TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JASA LAUNDRY DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi pada usaha jasa laundry di Bandar Lampung)

  

ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JASA LAUNDRY DALAM

PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

(Studi pada usaha jasa laundry di Bandar Lampung)

Oleh

OVAN ADITYA RUSADI

  Perkembangan masyarakat yang bertambah modern dan berpikir praktis beserta mode pakaian yang semakin berkembang dengan kualitas bahan yang semakin baik tentunya melahirkan jenis usaha jasa pencucian pakaian yang juga kian maju. Jasa binatu sudah mulai merubah namanya dengan laundry yang sekarang tengah menjamur di Kota Bandar Lampung khususnya. Perihal usaha jasa ini pun tak luput dari unsur perlindungan konsumen, yang mana patut untuk diteliti.

  Permasalahan dalam penelitian ini adalah hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perjanjian pelayanan jasa laundry. bentuk wanprestasi yang dilakukan pelaku usaha dalam pelayanan jasa laundry. bentuk tanggung jawab pelaku usaha jasa laundry di

  

Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara rinci,

  jelas, dan sistematis serta menganalisis tanggung jawab pelaku usaha jasa laundry di Kota Bandar Lampung yaitu hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perjanjian pelayanan jasa laundry, bentuk wanprestasi yang dilakukan pelaku usaha dalam pelayanan jasa laundry, dan bentuk tanggung jawab pelaku usaha jasa laundry. jenis

penelitian ini merupakan penelitian normatif-empiris dengan tipe deskriptif.

  Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, dokumen, wawancara, serta kuisioner langsung terhadap para pihak yang terkait dan analisis data dilakukan secara kualitatif.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh para pelaku usaha jasa laundry di dalam menjalankan usahanya sangat bervariasi, namun yang sering terjadi adalah pakaian atau barang milik konsumen yang dilaundry hilang atau tertukar dengan konsumen lain. kualitas barang yang telah dilaundry tidak sesuai dengan harapan konsumen karena ternyata pakaian atau barang yang telah dilaundry masih dalam keadaan bau atau kotor. Selain itu waktu penyelesaian pencucian tidak sesuai dengan kesepakatan, yaitu didalam kesepakatan tersebut pihak pelaku usaha kepada konsumen, terhitung sejak tanggal dimana konsumen menyerahkan pakaian atau barang yang akan dilaundry kepada pihak pelaku usaha jasa laundry sampai dengan waktu dimana pihak pelaku usaha jasa laundry menyerahkan kembali pakaian atau barang yang sudah jadi kepada pihak konsumen. Bentuk tanggung jawab yang dilakukan oleh para pelaku usaha jasa laundry dalam menjalankan usahanya yaitu meminta maaf secara lisan kepada konsumen serta memenuhi semua prestasinya, yaitu mengganti pakaian yang hilang, mencarikan pakaian atau barang milik konsumen yang tertukar dengan konsumen lain, mencuci ulang pakaian milik konsumen, serta berusaha terus meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.

  Kata Kunci: Perlindungan Konsumen, Pelaku Usaha, Konsumen

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bisnis secara umum berarti suatu kegiatan dagang, industri, atau keuangan.

  Semua kegiatan itu dihubungkan dengan produksi dan pertukaran jasa atau barang, dan urusan-urusan keuangan yang bertalian dengan kegiatan-kegiatan ini.

  Oleh karena itu, suatu perusahaan dalam salah satu cabang kegiatan, atau suatu pengangkutan yang dihubungkan dengan kegiatan bisnis itu (Munir Fuady, 1996: 02). Richard Burton Simatupang menyatakan bahwa secara luas kata bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan, atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan (Bambang Sutiyoso, 2006: 01).

  Berdasarkan uraian di atas, bisnis merupakan aktivitas perdagangan, tetapi di dalamnya meliputi pula unsur-unsur yang lebih luas, yaitu pekerjaan, profesi, penghasilan, mata pencaharian dan keuntungan, serta dilakukan baik oleh perorangan maupun perusahaan.

  Globalisasi saat ini telah mendorong terjadinya peningkatan interaksi dan transaksi antara konsumen dan pelaku usaha, ditandai dengan semakin banyaknya para pelaku usaha yang beroperasi di bidang usaha. Obyek dan bidang yang dijadikan transaksi bisnis antara konsumen dan pelaku usaha adalah berkaitan dengan kebutuhan barang dan jasa baik macro maupun micro. Saat ini terdapat beraneka ragam bentuk usaha jasa, salah satunya yaitu usaha jasa pencucian pakaian atau laundry. Keberadaan bisnis usaha jasa laundry merupakan salah satu bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha. Perkembangan masyarakat yang bertambah modern dan berpikir praktis beserta mode pakaian yang semakin berkembang dengan kualitas bahan yang semakin baik tentunya melahirkan jenis usaha jasa laundry yang juga kian maju, sehingga bisnis usaha laundry bermunculan di mana-mana baik dari skala kecil hingga skala besar.

  Sebelumnya masyarakat mengenal usaha laundry hanya untuk kalangan tertentu, dengan berbagai sistem yang diterapkan dalam usaha jasa laundry, salah satunya sistem kiloan yang ditawarkan kepada konsumenya. Pangsa pasarnya pun bergeser, tidak hanya khusus melayani kalangan tertentu, tetapi juga merambah ke semua lapisan konsumen. Salah satu yang mendorong pelaku usaha memilih usaha jasa laundry adalah tidak terbatasnya keberadaan konsumen dan dengan strata yang sangat bervariasi, sehingga menyebabkan beberapa pelaku usaha jasa laundry tersebut melakukan kegiatan pemasaran dan distribusi produk jasa dengan cara seefektif mungkin agar

  Persaingan akan terjadi ketika jumlah usaha jasa laundry semakin meningkat di masyarakat serta dapat memberikan dampak negatif terhadap konsumen pada umumnya. Permasalahan di atas dapat mengakibatkan kedudukan pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang.

  Mengacu pada undang

  • –undang yang mengatur secara tegas pelaku usaha dan konsumen yaitu Undang –undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (yang kemudian disebut UUPK). Ketentuan tersebut diberlakukan dengan pertimbangan guna mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang sehat. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi ber judul “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Jasa Laundry Dalam Perspektif Hukum Perlindungan Konsumen” (Studi pada usaha jasa laundry di Bandar Lampung)

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi pokok bahasan adalah:

  1 hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perjanjian pelayanan jasa laundry.

  2 bentuk wanprestasi yang dilakukan pelaku usaha dalam pelayanan jasa

  laundry terhadap konsumen.

  3 bentuk tanggung jawab pelaku usaha jasa laundry terhadap konsumen.

C. Ruang Lingkup Penelitian 1.

  Ruang lingkup penelitian ini meliputi: Penelitian ini termasuk ruang lingkup bidang hukum keperdataan khususnya

  Hukum Perlindungan Konsumen tentang tanggung jawab pelaku usaha jasa laundry di Bandar Lampung.

2. Ruang Lingkup Pembahasan:

  Lingkup pembahasan dalam penelitian ini yaitu mengenai tanggung jawab

  pelaku usaha jasa laundry di Bandar Lampung dalam hal hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perjanjian pelayanan jasa laundry, bentuk wanprestasi yang dilakukan pelaku usaha dalam pelayanan jasa laundry terhadap konsumen, dan bentuk tanggung jawab pelaku usaha jasa laundry terhadap konsumen.

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara rinci, jelas, dan sistematis serta menganalisis tanggung jawab pelaku usaha jasa laundry terhadap hak dan kewajiban pihak-pihak dalam perjanjian pelayanan jasa laundry, bentuk wanprestasi yang dilakukan pelaku usaha dalam pelayanan jasa laundry terhadap konsumen, dan bentuk tanggung jawab pelaku usaha jasa laundry terhadap konsumen.

E. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1 Kegunaan teoritis, yaitu bermanfaat sebagai bahan bacaan atau bahan kajian hukum Keperdataan, khususnya Hukum Perlindungan Konsumen yang terkait dengan tanggung jawab pelaku usaha laundry.

  penelitian ini adalah: a.

2 Kegunaan praktis

  memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang hukum khususnya hukum keperdataan.

  b. salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Bahwa hak dan kewajiban yang satu dengan yang lain tidak boleh bertentangan. Demi kelancaran hubungan hukum tersebut perlu diterapkan ketentuan-ketentuan yang berlaku agar hukum tersebut dapat berjalan dengan tertib, lancar, teratur, dan tidak saling merugikan serta mempunyai kepastian hukum.

2. Bahwa bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh para pelaku usaha jasa

  laundry di dalam menjalankan usahanya sangat bervariasi, namun yang sering

  terjadi adalah pakaian atau barang milik konsumen yang dilaundry hilang atau tertukar dengan konsumen lain. kualitas barang yang telah dilaundry tidak sesuai dengan harapan konsumen karena ternyata pakaian atau barang yang telah dilaundry masih dalam keadaan bau atau kotor. Selain itu waktu penyelesaian pencucian tidak sesuai dengan kesepakatan, yaitu didalam kesepakatan tersebut pihak pelaku usaha jasa laundry meminta tenggang waktu 3 (tiga) hari untuk menyelesaikan pekerjaannya kepada konsumen. Terhitung sejak tanggal dimana konsumen menyerahkan pakaian atau barang yang akan dilaundry kepada pihak pelaku usaha jasa laundry sampai dengan waktu dimana pihak pelaku usaha jasa laundry menyerahkan kembali pakaian atau barang yang sudah jadi kepada pihak konsumen.

  3. Bahwa tanggung jawab yang dilakukan oleh para pelaku usaha jasa laundry dalam menjalankan usahanya yaitu meminta maaf secara lisan kepada konsumen serta memenuhi semua prestasinya, yaitu mengganti pakaian yang hilang, mencarikan pakaian atau barang milik konsumen yang tertukar dengan konsumen lain, mencuci ulang pakaian milik konsumen, serta berusaha terus meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.

B. Saran

  Untuk menghindari munculnya complain dari konsumen, pelaku usaha laundry mengatasinya sesuai dengan Standard Operating Procedure yaitu pertama, pada saat cucian diterima, pelaku usaha laundry harus memeriksanya di hadapan pelanggan. Selanjutnya, setiap kelainan atas cucian diberitahukan kepada pelanggan dan dicatat dalam bill penerimaan. Kedua, bila kerusakan atau kelainan yang terjadi pada cucian pelanggan terjadi setelah mengalami proses, maka dilakukan pendataan kerusakan, analisa penyebab kerusakan, kesimpulan terjadinya kerusakan, dan akhirnya diputuskan oleh tim cara penyelesaian ganti rugi atau kompensasinya yang didasarkan pada musyawarah atau mufakat.

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pencegahan Dan Penghimpunan Dana Ilegal Di Masyarakat

31 230 135

Analisis Mengenai Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Memberikan Informasi Produk Melalui Transaksi E-Commerce (Studi Pada AUTO 2000-Medan)

1 79 106

Analisis Tentang Tanggung Jawab Pembuangan Sampah Pada Usaha Kecil Di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing Medan)

1 119 72

Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing (Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken)

3 82 103

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JASA LAUNDRY DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi pada usaha jasa laundry di Bandar Lampung)

6 75 70

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MEMILIH JASA LAUNDRY DI REFRESH LAUNDRY BANDAR LAMPUNG

0 16 72

PE Perjanjian Dan Laundry: Studi Tentang Konstruksi Hukum Jasa Laundry Di Surakarta.

0 1 13

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PENGGUNA JASA LAUNDRY PAKAIAN ATAS KELALAIAN PELAKU USAHA JASA LAUNDRY DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 (Studi Pada Usaha Jasa Laundry di Kota Pangkalpinang) SKRIPSI

0 0 14

Perlindungan hukum terhadap hak pengguna jasa laundry pakaian atas kelalaian pelaku usaha jasa laundry di tinjau dari undang-undang nomor 8 Tahun 1999 (studi pada usaha jasa laundry di kota Pangkalpinang) - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 18

Pelaksanaan Tanggung Jawab Pelaku Usaha Laundry terhadap Konsumen Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 (Studi Kasus Usaha Laundry di Sekitar Kampus Universitas Katolik Soegijapranata Semarang) - Unika Repository

0 1 10