FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SLTP TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE SLTA DI DESA SUKATANI KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2012

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SLTP TIDAK
MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE SLTA DI DESA SUKATANI
KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2012

Oleh
Nurani Kusmayanti
Rendahnya tingkat pendapatan orang tua mengakibatkan anak lulusan SLTP tidak
melanjutkan pendidikan ke SLTA. Tingkat pendapatan orang tua yang rendah
hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari saja, sehingga tidak dapat
mencukupi biaya anaknya untuk melanjutkan pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji faktor-faktor penyebab
anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA, dengan titik
kajiannya pada pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, persepsi orang tua,
jumlah anak yang dimiliki orang tua, lingkungan sosial anak dan minat anak
lulusan SLTP untuk melanjutkan pendidikannya ke SLTA di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 76 anak. Pengumpulan
data primer menggunakan teknik observasi dan kuesioner. Pengumpulan data

sekunder menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data dengan tabulasi dan
persentase sebagai dasar deskripsi dalam pembuatan laporan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa (1) Anak lulusan SLTP yang tidak
melanjutkan pendidikan ke SLTA (64,47%) disebabkan karena tingkat
pendapatan orang tua yang rendah. (2) Anak lulusan SLTP yang tidak
melanjutkan pendidikan ke SLTA (14.47%) memiliki minat yang rendah untuk
sekolah. (3) Anak lulusan SLTP yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA
(13,16%) berada pada lingkungan sosial yang kurang mendukung. (4) Orang tua
anak lulusan SLTP yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA (5,27%)
disebabkan memiliki jumlah anak yang banyak. (5) Orang tua anak lulusan SLTP
yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA (2,63%) memiliki persepsi yang
negatif terhadap pendidikan. (6) Rendahnya tingkat pendidikan bukan merupakan
faktor pennyebab anak lulusan SLTP yang tidak melanjutkan pendidikan ke
SLTA.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SLTP TIDAK
MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE SLTA DI DESA SUKATANI
KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2012


(Skripsi)

Oleh
NURANI KUSMAYANTI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SLTP TIDAK
MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE SLTA DI DESA SUKATANI
KECAMATAN KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2012

Oleh
NURANI KUSMAYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

30

2. Peta Administratif Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten
48

3. Piramida Penduduk Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten
57
4. Peta Persebaran Responden Di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda
66
5. Peta Lokasi SMA/SMK Di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung
91

DAFTAR ISI

Halaman
xii
xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 8
8
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 9
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 11
F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 14
1. Pengertian Geografi
14
15
1.1 Pengertian Pendidikan............................................................. 15
1.2 Tingkat Pendidikan................................................................... 16
1.3 Wajib Belajar............................................................................ 16
18
2.1 Tingkat Pendapatan Orang Tua................................................. 19
2.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua................................................. 21
22
23
23
3.2 Lingkungan Sosial Anak Yang Kurang Mendukung .............. 25
3.3 Minat Anak Untuk Sekolah...................................................... 26
B. Hasil Penelitian Yang Relevan............................................................ 27
C. Kerangka Pikir .................................................................................... 28
D. Hipotesis ............................................................................................ 30
III. METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian ..................................................................... 32
B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 32

1. Polpulasi ...................................................................................... 32
2. Sampel ......................................................................................... 33
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.................... 34
1. Variabel Penelitian ....................................................................... 34
2. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38
1. Teknik Kuesioner .......................................................................... 38
2. Teknik Wawancara........................................................................ 38
3. Teknik Dokumentasi ..................................................................... 39
4. Uji P
39
39
42
5. Teknik Analisis Data .................................................................... 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.


45
45
45
49
49
50
B.
50
1.
50
2.
53
3.
54
a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis
55
b. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
58
c.
60

d.
61
e.
62
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian d
62
1.
62
a.
62
b.
63
2.
67
1. Karakteristik Sosial Ekonomi Orang
67
a.
67
b.
69

c.
71
2. Persepsi Orang Tua, Lingkungan Sosial dan Minat Anak............... 73
a. Persepsi Orang Tua Terhadap Pen
73
b. Lingkungan Sosial Anak Yang Kurang Mendukung
75
c. Minat Anak Untuk Sekolah
78
3.
80
1.
2.
3.
4.
5. Letak Sosial

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A.
B.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

82
83

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Arum Manansi. 2011. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada
Tingkat SD Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Bandar
Lampung: Universitas Lampung
Anonimus. BPS. 2008. Undang-Undang SISDIKNAS. Jakarta: Sinar Grafika
-------------. BPS. 1986. Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia
-------------. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Undang-Undang
No.20 Tahun 2003. Tentang SIstem Pendidikan Nasional. Jakarta
Ari H. Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan (Suatu Analisis Sosiologi Tentang
Pelbagai Problem Pendidikan). Jakarta: Rineka Cipta
Arief Sukadi Sadiman. 1984. Media Pendidikan: Pengertia, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

A.Muri Yusuf. 1986. Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi tentang
Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Bambang Sumitro. 1994. Makalah Pendidikan Dasar 9 Tahun. FKIP. Universitas
Lampung. Bandar Lampung
Bintarto. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. U.P. Spring. Yogyakarta
BKKBN. 2003. Kamus Istilah Kependudukan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera. BKKBN. Jakarta.
Budiyono. 2003. Geografi Sosial. Buku Ajar Pendidikan Geografi. FKIP
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Burhan Bungin. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Daan Dimara.1985. Pengaruh Pendapatan Terhadap Pendidikan. Rajawali
Pers.Jakarta
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Faisal Kasryno. 1989. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Ida Bagus Mantra. 2003. Demografi Umum. Jakarta: Pustaka Pelajar

Indariani. 2004. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Tingkat SLTP
di Desa Sidokerto Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung
Tengah. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Joko Subagyo.1997. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Rineka Cipta.
Jakarta
Moh. Pabundu Tika.2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta
Monthy Satiadarma P. 2001. Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak.
Jakarta: Pustaka Popular Obor
Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Ever. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan
Pokok. CV. Rajawali. Jakarta.
N. Daldjoeni. 1987. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Alumni. Bandung
Neti Herayani. 2009. Faktor-Faktor Penyebab Anak Lulusan SD Tidak
Melanjutkan Pendidikan ke SMP di Kelurahan Sindang Sari Kecamatan
Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun 2008. Skripsi. Bandar
Lampung: Universitas Lampung
NKKBS. 2003. Menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera Dengan
Kontrasepsi. Jakarta: Biro Pelayanan Kontrasepsi
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: BPFE
Nur Rohmansah. 2010. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Lulusan SMP Tidak
Melanjutkan Pendidikan Ke SMA Di Desa Tanjung Pandan Kecamatan
Bangun Rejo Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Bandar Lampung:
Universitas Lampung
Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Bandung; Alumni
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 47 Tahun 2008 tentang Wajib
Belajar. 2008. Pustaka Timur. Yogyakarta.
Redja Mudyaharjo.2004. Dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Ritonga.2003. Pelajaran Ekonomi Untuk Kelas 2. Erlangga.Jakarta
Sardiman. AM. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja
Grafindo
Persada. Jakarta.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta: Jakarta

Suharsimi Arikunto.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Bina
Aksara.Jakarta
Sumadi Suryabrata.2000.Metodologi Penelitian. PT Grafindo.Jakarta
Undang-undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yullia Putri. 2010. Faktor-Faktor Penyebab Anak Lulusan SLTP Tidak
Melanjutkan Ke SLTA Di Kelurahan Labuhan Dalam Kecamatan Tanjung
Senang Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Zainal Bakir. 1976. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Jenis Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010
2. Jumlah Anak Lulusan SLTP yang Melanjutkan dan tidak
Melanjutkan pendidikan Ke SLTA Di Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2008, 2009 dan 2010
3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010
4. Sampel Keadaan Anak Lulusan SLTP Yang Tidak Melanjutkan Ke
SLTA Di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2010
5. Data Orang Tua Anak Lulusan SLTP Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan
Ke SLTA Di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung
6. Hasil Ujicoba Validitas Kuesioner Faktor-Faktor Penyebab Anak
Lulusan SLTP Tidak Melanjutkan Pendidikan Ke SLTA di Desa
Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 201
7. Hasil Ujicoba Reabilitas Kuesioner Faktor-Faktor Penyebab Anak
Lulusan SLTP Tidak Melanjutkan Pendidikan Ke SLTA di Desa
8. Penggunaan Lahan di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010
9. Jumlah Penduduk di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten
Lampung Selatan dari Tahun 2007 Sampai Dengan Tahun 2010
10. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di
Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2010
11. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010
12. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Sukatani

Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010
13. Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010
14. Komposisi Penduduk Menurut Etnis di Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010
15. Komposisi Jenis Kelamin Anak Lulusan SLTP yang tidak
Melanjutkan Pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2010
16. Jumlah Responden Menurut Jenis Pekerjaan Pokok di Desa
64
17. Pendapatan Orang Tua Anak Lulusan SLTP yang Tidak
Melanjutkan Pedidikan ke SLTA di Desa Sukatani Tahun 2010
18. Tingkat Pendidikan Orang Tua Anak Lulusan SLTP yang
19. Jumlah Anak yang Menjadi Tanggungan Orang Tua Anak Lulusan
SLTP yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani
20. Persepsi Responden Terhadap Pendidikan di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Tahun 2010
21. Lingkungan Sosial Anak Lulusan SLTP yang Tidak Melanjutkan
Pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani
22. Rendahnya Minat Untuk Sekolah Menyebabkan Anak Lulusan SLTP
Tidak Melanjutkan Pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani
23. Faktor Penyebab Anak Lulusan SLTP ke SLTA di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Pendidikan
merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan membina hidup yang
baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara
harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah maupun tinggi. Dalam UU Sisdiknas No.20/2003,
tercantum pengertian pendidikan bahwa;
"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Departemen Pendidikan
Nasional, 2003:1).
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 47 tahun 2008 pasal
3 ayat 2 tentang wajib belajar yang menyatakan bahwa penyelenggaraan wajib
belajar dilaksanakan minimal pada jenjang SD, MI, SMP, MTS, dan bentuk lain
belajar 9 tahun
dengan berbagai bantuan biaya pendidikan seperti bantuan operasional sekolah

dan bantuan lainnya, agar anak usia sekolah dapat menyelesaikan pendidikannya
minimal sampai dengan SLTP, namun untuk kelanjutan pendidikan ke SLTA
relatif masih banyak kendala yang dihadapi. Menurut Redja Mudyaharjo,
(2004:620) berpendapat bahwa;
Tujuan pendidikan SLTA yaitu (1) mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian (2) meningkatkan
kemampuan untuk mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya dan alam sekitarnya (3) mengubah peserta didik menjadi aset
sumberdaya manusia yang produktif yang menyiapkan tenaga kerja yang
profesional.
Berdasarkan pendapat tersebut, pendidikan SLTA dalam meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia menjadi hal yang harus dilakukan oleh generasi bangsa
Indonesia dalam persaingan dunia kerja dimasa akan datang. Suatu kenyataan
bahwa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia itu tidak mudah
diwujudkan, karena tidak setiap anak mampu untuk melanjutkan pendidikannya
dari SLTP ke jenjang SLTA, dengan berbagai kendala seperti kurangnya biaya
akibat rendahnya tingkat pendapatan orang tua, rendahnya tingkat pendidikan
orang tua, persepsi orang tua yang negatif terhadap pendidikan, banyaknya jumlah
anak dalam keluarga, lingkungan sosial anak yang kurang mendukung, rendahnya
minat anak untuk sekolah, serta karena jarak sekolah dari tempat tinggal.
Berdasarkan data monografi Desa Sukatani tahun 2010 dapat diketahui bahwa;
Desa Sukatani terletak di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan
dan memiliki luas wilayah 1700 ha yang meliputi pemukiman, persawahan,
perkebunan, peternakan, lapangan, bangunan sekolah dan lain-lain. Desa ini
terdiri dari 16 RT yang tersebar dalam 4 dusun, yaitu Sukajaya, Sukajadi,
Sukasari dan Sukabakti. Jarak Desa Sukatani dari kantor kecamatan adalah 12
km, sedangkan jarak dari ibukota kabupaten adalah 10 km. Desa Sukatani
memiliki jumlah penduduk sebanyak 3017 jiwa yang terdiri dari laki-laki
berjumlah 1590 jiwa dan wanita 1427 jiwa.

Penduduk Desa Sukatani rata-rata bermata pencaharian sebagai petani. Untuk
melihat jenis mata pencaharian penduduk yang terdapat di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010.
No

Mata Pencaharian Pokok

Jumlah Penduduk
(KK)
1
Petani
559
2
Peternak
7
3
Buruh ternak dan serabutan
69
4
wirausaha (pedagang dll)
41
4
Pegawai Negeri
30
5
Pegawai Swasta
32
6
Guru Honor
13
7
Dokter
1
8
Nelayan
3
Jumlah
755 KK
Sumber : Monografi Desa Sukatani Tahun 2010

Persentase (%)
74,04
0,93
9,14
5,43
3,97
4,24
1,72
0,13
0,40
100

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa Desa Sukatani memiliki
jumlah kepala keluarga sebanyak 755 jiwa dan sebesar 74,04% penduduk bermata
pencaharian pokok sebagai petani.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala
Desa Sukatani pada tanggal 23 September 2011, diketahui bahwa jumlah lulusan
SLTP pada tahun 2008, 2009 dan 2010 sebanyak 343 anak, namun yang
melanjutkan pendidikan ke SLTA hanya 219 anak. Selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 2 jumlah anak lulusan SLTP yang melanjutkan dan tidak melanjutkan
pendidikan ke SLTA per dusun di Desa Sukatani dari tahun 2008 sampai dengan
2010.
Tabel 2. Jumlah Anak Lulusan SLTP yang Melanjutkan dan tidak Melanjutkan
pendidikan Ke SLTA Di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten
Lampung Selatan Tahun 2008, 2009 dan 2010.

Jumlah Lulusan SLTP
No

Nama Dusun

1

2008

2009

2010

Sukajaya (1)

35

34

35

2

Sukajadi (2)

16

21

3

Sukasari (3)

34

4

Sukabakti (4)

Melanjutkan Pendidikan ke SLTA
2008

2009

2010

104

31

27

30

18

55

9

12

30

32

96

24

26

32

30

88

111

117

115

343

Tidak Melanjutkan ke SLTA

(%)

2008

2009

2010

(%)

88

84,61

4

7

5

16

15,39

10

31

56,36

7

9

8

24

43,64

22

26

72

75,00

10

8

6

24

25,00

11

10

7

28

31,81

15

22

23

60

68,19

75

71

73

219

63,85

36

46

42

124

36,15

Sumber : Wawancara Kepala Dusun Desa Sukatani Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 2 di atas, Desa Sukatani memiliki jumlah anak lulusan SLTP
tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA selama tiga tahun sebanyak 124 anak
(36,15%) yang tersebar pada 4 dusun. Dari keempat dusun yang ada di Desa
Sukatani, yang memiliki jumlah anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan
ke SLTA paling banyak yaitu di dusun 4 sebanyak 60 anak (68,19%).
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa Desa Sukatani masih banyak
memiliki anak lulusan SLTP yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA. Hal ini
kemungkinan disebabkan keterbatasan biaya yang diperlukan untuk pendidikan
karena rendahnya tingkat pendapatan orang tua. Dari penelitian pendahuluan di
Desa Sukatani diketahui bahwa pendapatan orang tua rata-rata dibawah Rp
500.000,-. Padahal untuk dapat memberikan pendidikan secara maksimal kepada
anaknya, orang tua harus memiliki pendapatan cukup. Jika tingkat pendapatan
orang tua rendah, maka hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari saja,
sehingga tidak dapat mencukupi biaya anaknya untuk melanjutkan pendidikan.
Selain itu, terdapat beberapa faktor lain, seperti tingkat pendidikan orang tua yang
rendah. Rendahnya pendidikan akan berpengaruh terhadap pengetahuan, karena
terbatasnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki orang tua.
Dari hasil penelitian pendahuluan diketahui bahwa penduduk Desa Sukatani

mayoritas berpendidikan rendah, yaitu hanya lulusan SD. Tentu hal ini
mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua dan berpengaruh juga terhadap pola
pikir mereka tentang pentingnya kelangsungan pendidikan anak. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 3 tentang tingkat pendidikan penduduk Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2010.
No

Tingkat Pendidikan

Jumlah Jiwa

Persentase (%)

1.

SD

1527

60,16

2.

SLTP

525

20,68

3.

SLTA

424

16,71

4.

PT/Akademi

62

2,45

2538

100%

Jumlah

Sumber : Data BKKBN Desa Sukatani Tahun 2010
Berdasarkan Tabel 3 di atas, diketahui bahwa sebanyak 62 jiwa mempunyai
tingkat pendidikan sampai dengan perguruan tinggi, sebanyak 424 jiwa penduduk
mempunyai tingkat pendidikan sampai dengan SLTA, sebanyak 525 jiwa
mempunyai tingkat pendidikan sampai dengan SLTA dan sebanyak 1527 jiwa
penduduk mempunyai tingkat pendidikan hanya sampai dengan SD. Rendahnya
tingkat pendidikan tentu mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua dan
berpengaruh juga terhadap pola pikir mereka tentang pentingnya kelangsungan
pendidikan anak.
Faktor selanjutnya yaitu persepsi orang tua yang negatif terhadap pendidikan.
Persepsi orang tua mempunyai hubungan dengan tingkat pendidikan anak karena
persepsi akan menentukan sikap dan tindakan seseorang terhadap sesuatu. Dengan

adanya persepsi yang baik terhadap pendidikan, orang tua akan bercita-cita untuk
memajukan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
Faktor lain yang juga mempengaruhi anak lulusan SLTP yang tidak melanjutkan
pendidikan ke SLTA yaitu jumlah anak yang menjadi tanggungan dalam keluarga.
Penduduk Desa Sukatani kebanyakan mempunyai jumlah anak 3 sampai dengan
5. Padahal jumlah anak dalam suatu keluarga akan berpengaruh pada pendidikan
anaknya, karena jumlah anak yang banyak akan menyebabkan pemenuhan
kebutuhan keluarga yang semakin besar, apalagi harus melanjutkan sekolah anak
ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya lingkungan sosial anak yang kurang mendukung. Lingkungan sosial
turut mempengaruhi anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA.
Hal ini dapat dilihat dari teman bergaul anak lulusan SLTP di Desa Sukatani yang
kebanyakan tidak bersekolah atau menganggur dan sudah bekerja.
Faktor selanjutnya yaitu jarak sekolah dari tempat tinggal. Jarak menggambarkan
keterjangkauan, perkembangan dan kemajuan suatu wilayah yang bersangkutan
dengan wilayah lain. Keterjangkauan yang rendah akan menyebabkan sukarnya
suatu daerah mencapai kemajuan, sebaliknya semakin mudah dijangkau maka
semakin mudah suatu daerah mengalami kemajuan.
Selanjutnya yaitu rendahnya minat anak itu sendiri untuk sekolah. Peranan minat
pada aktivitas seseorang akan berpengaruh terhadap efisiensi atau aktivitasnya.
Jika minat seseorang rendah maka segala kegiatan akan dilakukannya dengan
terpaksa dan hasilnya tidak maksimal bahkan akan cenderung buruk. Seperti
halnya anak lulusan SLTP di Desa Sukatani, minat mereka untuk melanjutkan
sekolah tergolong rendah. Berikut sampel keadaan Anak Lulusan SLTP Yang

Tidak Melanjutkan pendidikan Ke SLTA Di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011.
Tabel 4. Sampel Keadaan Anak Lulusan SLTP Yang Tidak Melanjutkan Ke
SLTA Di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung
Selatan Tahun 2011.
No

Nama

Tingkat Pendapatan
Orang Tua Perbulan

Pendidikan
Orang Tua

Jumlah Saudara
Yang Dimiliki

1

Suherman

Rp.600.000,-

SD

4

2

Sri Handayani

Rp.450.000,-

SD

2

3

Nurlela

Rp.300.000,-

SD

2

4

Asep Sodikin

Rp.500.000,-

SD

4

5

Aidillah Mayasari

Rp.650.000,-

SD

3

6

Romli Apriadi

Rp.700.000,-

SD

5

7

Sucilawati

Rp.350.000,-

SD

3

Sumber : Wawancara Kepada Anak Lulusan SLTP Yang Tidak Melanjutkan
Pendidikan Ke SLTA di Desa Sukatani Tahun 2011
Dari Tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan orang tua anak hanya
lulusan SD dan tingkat pendapatan orang tua perbulan berkisar antara Rp
300.000-700.000,-, jika dirata-ratakan penghasilan orang tua anak lulusan SLTP
yang tidak melanjutkan ke SLTA di Desa Sukatani yaitu Rp 507.000,- perbulan.
Berdasarkan keadaan tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui dan mengkaji
Faktor-Faktor

Penyebab

Anak

Lulusan

SLTP

Tidak

Melanjutkan Pendidikan Ke SLTA Di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012 .
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
(1) Rendahnya tingkat pendapatan orang tua

(2) Rendahnya tingkat pendidikan orang tua
(3) Persepsi orang tua yang negatif terhadap pendidikan
(4) Banyaknya jumlah anak dalam keluarga
(5) Lingkungan sosial anak yang kurang mendukung
(6) Rendahnya minat anak untuk sekolah
(7) Jarak sekolah dari tempat tinggal

C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
(1) Rendahnya tingkat pendapatan orang tua
(2) Rendahnya tingkat pendidikan orang tua
(3) Persepsi orang tua yang negatif terhadap pendidikan
(4) Banyaknya jumlah anak dalam keluarga
(5) Lingkungan sosial anak yang kurang mendukung
(6) Rendahnya minat anak untuk sekolah

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada pada penelitian ini adalah:

(1) Apakah rendahnya tingkat pendapatan orang tua menjadi penyebab anak
SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012?
(2) Apakah rendahnya tingkat pendidikan orang tua menjadi penyebab anak
lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012?
(3) Apakah banyaknya jumlah anak dalam keluarga menjadi penyebab anak
lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012?
(4) Apakah persepsi orang tua yang negatif terhadap pendidikan menjadi
penyebab anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa
Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012?
(5) Apakah lingkungan sosial anak yang kurang mendukung menjadi penyebab
anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012?
(6) Apakah rendahnya minat anak untuk sekolah menjadi penyebab anak lulusan
SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:

(1) Untuk mendapatkan informasi tentang rendahnya tingkat pendapatan orang
tua menjadi penyebab anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke
SLTA di Desa Sukatani.
(2) Untuk mendapatkan informasi tentang rendahnya tingkat pendidikan orang
tua menjadi penyebab anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke
SLTA di Desa Sukatani.
(3) Untuk mendapatkan informasi tentang banyaknya jumlah anak dalam
keluarga menjadi penyebab anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan
ke SLTA di Desa Sukatani.
(4) Untuk mendapatkan informasi tentang persepsi orang tua yang negatif
terhadap pendidikan menjadi penyebab anak lulusan SLTP tidak melanjutkan
pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani.
(5) Untuk mendapatkan informasi tentang lingkungan sosial anak yang kurang
mendukung menjadi penyebab anak lulusan SLTP tidak melanjutkan
pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani.
(6) Untuk mendapatkan informasi tentang rendahnya minat anak untuk sekolah
menjadi penyebab anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA
di Desa Sukatani.

E. Kegunaan Penelitian
(1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(2) Sebagai cara untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama pendidikan di perguruan tinggi dengan fenomena nyata di lapangan.
(3) Bagi masyarakat Desa Sukatani Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung
Selatan

untuk

memperoleh

gambaran

mengenai

faktor-faktor

yang

menyebabkan anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di
Desa Sukatani Kecamatan Kalianda, sehingga penelitian ini dapat digunakan
sebagai masukan.
(4) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi penelitian
yang sejenis dan menambah khasanah ilmu pengetahuan serta kepustakaan
dalam ilmu pengetahuan.
(5) Berguna untuk memperdalam dan menambah pengetahuan yang berkenaan
dengan proses belajar mengajar dalam suplemen materi pembelajaran mata
pelajaran Geografi SMP dan SMA:
a. Kelas VII semester 1 bab III pokok bahasan Sumber Daya Manusia
Indonesia, sub pokok bahasan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia.
b. Kelas VIII semester 1 bab II pokok bahasan Kondisi Penduduk Indonesia,
sub pokok bahasan Kuantitas dan Kualitas Penduduk Indonesia.
c. Kelas XI semester 2 bab IV pokok bahasan Antroposfer sub pokok
bahasan Kebijakan Kependudukan di Indonesia.

F. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memperjelas kajian penelitian dan mengarah pada pokok bahasan masalah,
maka ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

(1) Ruang lingkup subyek penelitian yaitu orang tua anak lulusan SLTP yang
tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani Kecamatan
Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yaitu sebanyak 76 responden.
(2) Ruang lingkup obyek penelitian yaitu faktor-faktor penyebab anak lulusan
SLTP yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.
(3) Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2012.
(4) Ruang lingkup tempat penelitian yaitu Desa Sukatani Kecamatan Kalianda
Kabupaten Lampung Selatan.
(5) Ruang lingkup ilmu yaitu Geografi Sosial.
Geografi Sosial adalah cabang Geografi Manusia yang bidang studinya aspek
keruangan yaitu karakteristik dari penduduk, organisasi sosial, dan unsur
kebudayaan dan kemasyarakatan (Nursid Sumaatmadja, 1988:56).
Alasan penulis menggunakan ruang lingkup geografi sosial karena dalam
penelitian ini mengkaji manusia sebagai makhluk budaya dan mengkaji
masalah

yang

karakteristiknya

penduduk

seperti

rendahnya

tingkat

pendapatan orang tua, jumlah anak yang menjadi tanggungan dalam keluarga,
lingkungan sosial anak yang kurang mendukung, dan rendahnya minat anak
yang menyebabkan anak lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke
SLTA.

I. METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian
Metode

merupakan

cara

ilmiah

yang

digunakan

oleh

peneliti

dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode penelitian deskriptif, yaitu untuk menggambarkan keadaan atau
fenomena serta untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan
tertentu sesuai adanya dilapangan.
Menurut Moh. Pabundu Tika, (2005:4): penelitian deskriptif adalah penelitian
yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana
adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang
diberikan interpretasi atau analisis.
Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
mengenai faktor-faktor penyebab anak lulusan SLTP tidak melanjutkan
pendidikan ke SLTA, maka metode penelitian yang paling tepat digunakan adalah
metode deskriptif.

B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak
terbatas. Himpunan individu atau objek yang terbatas adalah himpunan individu
atau objek yang dapat diketahui atau diukur dengan jelas jumlah maupun batas

wilayahnya (Moh. Pabundu Tika, 2005:24). Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto, (2002:108) Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Berdasarkan
pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
orang tua anak lulusan SLTP yang tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di
Desa Sukatani Kecamatan Kalianda yang berjumlah 124 orang.
Tabel 5. Data Orang Tua Anak Lulusan SLTP Yang Tidak Melanjutkan
Pendidikan Ke SLTA Di Desa Sukatani Kecamatan Kalianda
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012.
No

Nama Dusun

1

Sukajaya (1)

2
3

Sukajadi (2)
Sukasari (3)

4

Sukabakti (4)

2008
4
7

Tidak Melanjutkan ke SLTA
2009
2010
5
7
8
9

16
24

8

6

24

15

22

23

36

46

42

60
124

10

Sumber: Wawancara Kepala Dusun Desa Sukatani Tahun 2011
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto: 2006; 131). Mengingat besarnya populasi, maka dalam penelitian ini
penulis melakukan penarikan sampel secara purposive area sampling, yaitu
sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek berdasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, yaitu agar lebih
efisiennya waktu dan tenaga penulis sehingga tidak dapat mengambil semua
populasi. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan
(Sugiono: 1999; 76). Berdasarkan teknik tersebut, maka Dusun Sukabakti dan
Dusun Sukajaya menjadi wilayah penelitian, karena di dusun ini merupakan
daerah yang paling banyak dan paling sedikit terdapat lulusan SLTP yang tidak

melanjutkan pendidikan ke SLTA dibandingkan dengan dusun-dusun yang lain.
Dengan demikian dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil sebanyak 76,
yaitu 60 responden yang ada di Dusun Sukabakti dan 16 responden yang ada di
Dusun Sukajaya.

C. Variabel Penelitian dan Indikator Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Sumadi Suryabrata, (2000:72) variabel penelitian sebagai faktor-faktor
yang berperan dalam peristiwa atau gejala-gejala yang akan diteliti.
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah:
Rendahnya pendapatan orang tua, rendahnya pendidikan orang tua, banyaknya
jumlah anak, persepsi orang tua yang negatif terhadap pendidikan, lingkungan
sosial anak yang kurang mendukung dan rendahnya minat anak untuk sekolah.
Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab anak
lulusan SLTP tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA di Desa Sukatani
Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2012.

2. Definisi Operasional Variabel
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, (2002:69) definisi operasional
variabel adalah penentuan variabel sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti
dalam mengoperasionalisasikan variabel. Untuk dapat mengukur setiap variabel
penelitian ini maka digunakan batasan-batasan terhadap setiap variabel penelitian
sebagai berikut:

(1) Pendapatan orang tua, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya
pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
dalam bentuk uang yang dihitung dengan satuan rupiah dalam waktu satu
bulan. Dalam penelitian ini menggunakan penetapan UMK (Upah Minimum
Kabupaten) dari Disnaker dan Transmigrasi Lampung Selatan tahun 2012
dengan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan dinyatakan tinggi apabila pendapatan orang tua > 855.000
b.

855.000

(2) Pendidikan orang tua, pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendidikan formal yang pernah ditempuh orang tua yaitu SD, SMP, SMA dan
Perguruan Tinggi atau Akademi. Kriteria yang digunakan adalah sebagai
berikut;
a. Jika pendidikan orang tua tamatan SD/SMP maka tingkat pendidikan
dinyatakan rendah.
b. Jika pendidikan orang tua tamatan SMA maka tingkat pendidikan
dinyatakan sedang.
c. Jika pendidikan orang tua tamatan Perguruan Tinggi atau Akademi maka
tingkat pendidikan dinyatakan tinggi.
(3) Jumlah anak yang dimiliki, yang dimaksud dalam penelitian adalah semua
anak yang dimiliki dan masih menjadi tanggung jawab kepala keluarga dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kriteria yang digunakan adalah:
a. Jumlah anak dinyatakan banyak apabila lebih dari 2 orang.
b. Jumlah anak dinyatakan sedikit apabila kurang dari atau sama dengan 2
orang.

(4) Persepsi orang tua yang negatif terhadap pendidikan, yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pemahaman atau pengetahuan orang tua terhadap
pendidikan

dilihat

dari

fungsi,

tujuan

dan

manfaat

pendidikan.

Pengukurannya dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban.
Kuesioner mengenai persepsi orang tua ini terdiri dari 4 pertanyaan dan
masing-masing pertanyaan terdiri dari 2 jawaban. Pengukurannya adalah
dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban. Untuk jawaban yang
positif diberi skor 2, negatif diberi skor 1. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Persepsi positif apabila jumlah skor hasil jawaban lebih dari 6.
b. Persepsi negatif apabila jumlah skor hasil jawaban kurang atau sama
dengan 6.
(5) Lingkungan sosial, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan atau
kondisi sosial yang ada disekitar anak dilihat dari tempat dan teman bermain,
seperti teman bermain yang masih sekolah, yang bekerja dan menganggur.
Pengukurannya dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban.
Daftar pertanyaan mengenai lingkungan sosial terdiri dari 4 soal dan 12
jawaban. Masing-masing soal mempunyai jumlah skor 6. Untuk jawaban
yang nilainya sangat mendukung terhadap hipotesis diberi skor 3, untuk
jawaban yang nilainya kurang mendukung diberi skor 2, dan jawaban yang
nilainya tidak mendukung diberi skor 1. Selanjutnya menskor butir
pertanyaan pada kuesioner penelitian. Keseluruhan jawaban terdiri dari 12
jawaban, maka penulis mengambil rerata dari skor butir pertanyaan dan
didapat nilai 8. Untuk dapat menentukan skor dari setiap pertanyaan maka
diambil nilai 8 sebagai kriteria mendukung atau tidaknya jawaban tersebut.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan sosial mendukung responden untuk tidak melanjutkan
pendidikan ke SLTA, apabila jumlah skor hasil jawaban kurang dari atau
sama dengan 8.
b. Lingkungan sosial kurang mendukung responden untuk tidak melanjutkan
pendidikan ke SLTA, apabila jumlah skor hasil jawaban lebih dari 8.
(6) Minat anak untuk sekolah, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat
untuk sekolah yang menyangkut rasa senang, tidak senang dan keuletan anak
untuk belajar. Kuesioner mengenai minat anak untuk sekolah ini terdiri dari 5
pertanyaan dan masing-masing pertanyaan terdiri dari 3 pilihan jawaban.
Pengukurannya adalah dengan memberikan skor pada masing-masing
jawaban. Untuk jawaban yang nilainya sangat cenderung terhadap hipotesis
diberi skor 3, untuk jawaban yang nilainya kurang cenderung diberi skor 2,
dan jawaban yang nilainya tidak cenderung diberi skor 1. Kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Minat rendah, apabila jumlah skor hasil jawaban kurang dari atau sama
dengan 10.
b. Minat tinggi, apabila jumlah skor hasil jawaban lebih dari 10.

D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Kuesioner
Kuisioner adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden (Moh.
Pabundu Tika, 2005:54).

Teknik ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data langsung sebagai
data primer dengan menggunakan daftar pertanyaan seperti informasi : umur
responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, asal daerah, jumlah anggota
keluarga dan sebagainya.

2. Teknik Wawancara
Wawancara

adalah

teknik

pengumpulan

data

yang

bertujuan

untuk

mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat
serta kumpulan keterangan-keterangan itu merupakan suatu pembantu utama
metode kuesioner.
Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman wawancara tidak berstruktur, yaitu
pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk menambah pengumpulan data peneliti.
Bentuk pertanyaan bersifat lebih rinci dan mendalam, dan pertanyaan-pertanyaan
tersebut tidak terdapat dalam kuesioner. Jadi, pertanyaan tersebut penulis buat
untuk menggali lebih jauh lagi informasi mengenai responden.

3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data
sekunder. Data dokumentasi berasal dari kantor Desa Sukatani yang berupa peta
desa, monografi kelurahan, jumlah penduduk, jumlah anak SLTP yang tidak
melanjutkan pendidikan ke SLTA, letak administrasi dan sebagainya. Seperti
yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, (2006:231) bahwa metode dokumentasi

yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

4. Uji Persyaratan Instrumen
Dalam upaya mendapatkan data yang akurat pada penelitian, maka kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria kuesioner yang baik.
Oleh karena itu, kuesioner tersebut harus memenuhi kriteria valid dan reliabel.

4.1 Uji Validitas
Validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Agar
kuesioner yang dibuat memenuhi validitas isi, maka dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Membuat kisi-kisi kuesioner sesuai indikator yang telah ditentukan.
b. Membuat pernyataan kuesioner berdasarkan kisi-kisi yang dibuat.
c. Melakukan konsultasi kepada ahli. Dengan asumsi bahwa ahli dapat
mengetahui dengan benar tentang indikator serta dimensi pengukuran kesiapan
belajar.
d. Memperbaiki kuesioner berdasarkan saran dari ahli.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. (Suharsimi Arikunto, 2010:211).
Untuk mengolah dan menganalisa data sebagai jawaban dari hipotesis ini peneliti
menggunakan rumus Korelasi Product Moment :

N

rx y
N

X2

XY

X
2

X .N

Y
Y2

Y

rxy

= koefisien korelasi antara variabe X dan Y

X

= skor total X

Y

= skor total Y

n

= Jumlah sampel yang diteliti

2

Kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel
ukur dikatakan valid dan sebaliknya jika rhitung