Rakyat Penunggu dan BPRPI

Kotak 1. Rakyat Penunggu dan BPRPI

...Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, kami menjunjung nilai-nilai adat berupa nilai-nilai adat ke-melayu- an, memang kami terdiri dari beragam etnis tetapi kami semua adalah rakyat penunggu bagi tanah jaluran dan yang memperjuangkan hal itu, saat ini adalah BPRPI, demikian ungkap salah satu pengurus BPRPI dalam salah satu diskusi tentang rakyat penunggu.

Rakyat penunggu berasal dari kata rakyat ‘penonggol’

HGU & HAM

adalah penduduk pribumi, penduduk asal (bukan asli, karena berarti ada penduduk yang tidak asli). Konsekuensinya bahwa semua rakyat penunggu dikatakan pribumi pada tanah jalurannya. Tidak melihat keetnisannya, setiap orang dikatakan pribumi asalkan ia rakyat penunggu. Jadi, rakyat penunggu Kampung Durian Selemak berhak terhadap tanah ulayat Kampung Durian Selemak, demikian pula dengan Kampung Mabar, dan seterusnya. Secara garis besar, masyarakat yang tergabung dalam BPRPI terdiri dari pertama, musthotiin, anggota masyarakat yang ke dua orang tuanya berdarahkan Melayu. Kedua, semendha, anggota masyarakat yang salah satu orang tuanya berdarahkan Melayu. Ketiga, resam, anggota masyarakat yang ke dua orang tuanya bukan berdarahkan Melayu tetapi dia resam (simpatik) terhadap perjuangan rakyat penunggu dan nilai-nilai adat kemelayuan serta menjadi rakyat penunggu.

BPRPI adalah organisasi massa yang kental dengan nuansa kemelayu-annya yang didirikan tahun 19 April 1953 di Medan dimana organisasi ini secara umum menuntut dikembalikannya tanah jaluran bagi rakyat penunggu.

BPRPI membagi wilayah kerjanya ke dalam 5 wilayah yakni Langkat, Binjai, Medan, Deli, dan Serdang. Sampai dengan 2007 ini sudah lebih dari 50-an kampung tergabung dalam organisasi massa ini. Saat ini Ketua Umum dan Sekjen organisasi massa ini adalah Harun Noeh dan Alfi Syahrin.

Beberapa tuntutan BPRPI antara lain:

a. Pemerintah harus melaksanakan kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan tentang kasus masyarakat adat yang tergabung dalam organisasi BPRPI

b. Pemerintah pusat harus membentuk tim khusus yang melibatkan masyarakat adat BPRPI untuk mencari tanah yang pernah didistribusikan oleh Pemerintah kepada masyarakat BPRPI sebanyak ± 9.085 Ha yang terletak di

HGU & HAM

dua Kabupaten yaitu Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, yang sampai saat ini sejngkalpun tidak diterima oleh Masyarakat Adat BPRPI.

c. Pemerintah harus melakukan pengukuran ulang atas tanahtanah yang dikelola PTPN II (Ex PTP IX)

d. Pemerintah harus bekerja sama dengan pihak Masyarakat Adat BPRPI dalam pengelolaan tanah-tanah yang saat sekarang ini masih dikuasai PTP II (Ex PTP IX)

e. Pemerintah harus melakukan perundingan ulang (membuat kontrak baru) jika pemerintah ingin memakai atau memanfaatkan tanah-tanah adat masyarakat adat BPRPI, dalam proses perundingan masyarakat adat dilibatkan tanpa ada intervensi.

f. Pemerintah wajib memberikan kompensasi terhadap tanah-tanah yang dipakai kepada masyarakat adat untuk kesehteraan masyarakat adat yang meliputi kesejateraan sosial (pendidikan, kesehatan) dan kesejahteraan ekonomi (pertanian dan saham)

g. Pemerintah wajib melindungi tanah-tanah adat yang telah dikelola secara mandiri oleh masyarakat adat BPRPI yang merupakan contoh nyata keberhasilan dalam mewujudkan ketahanan pangan seperti yang menjadi salah satu prioritas program pemerintah.

h. Pemerintah harus mengusut dan memeriksa tanah-tanah yang diperjual belikan oleh pihak PTP II (Ex PTP IX)

i. Pemerintah harus mencabut HGU PTP II (Ex PTP IX) diatas tanah adat BPRPI.

Sumber; Wawancara dengan Beberapa Pengurus BPRPI

HGU & HAM

Kasus PIR-SUS PTPN XIII Kecamatan Parindu – Kabupaten Sanggau 1

PT.Perkebunan Nusantara XIII (Persero) disingkat PTPN

XIII adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan tgl. 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18 tahun 1996. Akta pendirian perusahaan dibuat oleh notaris Harun Kamil, SH No.46 tanggal 11 Maret 1996 Dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman R.I melalui keputusan No. C2-8341.IIT.01.01.TII.96\ tahun 1996 serta dimasukkan dalam LEMBAR BERITA NEGARA RI No. 81.

PTPN XIII bergerak pada bidang usaha agroindustri. Komoditas utama yang dikelola PTPN 13 yaitu Kelapa Sawit dan Karet. Arah pengembangan Kelapa Sawit dilakukan melalui usaha horisontal dan vertikal. Pengembangan horisontal melalui perluasan areal terutama Kebun Plasma mengingat luas wilayah Kalimantan dengan iklim tropis sepanjang tahun masih terbuka untuk memperluas areal perkebunan. Sedang pengembangan yang bersifat vertikal merupakan strategi membangun Down Stream Industry, di mana di dalamnya terdapat Industri Fraksinasi, Refi nery, oleo Kimia,dan industri Pemanfaatan Sisa olahan.