1
I.PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Dinding penahan tanah bisa memberikan kontribusi untuk mengurangi bahaya longsor, karena di Indonesia sering terjadi longsor maka analisi tentang
kestabilan dinding penahan sangat diperlukan. Analisis stabilitas dinding penahan tanah terhadap bahaya pergeseran,
penggulingan dan juga keruntuhan akan digunakan dari hasil pengolahan data CPT dengan metode probabilitas.Perbedaan metode deterministik dengan metode
probablitas adalah pada cara deterministik hanya menggunakan satu nilai propertis tanah tertentu yang dianggap mewakili Taruna, 2011, sedangkan konsep
probabilitas memakai semua data propertis tanah yang ada mengakomodasi setiap variasi yang terjadi. Sehingga dalam penelitian ini mengunakan metode
Probabilitas karena dianggap metode ini akan lebih mewakili semua data-data yang digunakan dan akan mengahasilikan data yang lebih mewakili juga. Salah
satu propertis tanah yang menunjukkan tingginya variasi data adalah hasil
Cone Penetration Test
CPT
yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama Sondir. Variasi data yang begitu tinggi dapat dilihat pada nilai tahanan konus qc maupun
hambatan lekat fs dari hasil
CPT
. Pengolahan data
CPT
yang akan digunakan dalam analisis model probabilitas yang selanjutnya dipakai untuk analisis
stabilitas dinding penahan.
B. Batasan Masalah
1. Data sondir diambil dari penyondiran pasir murni c = 0.
2. Data sondir sekunder diambil dari uji
CPT
di sungai Jamuna, Bangladesh. 3.
Keamanan stabilitas dinding penahan tanah terhadap gaya pergeseran. 4.
Keamanan stabilitas dinding penahan tanah terhadap gaya penggulingan. 5.
Keamanan stabilitas dinding penahan tanah terhadap gaya keruntuhan kapasitas dukung tanah dengan menggunakan persamaan
Hansen 1970
dan
Vesic 1970.
6. Dalam penelitian ini menggunakan dinding penahan tanah jenis gravitasi
gravity wall
yang menggunakan struktur dari beton
beton
= 24 kNm
3
.
7. Kriteria dinding penahan jenis gravitasi dalam penelitian ini meliputi a = 0,5
m; B = 3,5 m; H = 7 m; tanah dibelakang dinding penahan adalah pasir murni dengan c = 0;
b
= 17 kNm
3
;
sat
= 20 kNm
3
;
w
= 10 kNm
3
. Tanah di bawah pondasi adalah tanah campuran dengan
sat
= 20 kNm
3
; c = 12 kNm
2
; =
35 ; b = 23 karena dianggap gesekan pada dasar dinding tidak terlalu
kasar 8.
Variasi I pada tanah di belakang dinding tanpa muka air tanah. 9.
Variasi II pada tanah di belakang dinding terdapat muka air tanah pada elevasi 3 m dari muka tanah.
II. Tinjauan Pustaka A.
Longsoran
Longsoran adalah perpindahan material pembentuk lereng yang bisa berupa batuan, bahan rombakan dan tanah, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
dibedakan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kecepatan longsoran, bedasarkan bidang gelincir, dan berdasarkan pergerakan massanya Agung, 2010.
B. Dinding Penahan
Dinding penahan adalah suatu konstruksi yang pada umumnya berfungsi untuk menstabilkan tanah akibat adanya tekanan tanah lateral.
E. Pengujian Penetrasi Bikonus Belanda
Menurut
Mayerhof
1956 untuk perbandingan nilai tahanan konus dengan nilai N dari uji SPT menggunakan persamaan sebagai berikut :
q
c
= 4N
dengan :
q
c
N = Tahanan ujung konus kgcm
2
= Nilai pengujian
SPT
Dari hasil perbandingan tersebut kemudian dikorelasikan ke sudut gesek dalam φ dengan Tabel:
Tabel II.1 Hubungan antara kepadatan relatif, sudut geser dalam nilai N dari tanah pasir.
Nilai N Klasifikasi
Kepadatan Relatif D
r
, Sudut gesek dalam φ
° – 4
4 – 10
10 – 30
30 – 50
50 Sangat lepas
Lepas Agak rapat sedang
Padat Sangat padat
– 15 15
– 35 35
– 65 65
– 85 85
– 100 30
30 – 35
35 – 40
40 – 45
45 Sumber :
Pusat Litbang SDA, DPU
2005
III. Landasan Teori 1.
Analisis stabilitas dinding terhadap gaya pergeseran
Faktor aman terhadap penggeseran
F
gs
, didefinisikan sebagai berikut;
F
gs
= 5
, 1
h h
P R
Untuk tanah c - 0 dan c 0
R
h
=
c
a
. B + W tg
b
Keterangan:
R
h
= tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran
W =
berat total dinding penahan dan tanah di atas pelat fondasi kN
b
= sudut gesek antara tanah dan dasar pondasi diambil 23
c
a
= adhesi antara tanah dan dasar dinding kNm
2
B
= lebar pondasi
c =
kohesi tanah dasar kNm
2
P
h
= jumlah gaya-gaya horizontal kN
f
=
tg.
b
=
koefisiensi gesek antara tanah dasar dan dasar fondasi. Faktor aman terhadap penggeseran dasar fondasi
F
gs
minimum adalah 1,5 Bowles, 1997 menyatakan:
F
gs
1,5 untuk tanah dasar granuler
F
gs
2 untuk tanah dasar kohesif.
2. Analisis stabilitas dinding penahan terhadap penggulingan
F
gl
=
g l w
M M
Keterangan:
M
w
=
momen yang melawan penggulingan kN.m
M
gl
= momen yang mengakibatkan penggulingan kN.m Faktor aman terhadap penggulingan
F
gl
, tergantung pada tanah itu sendiri, yaitu:
F
gl
1,5 untuk tanah dasar granuler
F
gl
2 untuk tanah dasar kohesif.
3.Analisis stabilitas dinding terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah
Hasen 1970
dan
Vesic 1975
q
u
= d
c
.i
c
.c.N
c
+ d
q
i
q
. D
f
N
q
+ d .i
. 0,5 B . N
dan untuk menghitung faktor-faktor daya dukung menggunakan: N
q
= e
.tan
. tan
2
45 + ’β
N
c
=N
q
–1tan
N =1,5N
q
–1tan ’
Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung di definisikan:
F
= 3
q
q
u
B. Tekanan Tanah Lateral