Stafilokokus koagulase-negatif adalah flora normal manusia dan kadang-kadang menyebabkan infeksi, seringkali berkaitan dengan
implantasi alat-alat, terutama pada pasien yang sangat muda, tua, dan dengan fungsi imun terganggu. Sekitar 75 infeksi yang disebabkan oleh
stafilokokus koagulase-negatif ini akibat S. epidermidis, S. saprophyticus relatif sering menjadi penyebab infeksi saluran kemih pada wanita muda
Brooks et al., 2007. Stafilokokus paling cepat berkembang pada suhu 37
C, tetapi suhu terbaik untuk menghasilkan pigmen adalah suhu ruangan 20-25
C. Stafilokokus relatif resisten terhadap pengeringan, panas tahan pada suhu
50 C selama 30 menit, dan natrium klorida 9 tetapi mudah dihambat oleh
bahan kimia tertentu, seperti heksaklorofen 3 Brooks et al., 2007.
2.3 Linen Rumah Sakit
Linen rumah sakit merupakan kain yang digunakan oleh berbagai macam staf, misalnya staf rumah tangga kain tempat tidur dan handuk,
staf pembersih kain pembersih, gaun, dan kap, staf bedah kap, masker, baju cuci, gaun bedah, dan pembungkus, dan staf di bagian khusus seperti
ICU serta di bagian lain yang melakukan tindakan invasif seperti blus, radiologi, dan kardiologi. Linen dapat menjadi media untuk menularkan
penyakit sehingga teknik-teknik pencegahan infeksi yang disebarkan melalui linen kotor harus diterapkan Rohani Hingawati, 2010.
Linen rumah sakit merupakan salah satu sumber berkumpulnya mikroorganisme yang rentan menjadi sumber infeksi silang pada sebuah
rumah sakit. Stafilokokus sering ditemukan di pakaian, seprai, dan benda- benda lainnya di lingkungan manusia Brooks et al., 2007. Menurut Ayliffe
et al. 2000, komponen linen tempat tidur pasien sprei, selimut, sarung bantal menjadi sumber infeksi karena terkontaminasi oleh mikroorganisme
melalui kontak langsung dengan kulit dan cairan tubuh termasuk urine dan feses. Ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sexton et al.
2006 dan Boyce et al. 1997 menemukan Staphylococcus aureus dan MRSA Meticillin Resistant Staphylococcus aureus pada kasur, sprei kasur,
dan di udara di ruang isolasi. Prinsip utama memproses linen untuk mencegah terjadinya infeksi
silang adalah 1. Petugas harus memakai APD bila mengumpulkan, menangani,
membawa, memilah, dan mencuci linen kotor. 2. Bila mengumpulkan dan membawa linen kotor, tangani sesedikit
mungkin dan dengan kontak sesingkat mungkin untuk mencegah perlukaan dan penyebaran mikroorganisme
3. Menganggap semua bahan kain misalnya kain bedah, gaun, dan pembungkus sebagai bahan infeksius sekalipun tidak tampak adanya
pencemaran
4. Membawa linen kotor dalam tempat kontainer yang tertutup atau kantong plastik untuk mencegah tercecer dan batasi linen kotor itu dalam
area tertentu sampai dibawa ke binatu Rohani Hingawati, 2010.
2.4 Peran Perawat untuk Pencegahan Infeksi