8. Gampang bereaksi pada hal-hal kecil
9. Perfeksionisme
10. Produktifitas dan efisiensi kerja menurun
11. Berbohong atau berdalih untuk menutupi pekerjaan yang jelek
12. Bicaranya terlalu cepat atau tidak jelas
13. Siakap defensif dan penuh curiga
14. Komunikasi yang tenang dengan orang lain
15. Menarik diri secara sosial
16. Rasa lelah terus-menerus
17. Mengalami masalah tidur
18. Sering menggunakan obat-obatan
19. Tubuh makin gemuk atau makin kurus walau tidak diet
20. Makin banyak merokok
21. Sekali-sekali menggunakan obat-obatan untuk hiburan
22. Meningkatnya penggunaan alkohol
23. Berjudi dan banyak keluar uang
B. Coping Stress
1. Pengertian Coping Stress
Emosi dan rangsangan fisiologis yang di timbulkan oleh situasi stres sangat tidak nyaman, dan ketidaknyamanan ini memotivasi individu
untuk melakukan sesuatu guna menghilangkannya. Proses yang di gunakan oleh seseorang yang menangani tuntutan yang menimbulkan
stres di namakan coping Atkinson, Atkinson, Smith, Bem, 2004. Lazarus Folkman dalam Smet, 1994 menggambarkan coping
sebagai suatu proses di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan baik itu tuntutan yang berasal diri
individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan dengan sumber- sumber daya yang mereka dalam menghadapi situasi stressful.
Lazarus dikutip oleh Anggraini, 1999; dalam Sinaga, 2005 mengatakan bahwa coping stres berkenaan dengan apa yang di lakukan
oleh individu untuk mengatasi situasi yang penuh dengan tekanan atau menuntut secara emosional. Selanjutnya ia menambahkan bahwa suatu
cara yang di lakukan individu untuk mengatasi situasi atau problem yang dianggap sebagai tantangan, ketidakadilan, ataupun merugikan sebagai
ancaman yang disebut dengan istilah coping stress.
2. Jenis-Jenis Coping Stres
Menurut Lazarus Folkman dalam Smet, 1994, secara umum ada dua jenis coping stres, yaitu:
a. Problem-focused coping
Untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan cara-cara atau ketrampilan-
ketrampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi. Ini lebih
sering digunakan oleh para dewasa. b.
Emotional-focused coping Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres.
Pengaturan ini melalui perilaku individu, seperti penggunaan alkohol,
bagaimana meniadakan
fakta-fakta yang
tidak
menyenangkan, melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang „stressful‟, individu akan cenderung untuk
mengatur emosinya.
3. Aspek-Aspek Coping Stress