Produktivitas Tambak Intensif Bersubstrat Pasir pada Musim yang Berbeda (Studi Kasus di PT. Triasta Citarate, Sukabumi, Jawa Barat)

Dien Augustineke. C02498007. Produktivitas Tambak Intensif Bersubstrat Pasir pada
Musim yang Berbeda (Studi Kasus di PT. Triasta Citarate, Sukabumi, Jawa Barat)
(Dibawah bimbingan Bambang Widigdo dan Yusli Wardiatno)

RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produktivitas tambak intensif bersubstrat
pasir pada musim yang berbeda di tambak udang windu (Penaeus monodon) milik PT. Triasta
Citarate, Desa Gunung Batu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Bentuk penelitian ini adalah analisis terhadap data sekunder yang telah tersedia di PT.
Triasta Citarate. Selama operasionalnya sejak tahun 1990-an, PT. Triasta Citarate telah
mencatat data budidaya udang mengenai padat penebaran, dosis palcan harian, lcualitas air,
perturnbuhan udang, dan produksi udang. Untuk melihat karalcteristilc produksi udang windu
pada dua musim yang berbeda malca data penelitian ini diambil dari : budidaya pada musim
hujan (periode Desember 2000-Mei 2001) dan budidaya pada musim kemarau panjang
(periode April 2002-Olctober 2002).
Parameter-parameter yang digunakan untuk membedakan lcaralcteristik produlctivitas
tambak udang windu pada lcedua musim tersebut antara lain parameter kualitas air (suhu,
salinitas, derajat keasaman (pH), dan olcsigen terlarut), parameter pertumbuhan (meliputi
bobot udang yang dig~u~akan
untuk mendapatkan bobot rata-rata udang), dan parameter
produlcsi (meliputi total produlcsi, jumlah udang uutuk mendapatlcan derajat kelangsungan

ludup, jumlah pakan yang diberilcan selanla pemeliharaan unhdc mendapatlcan tingkat lco~iversi
pakan).
Data-data yang telah terk~unpultersebut dianalisis melalui pengujian secara statistik
dan deskriptif sesuai dengan kebutuhan, yaitu :
1. kualitas air, diuji dengan menggunakan uji statistilc (Uji t) dengal program Minitab
versi 11,
2. pel-tumbuhan udang windu dianalisis secara stastistik da11secara deskriptif. Secara
statistilc dengan analisis regresi linear sederhana menggunakan program Minitab
versi 11, kemudian dilanjutkan dengan Uji z untuk keparalelan, lalu dideslaipsikan,
3. data produlcsi diuji dengan menggunakan uji statistik (Uji z), Prosam Microsoft
Excel. Kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran
tentang produksi udang windu pada budidaya intensif.
Udang windu (Penaez~snnzonodon) memerlulcan lcisaran kualitas air tertentu, agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada umu~nnyakualitas air antara musim hujan dan
musim kemarau panjang tidalc berbeda, kecuali salinitas dan olcsige~~
terlarut. Suhu perairan
tambak relatif sama antara musim hujan dan musim lcemarau panjang. Pada musim 11ujan
diperoleh nilai kisaran suhu air antara 26,3-32,9OC (pagi), seda~glcanpada musim kemarau
panjang suhu air berkisar antara 23,7-32,5OC (pagi);dan 26,7-33,5 OC (siang). Secara umum
nilai kisaran pH pada kedua musim tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Nilai kisaran

pH pada musim hujan (periode Desember 2000-Mei 2001) antara 7,07-10,69 (pagi),
sedangkan nilai kisaran pH pada musim kemarau panjang antara 6,09-9,83 (pagi), dan 7,1110,14 (siang).
Salinitas berpengaruh bagi proses metabolisme udang. Nilai kisaran salinitas pada
musim hujan antara 6-3 1 ppt, sedangkan nilai kisaran salinitas pada musim lcemarau panjang
terjadi peningkatan, dimana salinitas berkisar antara 14-50 ppt. Selama inusim hujan lcisaran

oksigen terlarut di perairan tambak antara 1,43-6,94 mg/l (pagi), sementara itu pada musill1
kemarau panjang (nilai kisaran oksigen terlarut untuk pagi dan siang hasi berturut-tuxt antara
1,18-8,98 mg/l dan 2,76-14,58 mg/l. Nilai salinitas tersebut berada diluar toleransi bagi
kebidupan udang. Tingginya nilai salinitas pada musim kemarau panjang disebabkan oleh
penguapan (evaporasi) yang tinggi, tidak ada pasolcan air tawar yang bersumber dari Sungai
Citarate (debit air sungai menjadi kecil). Pada musim ini kenailcan salinitas di perairan
tambak setiap hari sekitar 0,5 ppt. Salinitas yang naik turunnya mendadalc alcan menyulitkan
udang dalam mengatur osmoregulasi di dalam tubuhnya. Kematian lebih banyak terjadi pada
perubahan salinitas yang berlangsung mendadak dan dalam kisaran yang besar. Unt~dc
lnenanggulangai kematian udang secara massal, malca dilakulcan transfer atau pemindahan
udang dari satu petak ke petak lain yang belu~nterlcontaminasi. Hal ini juga berguna untuk
menekan biaya operasional berupa biaya pakan, sehingga pada musim kemarau panjang, dari
43 petak yang ditebar, hanya 38 petak yang msunpu memproduksi udang.
Pertumbuhan udang windu pada musim hujan (periode Desember 2000-Mei 2001)

relatif lebih cepat dari musim lcemarau (periode April-Oktober 2002). Nilai pertambaban
bobot rata-rata udang windu pada musim hujan meningkat dari umur 30 hari sampai 100 hari
sekitar 3 gram, namun pertambahan bobot rata-rata udang mulai menurun ketilca udang
berumur sekitar 110 hari (menjelang panen) yaitu sebesar 5 1 gram. Pada musim kemarau
panjang, pertumbuhan udang windu relatif lambat. Pertambahan bobot rata-rata udang dari
umur 50 hari sampai 110 hari cenderung lebih kecil yaitu sekitar 1 gram.
Pemeliharaan udang windu pada musim hujan dengan padat tebar 5 23 ekor/m2,
selama 108 hari, SR 65,18%, dan FCR 1,67 memberikan produksi total udang windu sebesar
41,433 ton. Sementara itu, pada musim kemarau panjang padat tebar udang windu 26
ekor/m2, selama 139 hari, SR 33,42%, dan FCR 2,62 memberikan produksi total udang windu
sebesar 15,033 ton. Penurunan produksi ini, disebabkan oleh kondisi lingkungan yyan tidalc
mendukung. Produktivitas tambak intensif bersubstrat pasir (sistem Biocrete) mililt PT.
Triasta Citarate berbeda pada musim hujan (periode Desember 2000-Mei 2001) dan ~nusim
kemarau panjang (periode April-Oktober 2002). Pada m u s h hujan produltsi da11
produlctivitas tambak tinggi, lcarena didukung oleh kualitas air yang baik. Nanlun, pada
musim kemarau panjang terjadi perubahan kualitas air, terutama salinitas. Hal ini
mengakibatlcan pertumbuhan udang menjadi relatif lambat dan kelangsungan hidup menurun,
sehingga berpengaruh terhadap produksi udang windu dan produktivitas tambak.

*