat seiring dengan
berkembangnya teknologi. Seperti industri kreatif yang
12

berbasis seni, teknologi, dan barang konsumsi. Seakanakan industri ini memiliki muatan nilai complementer
sehingga dapat membuat nilai jual suatu barang dapat
meningkat.
Bahkan untuk permasalahan yang menimpa di
industri musik dunia, seperti pembajakan akan dapat
ditangani dengan mahasiswa yang dibekali kemampuan
wirausaha.

Mereka

akan

memutar

otak

untuk

menyelamatkan industri musik ini agar selalu dapat eksis
di masyarakat. Dan, musisi pun tidak perlu cemas
musiknya akan dibajak, dan tidak terjual. Karena,
dengan budaya wirausaha, segala peluang akan tercipta.
Bahkan era digital yang konon sangat berbahaya bagi
kreativitas pun sangat berpengaruh besar. Yang perlu
dilakukan adalah melawan era digital dengan kreativitas
pengelola musik berdasarkan semangat wirausaha.
Pengembangan industri kreatif khususnya musik
apabila dikembangkan akan membuat perekonomian
memiliki peningkatan dalam hal creativepreneurship. Di
negara- negara industri, kegiatan creativepreneurship
mendapatkan raupan devisa negara. Untuk industri jenis
ini, dibutuhkan ide-ide dan inovasi yang brilian. Bagi
masyarakat

yang

cenderung

memiliki

kemampuan

inovasi dan logika yang baik dapat menggunakan
13

industri kreatif ini sebagai lahan bisnis, terutama para
sarjana yang masih mencari kerja. Sangat perlu tenaga
mereka untuk menyelamatkan musik Indonesia ini.
Informasi dan kemampuan ilmu yang dimilikinya sangat
besar manfaatnya bagi sucinya kreativitas.

14

BAB

2

Industri Musik Bagi Kemajuan Bangsa
15

Berbagai alternatif telah dilakukan agar kegiatan
perekonomian dapat berkembang. Mulai dari kegiatan
penyuluhan tentang pentingnya wirausaha agar minat
masyarakat bertambah. Akan tetapi, kita seharusnya
memberikan solusi yang sekiranya masyarakat menyukai
untuk melakukan wirausaha. Dengan demikian, pilihan
usaha akan jatuh pada hobi yang masyarakat sukai dan
saat ini berkembang serta sangat digandrungi.
Alternatif usaha yang dapat ditawarkan adalah
industri musik. Menjamurnya tayangan televisi yang
memuat

acara

musik

menandakan

antusiasme

masyarakat terhadap dunia olah nada ini. Sebagai
contoh, pada acara pagi hari terdapat sebuah tayangan
yang menampilkan berbagai macam musik populer saat
ini. Acara DahSyat contohnya, mendapatkan sedotan
pemirsa luar biasa yang saat ini telah bertahan lebih dari
tiga tahun. Jika masyarakat sangat menggandrungi
acara ini, menandakan bahwa permintaan akan industri
musik populer sangatlah besar. Maka dari itu perlu
adanya sumber daya yang akan terus mengembangkan
musik populer ini.
Apabila dalam masyarakat tidak melihat musik
populer sebagai bidang yang menarik untuk digeluti,
masih ada alternatif lain dalam bermusik. Musik indie
16

adalah musik yang menampilkan dari scene non populer
dan lebih terkenal bagi komunitasnya saja. Saat ini,

scene indie memuat berbagai unsur wirausaha yang
baik. Mulai dari usaha mendirikan merchandise center
yang dapat menunjang penjualan musik mereka selain

manggung. Sebagai contoh antusias besar musik indie
yang saat ini secara blak-blakan dipasarkan di stasiun
televisi komersil antara lain RadioShow.
Dengan adanya RadioShow ini menandakan
bahwa

tidak

hanya

musik

populer

yang

dapat

dikonsumsi oleh khalayak umum. Hal ini membuktikan
bahwa masyarakat sangat menghendaki dan berlombalomba untuk mengikuti musik-musik populer dan indie.
Hanya saja yang perlu dikembangkan untuk menunjang
industri musik ini adalah ketersediaan tempat untuk
memproduksi.

Seni

musik

dapat

menjadi

pondasi

perekonomian para remaja dan pemuda. Kita harus
sadar dan mengerti keinginan para pemuda, bahwa tidak
semua wirausaha adalah berasal dari hal yang itu-itu
saja.
Tidak dapat dipungkiri, salah satu modal besar
dalam industri kreatif di Indonesia adalah industri musik.
Meskipun dengan maraknya fenomena pembajakan,
para musisi harus tahan banting. Selain itu pemerintah
17

melindungi karya di industri musik dengan berbagai
kewenangannya. Terus berkarya merupakan modal
utama untuk kemajuan bangsa Indonesia. Dan musik
merupakan salah satu jalan keluarnya.

A. Musik: Pemberontakan Dari Pembajakan
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) merupakan
sebuah bentuk apresiasi terhadap karya manusia. Karya
yang dapat dikategorikan antara lain buah pemikiran,
hasil karya seni, hasil penelitian, dan hasil catatan.
Dengan adanya sistem paten, akan membuat suatu
penghargaan tersendiri kepada penemu dan pencipta
suatu karya. Sebelum adanya sistem paten ini, setiap
orang berhak menggunakan buah karya orang lain dan
menganggapnya hal yang biasa. Hal ini juga sangat erat
kaitannya dengan kondisi industri musik di Indonesia.
Setelah diketahui bahwa dalam menciptakan
suatu

karya

tersebut

sulit,

maka

kita

perlu

mengapresiasi segala bentuk karya sekecil apapun.
Bahkan dapat diprediksikan bahwa setiap orang pasti
bisa memiliki karya sendiri, dari karya otentik bahkan
dari karya kembangan yang merujuk karya terdahulu.
Baik itu ilmiah maupun itu karya seni atau karya umum
lainnya.
18

Era digital dengan segala kemudahan mengakses
hasil karya seni, terutama musik menjadi sasaran empuk
untuk diunduhnya. Era kaset, piringan hitam, dan CD
semakin terpinggirkan lantaran di internet siapapun bisa
menikmatinya tanpa harus membeli. Tantangan ini harus
dilihat sebagai kondisi bisnis yang harus dilawan dengan
kreativitas

kita

sebagai

wirausaha

musik.

Modal

Indonesia sangat besar dari segi penduduk, dan
cenderung akan memperkokoh wirausaha musik bisa
dapat dimanfaatkan potensinya.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia
memiliki

jumlah

penduduk

yang

besar.

Bahkan

memasuki lima besar penduduk dunia, dengan demikian
potensi sumber daya manusia juga tergolong besar. Hal
ini yang menjadi modal bangsa Indonesia untuk
memperkaya HAKI. Akan tetapi, masalah yang sangat
krusial terhadap HAKI ini adalah bentuk pembajakan.
Mulai dari pembajakan karya-karya produksi tanpa
membeli resmi dari penciptanya, hingga membuat karya
saingan dengan kualitas yang lebih rendah dengan
mengatasnamakan karya asli.
Sebagai contohnya musik di Indonesia memiliki
berbagai keanekaragaman jenisnya. Akan tetapi, akibat
mudahnya

dalam

pengunduhan
19

musik

tersebut

membuat masyarakat cenderung malas untuk membeli
karya yang asli. Hal ini dikarenakan kualitas karya asli
dan

karya

bajakan

hampir

tipis

perbedaannya.

Akibatnya, pelanggaran HAKI ini membuat para pencipta
karya tidak mendapatkan hasil yang optimal dari kerja
kerasnya.
Meskipun

akibat

dari

pembajakan

tersebut

muncul DVD bajakan akan membuat perekonomian
bawah menjadi bangkit, sebenarnya akan meningkatkan
kemalasan bagi kreativitas. Lapangan pekerjaan yang
semakin menipis membuat pembajakan menjadi jalan
keluar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari pembajak
dan

para

penjual

dipermasalahkan

barang bajakan.

adalah

bahwa

Namun,

yang

pembajakan

akan

membentuk sikap malas dan sulit bersaing secara
kreativitas dan inovatif.
Modal Indonesia untuk maju salah satunya
adalah penghapusan pembajakan. Misalkan, dengan
dibajaknya hasil karya orang asli Indonesia maka akan
merugikan

bangsa

Indonesia

juga.

Selain

karena

pencipta semakin tidak mendapatkan hasil, matinya
kreativitas, bahkan menimbulkan efek domino “malas”
untuk masyarakat lainnya. Dengan demikian dapat
20

disimpulkan bahwa pada dasarnya musisi harus dibekali
secara nyata keterampilan wirausaha.
Bahkan sebenarnya era digital juga merupakan
tantangan yang harus didobrak dengan kreativitas
berwirausaha. Yang terpenting adalah kreativitas akan
terus berproduksi dan kombinasi kemampuan wirausaha
musisi.

Kombinasi

ini

akan

menghancurkan

dan

meluluhlantahkan era digital, layaknya musisi terdahulu
dalam mencari studio musik. Perjuangan akan selalu
ada, dan perlawanan dengan musik tidak akan pernah
berakhir.

B. Riset Minggu Ini: The Rain Song* Yang
Seharusnya Tidak Banyak Berubah
Kondisi cuaca yang tidak menentu tidak hanya
membuat pola menjemur baju menjadi sulit. Selain itu,
tidak hanya membuat sepatu menjadi kebasahan, dan
keesokan harinya dipakai sehingga menciptakan efek
bau kaki. Banyak hal yang bisa diceritakan dari hujan,
seperti kangen, nostalgia, malas, dan marah. Tidak
jarang, orang yang beraktivitas dan memiliki mobilitas
tinggi benci dengan hujan, bahkan hydrophobia.
Pada intinya untuk menyiasati hujan, cukup
hanya sedia payung saja bagi sebagian orang yang
21

terbiasa dengan kondisi sederhana. Bagi yang masih
bisa menikmati apapun, termasuk mendengarkan musik
selagi hujan, disarankan mencoba playlist yang berisi
campuran lagu filosofi hujan ini. Mulai dari hal yang
intim-melankolis sampai dengan hal yang politis-nihilis
sebagian besar dan general akan disajikan dalam grand

mixtape ini.
Alasan saya membuat kompilasi lagu-lagu ini
karena kondisi cuaca panas-hujan yang tidak dapat
diperkirakan. Maka dari itu saya melakukan riset tentang
musik

apa

saja

yang

sekiranya

cocok

untuk

merepresentasikan hujan menurut pengalaman pribadi.
Kenapa berisi hanya lima lagu?
Pada

dasarnya

ini

lagu

utama

yang

direkomendasikan untuk hal-hal yang berkaitan dengan
hujan. Maka terciptalah grand mixtape personal ini, yang
bisa kapan saja dibantah dan kapan saja bisa relevan
dengan keadaan.
C. Sepanjang Jalan Kenangan – Tetty Kadi
“Nostalgia cuma buat orang yang tua saja” kata
Sujiwo Tejo saat nge-tweet waktu lalu. Ada benarnya
juga menurut saya, bahwa selagi masih muda kenapa
kerjaannya hanya menikmati kebahagiaan masa lalu?
22

Kalaupun hanya bernostalgia hanya sebantar dan tetap
berfokus kepada masa depan, kenapa tidak? Mungkin
yang dimaksud Mbah Tejo ini adalah nostalgia yang
terlalu berlebihan hingga menganggu aktivitas saat ini.
Pada dasarnya, saya memilih lagu ini karena
orang tua saya sering menyetel radio untuk tembang
kenangan. Tidak dapat dipungkiri, dampak dari lagu ini
sangat besar, bahkan sering menjadi anthem pada acara
reuni SMA oleh angkatan yang sudah belasan tahun dan
puluhan tahun tidak bertemu. Soundtrack reuni ini
menekankan kepada suasana kenangan hujan yang
rintik-rintik di awal bulan yang menjadi latar indahnya
masa lalu.
Syahdunya malam kalbu sambil mendengarkan
lantunan Tetty Kadi ini akan membangkitkan kenangan
percintaan di masa lalu. Terlepas dari konsep cinta pada
lagu ini, suasana rindu yang syahdu dan berharganya
masa lalu ditekankan pada keadaan hujan rintik-rintik.
Meskipun didengarkan pada musim panas sekalipun,
lagu ini langsung akan membawa imajinasi beralih pada
keadaan gerimis masa lalu.

23

D. November Rain – Gun n Roses
Disarankan, jangan melihat video klip lagu ini.
Kekuatan mistis lagu ini akan berkurang saat seseorang
sudah terkonstruksi melalui indera penglihatan dengan
menonton Axl di pelaminan dan Slash bersolo gitar yang
pastinya dibuat dengan harga mahal. Seperti biasa,
biarkan imajinasi kita kembali bergerilya menikmati
dentingan suara piano dan lead-lead gitar yang paling
banyak tutorialnya di youtube. Di situ akan terdengar
kesedihan Axl Rose yang kehilangan perempuan yang
dicintainya

(menurut

menangkapnya

intinya

video

klip).

akumulasi

Saya
kesedihan

sendiri
dari

sepasang kekasih. Dampak dari lagu ini juga sangat
besar untuk anak kosan. Di kosan saya, sontak ketika
hujan di bulan November, lagu ini menjadi primadona
ulikan gitar kopong. Selain itu, suara MP3 dinyalakan
saat hujan, yang juga menjadi ritual manusia dalam
memperingati hujan di bulan November ini. Bahkan saat
pergantian bulan dari Oktober ke November, trending

topic bertemakan November Rain. Berapa manusia
menyukai lagu ini.

24

BAB

3

Kuatnya Tenung Suatu Lirik
25

A. Hujan Jangan Marah – Efek Rumah Kaca

Lihatkah? aku pucat pasi, sembilu hisapi jemari;
setiap ku peluk dan menangisi hijau pucatnya
cemara; yang sedih aku letih; dengarkah?
Jantungku menyerah, terbelah di tanah yang
merah; Gelisah dan hanya suka bertanya pada
musim kering; melemah dan melemah; Hujan,
hujan jangan marah...
Lirik yang simpel namun dapat meneriakkan
gaungnya tanpa bosan kepada hujan di luar jendela.
Tidak hanya melulu membicarakan masalah nostalgia
dan kesedihan percintaan, Efek Rumah Kaca berbicara
lebih fundamental mengenai hujan. Alam yang rusak,
mengakibatkan kekeringan dan ketika hujan datang
terjadilah bencana. Hal yang menjadi santapan kita di
media massa, namun jarang diceritakan dalam sebuah
lagu. Menurut saya, ini lagu sangat Efek Rumah Kaca,
karena kemarahan hujan dikarenakan adanya efek
rumah kaca yang merusak ozon.
Saya teringat pada konser yang menampilkan
Efek Rumah Kaca di lapangan parkir Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia pada bulan Desember. Kondisi
tengah malam dan hujan lebat hingga muncul genangan
air. Namun, penonton yang senantiasa menyaksikan
Efek Rumah Kaca sama sekali tidak beranjak dan pergi
26

berteduh. Mereka ketika itu secara bersama-sama
meneriakkan Hujan, hujan jangan marah! sampai lagu
selesai bersama Cholil Mahmud. Dan seketika hujan
berhenti seakan mengaminkan teriakan para penonton
agar hujan jangan marah. So epic...
B. Lullaby – Andre Harihandoyo and Sonic People
Saya telah membuktikannya, mendengarkan lima
lagu dalam Sons For Rainy Days Andre Harihandoyo and
Sonic People di saat hujan dan langsung tertidur.
Terlepas saya tipe yang mudah tertidur, lagu ini telah
membuat saya terjebak tiga kali ke neverland. Terutama
pada lagu terakhir yang sekaliber dengan dongeng fabel.
Lullaby mengandung zat penenang yang dibuat dengan
bentuk gelombang audiosonik.
Lullaby adalah lagu nina bobo yang kontekstual
dengan keadaan hujan di luar rumah. Menurut saya,
album Songs For Rainy Days merupakan album musik
Indonesia

yang

didedikasikan

untuk

hujan.

Coba

dengarkan “Sleep child, dream on your pillow, Sleep

child, the angels are here” yang diulang berkali-kali
dengan suara rintik air hujan yang menenangkan hingga
Anda terpercik bunga tidur. Bahkan lagu ini lebih
27

berpengaruh

berkali-kali

lipat

membuat

relaksasi

dibandingkan CD audio hadiah buku ESQ.
C. Paranoid Android – Radiohead
Coba

rasakan

saat

Anda

sedang

menaiki

angkutan umum di siang hari (kondisi sedang panaspanasnya). Lagu ini saya masukkan ke dalam playlist ini
karena kejadian di angkot yang luar biasa tidak terduga.
Kondisi angkot yang crowd ini bagaikan intro awal lagu

Paranoid Andoid yang berkisah tentang keanehan yang
tidak bisa saya terjemahkan. Selanjutnya pada bagian
kedua, keadaan mulai aneh dan semakin gila, dan
selaras dengan pikiran saya yang semakin panas
dipanggang oleh sauna angkot ini.
Ketika otak dan suasana semakin memuncak,
dan badan tidak bisa berontak, maka hal yang bisa
dilakukan adalah meratapi dalam hati untuk kondisi yang
lebih baik. Cuaca kering ini harus dihapuskan dengan
hujan yang diharapkan dapat melunturkan kekacauan
dalam mesin otak yang sudah panas ini. Keringat
bercampur debu harus disegarkan, maka dari itu saya
sangat berharap untuk datangnya hujan. Hujan adalah
puncak dari semua kekacauan, serasa setelah diguyur
hujan semuanya akan selesai dan tumbuh kembali. Lagu
28

ini menurut saya adalah sebagai ritual dan doa
pemanggil hujan pada era digital dan era filsafat
eksistensialis. Simak lirik berikut ini:

Rain down, rain down
Come on rain down on me
From a great height
From a great height... height...
Rain down, rain down
Come on rain down on me
From a great height
From a great height... height...
Rain down, rain down
Come on rain down on me
Alangkah bahagianya ketika hujan datang setelah
mantra-mantra yang bergetar di ambang falsetto ini
berkumandang. Bahkan menurut saya, Paranoid Android
adalah lagu semonumental Bohemian Rhapsody, dan
tetap mengangkat tema bahwa hujan adalah berkah
setelah kekacauan yang telah melanda di muka bumi ini.

29

BAB

4

Catatan Petualangan Idealis Taufiq Rahman
Mencari Rock n Roll
30

Pertama kali melihat sampul buku hitam yang
ditaburi tulisan kata-kata berwarna putih dan ada yang
berwarna merah ini kesan “berat” langsung saya
lontarkan pada buku Taufiq Rahman ini. Melihat di
sampul buku yang di dalamnya terpampang kata Syd
Barret, Pink Floyd, Lollapalooza dan Kurt Cobain saya
telah menduga bila buku ini bercerita tentang musikmusik dan gejalanya yang biasa Taufiq Rahman analisa
di jakartabeat.net. Akan tetapi setelah dilihat secara
seksama ada kata Syeh Siti Jenar, Sundel Bolong,
Mahasiswa, dan Danau Michigan yang saya tebak adalah
kisah perjalanan dan pengalamannya dalam penulisan
buku ini.
Kebetulan setelah bergabung dalam anggota

jakartabeat.net pada awal puasa 2012, saya merasa
senang akhirnya bisa bergabung dengan komunitas
kajian mendalam tentang musik, film, dan gagasangagasan ini. Setelah bergabung, saya masih beradaptasi
dengan forum member dan cara penggunaannya yang
masih asing. Saat itu, saya selalu dipandu oleh salah
satu admin JB (bukan Justin Bieber) sapaan untuk

jakartabeat.net dalam penggunaan fitur-fitur website.
Sebelumnya saya sangat terbelalak melihat ulasan musik
dalam JB yang berbeda dengan majalah musik lainnya,
31

yaitu sangat mendalam (banyak gagasan-gagasan baru).
Bagi saya, tulisan semacam inilah yang sangat bagus
untuk meningkatkan wawasan, karena dengan bahasa
ringan dan pembawaannya seperti bercerita yang
membuat

tulisan-tulisan

tersebut

mudah

dicerna,

meskipun dengan tema berat.
Sebagai anggota baru tentunya saya telah
mengutak atik arsip-arsip tulisan lama dan baru, dan
melihat berbagai kontributor menulis dengan hal-hal
yang disukainya. Salah satunya Taufiq Rahman yang
saya lihat kerap menuliskan musik pada aspek politis
dan dampak sosialnya. Sedangkan kontributor lainnya
ada yang berfokus kepada masalah pluralisme dan
agama, skema hip-hop, metal, grunge, dan hobi-hobi
yang memiliki gagasan-gagasan baru. Maka dari itu,
tidak heran sebagai penggemar baru para kontributor,
saya meng-kepo lewat jejaring sosial, dan meng-add

facebook

para

kontributor.

Dan

ternyata

mereka

memiliki kedekatan dan keakraban satu sama lainnya,
meskipun kesemuanya berada pada jarak yang jauh.
Melihat aktivitas para kontributor di linimasa

twitter dan facebook ini yang menjadi rutinitas saya
ketika log in jejaring sosial. Hal ini membuat informasiinformasi dan pembicaraan mereka bisa saya dapatkan.
32

Pada bulan awal September, saya yang kebetulan telah

meng-add facebook Taufiq Rahman, salah satu founder
jakartabeat.net mengunggah sampul buku yang saya
sebutkan di atas tadi. Buku dengan sampul hitam yang
dibubuhi kata-kata dengan penekanan tebal berwarna
merah yang menekankan judul buku tersebut. Tidak
main-main, judul yang sangat mengena di kepala
tersebut adalah “Lokasi Tidak Ditemukan: Mencari Rock
and Roll Sampai 15.000 Kilometer”.
Sebulan setelah perkenalan sampul buku di

facebook tersebut, di situs jakartabeat.net pada awal
Oktober 2012 melakukan sesi pre order buku tersebut
yang dijual 40 ribu saja sudah termasuk ongkos kirim.
Saya yang kebetulan sudah mengenal kontak dari JB,
yaitu Bung Prys langsung memesan buku Taufiq Rahman
tersebut. Setelah seminggu menunggu, akhirnya buku
tersebut sampai juga di kosan saya di Depok dalam
kondisi aman. Saya menamai buku ini adalah buku yang
penting

pada

bulan

Oktober

tahun

ini

karena

sebelumnya saya telah mengetahui kemampuan analisa
politik dan musik Taufiq Rahman di jakartabeat.net. Saat
ini, buku tersebut telah dijual di berbagai kota di
Indonesia termasuk Depok. Saat ini setiap saya ketika
pulang dari kampus melewati Gang Sawo, Daerah Barel
33

Stasiun Universitas Indonesia, saya melihat buku ini
terpampang ciamik di Kedai Cak Tarno.
Saya membaca buku tersebut perlahan-lahan
satu persatu dan sesekalinya berhenti sejanak untuk
berpikir atau sekadar melamun. Buku ini saya selesaikan
membacanya seminggu, karena saya juga kebetulan
sedang UTS di kampus, jadi lebih memprioritaskan tugas
terlebih dahulu. Setelah seminggu selesai membaca
buku tersebut, saya mengkonstatir bahwa buku ini lebih
menyerupai catatan harian. Buku ini dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu Amarah, Telaah, dan Ziarah. Selain itu
buku ini dibuka oleh kata pengantar Harlan Boer yang
notabene

juga

adalah

seorang

kontributor

jakartabeat.net. Harlan Boer menjelaskan mengenai
Segitiga “Selera-Antusiasme-Independesi” Yang Tidak
Melulu Sama Sisi, Namun Ekstra Sip!. Kata pengantar ini
menjelaskan tentang pandangan Harlan Boer terhadap
sosok Taufiq Rahman dalam penulisan buku ini. Hal
yang menjadi poin dalam kata pengantar ini dan
menarik perhatian saya adalah kalimat terakhirnya.

“Saya bukan penulis kata pengantar profesional,
belum pernah pula mewawancarai atau curhat
dengan para senior penulis kata pengantar,
tetapi tetek-bengek ini sebaiknya Anda simpan
(trivia: kata pengantar ini adalah “take ketiga”).
34

Itu karena tulisan-tulisan di halaman nanti adalah
yang dipegang dengan kesungguhannya: menulis
musik berarti menulis manusia.”
Kalimat “menulis musik berarti menulis manusia”
ini yang saya anggap keren. Karena menulis tentang
musik

yang

berkaitan

dengan

nada-nada

saja

merupakan hal yang biasa, maka dari itu fenomena
musik sendiri dan dampak secara sosialnya juga
seharusnya dituliskan. Saya yakin, menulis musik bukan
perkara yang mudah, dan perlu riset yang luas yang
mencakup berbagai pengetahuan untuk mempertajam
tulisan musik itu sendiri. Dan, Taufiq Rahman berhasil
dlaam

mengkombinasikan

antusiasme

yang

tinggi

antara

selera

dan

didukung

musik,
oleh

independensinya yang sangat subjektif berdasarkan
pengalaman Taufiq Rahman.
# Amarah
Pada bagian ini terdapat enam tulisan Taufiq
Rahman

yang

menunjukkan

bahwa

bentuk

ketidaksetujuan fenomena pandangan musik secara
umum dengan penyangkalan yang disertai argumen
bagus

untuk

memberikan

pandangan

sebelumnya.

Simak saja pada tulisan, Fleet Foxes di antara Lady Gaga

dan Wabah Narsisme, Keith Richards dan Berhala35

Berhala Rock n Roll Itu, dan Mahakarya Punk Bukanlah
Nevermind The Bollocks. Ketiga tulisan tersebut yang
secara tegas merubah pandangan-pandangan mengenai
mitos-mitos fenomena musik yang ada di masyarakat.
## Telaah
Jujur saja, saya sebagai pembaca awam masih
belum bisa membedakan tentang bagian Amarah dan
Telaah ini. Saya hingga bolak-balik membacanya agar
bisa menemukan perbedaan kedua bab ini. Hal ini
dikarenakan

keduanya

penyangkalan

terhadap

memiliki

kesamaan

mitos-mitos

dan

yaitu
analisa

commonsense dalam masyarakat. Terutama mengenai
penyangkalan album terbaik Pink Floyd, yang menurut
Taufiq Rahman adalah Piper At This Gates Of Dawn.
Mungkin

pada

hanya

artikel

ini

saya

tidak

bisa

membedakan untuk pada bagian Amarah dan Telaah.
Untuk sebelas tulisan lainnya, saya setuju masuk
dalam bab Telaah. Hal ini dikarenakan banyak gagasangagasan baru yang tidak bermaksud menyangkal seperti
yang dijelaskan pada bagian Amarah tersebut. Tulisantulisan opini ini di dalamnya memuat gagasan-gagasan
mengapa

fenomena pembangkangan

bisa

berhasil,

simak pada artikel Kenapa Lagu Protes Iwan fals, Slank,

dan Rhoma Irama Berhasil?. Selain itu tulisan menarik
36

pada Grunge, Gen X, dan Senja Kala Orde Baru yang
menuturkan masih dalam musik pembangkangan.
Pada tulisan Master of Reality: Album Relijius(?)
ini yang membuat orang penasaran akan mengecek
apakah inikah sisi spiritual dari Black Sabbath yang
konon sebelumnya adalah penyembah setan. Dan tidak
lupa

tulisan

yang

seperti

ditekankan

pada

kata

pengantar oleh Harlan Boer mengenai Menulis Musik

Adalah Menulis tentang Manusia yang membuka mata
bahwa menulis musik tidak hanya menganalisa nadanada saja. Dan penelitian secara langsung Taufiq
Rahman terhadap anak Punk Marjinal di Jagakarsa yang
ternyata tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
Pada artikel Punk, Karang Taruna, dan Soekarno ini yang
menjelaskan bahwa anak punk memiliki masa depan
suram. Sifat optimis dan bekerja keras dari dalam sendiri
inilah yang menjadi pijakan utama anak punk marjinal.
### Ziarah
Pada bagian inilah semua petualangan Taufiq
Rahman yang konsisten dan antusias terhadap selera
musiknya menjadi bahan bakar penulisan buku ini. Saya
juga merasakan perjuangan cerita kalimat demi kalimat
yang diceritakan seperti cerpen petualangan ini. Seperti
cerita yang tidak terduga tentang orang Indonesia yang
37

musiknya diakui dunia internasional, simak tulisan

Suarasama: Musik Melayu Mampir Ke Chicago. Bahkan
Neil Strauss mengomentari Suarasama.

“Tidak diragukan lagi bahwa kelompok ini telah
mencapai sesuatu yang lebih besar dari diri
mereka sendiri, mencari-cari sesuatu di luar
batas-batas dan ke semua arah, mencari
dimensi-dimensi kesejatian spiritual melalui
melodi”
Selain itu ulasan menarik yang sangat khas anak
muda, dalam tulisan Rage Against The Machine di

Lollapalooza

2008

yang

bisa

saya

rasakan

kemeriahannya. Serta perjalanan melelahkan dengan
berbagai

cerita

baru

dengan

mengendarai

Bus

Greyhound yang dikaitkan dengan Simon & Garfunkel
pada tulisan Hilang di American Midwest dengan Bus

Greyhound. Dan tentunya tulisan yang membuat saya
sangat iri, ingin pergi kesana, yaitu Rock and Roll Hall of

Fame yang sayangnya Taufiq Rahman bukan penggemar
The Beatles. Meskipun demikan, penuturan di Ziarah Ke

Kuil Rock n Roll ini bisa dirasakan oleh orang-orang
sehingga membayangkan masuk kedalam museum rock

n roll tersebut. Selain itu, sangat tepat apabila menaruh
artikel ini pada akhir buku ini.

38

Saya yakin, setalah Taufiq Rahman berkeliling
dan melakukan perjalanan jauh sampai 15.000 kilometer
ini, tidaklah membuat dirinya sudah puas dengan
semuanya. Maka dari itu, dia tidak menemukan lokasi
tempat sejatinya rock n roll tersebut. Pada dasarnya

rock n roll bukanlah sebuah tempat yang statis dan
berdiam diri, akan tetapi hasrat pencarian tanpa henti
adalah makna dari rock n roll itu sendiri.

39

BAB

5

Pain Per Hate: Dialektika Kebencian
40

Sudah terlalu telat mungkin untuk mengulas
album ini. Di CD EyeFeelSix sudah terpampang tahun
pembuatannya

yaitu

2011.

Dan

sekarang

telah

memasuki tahun 2013, dan sebagian besar orang
pastilah sudah membaca berbagai ulasannya. Tidak ada
kata basi untuk kebencian. Kemarahan dan rasa sakit
adalah kemutlakan yang tidak pernah habis terkikis
ruang dan waktu. Maka dari itu, album ini pastinya juga
tidak akan basi diulas berkali-kali selama distribusi
kebencian terus ada pada manusia.
Salah satu lagu yang menyebar bagai virus, dan
sangat mengena dan tidak terlupakan adalah luapan
kemarahan pada sistem industri musik hip-hop. Pertama
kali saya mendengarkannya di lewat laman youtube,
yang dipampangkan juga liriknya. Saat itu saya baru
tahu akan lagu Obituari yang jika diterjemahkan berarti
daftar kematian atau berita kematian. Simak potongan
rima ini:

“Kolektif deodoran, kotoran kuping sepadan
Kalian dan hip-hop adalah Newmont dan air pancuran”
Bagi yang merindukan Homicide, pastinya akan
terus mencari rima mutakhir dari pelantun potongan
rima diatas.
41

Kolektif Soul Killa, Beat Hustlers, dan Mind Freeza
dalam album Pain Per Hate menampilkan sepuluh lagu
apik bagaimana cara marah dengan elegan. Pada
sampul artwork, sekilas mirip dengan sampul album
band punk Kelelawar Malam. Hanya saja, pada Pain Per

Hate menampilkan siluet tengkorak membusuk yang
memakai mahkota. Menambah kondisi nihilis pada album
ini yang tercermin tidak ada yang bisa dipercayai,
bahkan diri sendiri.

A. Intro
Musik pengiring kematian yang dijadikan intro
pada labum ini yang menampilkan ilusi dan depresi.
Hanya disajikan dalam waktu 2:35 menit saja lagu ini
cocok menjadi mukadimah penuh amarah dan sergah.
Lagu ini juga salah satu pembukaan album yang megah.

B. Insomnia Tingkat Tinggi
Suara sirine menjadi awal lagunya, dan seakan
membuat kita harus bersiap-siap untuk mengamati rimarimanya.

Bercerita

tentang

fenomena-fenomena

memuakkan yang dilakukan oleh para petinggi yang
selalu diceritakan bagi para orang yang insomnia. Beritaberita memuakkan di televisi juga menjadi bualan
42

dongeng bagi orang yang sedang insomnia, dan akan
membuatnya menjadi insomnia akut.

C. Rajah
Lagu ini dibumbui dengan musik tradisional yang
cocok jadi soundtrack film Suzana ini berdurasi 4:12
menit.

Selain

itu

dibumbui

suara-suara

karinding

merinding membuat suasana menjadi lebih mistis pada
album ini. Bercerita tentang penguasa atau raja yang
telah menciptakan hegemoni bagi masyarakat. Raja
yang diibaratkan sebagai arsitek dan pembuat konsepsi
dalam tatanan masyarakat. Intinya tidak ada raja, dan
hanyalah kita sendiri yang menentukan segala sesuatu
tanpa hegemoni.

D. Hampa

“Jiwa-jiwa
mencari-cari
semacam

melayang

senyawa
mantra

napas

molekul

kondisi

seperti

surga”

kritis.

baka,

merupakan

Tidak

hanya

diinterpretasikan terhadap tubuh biologis saja, namun
tubuh sosial juga relevan dengan lagu ini. Tidak ada
yang bisa dicari pada dasarnya, dan semuanya adalah
tiada. Surga yang menjadi tujuan budaya masyarakat
diibaratkan dengan kehampaan karena telah membuat
43

jiwa-jiwa melayang dan kritis sosial. Kehampaan menjadi
hal yang dicari-cari yang ditujukan pada surga yang
nyatanya adalah kehampaan.

E. Obituari

“Sudah

mati,

semuanya

sudah

mati,

mikrophonmu sudah mati, tak bernyali-tak bernyali,
takkan mati-takkan mati” penggalan rima inilah yang
dinyanyikan oleh ketiga personel EyeFeelSix featuring
Morgue Vanguard. Mungkin ini adalah lagu yang paling
banyak didengarkan dalam album ini karena kehadiran
Ucok yang setiap rilisan rima barunya selalu dikejar-kejar
umatnya.
Lagu ini mengkritisi sistem industri musik hip-hop
dan komersialisasi otak dangkal para MC. Hanya dengan
mencari pengakuan, mereka rela melakukan oral dan
anal untuk predikat, sensasional. Tidak hanya itu, lagu
ini

memproklamirkan

menjadi

dewa-dewa

bahwa
para

MC.

EyeFeelSix
Cukup

berupaya
berlebihan?

Nikmati sajalah. Hal ini memang cara bertarung di
antara para MC.

44

F. Negeri Kutukan
Berkolaborasi dengan Lord Butche of The Cruel,
kemarahan terhadap negara ini semakin meledak-ledak.
Negara yang sudah terkomersialisasi pada era globalisasi
yang

membuat

para

korporasi

semakin

leluasa

melakukan penindasan. Sudah tidak ada mimpi pada
negeri ini. Sistem kejahatan yang sudah mengakar pada
masyarakat negeri ini mulai dari trafficking oleh para
penjual jasa tenaga kerja, sampai kejahatan terorganisir
antara korporasi dan negara. Hal inilah yang membuat
kesengsaraan akan tetap ada di negeri ini.

G. Lelah
Musik yang suaranya sudah agak obsolet khas
radio lawas ini yang menjadi latar lagu ini. Dendam yang
sudah mengakar, dan kebencian yang tidak pernah
hilang tidak akan membuat lelah para punggawa
kebencian. Meskipun Boombox sudah rusak, teriakan
mereka akan terus digaungkan tanpa lelah. Mereka
meneriakkan dengan nada pelan dan lelah bahwa
mereka tidak akan pernah kalah melawan tirani yang
telah mengakar.
*****
45

Dibalik semua nihilis yang ada pada album ini
terdapat beberapa hal yang bisa disimpulkan. Kemuakan
dan kritikan yang hanya dalam tataran wacana ataupun
praktis, adalah bukti social protest. Mungkin sudah
banyak album yang memfokuskan pada kondisi protes
sosial, namun album ini berprotes secara berdialektika.
Awalnya mereka mengutuk ketidaknyamanan,
dan pada saat itu pula kegelapan akan menyelimuti.
Keadaan yang cukup gelap akan menyebabkan mata
terbiasa dengan kegelapan, dan secara alamiah akan
menemukan cahaya sedikitpun. Terlalu bijak? Saya
hanya mengutip sampul belakang sampul album ini saja.
Dan tetap sepakat bahwa kutipan tersebut adalah
dialektika kebencian.

“When it is dark enough, you can see the stars”
Charles Austin beard

46

BAB

6

2+2=5 Adalah Devil’s Way
47

Hobi membaca komik merupakan kebiasaan saya
ketika waktu lenggang dan tidak ada kerjaan di kosan.
Teman saya banyak merekomendasikan berbagai komik
bersambung, dan sebagian besar berkisah pada dunia
fantasi saja. Memang, komik fantasi seru untuk diikuti,
akan tetapi jalan cerita yang sebagian besar sangat
panjang membuat bosan menunggu edisi baru pada
bentuk cetak ataupun onlinenya.
Pada suatu hari teman saya merekomendasikan
komik dengan latar belakang cerita yang cukup nyata
pada kehidupan masyarakat. Meskipun komik tersebut
secara gamblang menyebutkan pada halaman depan
setelah sampul “cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada

kesamaan nama, tempat, dan alur cerita, ini hanya
kebetulan saja”. Akan tetapi saya menganggapnya
komik tersebut yang cukup real dan tidak terlalu fantasi.
Komik tersebut adalah Beck karya Harold Sakushi yang
menceritakan seorang remaja yang kehidupannya saat
monoton dan pengangguran karena berhenti sekolah.
Koyuki adalah nama tokoh utama dalam cerita
tersebut yang akhirnya bertemu seorang yang baru
pulang dari Amerika. Pemuda berdarah Jepang yang
kenyang hidup di Amerika tersebut adalah Ryusuke,
yang berkenalan dengan Koyuki ketika menyelamatkan
48

anjingnya. Ryusuke adalah gitaris yang memiliki kenalan
langsung dengan orang Amerika yang bernama Eddie
Lee (pentolan grup band terkenal Dying Breed). Ryusuke
yang terpengaruh dengan gaya bermain Jimmy Page
dan Eric Clapton tersebut merupakan bimbigan dari
sahabatya di Amerika, Eddie Lee yang sukses terkenal di
seluruh dunia bersama bandnya Dying Breed.
Eddie Lee dalam cerita tersebut diceritakan
sebagai sosok icon rock n roll dan menjadi panutan
musisi di dunia. Bahkan, Ryusuke yang notabene adalah
teman yang pernah diajarinya terketuk hatinya untuk
membuat band bernama Beck. Ryusuke merekrut Koyuki
sebagai vokalis kedua dan pemain rhythm guitar. Koyuki
memiliki kemampuan vokal yang terpengaruh dan
sekarismatik John Lennon selalu mendapatkan pujian
ketika pita suaranya bergetar untuk para penonton
konser.

Kemampuan

Koyuki

inilah

yang

akhirnya

diketahui oleh masyarakat luas melalui debut pertama
Beck di album perdananya berjudul Tabasco.
Album tersebut mendapatkan banyak pujian di
skena Indie Jepang, maka dari itu Beck menjadi semakin
terkenal di bar-bar atau konser-konser kecil di Jepang.
Ryusuke pun mengirimkan album perdananya tersebut
pada sahabatnya di Amerika, gitaris Dying Breed alias
49

Eddie Lee. Mendengar kemampuan vokal Koyuki pada
album tersebut membuat Eddie Lee ingin membuatkan
lagu untuk Koyuki. Eddie Lee yang semakin terkenal
pada waktu itu adalah peraih berba