FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SD TIDAK MELANJUTKAN KE SLTP DI DESA MARGA BATIN KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2009-2012

ABSTRACT

CAUSATIVE FACTORS OF ELEMENTARY STUDENTS WHO DO NOT
CONTINUE TO JUNIOR HIGH SCHOOL IN MARGA BATIN VILLAGE,
WAWAY KARYA REGION, EAST LAMPUNG DISTRICT IN 2009-2012

BY
INDAH NOVITA DEWI

This research emphasizes in assessing about the causative factors of Elementary
Students who do not continue to Junior High School in Marga Batin Village, Wawai
Karya Region, East Lampung District in 2009/2012. Subjects of this research are the
parents of graduated elementary school students who do not continue to Junior High
School. The research are using descriptive methode. Despite, this research are
population research with the total population are 45 families. Data collecting
technique which used by the writer are interviewing, documenting and giving
questionnaire. Data that have been collected are being analysed in the form of
percentage table as the basis interpretation in assessing the problem of formulation.

The result shows that the causative factors of Elementary Students who do not
continue to Junior High School in Marga Batin Village, Waway Karya Region, East

Lampung District in 2009-2012 are: 1) The low income of parents are around
Rp. 300.000,-500.000,- month or 57,8% from the total respondent (45 families).
From those total, the occupation as farmer are 57,8 %, trader 31,1% causing the
graduated Elementary Students could not continue to Junior High School. 2) Parents
who haveLow education level, 44% of them only graduated from Elementary
School, make their children as graduated Elementary School Students could not
continue to Junior High School. 3) The number of dependent children in the family
are ≥ 3 children, around 64,4%, causing the graduated elementary school students
could not continue to junior high school. 4) Playing environment and distance factors
are not supporting the graduated elementary school students who do not continue to
junior high school.

ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SD
TIDAK MELANJUTKAN KE SLTP DI DESA MARGA BATIN
KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR TAHUN 2009-2012

Oleh
INDAH NOVITA DEWI

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang faktor-faktor penyebab anak lulusan
SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin Kecamatan Waway Karya
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009-2012. Subjek penelitian adalah orang tua
dari anak lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SLTP, dengan populasi sebanyak
45 KK. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara,
dokumentasi dan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dalam bentuk tabel
persentase sebagai dasar interprestasi dalam mengkaji permasalahan penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab anak lulusan SD tidak
melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2009 – 2012 yaitu 1) Pendapatan orang tua rendah yaitu
Rp 300.000 – 500.000,–/bulan (57,8 %) dari total responden sebanyak 45 KK,
menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP; 2) Tingkat pendidikan
orang tua rendah yaitu tamat SD (44 %) dari total responden sebanyak 45 KK,
menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP; 3) Jumlah tanggungan
anak dalam keluarga sebanyak ≥ 3 anak sebesar 64,4 % dari total responden
sebanyak 45 KK, menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP;
4) Faktor lingkungan bermain dan faktor jarak tidak mendukung anak lulusan SD
untuk tidak melanjutkan ke SLTP.

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Desa Marga Batin pada tanggal 4
November 1987, merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dari
pasangan

Bapak

Triyono

dan

Ibu

Mukiyem.

Penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Marga
Batin pada Tahun 2000 dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
PGRI 1 Sekampung pada Tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Menengah Atas (SMA) Kartikatama Metro dan selesai pada tahun 2006. Pada Tahun
2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui
jalur non Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru( NON SPMB). Pada Tanggal 30 Juni8 Juli 2009, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Terpadu di
Dataran Tinggi Dieng, D.I Jogyakarta, Bandung dan DKI Jakarta. Kemudian pada
Bulan Februari-April 2010 penulis melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA Arjuna Bandar Lampung.

MOTO

“Sesuatu bisa karena terbiasa karena tidak ada manusia bodoh melainkan tidak
termotivasi” (Ardi Gunawan).
Bertaqwalah kepada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui Segala Sesuatu” (Al-Baqarah: 282).
“Rasa takut hanya akan membuatmu lemah dan kehilangan kepercayaan diri,
hadapilah rasa itu dan terus melangkah”( Mario teguh ).

PERSEMBAHAN

Sujud dan syukur pada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, ridho

dan karuniaNya padaku.Dengan segenap cinta dan kasihku
kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

 Bapak ibu kandungku (Bpk Triyono dan Ibu Mukiyem) yang tercinta,

yang selalu memberikan doa dukungan yang terbaik untukku, kasih
sayang tulus yang tiada henti membangun semangat dalam hidupku.
 Bapak ibu mertuaku (Bpk Suryono dan Ibu Endar Sawitri) yang

tercinta, yang selalu memberikan doa tulus, dukungan dan membangun
semangat untuk keberhasilanku.
 Suamiku (Budyono) serta anakku tercinta (Rarasati Ginandaru) yang

selalu memberikan doa, semangat dan cinta untukku.
 Adik-adiku, Hayu, Diah, Mul, Inayah, Dedy, Vina, Ayu dan

keponakanku tersayang Radip dan Nada yang menanti keberhasilanku.
 Para pendidik yang ku hormati
 Almamater tercinta Universitas Lampung.


SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Faktor-Faktor Penyebab Anak Lulusan SD Tidak Melanjutkan ke SLTP di
Desa Marga Batin Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun
2009-2012. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagi pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat Bapak
Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku pembimbing utama dan pembimbing akademik dalam
penulisan skripsi ini. Demikian juga penulis sampaikan terima kasih kepada yang
terhormat Ibu Rahma Kurnia S U, S.Si, M.Pd., selaku pembimbing pembantu, serta
Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Pembahas/ Penguji Utama. Terima kasih
atas bimbingan dan araha-arahan ilmiah yang sangat bermanfaat bagi subtansi skripsi
ini. Tidak ada yang dapat penulis sampaikan kecuali doa yang tulus dan iklas,
semoga ilmu dan amal baik beliau berikan kepada penulis selama proses bimbingan

menjadi amal ibadah dan Allah melimpahkan rahmat, hidayah dan kesehatan lahir
dan batin. Amin.

Pada kesempatan ini, tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengahanturkan ucapan
terima kasih kepada:
1.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Pembantu Dekan I Bapak Dr. M Toha B.S Jaya, M.Si., Pembantu Dekan II
Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., Pembantu Dekan III Bapak Drs. Iskandar
Syah, M.H., Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3.

Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

4.

Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Dan Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

5.

Bapak dan ibu dosen serta staf pengajar di Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.

6.

Bapak Mugo Harsono selaku Kepala Desa Marga Batin yang telah mengizinkan
dan membantu penulis dalam penelitian ini serta seluruh responden di Desa
Marga Batin Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur.


7.

Sahabat-sahabat seperjuanganku Angkatan 2006 Program Studi Pendidikan
Geografi ( Levi, Ana, Anggia, Tyas, Dona, Hafizd) dan masih banyak lagi yang
tidak bisa penulis sebutkan semua) terimakasih untuk kebersamaan dan
dukungannya, serta adik tingkat yang telah banyak memberikan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.

8.

Saudariku Ratih Rahmawati (teteh) terimakasih telah banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.

9.

Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan
bantuan moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima
dengan lapang dada. Penulis berharap semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Bandar Lampung,
Penulis

Indah Novita Dewi

2014

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN ......................................................................................
Latar Belakang Masalah...............................................................................

Rumusan Masalah ........................................................................................
Tujuan Penelitian .........................................................................................
Kegunaan Penelitian ....................................................................................
Ruang Lingkup .............................................................................................

1
1
5
6
6
7

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ...................................
A. Landasan Teori .............................................................................................
1. Pengertian Geografi Sosial ......................................................................
2. Pengertian Pendidikan Dasar ..................................................................
3. Faktor-faktor Pendorong Kelangsungan Pendidikan Anak .....................
a. Tingkat Pendapatan Orang Tua .........................................................
b. Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Tanggungan .....................
c. Tingkat Pendidikan Orang Tua .........................................................
d. Lingkungan Sosial .............................................................................
e. Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah .....................................................
B. Kerangka Pikir .............................................................................................
C. Hipotesis ......................................................................................................

8
8
8
9
10
10
12
13
14
15
16
17

III. METODE PENELITIAN ..........................................................................
A. Metodologi Penelitian ..................................................................................
B. Populasi dan Sampel ....................................................................................
1. Populasi ...................................................................................................
2. Sampel. ....................................................................................................
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...............................
1. Variabel Penelitian ...................................................................................
2. Devinisi Operasional Variabel ................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................

19
19
20
20
20
20
20
21
24

I.
A.
B.
C.
D.
E.

1. Teknik Wawancara Terstruktur ............................................................
2. Teknik Dokumentasi .............................................................................
3. Teknik Kuesioner ................................................................................
E. Teknik Analisis Data ....................................................................................
F. Kriteria Uji ...................................................................................................

24
24
24
25
25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................
A. Deskripsi Daerah Penelitian .........................................................................
1. Luas Wilayah dan Batas Administratif Daerah Penelitian ................
2. Topografi Desa ..................................................................................
3. Keadaan Iklim ...................................................................................
4. Kondisi Sosial Ekonomi....................................................................
B. Keadaan Penduduk ......................................................................................
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk .................................................
2. Kepadatan Penduduk .........................................................................
3. Komposisi Penduduk .......................................................................
a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ...........
b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ...................
c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ......................
C. Hasil dan Pembahasan .................................................................................
1. Pendapatan Orang Tua ......................................................................
2. Jumlah Tanggungan Kepala Keluarga ..............................................
3. Tingkat Pendidikan Orang Tua ........................................................
4. Lingkungan Sosial .............................................................................
5. Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah .....................................................

26
26
26
28
28
31
32
32
34
35
37
40
41
42
42
47
50
54
56

V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 60
A. Kesimpulan .................................................................................................. 60
B. Saran ............................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel
1.

Halaman

Jumlah Anak Lulusan SD yang Melanjutkan dan Tidak Meanjutkan ke
SLTP Menurut Data Penelusuran Siswa ke Jenjang SLTP di Desa
Marga Batin Kecamatan Waway karya Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2009-2012 .........................................................................................

4

2.

Kriteria Pendapatan Keluarga ..................................................................... 21

3.

Kriteria Jumlah Anggota Keluarga .............................................................. 22

4.

Kriteria Pendidikan Orang Tua.................................................................... 22

5.

Skala Penilaian Lingkungan Bermain ......................................................... 23

6.

Kriteria Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah .................................................. 24

7.

Data Curah Hujan di Desa Marga Batin ...................................................... 29

8.

Zona Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidth-Ferguson ................... 30

9.

Jumlah Penduduk di Desa Marga Batin 2007-2012 .................................... 32

10. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Desa Marga Batin Tahun 2012 ... 36
11. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Marga Batin

40

12. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Marga Batin .... 42
13. Pendapatan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP...... 43
14. Jenis Pekerjaan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP 44
15. Faktor Pendapatan Orang Tua……………………………………………. 44
16. Jumlah Tanggungan Tanggungan Kepala Keluaga ..................................... 47
17. Tingkat Pendidikan Orang Tua.................................................................... 50

18. Faktor Pendidikan Orang Tua...................................................................... 51
19. Faktor Lingkungan Sosial ............................................................................ 54
20. Jarak Lokasi Tempat Tinggal ke Sekolah.................................................... 57
21. Faktor Jarak Jauh ........................................................................................ 58

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir .................................................................................... 17
2. Peta Administratif Desa Marga Batin ........................................................... 27
3. Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur.............................................. 37
4. Pendapatan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP ........ 44
5. Faktor Pendapatan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP 45
6. Jumlah Tanggungan Kepala Keluarga ........................................................... 48
7. Tingkat Pendidikan Orang Tua Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan
ke SLTP ....................................................................................................... 51
8. Faktor Pendidikan Orang Tua anak Lulusan SD tidak Melanjutkan ke SLTP 52
9. Faktor Lingkungan Sosial .............................................................................. 55
10. Faktor Jarak Jauh Menyebabkan Anak Lulusan SD tidak Melanjutkan
ke SLTP ........................................................................................................ 58

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Pada
dasarnya pendidikan merupakan pengembangan sumber daya manusia (SDM),
meskipun pengembangan sumber daya manusia tidak hanya dilakukan melalui
pendidikan. Salah satu amanat yang diemban Negara Republik Indonesia seperti
yang tercantum dalam Pembukaan Undang–Undang Dasar 1945, yaitu usaha
untuk mencerdaskan Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu program pemerintah dalam
pembangunan pendidikan diarahkan pada keperluan keterampilan untuk
memperoleh pendidikan bagi segenap lapisan masyarakat.

Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Habsullah, 1999 : 4).
Menurut UU nomor 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan perserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihannya
bagi peranannya di masa yang akan datang.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa, pendidikan merupakan
salah satu faktor utama dalam perkembangan dan pembangunan bangsa yang
terjadi seumur hidup dengan mempelajari gejala–gejala yang terjadi disekitar kita,

2

dan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik secara aktif agar
memiliki kecerdasan dan keterampilan yang di perlukan bangsa dan negara
dengan didukung kepribadian dan akhlak mulia. Selain itu dengan berbekal
pendidikan seseorang akan mempunyai kelebihan untuk mampu berfikir ke depan
menuju kesempurnaan hidup yang lebih baik dan kebahagiaan di masa kini
maupun di masa yang akan datang (Habsullah, 1999 : 4).

Menurut Mudyahardjo (2001 : 11), pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan
oleh seseorang, keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan
pengajaran dan latihan yang telah berlangsung di sekolah dan diluar sekolah
sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Untuk itu, tolak ukur keberhasilan pendidikan tidak hanya menjadi tugas
pemerintah semata tetapi juga keluarga dan masyarakat dituntut agar turut
berperan secara aktif dalam mempersiapkan generasi–generasi penerus bangsa
yang kelak berguna bagi pembangunan pada masa yang akan datang.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional adalah dengan meningkatkan pendidikan dasar dari 6 tahun menjadi
9 tahun yang ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 1990. Sebagai salah satu
program pemerintah, wajib belajar 6 tahun menjadi 9 tahun diharapkan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan manusia di Indonesia, sehingga
memperbesar peluang mereka untuk meningkatkan martabat, kesejahteraan dan
kehidupanya. Jelas bahwa pelaksanaan pendidikan

yang dikembangkan

pemerintah bertujuan untuk mencerdaskan dan memajukan kualitas SDM

3

Indonesia yang semakin berpotensi dalam mengembangkan diri dan masyarakat
lingkungannya. Namun kenyataannya masih banyak ditemui anak–anak lulusan
SD yang tidak melanjutkan studinya ke SLTP atau dikenal dengan istilah putus
sekolah. Putus sekolah merupakan salah satu masalah umum dalam dunia
pendidikan seperti yang terjadi di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya,
Kabupaten Lampung Timur.

Desa Marga Batin memiliki luas wilayah 2.835 Ha, dengan topografi wilayah
yang datar dan ketinggian tempat 1.000 m di atas permukaan laut, dengan suhu
rata–rata 35°C perhari. Jumlah penduduk sebanyak 4.856 jiwa, dengan rincian
2.438 penduduk laki–laki dan 2.418 penduduk perempuan yang terbagi dalam
1.225 KK yang tersebar di 8 lingkungan yaitu LK I, LK II, LK III, LK IV, LK V,
LK VI, LK VII, dan LK VIII. Mayoritas penduduk bermata pencaharian petani,
yaitu sebesar 975 KK. (Monografi Desa Marga Batin tahun 2012).

Di Desa Marga Batin masih terdapat anak lulusan SD yang tidak melanjutkan
studinya ke SLTP yang kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, baik
faktor dari diri anak itu sendiri, maupun faktor dari luar pendidikan. Untuk lebih
jelasnya mengenai keadaan siswa yang tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga
Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur, dapat dilihat pada
tabel berikut:

4

Tabel 1. Jumlah Anak Lulusan SD Yang Melanjutkan dan Tidak Melanjutkan
Ke SLTP Menurut Data Penelusuran Siswa ke Jenjang SLTP
di Desa Marga Batin Kecamatan Waway Karya Lampung Timur Tahun
2009-2012

No

Anak Lulusan SD

1
2

Melanjutkan
Tidak Melanjutkan
Jumlah

2009/2010
Orang
%
52
72,7
20
27,8
72
100

Tahun Ajaran
2010/2011
Orang
%
43
81,1
10
18,9
53
100

2011/2012
Orang
%
45
75
15
25
60
100

Jmh

%

140
45
185

75,7
24,3
100

Sumber : Monografi Desa Marga Batin Tahun 2009-2012
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada tahun ajaran 2009/2010 terdapat
52 orang atau 72,2 % anak lulusan SD yang melanjutkan ke jenjang SLTP,
sedangkan jumlah anak yang tidak melanjutkan sebanyak 20 orang atau 27,8 %.
Kemudian pada tahun ajaran 2010/2011 terjadi peningkatan jumlah anak yang
melanjutkan ke jenjang SLTP, yakni 43 orang atau 81,1 %, sedangkan jumlah
anak yang tidak melanjutkan berkurang, yakni sebanyak 10 orang atau 18,9 %.
Selanjutnya tahun ajaran 2011/2012 jumlah anak yang melanjutkan ke jenjang
SLTP berkurang sebanyak 6,1 %, yakni 45 orang atau 75 %, sedangkan jumlah
anak yang tidak melanjutkan bertambah sebanyak 6,1 %, yakni 15 orang atau
25 %.
Secara umum, selama tiga tahun ajaran (2009 – 2012), terdapat 140 orang anak
lulusan SD yang melanjutkan ke SLTP atau 75,7 %, sedangkan jumlah anak yang
tidak melanjutkan ke SLTP sebanyak 45 orang atau 24,3 %. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah belum
sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan, karena masih terdapat anak lulusan
SD yang tidak melanjutkan studinya ke SLTP. Berdasarkan data pra-survey
di Desa Marga Batin, seluruh kepala keluarga dari 45 anak yang tidak

5

melanjutkan sekolah ke jenjang SLTP rata-rata memiliki mata pencaharian
sebagai buruh tani dengan pendapatan rata-rata perbulan Rp.300.000,-, serta
setiap orang tua memiliki tanggungan rata-rata sebanyak lima jiwa.

Berdasarkan dengan alasan di atas, masalah rendahnya anak lulusan SD tidak
melanjutkan ke SLTP merupakan masalah yang sangat menarik untuk diteliti,
sehingga peneliti memilih judul Faktor-Faktor Penyebab Anak Lulusan SD Tidak
Melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya,
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012. Keberhasilan pendidikan anak
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: jarak dan keadaan transportasi,
keadaan sosial ekonomi seperti pendapatan orang tua, pendidikan orang tua,
lingkungan sosial seperti kawan bermain dan banyaknya jumlah anak dalam
keluarga yang masih menjadi tanggungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Faktor-faktor apakah yang
menjadi penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga
Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten lampung Timur?
Pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:

1.

Apakah tingkat pendapatan orang tua yang rendah menyebabkan anak lulusan
SD tidak melanjutkan ke SLTP.

6

2.

Apakah banyaknya jumlah anggota keluarga menyebabkan anak lulusan SD
tidak melanjutkan ke SLTP.

3. Apakah tingkat pendidikan orang tua yang rendah menyebabkan anak lulusan
SD tidak melanjutkan ke SLTP.
4. Apakah lingkungan bermain dapat menyebabkan anak lulusan SD tidak
melanjutkan ke SLTP.
5. Apakah jarak antara tempat tinggal dengan sekolah menjadi penyebab anak
lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji mengenai faktor–faktor
yang menyebabkan anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga
Batin, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 – 2012
yang meliputi: tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jumlah
anggota keluarga yang menjadi tanggungan orang tua, lingkungan bermain dan
jarak tempat tinggal ke sekolah.

D. Kegunaan Penelitian
1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam
mengembangkan ilmu

pengetahuan

yang diperoleh khususnya yang

berhubungan dengan kajian geografi sosial, yaitu cabang geografi manusia
yang bidang studinya aspek keruangan, karakteristik dari penduduk, organisasi
soaial, unsur kebudayaan dan kemasyarakatan.

7

2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi para peneliti yang akan
mengkaji masalah yang relevan.
3. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran kepada pihak pihak terkait
(Lembaga Pemerintahan/Depdiknas) dalam menetapkan kebijakan pendidikan
terutama kebijakan pendidikan dasar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah tingkat pendapatan orang tua, tingkat
pendidikan orang tua, jumlah keluarga yang menjadi tanggungan orang
tua,lingkungan bermain dan jarak tempat tinggal ke sekolah.
2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah orang tua yang memiliki anak lulusan
SD yang tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin.
3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Desa Marga Batin,
Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 – 2012.
4. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Sosial, yaitu ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara penduduk dengan keadaan alam
serta aktivitas dan usaha dalam menyesuaikan dan menguasai keadaan alam
demi kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya (Bintarto, 1968 : 17).
Digunakannya Geografi Sosial sebagai ruang lingkup ilmiah, karena yang menjadi
titik tekan kajian penelitian adalah tentang kehidupan sosial dalam bidang
pendidikan, dimana pendidikan termasuk kebutuhan immaterial manusia.

8

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Landasan Teori
1. Pengertian Geografi Sosial

Ilmu Geografi Sosial sebagai ilmu yang mempelajari tata laku manusia terhadap
lingkungannya, terdiri dari unsur-unsur:
 Manusia sebagai individu maupun golongan
 Lingkungan alam
 Hubungan dan pengaruh timbal balik antara manusia dan lingkungan alam

Dari ketiga unsur diatas, manusia mempunyai peranan yang sangat menentukan
dalam menyusun dan mengubah unsur yang lain. Peran aktif manusia terhadap
unsur-unsur lainnya akan tergambarkan bagaimana suatu lingkungan menjadi
tempat tinggal dapat tumbuh dan berkembang.

Dalam penelitian ini lingkup ilmu yang digunakan adalah Geografi Sosial yaitu
cabang dari Geografi Manusia yang bidang studinya aspek keruangan
karakteristik

dari

penduduk,

oeganisasi

sosial,

unsur

kebudayaan

dan

kemayarakatan (Nursid Sumaatmadja, 1988:56). Salah satu unsur dari kebudayaan
adalah pendidikan, hal ini dapat dijelaskan bahwa manusia merupakan mahluk
yang berbudaya karena dianugerahi cipta, rasa dan karsa yang tidak dimiliki

9

mahluk lain, dengan tiga unsur tersebut manusia dapat menciptakan dan
mengembangkan nilai-nilai kebudayaan.

Pendidikan merupakan salah satu dari gejala atau unsur kebudayaan karena
pendidikan hanya diadakan dan dilakukan oleh mahluk yang berbudaya, yaitu
manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat Ali Saifullah Syarifah (2004 : 10),
bahwa pendidikan adalah gejala atau unsur dari kebudayaan mengandung arti
bahwa pendidikan hanya diadakan atau dilakukan oleh mahluk yang berbudaya
yaitu manusia.

2. Pengertian Pendidikan Dasar

Pendidikan Dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,
pengetahuan,

dan

keterampilan

dasar.

Disamping

itu

juga

berfungsi

mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti
pendidikan menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar menyediakan kesempatan
bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bersifat dasar dan
tiap-tiap warga negara diwajibkan menepuh pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi (Tirtarahardja, 2005 : 265). Jadi pendidikan dasar merupakan pendidikan
umum yang wajib diikuti oleh semua warga negara yang berusia 7 – 15 tahun,
dengan rentang lama waktu pendidikan 9 tahun, yaitu 6 tahun di SD atau yang
sederajat dan 3 tahun di SLTP atau yang sederajat sampai tamat.

10

3. Faktor-Faktor Pendorong Kelangsungan Pendidikan Anak

Kelangsungan pendidikan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor (Partowisastro
dalam Maryono, 1998 : 89-95), antara lain:
1) Faktor Pendorong
Faktor pendorong yang terdiri dari minat orang tua untuk menyekolahkan anak
dapat dipengaruhi oleh ekonomi keluarga atau persepsi orang tua yang sadar akan
pentinganya pendidikan bagi anak, faktor lingkungan sosial juga berpengaruh
terhadap pendidikan anak baik positif atau negatif.
2) Faktor Penghambat
Faktor pengahmbat yang terdiri dari kondisi ekonomi keluarga, rendahnya kondisi
ekonomi dan rendahnya pendidikan orang tua, memiliki pengaruh terhadap
kelangsungan pendidikan anak (untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi), yaitu adanya anggapan bahwa pendidikan tidak penting bagi anak,
kondisi lingkungan masyarakat atau lingkungan dimana anak tinggal dan berada
juga dapat menjadi penghambat kelangsungan pendidikan anak.

a.

Tingkat Pendapatan Orang Tua

Pendapatan adalah sesuatu yang didapat baik uang atau barang dari seseorang
yang telah melakukan usaha pekerjaan. Menurut BPS (2003 : 31), bahwa secara
umum pendapatan rumah tangga dibedakan atas pengeluaran untuk makanan dan
bukan makanan. Semakin tinggi pendapatan maka proporsi pengeluaran untuk
makanan akan semakin berkurang mengingat seluruh kebutuhan pokok untuk
makanan sudah dipenuhi.

11

Menurut Singarimbun dan Effendi (1987 : 24), pendapatan adalah gambaran
tentang posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat yang jumlah seluruh
pendapatan dan kekayaan keluarga. Pendapatan bisa berupa uang atau barang baik
dari pihak lain atau hasil sendiri.

Hubungan antara pendapatan orang tua dengan pendidikan anak sangat penting,
seperti yang dikemukakan oleh Sumardi (1985 : 308), yang menyatakan bahwa
semakin tinggi jenjang sekolah maka semakin tinggi besar pula biayanya sehingga
banyak anak putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi terutama anak–anak dari golongan orang tua yang berpenghasilan rendah.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, ternyata
rendahnya pendapatan kepala keluarga pada menjadi penyebab anak tidak bisa
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau SLTP karena pendapatan kepala
keluarga tidak dapat mencukupi biaya pendidikan. Banyak anak yang tidak
melanjutkan sekolah disebabkan karena sulitnya ekonomi yang mengakibatkan
secara tidak langsung biaya tidak dapat terpenuhi. Hasil Penelitian Yulia Putri
(2009 : 54) membuktikan bahwa sebagian besar (80 %) orang tua anak lulusan SD
tidak melanjutkan ke SLTP tergolong rendah.

Masyarakat yang berpenghasilan kecil memang cenderung berkonsumsi besar, ini
terjadi di mana saja, bukan hanya di Indonesia saja. Jadi seandainya mereka
mendapat tambahan penghasilan, yang diutamakan juga untuk kepentingan
konsumsi (Depdikbud, 1981 : 104).

12

Pendapatan orang tua dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan pendapatan
yang diperoleh atas jenis pekerjaan yang dilakukan dalam waktu satu bulan dan
dihitung dengan nilai rupiah. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Pendapatan dikatakan tinggi apabila ≥ pendapatan rata-rata responden
b. Pendapatan dikatakan sedang apabila = pendapatan rata-rata responden
c. Pendapatan dikatakan rendah apabila ≤ pendapatan rata-rata responden
b. Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Tanggungan

Suatu keluarga yang mempunyai pendapatan yang rendah dan jumlah anak yang
banyak tentunya akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
terutama kebutuhan sekolah anak–anaknya. Menurut Bintarto (1998 : 2), beban
ekonomi akan semakin berat apabila jumlah anak yang ada melebihi tiga anak.
Jumlah anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah anak yang masih
menjadi tanggungan kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Banyak anak dalam keluarga berarti banyak pula pengeluaran untuk memenuhi
keutuhannya, dan sebaliknya apabila jumlah anak dalam keluarga sedikit, maka
biaya yang dikeluarkan oleh kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
relatif tidak besar.

Berdasarkan pendapat diatas, ternyata pandangan masyarakat desa tentang
“banyak anak banyak rejeki” tidak dapat menjadi patokan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup, sedangkan jumlah anak yang sedikit akan lebih memudahkan
kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk pendidikan anak.
Banyaknya jumlah anak dalam keluarga yang menjadi tanggungan akan
menambah beban ekonomi kepala keluarga, sehingga pendidikan anak akan

13

terhambat dan mengakibatkan putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan
menuju jenjang yang lebih tinggi.

c. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat bangsa dan negara (UU RI No. 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Jenjang pendidikan di Indonesia adalah pendidikan
dasar (SD), menengah (SLTP dan SLTA/SMK) dan tinggi (akademik atau
perguruan tinggi). Menurut PP No 2 tahun 1989 pasal 12 dalam Philip Joe M
(200 : 8), bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah,
terdiri atas:
a. Pendidikan dasar (SD)
b. Pendidikan menengah (SLTP)
c. Tinggi (SMA)

Tingkat pendidikan orang tua, merupakan tingkat pendidikan baik umum atau
kejuruan yang pernah di tempuh atau diselesaikan oleh orang tua.

Tingkat

pendidikan orang tua akan mempengaruhi pendidikan anak–anaknya. Hal ini
dinyatakan oleh Muri Yusuf (1986 : 8) bahwa kemiskinan orang tua baik ilmu
pengetahuan maupun kekayaan, akan mempengaruhi pendidikan anak–anaknya.
Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution dan
Nurhajijah Nasution (1985 : 4) bahwa untuk membantu dalam proses pendidikan

14

sebaiknya orang tua harus belajar atau memperluas pengetahuannya, sebab
semakin banyak yang diketahui orang tua maka semakin banyak pula pengetahuan
yang akan diberikan kepada anak-anaknya.

d. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah lingkungan kehidupan manusia dan interaksinya dengan
sesama. Individu adalah seseorang manusia yang mempunyai kepribadian sendiri,
tetapi dalam lingkungan masyarakat dia merupakan anggota kelompok sosial
masyarakat dimana dia berada atau dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial
adalah kelompok manusia yang ada di luar diri individu dan juga menjadi bagian
dari kehidupannya sehari-hari, sehingga secara tidak langsung akan dapat
mempengaruhi tingkah laku individu tersebut.

Dalam dunia pendidikan yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah semua
orang yang ada di sekitar orang tersebut atau di sekitar suatu kelompok, keluarga,
teman sepermainan, tetangga, warga desa, warga kota, bangsa dan seterusnya
termasuk

lingkungan

sosial

bagi

seseorang

atau

suatu

kelompok

(Sumaatmadja, 1986 : 26).

Menurut M Ngalim Purwanto (1996:16) bahwa perkembangan manusia banyak
ditentukan oleh pembawaan yang turun menurun oleh aktifitas dan pemilihan atau
penentuan manusia sendiri yang dilakukan dengan bebas di bawah pengaruh
faktor-faktor lingkungan tertentu berkembang menjadi sifat-sifat. Lingkungan
yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi

15

anak usia dini. Selain lingkungan alam, lingkungan lain yang kaya akan informasi
bagi anak usia dini yaitu lingkungan sosial. Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak
usia dini dalam kaitanya dengan pemanfatan lingkungan sosial sebagai sumber
belajar.

Berdasarkan pendapatan tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan yang ada
di sekitar individu akan berpengaruh terhadap aktivitas, baik itu lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Bahkan kebanyakan lingkungan lebih menentukan
perilaku seseorang secara tidah langsung lingkungan sosial masyarakat dimana
individu itu berada akan berpengaruh pada jenis aktivitas yang dilakukannya.

e.

Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah

Daldjoeni (1997 : 232) mengatakan bahwa jarak merupakan sesuatu yang harus
ditempuh dari suatu lokasi yang lain, jarak dapat dinyatakan dengan jarak mutlak
dan jarak nisbi. Jarak mutlak dinyatakan dalam satuan unit ukuran fisik seperti
mil, km, meter, dan sebagainya. Selain itu jarak tidak terlalu diartikan sebagai
ukuran fisik untuk mencapai lokasi yang dituju. Jarak dapat meliputi jarak biaya
perjalanan dan jarak waktu.

Hang Kueng (2001 : 56) menyatakan bahwa jarak dikatakan dekat apabila jarak
tempuh penduduk dengan berjalan kaki kurang atau sama dengan 1 km dan jarak
dikatakan jauh apabila jarak tempuh lebih dari 1 km. Waktu tempuh penduduk
dengan jalan kaki dikatakan dekat apabila kurang dari atau sama dengan 15 menit,
dan dikatakan jauh apabila lebih dari 15 menit. Apabila menggunakan kendaraan
dengan jarak tempuh 2 km, waktu tempuh penduduk dikatakan dekat apabila

16

dapat ditempuh dengan waktu kurang dari atau sama dengan 15 menit dan
dikatakan jauh apabila ditempuh dengan waktu lebih dari 15 menit.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jarak yang jauh dari
rumah ke sekolah akan sulit dicapai dan membutuhkan biaya banyak, dengan
jarak yang jauh maka untuk berangkat ke sekolah dibutuhkan biaya yang lebih
tinggi.

B. Kerangka pikir
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia, yaitu sebagai salah
satu kebutuhan pokok, terutama pendidikan formal dan informal. Dalam
pemenuhan kebutuhan akan pendidikan diperlukan adanya biaya yang semuanya
akan menjadi tanggungan orang tua.

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan untuk mencapai tersebut pemerintah telah melakukan berbagai upaya
antara lain meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
yaitu

dengan

menambah

gedung–gedung

sekolah,

perlengkapan

kelas,

mengadakan buku paket dan mencanangkan wajib belajar sembilan tahun (enam
tahun di SD dan tiga tahun di SLTP). Namun dalam pelaksanaannya ternyata
program wajib belajar ini tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari masyarakat
itu sendiri. Hal ini terbukti dengan banyaknya anak yang putus sekolah atau tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak kasus yang terjadi
terdapat beberapa faktor antara lain faktor dari dalam dan luar dunia pendidikan,
dan faktor sosial ekonomi orang tua yaitu; rendahnya tingkat pendapatan dan

17

pendidikan orang tua (KK), jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
banyak, lingkungan bermain dan jarak tempat tinggal ke sekolah.

Untuk jelasnya mengenai kerangka pikiran, dapat dilihat pada bagan berikut ini:

1. Tingkat pendapatan
orang tua
2. Tingkat pendidikan
orang tua
3. Jumlah tanggungan
keluarga
4. Lingkungan bermain

Faktor-faktor
penyebab anak
lulusan SD tidak
melanjutkan
sekolah ke SLTP

5. Jarak tempat tinggal ke
sekolah

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis

1) Tingkat pendapatan orang tua yang rendah menyebabkan anak lulusan SD
tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya,
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012.
2) Banyaknya jumlah anak yang masih menjadi tanggungan orang tua menjadi
penyebab anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin,
Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 – 2012.
3) Tingkat pendidikan orang tua yang rendah menjadi penyebab anak lulusan
SD tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway
Karya, Kabupaten Lampung Timur tahun 2009 – 2012.

18

4) Lingkungan bermain anak menjadi penyebab anak lulusan SD tidak
melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya,
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012.
5) Jarak tempat tinggal ke sekolah yang jauh menjadi penyebab anak lulusan SD
tidak melanjutkan ke SLTP di Desa Marga Batin, Kecamatan Waway Karya,
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2009 – 2012.
D. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan melakukan uji coba
penelitian pada 45 responden. Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian
dibuat presentase dan diambil suatu kesimpulan, dengan kriteria persentase
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 344) sebagai berikut :
a. Persentase > 75 % termasuk dalam kategori tinggi.
b. Persentase antara 60 – 75 % termasuk dalam kategori sedang.
c. Persentase < 60 % termasuk dalam kategori rendah.

19

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang
dilengkapi dengan data hasil survey, yaitu data sekunder dari dinas atau instansi
terkait dan hasil wawancara dengan responden. Penelitian deskriptif merupakan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini tidak melakukan kontrol dan manipulasi
variabel penelitian. Penggunaan metode deskriptif memungkinkan pada saat
penelitian untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis,
mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas
universal. Selain itu, penelitian deskriptif juga melaksanakan pengumpulan data
untuk memberi pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan
keadaan dan kejadian sekarang dan melaporkan keadaan objek atau subjek yang
diteliti sesuai dengan apa adanya.

20

B. Populasi dan Sampel
1. Populasi

Menurut Suharsimi (2010: 173), bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh orang tua
di Desa Marga Batin, yang memiliki anak lulusan SD tetapi tidak melanjutkan
ke SLTP (sebanyak 45 anak).

2. Sampel

Surakhman (1982 : 100) menyatakan bahwa, adakalanya masalah penarikan
sampel ditiadakan dengan memasukan seluruh populasi sebagai sampel selama
jumlah populasi diketahui terbatas (kurang dari 100). Sampel yang jumlahnya
sebesar populasi sering disebut sampel total atau dinamakan dengan penelitian
populasi. Penelitian ini tidak melakukan penarikan sampel karena jumlah populasi
45 responden, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1.

Variabel Penelitian

Variabel dari penelitian ini adalah:
1.

Tingkat pendapatan

2.

Jumlah tanggungan keluarga

3.

Tingkat pendidikan

4.

Lingkungan Sosial

5.

Jarak tempat tinggal ke sekolah

21

2. Definisi Operasional Variabel
a. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Tingkat pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah
keseluruhan pendapatan yang diperoleh oleh orangtua atas jenis pekerjaan yang
dilakukan dalam waktu satu bulan dan dihitung dengan nilai rupiah. Adapun
indikator yang digunakan yaitu:
1. Jenis pekerjaan pokok orangtua.
2. Jenis pekerjaan sampingan orang tua.
3. Besarnya pendapatan yang diperoleh setiap bulan.
4. Pemenuhan kebutuhan sehari hari.
5. Pendapatan yang rendah menyebabkan tidak melanjutkan ke SLTP.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria Pendapatan Keluarga
No
1
2
3

Uraian
Pendapatan Rendah
Pendapatan Sedang
Pendapatan Tinggi

Keterangan
˂ Rata-rata pendapatan keseluruhan responden
= Rata-rata pendapatan keseluruhan responden
> Rata-rata pendapatan keseluruhan responden

Sumber: Sumardi (1985 : 308)
b. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah istri dan
banyaknya anak yang dimiliki dan menjadi tanggungan KK. Menurut Hasan
(1986 : 108) menyatakan suatu keluarga sebagai keluarga besar dengan jumlah
anaknya lebih dari 3 orang, sedangkan keluarga kecil apabila jumlah anaknya
maksimal 3 orang.

22

Jumlah tanggungan yang di maksud dalam penelitian ini adalah semua anak yang
masih menjadi tanggung jawab kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kriterianya yang digunakan yaitu :

Tabel 3. Kriteria Jumlah Anggota Keluarga
No
Uraian
1
Jumlah anak banyak
2
Jumlah anak cukup
2
Jumlah anak sedikit
Sumber: Bintarto (1998 : 2)

Keterangan
≥3
3
≤3

c. Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan yang pernah ditempuh atau
ditamatkan, baik di SD, SLTP, SLTA/SMK, ataupun Akademik/PT. Data ini
diperoleh dengan cara menanyakan langsung kepada orang tua dari anak SD yang
tidak melanjutkan ke SLTP mengenai pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh
yaitu; rendah apabila tidak tamat SD,sedang apabila tamat SLTP, dan tinggi
apabila tamat SLTA/SMK/perguruan tinggi.

Tabel 4. Kriteria Pendidikan Orang Tua
No
Jenjang Pendidikan
1
SD
2
SLTP
3
SLTA
Sumber: Philip Joe M (2001 : 8)

Keterangan
Pendidikan Rendah
Pendidikan Sedang
Pendidikan Tinggi

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
terakhir yang ditamatkan oleh orangtua. Adapun indikatornya sebagai berikut:
1. Pendidikan yang pernah ditempuh orang tua
2. Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah di tempuh orang tua

23

3. Pengaruh pendidikan terhadap status sosial
4. Pendidikan yang rendah menyebabkan tidak melanjutkan ke SLTP

d. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan atau
kondisi sosial yang ada di sekitar anak dilihat dari teman bermain, seperti teman
bermain

yang

masih

sekolah,

yang

bekerja,

dan

yang

menganggur.

Pengukurannya adalah dengan memberikan skor pada masing masing jawaban.
Untuk jawaban yang sangat mendukung diberi skor 3, untuk jawaban yang
nilainya kurang mendukung diberi skor 2, dan jawaban yang nilainya tidak
mendukung diberi skor 1.

Tabel 5. Skala Penilaian yang Digunakan Sebagai Berikut
No
1
2

Uraian
Lingkungan tidak mendukung
Lingkungan mendukung

Keterangan
Jumlah skor hasil jawaban 3 - 6
Jumlah skor hasil jawaban 7 - 9

e. Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah
Jarak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jarak mutlak jauh atau dekatnya
lokasi sekolah dengan rumah yang ditempuh dengan berjalan kaki dan berkendara
yang diukur dengan satuan kilometer (km). Adapun indikator yang digunakan
adalah :
1. Waktu tempuh dari tempat tinggal ke sekolah
2. Keadaan jalan dari tempat tinggal ke sekolah
3. Alat tranportasi yang digunakan
4. Jarak yang jauh menyebabkan tidak melanjutkan ke SLTP

24

Tabel 6. Kriteria Jarak Tempat Tinggal ke Sekolah
Keterangan

No

Uraian

1

Jarak dekat

Waktu tempuh ≤ 15 menit

2

Jarak jauh

Waktu tempuh > 15 menit

Waktu

Jarak
Jalan kaki dgn jarak 1 km
Kendaraan dgn jarak 2 km
Jalan kaki dgn jarak 1 km
Kendaraan dgn jarak 2 km

Sumber: Hang Kueng (2001: 56)
D. Teknik Pengumpulan Data

1.

Teknik Wawancara Terstruktur

Wawancara adalah proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih saling
berhadapan secara fisik. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang disusun
secara terperinci sehingga menyerupai check-list (Arikunto, 2010 : 270).

2. Teknik Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat sekunder yaitu data
yang bersumber dari arsip atau dokumen dari kelurahan setempat seperti: peta
kelurahan, monografi kelurahan, jumlah anak yang tidak melanjutkan ke SLTP
dan data lainnya yang mendukung penelitian ini.

3. Teknik Kuesioner

Metode angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan
melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah
pengawasan peneliti. Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari
sampel atau sumber yang beraneka ragam yang lokasinya sering tersebar dan
di daerah yang luas (Nasution, 2008 : 128).

25

Angket terbuka adalah angket yang disusun sedemikian rupa sehingga responden
bebas mengemukakan pendapatnya karena memang tidak disediakan jawabannya.
Peneliti akan menggunakan angket terbuka supaya responden dapat menjawab
dengan leluansa dan peneliti akan mendam