BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan wanita di negara-negara maju. Para wanita menggunakannya untuk mencegah
kehamilan. Setiap tahun pasangan menikah pada usia subur semakin meningkat, diketahui dari data website resmi pemerintah Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010
jumlah pasangan menikah usia subur sebanyak 218.125 pasangan. Kecenderungan peningkatan pasangan menikah usia subur akan berdampak
pada peningkatan angka kelahiran dan kepadatan penduduk yang nantinya bila tidak diatur akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu keluarga,
sehingga akan bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana untuk mengatasi
permasalahan tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam penggunaan kontrasepsi hormonal baik berupa estrogen saja maupun kombinasi estrogen dan progesteron
Hartanto, 2004. Akhir-akhir ini banyak wanita menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi
estrogen dan progesteron karena pemberian estrogen saja dapat meningkatkan resiko terjadinya hyperplasia bahkan karsinoma endometrium, sedangkan progesterone
digunakan sebagai tambahan untuk mengurangi resiko tersebut Siswosudarmo, 2001. Seperti halnya obat-obat hormonal sintetik yang lain, kombinasi hormon ini
1
juga mempunyai beberapa efek samping salah satunya peningkatan tekanan darah yang secara tidak langsung menurunkan kualitas hidup wanita akseptor KB
hormonal. Oleh karena itu perlu dikaji tentang pengaruh hormon estrogen dan progesteron terhadap peningkatan tekanan darah wanita akseptor KB hormonal di
Puskesmas Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dirumuskan masalah : apakah ada pengaruh penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap peningkatan tekanan darah
wanita akseptor kontrasepsi hormonal serta berapa besar prevalensi kejadian peningkatan tekanan darah di Puskesmas Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri?
C. Tujuan Penelitian