Analisis Data

4.2. Analisis Data

Pembuktian hipotesis analisis assesment sales ratio di kelompok property perumahan dan perkampungan dalam penelitian ini menggunakan program

Excel 2003. Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70 yang diperoleh dari 2 kelurahan yaitu Kelurahan Mulyoagung dan Landungsari di Kecamatan Dau. Data sampel dapat dilihat dalam Tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2. : Jumlah Data Sampel Yang Diambil Sebagai Objek Penelitian

Kelurahan Wilayah Jumlah Prosentase Sampel

Landungsari 1. Perumahan:

♦ BCT

♦ Perum Landungsari

Asri

18 25.7% Mulyoagung 1. Perumahan

♦ Perum Sengkaling

Indah I

4.2.1. Uji Level of Assesment

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara NJOP tanah dan bangunan dengan nilai pasarnya. Jika level of assesment berada pada tingkat 100% (=standar nilai tengah 1,00) berarti tidak ada perbedaan antara NJOP tanah dan bangunan dan nilai pasar. Jika level of Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara NJOP tanah dan bangunan dengan nilai pasarnya. Jika level of assesment berada pada tingkat 100% (=standar nilai tengah 1,00) berarti tidak ada perbedaan antara NJOP tanah dan bangunan dan nilai pasar. Jika level of

Perhitungan studi ratio pada kelompok properti perumahan dan perkampungan dapat dilihat pada lampiran 5 dan diperoleh hasil perhitungan seperti terlihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. : Assesment Ratio (AR)

No Wilayah AR AR (%) Kesimpulan

1 Perumahan 0.37 37% Under assesment

0.5 50% Under assesment Sumber: Lampiran 5 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa level of assesment di wilayah

2 Perkampungan

perumahan dan perkampungan lebih kecil dari standar yang telah dilakukan, dengan kata lain telah terjadi under assesment. Terjadinya under assesment ini menunjukkan belum baiknya kinerja penilaian yang dilakukan KPPBB Kepanjen, karena penetapan NJOP masih di bawah harga pasarnya. Hal yang menyebabkan terjadinya under assesment adalah masih banyaknya wilayah di Kelurahan Mulyoagung dan Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang yang belum dilakukan penilaian ulang. Terutama pada wilayah yang berkembang dengan cepat, sehingga peningkatan nilai jual tanah kurang diantisipasi oleh KPPBB Kepanjen karena keterbatasan pegawai, waktu dan biaya serta luasnya wilayah. Hal ini akan mengakibatkan penetapan NJOP tanah lebih rendah daripada harga pasarnya.

Tingkat assessment ratio pada wilayah perumahan lebih rendah daripada wilayah perkampungan, hal ini disebabkan masih belum ada penyesuaian antara NJOP dengan harga pasar pada perumahan, dimana harga tanah dan bangunan untuk wilayah perumahan lebih besar dari harga tanah dan bangunan untuk Tingkat assessment ratio pada wilayah perumahan lebih rendah daripada wilayah perkampungan, hal ini disebabkan masih belum ada penyesuaian antara NJOP dengan harga pasar pada perumahan, dimana harga tanah dan bangunan untuk wilayah perumahan lebih besar dari harga tanah dan bangunan untuk

4.2.2. Pengukuran Tendensi Sentral

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel assessment sales ratio di kedua kelompok property lebih banyak berada di bawah atau di atas nilai rata-rata assessment sales ratio melalui perbandingan antara mean dengan median. Perhitungan antara mean dengan nilai median dan pengukuran tendensi sentral yang lain pada kedua kelompok properti tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Pengukuran Tendensi Sentral

No Wilayah ARmn ARmd W-Mn Mn/md Mn/W-mn

0.52 0.50 0.51 1.04 1.02 Sumber :Lampiran 5

Secara sistematis, cara perhitungan pengukuran tendensi sentral dari tabel 4.4 di atas adalah sebagai berikut:

1. Mean (rata-rata hitung) Dengan hasil perhitungan sebagai berikut:

♦ Untuk wilayah Perumahan

ARmean =

♦ Untuk wilayah perkampungan

ARmean =

Dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa penilaian NJOP berada di bawah nilai pasar sebesar 0,38% untuk perumahan dan 0,52% untuk perkampungan.

2. Median (nilai tengah) Median merupakan nilai tengah dari sebuah distribusi frekuensi. Dan dari hasil perhitungan nilai mediannya sebesar 0.37 untuk wilayah perumahan dan 0.50 untuk wilayah perkampungan yang dapat dilihat pada tabel 4.4 di atas.

3. Weighted Mean ♦ Untuk wilayah perumahan

AR W-mn =

♦ Untuk wilayah perkampungan

AR W-Mn =

Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa tingkat Assesment Ratio untuk di Kelurahan Mulyoagung dan Landungsari Kecamatan Dau masih rendah, karena tidak sesuai dengan standar The International Association of Assessing Officers (IAAO), yang menyatakan bahwa tingkat Assesment Ratio untuk semua objek pajak dalam suatu daerah seharusnya berada dalam 10% dari tingkat rasio yang diinginkan yaitu antara 90% sampai dengan 110%.

4. Mean dibagi dengan Median ♦ Untuk wilayah perumahan

Mean/median =

♦ Untuk wilayah perkampungan

Mean/median =

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa perbandingan nilai mean dengan median pada kedua kelompok properti tersebut adalah lebih besar dari 0.95 dan kurang dari 1.10 yang berarti data yang diambil dalam penelitian ini cenderung berimbang antara yang berada di bawah nilai rata-rata assesment sales ratio dengan yang berada di atas nilai rata-rata assesment sales ratio

5. Mean dibagi dengan Weight Mean ♦ Untuk wilayah perumahan

Mean/Wmean =

♦ Untuk wilayah perkampungan

Mean/Wmean =

Hasil perhitungan di atas baik kelompok properti perumahan maupun kalompok properti perkampungan dikenakan penetapan NJOP tanah secara proporsional, yang menandakan bahwa assessment sales ratio tidak tergantung pada nilai pasar, dengan kata lain nilai pasar properti tanah dan bangunan yang bernilai tinggi maupun yang bernilai rendah dikenakan penetapan NJOP tanah dan bangunan secara proporsional dengan assessment sales ratio yang lama yaitu 75%.

4.2.3. Pengukuran Variabilitas

Digunakan untuk mengukur tingkat variabilitas dan keseragaman assesment sales ratio pada kedua wilayah kelompok properti. Disamping itu pengukuran ini juga berguna untuk melihat kinerja penilaian/penetapan, sehingga dapat diketahui properti mana yang perlu diadakan penilaian ulang. Pengukuran variabilitas menggunakan Koefisien Dispersi (COD) dan Kofesien Variasi (COV). Hasil pengukuran COD dan COV untuk kedua kelompok properti dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5: Hasil Pengukuran Variabilitas

No Wilayah

Hasil perhitungan variabilitas yang terdapat pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa tigkat keseragaman penetapan NJOP tanah baik di wilayah perumahan maupun wilayah perkampungan di Kelurahan Mulyoagung dan Landungsari Kecamatan Dau masih kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai COD dan COV yang berdasarkan standar IAAO harus sama dengan atau kurang dari 20%. Ketidakseragaman ini mencerminkan kurang baiknya kinerja dalam penetapan NJOP tanah dan bangunan, karena wajib pajak harus membayar pajaknya pada persentase yang sangat bervariasi pada harga jualnya.

Hal yang menyebabkan tingkat penetapan NJOP tanah dan bangunan tidak seragam, yaitu masih cukup banyak wilayah yang belum dilaksanakan penilaian ulang (revaluasi), serta pelaksanaan penilaian ulang (revaluasi) selama ini tidak dilakukan secara bersamaan di seluruh wilayah, namun dilakukan secara Hal yang menyebabkan tingkat penetapan NJOP tanah dan bangunan tidak seragam, yaitu masih cukup banyak wilayah yang belum dilaksanakan penilaian ulang (revaluasi), serta pelaksanaan penilaian ulang (revaluasi) selama ini tidak dilakukan secara bersamaan di seluruh wilayah, namun dilakukan secara

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5