Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam Menentukan Tarif Jasa Rawat Inap: Studi Kasus pada RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In determining the cost price of products, companies are still using conventional cost accounting. Conventional methods are less effective use when determining the basic price of the product, because it focuses only on presentation of

financial information in the form of expenses incurred during patient care. While in

the management of hospitalization necessary information on the causes of the cost of the activity.

Activity-Based Costing is a method of determining the value of a fee for searching for events, to the product. Basic calculation of cost of intermediate products of conventional cost accounting from ABC is the number of cost drivers used in the method ABC more than conventional cost accounting system.

The results showed that, if companies use ABC, the company can more accurately determine the price. When the company uses the old method can be seen that the company did not set the price of natural causes, can be seen from the benefits relative to the same benefits VIP class III, also can be seen from the gain in class II, which is larger than gains in the VIP, In addition there are differences contrast between VVIP rooms with VIP benefits. This is because the imposition of overhead costs on each product. In conventional cost accounting methods of overhead costs to each product is only charged on a cost driver. As a result tends to occur distortion in overhead expenses. While the ABC method, the cost of overhead to each product is charged at some cost drivers. So the ABC method, companies can allocate costs to each appropriate space activities.

Keywords: Rates of hospitalization, the conventional cost accounting, overhead, cost drivers, activity-based cost


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dalam menentukan harga pokok produk, perusahaan masih menggunakan akuntansi biaya konvensional. Metode konvensional kurang efektif digunakan dalam penentuan harga pokok dari produk, karena hanya memfokuskan pada penyajian informasi keuangan berupa biaya yang terjadi pada tahap perawatan pasien. Sedangkan dalam pengelolaan pelayanan rawat inap diperlukan informasi tentang penyebab timbulnya biaya berupa aktivitas.

Activity-Based Costing adalah metode penentuan harga pokok yang menelusur biaya ke aktivitas, kemudian ke produk. Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya konvensional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan dalam metode ABC lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya konvensional.

Hasil penelitian menunjukan, jika perusahaan menggunakan ABC, perusahaan dapat menentukan harga dengan lebih akurat. Bila perusahaan menggunakan metode yang lama dapat dilihat bahwa perusahaan tidak menetapkan harga dengan wajar, hal tersebut dapat dilihat dari keuntungan yang didapat dikelas VIP relative sama dengan keuntungan yang didapat dikelas III, juga dapat dilihat dari keuntungan di kelas II yang lebih besar dari pada keuntungan di VIP, Selain itu terdapat perbedaan yang mencolok antara keuntungan kamar VVIP dengan VIP. Hal ini disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya konvensional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada beberapa cost driver. Maka dalam metode ABC,perusahaan mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat.

Kata kunci: Tarif rawat inap, akuntansi biaya konvensional, overhead, pemicu biaya, biaya berdasarkan aktivitas


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 6

2.1 Konsep Biaya ... 6

2.1.1 Klasifikasi Biaya ... 6

2.2 Sistem Pembebanan Biaya Tradisional dan Keterbatasannya ... 7

2.3 Konsep Activity-Based Costing... 8


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.3.2 Pengertian Activity-Based Costing ... 9

2.3.3 Hubungan Biaya, Aktivitas dan Produk dalam ABC ... 10

2.3.4 Pembebanan Biaya Overhead pada ABC ... 11

2.3.4.1 Rumus Pembebanan Biaya Overhead ... 12

2.3.5 Cost Driver ... 13

2.3.5.1 Pengertian Cost Driver ... 13

2.3.5.2 Jenis-jenis Cost Driver ... 13

2.3.5.3 Menentukan Tarif atau Unit Cost Driver ... 13

2.3.5.4 Faktor-faktor Kegagalan Cost Driver ... 14

2.3.6 Struktur Sistem Activity-Based Costing ... 14

2.3.7 Syarat Penerapan Activity-Based Costing ... 15

2.4 Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas ... 17

2.5 Activity-Based Costing untuk Perusahaan Jasa ... 18

2.6 Kerangka Pemikiran ... 19

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Objek Penelitian ... 23

3.2 Gambaran Umum RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou ... 23

3.2.1 Sejarah Berdirinya RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou ... 23

3.2.2 Visi, Misi, Moto, Tujuan, Filosofi, Tugas, Fungsi ... 24

3.2.3 Kerja Sama Dengan Insitusi Pendidikan ... 26

3.3 Struktur Organisasi ... 27

3.4 Metode Penelitian ... 29


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.4.2.1 Data Primer ... 29

3.4.2.2 Data Sekunder ... 30

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Hasil ... 31

4.1.1 Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap RSUP Kandou ... 31

4.1.2 Kelas Jasa ... 31

4.1.3 Fasilitas Pelayanan RSUP Kandou ... 33

4.1.3.1 Penunjang Rumah Sakit ... 33

4.1.3.1.1 Penunjang Medik ... 33

4.1.3.1.2 Penunjang Non Medik ... 33

4.1.3.2 Rawat Jalan ... 34

4.1.3.3 Rawat Inap ... 34

4.1.4 Sarana Umum ... 34

4.1.5 Tenaga Pengelola ... 35

4.1.6 Data Pendukung Activity-Based Costing ... 36

4.2 Pembahasan... 40

4.2.1 Penentuan Harga Pokok Rawat Inap Menggunakan ABC ... 40

4.2.1.1 Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Aktivitas dan Pusat Aktivitas ... 40

4.2.1.2 Mengklasifikasi Aktivitas Biaya kedalam Berbagai Aktivitas... 43


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.2.1.3 Mengidentifikasi Cost Driver ... 45

4.2.1.4 Menentukan Tarif Per Unit Cost Driver ... 46

4.2.1.5 Membebankan Biaya ke Produk dengan Menggunakan Tarif Cost Driver dan Ukuran Aktivitas ... 48

4.2.2 Perbandingan antara Tarif yang dilakukan RSUP Kandou Dengan Tarif Rawat Inap yang Menggunakan Metode ABC ... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Simpulan ... 58

5.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Hubungan antara biaya, aktivitas dan produk dalam ... 11 Gambar 2 Kerangka Pemikiran ... 22


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman TABEL I Tarif Jasa Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

Tahun 2009 ... 31 TABEL II Jumlah Tenaga Medis RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

Tahun 2009 ... 36 TABEL III Jumlah Ruang Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

Tahun 2009 ... 37 TABEL IV Data Pendukung Jumlah Pasien Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Tahun 2009 ... 37 TABEL V Data Pendukung Lama Hari Pasien Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Tahun 2009 ... 38 TABEL VI Data Pendukung Luas Ruangan Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Tahun 2009 ... 39 TABEL VII Penggunaan Tenaga Listrik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Tahun 2009 ... 39 TABEL VIII Data Penggunaan Biaya Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Tahun 2009 ... 40 TABEL IX Klasifikasi Biaya kedalam Berbagai Aktivitas ... 44 TABEL X Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap ... 45 TABEL XI Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap dengan

Metode ABC ... 47 TABEL XII Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VVIP ... 49


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

TABEL XIII Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VIP ... 50

TABEL XIV Tarif Jasa Rawat Inap Kelas I ... 51

TABEL XV Tarif Jasa Rawat Inap Kelas II ... 52

TABEL XVI Tarif Jasa Rawat Inap Kelas III ... 53

TABEL XVII Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Metode yang Dilakukan RSUP Kandou dan Metode ABC ... 54

TABEL XVIII Persentase Hasil Perhitungan Menggunakan Metode yang Dilakukan RSUP Kandou dan Metode ABC ... 54


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan berbagai macam teknologi dewasa ini semakin canggih. Hal ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi dalam usaha menarik konsumen. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis di bidang manufaktur atau industri tetapi juga di bidang usaha pelayanan jasa. Salah satu bentuk usaha pelayanan jasa adalah jasa kesehatan, terutama jasa rumah sakit. Hal ini terbukti semakin banyaknya rumah sakit yang didirikan baik pemerintah maupun swasta.

Akibat dari perkembangan rumah sakit yang semakin pesat ini, menimbulkan persaingan yang ketat pula. Sehingga menuntut adanya persaingan atas produk dan kepercayaan pelanggan. Untuk itu pihak rumah sakit berusaha supaya dapat memanfaatkan berbagai macam teknologi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang tepat guna mendapatkan informasi yang akurat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas rumah sakit tersebut

Rumah sakit merupakan suatu perusahaan jasa khususnya yang bergerak dalam bidang sosial yang memberikan jasa yang berupa jasa pengobatan, perawatan, dan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit memperoleh penghasilan dari pendapatan jasa dan fasilitas yang diberikan. Salah satunya adalah jasa rawat inap. Dimana pendapatan dari jasa tersebut didapat dari tarif yang harus dibayar oleh pemakai jasa rawat inap.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting. Karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit. Dengan adanya berbagai macam fasilitas pada jasa rawat inap, serta jumlah biaya overhead yang tinggi, maka semakin menuntut ketepatan dalam pembebanan biaya yang sesungguhnya.

Dalam menentukan harga pokok produk terkadang rumah sakit masih menggunakan akuntansi biaya konvensional. Metode konvensional kurang efektif digunakan dalam penentuan harga pokok dari produk, karena hanya memfokuskan pada penyajian informasi keuangan berupa biaya yang terjadi pada tahap perawatan pasien. Sedangkan dalam pengelolaan pelayanan rawat inap diperlukan informasi tentang penyebab timbulnya biaya berupa aktivitas. Adanya informasi yang lengkap mengenai aktivitas penyebab timbulnya biaya dapat mempengaruhi tarif rawat inap. Dimana sistem ini tidak sesuai dengan lingkungan pemanufakturan yang maju, pada keanekaragaman produk yang tinggi.

Metode konvensional menyediakan informasi biaya tarif rawat inap berdasarkan wewenang yang dimiliki oleh manajer atau direktur. Akan tetapi wewenang yang dimiliki manajer ataupun direktur tidak dapat digunakan untuk mempengaruhi biaya tarif rawat inap karena manajer ataupun direktur tidak memiliki informasi mengenai aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya tersebut. Metode ABC menyajikan data tentang aktivitas yang menginformasikan kepada manajer ataupun direktur tentang aktivitas dari sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya.

Metode konvensioanl menyediakan informasi tentang biaya tarif rawat inap yang kurang akurat, karena informasi biaya tarif rawat inap hanya memperhitungkan


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha biaya perawatan pasien sebagai bagian biaya rawat inap. Pada metode ABC disajikan informasi tentang semua biaya yang dibebankan pada tarif rawat inap, sehingga biaya rawat inap yang diperoleh akurat.

Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya konvensional dengan ABC adalah jumlah cost driver (pemicu biaya) yang digunakan. Dalam sistem penentuan harga pokok produk dengan metode ABC menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya konvensional yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit.

Dalam metode ABC, menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh adanya aktivitas yang dihasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas yang menimbulkan biaya akan lebih baik apabila diterapakan pada perusahaan yang menghasilkan keanekaragaman produk.

Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa yang menghasilkan keanekaragaman produk. Dimana output yang dijual lebih dari satu. Keanekaragaman produk pada rumah sakit mengakibatkan banyaknya jenis biaya dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit, sehingga menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga pokok produk. Metode ABC dinilai dapat mengukur secara cermat biaya-biaya yang keluar dari setiap aktivitas. Hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga dalam metode ABC dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan biaya lebih akurat.

RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintah yang melayani kesehatan bagi masyarakat sekitar profinsi Sulawesi


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha Utara. Dalam perhitungan biaya rawat inap, RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado masih menggunakan sistem akuntansi biaya konvensional. Padahal perhitungan biaya rawat inap sangat penting karena berkaitan dengan masalah penentuan harga pokok rawat inap. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi penentuan harga jualnya atau tarif rawat inap. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti skripsi dengan judul :

“IMPLEMENTASI METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM

DALAM MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP”

(Studi kasus pada RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado)

1.2 Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan uraian latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, diantaranya:

1. Apakah perusahaan sudah menggunakan Activity-Based System dalam perhitungan tarif dasar jasa rawat inap.

2. Apakah implementasi metode Aktivities-based costing system dalam menentukan tarif jasa rawat inap ada perbedaan dengan menggunakan perhitungan akuntansi biaya konvensional.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan Activity-Based Costing System dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha 2. Untuk mengetahui perbedaan besarnya tarif jasa rawat inap, dengan menggunakan

metode akuntansi biaya konvensional dan Activity-Based Costing System pada RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian mengenai penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan Activity-Based Costing System adalah :

1. Bagi Rumah Sakit

Memberikan informasi tambahan tentang kemungkinan penerapan Activity-Based Costing System dalam menghitung biaya rawat inap rumah sakit.

2. Bagi akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi yang baru terhadap penelitian selanjutnya.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian diharapkan untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang diperoleh mengenai Activity-Based Costing System selama studi yang secara nyata dapat menambah kepustakaan tentang kasus - kasus yang sejenis yang ada dalam praktek.


(15)

58 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan penulis, dengan tujuan untuk mengevaluasi tarif kamar rawat inap pada RSUP Kandou Manado dengan penentuan tarif kamar yang menggunakan metode yang berbasis aktivitas (Activity Based-Costing).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis di RSUP Kandou Manado, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan belum menggunakan Activity-Based Costing Sistem dalam penentuan tarif jasa rawat inap, tetapi perusahaan menggunakan perbandingan tarif dari perusahaan lain untuk dijadikan dasar penentuan tarif jasa rawat inap. 2. Dalam menentukan tarif jasa rawat inap yang menggunakan Activity-Based

Costing System ada perbedaan dengan menggunakan perhitungan akuntansi biaya konvensional yang diterapkan perusahaan. Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode konvensional dan metode ABC, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya konvensional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Sehingga dalam metode ABC, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.


(16)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 59

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh perusahaan adalah sebaiknya pihak perusahaan mengutus beberapa stafnya untuk melakukan studi tentang penerapan activity-based costing dan menerapkannya di perusahaannya, walaupun dengan menerapkan ABC lebih sulit dari penerapan menggunakan perhitungan konvensional tetapi perhitungan ABC akan lebih akurat dalam penentuan tarif karena ABC sistem membebankan biaya-biaya ke produk atau konsumen berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi oleh produk atau konsumen tersebut, yaitu dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas apa saja yang menyebabkan biaya tersebut ke produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsinya. Beberapa saran yang dapat penulis berikan, antara lain sebagai berikut:

1. Saran bagi perusahaan

Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based-Costing agar perusahaan dapat menentukan biaya tiap kelas dengan lebih akurat sehingga dapat menentukan harga dengan lebih wajar. Tentu dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor yang lain seperti tarif pesaing dan kemampuan masyarakat.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya

Permasalahan yang timbul dalam penentuan cost driver didapat dari masing-masing aktivitas yang muncul pada activity driver. Kesalahan dalam pemilihan cost driver akan mengakibatkan kesalahan dalam pengalokasian biaya, karena itu cost driver yang dipiih benar-benar merupakan penyebab timbulnya biaya agar mencerminkan konsumsi sumber daya yang sesungguhnya. Selain itu masalah yang muncul berhubungan dengan cost driver adalah pemilihan cost driver dalam suatu


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 60

Universitas Kristen Maranatha cost pool. Dalam suatu cost pool harus terdiri dari aktivitas-aktivitas yang homogen karena hanya akan ditentukan satu cost driver, padahal belum tentu aktivitas-aktivitas tersebut menggunakan cost driver yang secara langsung menyebabkan biaya tersebut terjadi tetapi bisa juga cost driver tersebut secara tidak langsung menyebabkan biaya tersebut terjadi, karena itu harus dicari hubungannya antara cost driver dengan aktivitas tersebut. Hal ini untuk menghindari banyaknya cost pool yang terjadi yang menyebabkan kerumitan dalam perhitungan.

Berdasarkan pada permasalahan-permasalah yang ada diharapkan studi yang akan datang melakukan analisis dan penelitian secara menyeluruh dan lengkap karena kemungkinan kurang lengkapnya data-data yang diperlukan dalam menentukan cost driver dan juga dalam mengidentifikasi resources driver dan activity driver. Disamping itu, perlu juga untuk melakukan observasi dan wawancara pada berbagai pihak badan usaha untuk mendukung data-data yang diperlukan tetapi karena terbatasnya waktu penelitian sehingga hal ini kurang dapat dilakukan secara lengkap dan menyeluruh. Dengan analisis dan penelitian secara menyeluruh akan diperoleh informasi yang lebih lengkap sehingga sangat menunjang dalam penentuan resources driver dan activity driver serta informasi yang lengkap juga sangat menentukan ketepatan dalam pemilihan cost driver. Hal ini akan berdampak pada ketepatan perhitungan dalam penentuan tarif rawat inap. Dengan tepatnya perhitungan ini, maka penentuan tarif rawat inap yang dapat dilakukan oleh peneliti yang akan datang dapat lebih akurat sehingga hasilnya tetap menguntungkan pihak rumah sakit dan tidak merugikan masyarakat atau konsumen.


(18)

61 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

______ (2009). Profil Balai Layanan Umum RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado Anderson, K., Lane dan Harold (1992). Managemerial Accounting

Blocher, E.J., Chen, K.H., Lin, T.W., (2000). Manajemen Biaya : dengan Tekanan Stratejik, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Carter, K., Willian (2006). Akuntansi Biaya. Buku 1 edisi ke 14, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Cokins, Gary (1996). Activity-based cost management making it work: a manager's guide to implementing and sustaining an effective ABC system. Penerbit Irwin Professional Pub.

Cooper, Robin dan Robert S. Kaplan (1991). The Design of Cost Management System : Text, Cases and Readings. Prentice-Hall International Editions, Englewood Cliffs, New Jersey.

Garisson, H., Ray dan Noreen W., Erick (2003). Management Accounting, Penerbit McGraw-Hill.

Hansen, R., Don dan Mowen, M., Maryanne (2001). Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, R., Don dan Mowen, M., Maryanne (2006). Managerial Accounting. Eight edition. Penerbit Thomson. USA.

Mulyadi (2003), Activity Based Cost System Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya, UPPAMP YKPN, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S,. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sastroasmoro, S., Ismail (1995). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinik, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Sekaman, Uma (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis , Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sulastriningsih dan Zulkifli (2006). Akuntansi Biaya, UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Supriyono, R.A, (1999). Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi maju dan globalisasi, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.


(1)

BAB I PENDAHULUAN 4

Utara. Dalam perhitungan biaya rawat inap, RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado masih menggunakan sistem akuntansi biaya konvensional. Padahal perhitungan biaya rawat inap sangat penting karena berkaitan dengan masalah penentuan harga pokok rawat inap. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi penentuan harga jualnya atau tarif rawat inap. Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti skripsi dengan judul :

“IMPLEMENTASI METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM

DALAM MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP”

(Studi kasus pada RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado)

1.2 Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan uraian latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, diantaranya:

1. Apakah perusahaan sudah menggunakan Activity-Based System dalam perhitungan tarif dasar jasa rawat inap.

2. Apakah implementasi metode Aktivities-based costing system dalam menentukan tarif jasa rawat inap ada perbedaan dengan menggunakan perhitungan akuntansi biaya konvensional.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan Activity-Based Costing System dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa rawat inap pada RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.


(2)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

2. Untuk mengetahui perbedaan besarnya tarif jasa rawat inap, dengan menggunakan metode akuntansi biaya konvensional dan Activity-Based Costing System pada RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian mengenai penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan Activity-Based Costing System adalah :

1. Bagi Rumah Sakit

Memberikan informasi tambahan tentang kemungkinan penerapan Activity-Based Costing System dalam menghitung biaya rawat inap rumah sakit.

2. Bagi akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi yang baru terhadap penelitian selanjutnya.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian diharapkan untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang diperoleh mengenai Activity-Based Costing System selama studi yang secara nyata dapat menambah kepustakaan tentang kasus - kasus yang sejenis yang ada dalam praktek.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan penulis, dengan tujuan untuk mengevaluasi tarif kamar rawat inap pada RSUP Kandou Manado dengan penentuan tarif kamar yang menggunakan metode yang berbasis aktivitas (Activity Based-Costing).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis di RSUP Kandou Manado, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perusahaan belum menggunakan Activity-Based Costing Sistem dalam penentuan tarif jasa rawat inap, tetapi perusahaan menggunakan perbandingan tarif dari perusahaan lain untuk dijadikan dasar penentuan tarif jasa rawat inap. 2. Dalam menentukan tarif jasa rawat inap yang menggunakan Activity-Based

Costing System ada perbedaan dengan menggunakan perhitungan akuntansi biaya konvensional yang diterapkan perusahaan. Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode konvensional dan metode ABC, disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode akuntansi biaya konvensional biaya overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Sehingga dalam metode ABC, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 59

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh perusahaan adalah sebaiknya pihak perusahaan mengutus beberapa stafnya untuk melakukan studi tentang penerapan activity-based costing dan menerapkannya di perusahaannya, walaupun dengan menerapkan ABC lebih sulit dari penerapan menggunakan perhitungan konvensional tetapi perhitungan ABC akan lebih akurat dalam penentuan tarif karena ABC sistem membebankan biaya-biaya ke produk atau konsumen berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi oleh produk atau konsumen tersebut, yaitu dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas apa saja yang menyebabkan biaya tersebut ke produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsinya. Beberapa saran yang dapat penulis berikan, antara lain sebagai berikut:

1. Saran bagi perusahaan

Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based-Costing agar perusahaan dapat menentukan biaya tiap kelas dengan lebih akurat sehingga dapat menentukan harga dengan lebih wajar. Tentu dengan tetap mempertimbangkan faktor-faktor yang lain seperti tarif pesaing dan kemampuan masyarakat.

2. Saran bagi peneliti selanjutnya

Permasalahan yang timbul dalam penentuan cost driver didapat dari masing-masing aktivitas yang muncul pada activity driver. Kesalahan dalam pemilihan cost driver akan mengakibatkan kesalahan dalam pengalokasian biaya, karena itu cost driver yang dipiih benar-benar merupakan penyebab timbulnya biaya agar mencerminkan konsumsi sumber daya yang sesungguhnya. Selain itu masalah yang muncul berhubungan dengan cost driver adalah pemilihan cost driver dalam suatu


(5)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 60

cost pool. Dalam suatu cost pool harus terdiri dari aktivitas-aktivitas yang homogen karena hanya akan ditentukan satu cost driver, padahal belum tentu aktivitas-aktivitas tersebut menggunakan cost driver yang secara langsung menyebabkan biaya tersebut terjadi tetapi bisa juga cost driver tersebut secara tidak langsung menyebabkan biaya tersebut terjadi, karena itu harus dicari hubungannya antara cost driver dengan aktivitas tersebut. Hal ini untuk menghindari banyaknya cost pool yang terjadi yang menyebabkan kerumitan dalam perhitungan.

Berdasarkan pada permasalahan-permasalah yang ada diharapkan studi yang akan datang melakukan analisis dan penelitian secara menyeluruh dan lengkap karena kemungkinan kurang lengkapnya data-data yang diperlukan dalam menentukan cost driver dan juga dalam mengidentifikasi resources driver dan activity driver. Disamping itu, perlu juga untuk melakukan observasi dan wawancara pada berbagai pihak badan usaha untuk mendukung data-data yang diperlukan tetapi karena terbatasnya waktu penelitian sehingga hal ini kurang dapat dilakukan secara lengkap dan menyeluruh. Dengan analisis dan penelitian secara menyeluruh akan diperoleh informasi yang lebih lengkap sehingga sangat menunjang dalam penentuan resources driver dan activity driver serta informasi yang lengkap juga sangat menentukan ketepatan dalam pemilihan cost driver. Hal ini akan berdampak pada ketepatan perhitungan dalam penentuan tarif rawat inap. Dengan tepatnya perhitungan ini, maka penentuan tarif rawat inap yang dapat dilakukan oleh peneliti yang akan datang dapat lebih akurat sehingga hasilnya tetap menguntungkan pihak rumah sakit dan tidak merugikan masyarakat atau konsumen.


(6)

61 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

______ (2009). Profil Balai Layanan Umum RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado Anderson, K., Lane dan Harold (1992). Managemerial Accounting

Blocher, E.J., Chen, K.H., Lin, T.W., (2000). Manajemen Biaya : dengan Tekanan Stratejik, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Carter, K., Willian (2006). Akuntansi Biaya. Buku 1 edisi ke 14, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Cokins, Gary (1996). Activity-based cost management making it work: a manager's guide to implementing and sustaining an effective ABC system. Penerbit Irwin Professional Pub.

Cooper, Robin dan Robert S. Kaplan (1991). The Design of Cost Management System : Text, Cases and Readings. Prentice-Hall International Editions, Englewood Cliffs, New Jersey.

Garisson, H., Ray dan Noreen W., Erick (2003). Management Accounting, Penerbit McGraw-Hill.

Hansen, R., Don dan Mowen, M., Maryanne (2001). Manajemen Biaya: Akuntansi dan Pengendalian, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, R., Don dan Mowen, M., Maryanne (2006). Managerial Accounting. Eight edition. Penerbit Thomson. USA.

Mulyadi (2003), Activity Based Cost System Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya, UPPAMP YKPN, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S,. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sastroasmoro, S., Ismail (1995). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinik, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Sekaman, Uma (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis , Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sulastriningsih dan Zulkifli (2006). Akuntansi Biaya, UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.

Supriyono, R.A, (1999). Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Teknologi maju dan globalisasi, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

1 1 11

PENDAHULUAN PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

0 0 6

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 9

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus pada RSUD Dr Moewardi Surakarta).

0 2 8

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Survey Pada RSUD Kabupaten Sukoharjo).

0 0 7

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 14

PENDAHULUAN PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 6

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 14

PENDAHULUAN PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 6

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT ESTOMIHI MEDAN

0 0 3