Analisis Perbandingan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Dengan Activity Based Costing (ABC) System Dalam Penetapan Harga Pokok Produk (Studi Kasus Pada RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung).

(1)

ABSTRAK

Perusahaan adalah suatu organisasi melaksanakan fungsinya dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yaitu laba yang maksimum. Sistem akuntansi biaya menghasilkan informasi biaya yang sangat dibutuhkan oleh manajemen. Sistem akuntansi biaya terdiri dari dua macam yaitu sistem akuntansi biaya tradisional dan activity based costing system

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kelebih akuratan antara sistem akuntansi biaya tradisional dibandingkan dengan activity based costing system dalam pengalokasian biaya overhead terhadap produk dengan konsekuensi akhir akan menghasilkan harga pokok yang akurat pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya pada bagian Medical Check-Up.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti melihat bahwa RSUP Dr. Hasan Sadikin dasar perhitungan harga pokok produknya dirasakan kurang tepat karena perhitungan harga pokok produk dihitung dengan membagi seluruh biaya selama periode tertentu dengan jumlah/volume aktivitas yang dihasilkan dari jenis pelayanan yang terjadi selama periode tertentu. Pada perusahaan yang memiliki lebih dari satu jenis pelayanan/produk, komponen biaya overhead tidak berbanding langsung dengan jumlah aktivitas pelayanan yang dihasilkan/jumlah produksi yang dihasilkan sehingga akan terjadi distorsi dalam perhitungan harga pokok produk.

Berdasarkan hasil pembahasan, peneliti menggunakan metode perhitungan harga pokok produk dengan activity based costing system karena dinilai lebih tepat agar informasi biaya produksi dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti memberikan kesimpulan, perhitungan harga pokok produk yang telah dilakukan tidak lagi sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini, jenis pelayanan yang volume/jumlah aktivitasnya besar mensubsidi produk yang volume/jumlah akitvitasnya sedikit. Hal ini terlihat dengan adanya overcost pada harga pokok produk untuk jenis pelayanan paket dasar dengan perhitungan sistem akuntansi biaya tradisional sebesar Rp 198.669.423 dan dengan perhitungan activity based costing system sebesar Rp 131.141.756. Serta adanya undercost pada harga pokok produk untuk jenis pelayanan paket standar dengan perhitungan sistem akuntansi biaya sebesar Rp 186.913.134 dan dengan perhitungan activity based costing system sebesar Rp 254.440.801.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 3

1.5 Rerangka Penelitian dan Hipotesis ... 4

1.6 Metode Penelitian ... 7

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis ... 9

2.2 Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Manajemen ... 9

2.1.1 Pengertian Akuntansi ... 9

2.2.2 Pengertian Akuntansi Manajemen ... 11


(3)

2.2.3 Persamaan dan Perbedaan Akuntansi Keuangan dan

Akuntansi Manajemen ... 13

2.2.3.1 Persamaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen ... 14

2.2.3.2 Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen ... 15

2.2.4 Peran Akuntansi Manajemen ... 17

2.3 Biaya ... 17

2.3.1 Pengertian Biaya ... 18

2.3.2 Klasifikasi Biaya ... 19

2.3.3 Penggolongan Biaya Berdasarkan Cost Hierarchy ... 22

2.4 Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga Pokok Produksi ... 24

2.4.1 Pengertian Harga Pokok Produksi ... 24

2.4.2 Tujuan Penetapan Harga Pokok Produksi ... 25

2.5 Sistem Akuntansi Biaya Tradisional ... 26

2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional ... 26

2.5.2 Distorsi Biaya Produk ... 29

2.6 Activity Based Costing System ... 31

2.6.1 Pengertian Activity Based Costing System ... 31

2.6.2 Identifikasi dan Klasifikasi Kegiatan ... 33

2.6.2.1 Identifikasi Kegiatan ... 33


(4)

2.6.2.2 Klasifikasi Kegiatan ... 33

2.6.3 Tujuan Metode Activity Based Costing System ... 36

2.6.4 Asumsi yang mendasari Activity Based Costing ... 37

2.6.5 Syarat-syarat penerapan Activity Based Costing ... 38

2.6.6 Manfaat penerapan Activity Based Costing ... 39

2.6.7 Pembebanan Biaya Overhead dalam Activity Based Costing ... 41

2.7 Perbandingan antara Sistem Akuntansi Biaya Tradisional dengan Activity based Costing System ... 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 47

3.1.2 Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan ... 49

3.1.2.1 Filosofi Perusahaan ... 49

3.1.2.2 Visi Perusahaan ... 49

3.1.2.3 Misi Perusahaan ... 50

3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 50

3.1.3.1 Struktur Organisasi ... 50

3.1.3.2 Uraian Tugas ... 52

3.2 Metode Penelitian ... 63

3.2.1 Metode Pengumpulan Data ... 63

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 64


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 66 4.1.1 Proses Pelayanan Jasa Medical Check-Up ... 66 4.1.2 Pembebanan Biaya pada RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 67 4.1.3 Perhitungan Harga Pokok Per Unit dengan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional pada RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 69 4.2 Pembebanan Biaya dengan Menggunakan Activity Based

Costing System ... 72 4.2.1 Pembebanan biaya dengan Menggunakan Activity Based costing System pada RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 73 4.2.2 Prosedur Pembebanan Biaya Overhead Berdasarkan

Activity Based Costing System ... 78 4.2.3 Perhitungan Harga Pokok Per Unit dengan

Menggunakan Metode Activity Based Costing System

Pada RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 84 4.2.4 Perbandingan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

dengan Activity Based Costing System pada

RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 91 5.2 Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 ... 16

Tabel 3.1 ... 65

Tabel 4.1 ... 70

Tabel 4.2 ... 72

Tabel 4.3 ... 76

Tabel 4.4 ... 77

Tabel 4.5 ... 80

Tabel 4.6 ... 81

Tabel 4.7 ... 81

Tabel 4.8 ... 82

Tabel 4.9 ... 83

Tabel 4.10 ... 84

Tabel 4.11 ... 86

Tabel 4.12 ... 87

Tabel 4.13 ... 88


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.3 ... 38 Gambar 2.4 ... 45 Gambar 4.1 ... 66


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi

Lampiran 2 Alur Pemeriksaan Penunjang


(9)

LAMPIRAN

Alur Pelayanan Pasien Medical Check-Up

Hasil Pasien

Daftar Loket MCU Bayar

Kasir + Adm

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Fisik

Alur Pemeriksaan Penunjang paket Dasar

Radiologi

Fisiologi (Laboratorium)

Tim MCU


(10)

Alur Pemeriksaan Penunjang Paket Standar

Tim MCU

Fisiologi (Laboratorium)

EKG Radiologi


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus mempertahankan eksistensinya karena ketatnya persaingan yang terjadi diantara perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang saat ini. Karena pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mencapai laba yang maksimal, dengan laba yang diperoleh perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan tetap mempertahankan eksistensinya di masa yang akan datang.

Besar kecilnya laba perusahaan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pendapatan dan biaya. Pendapatan diperoleh dari volume penjualan setelah dikurangi biaya, sedangkan biaya merupakan pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk menciptakan suatu produk. Faktor biaya sangat penting bagi perusahaan dalam memenangkan persaingan pasar. Karena faktor tersebut mempengaruhi kebijaksanaan perusahaan dalam penetapan harga. Harga yang sesuai dengan keinginan konsumen hanya dapat dihasilkan oleh produsen yang secara terus-menerus melakukan perbaikan terhadap aktivitas pertambahan nilai (value added activities). Oleh karena itu diperlukan sistem pengelolaan biaya yang dirancang bagi manajemen untuk memantau konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang dilaksanakan untuk menghasilkan suatu produk.


(12)

2

Perusahaan jasa harus memperebutkan pangsa pasar dengan menciptakan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Dengan semakin rendahnya biaya operasional perusahaan jasa akan mengakibatkan biaya yang dibebankan kepada konsumen juga semakin rendah sehingga memberikan peluang bagi perusahaan jasa untuk menarik konsumen.

Pengelolaan dan penguasaan informasi biaya merupakan keharusan dalam era global seperti sekarang ini. Beberapa perusahaan jasa pada masa sekarang ini masih menggunakan sistem tradisional dalam menjalankan usahanya, namun sistem akuntansi biaya tradisional yang dijalankan nampaknya kurang akurat dalam memberikan informasi bagi manajemen dan kurang dapat mengikuti persaingan yang terjadi sekarang ini, hal ini disebabkan karena pembebanan biaya tidak berdasarkan pada tiap-tiap aktivitas yang dilakukan sehingga manajemen tidak dapat menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan jasa setiap tahun berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Untuk mengantisipasi tidak memadainya sistem akuntansi biaya tradisional, saat ini mulai banyak perusahaan yang menerapkan Activity Based Costing System. Berbeda dengan sistem akuntansi biaya tradisional yang berfokus pada produk/output, sistem ini berfokus pada aktivitas yang menimbulkan biaya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis memilih judul skripsi “ Analisis Perbandingan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional dengan Activity Based Costing System dalam Penetapan Harga Pokok Produk ( Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Dr.Hasan Sadikin Bandung ) “


(13)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan sistem akuntansi biaya tradisional di Rumah Sakit Hasan Sadikin

2. Bagaimana keakuratan informasi biaya yang dihasilkan menurut sistem akuntansi biaya tradisional dibandingkan dengan activity based costing system (ABC system)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem akuntansi biaya tradisional di Rumah Sakit Hasan Sadikin

2. Untuk mengetahui keakuratan informasi biaya yang dihasilkan menurut sistem akuntansi biaya tradisional dibandingkan dengan activity based costing system (ABC system)

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti bagi berbagai pihak, yaitu :


(14)

4

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan saran dan rekomendasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen Rumah Sakit Hasan Sadikin khususnya dalam hal pembebanan biaya dalam rangka penetapan harga pokok produk yang tepat. 2. Peneliti

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi peneliti mengenai praktik yang dilaksanakan pada perusahaan, serta memperdalam pemahaman mengenai perbandingan antara sistem akuntansi biaya tradisional dan activity based costing system dalam pembebanan biaya.

3. Pihak lainnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi pihak-pihak lainnya yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama.

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Setiap perusahaan harus mampu mengembangkan usahanya agar dapat menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya yang sejenis. Pembebanan biaya yang akurat menjadi sangat penting bagi perusahaan dalam menghasilkan perhitungan harga pokok produksi yang akurat pula, sehingga dapat lebih kompetitif dan membantu manajemen dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan penetapan harga dan pengelolaan hubungan dengan pelanggan.


(15)

5

Peranan akuntansi biaya tradisional dalam perusahaan jasa dipandang kurang akurat dalam memberikan informasi bagi manajemen dan kurang dapat mengikuti persaingan yang ketat pada saat sekarang ini. Hal ini disebabkan karena pembebanan biaya tidak berdasarkan pada tiap-tiap aktivitas yang dilakukan, penggunaan alokasi biaya overhead yang tidak terkait dengan unit dapat mengakibatkan distorsi biaya, sehingga manajemen tidak dapat menghitung berapa biaya riil yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi jasa berdasarkan aktivitas yang dilakukan.

Akuntansi biaya tradisional dirancang untuk menyajikan informasi biaya pada tahap produksi. Padahal perkembangan terakhir menunjukkan bahwa inovasi dan strategi pemasaran yang baik bisa menunjang keunggulan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Dalam hal ini sistem akuntansi biaya tradisional tidak relevan dengan perkembangan kebutuhan informasi bagi perusahaan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar yang semakin tajam.

Menurut Mulyadi (2001:366) kelemahan akuntansi biaya tradisional, yaitu : 1. Hanya menggunakan jam tenaga kerja langsung (atau biaya tenaga kerja langsung)

sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead di pusat biaya kepada produk dan jasa

2. Hanya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead dari pusat biaya kepada produk atau jasa


(16)

6

3. Biaya pemasaran dan penyerahan produk atau jasa sangat berbeda diantara berbagai saluran distribusi, namun sistem akuntansi biaya tidak mempedulikan biaya pemasaran

Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut maka akuntansi biaya tradisional dipasaran tidak mampu menggambarkan konsumsi sumber daya dalam proses pembuatan barang atau jasa. Untuk memungkinkan manajemen mengelola konsumsi sumber daya dalam proses pembuatan produk atau penyediaan jasa dapat digunakan suatu sistem akuntansi biaya yang dikenal dengan nama Activity Based Costing System (ABC system).

Activity based costing system (ABC system) dirancang atas dasar pemikiran bahwa produk memerlukan aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Jika manajemen melayani kebutuhan konsumen dengan aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen, maka manajemen akan senantiasa berusaha melakukan penyempurnaan terhadap berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk atau jasa yang diserahkan kepada konsumen. Oleh karena itu, informasi akuntansi yang dirancang atas dasar aktivitas (activity based costing system) merupakan sistem akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen saat ini.

Perusahaan jasa mempunyai tingkat volume usaha yang tinggi, tipe aktivitas yang berulang-ulang yang dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dengan aktivitas pada jalur produksi. Jadi jelas bahwa activiy based costing system dapat berguna bagi perusahaan jasa. Semua organisasi jasa mempunyai kegiatan dan keluaran yang menempatkan kebutuhan akan suatu kegiatan-kegiatan (Hansen&Mowen 2000;326).


(17)

7

Menurut Blocher dan Chen (2000;127) activity based costing system mempunyai beberapa manfaat, yaitu :

1. Activity Based Costing menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan normatif, yang mengarahkan kepada pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan kepada keputusan strategi yang lebih baik tentang penentuan harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran modal.

2. Activity Based Costing menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh adanya aktivitas, hal ini dapat membantu manajemen untuk meningkatkan “product value” dan “process value” dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek peningkatan “value”.

3. Activity Based Costing memudahkan manajer memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan bisnis

Berdasarkan uraian di atas penulis menarik suatu hipotesis, yaitu :

“Penerapan Activity Based Costing System akan menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat dibandingkan dengan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional”

1.6 Metode Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, menyajikan, dan


(18)

8

menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran mengenai keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti yang meliputi aspek kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, penulis lalu menarik kesimpulan dan memberikan saran.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah :

1. Penelitian Lapangan (field research), yaitu pengumpulan data secara langsung dengan mengadakan penelitian terhadap objek yang diteliti untuk memperoleh data primer, dengan melakukan :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap aktivitas perusahaan yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai perusahaan dan masalah khusus yang diteliti.

2. Penelitian Kepustakaan (library research). Data dikumpulkan dengan membaca berbagai literatur, catatan perkuliahan, majalah-majalah dan sumber lainnya yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka dasar ilmiah untuk menyusun skripsi ini.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Umum Dr.Hasan Sadikin Jl. Pasteur No.38 Bandung. Waktu penelitian yang dilakukan penulis adalah dari tanggal 12 April sampai dengan 12 Juni 2006.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan melakukan analisis terhadap sistem akuntansi yang ada dan diterapkan pada RSUP Dr. Hasan Sadikin, kemudian dilanjutkan dengan melakukan penghitungan terhadap alokasi biaya-biaya overhead dengan menggunakan activity based costing system, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem akuntansi yang digunakan saat ini pada RSUP Dr, Hasan Sadikin Bandung adalah sistem akuntansi biaya tradisional, yaitu sistem biaya yang menggunakan satu cost driver untuk mengalokasikan biaya overhead terhadap produk/jenis pelayanan yang diberikan.

2. Dengan menggunakan volume pelayanan sebagai cost driver dalam mengalokasikan biaya overhead terhadap produk/jenis pelayanan yang diberikan mengakibatkan produk/jenis pelayanan yang mengkonsumsi pelayanan dalam jumlah sedikit, dengan sendirinya akan dibebankan biaya overhead yang sedikit pula, hal ini jelas akan menimbulkan distorsi.

3. Dalam perhitungan harga pokok produk yang selama ini dilakukan oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin kurang akurat. Ini merupakan konsekuensi logis karena harga pokok merupakan hasil akhir dari pembebanan biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung terhadap produk/jenis pelayanan yang dihasilkan


(20)

92

sedangkan RSUP Dr. Hasan Sadikin menerapkan sistem pembebanan biaya tidak langsung pada perhitungan harga pokok produk.

4. Activity based costing system menggunakan lebih dari satu cost driver dalam membebankan biaya tidak langsung kepada produk/jenis pelayanan yaitu menggunakan cost driver yang berbeda-beda untuk setiap cost pool, yang dianggap sebagai rasio yang paling mendekati dalam membebankan biaya-biaya yang tergolong dalam cost pool berkaitan dengan produk/jenis pelayanan yang dihasilkan.

5. Berdasarkan hasil perbandingan perhitungan harga pokok menurut sistem akuntansi biaya tradisional dengan activity based costing dapat dilihat distorsi yang selama ini terjadi di RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam hal perhitungan harga pokok produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini diterapkan tidak lagi sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini, mengingat jenis pelayanan yang volume/jumlah aktivitasnya besar mensubsidi produk yang volume/jumlah aktivitasnya sedikit.

6. Perbandingan harga pokok produk berdasarkan dua metode di atas adalah sebagai berikut :

Harga Pokok Produk Paket Dasar Paket Standar Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Rp 284.219 Rp 340.053 Activity Based Costing Rp 243.856 Rp 382.955 Perbedaan Rp 40.363 Rp (42.902) Persentasi 14.20% 12.62%


(21)

93

Dengan demikian pembebanan biaya overhead dengan activity based costing system lebih akurat dibandingkan dengan sistem akuntansi biaya tradisional. 7. Perbandingan konsumsi overhead antara sistem akuntansi biaya tradisional dengan

activity based costing adalah sebagai berikut :

Konsumsi FOH Paket Dasar Paket Standar Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Rp 198.669.423 Rp 186.913.134

Activity Based Costing Rp 131.141.756 Rp 254.440.801

Selisih Rp 67.527.667 Rp (67.527.667)

Perbedaan Overcost Undercost


(22)

94

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung untuk menjalankan usahanya adalah :

1. Pengelolaan dan penguasaan informasi biaya merupakan suatu keharusan pada era globalisasi saat ini, salah satu alternatif adalah sebaiknya dengan menerapkan activity based costing system pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, karena dengan sistem ini perhitungan biaya dapat lebih akurat sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat lebih baik.

2. Untuk menjamin keberhasilan dari penerapan activity based costing system pada perusahaan, diperlukan adanya keterlibatan seluruh pihak yang ada dalam perusahaan baik itu setiap bagian maupun karyawan di seluruh bagian perusahaan agar mempunyai rasa memiliki terhadap sistem ini, sehinggan penerapan sistem ini akan mudah dilakukan dan tujuan dari sistem ini akan tercapai.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Banker, Kaplan, dan Mark Young .2001. international edition. Management Accounting. Prentice Hall.

Ahmed Riahi-Belkaoui .Edisi 1.2001. Teori Akuntansi.Penerbit Salemba Empat. Badudu, Zain. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Blocher&Chen .1999. Cost Management: strategic emphasis. Boston: Mc Graw-Hill. Edward, Michael.1991. Edisi 3. Cost Accounting. Boston: Richard D.Irwin, Inc. Hammer, Carter, and Usry.1999. Edisi 10. Cost Accounting: Planning and Control.

Jakarta: Erlangga.

Hansen, Don R.Mowen, Maryanne M. 2000. first edition. Cost Management: Accounting and Control. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen and Mowen. 2003. Edisi 4. Cost Management: Accounting and Control. Thompson: South Western.

Hansen and Mowen.2005. Edisi 7. Management accounting. South Western: Thompson Learning Inc., Ohio.

Harnanto.1992. Edisi 1. Akuntansi Biaya: Perhitungan Harga Pokok Produk. Yogyakarta, BPFE.

Hilton/Maher/Selto.2003.Edisi 2.Cost Mangement:strategic for bussines decision. New York: Mc Graw-Hill Companies Inc.

Horngren/Sundem/Stratton.2000.Edisi 10.Cost Accounting. Prentice Hall.


(24)

Maher.1997. Cost Accounting, Creating value For Management. Singapore: Richard D.Irwin, Inc.

Mulyadi. 2001. Edisi 6. Akuntansi biaya. Yogyakarta: Bagian penerbitan STIE YKPN

Mulyadi. 2003. Edisi 6. Activity based Cost System. Yogyakarta; UPP AMP YKPN. Simamora, henry.1999. Edisi 1. Akuntansi. Penerbit Salemba Empat.

Sulistianingsih dan Zulkifli.1999. Edisi 1. Akuntansi biaya: Dilengkapi isu-isu Kontemporer.Jogyakarta: UPP AMP JKPN.

Supriyono.1998. Edisi 3. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE Yogya.

Weygant, Jerry; Donald E Kieso; Paul D.Kimmel.2001. Edisi 6. Accounting Principles. USA: John Willey & Sons, Inc.

Widjaja, Amin. 2000. Edisi 1. Activity based costing. Jakarta, PT Rineka Cipta. www.library.usu.ac.id


(1)

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan melakukan analisis terhadap sistem akuntansi yang ada dan diterapkan pada RSUP Dr. Hasan Sadikin, kemudian dilanjutkan dengan melakukan penghitungan terhadap alokasi biaya-biaya overhead dengan menggunakan activity based costing system, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem akuntansi yang digunakan saat ini pada RSUP Dr, Hasan Sadikin Bandung adalah sistem akuntansi biaya tradisional, yaitu sistem biaya yang menggunakan satu cost driver untuk mengalokasikan biaya overhead terhadap produk/jenis pelayanan yang diberikan.

2. Dengan menggunakan volume pelayanan sebagai cost driver dalam mengalokasikan biaya overhead terhadap produk/jenis pelayanan yang diberikan mengakibatkan produk/jenis pelayanan yang mengkonsumsi pelayanan dalam jumlah sedikit, dengan sendirinya akan dibebankan biaya overhead yang sedikit pula, hal ini jelas akan menimbulkan distorsi.

3. Dalam perhitungan harga pokok produk yang selama ini dilakukan oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin kurang akurat. Ini merupakan konsekuensi logis karena harga pokok merupakan hasil akhir dari pembebanan biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung terhadap produk/jenis pelayanan yang dihasilkan


(2)

92

sedangkan RSUP Dr. Hasan Sadikin menerapkan sistem pembebanan biaya tidak langsung pada perhitungan harga pokok produk.

4. Activity based costing system menggunakan lebih dari satu cost driver dalam membebankan biaya tidak langsung kepada produk/jenis pelayanan yaitu menggunakan cost driver yang berbeda-beda untuk setiap cost pool, yang dianggap sebagai rasio yang paling mendekati dalam membebankan biaya-biaya yang tergolong dalam cost pool berkaitan dengan produk/jenis pelayanan yang dihasilkan.

5. Berdasarkan hasil perbandingan perhitungan harga pokok menurut sistem akuntansi biaya tradisional dengan activity based costing dapat dilihat distorsi yang selama ini terjadi di RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam hal perhitungan harga pokok produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini diterapkan tidak lagi sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini, mengingat jenis pelayanan yang volume/jumlah aktivitasnya besar mensubsidi produk yang volume/jumlah aktivitasnya sedikit.

6. Perbandingan harga pokok produk berdasarkan dua metode di atas adalah sebagai berikut :

Harga Pokok Produk Paket Dasar Paket Standar Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Rp 284.219 Rp 340.053 Activity Based Costing Rp 243.856 Rp 382.955 Perbedaan Rp 40.363 Rp (42.902) Persentasi 14.20% 12.62%


(3)

Dengan demikian pembebanan biaya overhead dengan activity based costing system lebih akurat dibandingkan dengan sistem akuntansi biaya tradisional. 7. Perbandingan konsumsi overhead antara sistem akuntansi biaya tradisional dengan

activity based costing adalah sebagai berikut :

Konsumsi FOH Paket Dasar Paket Standar Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Rp 198.669.423 Rp 186.913.134 Activity Based Costing Rp 131.141.756 Rp 254.440.801

Selisih Rp 67.527.667 Rp (67.527.667)


(4)

94

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung untuk menjalankan usahanya adalah :

1. Pengelolaan dan penguasaan informasi biaya merupakan suatu keharusan pada era globalisasi saat ini, salah satu alternatif adalah sebaiknya dengan menerapkan activity based costing system pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, karena dengan sistem ini perhitungan biaya dapat lebih akurat sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat lebih baik.

2. Untuk menjamin keberhasilan dari penerapan activity based costing system pada perusahaan, diperlukan adanya keterlibatan seluruh pihak yang ada dalam perusahaan baik itu setiap bagian maupun karyawan di seluruh bagian perusahaan agar mempunyai rasa memiliki terhadap sistem ini, sehinggan penerapan sistem ini akan mudah dilakukan dan tujuan dari sistem ini akan tercapai.


(5)

Management Accounting. Prentice Hall.

Ahmed Riahi-Belkaoui .Edisi 1.2001. Teori Akuntansi.Penerbit Salemba Empat. Badudu, Zain. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Blocher&Chen .1999. Cost Management: strategic emphasis. Boston: Mc Graw-Hill. Edward, Michael.1991. Edisi 3. Cost Accounting. Boston: Richard D.Irwin, Inc. Hammer, Carter, and Usry.1999. Edisi 10. Cost Accounting: Planning and Control.

Jakarta: Erlangga.

Hansen, Don R.Mowen, Maryanne M. 2000. first edition. Cost Management: Accounting and Control. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen and Mowen. 2003. Edisi 4. Cost Management: Accounting and Control. Thompson: South Western.

Hansen and Mowen.2005. Edisi 7. Management accounting. South Western: Thompson Learning Inc., Ohio.

Harnanto.1992. Edisi 1. Akuntansi Biaya: Perhitungan Harga Pokok Produk. Yogyakarta, BPFE.

Hilton/Maher/Selto.2003.Edisi 2.Cost Mangement:strategic for bussines decision. New York: Mc Graw-Hill Companies Inc.


(6)

Maher.1997. Cost Accounting, Creating value For Management. Singapore: Richard D.Irwin, Inc.

Mulyadi. 2001. Edisi 6. Akuntansi biaya. Yogyakarta: Bagian penerbitan STIE YKPN

Mulyadi. 2003. Edisi 6. Activity based Cost System. Yogyakarta; UPP AMP YKPN. Simamora, henry.1999. Edisi 1. Akuntansi. Penerbit Salemba Empat.

Sulistianingsih dan Zulkifli.1999. Edisi 1. Akuntansi biaya: Dilengkapi isu-isu Kontemporer.Jogyakarta: UPP AMP JKPN.

Supriyono.1998. Edisi 3. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE Yogya.

Weygant, Jerry; Donald E Kieso; Paul D.Kimmel.2001. Edisi 6. Accounting Principles. USA: John Willey & Sons, Inc.

Widjaja, Amin. 2000. Edisi 1. Activity based costing. Jakarta, PT Rineka Cipta.