ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) (Studi Kasus pada DPPKAD, BAPPEDA, dan BPS Kabupaten Boyolali tahun 2006-2015).

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Studi Kasus pada DPPKAD, BAPPEDA, dan BPS Kabupaten

Boyolali tahun 2006-2015)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat – Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

NOVIANTI HENDRIYANI B 200130226

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Studi Kasus pada DPPKAD, BAPPEDA, dan BPS Kabupaten Boyolali tahun 2006-2015)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Penduduk, dan Inflasi terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Kabupaten Boyolali tahun 2006-2015

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kabupaten Boyolali, dengan sampel penelitian data laporan keuangan pemerintah Boyolali pada tahun 2006-2015. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan uji t, uji f dan uji koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 0,759 yang berarti bahwa 75,9% pendapatan asli daerah dipengaruhi Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Penduduk, dan Inflasi, sedangkan 24,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah, sedangkan pengeluaran pemerintah dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Penduduk, Inflasi

ABSTRACT

This research aimed to analyze the influence of Goverentment Ekspenditure, Population, Inflation to District Own Source Revenue ( DOSR) in Boyolali period 2006-2015.

The population used in this study at Boyolali, with sample financial statement data Boyolali government in 2006-2015. The collected data were analyzed using data analysis first conducted classical assumption test before hypothesis test. Testing the hypothesis in this study using multiple regression analysis with t-test, f-tets and the coefficient of determination.

The results showed that the coefficient of determination obtained a value of 0,759 which means that 75,9% District Own Source Revenue ( DOSR) is affected Goverentment Expediture, Population, and Inflation the balance of 24,1% is influenced by other variables outside the research. Hypotesis test results showed that the Population have significant effect on District Own Source Revenue ( DOSR ), while the Goverentment Expediture and Inflation have not significant effect on District Own Source Revenue ( DOSR ).


(6)

2

Keyword: District Own Source Revenue ( DOSR ), Goverentment Expenditure, Population, Inflation.

1. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur. Berbagai kegiatan pembangunan nasional diarahkan kepada pembangunan yang merata ke setiap daerah yang cenderung masih memiliki kelemahan dalam penerimaan pendapatan. Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah, Kabupaten dan Kota memiliki kewenangan yang lebih luas. Seperti tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2004, Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan adanya otonomi daerah memunculkan dimensi baru berupa Desentralisasi dan Dekonsentrasi (Zuwesty 2015). Menurut UU No.32 Tahun 2004, desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah pusat kepada pemerintah daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI. Pelaksanaan desentralisasi fiskal memberikan peluang pada pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsinya secara efektif, dengan diberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan penyediaan pelayanan disektor publik. Untuk itu harus didukung sumber-sumber keuangan yang memadai yang berasal dari PAD.

PAD sebagai salah satu penerimaan daerah, mencerminkan tingkat kemandirian daerah. Semakin besar PAD maka menunjukkan bahwa daerah itu mampu melaksanakan desentralisasi fiskal dan ketergantungan terhadap pemerintah pusat berkurang. Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah diatur oleh UU No. 32 tahun 2004 yang mengatur tentang pemerintah daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Oleh karena itu sudah sewajarnya apabila PAD dijadikan salah satu tolok ukur dalam pelaksanaan pembangunan daerah, akan tetapi PAD tersebut masih belum cukup untuk membiayai pembangunan apabila dilihat dari proporsi PAD terhadap APBD. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi PAD diantaranya Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Penduduk, dan Inflasi.


(7)

3

Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor penentu adanya disparitas pendapatan asli daerah. Penambahan penduduk merupakan satu hal yang dibutuhkan, dan bukan satu masalah, melainkan sebagai unsur penting yang dapat merangsang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (Gde Bhaskara dan A.A Bagus, 2014).

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telahmenetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah, semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan. Proporsi pengeluaran pemerintah terhadap penghasilan nasional (GNP) adalah suatu ukuran terhadap kegiatan pemerintah dalam suatu perekonomian (Mangkoesoebroto, 1998 dalam Sitaniapessy, 2013).

Adanya aktifitas penduduk pada perekonomian menyebabkan gejolak ekonomi secara menyeluruh atas permintaan barang dan jasa yang berlebihan biasanya disebut inflasi. Adanya inflasi di Kota menggambarkan adanya gejolak ekonomi, apabila inflasi tersebut dibiarkan begitu saja tanpa dikendalikan akan berdampak pada perekonomian, karena inflasi yang baik kurang dari 10 % apabila inflasi melebihi dari 25% akan mengakibatkan nilai barang tinggi dan berdampak pada nilai tukar rupiah yang akan semakin menurun (Iwan Susanto, 2014).

Penelitian ini mengembangkan dari penelitian terdahulu yang dilakukan Gde Bhasakara dan A.A Bagus (2014), adapun perbedaan penelitiannya adalah pada tempat penelitian. Gde Bhaskara dan A.A Bagus melakukan penelitian pada kota Denpasar, sedangkan penelitian ini pada kota Boyolali. Dalam penelitian Gde Bhaskara dan A.A Bagus menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah meliputi PDRB, jumlah penduduk dan jumlah wisatawan, sedangkan dalam penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah yang meliputi pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk, dan inflasi.


(8)

4

2. METODE

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah di Dinas PendapatanPengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Badan Perencanaan Pengembangan Daerah (BAPPEDA), dan data-data yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali. Pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu data Laporan Realisasi Anggaran pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), data inflasi pada Badan Perencanaan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) dan data jumlah penduduk pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali dalam 10tahun mulai dari tahun 2006-2015. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel menggunakan kriteria tertentu. Teknis analisis data yang digunakan adalah regresi berganda.

a. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah menurut UU no 33 tahun 2014 adalah adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PAD = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengolahan Kekayaan `````Daerah yang Dipisahkan + Lain-lain PAD Yang Sah

b. Pengeluaran pemerintah

Pengeluaran pemerintah menurut BPS adalah jenis output pemerintah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang/jasa (baik yang harganya signifikan dan tdk signifikan secara ekonomi) ditambahnilai barang/jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada RT secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi (social transfer in kind-purchased market production).

Pengeluaran Pemerintah untuk Belanja Modal = Belanja Tanah + Belanja Peralatan dan Mesin + Belanja Gedung dan Bangunan + Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan + Belanja Aset Lainnya.


(9)

5

c. Jumlah Penduduk

Penduduk menurut BPS adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Jumlah Penduduk = Penduduk Laki-laki + Penduduk Perempuan

d. Inflasi

Inflasi menurut BPS adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat, maka harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

IRt – 100% Dimana:

IHKt = Indeks Harga Konsumen Gabungan satu tahun dibagi 12

IHKt -1 = Indeks Harga Konsumen Gabungan tahun sebelumnya dibagi 12

Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (multiple

regression). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi berganda. Karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hitungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2006). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu produk domestik regional bruto, pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk, dan inflasi terhadap variabel dependennya yaitu pendapatan asli daerah.

Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

PAD = β0 + β1PP + β2JP + β3IF+ µi

Keterangan :


(10)

6 β0 = Intersep

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi PP = Pengeluaran Pemerintah

JP = Jumlah Penduduk

IF = Inflas

µi = error

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

Masalah yang umum terjadi dalam model regresi linier berganda yaitu uji multikolineritas, uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Maka, dilakukan uji asumsi klasik mengenai keberadaan masalah tersebut.

Uji Normalitas

Hasil pengujian normalitas dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov

terhadap data unstandardized residual adalah sebesar 0,619, dapat diketahui bahwa semua p-value untuk data ternyata lebih besar dari =5% (p>0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa keseluruhan data yang diperoleh memiliki sebaran yang normal.

Uji Multikolinearitas

Nilai VIF pada hasil uji multikolinearitas model regresi untuk semua variabel independennya kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 atau 10%. Dengan demikian, dapat dibuktikan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser. Berdasarkan hasil perhitungan uji heteroskedastisitas yang menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas, karena nilai p>0,05 atau tidak signifikan pada

=5%. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.


(11)

7

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

a. Hipotesis 1 (Pengeluaran Pemerintah Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah)

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Pengeluaran Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Pengeluaran Pemerintahsebesar 0,655 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,447, dan nilai sig. sebesar 0,537 lebih besar dari 5%, sehingga H1 ditolak artinya Pengeluaran Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah secara statistik signifikan.

b. Hipotesis 2 (Jumlah Penduduk Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah)

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Jumlah Penduduk

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Jumlah Penduduk sebesar 3,633 lebih besar dari t tabel sebesar 2,447, dan nilai sig. sebesar 0,011 lebih kecil dari 5%, sehingga H2 diterima, sehingga H2 diterima artinya Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah secara statistik signifikan.

c. Hipotesis 3 (Inflasi Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah)

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Inflasi sebesar 0,175 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,447, dan nilai sig. sebesar 0,867 lebih besar dari 5%, sehingga H3 ditolak sehingga H3 ditolak artinya Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah secara statistik signifikan.

4. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial, jumlah penduduk berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan pengeluaran pemerintah dan inflasi tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.


(12)

8

Keterbatasan

Sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kabupaten Boyolali sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk jenis kabupaten/kota yang lain, Dalam penelitian ini hanya terbatas menggunakan 3 variabel independen saja seperti pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan inflasi, Dalam penelitian ini hanya menggunakan periode 10 tahun karena kesulitan dalam mendapatkan data, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan.

Saran

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan sampel dalam penelitian lebih diperluas karena sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kabupaten. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variable independen penelitian.. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode yang lebih panjang.

DAFTAR PUSTAKA

A.A Bagus Putu Widanta, G. B. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar.

E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, ISSN: 2303-0178

Vol. 3, No. 5.

Abdullah, F. (16-19 September 2015). “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Alokasi Khusus Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Sumatera Bagian Selatan”.

Simposium Nasional Akuntansi 18. Universitas Sumatera Utara.

Adiputra, I. M., Dwiyantari, N. K., & Darmada, D. K. (16-19 September 2015). Pengaruh PAD, Dana Perimbangan dan SiLPA Terhadap Kualitas Pembangunan Manusia Dengan Alokasi Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Bali). Simposium

Nasional Akuntansi 18 Medan.

Badan Pusat Statistik. Pengertian Inflasi https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/3 Badan Pusat Statistik. Pengertian Kependudukan

https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/12

Badan Pusat Statistik. Pengertian Pendapatan Domestik Regional Bruto https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/52


(13)

9

Badan Pusat Statistik. Pengertian Pengeluaran Pemerintah. https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/11

Engla Desnim Silvia, Y. W. (2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi,Investasi, dan Inflasi di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi, Vol.1 No.2.

Gitaningtyas, Y. K., & Taufik Kurrohman. (2014). Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Jumlah Penduduk, dan Investasi Swasta Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur. Artikel Ilmiah Mahasiswa, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ).

I Gusti Ayu Putri Wahyuni, M. S. (2014). “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesenjangan Pendapatan Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali”. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, 2337-3067.

I Made Tony Wirawan, S. A. (2015). “Analisis Pengaruh Pendidikan, PDRB Perkapita Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Bali”. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol.04, No.05: 2303-0178.

Iwan, & Susanto. (2014). Analisis Pengaruh PDRB, Penduduk, dan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus Kota Malang Tahun 1998 – 2012). Jurnal Ilmiah, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.

James Paul Alfred Renyaan, S. U. (2012). Effect of Fiscal Autonomy and Economic Growth on Local Financial Performance (A Study on Local Government Of Papua Province). International Journal of Business and

Management Invention, Volume 1 No 1.

Kusnandar, & Dodik, S. (n.d.). Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin.

Makdalena F Asmuruf, V. A. (2015). “Pengaruh Pendapatan Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Sorong”.

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol.15 No.5.

Putri, Z. E. (2015). Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol.5 No.2.


(14)

10

Sari, P. L. (2013). ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI BALI. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, ISSN : 2089-3310 Vol 2 No 2.

Sipahutar, R. I., & Sutaryo. (24-27 Agustus 2016). Faktor-Faktor Penentu Implementasi E-Government Pemerintah Daerah Di Indonesia. Simposium

Nasional Akuntansi XIX, Lampung.

Sitaniapessy, H. A. (April 2013.). “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap PDRB Dan PAD”. Jurnal Economica, Vol 9, No.1.

Supartoyo, Y. H. (2013). “The Economic Growth and The Regional Characteristics: The Case of Indonesia”. Buletin Ekonomi Moneter dan

Perbankan,Terakreditasi-Sk: 66b/DIKTI/Kep/2011., Vol.16, No.1.

Undang-undang Nomer 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta, DirektoratJenderal Otonomi Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.


(1)

5 c. Jumlah Penduduk

Penduduk menurut BPS adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Jumlah Penduduk = Penduduk Laki-laki + Penduduk Perempuan d. Inflasi

Inflasi menurut BPS adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat, maka harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

IRt – 100% Dimana:

IHKt = Indeks Harga Konsumen Gabungan satu tahun dibagi 12

IHKt -1 = Indeks Harga Konsumen Gabungan tahun sebelumnya dibagi 12 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda (multiple regression). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hitungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2006). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu produk domestik regional bruto, pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk, dan inflasi terhadap variabel dependennya yaitu pendapatan asli daerah.

Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

PAD = β0 + β1PP + β2JP + β3IF+ µi

Keterangan :


(2)

6 β0 = Intersep

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi PP = Pengeluaran Pemerintah

JP = Jumlah Penduduk

IF = Inflas

µi = error

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

Masalah yang umum terjadi dalam model regresi linier berganda yaitu uji multikolineritas, uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Maka, dilakukan uji asumsi klasik mengenai keberadaan masalah tersebut.

Uji Normalitas

Hasil pengujian normalitas dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov terhadap data unstandardized residual adalah sebesar 0,619, dapat diketahui bahwa semua p-value untuk data ternyata lebih besar dari =5% (p>0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa keseluruhan data yang diperoleh memiliki sebaran yang normal.

Uji Multikolinearitas

Nilai VIF pada hasil uji multikolinearitas model regresi untuk semua variabel independennya kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 atau 10%. Dengan demikian, dapat dibuktikan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser. Berdasarkan hasil perhitungan uji heteroskedastisitas yang menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas, karena nilai p>0,05 atau tidak signifikan pada

=5%. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.


(3)

7 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

a. Hipotesis 1 (Pengeluaran Pemerintah Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah)

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Pengeluaran Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Pengeluaran Pemerintahsebesar 0,655 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,447, dan nilai sig. sebesar 0,537 lebih besar dari 5%, sehingga H1 ditolak artinya Pengeluaran Pemerintah tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah secara statistik signifikan.

b. Hipotesis 2 (Jumlah Penduduk Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah)

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Jumlah Penduduk

berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Jumlah Penduduk sebesar 3,633 lebih besar dari t tabel sebesar 2,447, dan nilai sig. sebesar 0,011 lebih kecil dari 5%, sehingga H2 diterima, sehingga H2 diterima artinya Jumlah Penduduk berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah secara statistik signifikan.

c. Hipotesis 3 (Inflasi Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah) Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Inflasi sebesar 0,175 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,447, dan nilai sig. sebesar 0,867 lebih besar dari 5%, sehingga H3 ditolak sehingga H3 ditolak artinya Inflasi tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah secara statistik signifikan.

4. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial, jumlah penduduk berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Sedangkan pengeluaran pemerintah dan inflasi tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.


(4)

8 Keterbatasan

Sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kabupaten Boyolali sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi untuk jenis kabupaten/kota yang lain, Dalam penelitian ini hanya terbatas menggunakan 3 variabel independen saja seperti pengeluaran pemerintah, jumlah penduduk dan inflasi, Dalam penelitian ini hanya menggunakan periode 10 tahun karena kesulitan dalam mendapatkan data, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan.

Saran

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan sampel dalam penelitian lebih diperluas karena sampel dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kabupaten. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variable independen penelitian.. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode yang lebih panjang.

DAFTAR PUSTAKA

A.A Bagus Putu Widanta, G. B. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, ISSN: 2303-0178 Vol. 3, No. 5.

Abdullah, F. (16-19 September 2015). “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Alokasi Khusus Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Sumatera Bagian Selatan”. Simposium Nasional Akuntansi 18. Universitas Sumatera Utara.

Adiputra, I. M., Dwiyantari, N. K., & Darmada, D. K. (16-19 September 2015). Pengaruh PAD, Dana Perimbangan dan SiLPA Terhadap Kualitas Pembangunan Manusia Dengan Alokasi Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Bali). Simposium Nasional Akuntansi 18 Medan.

Badan Pusat Statistik. Pengertian Inflasi https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/3 Badan Pusat Statistik. Pengertian Kependudukan

https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/12

Badan Pusat Statistik. Pengertian Pendapatan Domestik Regional Bruto https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/52


(5)

9

Badan Pusat Statistik. Pengertian Pengeluaran Pemerintah. https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/11

Engla Desnim Silvia, Y. W. (2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi,Investasi, dan Inflasi di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi, Vol.1 No.2.

Gitaningtyas, Y. K., & Taufik Kurrohman. (2014). Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Jumlah Penduduk, dan Investasi Swasta Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur. Artikel Ilmiah Mahasiswa, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ).

I Gusti Ayu Putri Wahyuni, M. S. (2014). “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesenjangan Pendapatan Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2337-3067.

I Made Tony Wirawan, S. A. (2015). “Analisis Pengaruh Pendidikan, PDRB Perkapita Dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Bali”. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol.04, No.05: 2303-0178.

Iwan, & Susanto. (2014). Analisis Pengaruh PDRB, Penduduk, dan Inflasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus Kota Malang Tahun 1998 – 2012). Jurnal Ilmiah, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG.

James Paul Alfred Renyaan, S. U. (2012). Effect of Fiscal Autonomy and Economic Growth on Local Financial Performance (A Study on Local Government Of Papua Province). International Journal of Business and Management Invention, Volume 1 No 1.

Kusnandar, & Dodik, S. (n.d.). Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin.

Makdalena F Asmuruf, V. A. (2015). “Pengaruh Pendapatan Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Sorong”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol.15 No.5.

Putri, Z. E. (2015). Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol.5 No.2.


(6)

10

Sari, P. L. (2013). ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PROVINSI BALI. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, ISSN : 2089-3310 Vol 2 No 2.

Sipahutar, R. I., & Sutaryo. (24-27 Agustus 2016). Faktor-Faktor Penentu Implementasi E-Government Pemerintah Daerah Di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung.

Sitaniapessy, H. A. (April 2013.). “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap PDRB Dan PAD”. Jurnal Economica, Vol 9, No.1.

Supartoyo, Y. H. (2013). “The Economic Growth and The Regional Characteristics: The Case of Indonesia”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,Terakreditasi-Sk: 66b/DIKTI/Kep/2011., Vol.16, No.1.

Undang-undang Nomer 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Jakarta, DirektoratJenderal Otonomi Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah.


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) (Studi Kasus pada DPPKAD, BAPPEDA, dan BPS Kabupaten Boyolali tahun 2006-2015).

0 4 17

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) (Studi Kasus pada DPPKAD, BAPPEDA, dan BPS Kabupaten Boyolali tahun 2006-2015).

0 2 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun 1991-2013.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN SRAGEN Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun 1991-2013.

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1991-2012.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLATEN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH ( PAD ) DI KABUPATEN KLAEN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Di Kabupaten Klaten Tahun 1989 – 2011.

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN PATI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten Pati Tahun 1990 – 2012.

0 2 13

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Boyolali tahun 1990 – 2009.

0 0 15