10. KMWC dan Septictank
Dari cara penyaluran airnya, sistem pembuangan air kotor, kotoran, air hujan, dan air bekas, dibedakan dalam 2 jenis yaitu sistem
campuran dan sistem terpisah. Sistem campuran, artinya air bekas dan air kotor dikumpulkan dan bersama-sama dibuang menggunakan satu aliran.
Sedangkan sistem terpisah, air dikumpulkan sesuai dengan jenisnya dan dialirkan secara terpisah. Air kotor menuju ke septictank sedangkan air
bekas dan air hujan menuju riol lingkungan Tamrin, 2008:201. Air kotor asal dari cucian dan kamar mandi disalurkan melalui
saluran tertutup dari pvc Ø 3” untuk selanjutnya dialirkan ke saluran umum, dan air kotor dari kakus disalurkan melalui pipa pvc Ø 4” yang
selanjutnya dimasukkan ke tangki septictank Depkimpraswil, 2002-2:55.
2.4.3 Bedah Rumah Sebagai Usaha Peningkatan Kualitas Rumah
Dari pengertian secara harfiah, istilah bedah rumah dapat diartikan sebagai usaha perbaikan, renovasi dan rehabilitasi terhadap
bagian atau komponen rumah yang memiliki kondisi rusak. Perbaikan berarti pembetulan hasil, usaha dan sebagainya,
memperbaiki, perihal menjadikan keadaan baik Depdiknas, 2001:91. Renovasi berarti pembaharuan, peremajaan, penyempurnaan –
tentang bangunan gedung dan sebagainya Depdiknas, 2001:948. Rehabilitasi berarti pemulihan kepada keadaan yang dahulu
semula, perbaikan komponen yang rusak dan sebagainya Depdiknas, 2001:940.
Secara keseluruhan bedah rumah yang merupakan kegiatan perbaikan, renovasi dan rehabilitasi terhadap bagian atau komponen
rumah yang rusak ini dapat diartikan sebagai usaha peningkatan kualitas rumah.
Di Kota Padang, program bedah rumah ini diwujudkan dalam bentuk bantuan perbaikan rumah, dimana pada tahun 2008 sebanyak 11
unit rumah tidak layak huni yang diseleksi dengan prosedur tertentu diberi bantuan perbaikan fisik secara cuma-cuma sebesar Rp. 10 Juta. Kegiatan
bedah rumah ini dikelola oleh Badan Amil Zakat dengan sumber pembiayaan dari dana amil zakat Kota Padang. Dalam pelaksanaannya,
peningkatan kualitas rumah dipandang secara spesifik dari komponen dasar bangunan. Misalnya perbaikan lantai saja, dinding, atau atap dan
sebagainya.
2.5 Persepsi
Walgito 1999:46 mendefinisikan persepsi sebagai proses pengorganisasian, penginterpertasian terhadap stimulus yang diterima
oleh organisme atau individu sehingga merupakan proses yang berarti dan merupakan proses integrated dalam diri individu. Persepsi mencakup
penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan. Persepsi mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian
stimulus dan penterjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisir yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan pembentukan
sikap. Menurut Rakhmat 1993 disebutkan bahwa persepsi merupakan
pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan dilanjutkan dengan
menafsirkan pesan. Pengertian ini juga selaras dengan yang dikemukakan oleh
Rachmat 1993 dalam Ludigdo dan Machfoedz 1999 bahwa persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional yang disebut dengan faktor
fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk dalam apa yang