TRADISI RITUAL NGUMBAH KERIS PADA MALAM SATU SURO DI LINGKUNGAN I KELURAHAN KUALA SILO BESTARI KECAMATAN TANJUNGBALAI UTARA KOTA TANJUNGBALAI.

(1)

TRADISI RITUAL NGUMBAH KERIS PADA MALAM SATU SURO DI

LINGKUNGAN I KELURAHAN KUALA SILO BESTARI

KECAMATAN TANJUNGBALAI UTARA

KOTA TANJUNGBALAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

SYUHADY WITANA NIM. 3123122060

PROGRAM PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Syuhady Witana, NIM : 3123122060, Tradisi Ritual Ngumbah Keris Di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Tradisi ritual ngumbah keris dan latar belakang masyarakat Jawa Tetap melakaukan tradisi ngumbah keris. Jenis penelitian yang dipakai adalah kualitatif-deskriptif. Dalam penelitian ini terdapat lima informan, yakni warga yang rumahnya di lingkungan I. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi foto dan rekaman suara. Hasil dari penelitian ini, Masyarakat Jawa yang Di Lingkungan I percaya terhadap keris, keris tersebut di anggap memiliki mempunyai roh leluhur mereka, Keris tersebut bisa menjaga diri dan keluarga dari gangguan apapun termasuk dari roh-roh jahat dan menjauhkan mereka dari musibah, keris tersebut yang di miliki warga juga bisa membantu mereka untuk menyembuhkan dari penyakit. Yang didapat bahwa lokasi penelitian ini bahwasanya masyarakat Jawa Sering melakukan Tradisi Ritual Ngumbah keris dikarenakan kepercayaan Masyarakat Jawa yang berada di Lingkungan I percaya keris yang mereka miliki mempunyai jimat bisa membantu kehidupan keseharian mereka. Masyarakat di Lingkungan I hampir rata-rata Melayu dan Batak tetapi mereka bisa melakukan tradisi Ritual Ngumbah keris. Alasan mereka memilih melakuklan tradisi ngumbah keris di karena keris dapat membantu dn memenuhi kehidupan mereka. Diketahui bahwa sanya masyarakat jawa di Lingkungan satu sebagai minoritas, tetapi mereka bisa melakukan tradisi tersebut.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tradisi Ritual Ngumbah Keris Pada Malam Satu Suro Di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai”. Penelitian dimaksudkan untuk menuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rector Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Brutu, M.Pd selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr. Rosramadhana M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi

4. Ibu Supsiloani, S.Sos,. M.Si, selaku dosen pembimbing akademik dan juga sekaligus sebagai dosen penguji I saya yang memberikan saya masukan. 5. Ibu Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

penulis terimakasih untuk motivasi, bimbingan, nasihat, danmendoakan penulis agar penelitian yang dilakukan berjalan dengan lancar.

6. Dra. Puspitawati M.Si, penguji II dan Dr. Nurjannah M.Si selaku dosen penguji III saya terima kasih untuk masukan, motivasi, dan kritikan yang membangun, guna terselesaikannya penulisan skripsi ini.

7. Kepada seluruh dosen-dosen Pendidikan Antropologi terima kasih telah membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat serta nasihat juga motivasi yang diberikan penulis selama penulis duduk dibangku kuliah. 8. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, Bapak (Roswito) dan Ibu (Sri

Listari S.Pd,) dan Adik-adik saya Syuhada, Rori, Surya. Terima kasih untuk doa, nasihat, waktu, motivasi, dan bimbingan yang selalu kalian berikan. Terima kasih teramat besar penulis sampaikan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(7)

iii

9. Teman-teman seperjuangan Riski Ramadhan S.E, Khairil Imam Lubis S.T, Syawaluddin S.Pd, Heru Syahrura S.P, Zainuddin S.E, Mzukri, Ardiansyah, Adinda Hady kurniawan, Rimol arifto, SMeCK Hooligan Tanjungbalai. yang meluangkan waktunya dalam menemani penulis dalam melakukan penelitian dan mengurus surat-suarat di Kecamatan, terimakasih atas bantuannya.

10.Kedan kental PAJAKASIBA Andhika Saragih, S.Pd, Yan SardoSaragih S.Pd, Tulus Simatupang S.Pd, Apriando Sahputra S.Pd, Gadis Anastasia S.Pd, Krisna Abadi Ginting S.Pd dan Raras Yudira S.Pd Terima kasih telah menjadi keluarga penulis untuk 4 tahun ini. Terima kasih juga untuk teman-teman PPLT Unimed 2015.

11.Seluruh mahasiswa yang aktif di kampus Pendidikan Pntropologi

12.Kakak yang menginsipirasi Ayu Febriani, M.Si yang selalu membantu penulis dalam hal penyusunan berkas-berkas dan juga masukannya dalam pengerjaan skripsi ini.

13.Mylovele Mira Asmara. Yang selalu menemani.

14.Terima kasih untuk Bapak Lurah Kuala Silo Bestari Fadli Rizal Tanjung S.H yang telah membantu penulis dalam hal pemberian informasi hingga terselesaikannya skripsi ini dan seluruh masyarakat jawa di Ling I yang memberikan bantuan kepada penulis.

Akhirnya, biarlah kiranya kemurahan ALLAH SWT membalas semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca.

Medan, 8 Maret 2017 Penulis,

Syuhady Witana NIM. 3123122060


(8)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 IdentifikasiMasalah ... 3

1.3 PembatasanMasalah ... 4

1.4 RumusanMasalah ... 4

1.5 TujuanPenelitian ... 5

1.6 ManfaatPenelitian ... 5

1.6.1 ManfaatTeoritis ... 5

1.6.2 ManfaatPraktis ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS 2.1 TinjauanPustaka ... 6

2.2 KerangkaTeori ... 7

2.2.1 Teori Kebudayaan ... 7

2.2.2 Teori Religi ... 9

2.3 KerangkaKonseptual ... 10

2.3.1 Ritual ... 10


(9)

v

2.3.3 Ngumbah Keris ... 14

2.4 Kerangka Berfikir ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 16

3.2 Lokasi Penelitian ... 17

3.3 Subjekdan Objek Penelitian ... 18

3.3.1 Subjek Penelitian ... 18

3.3.2 Objek Penelitian ... 18

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18

1. Observasi ... 19

2. Wawancara ... 19

3.5 Teknik Analisis Data ... 20

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kelurahan Kuala Silo Bestari ... 23

4.1.1 Sejarah Singkat Kelurahan Kuala Silo Bestari ... 23

4.1.2 Letak Wilayah dan Geografis ... 24

4.1.3 Data Penduduk ... 24

4.1.4. Agama Penduduk ... 25

4.1.5. Suku Penduduk ... 26

4.1.6. Mata Pencarian Penduduk ... 27

4.2 Pembahasan ... 29

4.2.1. Sejarah Keris ... 29


(10)

vi

4.2.3. Sejarah Awal Bulan Suro ... 40

4.2.4. Ngumbah keris ... 43

4.2.5.Tujuan Pelaksanaan tradisi Ngumbah Keris ... 45

4.2.6.Proses Ritual Ngumbah Keris ... 46

1. Waktu ... 46

2. Tempat ... 47

3. Perlengkapan ... 48

4. Cara Melakukan Ngumbah Keris ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan ... 61

1.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTA

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Lingkungan Di Kelurahan Kuala Silo Bestari ... 24

Tabel 2 Data Penduduk ... 26

Tabel 3 Penduduk Berdasarkan Agama ... 27

Tabel 4: Penduduk Berdasarkan Etnis ... 28


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Wawancara dengan pak Ponimin Gambar 2. Wawancara dengan bapak Wito Gambar 3. Wawancara dengan Sutris Gambar 4. Wawancara dengan ibuk Lestari Gambar 5. Wawancara dengan ibuk Mariam Gambar 6. Wawancara dengan Ibuk Tini


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai suku bangsa yang berbeda-beda, salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia adalah suku Jawa, suku Jawa adalah suku yang terbesar di Indonesia suku Jawa berasal dari daerah Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. masyarakat Jawa mempunyai tradisi budaya yang sangat banyak. Tetapi masyarakat suku sekarang berada di mana-mana di karenakan banyak perpindahan penduduk mulai dari dulu sampai dengan sekarang.

Keberadaan masyarakat Jawa di Kota Tanjungbalai berkisaran tahun 1930 mereka bekerja di perkebunan-perkebunan di daerah Sumatera Utara seperti di Air Batu, Kisaran, Rantau Perapat dan lain lain, dan hingga sampai sekarang masayarakat Jawa tetap tinggal berkeluarga hingga mempunyai keturunan di Kota Tanjungbalai berinteraksi dengan masyarakat mayoritas.

Masyarakat merupakan satu kesatuan hidup manusia yang terintegrasi dan saling tergantung. Dalam melakukan berbagai aktivitas terdapat berbagai macam kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara berulang oleh masyarakat. Aktivitas yang dilakukan berulang tersebut akhirnya menjadi ciri khas bagi suatu sekelompok masyarakat seperti halnya aktivitas (tradisi) yang dilakukan masyarakat Jawa di Lingkungan I Kota Tanjungbalai pada malam satu suro.


(14)

2

Tradisi ritual yang tetap dijalankan oleh masyarakat Jawa di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai pada Malam Satu Suro ini salah satunya adalah Ngumbah Keris (mencuci keris). Ngumbah keris yang dilakukan masyarakat mempunyai aturan dan syarat yang sangat khusus dan ini dilakukan kepada masyarakat yang mempunyai keris saja dan dilakukan pada malam satu suro atau malam tahun baru islam.

Tradisi ini dilakukan masyarakat Jawa yang berada di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai utara Kota TanjungbalaiMempercayai keris yang dianggap memiliki kesaktian hingga hal yang harus dilakukan adalah ngumbah keris (mencuci keris) pada Malam Satu Suro dan hal ini tidaklah dapat dilakukan oleh sembarang orang melainkan hanya orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural saja yang dapat melakukan tradisi ngumbah keris (mencuci keris) agar keris tersebut tetap memiliki kesaktian.

Ritual yang bersifat tradisional di atas sejalan dengan yang dikatakan oleh Soejito (1987) yang melihat tradisi itu sebagai unsur pokok yang harus dipertahankan walaupun sifatnya dapat berubah. Dimana tradisi ritual pada Malam Satu Suro ini masih tetap dilaksanakan secara turun-temurun pada masyarakat Jawa yang berada di Kota Tanjungbalai. Adapun hal ini dilakukan biasanya untuk menghindari kesialan dan bencana. Biasanya ritual yang dilakukan juga disertai dengan kegiatan puasa ataupun membuat sesajen.


(15)

3

Tradisi ngumbah keris wajib dilakukan masyarakat Jawa yang memiliki keris atau benda pusaka, masyarakat suku Jawa yang berada di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai masih banyak yang menggunakan keris atau benda pusaka. Salah satu tradisi untuk menjaga ke aslian atau kesaktian dari keris atau benda pusaka tersebut masyarakat selalu melakukan tradisi ritual Ngumbah Keris yang dilakukan pada satu tahun sekali. Masyarakat jawa yang berada di daerah ini selalu melakukan beramai-ramai yang memiliki keris saja.

Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk membahas dan meneliti lebih dalam lagi dengan melakukan penelitian yang berjudul “Tradisi Ngumbah Keris Pada Malam Satu Suro Di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat jawa yang berada di Lingkungan I Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai

2. Keyakinan masyarakat terhadap masih adanya keris yang memiliki kesaktian. 3. Kepercayaan masyarkat Jawa yang berada di Lingkungan I Kelurahan Kuala

Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai Terhadap Ngumbah Keris pada malam satu suro.


(16)

4

1.3. Pembatas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas peneliti dapat membatasi masalah seperti tradisi ngumbah keris hanya saja dilakukan untuk masyarakat yang memiliki keris yang dianggap sakti, dan bagaimana proses tradisi ritual Ngumbah Keris di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneiti menentukan masalah. Rumusan masalah peniltian yang akan dikaji yaitu :

1. Bagaimana prosesi tradisi ritual Ngumbah Keris di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai dapat terjadi? 2. Apa saja tujuan Masyarakat Jawa di Lingkungan I Kel Kuala Silo Bestari

Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai untuk melakukan tradisi ritual Ngumbah Keris pada malam satu suro?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosesi tradisi ritual ngumbah kerisdi Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.


(17)

5

2. Untuk mengetahui alasan masyarakat Jawa di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai tetap mempertahankan tradisi tersebut.

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

1. Memberikan dan memperluas pengetahuan kepada peneliti dan juga pembaca tentang tradisi ngumbah keris di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.

2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca bagaimana prosesi ritual ngumbah keris.

3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi kajian Antropologi Budaya.

1.6.2. Manfaat Praktis.

1. Dapat dijadikan sebagai motivasi kepada masyarakat Jawa yang membaca agar tetap melestarikan kebudayaan suku Jawa agar tidak hilang kebudayaan Jawa.


(18)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Tradisi Ngumbah keris adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat jawa yang masih mewarisi tradisi tersebut, tradisi ngumbah keris hanya di lakukan oleh orang yang memiliki benda pusaka seperti keris, tradisi Ngumbah keris yang dilakukan Masyarakat jawa yang di Lingkungan I sudah lama semenjak masyarakat jawa transmigrasi ke pulau Sumatera

2. Masyarakat jawa yang Di Lingkungan I percaya terhadap keris, keris tersebut di anggap memiliki mempunyai roh leluhur mereka, Keris tersebut bisa menjaga diri dan keluarga dari gangguan apapun termasuk dari roh-roh jahat dan menjauhkan mereka dari musibah, keris tersebut yang di miliki warga juga bisa membantu mereka untuk menyembuhkan dari penyakit.

3. Proses Tradisi ritual Ngumbah keris sebagai berikut : 1. Niat untuk melakukan Ngumbah keris

2. Pada pukul 16.00 Mandi bunga rampe dan tiga warna 3. Menyiapkan sesajen seperti:

1. Kopi pahit 2. Kopi manis 3. Teh manis 4. Teh pahit 5. Air putih 6. Bakar kemenyan putih di dalam Dufa 7. Mangkok isi Air dengan bunga rtiga warna dan letakkan keris tersebut. 4. Niat berpuasa tidak makan dan tidak tidur


(19)

62

5. Membuat kenduri atau sukuran semampu orang yang mempunyai keris pada malam hari setelah Isya

6. Sudah melakukan Puasa selama semlaman pada keesokan harinya sebelum ashar membasuh keris dengan bunga yang di dalam manggok dan basuh sejalan hingga 10 kali saja

7. Usap-usap Keris dengan Jeruk Purut untuk melunturkan karat sampai sari jeruk purut kering

8. sesudah itu campur bunga rampai dengan air

9. sudah di campurkan air tadi siramkan ke keris yang sudah di rendam selama semalam secara berulang – berulang

10. letakkan keris yang sudah di siram dengan air yang bercampur bunga rampai tadi ke atas kain lap yang kering dan lap sampai air tidak ada lagi yang berada di keris

11. Oleskan minyak duyung secara merata

12. Buang sesajen yang di sedia kan untuk ngumbah keris, seperti teh pahit, teh manis, kopi pahit, kopi manis, dan air serta kemenyan yang di bakar semalaman.

13. Letakkan keris seperti semula di tempan penyimpanan

14. Pada saat melakukan hal itu semua kita harus Khusuk dengan niat untuk membersihkan keris, Agar niat kita sampai dengan tujuan supaya keris atau roh yang di dalam keris tersebut menbegtahui kalau benda pusaka keris itu kita pelihara kita jaga.


(20)

63

4. Tujuan Masyarakat Jawa Melakukan Tradisi Ngumbah adalah sebagai proses ritual yang sudah menjadi syarat untuk keris tersebut ketika masyarakat jawa yang mempunyai keris tidak melakukan tradisi tersebut maka mereka akan merasa tidak nyaman dan mereka percaya akan mendapatkan musibah, karena keris yang dianggap mereka bisa membantu masyarakat jawa yang memiliki keris tersebut seperti menyembuhkan penyakit.

B. SARAN

Dari hasil penelitan tersebeut, dapat menggambarkan bagai mana masyarakat jawa yang di Lingkungan I Kelurah Kuala Silo Bestari bagai mana prosesi tradisi Ritual Ngumbah keris dan apa faktor measyarakat jawa yang berada di lingkungan I tetap melakukan Tradisi tersebut. Adapun saran yang menjadi penelitian ini adalah :

1. Meskipun dalam penelitian ini memiliki masih banyak kekurangan, diharapkan dalam penelitian ini bisa menjadi pemicu untuk penelitian selanjutnya.

2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya bisa memfokuskan lebih dalam lagi tentang prosesi ritual ngumbah keris pada masyarakat Jawa.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwidjosaputro, Ki. 1997.Petunjuk praktis Merawat Keris. Surakarta : PT.Yudha Gama Corporation

Geertz, Clifford. 1992 Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Harsrinuksmo, Bambang. 1990. Rahasia Isi Keris. Jakarta : Pustakakarya Grafikatama Ihromi. 1997. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Obor Indonesia

Koentjaraninggrat. 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta : Universitas Indonesia

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi I. Jakarta : Universitas Indonesia Koentjaraninggrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat

Koentjaraninggrat. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Koentjaraninggrat. 1997 Pengantar Antropologi pokok-pokok etnografi II. Jakarta : Rineka Cipta

Sarwono, Jhonatan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sejogyo, Pudjiwati. 1985.Sosiologi Pembangunan. Jakarta : IKIP Jakarta

Soerjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sumber Skripsi :

Loilina, Ayu. 2015 “Tradisi Ritual Bulan Suro Pada Masyarakat Jawa Study Kasus Masyarakat

Desa Sembirejotimur Kecamatan Percut Sei Tuan”. Medan : Skripsi Fakultas Ilmu Sosiali UNIMED

Sumber Web :


(1)

1.3. Pembatas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas peneliti dapat membatasi masalah seperti tradisi ngumbah keris hanya saja dilakukan untuk masyarakat yang memiliki keris yang dianggap sakti, dan bagaimana proses tradisi ritual Ngumbah Keris di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneiti menentukan masalah. Rumusan masalah peniltian yang akan dikaji yaitu :

1. Bagaimana prosesi tradisi ritual Ngumbah Keris di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai dapat terjadi? 2. Apa saja tujuan Masyarakat Jawa di Lingkungan I Kel Kuala Silo Bestari

Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai untuk melakukan tradisi ritual Ngumbah Keris pada malam satu suro?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosesi tradisi ritual ngumbah kerisdi Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.


(2)

2. Untuk mengetahui alasan masyarakat Jawa di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai tetap mempertahankan tradisi tersebut.

1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Manfaat Teoritis

1. Memberikan dan memperluas pengetahuan kepada peneliti dan juga pembaca tentang tradisi ngumbah keris di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.

2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca bagaimana prosesi ritual ngumbah keris.

3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi kajian Antropologi Budaya.

1.6.2. Manfaat Praktis.

1. Dapat dijadikan sebagai motivasi kepada masyarakat Jawa yang membaca agar tetap melestarikan kebudayaan suku Jawa agar tidak hilang kebudayaan Jawa.


(3)

A. KESIMPULAN

1. Tradisi Ngumbah keris adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat jawa yang masih mewarisi tradisi tersebut, tradisi ngumbah keris hanya di lakukan oleh orang yang memiliki benda pusaka seperti keris, tradisi Ngumbah keris yang dilakukan Masyarakat jawa yang di Lingkungan I sudah lama semenjak masyarakat jawa transmigrasi ke pulau Sumatera

2. Masyarakat jawa yang Di Lingkungan I percaya terhadap keris, keris tersebut di anggap memiliki mempunyai roh leluhur mereka, Keris tersebut bisa menjaga diri dan keluarga dari gangguan apapun termasuk dari roh-roh jahat dan menjauhkan mereka dari musibah, keris tersebut yang di miliki warga juga bisa membantu mereka untuk menyembuhkan dari penyakit.

3. Proses Tradisi ritual Ngumbah keris sebagai berikut : 1. Niat untuk melakukan Ngumbah keris

2. Pada pukul 16.00 Mandi bunga rampe dan tiga warna 3. Menyiapkan sesajen seperti:

1. Kopi pahit 2. Kopi manis 3. Teh manis 4. Teh pahit 5. Air putih 6. Bakar kemenyan putih di dalam Dufa 7. Mangkok isi Air dengan bunga rtiga warna dan letakkan keris tersebut. 4. Niat berpuasa tidak makan dan tidak tidur


(4)

5. Membuat kenduri atau sukuran semampu orang yang mempunyai keris pada malam hari setelah Isya

6. Sudah melakukan Puasa selama semlaman pada keesokan harinya sebelum ashar membasuh keris dengan bunga yang di dalam manggok dan basuh sejalan hingga 10 kali saja

7. Usap-usap Keris dengan Jeruk Purut untuk melunturkan karat sampai sari jeruk purut kering

8. sesudah itu campur bunga rampai dengan air

9. sudah di campurkan air tadi siramkan ke keris yang sudah di rendam selama semalam secara berulang – berulang

10. letakkan keris yang sudah di siram dengan air yang bercampur bunga rampai tadi ke atas kain lap yang kering dan lap sampai air tidak ada lagi yang berada di keris

11. Oleskan minyak duyung secara merata

12. Buang sesajen yang di sedia kan untuk ngumbah keris, seperti teh pahit, teh manis, kopi pahit, kopi manis, dan air serta kemenyan yang di bakar semalaman.

13. Letakkan keris seperti semula di tempan penyimpanan

14. Pada saat melakukan hal itu semua kita harus Khusuk dengan niat untuk membersihkan keris, Agar niat kita sampai dengan tujuan supaya keris atau roh yang di dalam keris tersebut menbegtahui kalau benda pusaka keris itu kita pelihara kita jaga.


(5)

4. Tujuan Masyarakat Jawa Melakukan Tradisi Ngumbah adalah sebagai proses ritual yang sudah menjadi syarat untuk keris tersebut ketika masyarakat jawa yang mempunyai keris tidak melakukan tradisi tersebut maka mereka akan merasa tidak nyaman dan mereka percaya akan mendapatkan musibah, karena keris yang dianggap mereka bisa membantu masyarakat jawa yang memiliki keris tersebut seperti menyembuhkan penyakit.

B. SARAN

Dari hasil penelitan tersebeut, dapat menggambarkan bagai mana masyarakat jawa yang di Lingkungan I Kelurah Kuala Silo Bestari bagai mana prosesi tradisi Ritual Ngumbah keris dan apa faktor measyarakat jawa yang berada di lingkungan I tetap melakukan Tradisi tersebut. Adapun saran yang menjadi penelitian ini adalah :

1. Meskipun dalam penelitian ini memiliki masih banyak kekurangan, diharapkan dalam penelitian ini bisa menjadi pemicu untuk penelitian selanjutnya.

2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya bisa memfokuskan lebih dalam lagi tentang prosesi ritual ngumbah keris pada masyarakat Jawa.


(6)

Sumber Buku :

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwidjosaputro, Ki. 1997.Petunjuk praktis Merawat Keris. Surakarta : PT.Yudha Gama Corporation

Geertz, Clifford. 1992 Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Harsrinuksmo, Bambang. 1990. Rahasia Isi Keris. Jakarta : Pustakakarya Grafikatama Ihromi. 1997. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Obor Indonesia

Koentjaraninggrat. 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta : Universitas Indonesia

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi I. Jakarta : Universitas Indonesia Koentjaraninggrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat

Koentjaraninggrat. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Koentjaraninggrat. 1997 Pengantar Antropologi pokok-pokok etnografi II. Jakarta : Rineka Cipta

Sarwono, Jhonatan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sejogyo, Pudjiwati. 1985.Sosiologi Pembangunan. Jakarta : IKIP Jakarta

Soerjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sumber Skripsi :

Loilina, Ayu. 2015 “Tradisi Ritual Bulan Suro Pada Masyarakat Jawa Study Kasus Masyarakat Desa Sembirejotimur Kecamatan Percut Sei Tuan”. Medan : Skripsi Fakultas Ilmu Sosiali UNIMED

Sumber Web :