3. Current Transformer

Tabel 2.3. Current Transformer

CT Transfomator

de current

N.9506449

stromwandler ARN2/N2F

50Hz It 12,5 kA 0,8s

24/50/125 Kv

Id 25 – 12,5 kA

Rapport

Borner klemmen

ubersetzeung VA Class Fs/F1 A/A

1s1- 1s2

10 MG 3731090 Normes normen NFC 42502 IEC 185

2s1- 2s2

10 5p

Ext 120%

g. Potensial Transformer (PT), berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi atau tegangan menengah menjadi tegangan rendah untuk besaran ukur sesuai dengan alat-alat pengukuran.

62 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan (Electrical Safety) 62 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan (Electrical Safety)

i. Relay Proteksi

1) Relay arus lebih (OCR)

Relay ini berfungsi untuk memproteksi SUTM/SKTM terhadap arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan hubung singkat antar fasa.

2) Relay Gangguan Tanah (Ground Fault Relay)

Relay ini berfungsi untuk mengamankan SUTM / SKTM dari gangguan tanah.

3) Relay arus lebih waktu tertentu (Definite Time Over Current Relay)

Sifat atau karakteristik dari relay definite time ini adalah relay baru akan bekerja bila arus yang mengalir pada relay tersebut melebihi besarnya arus setting (Is) yang telah ditentukan.

j. Interlocking Control, Cubicle 20 kV ini banyak digunakan pada:

1) Gardu distribusi 20 kV pada jaringan distribusi 20 kV di PLN atau di industri berskala besar yang memiliki jaringan distribusi sendiri.

2) Cubicle gardu distribusi yang banyak terpasang di beberapa tempat antara lain yang berdekatan dengan konsumen, gedung perkantoran, hotel maupun industri menengah.

k. Heatler, adalah alat yang berfungsi untuk menjaga komponen-komponen kubikel dari kelembapan udara, karena kelembapan udara bisa menimbulkan bercak- bercak kotoran sehingga bercak kotoran akan menjadi karatan di peralatan kubikel. Alat ini di operasikan pada tegangan 220 Volt. Adapun Fungsi Cubicle TM/20 kV yaitu sebagai berikut :

1) Tempat operasi switching On-Off bagi jaringan distribusi (radial, loop, spindle).

2) Tempat operasi switching On-Off terhadap trafo distribusi.

3) Tempat operasi switching On-Off bagi motor-motor TM (dengan tegangan nominal lebih rendah 3,3 s/d 12 kV).

Selain fungsi cubikel juga mempunyai Persyaratan Cubicle 20 kV yaitu :

1) Konstruksi:

a) Kuat/kokoh

b) Jarak hantaran terbuka (antar phasa, phasa-body) tergantung dari jenis penyekatnya (udara, minyak, gas)

c) Sambungan/terminating sesuai dengan SOP

2) Elektrik

a) Tegangan (tegangan kerja max, tegangan impuls)

b) Kekuatan tahanan isolasi (TID)

c) Arus (arus nominal, arus hubung singkat).

3) Operasional

a) Urutan kerja peralatan switching (DS, LBS, CB, ES).

b) Relay proteksi dan c) Sistem interlocking

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Bidang Kelistrikan (Electrical Safety) 63

3. Automatic Main Failure (AMF), merupakan suatu sistem emergency tenaga listrik yang digunakan untuk menjamin kelangsungan operasi bangunan saat kehilangan daya normal (PLN) yang bisa jadi menimbulkan kerugian bisnis maupun kenyamanan. AMF terdiri dari kontrol AMF dan Automatic Transfer Switch (ATS). Piranti kontrol AMFnya merupakan rangkaian relay dan time delay relay (TDR)/ Timer. Kontrol AMF merupakan unit yang mengendalikan secara otomatis mengatasi gangguan saluran utama sistem penyediaan energi listrik (PLN) dan pembangkit listrik cadangan (generator set), pada sistem kontrol AMF ini menggunakan bahan atau komponen diantaranya : Relay OMRON AC 220 V MK3P-1, relay Omron DC

12 V MKP-1, timer omron DC 12 V H3CR-A8 50 Hz. Pada sistem kontrol AMF ini menggunakan bahan atau komponen di antaranya: Relay OMRON AC 220 V MK3P-1, relay Omron DC 12 V MKP-1, timer omron DC 12 V H3CR-A8 50 Hz. Desain atau perancangan sistem kontrol AMF berbasis rangkaian relai ini terlihat pada gambar dibawah ini.