Teknik Budidaya Konvensional Bahan Organik Tanah

Pada faktor yang berpengaruh nyata dalam analisis sidik ragam selanjutnya dilakukan uji rataan perlakuan dengan menggunakan uji jarak DuncanDMRT Duncan Multiple Range Test pada taraf 5 dan 1. Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Kompos Jerami - Jerami segar dipotong-potong sepanjang ± 3 cm dan direndam selama 1 malam. Perendaman ini bertujuan agar jerami tetap lembab. - Bahan aktif urea, SP-36, kapur, pupuk kandang ayam, EM4 dicampur dan diaduk sampai rata dan dibagi atas 4 bagian. - Jerami ditumpuk di atas lembaran plastik dimana jerami tersebut dibuat menjadi 4 lapisan. - Pada lapisan jerami pertama ¼ bagian jerami ditaburkan bahan aktif ¼ bagian dan dipercikkan air untuk menjaga kelembabannya. - Setelah itu, tumpukkan kembali lapisan jerami kedua ¼ bagian jerami dan taburkan kembali bahan aktifnya ¼ bagian. Demikian seterusnya hingga jerami habis. Tinggi tumpukan jerami dibuat kurang dari 1,5 m agar memudahkan dalam pembalikannya. - Tumpukan ditutup rapat dengan plastik agar terlindung dari hujan dan panas dan diletakkan di tempat yang terlindung dari cahaya matahari secara langsung. - Suhu tumpukan dipertahankan antara 40 – 50 o C, bila suhu naik 50 o C dilakukan pembalikan dan didiamkan sebentar agar suhu turun lalu ditutup kembali. - Kompos jerami siap digunakan setelah 3 - 4 minggu.

A. Teknik Budidaya Konvensional

Universitas Sumatera Utara Persemaian Persemaian dilakukan 25 hari sebelum masa tanam, persemaian dilakukan pada lahan yang sama atau berdekatan dengan petakan sawah yang akan ditanami, hal ini dilakukan agar bibit yang sudah siap dipindah, waktu dicabut dan akan ditanam mudah diangkut dan tetap segar. Bila lokasi jauh maka bibit yang diangkut dapat stres bahkan jika terlalu lama menunggu akan mati Benih yang dibutuhkan untuk ditanam pada lahan seluas 1 ha sebanyak 20 kg. Benih yang hendak disemai sebelumnya harus direndam terlebih dahulu secara sempurna sekitar 2 x 24 jam, dalam ember atau wadah lainnya. Hal ini dilakukan agar benih dapat mengisap air yang dibutuhkan untuk perkecambahannya. Bedengan persemaian dibuat seluas 2 m². Lahan untuk persemaian ini sebelumnya harus diolah terlebih dahulu, pengolahan lahan untuk persemaian ini dilakukan dengan cara pencangkulan hingga tanah menjadi lumpur dan tidak lagi terdapat bongkahan tanah. Lahan yang sudah halus lumpurnya ini kemudian dipetak-petak dan antara petak-petak tersebut dibuat parit untuk mempermudah pengaturan air. Benih yang sudah direndam selama 2 x 24 jam dan sudah berkecambah ditebar di persemaian secara hati-hati dan merata, hal ini dimaksudkan agar benih yang tumbuh tidak saling bertumpukan. Selain itu benih juga tidak harus terbenam ke dalam tanah karena dapat menyebabkan kecambah terinfeksi patogen penyebab penyakit tanaman yang dapat menyebabkan busuknya kecambah. Pemupukan lahan persemaian dilakukan kira-kira pada umur satu minggu benih setelah ditanam tabur. Universitas Sumatera Utara Persiapan dan Pengolahan Lahan Satu minggu sebelum mengolah tanah, petakan sawah diberi air sampai cukup untuk melunakkan tanah. Keadaan tanah sebaiknya sedikit basah. Petakan lahan dicangkul berkeliling dari bagian luar tepi menuju ke bagian tengah petakan dan diratakan sehingga kondisi tanah dalam keadaan baik untuk media tumbuh bibit padi. Pada pengolahan tanah sawah dilakukan perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi dan mempermudah perawatan tanaman. Pemupukan Pada teknik konvensional ini pemberian pupuk organik jerami diberikan sesuai taraf perlakuan empat minggu sebelum tanam. Penggunaan dosis pupuk untuk padi sawah untuk lahan satu hektar adalah Urea 200 kg, SP-36 200 kg, dan KCl 100 kg. Pemupukan SP-36 dan KCl diberikan satu kali yaitu satu hari sebelum tanam. Pemupukan Urea dilakukan dua kali yaitu pemupukan pertama pada saat tanaman berumur 12 hari dengan dosis pupuk dua per tiga dari kebutuhan pupuk keseluruhan, sedangkan sisa pupuk diberikan pada tahap kedua yaitu kira-kira pada 40 HST hari setelah tanam. Pemupukan SP-36 dan KCl diberikan satu kali yaitu satu hari sebelum tanam. Pemberian jerami segar dan kompos jerami dilakukan pada umur 2 minggu sebelum tanam dengan dosis sesuai dengan taraf perlakuan 4 kgplot. Penanaman Universitas Sumatera Utara Bibit dipindah saat umur 20 – 25 hari. Ciri bibit yang siap dipindah ialah berdaun 5 – 6 helai, tinggi 22 – 25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas dari hama dan penyakit sehingga pertumbuhannya seragam. Bibit ditanam dengan cara dipindah dari bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan cara bibit dicabut dari bedengan persemaian dengan menjaga agar bagian akarnya terbawa semua dan tidak rusak. Setelah itu bibit dikumpulkan dalam ikatan-ikatan lalu ditaruh disawah dengan sebagian akar terbenam ke air. Bibit ditanam dengan posisi tegak dan dalam satu lubang ditanam 2 – 3 bibit, dengan kedalaman tanam cukup 2 cm, karena jika kurang dari 2 cm bibit akan gampang tercabut. Jarak tanam padi dibuat 30 x 30 cm. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau terserang OPT organisme pengganggu tanaman dengan menggunakan varietas dan umur yang sama tanaman cadangan. Pengairan Pemberian air dilakukan dengan penggenangan secara terus-menerus setinggi 5 cm dari permukaan tanah sampai pada masa berbulir padi. Pemeliharaan Pemeliharaan dari gulma dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lahan. Pemeliharaan dari hama dilakukan dengan pemberian pestisida organik. Pestisida yang digunakan adalah urine kambing yang dicampur dengan Universitas Sumatera Utara air dengan perbandingan 1 : 4. Penyemprotan dilakukan dua kali seminggu pada sore hari. Volume semprot per tanaman ditentukan dengan cara kalibrasi.

B. Teknik Budidaya SRI