dua buah yakni terdapat pada as elektromotor dengan 3 dan pada batang as tempat batu gilingan 5 sehingga diperoleh rpm sebesar 858 putaran per menitnya.
Alat ini juga menggunakan bearing lahar duduk yang digunakan untuk menumpu dan menahan batang as pencacah sehingga tetap pada posisinya serta
mencegah kerusakan akibat gesekan dan panas pada batang as alat penggiling kedelai ini.
Alat ini juga menggunakan batu giling gerinda berdiameter 6 inci. Batu gerinda ini lah yang bergerak untuk menggiling biji kedelai sampai menjadi bubur
kedelai yang akan di ambil sarinya dalam pembuatan tahu. Dalam penelitian ini, terdapat 2 langkah proses kerja, yaitu proses
penggilingan kedelai dan proses perebusan bubur kedelai yang disertai penyaringan sari kedelai.
1. Penggilingan Kedelai
Proses penggilingan kedelai ini menggunakan sistem gesek dalam proses penggilingannya. Penggilingan terjadi akibat adanya gesekan antara dua
buah batu gerinda sebagai bidang gesek dengan biji kedelainya, dimana batu gerinda yang satu berputar sedang batu gerinda lainnya diam. Batu
gerinda yang diam ini dapat diatur kerapatannya dengan batu gerinda yang berputar agar kedelai dapat tergiling halus. Dimana dalam rancangan alat
ini jarak clearance sangat rapat 1 mm. Batu gerinda yang berputar ini dihubungkan ke sebuah pulley menggunakan poros. Untuk menggerakkan
pulley tersebut digunakan elektromotor, dimana pulley 3 inci terdapat pada motor listrik dan 5 inci terdapat pada poros.
Universitas Sumatera Utara
Adapun spesifikasi motor listrik yang digunakan adalah : - Power : 0,5 HP
- RPM :1430 rpm.
2. Perebusan bubur kedelai dan penyaringan ampas
Proses perebusan bubur kedelai pada penelitian ini adalah untuk memisahkan sari atau pati kedelai dengan ampas kedelai. Proses perebusan
dilakukan sampai bubur kedelai mencapai suhu 80 C atau ditandai dengan
adanya gelembung-gelembung kecil. Pada proses ini juga dapat dilakukan panambahan air. Setelah bubur kedelai mendidih 80
C, dilakukan penyaringan ampas kedelai dengan menggunakan kain blancu.
Kapasitas Alat kgjam
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa kapasitas rata-rata alat penggiling kedelai adalah 14.49kgjam, dan dari persamaan 1 melalui
perhitungan perbandingan diameter pulley, kecepatan putar pulley penggiling yang dihasilkan adalah sebesar 858 rpm. Dimana pulley 3 inci terdapat pada
motor listrik dan 5 inci terdapat pada poros. Besar diameter pulley berbanding terbalik dengan kecepatan perputaran
pulley, sehingga pulley yang memiliki diameter lebih kecil akan memiliki kecepatan perputaran yang lebih besar. Dengan semakin besarnya kecepatan
perputaran maka kapasitas kerja alat akan semakin besar juga.
Universitas Sumatera Utara
Persentase Kedelai yang Tertinggal di Batu Gilingan
Persentase kedelai yang tertinggal di batu gilingan diperoleh dengan membagikan berat kedelai yang teringgal di batu gilingan terhadap berat awal
kedelai yang digiling. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa persentase rata-rata
kedelai yang teringgal di batu gilingan adalah 9,3. Persentase kedelai yang teringgal di batu gilingan ini diduga diakibatkan adanya lekukan pada batu
gerinda yang diam.
Persentase Ampas Kedelai
Persentase ampas kedelai dihitung dengan membagikan berat ampas kedelai terhadap berat kedelai yang digiling.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa persentase rata-rata ampas kedelai sebesar 47,3. Banyaknya ampas kedelai diakibatkan oleh
beberapa hal, diantaranya adalah kurang lamanya kedelai direndam. Dimana dalam penelitian ini kedelai direndam selama 8 jam. Tetapi jika kedelai direndam
terlalu lama akan ada kemungkinan tumbuhnya bakteri pada kedelai yang akan mengakibatkan nilai gizi pada kedelai menjadi turun. Sehingga dari uraian
tersebut dirasa masih perlu dilakukan pengujian lama perendaman. Dan juga diakibatkan oleh perputaran poros batu gerinda yang terlalu cepat sehingga
mengakibatkan banyak kedelai yang terlempar keluar dari rumah batu gerinda tanpa terlebih dahulu tergesek dengan permukaan batu gerinda tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Air yang Dibutuhkan dalam Penggilingan literkg
Jumlah air yang dibutuhkan dalam penggilingan dihitung dengan membagikan jumlah air yang dibutuhkan terhadap berat awal kedelai yang
digiling. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa jumlah air yang
dibutuhkan dalam penggilingan sebanyak 1,12 literkg. Adapun kegunaan dari air pada proses penggilingan untuk membantu batu gerinda menggiling kedelai. Air
juga membantu bubur kedelai yang telah tergiling keluar dari rumah batu gerinda menuju saluran pengeluaran bubur kedelai.
Dengan mengetahui jumlah air yang dibutuhkan maka pemakaian air dapat lebih optimal dan tidak terjadi pemborosan pada proses penggilingan kedelai.
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu alat untuk dioperasikan. Dengan analisa ekonomi dapat diketahui seberapa besar
biaya produksi sehingga keuntungan alat akan dapat diperhitungkan. Perhitungan biaya dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang
dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. a. Biaya Tetap BT
a. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan ini merupakan biaya untuk mengganti alat jika
umur ekonominya telah sampai atau alat itu dijual sebelum habis umur ekonominya. Biaya penyusutan dari alat penggiling kedelai sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp.265.140. Penyusutan ini biasanya disebabkan karena terjadinya kerusakan dari alat tersebut.
b. Biaya Bunga Modal dan Asuransi Biaya bunga modal dan asuransi ini merupakan uang yang
dibayarkan ke bank karena suatu transaksi peminjaman modal. Dalam hal ini persen bunga modal dan asuransinya diasumsikan sebesar 20 bunga
modal 18 dan bunga asuransi 2. Biaya bunga modal dan asuransi dari alat penggiling kedelai sebesar Rp.176.760,-
c. Biaya Pajak Biaya pajak dalam pembuatan alat penggiling kedelai ini
diperkirakan sebesar 2 pertahun dari nilai awalnya. Jadi biaya pajak dari alat ini sebesar Rp.29.460,-
d. Biaya GedungGarasi Biaya gedunggarasi ini diasumsikan sebagai biaya operasional
penyewaan gedung selama proses pembuatan alat. Biaya gedung ini rata- rata diperkirakan 1 pertahun nilai awal P. Jadi biaya gedung dari alat
penggiling kedelai sebesar Rp.14.730,- Jadi total biaya tetap BT dari alat penggiling kedelai sebesar Rp.486.090,-
tahun.
Universitas Sumatera Utara
2 Biaya Tidak Tetap Rpjam a. Biaya Listrik
Dalam pembuatan alat penggiling kedelai ini digunakan motor listrik sebagai sumber tenaga penggeraknya. Jadi biaya listrik dari alat ini
sebesar Rp.63,04jam. b. Biaya Reparasi
Biaya reparasi merupakan biaya yang diperlukan untuk memperbaiki alat jika mengalami kerusakan. Biaya reparasi dari alat
penggiling kedelai sebesar Rp.15,908jam. c. Biaya Perawatan
Biaya perawatan merupakan biaya yang diperlukan untuk membeli bahan agar alat dapat bekerja dengan baik lagi. Bahan yang biasa
digunakan seperti oli dan minyak gemuk. Jadi biaya perawatan dari alat penggiling kedelai sebesar Rp.147,30jam.
d. Biaya Operator Biaya operator merupakan biaya untuk menggaji operator dalam
pengoperasian alat. Jadi biaya operator dari alat penggiling kedelai sebesar Rp.5.000,-jam.
Jadi total biaya tidak tetap BTT dari alat penggiling kedelai sebesar Rp.5.163,208jam.
Biaya pokok merupakan penjumlahan dari biaya tetap BT dan biaya tidak tetap BTT. Sehingga dari persamaan 6. diperoleh biaya pokok
penggilingan kedelai sebesar Rp.389,80kg. Dengan biaya penggilingan sebesar
Universitas Sumatera Utara
Rp. 389,80kg dan kapasitas 14,49 kgjam, maka alat penggiling kedelai ini cocok digunakan oleh masyarakat terutama dalam industri produksi tahu skala rumah
tangga.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kapasitas rata-rata yang diperoleh dalam pengujian alat penggiling kedelai ini sebesar 14,49 Kgjam.
2. Persentase kedelai yang tertinggal di batu gilingan yang diperoleh dalam pengujian alat penggiling kedelai sebesar 9,3.
3. Persentase ampas kedelai yang diperoleh dalam pengujian alat penggiling kedelai sebesar 47,3.
4. Jumlah air yang dibutuhkan dalam proses penggilingan sebanyak 1,12 literjam
5. Biaya pokok penggilingan kedelai sebesar Rp.389,80 Kg. 6. Dari analisa biaya yang dilakukan, maka alat penggiling kedelai ini cocok
digunakan oleh masyarakat.
Saran
1. Agar mutu sari atau pati kedelai yang diperoleh lebih baik, maka jarak clearance antara dua batu gerinda diusahakan sangat rapat 1 mm.
2. Pada penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang lama perendaman kedelai agar diketahui lama perendaman yang tepat.
3. Pada alat ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang putaran batu giling untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1989. Kedelai. Kanisius, Yogyakarta. Adisarwanto, T., 2005. Kedelai. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU, Medan.
Daryanto, 1986. Ikhtisar Praktis Bagian-Bagian Mesin. Penerbit Tarsito, Bandung.
Daryanto, 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta, Jakarta. Daryanto, 2002. Pengetahuan Listrik. Bumi Aksara, Jakarta.
Deptan, 2006. Kedelai. http:www.deptan.go.id
. Akses : 1 Nopember 2007. Hadiwiyoto, S. dan Soehardi, 1981. Penanganan lepas Panen. Remadja Karya
Offset, Bandung. Ibrahim, H., 1991. Pengantar Teknik Listrik. Andi Offset, Yogyakarta.
Koswara, 1992. Pengolahan Pangan. Pradnya Paramita, Jakarta. Pardjono, S. Hantoro, 1991. Gambar Mesin dan Merencana Praktis. Liberty,
Yogyakarta. Pratomo, M. dan K. Irwanto, 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Radiyati T., 1992. Pengolahan Kedelai.
http:warintek.ristek.go.id .
Akses 21 Februari 2008
Smith, H. P., dan L.H. Wilkes, 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Terjemahan T. Purwadi. UGM Presss, Yogyakarta.
Stolk, J. dan C. Kros, 1981. Elemen Mesin, Elemen Konstruksi Bangunan Mesin. Terjemahan H. Hendarsin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta.
Sularso dan K. Suga, 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita, Jakarta.
Sumarno, Suherman, Riski Elpari Siregar, dan Sriadhi. 2007. Mesin Tempe-Tahu. http:warintek.ristek.go.id
. Akses 21 Februari 2008
Suprapto, H.S., 1999. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta. Winarno, 1993. PANGAN Gizi, Teknologi, dan Konsumen. PT.Gramedia, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1989. Kedelai. Kanisius, Yogyakarta. Adisarwanto, T., 2005. Kedelai. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU, Medan.
Daryanto, 1986. Ikhtisar Praktis Bagian-Bagian Mesin. Penerbit Tarsito, Bandung.
Daryanto, 1993. Dasar-Dasar Teknik Mesin. Rineka Cipta, Jakarta. Daryanto, 2002. Pengetahuan Listrik. Bumi Aksara, Jakarta.
Hadiwiyoto, S. dan Soehardi, 1981. Penanganan lepas Panen. Remadja Karya Offset, Bandung.
Ibrahim, H., 1991. Pengantar Teknik Listrik. Andi Offset, Yogyakarta. Koswara, 1992. Pengolahan Pangan. Pradnya Paramita, Jakarta.
Pardjono, S. Hantoro, 1991. Gambar Mesin dan Merencana Praktis. Liberty, Yogyakarta.
Pratomo, M. dan K. Irwanto, 1983. Alat dan Mesin Pertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Radiyati T., 1992. Pengolahan Kedelai. http:warintek.ristek.go.id
. Akses 21
Februari 2008 Smith, H. P., dan L.H. Wilkes, 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani.
Terjemahan T. Purwadi. UGM Presss, Yogyakarta.
Stolk, J. dan C. Kros, 1981. Elemen Mesin, Elemen Konstruksi Bangunan Mesin. Terjemahan H. Hendarsin dan A. Rahman. Erlangga, Jakarta.
Sularso dan K. Suga, 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Sumarno, Suherman, Riski Elpari Siregar, dan Sriadhi. 2007. Mesin Tempe-Tahu. http:warintek.ristek.go.id
. Akses 21 Februari 2008
Suprapto, H.S., 1999. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta. Wikipedia, 2008. kedelai.
http:id.wikipedia.orgwikiKedelai . Akses 20 Agustus
2008 Winarno, 1993. Pangan Gizi, Teknologi, dan Konsumen. PT.Gramedia, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
FP USU PENGGILING KEDELAI
SKALA SATUAN
TANGGAL
1 2
4 5
8 10
9 7
6 8
82 CM 68
C M
48 CM 10
C M
TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING
12 11
LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI
36
Universitas Sumatera Utara
FP USU PENGGILING KEDELAI
SKALA SATUAN
TANGGAL KETERANGAN:
1. HOPPER
2. BATANG AS