I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bali sebagai sebuah Pulau Taman karena memang tersusun oleh banyak taman, baik yang bersifat alami seperti: taman pantai, taman danau, taman pegunungan, taman tebing,
dan taman lembah, maupun taman buatan seperti: taman situs budaya peninggalan kerajaan seperti: Taman Ujung, Taman Tirta Gangga, Taman Kertha Gosa, Taman Tirta Empul,
Gunung Kawi, Goa Gajah, Taman Ayun, dan ribuan Pura TamanPura Beji yang ada di setiap desa pekraman serta taman keluarga yang ada di setiap pekarangan di Bali.
Gambaran tentang kondisi dimasa yang akan datang bahwa keberadaan sumber daya air, tanah, dan lahan menjadi semakin terbatas, dalam arti semakin menurunnya daya dukung
lingkungan sebagai akibat semakin bertambahnya penduduk, adanya pergeseran pola hidup, dan dampak dari kegiatan pembangunan. Adanya fenomena yang menunjukkan bahwa
manusia memanfaatkan sumber daya alam dengan mengeksfluitasi dan memanfaatkan sumber daya dengan cara yang tidak bijaksana, menyebabkan kondisi sumber daya menjadi
rawan dan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia, seperti bencana banjir, tanah longsor, erosi, polusi dan sebagainya. Oleh karena itu keberadaan sumber daya manusia menjadi
penentu terhadap kondisi lingkungan hidupnya, baik secara individu maupun secara kolektif melalui suatu sitem kelembagaan seperti banjar, desa pekraman, subak, dan sebagainya.
Untuk itulah perlu adanya tuntutan tentang keseimbangan hidup yang bersumber dari kearifan lokal yang disebut Tri Hita Karana THK.
Dalam filosofi THK yang artinya tiga penyebab kebahagiaan, Wiana 2004 menyebutkan, bahwa hakekat THK adalah sikap hidup yang seimbang antara memuja Tuhan
dengan mengabdi kepada sesama manusia serta mengembangkan kasih sayang pada alam lingkunagan. Ajaran tentang keseimbangan hidup sangat penting artinya dalam kehidupan
manusia, baik untuk menata kehidupan sekarang maupun untuk menata kehidupan yang akan datang. Ajaran keseimbangan hidup menuntun manusia agar memperoleh kehidupan yang
aman, nyaman, dan sejahtera. Setia 2006 dalam uraiannya tentang THK menjelaskan, bahwa umat Hindu telah
melaksanakan ajaran THK, tetapi apa yang telah dilaksanakan belum sesuai benar dengan konsepnya. Atau sudah melaksanakan tetapi hanya sebagian kecil saja, sementara yang
dilanggar justru lebih banyak. Pelanggaran yang paling parah adalah pada unsur palemahan- nya yaitu yang menyangkut hubungan manusia dengan alam lingkungannya.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini antara lain adalah: 1. Bagaimana implementasi THK dalam pengelolaan lingkungan hidup di Bali?
2. Sejauh mana kesadaran masyarakat Bali dalam pengelolaan lingkungannya? 3. Apakah Bali akan mampu mempertahankan eksistensinya sebagai pulau taman dimasa
yang akan datang?
II. PEMBAHASAN