BAGI HASIL, INSTRUMEN PROFIT EKONOMI SYARIAH YANG MENGUNTUNGKAN

TEMA: EKONOMI SYARIAH PILIHAN MENGUNTUNGKAN
JUDUL: BAGI HASIL, INSTRUMEN PROFIT EKONOMI SYARIAH
YANG MENGUNTUNGKAN
PENGANTAR
Ekonomi syariah telah mengglobal dan mendunia, hal ini tidak bisa dipungkiri. Ekonomi yang
berlandaskan ajaran Islam ini merupakan pilihan yang menguntungkan. Berangkat dari
beberapa kumpulan fakta yang ada maka dapat dijabarkan beberapa fakta yang ada
tersebut berdasarkan pada karakter fundamental dari ekonomi syariah yang sejatinya
bersifat universal dan inklusif yaitu pertama, ekonomi syariah telah dipraktikkan di berbagai
negara Eropa, Amerika, Australia, Afrika dan Asia. Bahkan Singapura sebagai negara
sekuler juga mengakomodasi sistem keuangan syariah. Kedua, terkait kajian akademis
mengenai ekonomi syariah juga banyak dilakukan di universitas-universitas Amerika dan
negara Barat lainnya. Perhatian mereka kepada ekonomi syariah dikarenakan keunggulan
doktrin dan sistem ekonomi syariah. Ketiga, perlunya memahami larangan riba yang menjadi
jantung sistem ekonomi syariah yang terang saja bukan hanya terkait ajaran agama Islam,
tetapi juga larangan agama-agama lainnya, seperti Nasrani dan Yahudi. Dengan demikian,
bagi pemeluk agama manapun, ekonomi syariah sesungguhnya tidak menjadi masalah.
Keempat, ternyata para filosof Yunani yang tidak beragama Islam juga mengecam sistem
bunga. Sejarah mencatat, bangsa Yunani kuno yang mempunyai peradaban tinggi,
melarang keras peminjaman uang dengan bunga. Berdasarkan fakta-fakta yang dibeberkan
tersebut, maka hendaknya kita secara bersama-sama berusaha meresapi kebermanfaatan

dari ekonomi syariah yang bisa dinikmati oleh semua komponen kemajemukan rakyat
Indonesia pada khususnya, bahkan jika diterapkan di skala global, Insya Allah akan
menciptakan tata ekonomi dunia yang adil dan makmur. Ekonomi syariah yang melarang
kegiatan riba dan spekulasi, akan menciptakan stabilitas ekonomi bangsa secara
menyeluruh. Ekonomi syariah yang mengedepankan gerakan sektor riil akan secara
signifikan menumbuhkan ekonomi nasional dan tentunya ekonomi rakyat. Ekonomi syariah
bertujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan
semata-mata hanya untuk kehidupan muslim saja tetapi seluruh makhluk hidup di muka
bumi. Esensi proses ekonomi syariah ialah pemenuhan kebutuhan manusia yang
berlandaskan nilai Islam guna mencapai tujuan agama. Ekonomi syariah menjadi rahmat
seluruh alam yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari suatu bangsa.
Tegasnya, ekonomi syariah akan membantu pembangunan ekonomi negara dan bangsa.
CIRI KHAS
Sistem ekonomi syariah memiliki instrumen profit yaitu berupa sistem bagi hasil. Ekonomi
syariah merupakan gagasan dari ekonomi Islam yang menetapkan bentuk perdagangan
serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh ditransaksikan. Ekonomi dalam Islam harus
mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil,
kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada setiap pelaku usaha. Ekonomi syariah menolak unsur bunga. Ekonomi syariah
terbebas dari kedua kedhaliman kapitalisme dan sosialisme. Ekonomi syariah mengajarkan

tegaknya nilai-nilai keadilan, kejujuran, transparansi, anti korupsi dan eksploitasi. Artinya,
misi utama ekonomi syariah ialah tegaknya nilai-nilai akhlak moral dalam aktivitas bisnis
baik individu, perusahaan ataupun Negara.

KONSEP BAGI HASIL
Perbedaan antara sistem ekonomi syariah dengan sistem ekonomi lainnya terletak pada
penerapan bunga. Dalam ekonomi syariah, bunga dinyatakan sebagai riba yang diharamkan
oleh syariat Islam. Sehingga dalam ekonomi yang berbasis syariah, bunga tidak diterapkan
dan sebagai gantinya diterapkan sistem bagi hasil yang dalam syariat Islam dihalalkan untuk
dilakukan. Dalam aplikasinya, mekanisme penghitungan bagi hasil dapat dilakukan dengan
2 macam pendekatan yaitu pendekatan profit sharing (bagi laba) yang berupa hitungan bagi
hasil yang berdasarkan pada laba dari pengelola dana yaitu pendapatan usaha dikurangi
dengan biaya usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut. Selanjutnya, mengenai
pendekatan revenue sharing (bagi pendapatan) yaitu berupa penghitungan laba yang
didasarkan pada pendapatan yang diperoleh dari pengelola dana yaitu pendapatan usaha
sebelum dikurangi dengan biaya usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut. Konsep
bagi hasil ini sangat berbeda sekali dengan konsep bunga yang diterapkan oleh sistem
ekonomi konvensional. Dalam ekonomi syariah, konsep bagi hasil dapat dijabarkan yaitu
pertama, pemilik dana menanamkan dananya melalui institusi keuangan yang bertindak
sebagai pengelola dana. Kedua, pengelola mengelola dana tersebut dalam sistem yang

dikenal dengan sistem pool of fund (penghimpunan dana) lalu pengelola akan
menginvestasikan dana tersebut ke dalam proyek atau usaha yang layak dan
menguntungkan serta memenuhi semua aspek syariah. Ketiga, kedua belah pihak membuat
kesepakatan (akad) yang berisi ruang lingkup kerjasama, jumlah nominal dana, nisbah dan
jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut.
PENUTUP
Di Indonesia, ekonomi syariah adalah pengetahuan tentang penerapan perintah dan tata
cara yang ditetapkan oleh hukum syariah. Tujuan ekonomi syariah ialah menciptakan
keselamatan melalui tindakan yang selamat dan menyelamatkan, mencegah ketidakadilan
dalam penggalian dan penggunaan sumberdaya material (mencapai kesejahteraan
material). Kesemuanya itu dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia yang
memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban mereka kepada Allah dan masyarakat.
Tujuan syariah melahirkan doktrin kesejahteraan sosial yang terdiri dari prinsip perlindungan
terhadap dan mengembangkan iman atau agama, akal, kehormatan, jiwa, keturunan dan
harta. Doktrin kesejahteraan sosial itu melahirkan beberapa prinsip dalam kegiatan ekonomi
yaitu prinsip menghindarkan diri dari tindakan untung-untungan, prinsip menghindari
kegiatan spekulasi, menolak transaksi yang mengandung eksploitasi oleh pemilik modal
terhadap tenaga kerja, prinsip perlindungan konsumen dari konsumsi barang yang dilarang,
merusak kesehatan dan pemakaian busana yang melanggar larangan agama, prinsip
pelaksanaan perdagangan yang jujur dan adil dan menghindari larangan perdagangan

curang yang mendatangkan kerugian di pihak lain, prinsip membantu orang lain guna keluar
dari kemiskinan dan jaminan sosial terutama kepada golongan fakir dan miskin. Dalam
realitas, ekonomi syariah memiliki nilai instrumental yang tinggi karena sudah dilaksanakan
dengan berhasil walaupun masih terbatas yang diindikasikan oleh masih minimnya pangsa
pasar pengelolaan sumberdaya keuangan. Sementara itu, pengembangan pangsa pasar itu
terganjal dengan keterbatasan modal domestik. Besar harapan semoga melalui Gerakan
Ekonomi Syariah (Gres!) yang telah diresmikan tepat sekitar bulan November yang lalu oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dapat menjadi langkah tepat dan cepat untuk
membuat masyarakat lebih memahami mengenai pilihan yang menguntungkan melalui
ekonomi syariah. Aamiin