Tinjauan Pustaka T1 682009069 Full text

2

2. Tinjauan Pustaka

Penggunaan logika fuzzy dipilih karena memberi ruang dan bahkan mengeksploitasi toleransi terhadap ketidakpresisian seperti penelitian yang berjudul “Prediksi Curah Hujan menggunakan Fuzzy logic” menuliskan, kepulauan maritime Indonesia yang berada di wilayah tropik memiliki curah hujan tahunan yang tinggi, curah hujan semakin tinggi di daerah pegunungan. Curah hujan yang tinggi di wilayah tropik pada umumnya dihasilkan dari proses konveksi dan pembentukan awan hujan panas. Pada dasarnya curah hujan dihasilkan dari gerakan massa udara lembab keatas. Penggunaan Fuzzy Tsukamoto pada penelitian yang berjudul “Investigasi Daerah Rawan Banjir Di Kota Surabaya Dengan Menggunakan Metode Fuzzy” menghasilkan sebuah aplikasi guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir, penggunaan fuzzy berperan penting dalam menentukan nilai value parameter yang digunakan sehingga menghasilkan informasi tentang kerawanan banjir. Penggunaan Fuzzy Tsukamoto pada penelitian yang berjudul “Studi Inferensi Fuzzy Tsukamoto Untuk Penentuan Faktor Pembebanan Tr afo PLN” menghasilkan sebuah solusi guna memelihara trafo PLN sehingga pemeliharaan trafo dapat berjalan dengan baik dan menghemat biaya pemeliharaan, penggunaan metode defuzzifikasi aturan Tsukamoto pada sistem pakar trafo PLN sangat bergantung dari perancangan fungsi keanggotaan dan basis aturan fuzzy yang digunakan. Konsep fuzzy logic diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh dari universitas California di Berkeley pada tahun 1965, secara umum fuzzy logic adalah sebuah metodologi berhitung dengn variable kata-kata linguistic variable, sebagai pengganti berhitung dengan bilangan [7]. Penggunan Fuzzy logic merupakan konsep yang sempurna yang biasa dipakai untuk memecahkan semua masalah. Fuzzifikasi merupakan suatu proses pengubahan himpunan non fuzzy crisp kedalam himpunan fuzzy, masukan bukan fuzzy crisp dipetakan kedalam bentuk himpunan fuzzy sesuai dengn variasi semesta pembicaraan masukan. Fungsi keanggotaan membership function adalah komponen yang penting. Sedangkan perbedaan pada penelitian yang dilakukan adalah membahas tentang pembagian wilayah beresiko banjir serta penggunaan logika Fuzzy Tsukamoto dalam pengolahan data yang terdiri dari curah hujan, tinggi daerah, dan lama hari hujan. Metode Tsukamoto mengaplikasikan penalaran monoton pada setiap aturannya. Kalau pada penalaran monoton, sistem hanya memiliki satu aturan, pada metode tsukamoto, sistem terdiri atas beberapa aturan. Karena menggunakan konsep dasar penalaran monoton, pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN harus dipresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang menoton. Output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas crisp berdasarkan α-predikat fire strength. Proses agregasi antar aturan dilakukan, dan hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan defuzzy konsep rata-rata berbobot. Misalkan ada variable masukan, yaitu x dan y, serta satu variable keluaran yaitu Z. Variabel x terbagi atas 2 himpunan yaitu A 1 dan A 2, variabel y terbagi atas 3 2 himpunan yaitu B 1 dan B 2, sedangkan 2 variabel keluaran Z terbagi atas 2 himpunan yaitu C 1 dan C 2 . Tentu saja himpunan C 1 dan C 2 harus merupakan himpunan yang bersifat monoton. Diberikan 2 aturan sebagai berikut : IF x is A 1 and y is B 2 THEN z is C 1 IF x is A 2 and y is B 1 THEN z is C 2 Diagram blok proses inferensi dengan metode Tsukamoto Jang, 1997 dapat dilihat pada gambar 1 Gambar 1. Inferensi menggunakan metode Tsukamoto Jang, 1997 -predikat untuk aturan pertama dan kedua, masing-masing adalah 1 dan 2 . Dengan menggunakan penalaran monoton, diperoleh nilai Z 1 pada aturan pertama, dan Z 2 pada aturan kedua. Terakhir dengan menggunakan aturan terbobot, diperoleh hasil akhir dengan formula sebagai berikut : Berdasarkan kriteria Integral Square Error ISE, Integral Time Square Error ITSE, Integral Absolute Error IAE dan Integral Time Absolute Error ITAE yang terdapat pada indeks performansi kesalahan, fungsi keanggotaan tipe segitiga menghasilkan sistem respon yang lebih optimal jika dibandingkan dengan tipe-tipe yang lain yaitu dengan ditandai oleh nilai indeks performansi kesalahan minimal [9] Google menyediakan layanan API Application Programming Interface yang memungkinkan aplikasi client untuk melihat, menyimpan dan memperbaharui data-data peta dalam bentuk Data API Google feed dengan menggunakan model data fitur letak, garis dan bentuk dalam peta. Aplikasi ini diberi nama Google Maps API GMaps API. Peta yang ditampilkan diambil dari layanan Google Maps. 4

3. Metode Penelitian