1. Tipe Otokratik Dilihat dari persepsinya seorang
pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang
pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”,
antara lain dalam bentuk :
Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain
dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai
harkat dan martabat mereka
Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas
tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan
para bawahannya.
Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
menggunakan pendekatan premitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh
bawahan.
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional,
umumnya di masyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat
yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang
yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru.
Pemimpin ini mengembangkan sikap kebersamaan.
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat
besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat
menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar
dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang
sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-
sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-
masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
tipe Laissez Faire adalah :
Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih
rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang
nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang
inovatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.
Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan
prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada
tingkat yang minimum
Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara
yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang
pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti
KEPEMIMPINAN
Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki
kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak
secara generalis.
Kemampuan bertumbuh dan berkembang
Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang
mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari
dan menemukan hal-hal baru.
Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki
pandangan holistik mengenai orgainasi.
Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada
kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional,
melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir
yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi
pada pemecahan masalah.
Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang
berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah
satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam
organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi
penyampaian informasi dan fungsi pengawasan
Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan
meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula
tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil
pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga
dalam hubungan organisasi dengan pihak- pihak yang berkepentingan di luar
osrganisasi tersebut.
Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut
berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para
bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin
dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya
bertindak secara objektif.
Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis
biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan
menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan
untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang
realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila
dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan
Kemampuan Menentukan Prioritas, biasanya yang menjadi titik tolak
strategik organisasional adalah “SWOT”.
Kemampuan Membedakan hal yang Urgen dan yang Penting
Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu
Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, ketertarikan satu
sama lain.
Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak
sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan
langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi
Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan
teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
Menjadi Pendengar yang Baik
Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional,
temporal dan spatial
Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara
bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi
tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup
yang dianut oleh seseorang.
Ketegasan
Keberanian
Orientasi Masa Depan
Sikap yang Antisipatif dan Proaktif
Ciri-ciri organisasi yang baik adalah :
1.
Tujuan organisasi jelas realistis
2.
Hubungan pekerjaan antara unit-unit baik
3.
Pembagian pekerjaan jelas
4.
Terdapat struktur organisasi
5.
Sumber perintah jelas
6.
Memiliki anggaran dasar
yang jelas
7. Organisasi berjalan dengan
luwes dan fleksibel
Azaz Tujuan Organisasi. Tujuan organisasi harus jelas.
Apakah mencari laba atau memberikan pelayanan.
Azaz Kesatuan Tujuan. Harus ada kesatuan tujuan
yang ingin dicapai.
Azaz Kesatuan Perintah. Hendaknya seorang bawahan
menerima perintah ataupun bertanggungjawab hanya
kepada satu orang bawahan.
Azaz Rentang Kendali. Seorang manajer hanya dapat
memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu.
Misal 3 sampai 9 orang.
Azaz Pendelegasian Wewenang. Hendaknya
pendelegasian wewenang dari seorang atau sekolompok orang
kepada orang lain jelas dan efektif.
Azaz Keseimbangan Wewenang dan
Tanggungjawab. Hendaknya wewenang dan tanggungjawab
harus seimbang.
Azaz Tanggungjawab. Pertanggungjawaban dari bawahan
terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang dan pelimpahan
wewenang.
Azaz Pembagian Kerja. Pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-
pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja.
Azaz Penempatan Personalia. Penempatan
orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan
keahlian dan ketrampilan.
Azaz Efisiensi. Suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya harus dapat mencapai hasil optimal dengan
pengorbanan yang minim.
Azaz Kesinambungan. Organisasi harus
mengusahakan cara-cara untuk menjamin
kelangsungan hidupnya.
Azaz Koordinasi. Mengkoordinasikan segala
tindakan supaya terarah kepada sasaran yang ingin
dicapai.
PENGORGANISASIAN
WORK
EMPLOYES
RELATIONSHIPS
ENVIRONMENT
1.
LINE ORGANIZATION
2.
LINE AND STAFF ORGANIZATION
3.
FUNCTIONAL ORGANIZATION
4.
COMMITTEE ORGANIZATION
Tertua, paling sederhana
Tugas perencanaan, pengendalian berada di satu orang,
line authority langsung dari pimpinan kpd bawahan.
PIMPINAN
SUPERVISOR SUPERVISOR
PEKERJA PEKERJA
Tujuan organisasi sederhana
Organisasinya kecil
Jumlah karyawan sedikit
Pimpinan dan karyawan saling mengenal dpt berhubungan setiap hari
Hubungan pimpinan-karyawan bersifat langsung
Tingkat spesialisasi, alat yg diperlukan tidak begitu tingi tdk beraneka ragam
Ciri :
Organisasi besar, kompleks
Jumlah karyawan banyak
Daerah kerja luas
Hubg kerja yg bersifat langsung tdk mungkin lagi
Pimpinan-karyawan bisa tidak saling mengenal
Spesialisasi beraneka ragam digunakan scr optimal
Terdapat 3 komponen utama :
1.
Pimpinan pengendali, pnanggung jawab, menetukan
tujuan, kebijaksanaan, keputusan
2.
Staf pembantu pimp : staf koordinasi nasihat,
pengawasan, staf teknik pelayanan teknis
3.
Pelaksana : pelaksana tugas
MANAJER
KEUANGAN PERSONALIA DLL PLANNING PENGAWASAN DLL
UNIT UNIT
UNIT
Ada pembagian tugas yg jelas
Potensi dapt dikembangkan optimal
Prinsip organizing dpt diterapkan
Pengambilan keptusan cepat, ahli
Koordinasi mudah, krn ada pembagian tugas
Moral anggota tinggi, krn sesuai keahlian
Tingkat solidaritas
anggota rendah
Perintah bisa jadi tidak jelas karena
ada dua pimpinan staff dan lini
Jika koordinasi di
tingkat staf tdk baik dapt
membingungkan unit pelksana
+ -
Adalah organisasi yg disusun berdasarkan sifat macam-macam fungsi yg hrs dilaksanakan
Ciri :
Pembidangan tugas scr tegas jelas dpt dibedakan
Dlm melaksanakn tgs tdk banyak memerlukan koordinasi trutama pd tingkat pelaksana bwhn krn
bidang tugas sdh jelas.
Koordinasi ada pd tingkat pimpinan
Pembagian unit organisasi didsrkan spesialisasi tugas
Para direktur mempunyai wewenang komando thd unit yg ada dibawahnya, tidak perlu atas nama direktur
utama
Dpt terlihat pd perusahaan yg bidang tugasnya dpt digariskan scr tegas, mis : unit produksi, pemasaran,
keuangan, dll
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PRODUKSI
DIREKTUR PEMASARAN
DIREKTUR KEUANGAN
pembidangan tugas jelas
spesialisasi dapt dikembangkan optimal
Solidaritas moral dalam satu bidang tinggi
Koordinasi dalam satu bidang mudah
Koordinasi menyeluruh terjadi pd tingkat
pimpinan
Tingkat solidaritas
anggota lain bidang rendah
Muncul golongan2
berdasar bidang
Krn terlalu menspesialisasi pd
tugas ttt, akan kesulitan dlm mutasi
tugas
Karyawan terlalu mementingkan
bidangnya sj shg koordinasi menyelrh
sukar dilaksanakan
+ -
Umumnya dibentuk dalam waktu yg terbatas untuk melaksanakan tugas2 ttt.
Ciri :
Tugas tertentu, jangka waktu terbatas
Seluruh unsur pimp duduk dlm panitia ketuaanggota
Kepemimpinan kolektif, tanggungjwb kolektif
Semua anggota pimp mempunyai hak, wewenang, tggjwb yg sama
Pelaksana dikelompokkan menurut bidang tugas ttt yg hrs dilaksanakan dlm bentuk
tugas
Keputusan diambil scr tepat krn
dibicarakan scr kolektif
Kemungkinan tindkan diktatoris
kecil
Kerja sama dikalangan
pelaksanan mudah
Pengambilan
keputusan sangat lambat, krn banyak
pemungutan suara
Jika terjadi kemacetan tidak ada satupun yg
dpt diminta tggjwb lebih dari yg lain.
Perintah bisa datang
dari beberapa orang, shg kebingungan
Daya kreasi
pelaksanan tdk menonjol krn semua
pelaksana didasarkan pd kolektifitas
+ -
Robbins : merupakan kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual.
Manullang : sebagai faktor yang mendorong orang untuk bertindak
dengan cara teretentu
Pendekatan Mengenai Motivasi
Pendekatan Tradisional
Motivasi seseorang bekerja adalah untuk memperoleh gajiuang. Uang dapat
menggerakkan pekerja yang pada prinsipnya pemalas.
Pendekatan Human Relations hubungan
manusiawi
Motivasi seseoang timbul dari keinginan untuk berinteraksi. Manajer harus membuat karyawan
merasa berguna dan memberi keleluasaan kepada bawahan dalam mengerjakan tugas yang
bersifat rutin.
Pendekatan Human Resource
Management
Manusia ingin mencapai tujuan yang telah ia tetapkan, kreatif, dan dapat mengarahkan diri
sendiri. Manajer harus mengoptimalkan kontribusi karyawan dan mendorong partisipasi.
manusia :
Need for Achievement yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan
refleksi dari dorongan akan tanggungjawab untuk pemecahan
masalah. Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan
pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan
mencapai prestasi yang lebih tinggi
Need For Affiliation yaitu kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain,
tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
Need for Power yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari
dorongan untuk mencapai otoritas untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain.
Teori Motivasi Isi
Berusaha menjelaskan “apa” mengenai motivasi.
Teori Motivasi Maslow
Kebutuhan fisiologis : rasa lapar, haus, perlindungan pakaian dan perumahan
Kebutuhan keamanan :keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional
Kebutuhan sosial :kasih sayang, rasa dimiliki, diterima baik dan persahabatan
Kebutuhan pengakuan : rasa hormat internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; dan faktor hormat eksternal
seperti status, pengakuan, dan perhatian
Kebutuhan aktualisasi diri : dorongan untuk menjadi apa yang ia mau, pemenuhan diri sendiri.
Teori Motivasi Alderfer ERG
Eksistensi : sebagai kebutuhan faali dan keamanan
Relatedness
sosial : hasrat untuk memelihara hubungan
antar pribadi. Hasrat sosial dan status menuntut interaksi
dengan orang lain.
Pertumbuhan
growth : hasrat untuk perkembangan pribadi
.
Teori Motivasi David McClelland
Kebutuhan berprestasi n-Ach
Kebutuhan akan kekuasaan n-Pow
Kebutuhan akan afiliasi
Teori Motivasi Herzberg
Satisfiers faktor yang mendorong motivasi adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang
sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang. Yang tergolong sebagai faktor
motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih,
kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
Dissatisfiers faktor Hygiene adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber
dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Hal ini
mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan
atasannya, hubungan seseorang dengan rekan- rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang
diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi,
kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Jika satisfier ada, motivasi akan
terdorong. Jika dissatisfier ada,
motivasi tidak mesti terdorong, tetapi jika
dissatisfier tidak ada, kondisi kerja menjadi tidak menyenangkan.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori
Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih
berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat
intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik
Teori Proses Process Theory
Teori ini ingin menjelaskan “bagaimana” motivasi.
Teori Pengharapan Vroom
Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang
dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa
jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu
cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal
yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang
diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah
Model Porter-Lawler
Pengembangan model Vroom, dan mengatakan bahwa prestasi kerja akan mendorong kepuasan
kerja. Prestasi menghasilkan balasan, yang mencakup dua hal:
Pembalasan Intrinsik
Pembalasan Ekstrinsik
Kemudian seseorang akan mengevaluasi keadilan dari balasan yang diterimanya.
Kemudian proses tersebut akan menghasilkan kepuasan kerja.
Teori Penentuan Tujuan
goal setting theory
Motivasi timbul karena manusia ingin mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan.
Teori Reinforcement perlakuan
Berusaha menjelaskan peranan balasan dalam membentuk perilaku tertentu.
Stimulus Respon Kosekuensi Respon di masa mendatang.
Perubahan Perilaku
Empat jenis reinforcement:
Positif
Penghindaran
Avoidance
Hukuman Punishment
Pemadaman
Extinction
Pendekatan sistem dalam Motivasi
Sistem menggabungkan tiga karakteristik yang
mempengaruhi motivasi:
Karakteristik individu
Karakteristik pekerjaan
Karakteristik situasi kerja
Pengertian dan Model Komunikasi
Pengertian
Proses pengiriman informasi dari satu pihak ke pihak lain.
Model Komunikasi
Model yang sederhana: pengirim pesan penerima.
Model yang lebih kompleks mencakup beberapa elemen:
Pengirim, encoding, perantara media atau
channel, decoding, penerima, gangguan, umpan balik.
komunikasi :
Komunikator
Membuat Sandi
Pesan
Jalur
Menguraikan sandi
Umpan balik
Hambatan Komunikasi Yang Efektif
Persepsi
Suatu proses dimana manusia menggunakannya untuk menerima dan mengintepretasikan
informasi dari lingkungannya.
Perbedaan Bahasa
Jika pengirim dan penerima menggunakan bahasa yang berbeda, maka komunikasi efektif
akan terganggu.
Komunikasi nonVerbal
Sering kali komunikasi nonVerbal akan meningkatkan atau mengurangi komunikasi
yang efektif.
Reaksi Emosional
Marah, senang, cinta, atau situasi emosional lainnya, akan
mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Ketidakpercayaan
Tekanan waktu
Karakteristik Pengirim
Karakteristik pengirim dapat diperbaiki, misal dengan meningkatkan kredibilitas pengirim, konsistensi gerakan tubuh
dengan komunikasi verbal.
Karakteristik Penerima
Karakteristik penerima dapat ditingkatkan, misal dengan kebiasaan mendengar yang baik dan menjaga obyektivitas.
Hubungan antara pengirim dan penerima
Hubungan antara keduanya dapat ditingkatkan, misal dengan menggunakan kata yang dapat dimengerti keduanya,
meminimalkan perbedaan status dan kekuasaan, pengirim bertindak empati.
Faktor Lingkungan
Gangguan dapat dihilangkan, pesan dapat diulang-ulang agar menjadi jelas dan meminimalkan efek gangguan.
organisasi
Komunikasi ke atas, ke bawah, dan Gabungan.
Merupakan jenis komunikasi yang dominan di organisasi. Manajer harus berhati-hati terhadap
kemungkinan distorsi yang dapat mengurangi efektivitas komunikasi.
Komunikasi horizontal dan lateral
Komunikasi tersebut terjadi jika ada komunikasi antar anggota organisasi dengan kedudukan
yang sama. Pola komunikasi lateral terjadi apabila komunikasi horizontal mengikuti aliran
kerja dalam organisasi.
organisasi
Saluran Formal
Saluran formal mempunyai sisi positif, misal menyaring informasi, juga sisi negatif misal kemungkinan distorsi.
Struktur Wewenang
Struktur wewenang akan menentukan siapa berbicara dengan siapa. Jika perbedaan wewenang cukup besar, komunikasi yang
efektif akan terganggu.
Spesialisasi Kerja
Spesialisasi kerja membuat komunikasi menjadi lancar antar anggota yang sama, tetapi menggangu komunikasi efektif
antar anggota dengan spesialisasi berbeda.
Kepemilikan Informasi
Orang-orang tertentu dengan informasi yang penting kepemilikan informasi barangkali tidak mau membagi
informasi tersebut, dan mengakibatkan gangguan komunikasi yang efektif.
Efektif
Penghayatanempati
Pengulangan
Saling mempercayai
Penempatan waktu secara efektif
Mengadakan tindak lanjut
Mengatur arus informasi
Memanfaatkan umpan balik
Menyederhanakan bahasa
Mendengarkan secara efektif
Munculnya konflik dlm
organisasi tidak selalui bersifat negatif. Konflik
bisa dijadikan alasan untuk mengadakan
perubahan dlm keorganisasian
Konflik intra perorangan
Konflik antar perorangan
Konflik antar kelompok
Konflik antar keorganisasian
http:herwanparwiyanto. staff.uns.ac.id
Konflik ini muncul dlm diri seorang individu dgn pemikirannya sendiri
individu mengalami semacam tekanan- tekanan dlm dirinya sendiri secara
emosional.
Terjadi antara satu individu dengan individu lain atau
lebih, biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat
perilaku setiap orang dlm organisasi.
Terjadi apabila diantara unit-unit kelompok mengalami pertentangan
dengan unit-unit dari kelompok lain, pertentangan ini bila berlarut-larut akan
membuat koordinasi integrasi kegiatan menjadi terkendalamengalami kesulitan.
keorganisasian
Konflik bisa juga terjadi antara organisasi yg satu dengan yg lain, karena adanya
ketidakcocokan suatu badan terhadap kinerja suatu organisasi
Persaingan terhadap sumber-sumber daya yg langka
Ketergantungan tugas interdependence
Kekaburan batas-batas bidang kerja
Kriteria kinerja yg tidak sesuai
Perbedaan-perbedaan Tujuan Prioritas
http:herwanparwiyanto. staff.uns.ac.id
sumber daya yg langka
Setiap devisi dlm organisasi akan berlomba untuk mendapat bagian dari
alokasi sumber daya yg ada. Masing- masing menginginkan alokasi sumber
daya yg banyak agar dpt mempercepat pertumbuhan, kemajuan, dan
pengembangan dalam divisi. Karena adanya persaingan tsb akan memicu
timbulnya konflik.
tugasinterdependence
Dalam organisasi dapat dipastikan ada ketergantungan antara dua individu
atau kelompok untuk mencapai kesuksesan dalam tugas-tugasnya.
Apabila antara dua pihak itu ada perbedaan prioritas, kemungkinan
muncul konflik akan semakin besar
. Semakin perbedaan dipertahankan,
kemungkinan konflik juga akan lebih besar bahlan lebih lama.
bidang kerja
Bidang kerja dlm organisasi yg tidak jelas akan memunculkan konflik, dan
menciptakan suatu kondisi dimana ada seseorang yg mendominasi dlm
bidangnya.
sesuai
Konflik semacam ini disebabkan adanya imbalan atas kemajuan suatu divisi oleh
perusahaan, konflik bisa muncul apabila kegiatan monitoring dan evaluasi thd
sub-sub unit yg berbeda.
tujuan prioritas
Konflik juga bisa disebabkan oleh adanya usaha masing-masing sub unit untuk
mencapai tujuannya. Hal ini bisa tumbuh menjadi konflik bila ada ketidaksesuaian
antar tujuan masing-masing, bahkan usaha pencapaian tujuan suatu sub unit
dapat menghalangi sub unit lain dlm mencapai tujuannya.
KONFLIK VERTIKAL, konflik terjadi antara atasan bawahan
KONFLIK HORIZONTAL, terjadi antara sesama karyawan atau kelompok yg
berada pd hierarkhi yg sama
KONFLIK GARIS STAFF, bila konflik terjadi antara staf pada bidang
tertentu.
KONFLIK PERANAN, terjadi bila komunikasi antar anggota tidak
kompetibel bagi pemegang peranan.
FASE KLASIK, konflik bisa muncul tapi bersifat sementara hrs diselesaikan
fihak manajemen.
FASE HUB. ANTAR MANUSIA, konflik itu ada tapi bisa dihindari perlu di atasi
FASE KONTEMPORER, konflik adl hal yg tak dpt dihindari dari kehidupan
organisasi. Konflik mrp kenyataan hidup yg hrs dipahami bukan ditentang.
KONFLIK
KONFLIK berkaitan dengan PERILAKU terbuka, bisa muncul karena adanya
ketidaksetujuan antar individu kelp yg dibiarkan memuncak.
KONFLIK muncul karena ada 2 PERSEPSI yang berbeda
ADANYA PERILAKU yg dilakukan secara sadar oleh salah satu fihak UNTUK
MENGHALANGI tujuan fihak lain
KONFLIK
DOMINASI PENEKANAN
KOMPROMI
PEMECAHAN MASALAH INTEGRATIF
PENEKANAN
DOMINASI atau KEKERASAN yang BERSIFAT PENEKANAN OTOKRATIK.
Ketaatan harus dilakukan oleh fihak yang kalah pada otoritas yang lebih tinggi atau
kekuatan yang lebih besar.
MEREDAKAN atau MENENANGKAN, metode ini lebih terasa diplomatis dlm
upaya menekan dan meminimalkan ketidaksepahaman.
TENGAH
PEMISAHAN, pihak-pihak yg berkonflik dipisah sampai menemukan solusi atas
masalah yg terjadi
ARBITRASI, adanya peran orang ketiga sbg penengah untuk penyelesaian
masalah
Kembali ke aturan yang berlaku saat tdk ditemukan titik temu antara kedua fihak
yg bermasalah.
INTEGRATIF
KONSENSUS, sengaja dipertemukan untuk mencapai solusi terbaik, bukan hanya
menyelesaikan masalah dgn cepat
KONFRONTASI, tiap fihak mengemukakan pandangan masing-masing secara
langsung terbuka.
PENENTU TUJUAN, menentukan tujuan akhir kedepan yang lebih tinggi dengan
kesepakatan bersama.
Pada dasarnya fungsi pengawasan merupakan tindak lanjut dari ketiga
fungsi terdahulu. Suatu perencanaan yang sudah matang, dan sudah ada ada
orang atau organisasi yang mengerjakan, dan sudah dilakukan motivasi agar setiap
orang mau bekerja dan bekerjasama, maka kegiatan pengawasan perlu
dilakukan, agar apa yang dikerjakan itu benar-benar sesuai dengan perencanaan
yang sudah ada.
Controlling merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan
jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
Tujuan pengawasan adalah untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, penyelewengan dan kegiatan lainnyayang tidak sesuai dengan
rencana.
Langkah-langkah dalam proses pengawasan :
1. Menetapkan standar dan metoda untuk mengukur prestasi