Return on Equity ROE
Return on Equity ROE mengukur seberapa banyak keuntungan sebuah perusahaan dapat menghasilkan setiap rupiah dari modal pemegang saham..
Rumus untuk memperoleh ROE adalah:
saham pemegang
dana Jumlah
saham pemegang
Laba ROE
Earnings per share EPS
EPS memberikan ukuran profitabilitas yang menggabungkan keputusan operasi, investasi dan pembiayaan Stikney dan Weil, 1997 dalam Tan et al.,
2007. Formula untuk memperoleh EPS adalah:
saham jumlah
g tertimban
rata -
Rata saham
pemegang Laba
EPS
Annual stock return ASR
Annual stock return ASR mengukur perubahan harga saham termasuk deviden dan disesuaikan untuk setiap saham yang bervariasi. Rumus untuk
memperoleh ASR adalah:
tahun x saham
Harga deviden
tahun x Saham
Harga -
1 tahun x
saham Harga
ASR
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listed dan go public di BEI serta ICMD, sejumlah 346 perusahaan. Sementara itu, sampel
merupakan bagian dari populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian. Sampel tersebut sudah bisa mewakili adanya populasi. Tidak semua perusahaan yang
dapat digunakan untuk penelitian ini.. Kinerja perusahaan sangat tergantung pada faktor internal, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang mungkin
di luar kendali perusahaan. Untuk mengisolasi efek faktor eksternal, pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria
sebagai berikut: Perusahaan yang akan dianalisis hanya perusahaan Indonesia yang listed di
Bursa Efek Indonesia BEI dan menghasilkan pendapatan mereka dari pasar lokal.
Perusahaan tidak dimiliki pihak asing pada tahun 2006 sampai 2008. Perusahaan yang terdaftar tidak melakukan merger atau tidak diakuisisi
selama 3 tahun periode dari tahun 2006-2008. Perusahaan tidak menderita rugi besar dan neracanya tidak menunjukkan
kekayaan negatif. Perusahaan tidak disuspen dari perdagangan dan memberikan laporan
keuangan tahunan untuk satu dari tiga tahun kepada BEI. Perusahaan yang tidak tercatat perdagangan sahamnya untuk keseluruhan
tahun tidak dimasukkan ke dalam sampel karena tidak mungkin menentukan Annual Stock Return untuk tahun itu.
Hipotesis keempat dalam penelitian ini menguji kontribusi IC untuk kinerja masa depan perusahaan akan berbeda dengan industrinya. Untuk menguji
hipotesis tersebut, data dibagi menjadi empat kelompok industri yang berbeda.
Dalam beberapa sektor industri jumlah perusahaannya relatif kecil, sehingga kemudian perusahaan-perusahaan tersebut dikelompokkan lagi menjadi empat
jenis industri terkait untuk meningkatkan jumlah sampel. Kelompok industri yang diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sektor manufaktur yaitu perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pengolahan barang;
2. Sektor perdagangan yaitu perusahaan –perusahaan yang memiliki bisnis
terutama di bidang retail, perdagangan dan holding companies; 3. Sektor jasa yaitu perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan jasa,
transportasi, storage dan komunikasi; 4. Sektor properti yaitu perusahaan
–perusahaan yang berhubungan dengan properti, konstruksi dan hotel.
Pada penelitian ini, sektor perbankan tidak dimasukkan pada kelompok industri yang diteliti dalam penelitian ini karena sektor perbankan termasuk dalam
industri “old economy” Kuryanto, 2008. Dengan semakin tingginya globalisasi keuangan, maka pengenalan terhadap jenis-jenis aset keuangan yang baru semakin
tinggi. Hal ini berkaitan dengan pilihan-pilihan aset keuangan yang menggiurkan bagi sektor perbankan, baik yang sifatnya hanya sebagai dealer atau penjual aset
keuangan kepada masyarakat hingga yang sifatnya sebagai player atau bank bertransaksi langsung. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perbankan semakin
banyak untuk mendistribusikan dananya pada aset-aset keuangan derivatif Satria, nd. Hal ini menunjukkan bahwa jangkauan sektor perbankan masih sulit untuk
dinilai kontribusi IC terhadap kinerjanya karena semakin banyak yang mendistribusikan dananya pada aset keuangan.
3.3. Jenis dan Sumber Data