Peran Tingkat Ekonomi Keluarga Dalam Peningkatan Prestasi

28 13. Menghargai karya seni dan budaya nasional 14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya 15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang 16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun 17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 18. Menghargai adanya perbedaan pendapat 19. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana 20. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana 21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah

2.1.4. Peran Tingkat Ekonomi Keluarga Dalam Peningkatan Prestasi

Belajar Pembentukan keluarga dimulai dengan adanya perkawinan, di mana disebutkan dalam UU No. 1 tahun 1974, bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri. Menurut Pujosuwarno 1994:11-12 mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki– laki maupun perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. 29 Keluarga merupakan organisasi sosial paling penting dalam kelompok sosial. Keluarga juga merupakan matrix tempat persemaian bagi pembentukan kepribadian manusia. Keluarga sebagai kesatuan partner terkecil juga memberikan bimbingan dan latihan bagi bakal warga negara sejak kehidupan anak yang sangat muda Kartini Kartono, 1992:7. Pencapaian prestasi belajar yang maksimal ternyata banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat kompleks, baik yang berasal dari dalam warga belajar faktor intern maupun yang berasal dari luar diri warga belajar faktor ekstern. Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar warga belajar adalah tingkat ekonomi orang tua. Tingkat ekonomi orang tua merupakan salah satu sebab terpenuhi tidaknya sarana prasarana belajar warga belajar. Di samping itu tingkat ekonomi orang tua cukup menentukan tepat tidaknya waktu pembayaran dana bantuan pendidikan kepada pihak sekolah. Sudah barang tentu ketepatan waktu pembayaran dana bantuan pendidikan akan mempengaruhi kelancaran proses penyelenggaraan pendidikan sekolah dan juga terhadap mental kejiwaan warga belajar dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menurut Hendyat S dan Wasty S 1982:223-224 dinyatakan bahwa bantuan dana pendidikan dari orang tua warga belajar terhadap sekolah dipengaruhi oleh : 1. Tingkat ekonomi orang tua 2. Anggapan orang tua akan penting tidaknya pendidikan 3. Kegiatan dan pertumbuhan ekonomi 30 Berdasarkan uraian di atas bahwa tingkat ekonomi orang tua yang serba kecukupan akan menunjang kelancaran penyelenggaraan proses belajar, khususnya proses belajar warga belajar baik di sekolah maupun di rumah. Warga belajar yang tingkat ekonominya cukup tinggi akan lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan pendidikan sekolah, sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam penyediaan sarana prasarana belajar maupun pemenuhan kewajiban yang berupa pembayaran dana bantuan pendidikan kepada pihak sekolah. Warga belajar yang tingkat ekonominya serba kurang, sudah tentu mengalami kekurangan sarana prasarana belajarnya, serta beban mental kejiwaan karena sering terlambat bahkan tertunda untuk waktu yang lama dalam pembayaran dana bantuan pendidikannya. Kondisi ini mengakibatkan ketenangan dan konsentrasi belajar warga belajar terganggu karena harus berpikir bagaimana caranya agar memenuhi kebutuhan belajarnya dengan baik. Tetapi tidak menutup kemungkinan warga belajar yang kondisi ekonomi orang tuanya kurang menguntungkan mampu belajar dengan baik. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat ekonomi orang tua merupakan salah satu dari beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi upaya pencapaian prestasi belajar warga belajar.

2.1.5. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KEJAR PAKET C DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BATANG

0 11 182

Model Pembelajaran Warga Belajar Kejar Paket C Di Tinjau Dari Prestasi Belajar Di Sanggar Kegiatan Belajar Gunungpati Kota Semarang

0 7 138

MOTIVASI BELAJAR WARGA BELAJAR PROGRAM KEJAR PAKET C DI UPTD SKB UNGARAN KAB. SEMARANG

39 246 204

BUDAYA REKRUITMEN WARGA BELAJAR Studi Kasus tentang Rekruitmen Warga Belajar Kejar Paket B Setara SMP di SKB Pekalongan.

0 0 30

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEAKTIFAN Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Ditinjau Dari Kreativitas Dan Keaktifan Belajar Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Cawas Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 16

(ABSTRAK) PENGARUH KOMPETENSI TUTOR TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB)CEPIRING KABUPATEN KENDAL.

0 0 2

PENGARUH KOMPETENSI TUTOR TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEJAR PAKET B DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) CEPIRING KABUPATEN KENDAL.

3 24 126

Pengelolaan Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Warga Belajar Kejar Paket B Di PKBM Parang Garuda Kecamatan Winong Kabupaten Pati, tahun pelajaran 2009/2010.

0 1 1

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.

0 0 119

IMPLEMENTASI PELATIHAN PENGELASAN PADA WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG -

0 2 78