LAYA Layanan Pengembangan Diri Di SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta.

(1)

LAYA Disusun Jurus P ANAN PEN sebagai sa san Pendid

PROGRAM FAKUL UNIV

NGEMBAN

lah satu sy dikan Guru

O

M STUDI PE LTAS KEG VERSITAS

NGAN DIR SURAK

yarat menye u Sekolah D

Pendid Ole Ongky Alif A51013 ENDIDIKA GURUAN D MUHAMM 201

RI DI SD A KARTA elesaikan P Dasar Faku dikan h: f Listyani 30122 AN GURU DAN ILMU MADIYAH 17

L ISLAM 2

Program St ultas Kegur SEKOLAH U PENDIDI H SUAKAR 2 JAMSAR tudi Strata ruan dan Il

H DASAR IKAN RTA REN I pada lmu


(2)

(3)

(4)

(5)

LAYANAN PENGEMBANGAN DIRI DI SD AL ISLAM 2 JAMSAREN SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk Mendiskripsikan 1) pelaksanaan layanan pengembangan diri khsusnya pada bimbingan belajar dan kecerdasan emosional di SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta, 2) Teknik/cara layanan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar dan kecerdasan emosional di SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta dan 3) dampak/hasil layanan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar dan kecerdasan emosional di SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dengan triangulasi. Data dianalisis secara interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) layanan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar dan kecerdasan emosional: adanya kerjasama dari wali kelas dan guru,pengembangan diri diajarkan sesuai dengan Al quran dan Hadist. 2) Teknik/cara memberikan layanan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar dan kecerdasan emosional yaitu Identifikasi dan memahami masalah siswa pada materi pelajaran yang dianggap sulit setelah itu siswa berkelompok menjadi 5-6 kelompok, pada saat siswa berkelompok guru membantu siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran yang dianggap sulit yang disertai dengan motivasi, nasehat dan cerita-cerita berdasarkan dari Hadist maupun Alquran. 3) Dampak layanan pengembangan diri terdapat dampak positif yaitu siswa bisa berubah yang lebih baik sesuai harapan guru dan sekolah, prestasi siswa meningkat, siswa lebih percaya diri dan mampu mengendalikan emosi, kematangan emosi sudah pas, siswa lebih semangat dan mudah bersaing secara positif dengan temannya dan terdapat dampak negatif yaitu sulitnya kerjasama dari pihak sekolah dan pihak rumah.

Kata Kunci: layanan pengembangan diri, bimbingan belajar, kecerdasan emosional.

Abstrak

This study aims to describe 1) the implementation of self-development services khsusnya on the guidance of learning and emotional intelligence in SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta, 2) Techniques / ways of self-development services, especially on the guidance of learning and emotional intelligence in SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta and 3 ) Impact / results of self-development services especially on the


(6)

guidance of learning and emotional intelligence in SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta. This research uses qualitative research type. Data collection techniques with observation, interview and documentation. Data validity with triangulation. Data were analyzed interactively. The results of the study showed that 1) self-development services, especially on the guidance of learning and emotional intelligence: the cooperation of the guardian and teacher, self-development is taught in accordance with Al Quran and Hadith. 2)Techniques / ways to provide self-development services, especially on the guidance of learning and emotional intelligence Ie Identify and understand the problem of students on the subject matter that is considered difficult after that students grouped into 5-6 groups, when students in groups of teachers help students in solving problems on subjects that are considered difficult accompanied by motivation, advice and stories based on Hadith and the Qur'an. 3) The impact of self-development services there are positive impacts that students can change better according to expectations of teachers and schools, student achievement increases, students are more confident and able to control emotions, emotional maturity is fitting, students more enthusiasm and easy to compete positively with his friend And there are negative impacts that the difficulty of cooperation from the school and home parties.

Keywords: self-development services, tutoring, emotional intelligence.

1. PENDAHULUAN

Dalam kurikulum kaitan bimbingan konseling dan pendidikan sebagai suatu proses tercapainya kompetensi perkembangan peserta didik secara optimal dengan pola perilaku yang diharapkan, yang meliputi pengembangan diri, menerima, mengarahkan, merealisasikan dan mengambil keputusan dirinya secara bertanggung jawab, sehingga mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya. Sesuai arah kurikulum 2013, paradigma bimbingan konseling memandang bahwa setiap peserta didik/konseli memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Pengembangan potensi siswa sangat penting, terutama pada layanan pengembangan diri siswa yang terkait dengan proses belajar dan kecerdasan emosional siswa. Individu/siswa bersifat unik bahwa individu tidak ada yang sama persis dalam aspek jasmani, maupun rohani. Perbedaan tersebut merupakan dari faktor bawaan maupun lingkungan. Adanya berbagai perbedaan dari faktor bawaan atau lingkungan ternyata menimbulkan masalah secara pribadi dan


(7)

sosial siswa di sekolah. Masalah yang timbul seperti perbedaan kecerdasan, tingkah laku, budaya, hasil prestasi belajar, ketrampilan dan sebagainya.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta bertujuan untuk membantu siswa dalam proses pengembangan diri mengenai bimbingan belajar dan kecerdasan emosional (emotional inteligence). Guru kelas dan guru khusus bimbingan konseling SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta saling bekerja sama dalam membimbing dan mengembangkan kepribadian peserta didiknya, seperti memberikan layanan bimbingan belajar dan kecerdasan emosional. Beberapa hambatan pengembangan diri siswa SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta yaitu beberapa siswa mengalami kesulitan dalam belajar sehingga terjadi remidi yang disebabkan dari beberapa faktor internal dan eksternal. Selain itu, terdapat siswa yang sangat agresif, kurang percaya diri, kurangnya motivasi diri. Siswa yang agresif tersebut sangat mengganggu temanya dalam belajar, sehingga guru juga merasa tidak di hargai dalam mengajar. Selain itu, ada siswa yang kurang percaya diri untuk melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan kemajuan dirinya,seperti mengenali minat dan bakatnya.

Dari latar belakang tersebut diambil diskripsi permasalahan yakni bagaimana pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya untuk bimbingsn belajar dan kecerdasan emosional, bagaimana teknik-teknik pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar dan kecerdasan emosional, bagaimana dampak layanan pengembangan bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional, mendiskripsikan teknik-teknik pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional, mendiskripsikan dampak dari bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.

Tohirin (2007: 26) bimbingan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh individu melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki


(8)

kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri. Seorang guru sekolah dasar atau guru bimbingan konseling diharapkan juga memiliki kemampuan psikologis dalam mengajar, karena disamping dengan mengajar/memberikan materi, guru dapat menemukan/menggali,mengatasi masalah yang dihadapi siswa yang dilakukan dengan berbagai pertanyaan secara tatap muka dan terencana sehingga siswa dapat memperbaiki tingkah lakunya.

Daryanto dan Farid Mohammad (2015: 59) bimbingan belajar yaitu pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara baik dan mandiri. Bimbingan belajar sebaiknya diterapkan di sekolah agar proses belajar siswa tercapai secara optimal sehingga siswa/konseli memahami dirinya sendiri. Sedangkan Daniel Goleman dalam emotional intelligence (1998:45) kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan mengahadapi frustasi,mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,mengatur suasana hati, berempati dan berdoa. Dari pendapat Daniel dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional dimana seseorang bisa mengedalikan dan memotivasi diri sendiri serta bertahan menghadapi frustasi seperti amarah, tidak melebih-lebihkan kesenanganya.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah peneliatian kualitatif dengan dasain penelitian fenomenologi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta pada bulan Februari 2017 sampai April 2017. Data primer dalam penelitian ini yakni hasil wawancara kepada kepala sekolah, guru pembimbing I, guru pembimbing II dan wali kelas, serta observasi siswa pada saat pelaksanaan pengembangan bimbingan belajar dan kecerdasan emosional. Data sekunder dalam penelitian ini adalah foto pada saat dilakukannya observasi dan wawancara di SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta. Serta profil sekolah, data jumlah siswa dan guru. Berbagai data atau dokumen


(9)

Sumber data yang digunakan adalah observasi kegiatan pramuka dan wawancara yang dilakukan dengan wali kelas, kepala sekolah serta guru pembimbing sedangkan nara sumber dari penelitian ini adalah guru pembimbing. Dalam melakukan pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan trianguasi sumber untuk memperoleh keabsahan data.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan hasi dari keseluruhan penelitian yang diperoleh melalui kegiatan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Pelaksanaan pengembangan diri dilaksanakan dengan menggunakan bimbingan kelompok yang bertujuan untuk mengembangkan siswa dalam berkomunikasi dan mampu memecahkan permasalahan yang dibahas dalam kelompok seperti kesulitan belajar dan mengembangkan sikap dan perasaan yang baik/positif bagi keluarga, sekolah dan masyarakat. Pelaksanaan bimbingan belajar dilaksanakan setelah jam pembelajaran selesai dan adanya kerjasama dari guru, wali kelas dan pembimbing. Pelaksanaan layanan diri Pertama, guru/wali kelas mengidentifikasi siswa di dalam kelas untuk melakukan pemantauan terkait sikap, perasaan dan hasil belajar siswa. Kedua, asesmen serta kategori siswa yang berprestasi belajar rendah menjadi kategori berat dan ringan serta kebiasaan atau perilaku yang menggangu dalam proses belajar. Ketiga, penanganan di sesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pada proses penanganan dibimbing oleh guru pembimbing yang bekerjasama dengan wali kelas, siswa diberikan bimbingan belajar serta memotivasi/menanamkan nilai-nilai emosi siswa yang disertai dengan berbagai Hadist dan Al quran. Pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional akan terus dilakukan dan dilakukan dengan pengukuran hasil yang dilakukan dengan pedoman nilai rapor dan guru/wali kelas menindaklanjuti akademik, perilaku dan


(10)

perasaan siswa. Dampak dari kegiatan pelaksanaan bimbingan belajar dan kecerdasan emosional ini memiliki dampak yang positif yaitu siswa berubah yang lebih baik dengan harapan sekolah dan guru, prestasinya meningkat, siswa lebih percaya diri mengambil keputusan maupun berpendapat, siswa pantang menyerah, siswa mudah bersaing dengan temannya( bersaing secara positif), siswa memiliki rasa tanggung jawab. Serta terdapat dampak negatif yaitu sulitnya kerjasama antara pihak sekolah dan rumah/orang tua siswa. Pembahasan

a. Pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.

Pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar dan kecerdasan emosional ini langkah pertama adanya identifikasi terhadap siswa yang dilakukan oleh guru/wali kelas di dalam kelas, untuk melakukan pemantauan terkait dengan sikap, perasaan dan hasil belajar siswa. Selanjutnya, asesmen serta kategori siswa yang berprestasi belajar rendah menjadi kategori berat dan ringan serta kebiasaan atau perilaku yang menggangu dalam proses belajar. Kemudian adalah proses penanganan di sesuaikan dengan kebutuhan siswa yang meliputi kesadaran diri, kesulitan belajar, motivasi, empati, agresif siswa dan ketrampilan sosial. Untuk kesulitan belajar seperti tidak konsentrasi, hasil belajarnya rendah guru mengkategorikan siswa yang mempunyai hasil belajar rendah yang dilihat dari raport dan bekerjasama dengan guru pembimbing untuk memberikan bimbingan belajar serta menanamkan nilai emosi dengan berbagai Hadist dan Al quran. Penanaman nilai-nilai emosi diharapkan mampu memotivasi siswa untuk meraih prestasinya lebih baik lagi. Untuk pengukuran hasil dilakukan dengan pedoman nilai raport, kemudian dilakukan evaluasi untuk menindaklanjuti siswa yang mempunyai kesulitan belajar dan memiliki gangguan emosi seperti perilaku agresif dan percaya diri siswa.


(11)

terhadap siswa yang berprestasi rendah yang termasuk pada layanan pengembangan diri siswa dilaksanakan dengan adanya kerjasama antara guru/wali kelas bahwa guru mengidentifikasi terkait hasil belajar siswa dan mengkategorikan siswa yang memiliki hasil belajar rendah, selain itu guru/wali kelas juga menanamkan nilai-nilai emosi yang diharapkan mampu memotivasi siswa untuk lebih berprestasi dan pengukuran hasil akhirnya dilakukan dengan menggunakan raport dan guru/wali kelas menindaklanjuti/mengevaluasi hasil yang dicapai dalam pelasaksanaan pengembangan kecerdasan emosional bagi siswa.

b. Teknik-teknik layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.

a. Guru memberikan pertanyaan lisan terkait dengan kesulitan materi pelajaran.

b. Guru pembimbing menggali/ mengungkap penyebab permasalahan siswa.

c. Guru mengelompokkan siswa di dalam kelas yang berjumlah 3-5 siswa dalam satu kelompok. Dalam kelas IIIA terdapat kelas 3,4 dan kelas 5 dan 6 berkelompok di kelas IIIB.

d. Guru memberikan bimbingan kelompok,sehingga siswa dan guru, siswa dengan temanya saling bertanya dan membahas, memecahkan kesulitan materi tersebut secara bersama-sama. e. Guru melakukan terapi wicara dan terapi fisik dalam mengatasi

masalah perilaku, contoh perilaku agresif, selain itu guru juga memberikan/menampilkan video yang positif untuk menambah motivasi siswa dalam belajar dan percaya diri.

f. Guru juga memberikan motivasi, cerita/nasehat yang disertai dengan Al quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW.

g. Kemudian jika siswa sudah menguasai materi pelajaran yang tidak disukai dan dianggap sulit serta siswa memahami, menyadari dirinya sendiri.


(12)

h. Wali kelas melakukan evaluasi sebagai hasil bimbingan yang dilaksanakan oleh guru pembimbing.

c. Dampak pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.

a) Dampak positif bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.  Siswa berubah yang lebih baik sesuai yang diharapkan

guru dan sekolah.

 Memiliki prestasi meningkat.

 Siswa percaya diri dan mampu mengendalikan emosi.  Siswa sudah merasa kedewasaanya pas.

 Siswa pantang menyerah.

 Siswa mudah bersaing dengan temannya.

 Siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.

b) Dampak negatif bimbingan belajar dan kecerdasan emosional - Sulitnya kerjasama dari pihak sekolah dan pihak rumah. 4. PENUTUP

sekolah SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta merupakan salah satu sekolahan berbasis Islam yang telah mengupayakan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional siswa. Berikut ini merupakan kesimpulan hasil penelitian ini:

1. Layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional.

Layanan pengembangan diri tetap diberikan pada siswa khususnya bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional harus terdapat adanya kerjasama dari wali kelas dan guru pembimbing agar siswa dapat berkembang dari akademik maupun emosional secara seimbang sesuai ajaran-ajaran islam yaitu Hadist dan Al quran pada saat prosesnya bimbingan belajar dikelas yang dapat membangun motif yang kuat pada siswa menjadi cerdas.


(13)

2. Teknik/cara dalam memberikan layanan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional. Teknik ini dilaksanakan oleh guru pembimbing yaitu:

Identifikasi dan memahami masalah siswa pada materi pelajaran yang dianggap sulit setelah itu siswa berkelompok menjadi 5-6 kelompok, pada saat siswa berkelompok guru membantu siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran yang dianggap sulit yang disertai dengan motivasi, nasehat dan cerita-cerita berdasarkan dari Hadist maupun Alquran.

3. Dampak layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional terdapat dampak positif dan dampak negatif yaitu:

a. Dampak positif

a) Siswa berubah yang lebih baik sesuai yang diharapkan guru dan sekolah. 2) Memiliki prestasi meningkat. 3) Siswa percaya diri dan mampu mengendalikan emosi. 4) Siswa sudah merasa kedewasaanya pas. 5) Siswa pantang menyerah. 6) Siswa mudah bersaing dengan temannya. 7) Siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.

b. Dampak negatif

- Sulitnya kerjasama dari pihak sekolah dan pihak rumah. DAFTAR PUSTAKA

Afifudin.(2012). Bimbingan dan Konseling. Bandung:CV.PUSTAKA SETIA. Anas Salahudin.2012.Bimbingan & Konseling.Bandung: CV.PUSTAKA SETIA.

Aqib Zainal. (2012). Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: YRAMA WIDYA

Andi Prastowo.2010. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi,Ekonomi, Kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(14)

Bosacki, Sandra Leanne.2008. Children’s Emotional Lives:Sensitive Shadows in the Clasroom. ISSN:9780820488967. Diakses 03 Maret 2017 dari http://search.ebscohost.com/loginaspx?direct=true&db=ehh&AN=3975 5420&site=ehost-live.

Candra Aditya A.I.Dkk. (2015).Model Bimbingan Belajar Berbasis Hadist Nabi Salallahu’alaihi wa sallam Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional. Semarang: Universitas Negeri Semarang.Jurnal Bimbingan Konseling 2252-6889. Diakses 21 Februari 2017 library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=18940.

Creswell, John W. 2015.Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih Data Diantara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Daryanto, Mohammad Farid. 2015. Bimbingan Konseling Panduan Guru BK dan Guru Umum. Yogyakarta:PENERBIT GAVA MEDIA.

Dewa Ketut Sukardi.2008.Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Efendi,Agus. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Hamid,Hamdani & Saebani Ahmad Beni. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:CV. Pustaka Setia.

Marsudi,Saring & Djhoien. (2007). Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: FKIP UMS.

Marsudi,Saring, dkk.2016. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Surakarta:FKIP UMS.

Maesaroh.2014. Pengembangan Kecerdasan Emosional Siswa Yang Berprestasi Belajar Rendah di Sekolah Dasar Standar Nasional Al Irsyad 01 Cilacap. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijogo

Mulyadi. 2010.Diagnosis Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta:Nuha Litera.

Moleong, L,J. 2013.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyadi. 2010.Diagnosis Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta:Nuha Litera.

Nana Sudjana dan Ibrahim.2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung:Sinar Baru Algensindo Bandung.


(15)

Novitasari,Yuni.2016. Bimbingan dan Konseling Belajar Akademik.Bandung:CV ALFABETA.

Rugaiyah,Atiek Sismiati.(2011).Profesi Kependidikan.Jakarta:Ghalia Indonesia.

Rubiyanto, Saring Marsudi.2011. Landasan Psikologik Layanan Bimbingan Konseling.Surakarta: FKIP Univ.Muhammadiyah Surakarta.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PSKGJ-FKIP Univ. Muhammadiyah Surakarta.

Sutirna.2014. Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal,Nonformal dan Informal.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Seli Marlina Radja Leba .2015.Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Musamus: Universitas Musamus. Jurnal pendidikan. ISSN 2252-603X

Siti Kulsum.2013. Peranan Bimbingan Konseling dalam Domain Pengembangan Diri siswa. ISSN 2337-6880. Diakses 21 Februari 2016 Jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/12.

Sutikna Anton. 2008. Ketrampilan Guru Melatih Kecerdasan Siswa Di TK Annur Tugurejo Tugu Semarang.(Skripsi) Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Diakses 21 Februari 2016. library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=18940.

Shapes, Sharon.2017. Teaching Emotional Intellegence in Early Childhood.

ISSN 1538-6619. Diakses 3 Maret 2017.

http://search.ebscohost.com/loginaspx?direct=true&db=ehh&AN=3975 5420&site=ehost-live.

Tohirin.2007.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(berbasis Integrasi). Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA.


(1)

perasaan siswa. Dampak dari kegiatan pelaksanaan bimbingan belajar dan kecerdasan emosional ini memiliki dampak yang positif yaitu siswa berubah yang lebih baik dengan harapan sekolah dan guru, prestasinya meningkat, siswa lebih percaya diri mengambil keputusan maupun berpendapat, siswa pantang menyerah, siswa mudah bersaing dengan temannya( bersaing secara positif), siswa memiliki rasa tanggung jawab. Serta terdapat dampak negatif yaitu sulitnya kerjasama antara pihak sekolah dan rumah/orang tua siswa. Pembahasan

a. Pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.

Pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar dan kecerdasan emosional ini langkah pertama adanya identifikasi terhadap siswa yang dilakukan oleh guru/wali kelas di dalam kelas, untuk melakukan pemantauan terkait dengan sikap, perasaan dan hasil belajar siswa. Selanjutnya, asesmen serta kategori siswa yang berprestasi belajar rendah menjadi kategori berat dan ringan serta kebiasaan atau perilaku yang menggangu dalam proses belajar. Kemudian adalah proses penanganan di sesuaikan dengan kebutuhan siswa yang meliputi kesadaran diri, kesulitan belajar, motivasi, empati, agresif siswa dan ketrampilan sosial. Untuk kesulitan belajar seperti tidak konsentrasi, hasil belajarnya rendah guru mengkategorikan siswa yang mempunyai hasil belajar rendah yang dilihat dari raport dan bekerjasama dengan guru pembimbing untuk memberikan bimbingan belajar serta menanamkan nilai emosi dengan berbagai Hadist dan Al quran. Penanaman nilai-nilai emosi diharapkan mampu memotivasi siswa untuk meraih prestasinya lebih baik lagi. Untuk pengukuran hasil dilakukan dengan pedoman nilai raport, kemudian dilakukan evaluasi untuk menindaklanjuti siswa yang mempunyai kesulitan belajar dan memiliki gangguan emosi seperti perilaku agresif dan percaya diri siswa.

Penelitian dari oleh Maesaroh (2014) mendukung hasil penelitian ini yaitu bahwa pelaksanaan pengembangan layanan kecerdasan emosional


(2)

terhadap siswa yang berprestasi rendah yang termasuk pada layanan pengembangan diri siswa dilaksanakan dengan adanya kerjasama antara guru/wali kelas bahwa guru mengidentifikasi terkait hasil belajar siswa dan mengkategorikan siswa yang memiliki hasil belajar rendah, selain itu guru/wali kelas juga menanamkan nilai-nilai emosi yang diharapkan mampu memotivasi siswa untuk lebih berprestasi dan pengukuran hasil akhirnya dilakukan dengan menggunakan raport dan guru/wali kelas menindaklanjuti/mengevaluasi hasil yang dicapai dalam pelasaksanaan pengembangan kecerdasan emosional bagi siswa.

b. Teknik-teknik layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.

a. Guru memberikan pertanyaan lisan terkait dengan kesulitan materi pelajaran.

b. Guru pembimbing menggali/ mengungkap penyebab permasalahan siswa.

c. Guru mengelompokkan siswa di dalam kelas yang berjumlah 3-5 siswa dalam satu kelompok. Dalam kelas IIIA terdapat kelas 3,4 dan kelas 5 dan 6 berkelompok di kelas IIIB.

d. Guru memberikan bimbingan kelompok,sehingga siswa dan guru, siswa dengan temanya saling bertanya dan membahas, memecahkan kesulitan materi tersebut secara bersama-sama. e. Guru melakukan terapi wicara dan terapi fisik dalam mengatasi

masalah perilaku, contoh perilaku agresif, selain itu guru juga memberikan/menampilkan video yang positif untuk menambah motivasi siswa dalam belajar dan percaya diri.

f. Guru juga memberikan motivasi, cerita/nasehat yang disertai dengan Al quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW.

g. Kemudian jika siswa sudah menguasai materi pelajaran yang tidak disukai dan dianggap sulit serta siswa memahami, menyadari dirinya sendiri.


(3)

h. Wali kelas melakukan evaluasi sebagai hasil bimbingan yang dilaksanakan oleh guru pembimbing.

c. Dampak pelaksanaan layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.

a) Dampak positif bimbingan belajar dan kecerdasan emosional.  Siswa berubah yang lebih baik sesuai yang diharapkan

guru dan sekolah.

 Memiliki prestasi meningkat.

 Siswa percaya diri dan mampu mengendalikan emosi.  Siswa sudah merasa kedewasaanya pas.

 Siswa pantang menyerah.

 Siswa mudah bersaing dengan temannya.

 Siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.

b) Dampak negatif bimbingan belajar dan kecerdasan emosional - Sulitnya kerjasama dari pihak sekolah dan pihak rumah. 4. PENUTUP

sekolah SD Al Islam 2 Jamsaren Surakarta merupakan salah satu sekolahan berbasis Islam yang telah mengupayakan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional siswa. Berikut ini merupakan kesimpulan hasil penelitian ini:

1. Layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional.

Layanan pengembangan diri tetap diberikan pada siswa khususnya bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional harus terdapat adanya kerjasama dari wali kelas dan guru pembimbing agar siswa dapat berkembang dari akademik maupun emosional secara seimbang sesuai ajaran-ajaran islam yaitu Hadist dan Al quran pada saat prosesnya bimbingan belajar dikelas yang dapat membangun motif yang kuat pada siswa menjadi cerdas.


(4)

2. Teknik/cara dalam memberikan layanan pengembangan diri khususnya pada bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional. Teknik ini dilaksanakan oleh guru pembimbing yaitu:

Identifikasi dan memahami masalah siswa pada materi pelajaran yang dianggap sulit setelah itu siswa berkelompok menjadi 5-6 kelompok, pada saat siswa berkelompok guru membantu siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran yang dianggap sulit yang disertai dengan motivasi, nasehat dan cerita-cerita berdasarkan dari Hadist maupun Alquran.

3. Dampak layanan pengembangan diri khususnya bimbingan belajar berbasis kecerdasan emosional terdapat dampak positif dan dampak negatif yaitu:

a. Dampak positif

a) Siswa berubah yang lebih baik sesuai yang diharapkan guru dan sekolah. 2) Memiliki prestasi meningkat. 3) Siswa percaya diri dan mampu mengendalikan emosi. 4) Siswa sudah merasa kedewasaanya pas. 5) Siswa pantang menyerah. 6) Siswa mudah bersaing dengan temannya. 7) Siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.

b. Dampak negatif

- Sulitnya kerjasama dari pihak sekolah dan pihak rumah. DAFTAR PUSTAKA

Afifudin.(2012). Bimbingan dan Konseling. Bandung:CV.PUSTAKA SETIA.

Anas Salahudin.2012.Bimbingan & Konseling.Bandung: CV.PUSTAKA SETIA.

Aqib Zainal. (2012). Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: YRAMA WIDYA

Andi Prastowo.2010. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi,Ekonomi, Kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(5)

Bosacki, Sandra Leanne.2008. Children’s Emotional Lives:Sensitive Shadows in the Clasroom. ISSN:9780820488967. Diakses 03 Maret 2017 dari http://search.ebscohost.com/loginaspx?direct=true&db=ehh&AN=3975 5420&site=ehost-live.

Candra Aditya A.I.Dkk. (2015).Model Bimbingan Belajar Berbasis Hadist Nabi Salallahu’alaihi wa sallam Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional. Semarang: Universitas Negeri Semarang.Jurnal Bimbingan Konseling 2252-6889. Diakses 21 Februari 2017 library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=18940.

Creswell, John W. 2015.Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih Data Diantara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Daryanto, Mohammad Farid. 2015. Bimbingan Konseling Panduan Guru BK

dan Guru Umum. Yogyakarta:PENERBIT GAVA MEDIA.

Dewa Ketut Sukardi.2008.Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Efendi,Agus. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Hamid,Hamdani & Saebani Ahmad Beni. (2013). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:CV. Pustaka Setia.

Marsudi,Saring & Djhoien. (2007). Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: FKIP UMS.

Marsudi,Saring, dkk.2016. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Surakarta:FKIP UMS.

Maesaroh.2014. Pengembangan Kecerdasan Emosional Siswa Yang Berprestasi Belajar Rendah di Sekolah Dasar Standar Nasional Al Irsyad 01 Cilacap. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijogo

Mulyadi. 2010.Diagnosis Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta:Nuha Litera.

Moleong, L,J. 2013.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyadi. 2010.Diagnosis Kesulitan Belajar Dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta:Nuha Litera.

Nana Sudjana dan Ibrahim.2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung:Sinar Baru Algensindo Bandung.


(6)

Novitasari,Yuni.2016. Bimbingan dan Konseling Belajar

Akademik.Bandung:CV ALFABETA.

Rugaiyah,Atiek Sismiati.(2011).Profesi Kependidikan.Jakarta:Ghalia Indonesia.

Rubiyanto, Saring Marsudi.2011. Landasan Psikologik Layanan Bimbingan Konseling.Surakarta: FKIP Univ.Muhammadiyah Surakarta.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PSKGJ-FKIP Univ. Muhammadiyah Surakarta.

Sutirna.2014. Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal,Nonformal dan Informal.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Seli Marlina Radja Leba .2015.Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Musamus: Universitas Musamus. Jurnal pendidikan. ISSN 2252-603X

Siti Kulsum.2013. Peranan Bimbingan Konseling dalam Domain Pengembangan Diri siswa. ISSN 2337-6880. Diakses 21 Februari 2016 Jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/12.

Sutikna Anton. 2008. Ketrampilan Guru Melatih Kecerdasan Siswa Di TK Annur Tugurejo Tugu Semarang.(Skripsi) Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Diakses 21 Februari 2016. library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=18940.

Shapes, Sharon.2017. Teaching Emotional Intellegence in Early Childhood.

ISSN 1538-6619. Diakses 3 Maret 2017.

http://search.ebscohost.com/loginaspx?direct=true&db=ehh&AN=3975 5420&site=ehost-live.

Tohirin.2007.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(berbasis

Integrasi). Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA.