Hubungan Kualitas Produk Dengan Kinerja Bisnis.

19 Penelitian yang dilakukan Kotler dan Keller 2007 keragaman produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Karena variabel keragaman produk tersebut diukur dengan persepsi, sehingga berpengaruh positif dengan kinerja bisnis. Berdasarkan telaah pustaka tersebut diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H3 : Keragaman Produk berpengaruh positif terhadap Kinerja Bisnis.

2.1.6 Hubungan Kualitas Produk Dengan Kinerja Bisnis.

Menurut Kotler 2005:49, “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan tersirat”. Karena variable kualitas produk tersebut diukur dengan persepsi, sehingga berpengaruh positif dengan kinerja bisnis. Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya peranan dan arti kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan pelanggan pada semua aspek produk yang dijual ke pasar. Para petinggimanajemen puncak perusahaan juga umumya semakin menyadari dan mempercayai adanya keterhubungan langsung antara kualitas produk terhadap customer satisfaction kepuasan pelanggan yang pada akhirnya akan meningkatkan raihan pangsa pasar market share di pasar sasaran. 20 Keberadaan kepuasan pelanggan pada perusahaan merupakan sebuah variabel yang sangat penting dan menentukan keberhasilan sutu perusahaan. Salah satu tolak ukurnya adalah kualitas. Namun yang menjadi pertanyaan besar adalah kualitas seperti apa yang sesunguhnya diinginkan oleh konsumen. Menyangkut apa saja, dan apa parameternya. Bukankah produk dengan reliability dan performa tinggi sudah cukup memuaskan konsumen. Banyak lembaga konsultan ternama mempublikasikan hasil penelitiaanya dengan sinyal yang sangat jelas bahwa customer satisfaction dengan indeks kepuasan tinggi mengalami peningkatan pertumbuhan penjualan dalam periode tertentu. Sebaliknya produk dengan level indeks kepuasan rendah, pertumbuhan penjualannya cenderung minus. Tren volume penjualan yang terus menurun adalah awal kehancuran dan telah dialami banyak perusahaan. Temuan ini tentu sangat mengagetkan dan menjadi tantangan besar khusunya para jajaran manajemen puncak. Merancang dan mengembangkan produk dengan fokus pada keinginan dan kepuasan pelanggan nampaknya sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Menurut Kotler yang dialihbahasakan oleh Muhtosin Arif 2006:117, arti kata kualitas dalam The American Society for Quality Control diartikan sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun implisit. Hal ini berarti fitur produk yang ditawarkan juga menentukan mutu yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen. Produsen dikatakan telah menyampaikan mutu jika produk atau yang ditawarkannya 21 sesuai atau melampaui ekspektasi pelanggan. Sementara dalam mendifinisikan kualitas produk para ahli dalam manajemen mutu terpadu total quality management mengungkapkan pengertiannya yang saling berbeda pendapat tetapi dari perbedaan tersebut sebenarnya memiliki tujuan yang sama, adapun beberapa definisi yang dikemukakan diantaranya adalah : Pengertian kualitas produk menurut Juran, 2004: 40, kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk fitness for use untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan penggunaan itu didasarkan atas lima ciri utama, yaitu : a. Teknologi, yaitu kekuatan atau daya tahan b. Psikologis, yaitu citra rasa atau status c. Waktu, yaitu kehandalan d. Kontraktual, yaitu adanya jaminan e. Etika, yaitu sopan santun, ramah dan jujur Menurut Nasution 2004:40, Kecocokan dalam menggunakan suatu produk adalah apabila produk mempunyai daya tahan penggunaannya yang lama, produk yang digunakan akan meningkatkan citra atau status konsumen yang menggunakannya, produk tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas quality assurance dan sesuai etika bila digunakan. Kecocokan penggunaan produk seperti dikemukakan di atas memiliki dua aspek utama, yaitu ciri-ciri produknya memenuhi 22 tuntutan penggunaan dan tidak memiliki kelemahan. Adapun aspek tersebut diantaranya adalah : 1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan Produk berkualitas, memiliki ciri yang khusus atau istimewa, berbeda dari produk pesaing dan dapat memenuhi harapan atau tuntutan sehingga dapat memuaskan pelanggan. Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan serta dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. 2. Bebas dari kelemahan Suatu produk dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila di dalam suatu produk serta unsur yang terdapat didalamnya tidak terdapat kelemahan, tidak terdapat cacat sedikitpun. Kualitas yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi pembiayaan terhadap klaim garansi, mengurangi ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian, mengurangi waktu pengiriman produk ke pasar, meningkatkan hasil yield dan meningkatkan utilisasi kapasitas produksi, serta memperbaiki kinerja penyampaian produk. 23 Crosby, dalam M. Nasution 2004: 41, menyatakan bahwa kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau di standarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Deming, dalam M. Nasution 2004:41, menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Apabila Juran mendefinisikan kualitas sebagai fitness for use dan crosby sebagai conformance to requirement, deming mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen atas suatu produk yang akan dihasilkan. Feigenbaum, dalam M. Nasution 2004: 41, menyatakan bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya full customer satisfaction. Suatu produk berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapakan konsumen atas suatu produk. Garvin dan Davis, dalam M. Nasution 2004:41, menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusiatenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Meskipun tidak ada definisi kualitas yang diterima secara universal, namun pengertian kualitas di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu sebagai berikut: 24 a. Kuallitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. b. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. Setelah melihat definisi di atas, maka kualitas produk mengacu pada bagaimana produk tersebut menjalankan fungsinya yang mencakup keseluruhan dari produk, yaitu berupa ketahanan, kehandalan, ketepatan, kemudahan dalam pengoperasian, dan kemudahan dalam perbaikan serta atribut-atribut nilai lainnya. Penetapan kualitas merupakan salah satu cara untuk memenangkan persaingan di pasar, karena mutu merupakan salah satu cara penempatan suatu produk di benak pelanggan. Selanjutnya, penelitian terdahulu yang dilakukan Sri Hartini 2012 menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dengan kinerja bisnis. Kualitas produk merupakan faktor penting dan berpengaruh positif yang menentukan kinerja perusahaan Philips et al., 1983. Krishnamurti 2006 mengatakan adanya pengaruh positif antara kualitas produk dengan keunggulan bersaing. Berdasarkan telaah pustaka tersebut diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H4 : Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap Kinerja Bisnis. 25

2.1.7 Hubungan Keunggulan Bersaing Dengan Kinerja Bisnis.