Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana metode konvensional yang diterapkan oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam menentukan tarif rawat inap?
2. Bagaimana tarif rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung jika menggunakaan metode Activity Based Costing ?
3. Bagaimana perbandingan tarif rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan menggunakan metode konvensional dengan metode Activity Based
Costing ABC?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode konvensional yang diterapkan oleh RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam menentukan tarif rawat inap 2. Untuk mengetahui penerapan metode Activity Based Costing ABC yang
diterapkan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam menentukan tarif rawat inap 3. Untuk mengetahui perbandingan tarif rawat inap dengan menggunakan metode
konvensional dan metode Activity Based Costing ABC
1.4 Kontribusi Penelitian
Bagi rumah sakit, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan oleh rumah sakit mengenai perhitungan menentukan tarif rawat inap
dengan metode Activity Based Costing.
Universitas Kristen Maranatha
Bagi penulis, penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai perhitungan tarif rawat inap dengan metode Activity
Based Costing. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan
pembanding bagi peneliti selanjutnya.
57
Universitas Kristen Maranatha
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di RSUP Dr. Hasan Sadikin, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode konvensional.
Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja yaitu jumlah hari rawat inap
pasien. Hal ini mengakibatkan cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead.
2. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC.
Pada metode ABC ada beberapa cost driver yang digunakan. Selain jumlah hari rawat inap maka terdapat juga jumlah pasien dan luas lantai per kelas rawat inap.
Apabila dibandingkan dengan metode konvensional maka metode ABC memberikan laba yang lebih besar pada tarif rawat inap untuk Kelas I.
Sedangkan untuk kelas II dan kelas III laba yang didapat lebih kecil dibandingkan dengan laba yang didapat dari metode konvensional. Perbedaan
yang terjadi antara menggunakan metode kovensional dan metode ABC, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk.
Pada metode ABC, biaya overhead pada masing- masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode ABC, telah mampu
mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan
BAB V Simpulan dan Saran 58