PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN FISIKA DAN SATUANNYA DI KELAS X SEMESTER I SMA KATOLIK BUDI MURNI 3 MEDAN T.P. 2013/2014.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK BESARAN FISIKA DAN SATUANNYA
DI KELAS X SEMESTER I SMA KATOLIK
BUDI MURNI 3 MEDAN
Oleh :
Hunter Lumbanbatu
NIM 4102121008
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
iii
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Besaran Fisika dan Satuannya di Kelas X
Semester I SMA Katolik Budi Murni 3 Medan
T.P 2014/2015
Hunter Lumbanbatu
NIM 4102121008
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika
dan satuannya di Kelas X Semester I SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan yang terdiri dari
4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas X2 sebagai kelas eksperimen yang
berjumlah 34 orang dan kelas X4 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 36 orang.
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil
belajar yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Dan instrumen yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa adalah lembar observasi aktivitas.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 4,29
dan nilai rata-rata kelas kontrol 4,03, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas
memiliki kemampuan awal yang sama. Pada pengujian normalitas dan
homogenitas diperoleh bahwa data pretes berdistribusi normal dan variansnya
homogen. Dari hasil uji beda nilai kedua kelas untuk pretes diperoleh pada kelas
eksperimen dengan thitung = 0,1459 dan ttabel = 0,1520 ( thitung < ttabel), maka dapat
dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal..
Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model
pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional. Nilai rata-rata postes kelas eksperimen 6,29 dan kelas kontrol 5,64.
Pada pengujian normalitas dan homogenitas diperoleh bahwa data pretes
berdistribusi normal dan variansnya homogen. Dari hasil uji beda nilai kedua
kelas diperoleh thitung = 1,714 dan ttabel = 1,668, karena thitung > ttabel maka Ha
diterima, artinya ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika dan
satuannya di kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan. Dari hasil pengamatan
yang dilakukan oleh observer diperoleh bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa dari
tiga kali pertemuan adalah sebesar 66.63 % dengan kategori cukup aktif.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
vi
Daftar Isi
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
3
1.3. Batasan Masalah
3
1.4. Rumusan Masalah
4
1.5. Tujuan Penelitian
4
1.6. Manfaat Penelitian
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
7
2.1.1. Pengertian Belajar
8
2.1.2. Hasil Belajar
9
2.1.3. Aktivitas Belajar
10
2.1.4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
10
2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
10
2.1.4.2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis masalah
12
2.1.4.3. Manfaat Pembelajaran Berbasis masalah
14
2.1.4.4. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis masalah
15
2.1.4.5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional
16
17
vii
2.1.5. Materi Besaran Fisika dan Satuannya
18
2.2. Kerangka Konseptual
24
2.3. Hipotesis Penelitian
24
BAB III METODE PENELITIAN
25
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
25
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
25
3.3. Variebel Penelitian
25
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
25
3.5.InstrumenPenelitian
26
3.6. Langkah – Langkah penelitian
28
3.7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
29
3.8. Teknik analisis Data
29
3.8.1 Menghitung mean dari data pretes dan postes
29
3.8.2 Uji Normalitas
30
3.8.3 Uji Homogenitas
31
3.8.4 Pengujian Hipotesis
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil penelitian
4.1.1 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
36
36
4.1.2 Uji Persyaratan Analisis Data
36
4.1.2.1 Uji Normalitas Dat
38
4.1.2.2 Uji Homogenitas Data
39
4.1.2.3 Uji Hipotesis Penelitian
39
4.3 Observasi
42
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
47
5.2 Saran
48
DAFTAR PUSTAKA
49
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
15
Tabel 2.2. Besaran pokok dan satuannya
19
Tabel 2.3. Besaran turunan
19
Tabel 2.4. Dimensi besaran pokok
19
Table 3.1. Rancangan penelitian
26
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
27
Tabel 3.3 Kategori dan Persentase Nilai Aktivitas
29
Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
34
Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
35
Tabel 4.3 Hasil Analis Uji Normalitas Data Pretes Kedua Kelompok Sampel
37
Tabel 4.4 Hasil Analisis Pretes Kedua Kelompok Sampel
37
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes
38
Tabel 4.6. Hasil Analisi Uji Normalitas Postes kedua Kelompok Sampel
38
Tabel 4.7.Hasil Analisis Uji Homogenitas Postes Kedua Kelompok Sampel
39
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes
39
Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
40
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
20
Gambar 2.1 Pembacaan skala pada mistar
Gambar 2.2 Jangka sorong
20
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup
21
Gambar 4.1 Grafik data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
35
Gambar 4.2 Grafik Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
36
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
47
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa (LKS)
93
Lampiran 3 : Instrumen Penelitian
124
Lampiran 4 : Tes Hasil Belajar
128
Lampiran 5 : Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa
131
Lampiran 6 : Lembar Penilaian Aktivitas Belajar
132
Lampiran 7 : Lembar Angket Siswa
133
Lampiran 8 : Lembar Angket Guru
135
Lampiran 9 : Hasil Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
137
Lampiran 10 : Hasil Pretes dan Postes Kelas Kontrol
138
Lampiran 11 : Perhitungan Nilai Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi
139
Lampiran 12 : Uji Normalitas
143
Lampiran 13 : Uji Homogenitas
149
Lampiran 14 : Uji Hipotesis
152
Lampiran 15 : Distribusi Data Observasi Aktivitas Pembelajaran Kelas
156
Lampiran 16 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Postes Kelas Kontrol
Dan Kelas Eksperimen
165
Lampiran 17 : Dokumentasi Penelitian
169
Lampiran 18 : Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
172
Lampiran 19 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
173
Lampiran 20 : Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
174
Lampiran 21 : Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
176
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka
panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di
dunia. Tingginya kualitas sumber daya manusia akan membawa kemajuan suatu
bangsa. Berbagai carapun dilakukan untuk memenuhi sistem pendidikan di
Indonesia baik secara pendidikan formal maupun pendidikan informal.
Berkembangnya pendidikan juga akan mempengaruhi perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknnologi (IPTEK). Fisika sebagai salah satu ilmu
pengetahuan alam memiliki sumbangan yang besar terhadap kemajuan IPTEK
dengan berbagai penemuan di bidang sains dan teknologi. Fisika sebagai cabang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempelajari gejala-gejala alam dan interaksi di
dalamnya.
Selama ini para siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika merupakan
pelajaran yang sulit karena mereka lebih banyak menemui persamaan matematis
sehingga fisika diidentikkan dengan angka dan rumus. Pembelajaran fisika hanya
memfokuskkan persamaan-persamaan fisika dan mengutamakan perhitungan
daripada menjelaskan konsep, hubungan fisika di dalam kehidupan sehari-hari dan
masalah-masalah fisika di dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, siswa
menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang tidak menarik. Hal ini
berdampak pada rendahnya minat siswa untuk belajar fisika. Masalah ini
merupakan masalah yang sering dijumpai oleh para guru di sekolah. Berdasarkan
hasil angket yagn disebar oleh peneliti kepada 34 siswa pada Juli 2014 di SMA
Katolik Budi Murni 3 Medan diperoleh data bahwa 32% ( 11 orang siswa tidak
menyukai pelajaran fisika) , 56% (19 orang siswa) biasa-biasa saja terhadap mata
pelajaran fisika, 29% (10 orang siswa) menyukai pelajaran fisika. Siswa yang
tidak menyukai fisika tentunya tidak akan termotivasi untuk mempelaajari fisika.
Selanjutnya, dari observasi yang dilakukan peneliti ternyata guru fisika di
sekolah tersebut tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi selama
2
proses pembelajaran fisika. Guru fisika hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional yang berupa kegiatan ceramah, tanya
jawab, mencatat dan
mengerjakan soal. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam
proses pembelajaran fisika. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran karena
hanya menjadi pendengar, pembelajaran fisika masih bersifat teacher center.
Pembelajaran fisika juga hanya berorientasi pada hapalan dan rumus tanpa
memahami konsep dari fisika tersebut. Pelajaran fisika bukanlah mata pelajaran
yang hanya menuntut kemampuan menghapal rumus-rumus yang diberikan, tetapi
juga harus terampil dalam mengaplikasikannya untuk menyelesaikan masalah
fisika di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditekankan untuk meningkatkan
kompetensi berpikir kritis dan sistem dalm memahami konsep fisika, sehingga
siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang fisika.
Masalah-masalah di atas menyebabkan hasil belajar fisika siswa rendah.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika di sekolah
tersebut yang menyatakan bahwa hasil belajar fisika siwa kelas X masih rendah
jika dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Pada T.P.
2011/2012 nilai rata-ratanya 62 dan pada T.P. 2012/2013 nilai rata-ratanya 64.
Data ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata ujian fisika kelas X SMA Budi Murni
3 Medan untuk tahun kedua Tahun Pelajaran tersebut masih tergolong rendah.
Berdasarkan masalah di atas, perlu dilakukan pembenahan dalam
mengatasi pembelajaran teacher centered penulis ingin mencoba menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu alternative untuk
memecahkan masalah-masalah di atas dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan metode pembelajaran
dimana siswa belajar melalui pemecahan masalah dan merefleksikan pengalaman
mereka. Dengan menggunakan model ini maka siswa dapat berperan aktif dalam
memecahkan masalah dalam proses pembelajaran khususnya pada materi fisika
serta mampu memahami konsep (prinsip yang abstrak), mampu bersikap kritis,
siswa dapat mengembangkan sifat ilmiah di dalam dirinya dan mampu
bertanggungjawab menyelesaikan masalah, baik masalah individu maupun
3
masalah dalam kelompok, dimana siswa akan dituntun untuk bekerjasama dengan
siswa yang lain.
Berdasarkan hasil penelitian Kennedy (2009) di SMAN 4 Kisaran pada
materi pokok pemuaian diperoleh nilai pretest kelas eksperimen adalah 30,666.
Kemudian setelah melakukan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis
masalah diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas eksperimen adalah 68,666.
Hasil penelitian Lusiana Siagian (2009) di SMPN 2 Rantau Utara pada materi
pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai pretes kelas eksperimen adalah 4,197
setelah melakukan perlakuan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah
pada kelas eksperimen diperoleh hasil postes kelas eksperimen 7,54. Dari kedua
penelitian tersebut dapat dilihat bahwa model pembelajaran berbasis masalah
dapat menigkatkan hasil belajar fisika.
Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran Fisika dan Satuannya di
Kelas X Semester I SMA Katolik Budi Murni 3 Medan T.P. 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
1.2.1. Guru belum maksimal melibatkan siswa untuk aktif selama proses
pembelajaran berlangsung.
1.2.2. Cara guru menjelaskan pelajaran hanya dengan mengandalkan rumus
dan soal-soal saja sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh .
1.2.3. Ruangan kelas kurang nyaman seperti kursi rusak, menyebabkan siswa
tidak konsen ketika pembelajaran berlangsung.
1.2.4. Model pembelajaran yang digunakan belum bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Ada banyak yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian ini,
maka peneliti membuat batasan-batasan masalah yang akan diteliti sebagai
berikut:
1.3.1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
berbasis masalah
4
1.3.2. Materi yang akan dipelajari adalah materi pokok besaran fisika dan
satuannya
1.3.3. Siswa yang diteliti adalah kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan luasnya ruang lingkup masalah
pada penelitian ini adalah :
1.4.1
Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok besaran fisika dan
satuannya di kelas X SMAN Katolik Budi Murni 3 Medan
1.4.2 Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran fisika dan
satuannya di kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.
1.4.3
Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
pokok besaran fisika dan satuannya di
kelas X SMA Katolik Budi
Murni 3 Medan.
1.4.4
Apakah ada perbedaan pengaruh Model pembelajaran berbasis
masalah dengan model konvensional terhadap hasil belajar siswa di
kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
pokok Pengukuran.
1.5.2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok
Pengukuran.
5
1.5.3. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
pokok Pengukuran.
1.4.5
Untuk
mengetahui
ada
tidaknya
perbedaan
pengaruh
model
pembelajaran berbasis masalah dengan model konvensional terhadap
hasil belajar siswa di kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.
1.6.Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.6.1. Bagi peneliti sendiri agar lebih mengetahui dan memahami bahwa ada
pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar
fisika.
1.6.2. Sebagai bahan alternatif pemilihan model pembelajaran.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat
disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika dan satuannya dengan
menggunakan model pembelajaran masalah secara individu terdapat 15
orang siswa yang tuntas (44%) dan secara kelas dinyatakan tidak tuntas.
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika dan satuannya dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional secara individu terdapat
11 orang siswa yang tuntas (31%) dan secara kelas dinyatakan tidak tuntas.
3. Aktivitas belajar siswa pada materi pokok besaran pokok besaran fisika
dan satuannya dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
di kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan Semester Ganjil T.P.
2014/2015 termasuk kategori cukup baik.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji-t satu pihak diperoleh
bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika dan
satuannya di kelas X semester I SMA Katolik Budi Murni 3 Medan T.P.
2014/2015.
46
5.2. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. Pada saat pemberian masalah, sebaiknya guru lebih jeli dalam memilah
masalah yang akan diberikan kepada siswa. Sebaiknya yang berhubungan
dalam kehidupan mereka secara langsung. Ada kalanya siswa tidak tertarik
pada masalah yang diajukan oleh guru, sehingga mereka cepat bosan dan
jenuh selama pembelajaran berlangsung.
2. Pada saat pembagian kelompok sebaiknya guru menuntun siswa untuk
membentuk kelompok. Hal yang sering terjadi adalah para siswa justru
menjadi ribut saat pembagian kelompok apabila pembagian kelompok
diserahkan kepada siswa.
3. Guru sebaiknya mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan saat
melakukan eksperimen dari rumah karena bisa saja alat dan bahan yang
diperlukan untuk melakukan eksperimen tidak tersedia di laboratorium.
4. Guru sebaiknya memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa yang
akan mempresentasikan hasil karya mereka, karena sering terjadi siswa
merasa malu-malu dan kurang percaya diri saat tampil di depan kelas.
5. Kepada siswa, para siswa hendaknya lebih meningkatkan kerjasama dalam
kelompok. Karena sering terjadi adalah hanya satu atau dua orang saja
yang bersedia memecahkan masalah atau mengerjakan tugas kelompok
sedangkan yang lainnya hanya santai dan tidak mau bekerjasama.
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK BESARAN FISIKA DAN SATUANNYA
DI KELAS X SEMESTER I SMA KATOLIK
BUDI MURNI 3 MEDAN
Oleh :
Hunter Lumbanbatu
NIM 4102121008
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
iii
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Besaran Fisika dan Satuannya di Kelas X
Semester I SMA Katolik Budi Murni 3 Medan
T.P 2014/2015
Hunter Lumbanbatu
NIM 4102121008
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika
dan satuannya di Kelas X Semester I SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan yang terdiri dari
4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil 2 kelas yaitu kelas X2 sebagai kelas eksperimen yang
berjumlah 34 orang dan kelas X4 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 36 orang.
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil
belajar yang berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Dan instrumen yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa adalah lembar observasi aktivitas.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 4,29
dan nilai rata-rata kelas kontrol 4,03, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas
memiliki kemampuan awal yang sama. Pada pengujian normalitas dan
homogenitas diperoleh bahwa data pretes berdistribusi normal dan variansnya
homogen. Dari hasil uji beda nilai kedua kelas untuk pretes diperoleh pada kelas
eksperimen dengan thitung = 0,1459 dan ttabel = 0,1520 ( thitung < ttabel), maka dapat
dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal..
Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model
pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional. Nilai rata-rata postes kelas eksperimen 6,29 dan kelas kontrol 5,64.
Pada pengujian normalitas dan homogenitas diperoleh bahwa data pretes
berdistribusi normal dan variansnya homogen. Dari hasil uji beda nilai kedua
kelas diperoleh thitung = 1,714 dan ttabel = 1,668, karena thitung > ttabel maka Ha
diterima, artinya ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika dan
satuannya di kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan. Dari hasil pengamatan
yang dilakukan oleh observer diperoleh bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa dari
tiga kali pertemuan adalah sebesar 66.63 % dengan kategori cukup aktif.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
vi
Daftar Isi
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
3
1.3. Batasan Masalah
3
1.4. Rumusan Masalah
4
1.5. Tujuan Penelitian
4
1.6. Manfaat Penelitian
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
7
2.1.1. Pengertian Belajar
8
2.1.2. Hasil Belajar
9
2.1.3. Aktivitas Belajar
10
2.1.4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
10
2.1.4.1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
10
2.1.4.2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis masalah
12
2.1.4.3. Manfaat Pembelajaran Berbasis masalah
14
2.1.4.4. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis masalah
15
2.1.4.5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional
16
17
vii
2.1.5. Materi Besaran Fisika dan Satuannya
18
2.2. Kerangka Konseptual
24
2.3. Hipotesis Penelitian
24
BAB III METODE PENELITIAN
25
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
25
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
25
3.3. Variebel Penelitian
25
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
25
3.5.InstrumenPenelitian
26
3.6. Langkah – Langkah penelitian
28
3.7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
29
3.8. Teknik analisis Data
29
3.8.1 Menghitung mean dari data pretes dan postes
29
3.8.2 Uji Normalitas
30
3.8.3 Uji Homogenitas
31
3.8.4 Pengujian Hipotesis
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil penelitian
4.1.1 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
36
36
4.1.2 Uji Persyaratan Analisis Data
36
4.1.2.1 Uji Normalitas Dat
38
4.1.2.2 Uji Homogenitas Data
39
4.1.2.3 Uji Hipotesis Penelitian
39
4.3 Observasi
42
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
47
5.2 Saran
48
DAFTAR PUSTAKA
49
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
15
Tabel 2.2. Besaran pokok dan satuannya
19
Tabel 2.3. Besaran turunan
19
Tabel 2.4. Dimensi besaran pokok
19
Table 3.1. Rancangan penelitian
26
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
27
Tabel 3.3 Kategori dan Persentase Nilai Aktivitas
29
Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
34
Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
35
Tabel 4.3 Hasil Analis Uji Normalitas Data Pretes Kedua Kelompok Sampel
37
Tabel 4.4 Hasil Analisis Pretes Kedua Kelompok Sampel
37
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes
38
Tabel 4.6. Hasil Analisi Uji Normalitas Postes kedua Kelompok Sampel
38
Tabel 4.7.Hasil Analisis Uji Homogenitas Postes Kedua Kelompok Sampel
39
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes
39
Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
40
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
20
Gambar 2.1 Pembacaan skala pada mistar
Gambar 2.2 Jangka sorong
20
Gambar 2.3 Mikrometer sekrup
21
Gambar 4.1 Grafik data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
35
Gambar 4.2 Grafik Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
36
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
47
Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa (LKS)
93
Lampiran 3 : Instrumen Penelitian
124
Lampiran 4 : Tes Hasil Belajar
128
Lampiran 5 : Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa
131
Lampiran 6 : Lembar Penilaian Aktivitas Belajar
132
Lampiran 7 : Lembar Angket Siswa
133
Lampiran 8 : Lembar Angket Guru
135
Lampiran 9 : Hasil Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
137
Lampiran 10 : Hasil Pretes dan Postes Kelas Kontrol
138
Lampiran 11 : Perhitungan Nilai Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi
139
Lampiran 12 : Uji Normalitas
143
Lampiran 13 : Uji Homogenitas
149
Lampiran 14 : Uji Hipotesis
152
Lampiran 15 : Distribusi Data Observasi Aktivitas Pembelajaran Kelas
156
Lampiran 16 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Postes Kelas Kontrol
Dan Kelas Eksperimen
165
Lampiran 17 : Dokumentasi Penelitian
169
Lampiran 18 : Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
172
Lampiran 19 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
173
Lampiran 20 : Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
174
Lampiran 21 : Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
176
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka
panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di
dunia. Tingginya kualitas sumber daya manusia akan membawa kemajuan suatu
bangsa. Berbagai carapun dilakukan untuk memenuhi sistem pendidikan di
Indonesia baik secara pendidikan formal maupun pendidikan informal.
Berkembangnya pendidikan juga akan mempengaruhi perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknnologi (IPTEK). Fisika sebagai salah satu ilmu
pengetahuan alam memiliki sumbangan yang besar terhadap kemajuan IPTEK
dengan berbagai penemuan di bidang sains dan teknologi. Fisika sebagai cabang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempelajari gejala-gejala alam dan interaksi di
dalamnya.
Selama ini para siswa berpendapat bahwa pelajaran fisika merupakan
pelajaran yang sulit karena mereka lebih banyak menemui persamaan matematis
sehingga fisika diidentikkan dengan angka dan rumus. Pembelajaran fisika hanya
memfokuskkan persamaan-persamaan fisika dan mengutamakan perhitungan
daripada menjelaskan konsep, hubungan fisika di dalam kehidupan sehari-hari dan
masalah-masalah fisika di dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, siswa
menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang tidak menarik. Hal ini
berdampak pada rendahnya minat siswa untuk belajar fisika. Masalah ini
merupakan masalah yang sering dijumpai oleh para guru di sekolah. Berdasarkan
hasil angket yagn disebar oleh peneliti kepada 34 siswa pada Juli 2014 di SMA
Katolik Budi Murni 3 Medan diperoleh data bahwa 32% ( 11 orang siswa tidak
menyukai pelajaran fisika) , 56% (19 orang siswa) biasa-biasa saja terhadap mata
pelajaran fisika, 29% (10 orang siswa) menyukai pelajaran fisika. Siswa yang
tidak menyukai fisika tentunya tidak akan termotivasi untuk mempelaajari fisika.
Selanjutnya, dari observasi yang dilakukan peneliti ternyata guru fisika di
sekolah tersebut tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi selama
2
proses pembelajaran fisika. Guru fisika hanya menggunakan model pembelajaran
konvensional yang berupa kegiatan ceramah, tanya
jawab, mencatat dan
mengerjakan soal. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam
proses pembelajaran fisika. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran karena
hanya menjadi pendengar, pembelajaran fisika masih bersifat teacher center.
Pembelajaran fisika juga hanya berorientasi pada hapalan dan rumus tanpa
memahami konsep dari fisika tersebut. Pelajaran fisika bukanlah mata pelajaran
yang hanya menuntut kemampuan menghapal rumus-rumus yang diberikan, tetapi
juga harus terampil dalam mengaplikasikannya untuk menyelesaikan masalah
fisika di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditekankan untuk meningkatkan
kompetensi berpikir kritis dan sistem dalm memahami konsep fisika, sehingga
siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang fisika.
Masalah-masalah di atas menyebabkan hasil belajar fisika siswa rendah.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika di sekolah
tersebut yang menyatakan bahwa hasil belajar fisika siwa kelas X masih rendah
jika dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Pada T.P.
2011/2012 nilai rata-ratanya 62 dan pada T.P. 2012/2013 nilai rata-ratanya 64.
Data ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata ujian fisika kelas X SMA Budi Murni
3 Medan untuk tahun kedua Tahun Pelajaran tersebut masih tergolong rendah.
Berdasarkan masalah di atas, perlu dilakukan pembenahan dalam
mengatasi pembelajaran teacher centered penulis ingin mencoba menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu alternative untuk
memecahkan masalah-masalah di atas dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan metode pembelajaran
dimana siswa belajar melalui pemecahan masalah dan merefleksikan pengalaman
mereka. Dengan menggunakan model ini maka siswa dapat berperan aktif dalam
memecahkan masalah dalam proses pembelajaran khususnya pada materi fisika
serta mampu memahami konsep (prinsip yang abstrak), mampu bersikap kritis,
siswa dapat mengembangkan sifat ilmiah di dalam dirinya dan mampu
bertanggungjawab menyelesaikan masalah, baik masalah individu maupun
3
masalah dalam kelompok, dimana siswa akan dituntun untuk bekerjasama dengan
siswa yang lain.
Berdasarkan hasil penelitian Kennedy (2009) di SMAN 4 Kisaran pada
materi pokok pemuaian diperoleh nilai pretest kelas eksperimen adalah 30,666.
Kemudian setelah melakukan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis
masalah diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas eksperimen adalah 68,666.
Hasil penelitian Lusiana Siagian (2009) di SMPN 2 Rantau Utara pada materi
pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai pretes kelas eksperimen adalah 4,197
setelah melakukan perlakuan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah
pada kelas eksperimen diperoleh hasil postes kelas eksperimen 7,54. Dari kedua
penelitian tersebut dapat dilihat bahwa model pembelajaran berbasis masalah
dapat menigkatkan hasil belajar fisika.
Berdasarkan uraian di atas penulis berkeinginan melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran Fisika dan Satuannya di
Kelas X Semester I SMA Katolik Budi Murni 3 Medan T.P. 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
1.2.1. Guru belum maksimal melibatkan siswa untuk aktif selama proses
pembelajaran berlangsung.
1.2.2. Cara guru menjelaskan pelajaran hanya dengan mengandalkan rumus
dan soal-soal saja sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh .
1.2.3. Ruangan kelas kurang nyaman seperti kursi rusak, menyebabkan siswa
tidak konsen ketika pembelajaran berlangsung.
1.2.4. Model pembelajaran yang digunakan belum bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Ada banyak yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian ini,
maka peneliti membuat batasan-batasan masalah yang akan diteliti sebagai
berikut:
1.3.1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
berbasis masalah
4
1.3.2. Materi yang akan dipelajari adalah materi pokok besaran fisika dan
satuannya
1.3.3. Siswa yang diteliti adalah kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan luasnya ruang lingkup masalah
pada penelitian ini adalah :
1.4.1
Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah pada materi pokok besaran fisika dan
satuannya di kelas X SMAN Katolik Budi Murni 3 Medan
1.4.2 Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran fisika dan
satuannya di kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.
1.4.3
Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
pokok besaran fisika dan satuannya di
kelas X SMA Katolik Budi
Murni 3 Medan.
1.4.4
Apakah ada perbedaan pengaruh Model pembelajaran berbasis
masalah dengan model konvensional terhadap hasil belajar siswa di
kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
pokok Pengukuran.
1.5.2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok
Pengukuran.
5
1.5.3. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi
pokok Pengukuran.
1.4.5
Untuk
mengetahui
ada
tidaknya
perbedaan
pengaruh
model
pembelajaran berbasis masalah dengan model konvensional terhadap
hasil belajar siswa di kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan.
1.6.Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1.6.1. Bagi peneliti sendiri agar lebih mengetahui dan memahami bahwa ada
pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap hasil belajar
fisika.
1.6.2. Sebagai bahan alternatif pemilihan model pembelajaran.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat
disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika dan satuannya dengan
menggunakan model pembelajaran masalah secara individu terdapat 15
orang siswa yang tuntas (44%) dan secara kelas dinyatakan tidak tuntas.
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika dan satuannya dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional secara individu terdapat
11 orang siswa yang tuntas (31%) dan secara kelas dinyatakan tidak tuntas.
3. Aktivitas belajar siswa pada materi pokok besaran pokok besaran fisika
dan satuannya dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
di kelas X SMA Katolik Budi Murni 3 Medan Semester Ganjil T.P.
2014/2015 termasuk kategori cukup baik.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji-t satu pihak diperoleh
bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok besaran fisika dan
satuannya di kelas X semester I SMA Katolik Budi Murni 3 Medan T.P.
2014/2015.
46
5.2. Saran
Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai
berikut:
1. Pada saat pemberian masalah, sebaiknya guru lebih jeli dalam memilah
masalah yang akan diberikan kepada siswa. Sebaiknya yang berhubungan
dalam kehidupan mereka secara langsung. Ada kalanya siswa tidak tertarik
pada masalah yang diajukan oleh guru, sehingga mereka cepat bosan dan
jenuh selama pembelajaran berlangsung.
2. Pada saat pembagian kelompok sebaiknya guru menuntun siswa untuk
membentuk kelompok. Hal yang sering terjadi adalah para siswa justru
menjadi ribut saat pembagian kelompok apabila pembagian kelompok
diserahkan kepada siswa.
3. Guru sebaiknya mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan saat
melakukan eksperimen dari rumah karena bisa saja alat dan bahan yang
diperlukan untuk melakukan eksperimen tidak tersedia di laboratorium.
4. Guru sebaiknya memberikan motivasi terlebih dahulu kepada siswa yang
akan mempresentasikan hasil karya mereka, karena sering terjadi siswa
merasa malu-malu dan kurang percaya diri saat tampil di depan kelas.
5. Kepada siswa, para siswa hendaknya lebih meningkatkan kerjasama dalam
kelompok. Karena sering terjadi adalah hanya satu atau dua orang saja
yang bersedia memecahkan masalah atau mengerjakan tugas kelompok
sedangkan yang lainnya hanya santai dan tidak mau bekerjasama.