12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Menurut Nasution dan Prasetyawan 2008:114 persediaan adalah sumber daya menganggur
idle resourses
yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah
berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pada sistem rumah
tangga. Menurut Ristono 2009:1 p ersediaan dapat diartikan sebagai
barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau diproses
lebih lanjut. 2.
Fungsi Persediaan
Menurut Render dan Heizer 2005:60 persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan.
Empat fungsi persediaan adalah: a
Untuk men-“
decouple
” atau memisahkan beragam bagian proses produksi. Sebagai contoh. Jika pasokan sebuah
13
perusahaan berfluktuasi, maka mungkin diperlukan persediaan tambahan untuk men-“
decouple
” proses produksi dari para pemasok.
b Untuk men- “
decouple
“ perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan
memberikan pilihan bagi pelanggan. Persediaan umumnya terjadi pada pedagang eceran.
c Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.
3. Jenis Persediaan
Menurut Nasution dan Prasetyawan 2008:113 menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas:
a Bahan baku
ra w ma teria l
adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok
supplier
yang akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
b Bahan setengah jadi
work in proses
adalah bahan baku yang sudah diolah dan dirakit menjadi komponen namun masih
membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.
c Bahan jadi
finished goods
adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi,
dijual atau didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran. d
Bahan-bahan pembantu adalah barang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang proses produksi, namun tidak akan menjadi
bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan.
14
Menurut Ristono 2009:7 jenis persediaan berdasarkan proses manufaktur, maka persediaan dibagi dalam tiga kategori,yakni:
1 Persediaan bahan baku dan penolong.
2 Persediaan bahan setengah jadi.
3 Persediaan bahan jadi.
Sedangkan jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari: a. Persediaan pengaman
Sa fety Stock
Persediaan pengaman atau sering pula disebut sebagai
sa fety stock
adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsure ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila
persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi kekurangan persediaan
stockout
. b. Persediaan Antisipasi
Persediaan Antisipasi disebut sebagai
sta bilization stock
merupakan persediaan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan
sebelumnya. c. Persediaan dalam pengiriman
transit stock
disebut
work in process stock
adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu:
1
Eksterna l Tra nsit Stock
adalah persediaan yang masih berada dalam transportasi.
2
Interna l Transit Stock
adalah persediaan yang masih menunggu untuk
diproses atau
menunggu sebelum
15
dipindahkan.
4. Tujuan Persediaan
Ishak 2010:169 menerangkan bahwa, divisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan
pengendaliaan yang berbeda. Tujuan pengendaliaan persediaan adalah:
a Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga
menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak. b
Produksi ingin
beroperasi secara
efisien. Proses
mengimplikasikan order
produksi yang
tinggi akan
menghasilkan persediaan yang besar untuk mengurangi set mesin, disamping itu juga produk menginginkan persediaan
bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup, sehingga proses produksi tidak tergangu karena kekurangan bahan .
c Pembelian
purcha sing
dalam rangka
efisiensi, juga
menginginkan persamaan produksi yang besar dalam jumlah sedikit, dari pada pesanan yang kecil dalam jumlah yang banyak.
Pembeliaan juga ingin ada persediaan sebagai pembatas kenaikan harga dan kekurangan produk.
d Keuangan
fina nce
menginginkan minimasi semua bentuk investasi persediaan, karena biaya investasi dan efek negatif
16
yang terjadi pada perhitungan pengembalian asset
return of a sset
perusahaan. e
Personalia
personel a nd
industria l rela tionship
menginginkan adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan
f tenaga kerja dan PHK tidak perlu dilakukan.
5. Biaya Persediaan
Menurut Nasution 2003:105 biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya
persediaan. Biaya persediaan terdiri dari: a
Biaya Pembelian Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan harga satuan barang. Biaya pembelian
menjadi factor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian.
b Biaya Pengadaan
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis sesuai asal–usul barang yaitu:
1 Biaya Pemesanan
ordering cost
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk
menentukan pemasok
supplier
, pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, baiya penerimaan dan seterusnya.
Biaya ini diasumsikan konstan untuk setiap kali pesan.
17
2 Biaya Pembuatan
setup cost
Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di
dalam pabrik yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya.
c Biaya Penyimpanan
holding cost
Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Biaya ini meliputi :
1 Biaya Memiliki Persediaan biaya modal
Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal perusahaan mempunyai ongkos yang dapat diukur
dengan suku bunga bank. 2
Biaya Gudang Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan
sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan per-alatannya disewa maka biaya gudang merupakan biaya sewa sedangkan
bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biya depresiasi.
3 Biaya Kerusakan dan Penyusutan
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya
berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.
4 Biaya Kadaluarsa
18
Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahan
teknologi dan
model seperti barang-barang
elektronik. Biaya kadaluarsa diukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.
5 Biaya Asuransi
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi
tergantung jenis barang yang diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.
6 Biaya Administrasi dan Pemindahan
Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan barang, maupun
penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan barang dari, ke, dan di dalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh dan
biaya peralatan
ha ndling
. d
Biaya Kekurangan Persediaan
shortage cost
1 Biaya Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
Batasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat
terhentinya proses produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai biaya
pena lty
atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan misalnya : Rpunit.
2 Biaya Waktu pemenuhan
Biaya waktu pemenuhan diukur berdasarkan waktu yang
19
diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan misalnya : Rpsatuan waktu.
3 Biaya pengadaan darurat
Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang
lebih besar dari pengadaan normal. Biaya ini diukur dengan satuan misalnya : Rpsetiap kali kekurangan
B. Pengendalian Persediaan
1. Pengertian Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan merupakan tindakan yang sangat penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat
persediaan yang diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan pemesanaan kembali. Rangkuti, 2002:19.
2. Tujuan Pengendalian Persediaan
Menurut Ristono 2009:4 tujuan pengendalian persediaan adalah sebagai berikut :
a Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen
dengan cepat memuaskan konsumen. b
Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan
terhentinya proses produksi. c
Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
20
d Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari
karena dapat mengakibatkan ongkos pesan menjadi besar. e
Menjaga supaya penyimpanan dalam
empla cement
tidak besar- besaran, karena akan mengakibatkan biaya men-jadi besar.
C. Bahan Baku
1. Pengertian Bahan Baku
Menurut Nasution dan Prasetyawan 2008: 113 bahan baku adalah barang– barang yang dibeli dari pemasok
supplier
dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan
oleh perusahaan. Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu:
Ristono, 2009:5 1. Bahan baku langsung
direct materia l
, yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang
biayanya dengan mudah bias ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. Jumlah bahan baku langsung bersifat
va ria ble
, artinya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh besar produksi atau
perubahan output. 2. Bahan baku tak langsung
indirect materia l
, yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi tetapi sulit
menelusuri biayanya pada setiap barang jadi. 2.
Arti Penting Bahan Baku
Menurut Nasution dan Prasetyawan 2008:118 pengembangan
21
masalah dalam persediaan bahan baku adalah persediaan bahan baku berupa komponen tertentu yang diproduksi secara missal dan
dipakai sendiri sebagai sub komponen suatu produk jadi oleh suatu perusahaan. Dalam hal ini komponen harus dibuat lebih dahulu
dengan kecepatan produksi yang tetap, kemudian digunakan kedalam proses lebih lanjut.
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku
Menurut Ristono, 2009: 6 besar kecilnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh faktor–faktor sebagai berikut :
a Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yatu yang dimaksudkan
untuk menjaga kelangsungan
kontinuita s
proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka
akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku. Volume produksi yang direncanakan ditentukan oleh penjualan terdahulu
dan ramalan penjualan. b
Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.
c Sifat bahan baku atau penolong, apakah cepat rusak
dura ble good
atau tahan lama
undura ble good
. Barang yang tidak tahan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan
tergolong barang yang tidak tahan lama maka tidak perlu disimpan dalam jumlah yang banyak.
4. Model Analisis ABC
Menurut Render dan Heizer 2005:62 analisis ABC
22
membagi persediaan menjadi tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC yang merupakan
penerpan persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan ada beberapa yang penting dan banyak yang sepele.
Untuk menentukan volume dolar tahunan analisis ABC, permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dihitung dan dikalikan
dengan harga per unit. Barang kelas anggaran adalah barang – barang dengan volume dolar tahunan tinggi.
Walaupun barang seperti ini mungkin hanya mewakili sekitar 15 dari total persediaan barang, mereka mempresentasikan 70
hingga 80 dari total pemakaian dolar. Kelas B adalah untuk barang–barang persedian yang memiliki volume dolar tahunan
menengah. Barang ini mempresentasikan sekitar 30 barang persediaan dan 15 hingga 25 dari nilai total. Barang–barang
yang memiiki volume dolar tahunan yang rendah adalah kelas C,yang mungkin hanya mempresentasikan 5 dari volume dolar
tahunan tetapi sekitar 55 dari total barang persediaan. Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup hal–
hal sebagai berikut : a
Pembelian sumber daya yang dibelanjakan pada pengem- bangan pemasok harus jauh lebih tinggi untuk barang A
dibandingkan barang C. b
Barang A tidak seperti barang B dan C, perlu memiliki pengendalian persediaan fisik yang lebih ketat,
23
mungkin mereka dapat diletakkan pada tempat yang lebih aman, dan mungkin akurasi catatan pesediaan untuk barang A
lebih sering diverifikasi. c
Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya dibanding dengan prediksi barang B dan C.
Secara grafis persediaan di perusahaan akan terlihat sebagaimana pada
contoh penggunaan analisis
ABC tunjukkan dalam penggambaran grafik dari analisis ABC berikut ini :
Gambar 2.1 Grafik Pengelompokkan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Analisis Klasifikasi ABC
24
BAB III PEMBAHASAN