Peningkatan pertumbuhan domba persilangan dan lokal melalui suplementasi hidrosilat bulu ayam dan mineral esensial dalam ransum berbasis limbah perkebunan

PEMNGKATAN PERTUMBUMAN DOMBA PERSILANGAN
DAN LQlKAL MELALUI SUPLEMENTASII HIDROLEAT
BULU AYAM DAN XMCZNERAL, ESENSLAL DALAM
RANSUM BERBASIS LIMBAH PERlKEBUNAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANAM B Q W R
200J

ZuIfibr Siregar, Peningkatiln Perturnbuhstn Dambtl Persilarngao dan bbf
rnehlui SupXementasi Hid rolisat Bulu Ayam dan Minemi EsensiaX dalmrm
Elansum Berbasis Limbah Perkbunan ( DI bswah 1Bi;rnbingan Toha Sufnrdi
Sebagai Ketua, Suryrlhadi, Wssmen Miinelrr, ZulkifXi Lubis dan Simon P.
Ginting Sebagai AnggotBj.
Tujuan pmelitian ini adalah menguji pengaruh supfementasi hidrolisat bulu
sryam, m i n d m s i d makm S, CI, dm mmsial hgka I, Co, Se &lam ransum
behasis limbah perkebunan tertradap ptumEtuhan domba p e ~ i I m pS q e
Putih dm lab1 Stmatera. Penelitian menrgakm percobam fWorial2 x 4. Faktor
perEltmrt adalah ban- domba ymg t d atas~dim level yaitu; b~= IokA dm 9
persilangan. Faktor k d u a adafah supIeme@asi wdr'ri atas 4 level yaitu ; sg =
msttrn basid (tanpa suptementtisi), kmdungm prutein k a s i~

r 4% dm TDN 70%.
sz=sl+fridmlisat buluaym 3%. s3 = Q + 0,12%Ci W,17%S, d a n =s3+0,40
~
ppm I -t O,t 5 ppm Co + 0,15 ppm Se. Mengpakan W m g m Acak Kelompok
Penelitinn ini mmggunakan 24 &or domba jantan, 12 ekor bl dm 12 ekar &.
T&
dibagi 3 kefampok berd&an
bob& badan. Bobot badan awal darnba
23,W 2,60 kg.
Hasil penelitian rnemprlhtkm bahwa suplemmtasi hidrolisat bdu ayam,
minerd S, CI dm I, Co, Se &pat meningkatkm (P4.05)konmsi bahan kering,
Man organ&,protein, energi, dm retend nitrogen. Nilai konsumsi bsthm kering,
b&an organ& proteh, magi, $an retensi nitrogen lebih tin@ (P4.05)pada fPf
dibmding b1(886; 665; 144; 15; 9 vs 807 gdh;606 @dh; 108 &dh; 1 1 MY&; 7

-

*

d&).


Suplementasi hidrolisat bufu ayam, mineral S, C1 dm I, Co, Se dapat
meningkatkan (P4.05) pH,WH3,total VFA, bakteri dm alantok win, nmun
menufunIran ppulasi protozoa. Nilai pH, NEI,, total VFA, bakteri dm ahantoin
win let>& &ggi (Pd.05) padit & dibanding bl, =pi nilai populasi protozoa
sebafhya, Iebih tinggi (P~0.05)
pada bf dibanding bz(7; f 0; 120; 5; 17; 4; vs 6; 7
mM; 104 M;4 x 1o9seI/ml; 15 rng/&; 5 x lo6 seflmf). Suplemmtasi hidrolisat
bulu ayam, m i n e d S, Ct dm I, Co,Se tidak meningkatkan kwemaan, kecuali
pada protein. Kecernaan protein febih tinggi (Pomtorium BioIogi Temak, Jtrnrsan
ProdUIESi Tmak, FakuItas Pertmian, Universitas Sumatem Urn.
Pmelitian dm pendisan disertasi ini dapat dklesahn atas amhim dm
bimbingan dari Tim Komisi Pembimbing Raw bmat dm ucapan terimakasih
penuXis samp&an kepada komisi pmbimbing mpak Prof,Dr. Tofia S d ,
M.Sc &gai k m komisi, Bapak 1Dr.Ir.H. Suryahadi, DE& Bapak Prof.Dr.Zr.
Wasmen Manalu, Bapak Prof.Dr.Xr Zulkiffi hbis, M.Apg.Sc, dm Bapak
Dr.Ir.Simon.P.Ginting,M.Scmasing-masing sebagai anggata komisi ymg dengan
sabw membimbing dm tulus-ikks maularkan ilmu yang dimdikkya uxltuk
pendisan serta penyagumartn d i m s i ini.
Ungkapan tePimakasih p l i s sampttikan kepada Bapak Rektor IPB dm

&kan Sekolab Pascasarjanrt IPB atas kesempatan yang dib&an unmk
men&uti studi program Doktof. Kepada Bapak r W r USU yang telah
m e m b e h dana untuk smdi di XPB, Bapak D h k w P r o m Pascasarjana U SU
p g tefah memberikan dukungan morit, Bapak Rkan Fahltas Pmnian USU
yang tel& mmberikan gin mtuk meImju&an Program Doktor di IPB. Ungkapan
terimakasih j u g disampaikan kepada Bap& Gubernur Pa&Propinsi
Sumatera Uhra atas dukungn d m yang diberikan.
Kepada istri daxl anakku, Ayahandit (am),Ibunda tercinta (Almh), h p a k
Mertua (Alm) dm Xbu m e m , kakak, nbmg dm adik-adikku penulis
mengucaphn banyak terimakasih atas p e n g d n , doa dan brsntuannya. Ti&
Zupa pula pmulis menyampaikan terimakasib kepada Direksi PTPN If dm IZI
h r t a stafnya yang tdah menyumhgkm bungkil inti sawit, tmpur sawit, daun
sawit, Llit buah kakaa, dm fetes tebu sebagai mat& ymg digundcan dalam
...
penelitian ini
Akhir kaIarn penulis berharap semoga k q a ifmiah ini bemanfaat p a
baa pengembangan ternak domba di Indonesia, buusnya pengembangan
domba. Amin, amin ya RobbaI Aimin.

DAFTAR IS1


DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xiii

TTNJAUAN PUSTAKA ............................................................................

Damba Pmilangan Smge ha ......................................................
Damba Lukal Sumatera ......................................................................
~otensi~ i m b a h~erkebunansebagai ~ a k a nb b a ........................
Sistm Pmcmm pada Tmak Rumkansia ............ ..............,....
....
Pertumbuhm Mikroba Rumen .................................................

Fungi Fisiologx' dm Gejala Kekumgan Mineral EsmsiaI
pada Domba .....................................................................

Kompasisi Mineral Bahan P&m Penelitian................................

Pencemaan dan Metablisme Karbohidmt dalam Rumen ................

Penmaan dan Metalmiisme Protein &lam Rumen .....................
MATERI DAN METODE ................... ,.,................................

41

Tempat dm Waktu ............................................................... 41

Materi ........................................................................................................4 I
Bahan Ransum ......................................................

41

.........................................,,.,............................................... 41
Kmdang ............................................................................................ 42
Rmsp .............................................................................................42
Mecode ......................................................................................................
42
Domba

Subsektor petemah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di bidmg


sektar pertanian. Namun hisis moneter dan ekonumi yang berlangsung sejak tahun
1997 Eel& menirnbutbn kegagah pembangutlan industri petemdm nasiad. O l h

karena itu prnlxngwm ptemakan di mass yang akan &tang perlu mencari solusi

kendala-kendda ymg cfiMpi. Pads em gIoMisasi ini, industfi petedcm h m
mampu memanfaatkan sumberdaya lokaf secara optimal dengan menerapiran

teknologi rnoderen tepat gum.Praduk petemakan yang dihasilkan ham memiliici

daya saing Ping@ sehingga &pat memenuhi penyamtan mutu inkmmiod.
Salah satu kendala pada pengembangan damba di Indonesia acfalah flukhrasi

ketersediaan cfan rendahfiya kualibs pakan. Hal ini disebabkan karena ketersediaan
hijaun pakan semakin berkurang d m padang pnggembafwan mrnakin menympit

seiring dengan tjngginya pngpnstan Iahan untuk perkebunan, pemukirnan dm
industri sehingga perluasan m a 1 pertamman h i j a w pkan nymis Ei&


mugkin.

Mchwell (1992) melaparkan bahwa kijauan pidm di b r a k tropis jamg dapat
memenuhi semua kebutuhan nutrisi tern& terutama nutrisi mineral, EIal ini ternyata

benar unt& tern& di fndonesia p g sudah dilaprkan h k m p Icasus defisiensi
mineral pada ternak rumimsia (Praborvo

pennasalahan ini p r l u di&

domba.

ef

a/., 1994). Unhk mengatasi

sumkr pakan barn yang punya potmsi sebagai pakan

Lirnbah perkebunan dm pabriknya dap& dijadibn sebagai &an
sampai s e k m g b l u m dim&tkan


altematif dan

secaxa maksimal. Penggmamya sebagai

pairan domba rnemberikan keuntungan ganda yakni menambah variasi dan persediaan
pakm sem rnengurangi pencemaran lingkwgm. Dalam konteks ini limbah
perirebunan yang digumkan dm diteliti terdiri atas d u n kef apa sawit dm kulit buah

Irakao, wimgkan limbah pabrik prkebunctn terdiri atas lumpw sawit, bungkil inti
sawit dan teks tebu m m p h p i l i b u m a untuk diteIiti dm dijadikan sebagai

palan domtra. Lirnbah ini tekomentrasi pafa wilayah tertentu dalam jumlah yang
me'limph sepanjmng tahun. MeIihat ketersediaan &in letahya jauh dari pemukirnan

penduduk m&a f&n yang luas itu relatif man dari kemungkinan t e r p u r , sehingga

lirnbah ini &pat menjadi andalan dm m e m k r i h harapan untuk dikembangkan
menjadi bahan baku agroindustri palm ternak nuninansia (SuQrdi, 1977).


Bahan pakan yang krasstl dari limbah perkebunan dan pabriknya mempunyai

kandmgm protein, kecernaan dan pafatabilitas rendah sem kandungm sera$ kasar
t i n e . Meskipun limbah ini memifiki kualitas rendah, tidak berarti produksi dumb
yang tinggi tidak dapat dihasilkm sepjang sentuhan teknolagi untuk mengorehi

nutrisi yang tidak seimbang dilakukan. Dengan demikian p

n

~

~ sebagai
y a

pak;an domba &lam jwnfafr ksar mernerlukan pnmhhan s m h r nitrogen seperti
urea. Sudah lama diketahui bahwa rnikroba rumen dapt rnenggunalran amonia a 4

urea dengan baik. Sekitar 80% jenis rnikroba rumen dapt menggutlakan amanin


sebagai s m h r nitrogen tunggal.
Domba dapat menggunakan palm lirnbah prkeblinan yang sebgian &sar
&nip semt cfengan bantuan enxim yang dihmilkan oleh milrroba m e n . Karena itu

kecemwn pairan =rat ini sangat tergmtung pa& populasi mikroba rumen terutama
W e r i lpencema semt. Peningkatan papulasisi rnikroba rumen &rutma p n c e m serat

dapat: dideicati

kecuhpan zat nutrisi untuk perkmbangbiahnya. Hal utarna

yang h a m diperhatikan &lam memanipulasi sistern ekosistem rumen acfitlah
mmprhatikan nutrisi yang esensial unhrk pertumbuhan mikroba
Per~umbuhan dm perkembgbiakm mikroba m e n temhma bakteri

sdulalitik membutuhkrm asam I&

mtai cabng (BCFA). Bakteri seIulolitik

rnengpmkm asam lernak mtai cabang sekgai kemngka karbon untuk sintesis

protein hrbutulya. Asam femak rantai cabang yakni isobutirat, isovalercat:dm 2- meti1
butirat diprofefr dari protein palcan, Asam lemak rantai cabang ini adalah ha61

deaminasi dm dekarboksilasi dari asam amino mtai cabang (BCAA) yahi leusin,
isdewin dm valin, Bila kmdunpn asam amino rantai caking pakan rendah maka

asam 1-k

ranhi abartg menrpakm faktor pmbatas pertwnbuXlan bakteri

selulalitik.
Nidxolisat bulu ayam ada1ah bahm pakan sumber protein yang dapat diproduksi
secara lob1 dengan kmdungan protein kasar sebesar 81-90,60% (NRC, 1985;

Sutardi, 200 1 ), Protein hidratisat bulu ayam kaya akan asam amino bercabang yaitu
leusin, isoleusin, dm valin dengan kandwgan masingmasing setmar 4,88, 3,12, dan

4,440/0,mmun defisiexr akan asam amino metionin dm fisin. Untuk memenuhi
kebutuhan asam Iem& rantai cabang bagi pertumbuhan b&eri selufolitik makn

dilahkan supfementasi bidrolisat bulu ayam sebagai sumber asam amino rantai
cabmg yang berperan sebagai prekusox asam Xmak rantai cahng.

Baa temak m i m i a mineral merupalcan nutrisi yang esensial, %lain

digwakan untuk memenuhi kebutdm temak juga memasok kebutdm mikroba
nrmen. Hogan (1996) rnenyatakan bahwa untuk pertumbuhan dan prkembangbiakan

yang optirnaf, mikroba m e n rnembutulbn mineral makro (Ca, P,

a CI dan S),

mikro (Cu,Fe, h dan Zn) dm fmgb (I, Co dan Se). Minemf mikm dan mineral
iangka dibutuhkan rnikroba wtuk mel&ukm brbagai airtivitas temasuk sintesis
vitamin 8 12, dan kebutuhannya akan m i n d ini sangat &kit

ditrandingkan dexlgm

m i n e d rnakro. Keirmgan mineral ini krgantung pada icetersedimya &lam
hmh dan k e m p u a n tanaman untuk menyerap dm mereknsinya.
Kekurangan mineral meru-

salah satu penyebab timbulnya penyakit dan

renddmya pxduksi ten& minansia, terutama bila kebutufian penyediaan nutrisi ini
beigantung sepenuhnya pada @an

hijauan. Kekurangan mineral, begitu juga

keracunan minerat, hmng menjadi perhatian di Indonesia, t-laf ini disebabkan h e m
data h a i l penelitian setempat sangat sedikit dan sering ti& dipublilrasikm.

Kehrmgm, k&idahrasian, dm keracunan mineral pa& tern& m i m i s t

dilaporb hampir tejadi di selunrh h m h tropis (McDoweIl, 1996). Setiap mineral
mernpunyai fungsi f a t i yang beheda dm spesifik. Minerd makro temtama

menyusun bagian terbesar struktur organisme, sedangkan rnikro

langka lebih

berfungsi biokin~iawidan sebagai katalis pada reaksi enzimatis (McDonald et a/,,
1995). Mineral esensial dibutuhkm &lam jumlah d i l c i t , dosis yang tepat juga

h a m diprkitunghn agar jumlah mineral tertentu tidak menggmggu mineral yang

Iain s e a tidak rnenyetrabkan keracunan pak domba.

Mineral yang paling kekurangan di @ang pnggernbalaan dan pada tanaman
di herah tropik adalah I, Co dan Se (Hanjra el al.,1995; Nurdin, 1 995; Sambuu, 1995;

Hogan, 1996) dan di Indonesia tenitma Sumatera, ke tiga mineral l w k a ini juga
.,.

mengalami defisiensi (Toha dm Lebdasoekojo, 1978; L.eMosoekujo dan Tillman,
1979 yang kduanyii dalum McDowetl el of., 1980). Bahan pcnkan awl limbah

perkebunan dan pabriknya yang digunakan sehgai b&m pnyusun ransum
penelitian &my& defisien akan mineral CI, S, I, Co dm Se. Dalam ransum domba
yang pating diprfiatbn adiilah kecukupan mineral di samping nutrien yang lain,

karena domba ti&

dapat rnensintesis mineral &lam tubuhnya. Semua kebutuhan

mineral khususnya mineral,esensid harus tersedia ddam ransum yang dikrikan.
Penambahan berbagai mineral bai k secara in vitro maupun in vzvo memberikan
4

pengamh yang positif pada h v i t a s rnikroba nrrnen ( Martinez, 1972). Apabiia

tejadi status bkmmgan mineral maka aktivitas fementasi mikroba &lam rumen
tidak krlmgsung secara optimal, ha1 ini akan menyebabkan egsiensi penggwaan

ransum rendah dm a w m y a akan menmkan pertumbuhan ternak. Oleh kmna itu
suplementasi hidrolisat bulu ayam sebagai sumber asam amino ranhi c a h g d m

mineral esensial CI, S, I, Co, dan Se ke dalam rrpnsum berbasis limbah prkebumn
prlu dikaji manfaatnya pa&

Berdawlcan kern&

d o m b jantan persilangan Smge Putih dan Lakd

pemikiran yang teIah dipparkan, penditian ini

ditujukan untuk mernplajari pengaruh suplementasi hidrolisat bul u ayam dan

mineral esemiaf CI, S, I, Co, dan Se dalam ransum berbasis Iimbah pekebunan pada
pertumbuhan dornba jantm prsihgan dan domba jantan lokal Sumatera.
Rqunaan Penelltian

mil pncXitim ini di m p i n g mhtk p g e m b a n p ilmu pengetakuan dan
Chologi (IPTEK) dihmpkan membuka jalan ddm penggmaan srrmbrcfaya lakal
y a b i Ximbafi pekebunan

dm pabriknya a h n memkikan satu altemtif

&lam mengatasi kekwangm h i j a w palan di Indonesia.
HCpatesis Peneiitkan

SupIementasi fiidrolisat bulu ayam dan mineral esensid CI, S, I, Cu, dan Se

&Iam ransum kxbasis limbah pekebunan dapt meningkatkan prtumbuhan bakteri

Dam bsl Persilangan ( Sungc Putih )

Damba Sunge Putik mempakan dornba t i p bulu yang dihasilkan dari
Ff%i
h g a n antara tiga bangst yaitu St, Craix, hb8das, dm bkaf Sumatem dengan

kornposisi dm& 50% lob1 Smatera, 25% St Croix, dan 25% Barbados. Persilangan
hi dilakukan oIeh Sub Balai Penelitiaxl Temak Sunge Putib, Galang, Sumatefa Uwa,
hkerja m a dengan Srnatf Ruminant Collaborative Research S u p p o ~Program (SRCI~SPZData t e h s damba Sunge Putilx adalzih b o b t lahir anak 2,45 kg, jumlah an&

%kcfahim 1,58 elcur, mortalitas mpi umw sapih 7%, taju pertumbuhan 101,50

& h i , dan bobot badan mur 3 bulan 13, I4 kg f Submdriyo ef ul., 1996).
Damba Sunge Putih mempunyai kberapa keunggulan dibandingkan dengan
dotnk 1okaI Sumaterw a
n
m lain kmdaptasi den@

baik pada lingkungan trupik

ba.uuh seperti Indonesia dm lebih resisten terhadap parasit internal, persentase bobot
karkas lebifi tinggi, produk-tivitasnya Iebih tinggi, d m area wulnya lebih rendah
rG,tmby er ul., f 995).
Dom ba Lob1 Sumatera.

Domba lob1 Sumatera tergalong bangs dornba ekox tipis dengin

tip

wol kasar. Domba ini merupahn darnba asli yang tersebar luas di sefuruh wilayah

Indonesia dm dikenal sebagai domba lokal dengan ciri badan kecil, warna wul
b r n g a m rnulai dari wama putih sampi h i m , dan menunjukkan sikfus birahi

seplinjang tahun. Subandrt'yo et al. ($995)melaporkan bobt badan pertama kawin

domba foical Sumatera adalak 22,22 * 1,50 kgIjumlah anak sekelahimn X,SQ, b b t
Iahir 1$8 kg, hbt sapih umur 3 bulm 8,67 kg, bbt badan dew= 25 - 30 kg, dan
laju prturnbuhan sebesar 8 1,50 dekorlhari. Iniguez

.
lokd Sumatera & a s &

ei al. ( 199 1)

menyaakan dornba

-,

domba yang lambat laju pertumbuhannya serb mmpunyai

ulruran badan &wasa yang keciL Dengan prbaikan pahn dipat meningkatkan
jumlah anak sekelahiran dari 1,50 menjadi 1,132 ekor.
Potensi LSm bah Perkebunan sebagai Pakan Domba
Kelapa Sawit

Penanaman kelapa sawit: (Elmis gueneensis JACK) sedang d i k e m b g k n di
Indonesia, dengan peningkatan Iuasan yang pesat: dari 120.000 hektar tahun 1969
rnenjadi 2.633399 helctar pada tabm 1993 (Statistik Perkebunwn Indonesia, 1998).
Kompnen, komposisi dan estimasi produlcsi irelapa sawit disajikan pa& Tabef I.
Tabel 1. Komponen, komposisi tandm buah sawit, dan estimasi produbi dan libah

Komponen

Komposisi

I"/.>
Tandan buah segar
Ampas tandan
Berandolan bmh
Serat p m a n buab
Minyak sawit
Minyak sawit mumi
Lumpur minyak sawit
Inti sawit
Minyak inti sawit
BmgkiI inti sawit
Cangkmg biji
Kotoran dm air
Sumber : Aritunang (1 986)

100,OO
47,OO
49,OO
12,QO

Estimasi prduksi ( ton/hebr/tahun )
Sawit mu&
12,OO
5,90

Sawit dewasa
27,OO
12,OQ

13,fO
3,30
6,90

5,OO
4,50

6,20
1 ,SO
3,10
2,50
0,60
0,60

2,20

0,JO

2,30
7,50

Q,30

0,60
0,60
2,20
1,OO

25,W
20,OO

4,OO

1,OO
0,40

5,50
1,40
1,20

Produksi tandan buah segar kelapa sawit per helctar pr t a b seksar 12,CiO 27,OQ ton. T'anaman ketapa sawit rnenghasilkan 3 jenis limbah utama yang dapat

digunahn sebagai bahan palcan tern& yaitu daun krelap sawit, Iumpur minyak sawit,
dm bungkil inti sawit, Limbah ini cukup melimpah sepanjang Wun, namun

pnggumnnya sebagai

ransum domba b l w n maksinaal sarnpai sekarang

(Aritonang, 1986).

Dari 2.633.899 k k t a kebun kelap sawit dihasilkan tandm buah segar

sebesar 39,SO juta Eon per tahun dan akan dihasilkan limbah pabrik pengalahan sawit
kmpa Iumpur sawit s e b r t,98 juta tun dm bun@ inti sawit sebesar 0,91 juta
todfahun. Di samping limbah pabn'k ini &hasilkan limbah dam kelapa sawit sebsrtr
32,70 juta tadtahun. Komposisi zat nutrien dam kelap sawit, lwnpur minyak sawit,

dm bungkil inti sawitdisajikrtn padaTabel. 2.
Tabel 2. Karnposisi nutrien cfaun sawit, lumpur sawit, dan bungk.11inti sawit

Nutrien
Bahn kering (%)
Protein b a r (%)
Lemak b a r (%I
Serat kasar (76)

Daun sawit
9J,41a

13,30a

Lumpur sawit
94,OO'
13,2fia
1 3,wa
I6,OO"
13 ,9ub

BungIriX inti sawit
91,l la

15,40a
4,47"
?,?la
32,55*
I 0,50a
Abu
(%)
14,43b
5,1gb
TDN
(%)
56,QO
79,OO
8 1,OO
Sumber : a. Laboratorium Nutrisi Jur.Peternah FP USU Medan (2000)
b. Laboratorium llmu Makanan Ternak IPB Bogor (2000)

Daun Irelapa sawit menrpakrsn limb& padat yang k e ~ ~ n n ycdup
a
melimpah di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Dilihat dari bndungan protein

b

r daun kelap sawit wbmding dengan mutu hijauan (Prayitno dan Darmoku,

1994). Daun kelapa sawit &pat dipmses, diawetkan, &n dimanipulasi &lam bentwk

yang dapt diterima ternak ntmimsia. Hail peneiitian terakhir melaporkan bahwa

daun kelapa sawit &pat diproses ddam bent& pellet dan diawetkm dafam bentuk
s i l w ( Jafar dan Hassan, 1990). Penggmm daun kelapa sawit alah dicakfran p a

tern& sapi pdaging dm perah $an &pat dikrikan seksar 30 srunpeli 4 P ,
sedmgkm pa& domba setmar 20 sampai 30% &ri pkamya (Hkssan dan Ushio,
1990).

Lumpw minyak sawit: adalah farutan buangan yang dihasifkan =lama proses
ekstraksi m h y a k Bahan ini rnerupakan emulsi yang rnengmdung sekitar 2QOh
padatan, O,5O - 1% sisa minyak, dan air sekicar 78-79%. Lurnpur minyak sawit &pat

digunakan d a l m pkm damba seksar 25-30% @even&,

1977) dan Sianipar ef al.

(1995) m e l a p r h M w a pnggunaan Iumpur sawit pada dumh &pat

rnencapai

sebesar 30%.
Bunglcil inti sawit adaiah limbah ikutan proses ekstraksi inti sawit. Bahan ini
&pat diproleh dengan

proses hmia atau dengan cara mekanik. Wafaupun

kandungan pruteinnya agak tin@ tetapi karma kandungan serat kwarnya tinggi dan
palatabilitasnya rendah menyebabkan kurang sesuai untuk tern& rnonoghk dm

lebih swing dikrikan kegada t e d ruminansia terutama sapi perah, L3evendra
(1977) melaporkan bsthwa bunl3fciI inti sawit &pat diberikan s e k a r 30% d a m

m s u m domba. Batubara et al. (1993) melaporkan bahwa bungiril inti sawit &pat
d i m a n sehsar 4P?&lam konsemt dumba yang ditarnbith dengan 2Ph
molases. Aritonang (1986) melaporh bahwa pmberian konsentrstt yang
mengandurxg s e w bush sawit, lumpur sawit, bungkil inti sawit, rnolases, urea &in

mineral memberikm pertambahan bbot badan sapi seksar 0,47 k@ari. Bila

dihitung secara kebutuhan bGlfran kering domba sebesar 3,50% dari bbot badan marata 25 kg maka limbah sawit &pat

meny&i&m @an

unt& 23,M juta ekar dornba

gtiap tahunnya.

Kulit Buah Kakao

Kakao menrpkan tamman prkebunan yang pnanamannya krkembmg

dmgm cepal Sampai bhun 1998 kak;so yang telah cfi~atlamdi wilayrth Indonesia
seluas 668.919 hek-tar dengan produksi buah %gar 1.792.702 ton (Statistik
Perkebunan Indonesia, 1998). Fa& pengolahan buah kako diperoleh beberap

macam limbah yaitu kdit buah k k m dan kulit biji kakao. Kulit buah hkao
rnenrpabn limbah tedxsar dari tanaman kakao yang meliputi 75% dari bwh sega.

Dari produlrsi bush segar sebsar 3.792.702 ton dipexoleh b d m kering sbesar
212.435,lQton.. Komposisizatnutrienbwh kakaodisajikanpadaTak1 3.

Tabel 3. Komposisi nutrien kulit buah kaho

protein&&

(%)

5,16"

Lemak kasar (%)
1,42a
Seratkasar
(%)
33,1 Ua
Abu
9,89"
TDN
(Oh)
53,QQ
Sumber : a. hboratorium Nutrisi Jur. Beternakan FP-USU (2000)
b. Labotarium Ilmu MaIranan Temk IPB Bagox (2UUO)
Kuiit buah kakrta merupQk;an limbah bahan pkm kmrat dengan kandungan
protein rendah, oleh karena itu lebih tepat digmakan sebagai sumber energi bagi

temak ruminansia (Sutibo, 1997). Kulit buah kkao ciapat dibrikm pda domba

Ikvendra (1977) melaporkan bahwa kuf it buafi irakwo dapat dikrikan pada dornlra
s e h 30 - 40% &lam ransum b a d yang diberi tetes tebu.

'I'etes Tebu
...

Luas taxlaman tebu yang teIah dimarni di Indonesia sampai tahun 1998 addah

seluas 407,502 heirtar (Statistik Perkebm Indonesia, 19981 Dafi produksi tebu ini

akan diperoleh limbah eefes tebu seksar 570.502,80 ton setiap tahun.
T&s tebu addah cairan kental limb& pernumian @a, yang menrpakan sisa

nixa ymg $elah mengalami proses ~statisasi,Tetes tebu sekgai Iirnhh industri
mengmdung 50 - 60% @la, sejurni*

asam amino, dan mined. Tetes tebu

menin@a&m daya guna ransum. Tetes tebu &pat memperbaiki aroma dm

I3&m kering

i'rutein kasar
Lemak k a w
Serat k w
Abu

1'DN

("/.)
(*/.>

(w
(%I
("/.I
(%I

Tern kbu dapt dibrurtakan dalarn ransum domba yang krbasis limbah

t 06,00 g/ekor (Batubara et ab, 1993). Dalam pabn tambahan kerbau &gat

digmaIran M e s tebu sebesar 7,5U% (Elieser ~ ral
t.,1992).
Sistem Pencerumran pada Terna k Rumlnansis

Penmmm adalah r q k a i a n proses pembatrstn fisik dan kimia yang dialami

pakan daXam sitfuran alat pncernaan. Proses pencemaan temak ruminansia Iebih
icampfeirs dibmdingkm ternak lainnya. Sutardi (1980) menyatakan pencemaan pada

temk ruminansia terjadi swam m e b k oleh rnul~t, fernentatif oleh mikruba

rumen, dan hidrolitik oleh enzirn induk senang.
Ciri utama t e d ruminansia adalah pnttnya terdiri atas empat bagian yaikr

retihlm, m e n , omasurn, dm abomasum. Dalam stub fisiologi pencemaan temak
mminansia, mmen dan retikdum swing dipandang sebagai organ hnggal yang
disebut retihforrtunen, Pcncemn fernentatif di dalam retikolu-men sangat

intensif dan &lam kapasitas sangat besar. Penceman ini terletak sebelum usus halus.
Posisi ini sangat menguntungkan, karena pakm dapt d i u M dan disajibn &lam
b n t u k produk fermentasi ymg mudah diserap, temak menjadi mmpu menggmakan

pakan SeraE &lam jumlah yang febih besar.

Pada pencemaan ruminansia krdapat suatu proses memamah biak. P&n

bersemt yang dimakan untuk sementara waktu ditahan di nrmen. Pada saat Ern&
b e r k t i h t pakan

~

e dikernbdikan
n
ke mulut (regurgitasi) untuk dikwzyah

kembali (redeglubsi). Selanjutnya dicema fagi oleh enzirn mihob rumen rnenjdi
VFA, COa dm CH4, Aktivitas pngunyahan dm nrminasi dalm mdut mernbantu

degradasi pakan swam mekanis. Aktivitas ini juga merangsang sekresi saliva dari

mulut, Saliva menrpakm sumkr cairan buffer utarna untuk

stabilitas ekosistem

m e n . Fungsi saliva adalah sehgai cairan buffer, lubrikm, penghematan air,

hornemtatis Na, dm memperkecif kemungkinan terjadinya kembung (bloat). Sebagai

buffer, cairn saliva agak alkalis dengm pH 8,20 (Sutardi, 1977).
Ukmn m e n dan retikdum sangat besw meliputi 70

-

75% dari organ

pricemaan. R&ikul~.nunendihuni bmwm-macam rnikroba. Dari segi pncernaan
palran, paam retikulo-nrmen memberi sumbangan 40 - 70% krhadap kecemaan
bahm or@ k @can. Karma itu m e n dm retihiurn meru@an b a g h pnting dari

arm pencematan mrninansia, Rumen dihuni krbzagai jenis mikroorganisrne araaerob
yaitu M r i , protozoa, fungi, dm virus. Untuk pert~unbuhannyarnikruba mmen

membutubh suhu sekitar 39 - 4 1°cdan pH 5,50 - 7,00(Lloyd et a/.,1978).Bakteri
dan protoma sudatx lama dipefajari dan diungkap prannya

&lam fementasi di daiam

rumen (Steward, 1991). Akhir-akhix ini studi tentang mikmba rumen rnuiai
m e m p e h t i h peranan fungi seprti NeocuZ~irnas~icfrontuIis, Sphaeromonas
communis. Peman fungi m e n ddam pencernaan pakan cukup berafti ierutma
pada temk yang mengkogsurnsi pakan berhdstr serat hsar tinggi.

Kehadim fungi dalam ntrnen kmanfaztt kgi k e c e w f&i
&an.

serat &lam

Fungi &pat memkntuk kofoni pada jaringan lignoselulosa pkan, Dengan

wra ini fungi dimggap sebagai plopor daIam aktivitas selulolitik d d m rumen.
Ilthizoid fungi &pat twnbub jauh menembus dinding sel serat farmwin, sehingga

~nenciptakan&ses bagi bdcteri rumen dan enzim selulasenya mtuk mencema sera1
t Fonty, l99Q).

Bakteri nrmen menrpakan r n i h b a mmen yang banyak jenis d m macam

substratnya. Populasinya tinggi yaitu lo9-10" cacahan sel /ml isi m e n . Berdasarkan

substrat yang digmakart maka bakteri digofongkan sebagai bakteri pencema pati
(Bacteroides amyk;ihilw), gula (L.acfobaciNusruminus), selulow (Rwninococcus

albus), hemiselufosa (Butyrivibricr Jibr&oIvem), dan bakteri p e n g p a prod&

sekutlder ( p e n m a ldctat), Sekifar 38% Wteri m e n mempunyai aktivitas
proteoiitik ( S t e m , 1991 ).
Popufasi protozoa dalam m e n lebih sedikit d i h d i n g bak;teri ymg berkisar

lo5 - lo6 cacahan seVmt isi m e n . Produk fernenmi protozoa adaiah asam asetat,

butirat, f a k t , COl dan I&. Protoma Iebih menyukai substrat yang fernentabel
seperti gula dan pati. Karbhidrat fernentabel dalam mmen dengan cepat: dixrang

oleh protozoa, Proses ini ada rnanfaatnya yaitu rnernperlambat kooversi karbohidrat
menjadi asam laktat oleh bakteri nrmen, sehingga pnunrmn pH yang drastis &pat

d i h i n w (Erwmto, 1995).
Perturn buhan Mikroba Rumen

Perhimbuhan mikraba mmen y m g optimal mernbutuhkan asam amino dan

mineral. flntuk menddung psokan nutrien ymg cukup bagi pemmbufian mikraba
m e n , maka dilakukan beberapa supiementasi ke dalam ransum.

Hidrolisat Bulu Ayam

Bdu ayam merupakan has11 sampingan
ayam buras

dari rumah potong be-.

tern& ayam

petelur, pedagifing, dan

Populasi ayam di Indonesia shun 1999

sebesar 726,lU juta ekor (Statistik P e t e m h , 1999). Berat bulu &yam4% dari berat

tubuh total. lhri populasi 726,lQjuta ekor dengan bobt badan rata-rata 1,2 kg maka

akan diperaieh tepung bulu #yam sebesar 34.853 tan. Pada konteks ini hidmiisat
buiu ayam disuplementasi ke dafm ransum sebagai sumkr asam amino rantai
- ..

cattang. Tepung bulu ayam ymg d i g u n h n telah dihidrulisis dengan HCf 9% dan

prneraman %lama 9 hari. %bpib a h pdan t e d , buiu ayam terlebih dahdu
dibuat tepung. Kandungan protein bulu ayam cukup tin@, 'lebih tlnggi dari
bandungan protein tepung ikan, Kebmahan @pugbulu ayam sebagai W a n @:an
ternak x
n
tm lain m y a keratin (protein yang tergulong fibroixs ) yang sulit dicema

dan ketemahan fain adalah ren-ya

kandungan beberap asam amino wensiaf yaitu

metionin dan triptofan, namun kaxrdwgan teusin, isoteusin, dan valin cukup ti@
yang secara Wmt-tunrt adalah 4,88,3,12, dan 4,44%. Komposisi nutien hidrotisat

bulu ayam disajihn pa& Tabel 5.

Tabel 5 . Komposisi nutrien hidrof isat bulu &yam

Protein h a r
Lemak kaar
Serat kasar
Abu

(%)

(%I
(*/.I
(%I

U m m er ul. (1975) menyatakan bahwa bakteri pencema setubsa seprti
Racrerotdes serccinogenes dnn Ruminococcers a1bus untuk sintesis protein tubuhnya

m m b u ~ asam
~ n lemak rsrntai cabang (branch chin fqacid) sebagai prekusor.

lemk ini diperoleh dari deaminase dan dekartwhilase asam amino rantai cabang

(branch chain amino acid) dalam rumen. b s i i penelitian Sutardi (1976)

m e n g g u d m asam amino beradio i m p

I4c sebagai

pernut memperlihatkan

inkorporasi kerangfca karbon dari valin, leusin, dan isoleusin Ice d a b protein

mihoba ntmen krtwut- turut 31, 29 c%an 25%. hi membuktikm M w a kerangka

b

n kmhg sangat diprlukan untuk pertumb-

rnihoba m e n . Mardiati

( t 999) melaporkan M w a level supfernenmi asam amino mtai cabang terbaik pa&

ransum y m g tersusun dari serabut sawit 50%, de&k gandm 25%, bbungkil kelapa
23,50%, hpur 0,50Ph,vita mined 0,50%, m 0,25% dm p

terhadap femmtabilitas dan kecemaan in

vito

m dapux 0,25%

adatah vafin Q,IO%, leusin 0,20%,

dan isoleusin 0,10%.
Asam Iemak rantai cabang dalam rumen sebagim b e ~ br e m l dari fermentas1

(perornbakan) protein pakan. Karena i tu meskipun b&eri

selulol iti k mampu

menggmkan amonia sebagai sumber N utama, tetapi protein selalu Iebih ungguI

dibandingkm dengan urea dalarn mernacu kecernaan serat. Selajn itu mikruba ymg
mengalami lisis dalam rumen d m menyumbang p l asam lemak rantai c a b g
&lam m e n . ApabiIa p o k a n dwi 2 sumbex ini kumg maka diprhkan

suplementasi sumber asam lmak rantwi cabang wtuk perturnbuhan rnikroh.
PenamMan asam lemak rantai cabang &pat

memacu pningkittan kmmaan

dinding sel limbah yang brml dari & m a n , pnggunaan N sekaligus meninghthn
sintesis protein mikroba . P e n g a d suplementasi asam femak bermbang terhadstp

kewman dinding seX disajilran pada Tabel 6.

Asam lemak mntai
cabang
'j-an pa suplementasi
..
n-vwlemt

'

'

fCecemm

qjqdjng sei (94)
17,10

j 94 bbvtirat

15,SO
25,40
25,40

Cutqpuran isoacid

26,60
26,40

f~t)valerat

2- metilbutirat

v@br: Gorosito etal. (1985).

Konsentmsi amonia
Protein XI
(rngAiter)
rnikrob&m@iter)
17?,80
185,80

148,UO

146,190
169,90
134,na
177,fO

I62,IQ
IS;~,.BO
149,50
f 53,20

13Q,4Q
f ?

'

w ~ ~ ubma l m kemngka karbon bercabmg menguntungkan baberi selu1oIitik, dan

dcr~ganmeningkatnya pnggmaan N &an meningkakan sintesis protein mikruba
(14 w e 1 dsln Sniffer, 1984). Kekhasilan rnemacu pencemaan fraksi serat pakan amat

p r k i ~ i sangat
l
tinggi. Pada Tabel

6 tersebut di atas nyata bahwa supIementasi rantai

kurlwn lurus n-valerat tidak memkrikan efek yang berarti. T i p pubah ini

tnihroh. Mir el al. (1986) menyatah b&wa pnarnbahn BCAA dan BCFA

~~tcrtin&tkan kewrnaan bahan kering in vitro cfan j e t m i barley dan alfalfa.

~~lunjutnyaMir d m Mir (1988) menyatakan bahwa stqlementasi isohtim

tl~cuingbtbnkecemaan brthan kering, NDF, ADF, jerami' barley, dm wheat g m s
11,1,t:

h{iitsral Esensial

Hubungan antar mineral esensial s e c m antagonis mau@ sinergis disajikan
,

~ ~ t ~Gamtrar
ltl
1.

-

Lebih k m g 4% Bari hbuh domba texdiri atas mineral. Pads tubuh temak
dijurnpai sebqak 3 1 j m i s m i n e d yang dapat didcur, m
un h y a 15 jenis mineral

yang tergolong esensirtl urrtuk domba. Dari 15 jenis m i n d itu digulongkm ke d a b
mined maho (Ca, K, Mg,Na, CI, P, dm S), mineral mikro (Zn,Cu,Fe, dm Mn)

dan mineral Ian*

(I, Mo, Co,dm Se) (Ditaga, 1986; NRC, 2985; NRC, 1970).

Mineral &pat berintefaksi satu sama lain. Interaksi &rja& swam antagonis dm

sinergis. Konsep sinergis dan antagonis antara mineral dewan nutrisi lain belum

banyak diungkap dan diketahui. Namun demikian a& dugan h h w a sinergis hampir
selalu berjalan dua arah dan %ling rnenyakong, sedmgkan antagonis dapat &qadi
satu acah atau dua amh dm saline:menekan (Georgievskii, 1982).

Kebuhlhan domba &an mineral esensial dipenpruk aleh beberap&f a b r yaitu
jenis dm tin@$ produksi,

bangsa, proses adapsi, tingkat konsumsi, umw,

intenthi antar mineral, mineral dengan protein, dan mineral d e n p Iemak

( P h a s i , 1999). Kebutuhm mineral domba disaji kan pa& Tabel 7.
Batubam (1 988) menyatakan bahw temk di h r a h tropik membrrtuhhn

mineral yang Iebih tinggi &lam pkamya dibandingkan dengan yang diplihara di
d a d subtropik. Domb yang rnendapatkan pakan dari hijauan yang kekruxangan

mineral airan rnenckrita gejotla-gejafa pnyakit kehrxgm mineral (Nugruho, f 986).
Bebrapa hasil pnelitian yang difakukan pa&

industri dumba di seturuh dunia

menunjukkan bahwrt kekurrtngan atau keracunm m i n e d makro, rnikro dm langka

m e n d a n pxodubi wul, prhmbahan babt badan, dm menmnggu h g s i
reproduksi domba. Apabifa kekurangm atau keracwan ini sud&

sampai pacfa

tingkat yang serius &pat menyebabkm kmatian pada domba ( S h m i q 1995).

Tabel 7. Kebutuhan mineral esensial domba
Nutrien

Kebutuhan

Level maksimum

Mineral. Makro (%BK)
Kalsium (Ca)
Fosfor (P)
Kalium (K)
(Cl)
Klor
Sulfur (S)
Magnesium (Mg)
Natrium (Na)
Mineral Mikro (ppm)
Seng
(Zn)
Besi
(Fe)
Tembaga (Cu)
Mangan (Mn)
Mineral Langka (ppm)
Iodium (I)
Kobalt (Co)
Molibdenum (Mo)
Selenium (Se)
Sumber : NRC (1970) dan NRC

30 - 40
30 - 50
7 - 11
20 - 40
0,lO - 0,80
0,lO - 0,20
0,50
0,lO - 0,20

50
10
10
2

(1985)

Siagian et al. (1997) menyatakan bahwa mineral makro, mikro, dan langka
perlu diperhatikan karena kekurangan unsur ini akan menurunkan produksi yang
dapat dicapai. Churdh (1979) merangkum beberapa hasil penelitian in vitro yang
menunjukkan bahwa penambahan elemen tunggal beberapa mineral mikro dan langka
seperti Fe, Mn, Zn, Cu, Co, dan Mo dengan dosis sedikit di atas standar normal tetapi
di bawah ambang toksik dapat mengoptimalkan metabolisme mikrobial dalam rurnen
seperti aktivitas selulolitik dan produksi total VFA.

Fungsi Fisiaiogi dan Gejala Kekurangan Mineral Esensial pada Damba

Minemi rnempdm sebagian k b l dari ransum dm termas& nuksi e w i a l

bad domba. Tubuh tersusun atas tPekapa unsur minerat, t a p 1 hanya 15 mineral
..

yang esensial b q i domba yaitu 7 mineral m&o, 4 mineral m i h dan 4 mineral

langka @ilqa, 1986).
KaIsium (Ca)
Kafsium mempah mineral paling bmyak dijurnpai dalam hbuh temak ;

* 2% dari bbot Wan. Hampir 99% Ca terdapat pa&
sangat penting ~

tutang dm gigi. Ca dm P

~ terutamay&lam pernkntukan
a
tufaner, d

m gigi. Rasia antam

kalsium : fosfor addah antam I :1 dan 2: 1 (McaOnafd at al., 1995). Fungsi utama Ca
adatah untuk pernbentukm tulanghcermgka dan gigi, di anping itu Ca juga t ~ l i b a t
d a h pngttturan keseimlrangan stsam

trasa, pemeabilitas mernbran, dan produksi

susu. Kehadiran Ca di &lam jaringm sangat: esensiai

aktivitas sejumlab sistem

emim yang bertanggwg jawab am kontraksi atot, dm pembekuw~ldarah (konversi
protrombin rnenjadi trombin). Gejala kekurangan Ca pada domba adalah produksi

susu menunmq riketsia, osteomalasia, osteoprosis, dm milkfiver (NRC, 1985).
Fosfur (P)
Fosfor memegang perm fisiologis yang sangat penling &lam mbuh tern&.
Xaampir 80% P tub& terdetpat pada tutmg dan gigi. Selain kdmgsi sebagai

penpsun jaringan rz~ngka, fusfur bergem penting &lam
metabolism kartbohiht, femak, protein, &n

a s p k absorbsi dan

vitamin. Minemf P rnerupakan

kornponen fasfaiipid ymg mempeftgamhi prmeabifitas . sel, kompnen mielin
pembungkus urat saraf, transfer energi dalam sel melibatkan K P ,memegang peran

pnting dafam sistem buffer darah, mengaktifkan bebrapa vitamin B,dan mertlpakan

bagan dari makri genet& DNA dm RNA (McDowell, 1992).

GejaIa kekurangm P adalah riketsia, omomafasia, osteoprosis, nafsu rnakan
kuun, menunjukkm gejala pica,

prtumbuhan terfambat, produksi susu menurn, dm

reproduksi tidak baik (Nugoha, 2986)
Magnesiwn (Mg)
Magnesium mempaJEan mineral ke 4 terbanyak yang dijumpai daf am hJbuh

t d , sebagai kumpanen pembentuk tulang,

*

O,O4% dari total k m t kering tub&

terdiri atas Mg,Era-kira 60 - 70% Mg tub& terdapt pada tulang ( NRC, 1985 ).
Selain pembentuk tulang, Mg krperm &lam sistem enzim, syaraf, metabolisme
irarbafiidcat, dan sintesis protein (Cuthbertson, f 969). Gejaia irekwangn Mg adalah
Magpzesium retony dm Hypomagn~rerniafetmy ( M c h d d at d.,1995).

b f i u m (K)
Kalium mmpakan mineral irr: 3 tehanyak yang dijumpai dalam tubufi tern&,
0,30% berat kering tubuh tennak, yang terdiri atas ion K' dsn sebagian besar

minerd ini kmda &lam cairan intras~:IuIer,Kaiium hrsama ion Na, CI, dm

bikabmt &perm cfabm pengaturan tekanan asrnose dafam cairan tubuh. K
brsma dengan Na krfwgsi &lam metabolisme karbXrirSrat, hususnya dalam
pngambilm @&usa oieh sel. Kalium krsama Na dan CI membmtu p g a t u r a n

kese:ihtrangan air &lam tubuh ternak, KaIium juga k p e r a n &am

sintesis protein,

meng&ifkan sejjumllah enzim, pada sistem syaraf, dan otut (Thamson, 1972; Wilson

dan Brigstocke, 198 f ).

Gejala kekumngan K adaf ah kelmahan atot-atat, kelumpuhan, jantung k r d e k r
k h g tejdi pembsaran jmtung, dan akhirnya jantung &pat krhenti hrdenyut
(cardiac arrest ) (Thornson, 1972).

Natrium dm Khlorin (NaCI =@ram)

Natrium temtama terdapat sehgai katian a i m n jrrringan ekstraseluler,

sedangkan Cl dijumpai dalam sel dm pada cairan tub& temk. Kation %+ k m a

-

sama &ngn anion C1 - impran menjaga keseimbangan asam h
a,memefihrtra

tekanan osmose* mengatur p m s u k a n zat mairaRan Ilf: d a m set, mengatur h d a r

cairan Wuh, M n g s i dalam aktivitas syaraf dan mot, talibat &lam pngangkutan

asam amino secara &if, cfan pqgmbilm @&us

aleh sel (Cuthbemn, 1969).

Gejala kehrangan NaCI add& nafsu makm hifang, efisiensi penggunaan
palran rendah, produksi susu merosat, kandisi badamya rnenjadi lemah, prkunbuhan

terhambat. Pa& dumba defisiensi NaCt &pat menimbufkan gejaia "pica" yaitu

men@@

kayu dan menjilat-jifat tanah. Gejala akhir m e n g g i ,

hilang

keseimbangan, tmah, denyut jantung tidak teratw:dan akhirnya mati (NRC,1985).

Sulfur f S)
Tubuh domba mengandung

J:

0,15% S, y,ang terdapat dalam sernua XI.

Sebagian bmar S terdapat &lam h t u k orpnik, tenrtama dialam protein yang

kornponen asam aminanya mengadung sulfur. Funpi S ymg utama adatah untuk
sintesis asam amineyaq mengandung S (sistin, sistein, dan metionin), cfan vitamin B
(biotin dart tiamin). -5utf3ar juga terlibat &lam beberap fungsi tubd yaitu

metabofisme protein, pembk&ih d h , fungi endofin, dan keseimhngan asam

basa cairn intra dan ekstra seluler. Hanya sedikit S terdapat dalam bentuk anorganik

yaitu padta ktrondroitin sulfbt yaitu sebagai pen@ tulang rawan (Whmger dm

Matrone, 1970;Johnson, X 983).
GejjJa kekumngan S hampir sama dengan kekurangan protein yaitu nafsu m&an

hilmg, -balun

bbt M a n menurun, efisiensi @an

rendah, prduksi wol

m e n u , s~ilivasiyang berlebihan, &n woofhulu rontok (Wfianger dan Matrone,
1970).

Seng (Zn)

Tubuh domba rnengandung mineraf Zn

&

3 rng % dan d i t e m u h di ddam

Wisp jaringan tub& temak, dan bmy& dijumpai dalam jaringan epidermis seperti

kulit, rambut &n wool. Zn merupak-stn komponen &if enzirn karbonik anhidme
yang tefutama dijumpi padst sef darah rnerah. Zn m e r u m aktivator bebempa

sistem enzim. Zn txIibat &lam repfilrasi, differemiasi sel, sistern kekebab, dan
keseimhgan elekt~ofit. Fmgsi fisiolugis lain Zn addah d d m prwhksi,
pnyirnpanan dan sekresi kberapa hornon (McDonald ef cal., 1995).
Gejala kekurmgarx Zn adafah pertumbuha~lkrganggu, hilang mfsu mdm,

parakeratasis, dan perturnbuhm tulmg ti&k

normal. Pi&

domba jantan

petkernbangan testes terhambat dan sprmatom cacat, sedan@= pada domba ktina
semua fase mproduksi dapat terganggu (Nugroho, 1986).
Tembaga (Cu)

Mineral Cu, mempakm kumponen genting m k pernben-

sel &rah

mer& terdapt dalam plasma darah. Funpi Cu adalah wtuk pemkntuk:an sel darah
merah, beqxran dalam siskm koenzim, fungi jantung, p i p e n m i dari rambuthulu,

penyerapan Fe di dalam usus, mobilisasi Fe dari jaringan tempat penyimpanannya,

dm sistem reproduksi. Gejala kekurangitn Cu pa&

damba adatah anemia,

osteoprosis, tidak fail, pigmentmi pada woolltrulu kurang , woolhulu lurus, dan
wmlhulu k m g elastis (D'Meflo, 20W).

Besi (Fe)

Tubuh hanya mengmdungA 0,0#% Fe, a h t-pi

mineral ini memegang

~ n a penting
n
sebagai pusat proses irehidupsan. h b i h k m g 90% Fe da1m tub&
krikat pasfa patein. Protein yang terpnting adaIah kmoglobin fiat: m

a merah

darah). Fungsi Fe adalah sebagai kumponen z i t wama me& dmrah, Eungsi Fe yang

terpen ting '&dam hemoglobin adalah unt& pengikatan dan tmsportasi U2 ke sel dan

di sini Q2 d i l e p k a n dan mengikat CQ2. Oksigen kcmudim d i s i m p &lam ikatan
dmgm mioglobin di d a b sel. Fe beqxran dalam pernapasan

dan ddam reafcsi-

reaksi biokimia terutama ymg berhubwgan dengan enzirn rantai transport dektran
(sitokrom) (Chuthbertson, 1 969).
Gejala kekurangan Fe pada domba rneiiputi

perturnbuhan t e r b b a t , faju

pernapasan rneningkat, daya t&an tub& terhadap p y a k i t m e n m , mortalitas
tinggi, cfan anemia (NRC, 1985).

Man@

Mineral Mn paling banyak dijumpai padrt hati dm tutang. Mn dibutuhlran
untuk p m b e n t u h kerangka tut ang, perkembangan kerangka tulang, perkembangan
otot, prtumbufian, dztn reproduksi. M g a n j u g bdungsi dalm metabolisme

intermedier &lam peng&ivan beberapa enzim (aktivator enzirn), Gcjala kckurangm

Mn pada durnba adalah pembentukan tulang tidak normal, pembuabn tidak baik,

dan pertumbuhan teqpggu (Whitehead, 2UUU).
lodiurn (I)
Ka&x I dalm tubuh sangat: rendah. Pada temak dewasa adaiah

* 0,6 mgkg

-

berat badan dm tmampir semua I (70 80%) terdapat &lam kelnnjar tiroid. ldiwn
beperan d a h sintesis
~
2 hornon yaitu triiodotironin &n tetraiadotiranin (firohin)
Kedua hornan ini diproduksi di kelenjar tiroid Hornon-honnon timid dapaf

mempercept xeaksi di dalwm organ dm jaringm tubah, meningbtkan laju
metabalisme basal, rnmprmpat prtumbuhan, 8an meningkatkan konsumsi oksigen
dari slur& ox@srme @RC, 1985)

Gejala kekurangan I pada anak domba adalah lehemya membesar (gondak),
f&ir lemah, dan tak berambudwool. Pada domba dewasa defisiensi fadium
menufunkan produksi wool, susy tingkat pmbuafxan, kegugurarr ,pnurunaxl fungsi
otak, dan martaiitas tinggi (D'Mella, 2000).
Mulibdenurn (Mo)

Minemi Ma merupnlran kamponen dari 3 metalloenzim yaitu xunthine
oxiduse, aldehydede
oxiduse dan sulphyre oxiduse. Pa& mamatia seperti domba Mo

terlibat dalitm rn&t>oIisme purin, pirimidin, pteridin d m aldehida dan juga &tam

oksidasi sulfite. Xmthine oxiduse

dm aldehyde oxiduse terlibat dalam rantai

transport elebon dalm seI dan sitokrom C ikut dilibatkan. Sebagai komponen
xanihine oxikse, fnaica Mo ikut bexperan &lam r a k s i enzirn dengan sitakrom C dan
juga mernfasilitasi reduhi

sitokrom C oleh aldehyde oxiduse. S#te

oxidme

rnengoksicfasi sulfite rnenjadi sulfat dan &hima dikeltlartcan rnebfui urin

(Georgievskii, 1980). Gejala kekurangztn kla adalak prtumbuhan tergnggu, wool
beserabut, anemia, gangptl pada tulanl;, dan tiW f d 1 @RC, 1 985).
Cobatt (Ca)

.

,.

Fungsi Co yang utama adaXah sbagai komponen vitamin I3 12, pemtbentuk sel

propionat sebagai bafian baku

~~~ g1ukosa di ddm tub&, dm Co juga

berperan daim proses triokimisi sebagai kumponen senyam organik yang lain

(Maynard, 1978). Gejala irekmmgan Co M a h nafsu makatl kilang, Imah, kurus,
rambut kusam, anemia, praciuksi susu rendah, dan kegagalan &lam reproduksi

(filman dan Hamilton, 1952; PruaMrasi, 1999).
Se

Dokumen yang terkait

Karakteristik Material Komposit Keratin Hasil Ekstraksi Limbah Bulu Ayam Dan Matriks Polietilena Kerapatan Rendah

19 105 62

Pengaruh Penggunaan Tepung Bulu Ayam Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Buras Umur 8-16 Minggu

0 29 53

Pengaruh Pemberian Tepung Bulu Unggas Dalam Ransum Terhadap Persentase Karkas Ayam Buras Umur 16 Minggu

3 43 56

Pemanfaatan Limbah Perkebunan Dengan Suplementasi Hidrolisat Tepung Bulu Ayam dan Mineral Esensial Terhadap Performans Domba Jantan Lokal Sumatera dan Domba Jantan Persilangan Sei Putih.

0 35 62

Suplementasi Hidrolisat Tepung Bulu Ayam dan Mineral Esensial dalam Ransum Berbasis Limbah Perkebunan Terhadap Produksi VFA Total dan NH3 Pada Domba Jantan

0 31 49

Pengaruh Suplementasi Hidrolisat Bulu Ayam, Mineral Esensial dalam Ransum Berbasis Limbah Perkebunan terhadap Rasio Konversi Pakan dan Income Over Feed Cost pada Domba (The Effect of Hidrolyzed Poultry Feather and Mineral Essential Supplementation in Pl

0 32 6

Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Sebagai Sumber Protein Ayam Pedaging Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

4 40 108

Suplementasi Zn dan Cu Organik pada Ransum Berbasis Limbah Agroindustri untuk Pemacu Pertumbuhan Domba

0 4 190

Peningkatan pertumbuhan domba persilangan dan lokal melalui suplementasi hidrosilat bulu ayam dan mineral esensial dalam ransum berbasis limbah perkebunan

0 6 119

Peningkatan produktivitas kambing gembrong yang terancam punah melalui suplementasi multivitamin-mineral dalam ransum berbasis hijauan lokal.

0 1 29