ANALISIS KONDISI KAWASAN LINDUNG DI KABUPATEN LANGKAT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI.

(1)

ANALISIS KONDISI KAWASAN LINDUNG KABUPATEN

LANGKAT DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

HUDHAYFA HADI

NIM. 3113131033

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT dengan segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: Analisis Kondisi Kawasan Lindung Kabupaten Langkat

Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Penulisan skripsi ini bertujuan

untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana bagi Mahasiswa S-1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari banyak mengalami rintangan, namun karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan dan sekaligus sebagai dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan motivasi dan membimbing penulis selama perkuliahan.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

5. Alm. Bapak Drs. Julismin, M.Pd dan Bapak M. Ridha S. Damanik, S.Pi, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan waktu dan


(5)

iv

bimbingan serta memberikan ilmu yang tidak ternilai harganya selama menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Rosni, M.Pd selaku dosen penguji skripsi terima kasih banyak atas bimbingannya.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan.

8. Bapak Hajat Siagian selaku administrasi di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Terkhusus dan teristimewa terima kasih yang sebesar-besarnya buat Ayahanda Syamsul Hadi dan Ibunda tercinta Pelita Hafrita, kakak tercinta Siti Sumayya, Adik-adik tercinta (Thommy Fawwaz, Ilfa Ulaya, dan Rafiqah Hani) , dan kerabat-kerabat dekat serta keluarga besar Wahab terkhusus untuk nenek tercinta Maimunah, om dan bunda Ainul Mardhiyah, S.P, M.Si, Muslim Simbolon, M.A, Lailan Rafiqah, S.Sos, M.A yang sepanjang waktu terus

memberikan do’a, dorongan, motivasi serta dukungan baik dalam segi materil maupun moril kepada penulis selama menjalankan perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.

10. Keluarga besar mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi khususnya sahabat-sahabat di konsentrasi teknik yang selama ini saling membantu dalam menyelesaikan skripsi ini (Kak Arni, Ali, Lesta, Ika, Mery), teman terbaik (Inda Purnama Sari, S.Pd, Ade Muslim Ramadhan, S.Pd, Parissa Filipin, S.Pd, Yuliana, S.Pd, dan Eka Tresna Permata, S.Pd) dan khususnya kelas A Reguler 2011 terima kasih banyak telah membantu, memberi dorongan motivasi baik dalam segi moril maupun materil bagi penulis dan mau mendengarkan keluh kesah penulis dalam menyusun skripsi.


(6)

v

11. Untuk yang tersayang Muhammad Firman Fadly, terima kasih atas semangat yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kerjasamanya, bantuan, pengalaman dan motivasi selama ini.

12. Untuk sahabat-sahabat, Bayu, Gembong, Puput, Iqbal, Lika, Agung, Habib, dan Safriani, terima kasih atas semangat yang telah kalian berikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kerjasamanya, pengalaman dan motivasi selama ini.

Akhir kata hanya do’a yang dapat penulis ucapkan kiranya mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga skripsi ini besar manfaatnya bagi pembaca khususnya di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Medan, 6 April 2016

Hudhayfa Hadi


(7)

vi

ABSTRAK

Hudhayfa Hadi. Nim. 3113131033. Analisis Kondisi Kawasan Lindung di

Kabupaten Langkat Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk menganalisis sebaran kawasan lindung di Kabupaten Langkat. (2) Untuk menganalisis Kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten Langkat.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Langkat tahun 2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh kawasan lindung di Kabupaten Langkat. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak namun disertai oleh kriteria–kriteria tertentu yakni dengan mengambil titik kawasan lindung dan titik yang mudah dijangkau di Kabupaten langkat, yaitu permukiman, perkebunan, sawah, hutan, tambak, dan bakau. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, interpretasi, kerja lapangan dan analisis. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Kawasan lindung yang ada di Kabupaten Langkat meliputi kawasan hutan lindung, kawasan hutan konservasi, kawasan rawan bencana alam, dan kawasan sempadan sungai. Kawasan hutan lindung dengan luas 9.268,58 ha atau 3,58% tersebar di daerah pesisir, kawasan hutan konservasi dengan luas 216.327,29 ha atau 83,59 % tersebar didaerah barat sampai selatan Kabupaten Langkat, kawasan rawan bencana alam dengan luas 32.821,67 ha atau 12,68% tersebar pada daerah sekitar sungai dan paling banyak terdapat pada daerah bagian timur Kabupaten Langkat, kawasan sempadan sungai dengan luas 347,15 ha atau 0,13 % dari luas Kabupaten Langkat dan tersebar didaerah pinggiran sungai yaitu 100 meter dari bibir sungai. (2) Penggunaan lahan aktual yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan pada kawasan lindung mencapai 13.481,65 ha atau 5,21% dari seluruh penggunaan lahan untuk kawasan lindung di Kabupaten Langkat, artinya seluruh penggunaan lahan kawasan lindung di Kabupaten Langkat masih ada banyak yang tidak sesuai dengan fungsi utama kawasannya. Tingkat akurasi/ketelitian citra Landsat 8 dalam dalam menganalisis perubahan kawasan lindung di Kabupaten Langkat sebesar 90,47%.


(8)

(9)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1 Klasifikasi Penggunaan Lahan ... 13

Tabel 2 Matriks Evaluasi Penggunaan Lahan dan Fungsi Kawasan ... 30

Tabel 3 Jumlah Kelurahan di Kabupaten Langkat ... 34

Tabel 4 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Langkat ... 36

Tabel 5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur Per Kecamatan di Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 41

Tabel 6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin Per Kecamatan di Kabupaten Langkat Tahun 2014 ... 42

Tabel 7 Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Langkat Tahun 2014 .... 44

Tabel 8 Luas Klasifikasi Kawasan Lindung di Kabupaten Langkat ... 46

Tabel 9 Bentuk Penggunaan Lahan di Kabupaten Langkat ... 57

Tabel 10 penggunaan Lahan Hasil Interpretasi di Kabupaten Langkat Tahun 2015... 58

Tabel 11 Matriks Penilaian Perbandingan Antara Penggunaan Lahan Eksisting di Kabupaten Langkat dengan Fungsi kawasan Lindung... 59

Tabel 12 Perubahan Luas Penggunaan Lahan Kawasan Lindung di Kabupaten Langkat... 69


(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 Skema Kerangka Berpikir ... 24

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian... 32

Gambar 3 Peta Administrasi Kabupaten Langkat ... 35

Gambar 4 Diagram Perbandingan Luas Setiap Kecamatan di Kabupaten Langkat ... 37

Gambar 5 Diagram Penduduk Menurut Jenis Kelamin... 43

Gambar 6 Peta Sebaran Kawasan Lindung di Kabupaten Langkat... 46

Gambar 7 Peta Landsat 8 Kabupaten Langkat ... 49

Gambar 8 Peta Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Langkat Tahun 2015 ... 50

Gambar 9 Penggunaan Lahan Permukiman/Lahan Terbangun di Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat... 51

Gambar 10 Penggunaan Lahan Kebun Kelapa Sawit di Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat ... 52

Gambar 11 Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat ... 53

Gambar 12 Penggunaan Lahan Semak Belukar/Hutan di Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat... 54

Gambar 13 Penggunaan Lahan Sungai di Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat ... 55


(11)

xii Gambar 14 Penggunaan Lahan Bakau/Manggrove di Kecamatan Gebang

Kabupaten Langkat... 56 Gambar 15 Penggunaan Lahan Tambak di Kecamatan Pangkalan


(12)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A..Kajian Teori ... 8

B. Penelitian Relevan... 19

C. Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 25


(13)

ix

B. Populasi dan Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 25

D. Alat dan Bahan ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data... 28

F. Teknik Analis Data ... 29

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Fisik ... 33

B. Kondisi Non Fisik ... 40

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan... 61

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Uraian Halaman

1. Tabel Hasil Uji Lapangan... 76 2. Peta Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi Kabupaten Langkat

Tahun 2015 ... 77 3. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Eksisting Kawasan Lindung


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha yang memanfaatkan potensi sumberdaya lahan secara maksimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pendapatan daerah tanpa meninggalkan aspek konservasi. Lahan merupakan suatu daerah di permukaan bumi yang ciri-cirinya mencakup biosfer, tanah, air, populasi manusia pada masa lampau dan masa kini sehingga berpengaruh atas penggunaan lahan pada masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, bentuk penggunaan lahan dalam rangka pembangunan wilayah harus dilakukan untuk mencapai optimalisasi dari sumber daya lahan yang ada, agar tercapai tatanan yang lebih baik tanpa meninggalkan keberlanjutan dari lingkungan.

Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat secara signifikan, mengakibatkan berkembangnya kegiatan pembangunan yang dilakukan semakin pesat. Masalah yang sering terjadi adalah terbatasnya lahan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan lahan. Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat membuka lahan baru atau disebut dengan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan lahannya. Terbatasnya lahan membuat petani-petani terpaksa harus membuka lahan pertanian di lahan marjinal.

Kondisi fisik lahan juga menentukan apakah lahan tersebut dapat dijadikan sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya. Perlu adanya Arahan fungsi


(16)

2

pemanfataan lahan untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan mempertimbangkan aspek fisiknya, yang dibagi menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya (SK Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2009 tentang Penataan Ruang).

Pendekatan dan perhatian terhadap arahan fungsi pemanfaatan lahan berdasarkan penilaian karakteristik lahan sebagai dasar dari penetapan dan pengaturan penggunaan lahan sangat penting untuk diperhatikan, karena dapat membantu menjaga kualitas lingkungan, memaksimalkan potensi dan pemanfaatan lahan ruang, serta dapat menjaga keberlanjutannya.

Arahan fungsi pemanfaatan lahan yang benar dapat menghindari penyalahgunaan pemanfaatan lahan yang dapat merusak lingkungan. Meskipun jika kita melihat kenyataan dari fakta dan isu permasalahan yang terjadi di lapangan, masih banyak pelanggaran yang terjadi dalam pemanfaatan lahan atau ruang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya isu global yang terjadi hampir di seluruh dunia, yang menyatakan bahwa penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya telah menyebabkan banyaknya kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali. Akibat yang muncul dari hal tersebut sangat beragam seperti banjir dan tanah longsor.

Kabupaten Langkat dengan luas 626.329 Ha atau sekitar 8,74% dari luas Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 7.168.000 Ha. Kondisi topografi yang pada umumnya cenderung datar dan merupakan dataran rendah dengan variasi ketinggian antara 4 – 105 meter di atas permukaan laut (Sumber: Kabupaten Langkat Dalam Angka 2014). Kabupaten Langkat berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Tamiang di sebelah Utara, Kabupaten karo di sebelah Selatan,


(17)

3

Kabupaten Deli Serdang di sebelah Timur, dan Kabupaten Aceh Tenggara/Tanah Alas di sebelah Barat.

Kabupaten Langkat merupakan salah satu akses lintas Sumatera menuju ke daerah-daerah bagian utara. Tingkat laju kegiatan yang tinggi dapat mengakibatkan wilayah Kabupaten Langkat memiliki lingkungan yang rentan terhadap aktifitas yang dapat mempengaruhi kualitas lahan. Maraknya pembangunan yang dilakukan di Kabupaten Langkat juga mempengaruhi penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan arahan fungsi pemanfaatan lahan yang nantinya akan mengakibatkan kondisi alam yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.

Kabupaten Dalam Angka 2014 menyebutkan sebagian besar lahan di Kabupaten Langkat yaitu berupa kawasan hutan lindung seluas ± 266.232 ha, kawasan penyangga seluas ± 7.600 ha, dan kawasan hutan bakau seluas ± 20.200 ha. Menurut Balai TNGL (Taman Nasional Gunung Leuser) sekitar 77 ha setiap tahunnya kawasan lindung telah beralih fungsi menjadi kawasan budidaya, banyak perusahaan-perusahaan swasta yang ada dibalik rusaknya hutan di Kabupaten Langkat dengan membangun dilahan marjinal yang peruntukannya sebagai kawasan lindung, sehingga bukan saja merusak hutan, tetapi mengganggu kegiatan warga dan bahkan mengancam ekosistem dan habitat satwa. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluh akibat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan swasta tersebut karena dapat menghambat kegiatan sehari-hari masyarakat di Kabupaten Langkat. Apalagi akibat dari kegiatan industri tersebut sebagian wilayah menjadi rentan bencana seperti erosi dan banjir. Oleh karena


(18)

4

itu, penting untuk dilakukan kegiatan penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan fisik lingkungannya.

Menurut SK Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2009 tentang Penataan Ruang. Wilayah yang diklasifikasikan sebagai kawasan lindung dalam arahan fungsi pemanfaatan lahan merupakan kawasan yang di fungsikan sebagai kawasan perlindungan bagi daerah sekitarnya, sehingga kawasan ini tidak sesuai untuk dijadikan sebagai kawasan budidaya, terlebih lagi bagi kawasan budidaya yang mengalami pertumbuhan secara cepat seperti pada daerah perkotaan. Mengingat bahwa pembangunan wilayah seharusnya dapat memperhatikan kondisi fisik wilayah, maka lebih jauh lagi arahan fungsi pemanfaatan lahan yang telah disusun dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui perkembangan wilayah pada kawasan dengan arahan fungsi pemanfaatan lahan dan harus dibatasi perkembangannya melalui kebijakan tertentu. Ini dimaksudkan untuk membatasi peningkatan aktifitas dan peningkatan kebutuhan akan lahan terbangun, sehingga tidak terjadi konversi lahan pada kawasan lindung yang dapat mengakibatkan rusaknya lingkungan serta potensi terjadinya berbagai bencana.

Daerah yang sangat terlihat perubahannya dan sangat memprihatinkan diantaranya Pangkalan Susu, Pangkalan Brandan, Secanggang, Tanjung Pura dan Gebang. Hal ini berakibat lahan yang di khususkan untuk kawasan lindung telah beralih fungsi menjadi kawasan budidaya, sehingga kelestariannya sebagai kawasan lindung sudah berubah. Hal ini juga berdampak bagi ekosistem yang terdapat di kawasan lindung, banyak hewan-hewan yang hampir punah karena tempat tinggalnya yang telah berubah menjadi perkebunan.


(19)

5

Pembuatan arahan fungsi kawasaan saat ini memanfaatkan teknologi sistem informasi geografis dan penginderaan jauh, agar lebih tepat dan efisien dalam menata arahan fungsi kawasan lahan. Teknologi penginderaan jauh digunakan untuk membuat peta penggunaan lahan saat ini (eksisting) yang akan di sesuaikan dengan pemodelan arahan fungsi kawasan lindung yang dibuat untuk menganalisis apakah penggunaan lahan untuk kawasan lindung yang ada saat ini masih sesuai dengan arahan fungsi kawasan lindung yang ada.

Dalam SK Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2009 citra satelit yang digunakan harus berumur tidak lebih dari satu tahun pada saat penyusunan rencana pola tata ruang. Sehingga dapat di ketahui berapa banyak kawasan lindung yang telah beralih fungsi menjadi kawasan budidaya. Sistem Informasi Geografi di butuhkan dalam pemodelan arahan fungsi kawasan lahan. Dengan menggunakan teknik overlay beberapa parameter arahan fungsi kawasan lahan lindung, maka arahan fungsi kawasan yang akan dibuat lebih tepat dan cepat.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat, mengakibatkan banyak penduduk yang melakukan kegiatan dan bahkan membangun di kawasan marjinal yang peruntukannya sebagai kawasan lindung yang dapat merusak lingkungan; 2) Tingkat laju kegiatan yang dilakukan terus menerus mengakibatkan lingkungan menjadi rentan terhadap perubahan dan berdampak terhadap perubahan lingkungan; 3) Tingkat pembangunan yang tinggi dan tidak sesuai dengan arahan fungsi pemanfaatan lahan khususnya kawasan lindung, berdampak buruk bagi kegiatan di Kabupaten


(20)

6

Langkat; 4) Munculnya perkebunan sawit, tambak, dan sebagainya di sekitar kawasan lindung, sehingga jika ini dibiarkan begitu saja maka fungsi kawasan lindung bisa berubah sewaktu-waktu menjadi kawasan budidaya; 5) Terjadi alih fungsi lahan kawasan lindung yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan kawasan lindung dan dampak yang di timbulkan akibat dari alih fungsi pemanfaatan lahan yang salah.

C. Pembatasan Masalah

Batasan penelitian ini adalah menganalisis sebaran kawasan lindung di Kabupaten Langkat. Sehingga dapat diketahui kondisi lahan eksisting pada kawasan lindung berdasarkan arahan fungsi pemanfaatan lahan di Kabupaten Langkat.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sebaran kawasan lindung di Kabupaten Langkat ?

2. Bagaimana kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten Langkat ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : 1. Sebaran kawasan lindung di Kabupaten Langkat.

2. Kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten Langkat.

F. Manfaat Penelitian


(21)

7

1. Masukan berupa informasi spasial bagi pemerintah setempat dalam mengelola dan memantau rencana tata ruang kawasan lindung yang telah diterapkan.

2. Memberi gambaran tentang bagaimana data penginderaan jauh dan analisis spasial sistem informasi geografi dapat membantu membuat arahan fungsi kawasan lindung.

3. Untuk Unimed, khususnya Jurusan Pendidikan Geografi, sebagai sumbangan ilmu pengetahuan mengenai permukiman dan dapat dijadikan sebagai sumber bacaan untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi dalam mempelajari ilmu Geografi terutama Geografi Teknik Perencanaan Tata Ruang.

4. Menambah wawasan peneliti dalam menyikapi permasalahan tentang arahan pemanfaatan lahan, dan

5. Sebagai bahan masukan bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya.


(22)

69

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Kawasan lindung yang ada di Kabupaten Langkat meliputi kawasan hutan lindung, kawasan hutan konservasi, kawasan rawan bencana alam, dan kawasan sempadan sungai. Kawasan hutan lindung dengan luas 9.268,58 ha atau 3,58% tersebar di daerah pesisir pantai , kawasan hutan konservasi dengan luas 216.327,29 ha atau 83,59 % tersebar didaerah barat sampai selatan Kabupaten Langkat, kawasn rawan bencana alam dengan luas 32.821,67 ha atau 12,68% tersebar pada daerah sekitar sungai dan paling banyak terdapat pada daerah bagian timur Kabupaten Langkat, kawasan sempadan sungai dengan luas 347,15 ha atau 0,13 % dari luas Kabupaten Langkat dan tersebar didaerah pinggiran sungai yaitu 100 meter dari bibir sungai.

2. Kondisi eksisting kawasan lindung di Kabupaten yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan lahan pada kawasan lindung mencapai 13.481,65 ha atau 5,21 % dari seluruh penggunaan lahan untuk kawasan lindung di Kabupaten Langkat, artinya seluruh penggunaan lahan kawasan lindung di Kabupaten Langkat masih ada banyak yang tidak sesuai dengan fungsi utama kawasannya. Secara administratif penyimpangan penggunaan lahan ini banyak terdapat di daerah kawasan hutan konservasi dan kawasan rawan bencana alam. Penyimpangan penggunaan lahan aktual pada


(23)

70

kawasan lindung di Kabupaten Langkat adalah berupa kebun perkebunan, tambak, sawah, serta sisanya berupa permukiman. Dari 21 titik sampel yang dibuat untuk menentukan titik akurasi, ternyata ada 19 titik yang sesuai dengan interpretasi dan 2 titik salah interpretasi, sehingga didapat persentase tingkat akurasi untuk perubahan lahan di Kabupaten Langkat sebesar 90,47%. Obyek yang diamati berupa Perkebunan, Permukiman, Sawah, Hutan, Sungai, Bakau, dan Tambak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan adapun saran yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah perlu dilakukan pemantauan di kawasan pesisir Kabupaten Langkat secara periodik agar perubahan yang terjadi dapat terpantau dengan baik, khususnya untuk lahan bakau sehingga erosi air laut dapat dihindari. Pada daerah pinggiran sungai juga perlu di pantau karena banyak daerah pinggiran sungai yang ditanami dengan tumbuhan kelapa sawit. Sehingga pemerintah dapat dengan segera menyusun program dan pelaksanaan kegiatan terutama untuk mengurangi penyimpangan penggunaan lahan pada kawasan lindung dan penyangga. 2. Bagi masyarakat atau penduduk Kabupaten Langkat, diharap bisa saling

bekerja sama dalam segala hal, khusunya untuk para petani diharapkan mampu mengelola lahan secara bijak dan tetap memperhatikan kaidah konservasi tanah.

3. Bagi peneliti selanjutnya, bisa menjadikan penelitian ini sebagai reverensi untuk penelitian berikutnya, dan dapat menggunakan citra yang lebih


(24)

71

spesifik agar penelitian selanjutnya dapat lebih banyak mengklasfikasikan penggunaan lahan yang ada di dalam citra.


(25)

72

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, Dhios. 2009. Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Semarang. Universitas Diponegoro

Arya, Wisnu. Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta : C.V Andi Offeset.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat Dalam Angka 2014

BAPPEDA Kabupaten Langkat

Dhios,Ajeng.P.S.2009.Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan Di Kabupaten Wonogiri. Skripsi.Universitas Diponegoro. Semarang.

(http://repository.univ.diponegoro.ac.id/arahan_fungsi_pemanfaatan_lahan .pdf) (diakses pada 28/04/2015 pukul 11:36 WIB)

Djunaedi, Rachim.. 2011. Kasifikasi Tanah Di Indonesia. Jawa Barat : Pustaka Reka Cipta

Eprin, T. S. 2010. Penentuan Fungsi Kawasan Lahan Dan Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan DAS Grompol bagian Hulu Di Kabupaten Karanganyar. Jurnal. Karanganyar

http://spatial-mapping.blogspot.com/2011/12/citra-satelit-alos.html (di akses pada tanggal 30 Mei 2015 pukul 19.30 WIB)

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11794/E08rnu.pdf;jsession id=BE4C061868FB6E00E1725B161E168D6B?sequence=2 (Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan Lahan Kritis Das Ciliwung Hulu Bogor). (Diakses pada 4 Juni 2015, 16.40 WIB)

Juniasandi, Mousafi. R. 2012. Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan

Jauh Di Sub DAS Opak Hulu. Yogyakarta.

http://eprints.ums.ac.id/24053/18/JURNAL_PUBLIKASI_KARYA_ILMI AH.pdf(diakses pada 7 Juni 2015, 14.30 WIB)


(26)

73

73 Kabupaten Langkat online

http://www.pu.go.id/publik/ind/produk/info_statistik/infosta/air/geo.asp?k dprop=12&kdkab=13&kdkec=010&tx=cr (diakses pada 17 Semptember 2015, 16.50 WIB)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS. 2014. Daerah Rawan Bencana.

http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=65&Itemid=64 di (akses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 6.48)

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

http://www.indofire.org/pdf/Keppres_32_1990_pengelolaan_kawasan_lind ung.pdf (diakses pada 10 Oktober 2015, 15.45 WIB)

Lillesand T.M, Kiefer. R.W. 1979. Remote Sensing And Image Interpretation, John Woley & Sons Inc. New York

Malingreau, JP & Rosalia Chistiani.1982. A Land Cover/Land Use Classification For Indonesian. PUSPICS UGM. Yogyakarta. Dalam Jurnal Mousafi 2012). Diakses pada tanggal (28 Mei 2015. 1051 WIB).

Masfu, T. M. 2005. Penentuan Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/04/penentuan-fungsi-kawasan-lahan-dan.html (diakses pada 8 September 2015, 12.15 WIB)

Muta’Ali, J. T. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah.BPFG UGM. Yogyakarta


(27)

74

74

Muryono. 2008. Arahan fungsi pemanfaatan lahan Daerah aliran sungai samin Kabupaten karanganyar dan kabupaten sukoharjo Tahun 2007. Skripsi. Surakarta : UGM

Nugraha, Setya 2007. Kesesuaian Fungsi Kawasan Dengan Pemanfaatan Lahan Di Daerah Aliran Sungai Samin. UNS. Surakarta

Pengertian curah hujan : http://www.academia.edu/8435150/Curah_Hujan dan http://bidinagtuns.blogspot.com/2010/11/curah-hujan.html

Pengertian lereng dan pemanfaatannya : http://tinjauan-pustaka-

online.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-pengaruh-bentuk-topografi.html

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.28/menhut-II/2009

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/2007 tentang Kawasan Rawan Bencana

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014. Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah Yang Berada Di Kawasan Hutan.

http://www.rimbawan.com/images/stories/aturan/pdf/2014/perber_penguas aan%20tanah%20hutan.pdf

Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika.

http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/04/penentuan-fungsi-kawasan-lahan-dan.html (diakses pada 2 April 2016, 10.20 WIB)

Profil Kabupaten Langkat : http://deneelavend.blogspot.co.id/2009/11/profil-kabupaten-langkat-sumatera-utara.html (diakses pada tanggal 3 april 2016, 13.40)


(28)

75

75

Yogyasari, Febriana, dkk. 2013. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Arahan Penggunaan Lahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Kabupaten Kendal. Malang


(1)

kawasan lindung di Kabupaten Langkat adalah berupa kebun perkebunan, tambak, sawah, serta sisanya berupa permukiman. Dari 21 titik sampel yang dibuat untuk menentukan titik akurasi, ternyata ada 19 titik yang sesuai dengan interpretasi dan 2 titik salah interpretasi, sehingga didapat persentase tingkat akurasi untuk perubahan lahan di Kabupaten Langkat sebesar 90,47%. Obyek yang diamati berupa Perkebunan, Permukiman, Sawah, Hutan, Sungai, Bakau, dan Tambak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan adapun saran yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah perlu dilakukan pemantauan di kawasan pesisir Kabupaten Langkat secara periodik agar perubahan yang terjadi dapat terpantau dengan baik, khususnya untuk lahan bakau sehingga erosi air laut dapat dihindari. Pada daerah pinggiran sungai juga perlu di pantau karena banyak daerah pinggiran sungai yang ditanami dengan tumbuhan kelapa sawit. Sehingga pemerintah dapat dengan segera menyusun program dan pelaksanaan kegiatan terutama untuk mengurangi penyimpangan penggunaan lahan pada kawasan lindung dan penyangga. 2. Bagi masyarakat atau penduduk Kabupaten Langkat, diharap bisa saling

bekerja sama dalam segala hal, khusunya untuk para petani diharapkan mampu mengelola lahan secara bijak dan tetap memperhatikan kaidah konservasi tanah.

3. Bagi peneliti selanjutnya, bisa menjadikan penelitian ini sebagai reverensi untuk penelitian berikutnya, dan dapat menggunakan citra yang lebih


(2)

71

spesifik agar penelitian selanjutnya dapat lebih banyak mengklasfikasikan penggunaan lahan yang ada di dalam citra.


(3)

72

Skripsi. Semarang. Universitas Diponegoro

Arya, Wisnu. Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta : C.V Andi Offeset.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat Dalam Angka 2014

BAPPEDA Kabupaten Langkat

Dhios,Ajeng.P.S.2009.Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan Di Kabupaten Wonogiri. Skripsi.Universitas Diponegoro. Semarang.

(http://repository.univ.diponegoro.ac.id/arahan_fungsi_pemanfaatan_lahan .pdf) (diakses pada 28/04/2015 pukul 11:36 WIB)

Djunaedi, Rachim.. 2011. Kasifikasi Tanah Di Indonesia. Jawa Barat : Pustaka Reka Cipta

Eprin, T. S. 2010. Penentuan Fungsi Kawasan Lahan Dan Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan DAS Grompol bagian Hulu Di Kabupaten Karanganyar. Jurnal. Karanganyar

http://spatial-mapping.blogspot.com/2011/12/citra-satelit-alos.html (di akses pada tanggal 30 Mei 2015 pukul 19.30 WIB)

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11794/E08rnu.pdf;jsession id=BE4C061868FB6E00E1725B161E168D6B?sequence=2 (Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan Lahan Kritis Das Ciliwung Hulu Bogor). (Diakses pada 4 Juni 2015, 16.40 WIB)

Juniasandi, Mousafi. R. 2012. Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan

Jauh Di Sub DAS Opak Hulu. Yogyakarta.

http://eprints.ums.ac.id/24053/18/JURNAL_PUBLIKASI_KARYA_ILMI AH.pdf(diakses pada 7 Juni 2015, 14.30 WIB)


(4)

73

Kabupaten Langkat online

http://www.pu.go.id/publik/ind/produk/info_statistik/infosta/air/geo.asp?k dprop=12&kdkab=13&kdkec=010&tx=cr (diakses pada 17 Semptember 2015, 16.50 WIB)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS. 2014. Daerah Rawan Bencana.

http://kawasan.bappenas.go.id/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=65&Itemid=64 di (akses pada tanggal 5 Juni 2015 pukul 6.48)

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

http://www.indofire.org/pdf/Keppres_32_1990_pengelolaan_kawasan_lind ung.pdf (diakses pada 10 Oktober 2015, 15.45 WIB)

Lillesand T.M, Kiefer. R.W. 1979. Remote Sensing And Image Interpretation, John Woley & Sons Inc. New York

Malingreau, JP & Rosalia Chistiani.1982. A Land Cover/Land Use Classification For Indonesian. PUSPICS UGM. Yogyakarta. Dalam Jurnal Mousafi 2012). Diakses pada tanggal (28 Mei 2015. 1051 WIB).

Masfu, T. M. 2005. Penentuan Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/04/penentuan-fungsi-kawasan-lahan-dan.html (diakses pada 8 September 2015, 12.15 WIB)

Muta’Ali, J. T. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah.BPFG UGM. Yogyakarta


(5)

74

Muryono. 2008. Arahan fungsi pemanfaatan lahan Daerah aliran sungai samin Kabupaten karanganyar dan kabupaten sukoharjo Tahun 2007. Skripsi. Surakarta : UGM

Nugraha, Setya 2007. Kesesuaian Fungsi Kawasan Dengan Pemanfaatan Lahan Di Daerah Aliran Sungai Samin. UNS. Surakarta

Pengertian curah hujan : http://www.academia.edu/8435150/Curah_Hujan dan http://bidinagtuns.blogspot.com/2010/11/curah-hujan.html

Pengertian lereng dan pemanfaatannya : http://tinjauan-pustaka-

online.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-pengaruh-bentuk-topografi.html

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.28/menhut-II/2009

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/2007 tentang Kawasan Rawan Bencana

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014. Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah Yang Berada Di Kawasan Hutan.

http://www.rimbawan.com/images/stories/aturan/pdf/2014/perber_penguas aan%20tanah%20hutan.pdf

Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika.

http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/04/penentuan-fungsi-kawasan-lahan-dan.html (diakses pada 2 April 2016, 10.20 WIB)

Profil Kabupaten Langkat : http://deneelavend.blogspot.co.id/2009/11/profil-kabupaten-langkat-sumatera-utara.html (diakses pada tanggal 3 april 2016, 13.40)


(6)

75

Yogyasari, Febriana, dkk. 2013. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Arahan Penggunaan Lahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Kabupaten Kendal. Malang