Metode LMTD Pada Aliran Paralel Sejajar Metode LMTD Pada Aliran Berlawanan

dA = luas penampang tabung m 2 Th = Suhu fluida panas °C Tc = Suhu fluida dingin °C Gambar 2.18 distribusi suhu APK aliran sejajar Sumber : Output Autocad 2007, Juni 2015

2.8.1 Metode LMTD Pada Aliran Paralel Sejajar

Metode ini dipakai dengan arah fluida panas dan fluida dingin pada arah yang sama. Artinya perpindahan panas antara kedua fluida di dalam APK sama besarnya baik ditinjau dari fluida panas atau pun dari fluida dingin. Sehingga didapatkan rumus dan dapat dituliskan sebagai berikut dq = ṁ h Cp h -dT h = ṁ c Cp c dt c 2.23 dimana : ṁ h = laju aliran massa fluida panas kgs ṁ c = laju aliran massa fluida dingin kgs Cp h = panas jenis fluida panas Jkg K Cp c = panas jenis fluida dingin Jkg K Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa dT h 0 dan dT c dan dituliskan sebagai berikut : dT h = - 1 ṁ 3453 ; dTc = 1 ṁ 6 78 6 2.24 Kemudian persamaan diatas diturunkan, sehingga didapatkan : dT h – dTc = d T h – T c = - 1 ṁ 3453 - 1 ṁ 6 78 6 2.25 dimana diketahui bahwa : 1 ṁ 3 78 3 = ṁ 3 78 3 dan 1 ṁ 6 78 6 = ṁ 6 78 6 2.26 Lalu disubstitusikan persamaan 2.17 ke 2.16, maka akan didapatkan persamaan : d T h – T c = -dq ṁ 3 78 3 + ṁ 6 78 6 2.27 Kemudian mensubstitusikan persamaan 2.13 ke 2.18, maka didapat: d T h – T c = -U dA T h - T c ṁ 3 78 3 + ṁ 6 78 6 2.28 setelah itu, persamaan 2.19 disederhanakan menjadi berikut: : ; – ; ; ? ; = - U dA ṁ 3 78 3 + ṁ 6 78 6 2.29 Dengan mengintegralkan persamaan 2.20 dan menganggap bahwa U dan ṁ 3 78 3 + ṁ 6 78 6 adalah konstan dan batas integral ditunjukan pada gambar distribusi suhu maka didapatkan: : ; – ; ; ? ; 3 6 3A 6A = −D ṁ 3 78 3 + ṁ 6 78 6 EF G H 2.30 Maka hasil dari integral persamaan 2.21 didapat: ln T ho – T co – ln T hi – T ci = - U A ṁ 3 78 3 + ṁ 6 78 6 2.31 ln ;I – ;I ;J – ;J = - U A ṁ 3 78 3 + ṁ 6 78 6 2.32 Berdasarkan neraca entalpi bahwa laju pindahan panas q : Q = ṁ h Cp h T hi – T ho = ṁ c Cp c T co – T ci 2.33 ṁ h Cp h = K 3A ? 3 ; ṁ c Cp c = K 6 ? 6A 2.34 dengan mensubstitusikan persamaan 2.25 ke 2.23 maka didapatkan ln ;I – ;I ;J – ;J = - U A 3A ? 3 K + 6 ? 6A K 2.35 q = U A L 3A ? 6A ? 3 ? 6 MN O3APO6A O3PO6 Q 2.36 Dimana berdasarkan gambar dari distribusi suhu : ∆ Ta = R ST − R UT 2.37 ∆ Tb= R SV − R UV 2.38 Jadi : q = U A ∆; X ?∆; Y MN ∆Z[ ∆ZY atau q = U A ∆; Y ?∆; X MN ∆Z\ ∆ZX 2.39

2.8.2 Metode LMTD Pada Aliran Berlawanan

Variasi dari temperatur fluida dingin dan fluida panas pada APK dengan arah aliran berlawanan ditunjukan pada gambar dibawah ini. Pada kasus ini fluida dingin dan panas mengalir pada arah yang berlawanan. Temperatur keluaran fluida dingin dapat melebihi temperatur keluaran fluida panas, namun hal seperti ini jarang dijumpai. Normalnya temperatur keluaran fluida dingin tidak melebihi temperatur keluaran fluida panas karena hal ini tidak sesuai dengan pernyataan hukum kedua dari temodinamika. Gambar 2.19 distribusi suhu APK aliran berlawanan Sumber : Output Autocad 2004, Mei 2015 Untuk temperatur masuk dan keluar fluida yang telah ditetapkan, harga dari LMTD untuk APK aliran berlawanan lebih besar dibandingkan dengan APK aliran sejajar dan untuk luasan pun APK aliran berlawanan lebih kecil dibandingkan dengan APK aliran sejajar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terlebih dahulu menentukan persamaan LMTD untuk aliran berlawanan berikut. dq = ṁ h Cp h -dT h = ṁ c Cp c -dt c 2.40 pada persamaan 2.31 dapat dilihat bahwa nilai dari dT h dan dt c adalah negatif hal ini berbeda dengan APK aliran sejajar maka dengan perbedaan tersebut dapat dilihat bahwa: dT h = - ] ṁ 3453 ; dTc =- ] ṁ 6 78 6 2.41 persamaan 2.32 kemudian diturunkan menjadi: dT h – dTc = d T h – T c = - ] ṁ 3453 - ] ṁ 6 78 6 2.42 dimana berdasarkan persamaan 2.17 yang kemudian disubstitusikan ke persamaan 2.33, maka didapat: d T h – T c = -dq ṁ 3 78 3 − ṁ 6 78 6 2.43 dan dengan mensubstitusikan persamaan 2.13 ke 2.34, didapat: dT h – T c =- U dA T h - T c ṁ 3 78 3 − ṁ 6 78 6 2.44 : ; – ; ; ? ; = - U dA ṁ 3 78 3 − ṁ 6 78 6 2.45 Menurut neraca entalpi pada persamaan 2.23 dan 2.24 kemudian mengintegralkan persamaan 2.34 dengan menganggap U dan ṁ 3 78 3 − ṁ 6 78 6 adalah konstan serta batas atas dan bawah yang ditunjukan pada gambar distribusi suhu APK aliran berlawanan maka didapat: : ; – ; ; ? ; 3 6A 3A 6 = −D ṁ 3 78 3 + ṁ 6 78 6 EF G H 2.46 Maka hasil integral dari persamaan 2.37 didapat: ln T ho – T ci – ln T hi – T co = - U A ṁ 3 78 3 − ṁ 6 78 6 2.44 ln ;I – ;J ;J – ;I = - U A ṁ 3 78 3 − ṁ 6 78 6 2.47 kemudian persamaan 2.39 diturunkan sehingga didapat: ln ;I – ;J ;J – ;I = -U A 3A ? 3 K − 6 ? 6A K 2.48 dengan mensubstitusikan persamaan 13 ke 28 maka didapat: Q = U A L 3 ? 6A ? 3A ? 6 MN O3PO6A O3APO6 Q 2.49 Berdasarkan gambar distribusi suhu: ∆ Ta = R SV − R UT 2.50 ∆Tb = R ST − R UV 2.51 Dimana : R SV = Suhu panas keluar ℃ R ST = Suhu panas masuk ℃ R UV = Suhu dingin keluar ℃ R UT = Suhu dingin masuk ℃ Jadi : q = U A ∆; X ?∆; Y MN ∆Z[ ∆ZY atau q =U A ∆; Y ?∆; X MN ∆Z\ ∆ZX 2.50 Berdasarkan penurunan rumus yang telah dibahas sebelumnya maka didapat: LMTD = = ∆; X ?∆; Y MN ∆Z[ ∆ZY = ∆; Y ?∆; X MN ∆Z\ ∆ZX 2.52 Untuk aliran sejajar : ∆Ta = R ST − R UT ; ∆Tb = R SV − R UV 2.53 Untuk aliran berlawanan : ∆Ta = R SV − R UT ; ∆Tb = R ST − R UV 2.54 Catatan: Analisis diatas dibuat berdasarkan hipotesa berikut : 1. Panas jenis fluida dianggap konstan saat melewati APK. Dalam perhitungan praktis dicari panas jenis fluida pada suhu rata-rata didalam APK. Hal ini tidak jauh beda dengan kondisi sebenarnya. 2. Koefisien perpindahan panas menyeluruh U dianggap konstan untuk sepanjang permukaan APK. 3. Jika ∆Ta tidak berbeda lebih dari 50 dari ∆Tb, maka LMTD dapat ∆TRL dapat diganti dengan ∆Tr aritmetik. Kesalahannya hanya dibawah 1. 4. ∆ TRL atau LMTD dapat juga dihitung dengan menggunakan grafik sebgai fungsi ∆Ta dan ∆Tb 5. APK aliran berlawanan lebih efektif dibandingkan APK aliran sejajar. Pada pembahasan sebelumnya telah disinggung mengenai luas APK aliran sejajar yang lebih kecil dibandingkan dengan APK aliran sejajar. Hal ini dapat dibuktikan dengan menganggap bahwa koefisien pindahan panas menyeluruh konstan nilai dari panas jenis fluida yang digunakan dan suhu masukkan dan keluaran kedua fluida baik fluida dingin maupun panas dianggap sama. Sebagai contoh temperatur fluida panas masuk dan keluaran berturut-turut adalah 180 o C dan 100 o C sedangkan temperatur fluida dingin masuk dan keluar berturut-turut adalah 40 o C dan 80 o C, maka dapat dilihat bahwa: `MTabN Gcdbdba bMTabN ecaMbfbNbN = g g = b ∆ hi bG b ∆ hi be Dengan menghitung dari nilai dari masing-masing D F ∆R j pada setiap aliran maka didapat: ` Yk ∆ hi bG ` YX ∆ hi be = 1 ` Yk ` YX = ∆ hi bG ∆ hi be ` Yk ` YX = lm, n,nl ` Yk ` YX = 1,27 Maka didapat perbandingannya yaitu: A as = 1,27A ab dari perbandingan diatas dapat disimpulkan bahwa luas apk yang dibutuhkan untuk kondisi yang sama namun konfigurasi yang berbeda maka harga luas yang didapat pun berbeda. Dari perhitungan diatas didapat harga luas APK aliran berlawan jauh lebih kecil dibandingkan dengan APK aliran sejajar. Untuk beberapa aliran, LMTD atau ∆R j perlu dikoreksi dengan mengalikannya dengan faktor koreksi F. aliran menyilang dalam hal ini yang perlu dikalikan dengan factor koreksi f. sehingga untuk rumus perpindahan panas yang terjadi di dalam APK menjadi: Q = U A F ∆R j 2.55 Dimana harga F didapat melalui grafik fungsi P dan R: P = oV?oT T?oT ; R = T? V oV?oT = ṁ78o ṁU8 2.56 Dimana: Ti = suhu fluida masuk cangkang ℃ To= suhu fluida keluar cangkang ℃ ti = suhu fluida masuk tabung ℃ to= suhu fluida keluar tabung ℃ 2.9Metode NTU Metode perhitungan dengan LMTD dapat digunakan bila keempat suhu dari 2 fluida diketahui, yaitu fluida masuk fluida panas dan dingin, suhu fluida keluar fluida panas dan dingin. Tetapi sering dalam persoalan APK yang diketahui suhu fluida panas dan dingin yang masuk. Maka dari itu digunakan metode NTU yang diperkenalkan oleh Nusselt. Dalam hal ini diperkenalkan notasi dari keefektifan APK yang didefinisikan sebagai berikut: Perpindahan laju pindahan panas real dengan perpindahan panas maksimum secara teori dapat terjadi dengan kondisi fluida masuk sama ke dalam APK fluida, kapasitas, suhu sama Atau secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: E = ]acbM ]pbqGTp p 2.57 Gambar 2.20 distribusi suhu pada APK aliran sejajar Sumber : Output Autocad 2007, Februari 2015 Gambar 2.21 ∆Tmax saat Tco mendekati Thi Sumber : Output Autocad 2007, Februari 2015 Gambar 2.22 ∆Tmax saat Tho mendekati Tci Sumber : Output Autocad 2007, Februari 2015 Dalam APK aliran sejajar, ∆Tmax tidak pernah tercapai. ∆Tmax tercapai untuk aliran berlawanan, dimana pada gambar B Tco mendekati Thi dan untuk gambar C Tho mendekati Tci. Kemudian perkalian antara laju aliran massa dengan panas jenis disebut kapasitas panas yang dinotasikan dengan C. C = ṁ.C p 2.58 Untuk kapasitas fluida panas dituliskan: ṁ h . C ph = C h 2.59 dan untuk kapasitas fluida dingin dituliskan: ṁ c . C pc = C c 2.60 perpindahan panas maksimum yang terjadi berdasarkan teori dihitung dengan menggunakan rumus q max = ṁ.C p min Thi-Tci 2.61 Dimana : q max = Perpindahan panas maksimum W ṁ = massa persatuan waktu Kgs r 8 sAt = Kapasitas panas minimum u qv ℃ Thi = Suhu panas masuk ℃ Tci = Suhu dingin masuk ℃ Maka berdasarkan persamaan yang telah dituliskan keefektifan APK menjadi: E = ṁ 3 U 53 3A ? 3 wṁU 5 xpTN 3A ? 6A dan E = ṁ 6 U 56 6 ? 6A wṁU 5 xpTN 3A ? 6A 2.61 Bila ṁ.C p min = ṁ h .C ph , maka keefektifan E menjadi, E = 3A ? 3 6 ? 6A 2.62 Bila ṁ.C p min = ṁ c .C pc , maka keefektifan E menjadi, E = 6 ? 6A 3A ? 3 2.63 Sehingga dengan mengetahui keefektifan E dari APK, maka didapatkan laju pindahan panas Q, q = E C min T hi -T ci dimana C min = ṁ Cpmin 2.64

2.8.1 Keefektifan APK Aliran Berlawanan

Dokumen yang terkait

Analisis dan Simulasi Keefektifan Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Sejajar Dengan Variasi Kapasitas Aliran

14 119 117

Analisis dan Simulasi Keefektifan Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Berlawanan dengan Variasi Temperatur Air Panas Masuk Pada Kapasitas Aliran yang Konstan

2 65 102

Uji Eksperimental Optimasi Laju Perpindahan Kalor Dan Penurunan Tekanan Akibat Pengaruh Laju Aliran Udara Pada Alat Penukar Kalor Jenis Radiator Flat Tube

2 38 101

Alat Penukar Kalor Analisa Performance Heat Exchanger Jenis Shell And Tube

41 272 63

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 56 132

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 1 21

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 0 2

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 0 4

Analisis dan simulasi efektifitas alat penukar kalor tabung sepusat aliran berlawanan dengan variasi temperaturairpanas yang mengalir dalam tabung dalam (tube)

0 0 1

Analisis dan Simulasi Keefektifan Alat Penukar Kalor Tabung Sepusat Aliran Sejajar Dengan Variasi Kapasitas Aliran

0 0 20