keamanan didefinisikan sebagai keadaan bebas dari segala macam bentuk bahaya, kecemasan, dan ketakutan.
2.1.11.2 Hubungan Faktor Keamanan dengan Penerimaan Daerah dari Industri Pariwisata
Faktor keamanan safety merupakan faktor luar utama yang mempengaruhi bentuk permintaan pariwisata.Situasi yang tidak aman dapat
memunculkan kesan kurang baik terhadap suatu daerah dan Negara pada umumnya Yoeti, 1996.Hal itu dapat berpengaruh terhadap motivasi melakukan
perjalanan ke suatu tempat di daerah atau Negara tersebut. Dummy yang digunakan dalampenelitian ini, yaitu faktor
keamanan,diambil dengan pertirnbangan dalam kurun waktu penelitian kondisi Indonesiadiwarnai dengan banyaknya isu keamanan nasionaldan gejolak politik
sepertiperistiwapeledakan bom di Bali sebagai bagian dariaksi terorisrne di Indonesiadan banyaknya gejolak politik yang tidak stabil seperti demonstrasi
menentangpernerintahan sampai pergantianpresiden yang sangatmernpengaruhi keadaansosial danekonomi Indonesia sertareaksi masyarakatinternasional.
Hal ini akan menimbulkan persepsi negatif dan memunculkan kesan bahwa Indonesia khususnya Provinsi DKI Jakarta tidak aman untuk dikunjungi
sehingga akan menurunkan motivasi kunjungan wisata. Reaksi yang muncul antara lain berupa pembatalan perjalanan dan penundaan keputusan untuk
berpergian. Oleh karena itu faktor keamanan ini diduga berpengaruh negatifpada saat kondisi tidak aman terhadap penurunan penerimaan daerah dari industri
pariwisata melalui penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi DKI Jakarta.
2.2 Penelitian Terdahulu
• Syamsul Huda 2009; Analisis Penerimaan Devisa Sektor Pariwisata dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi di Provinsi Jawa Timur
Dalam penelitian terdahulu oleh Syamsul Huda, mahasiswa Fakultan Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi devisa sektor pariwisata di Provinsi Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan variable jumlah wisatawan, jumlah objek wisata, jumlah hotel, biro perjalanan, rata-rata
lama tinggal, rata-rata pengeluaran wisatawan dan kurs Dollar AS sebagai variable independen sedangkan penerimaan devisa sektor pariwisata
sebagai variable dependen. Dari pengujian hipotesis dengan uji F dinyatakan bahwa secara simultan semua variable independen berpengaruh
signifikan terhadap variable dependen. Sedangkan dari pengujian hipotesis dengan t dinyatakan bahwa variable bebas yang tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap penerimaan devisa sektor pariwisata hanya variable jumlah objek wisata.
• Firsti Saputri Anggraini 2004; Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di DKI
Jakarta