TRADISI RITUAL BULAN SURO PADA MASYARAKAT JAWA (STUDI KASUS MASYARAKAT DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN).

TRADISI RITUAL BULAN SURO PADA MASYARAKAT
JAWA(STUDI KASUS MASYARAKAT DESA
SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN
PERCUT SEI TUAN)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
AYU LUSOI M SIBURIAN
NIM: 3113122010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

ABSTRAK
AYU LUSOI M SIBURIAN, NIM: 3113122010, TRADISI RITUAL BULAN
SURO PADA MASYARAKAT JAWA (Studi Kasus Masyarakat Desa

Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan), FAKULTAS ILMU
SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa ritual bulan suro
begitu memiliki makna dan filosopi yang penting pada Suku Jawa dengan
mengambil daerah penelitian di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei
Tuan.
Jenis Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Penelitian
ini memaknai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan
populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dan studi pustaka.Teori yang digunakan Peneliti dalam penelitian ini
adalah Teori Religi dan Kebudayaan.
Hasil penelitian ini adalah bahwa tradisi ritual bulan suro pada
masyarakat jawa merupakan suatu upacara adat yang diwariskan secara turun
temurun pada masyarakat jawa. Ritual bulan suro ini bertujuan untuk menghindari
kesialan, bencana, musibah, malapetaka serta untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan agar mendapatkan keselamatan , rahmat dan meminta ampun atas segala
kesalahan yang dilakukan. Pelaksanaan tradisi ritual ini tidak terlepas dari
berbagai kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan suro. Proses ritual bulan suro
dimulai pada pagi hari yaitu kegiatan kenduri dan mengadakan pengajian oleh

warga masyarakat Desa Sambirejo Timur, kegiatan malam di isi dengan
permainan atau pergelaran wayang semalam suntuk. Dalam pergelaran wayang
kulit, semua warga masyarakat yang ada di Desa Sambirejo Timur ikut
berpartisipasi dalam acara tersebut.
Kata kunci : Ritual, Bulan Suro, Masyarakat Jawa.

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sangat besar terlebih dahulu penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan karunia-nya dan
menunjukkan cinta kasih-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “ Tradisi Ritual Bulan Suro Pada Masyarakat Jawa ( Studi Kasus
Masyarakat Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan)”. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Untuk penyelesaian skripsi ini, maka banyak orang yang terlibat
didalamnya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Baik yang membantu secara
materi maupun non materi. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

Sebagai Rektor Universitas

Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Restu, M.S Sebagai Dekan FIS Universitas Negeri Medan
beserta jajarannya yang telah memberikan segala kemudahan dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dra. Puspitawati, M. Si Sebagai Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.

ii

4. Bapak Drs. Waston Malau, MSP selaku Dosen Pembimbing penulis yang
telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan nasihat
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis yang telah memberikan masukan dan motivasi selama proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si dan Ibu Dra. Puspitawati M.Si sebagai
Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan dan perbaikan
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Teristimewa kepada keluarga tercinta saya Almarhum opung tercinta saya
A.H. Siahaan dan S.Togatorop yang selalu memberikan motivasi serta
dukungan dan selalu mendoakan saya selama mereka masih hidup.
8. Ibunda S. Siahaan dan Ayahanda Ramijo yang telah memberikan
dukungan moril maupun material selama penulis dalam pendidikan.
9. Tulang F.Siahaan dan Nantulang R.Girsang yang selalu mendukung saya
dan memberikan semangat kepada saya untuk melanjutkan pendidikan
saya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
10. Tulang H.Z Siahaan dan Nantulang R. Sinaga yang juga mendukung saya
selama saya melakukan study saya, serta kepada semua tante- tante, Uda,
dan Mak tua saya, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
11. Kedua adik saya Andi dan Friandani, serta kakak dan abang saya Hanna
dan Chandra Sibarani, Rikalayasi dan Ruhut, Krista Aprillya, Renaldes
dan teristimewa untuk abang saya Septian yang membantu saya selama


iii

melakukan penelitian dan kepada semua abang- abang saya, terima kasih
untuk kalian semua yang selalu memotivasi saya.
12. Ibu Warsini selaku Kepala Desa Sambirejo Timur yang telah memberikan
ijin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini serta masyarakat yang ada di
Desa sambirejoTimur yang telah meluangkan waktunya kepada penulis
untuk mendapatkan informasi.
13. Bang Irsyad S.pd yang telah menunjukkan lokasi Penelitian saya, Yulia
Nainggolan yang menemani saya melakukan penelitian serta memotivasi
saya , Tommy Sianturi, dan teman satu kos saya adik Ceny Lumban
toruan.
14. Banish yang sangat saya sayangi, Ayu Loina Sihaloho, Jojor Nababan,
Rizky Sirait, Rebecca Pardede, dan Marini Butar-butar.
15. Agus Riyaft, Abet Nego, Desyanti Girsang yang juga membantu saya
selama proses pengerjaan Skripsi saya dan Osi Karina Saragih teman
seperjuangan saya serta buat teman-teman angkatan 2011 Pendidikan
Antropologi Universitas Negeri Medan.
16. Untuk Kak Ayu Febriani S.Pd


yang selalu membantu kami dalam

mengerjakan berkas-berkas dan tidak bosan- bosannya memberikan setiap
informasi yang ada untuk kami, serta abang- abang stambuk 2008, 2009,
dan 2010, terima kasih untuk kalian semua yang selalu mendukung kami.
17. Untuk semua teman PPL SMA Negeri 1 Pantai Cermin yang memberikan
saran dan dukungan dalam proses pengerjaan Skripsi ini, dan siswa- siswa

iv

saya di SMA Negeri 1 Pantai Cermin, terima kasih buat kalian yang selalu
memberikan semangat untuk Ibu. Ibu bangga bisa mengenal kalian.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2015
Penulis


Ayu Lusoi M Siburian
NIM. 3113122010

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR.....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ..

v

DAFTAR TABEL.........................................................................................


ix

BAB I PENDAHULUAN

BAB

1.1 LatarBelakangMasalah ...................................................................

1

1.2 IdentifikasiMasalah ........................................................................

4

1.3 RumusanMasalah ..........................................................................

5

1.4 Tujuan Penelitian ...........................................................................


5

1.5 ManfaatPenelitian ..........................................................................

6

II

KAJIAN

PUSTAKA,

KERANGKA

TEORI,

KERANGKA

KONSEPTUAL

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................ 7
2.2 KerangkaTeori................................................................................ 8
2.2.1 Teori religi ............................................................................. 8
2.2.2 Kebudayaan ........................................................................... 9
2.2.2.1. Wujud Kebudayaan .................................................. 10

v

2.3.Kerangka konseptual .................................................................... 11
2.3.1. Ritual .................................................................................... 11
2.3.2. Nilai Budaya......................................................................... 12
2.3.3. Simbol .................................................................................. 13
2.3.4. Tradisi .................................................................................. 13
2.3.5. Agama dan Religi ................................................................. 14
2.3.6.Masyarakat jawa.................................................................... 15
2.3.7. Kebudayaan jawa ................................................................. 16
2.4 Kerangka berfikir ........................................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 20

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 20
3.3 Subjek dan Objek Penelitian .......................................................... 21
3.4 TeknikPengumpulan Data .............................................................. 21
3.4.1 Wawancara ............................................................................ 21
3.4.2 Studi Pustaka ......................................................................... 22
3.5 Teknik Analisis Data ...................................................................... 23

vi

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum lokasi penelitian................................................. 25
4.1.1

Sejarah singkat Desa Sambirejo Timur .............................. 25

4.1.2

Letak Geografis Wilayah ................................................... 25

4.1.3

Jarak Geografis Wilayah .................................................... 26

4.1.4

Data Penduduk ................................................................... 27

4.1.5

Persentasi penduduk berdasarkan Mata Pencarian ............ 27

4.1.6

Sarana Pendidikan .............................................................. 29

4.1.7

Sistem Kekerabatan ............................................................ 30

4.1.8

Perkantoran dan Sarana Sosial ........................................... 31

4.2 Sejarah datangnya Suku Jawa ke Kota Medan ............................. 32
4.3 Sejarah awal Ritual Bulan Suro .................................................... 36
4.4 Makna Ritual Bulan Suro ............................................................. 39
4.5 Tujuan diadakan Ritual Bulan Suro.............................................. 43
4.6 Proses Ritual Bulan Suro .............................................................. 47
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 60
5.2 Saran ................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jarak Geografis Wilayah .................................................................... 26
Tabel 2. Data Penduduk Desa Sambirejo Timur .............................................. 27
Tabel 3. Persentasi Penduduk .......................................................................... 27
Tabel 4. Sarana Pendidikan .............................................................................. 29

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara
2. Daftar Informan
3. Dokumentasi Foto
4. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi
5. Permohonan Judul Proposal
6. Berita Acara Perbaikan Judul Proposal
7. Nota Tugas
8. Izin Mengadakan Penelitian Dari Prodi
9. Izin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas
10. Izin Mengadakan Penelitian Dari Tempat Penelitian
11. Surat Selesai Mengadakan Penelitian
12. Surat Keterangan Perpusatakaan dari UPT Perpustakaan
13. Biodata Alumni
14. Daftar Riwayat Hidup

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Indonesia adalah sebagai sebuah Negara yang besar terkenal dengan
keanekaragaman suku dan kebudayaan. Kepulauan Indonesia yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke didiami oleh berbagai suku yang memiliki kebudayaan
sendiri-sendiri. Kebudayaan bangsa atau kebudayaan Nasional merupakan
keseluruhan kebudayaan etnik yang hidup, kebudayaan masyarakat dan
keseluruhan kebudayaan baru yang muncul di Indonesia (Sibarani 2004:22 dalam
Akhirul Tengku 2012 : 1 ).
Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku bangsa
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan telah ada sejak ratusan tahun,
bahkan ribuan tahun lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21). Semua itu tercermin
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Masing masing Suku bangsa
tersebut memiliki tradisi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya,
misalnya dalam upacara adat, rumah adat, baju adat, nyayian dan tarian daerah
bahkan alat musik dan makanan khas. Salah satu suku bangsa Indonesia adalah
Suku Jawa. Suku Jawa merupakan suku terbesar di indonesia dari total populasi
suku lainnya. Adapun ciri khas yang dimilki masing-masing suku tersebut di satu
pihak ada yang masih dipertahankan oleh masyarakat dan tidak mengalami
perubahan sama sekali, di lain pihak ada yang mengalami perubahan bahkan ada
yang hilang sama sekali sebagai tradisi di masyarakat tersebut. Salah satu tradisi
yang masih dipertahankan di suku Jawa adalah Ritual Bulan suro.
1

2

Ritual Bulan Suro merupakan ritual yang dilaksanakan pada Suku Jawa,
karena untuk menghindari kesialan, bencana, dan musibah mereka harus
melaksanakan ritual bulan Suro tersebut. Ritual ini dikerjakan disertai dengan
berbagai kegiatan lain, misalnya puasa, mengadakan sesaji atau tumpengan dan
lain sebagainya. Masyarakat atau suku Jawa yang ada di Desa Sambirejo Timur
juga masih mempercayai akan adanya ritual bulan Suro tersebut. Sehingga
masyarakat atau suku Jawa yang ada di Desa Sambirejo Timur masih
mempertahankan Tradisi Ritual Bulan Suro di Desa Sambirejo Timur setiap
tahunnya.
Bulan Muharram merupakan bulan yang sakral atau suci bagi umat Islam,
sehingga dipandang sebagai bulan yang baik untuk melakukan evaluasi diri dan
mengutarakan rasa syukur kepada Allah SWT. Tanggal satu Muharram
merupakan awal tahun baru dalam sistem kalender Hijriah. Dikalangan
masyarakat Jawa yang juga mayoritas sebagai penganut Agama Islam, selain
menggunakan sistem kalender Hijriah juga mengenal sistem kalender Jawa yang
diperkenalkan sejak masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645M). Bulan
Muharram dalam sistem kalender Hijriah sama dengan bulan suro dalam sistem
kalender Jawa, sehingga merupakan bulan yang baik untuk melakukan renungan,
tafakur, dan introspeksi untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Satu Muharram atau satu suro tidak bisa di tetapkan jatuhnya bersamaan pada
tahun-tahun sebelumnya karena setiap pergantian tahun jatuhnya bulan suro itu
berbeda. Satu Muharram atau satu Suro dianggap lebih keramat terlebih bila jatuh
pada Jumat Legi. Masyarakat Jawa memandang bulan Suro sebagai bulan yang

3

baik tetapi juga sekaligus sebagai bulan yang penuh bahaya, sehingga berbagai
pantangan dan ritual mereka lakoni pada bulan Suro tersebut, misalnya dilarang
berpergian jauh-jauh dari tempat tinggalnya karena dapat mengakibatkan bahaya
bagi yang melanggarnya.
”Pada bulan ini, umumnya masyarakat Jawa tidak berani melakukan kegiatan
apapun, seperti pernikahan atau hajatan, dikarenakan takut menimbulkan petaka
bagi keberlangsungan hidup mereka (Purwanti 2010)”.
Masyarakat Jawa yang bertempat tinggal di Desa Sambirejo Timur Tembung
menyambut bulan Suro dengan berbagai kegiatan, yaitu mengadakan permainan
wayang semalam suntuk serta dalam kegiatan tersebut mereka mengundang
Pemimpin Pemerintahan dengan tujuan memaknai kembali kegiatan kebudayaan
wayang kulit. Dalam permainan wayang itu diceritakan mengenai masyarakat dan
pemimpin pemerintahan dimana Pemimpin Pemerintahan harus menepati janjijanjinya kepada masyarakat sebelum dia menjadi seorang Pemimpin, dan setelah
jadi Pemimpin maka janji itu harus ditepati. Pada saat malam satu suro bagi
pemilik keris yang sudah ada isinya, maka keris itupun harus dicuci ketika malam
satu suro. Pencucian keris pun dilakukan oleh orang yang memiliki kekuatan
Supranatural (orang pintar). Pencucian keris itu dilakukan agar keris tersebut
menjadi sakti mandraguna.
Di Jawa mereka memperingati malam satu Suro dengan cara mengarak benda
pusaka mengelilingi benteng keraton yang diikuti oleh ribuan warga Yogyakarta
dan sekitarnya. Ritual tersebut dinamakan Ritual Mubeng Beteng. Selama
melakukan ritual Mubeng beteng tidak diperkenankan untuk berbicara seperti

4

halnya orang sedang bertapa.inilah yang dikenal dengan istilah tapa bisu Mubeng
Beteng.
Adapun alasan saya tertarik memilih pembahasan ini untuk skripsi saya,
karena saya telah melakukan pra penelitian terhadap masyarakat tersebut dan hasil
yang saya amati mereka masih mempercayai akan adanya bulan suro yang dimana
masih harus dijalankan atau dilaksanakan di dalam kehidupan mereka sehari-hari
dan mereka mempercayai jika ritual suro tersebut tidak dijalankan, maka musibah
terjadi kepada mereka misalnya, timbulnya penyakit, dan kesialan dalam
kehidupan mereka. Sebagian alasan dari mereka tersebut yang membuat saya
ingin lebih tahu mengapa ritual bulan suro tersebut penting sekali dalam
kehidupan mereka. Maka saya mengambil judul Skripsi saya: Ritual Bulan Suro
Pada Masyarakat Jawa (Studi Kasus Masyrakat Desa Sambirejo Timur
Kecamatan Percut Sei Tuan).
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pelaksanaan Ritual bulan Suro, pada suku Jawa khususnya di Desa
Sambirejo Timur.
2. Makna Ritual bulan Suro pada suku Jawa dan Filosopinya.
3. Pelaksanaan Ritual bulan Suro di Desa Sambirejo Timur banyak
melibatkan pihak-pihak yang terkait di dalamnya.
4. Dalam Pelaksanaan Ritual malam satu Suro terdapat juga kegiatan
Pencucian keris bagi pemilik keris agar keris tersebut menjadi sakti
mandraguna.

5

1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, perlu
dirumuskan agar lebih spesifik sehingga lebih jelas dan lebih mudah dimengerti.
Untuk menentukan jawaban atas pertanyaan dari penelitian ini, maka perlu
dirumuskan masalah dari beberapa pertanyaan yaitu :
1. Apa makna Ritual bulan suro pada masyarakat Jawa ?
2. Apa tujuan diadakan nya ritual bulan Suro Pada masyarakat Jawa?
3. Bagaimanakah proses Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa?
1.4.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana fungsi pelaksanaan ritual bulan suro
pada suku jawa yang ada di Desa Sambirejo Timur.
2. Untuk mengetahui mengapa Ritual Bulan Suro begitu memiliki makna
dan filosopi yang penting pada Suku jawa.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan siapa saja yang terlibat dalam
pelaksanaan Ritual Bulan Suro tersebut, khususnya masyarakat yang
berada di Desa Sambirejo Timur.

6

1.5.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Secara teoritis, Penelitian ini dapat berguna untuk menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti maupun masyarakat(Etnis Jawa
atau Etnis lain) mengenai Ritual Bulan Suro yang ada di Desa
Sambirejo Timur.
2. Secara Praktis, Penelitian ini dapat berguna untuk memberikan
masukan dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya,
mengenai Ritual Bulan Suro pada Suku Jawa.

60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap Ritual Bulan Suro pada
Masyarakat Jawa (Studi Kasus Masyarakat Desa Sambirejo Timur Kecamatan
Percut Sei Tuan), penulis menarik kesimpulan bahwa:
1. Tradisi Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sosial budaya etnis Jawa.Karena sampai saat ini mereka masih tetap
menjalankan ataupun melaksanakan ritual Bulan Suro tersebut, baik itu
masyarakat yang ada di Pulau Jawa ataupun masyarakat yang ada di Desa
Sambirejo Timur. Mereka masih menjalankan atau melaksanakan ritual ini
adalah karena atas dasar kepercayaan yang mereka miliki. Sehingga ritual
tersebut sampai saat ini masih berjalan setiap tahunnya, khususnya masyarakat
yang ada di Desa Sambirejo Timur. Seluruh warga masyarakat yang ada di
Desa Sambirejo Timur ikut berpartisipasi dalam kegiatan Suroan tersebut.
Adapun istilah suroan pada masyarakat Desa Sambirejo Timur dinamakan
Bersih Desa yang artinya meninggalkan hal-hal yang buruk dari tahun- tahun
sebelumnya, dan membuka lembaran yang baru.
2. Setelah melakukan penelitian ini dapat diketahui makna dari Ritual Bulan
Suro ini adalah untuk mendapatkan keselamatan, terhindar dari penyakit,
ataupun dari marabahaya atau bisa kita katakan tolak bala.Kegiatan suroan ini
sudah tiga puluh tahun dilaksanakan di Desa Sambirejo Timur.

60

61

Sebelum

dilaksanakan

ritual

tersebut

mereka

terlebih

dahulu

mempersiapkan apa-apa saja yang perlu untuk proses ritual dan kegiatan apa
saja nantinya yang akan dilukan selama ritual. Selama proses ritual
berlangsung warga masyarakat yang ikut melaksanakan ritual tidak
diperbolehkan mengatakan hal yang tidak-tidak (berbicara tidak sopan) karena
hal itu bisa menyebabkan terganggunya proses pelaksanaan ritual tersebut.
3. Adapun Kegiatan yang dilaksanakan Masyarakat suku Jawa pada bulan suro
adalah doa bersama, kungkum, pegelaran wayang kulit, berziarah dan lain
sebagainya, kegiatan itu mereka lakukan setiap tahun nya di desa Sambirejo
timur dan pada saat kegiatan ini para petinggi-petinggi yang ada di desa itu
mereka undang untuk menyaksikan proses ritual tersebut serta seluruh warga
masyarakat yang ada di desa Sambirejo Timur ikut berpartisipasi dalam acara
tersebut.
Saran
1) Tradisi Ritual Bulan Suro ini dapat diteruskan dan dilestarikan dalam
masyarakat setempat khususnya masyarakat yang ada di Desa Sambirejo
Timur. Dan akan menjadi suatu tradisi untuk generasi berikutnya.
2) Para orang tua agar lebih meningkatkan perananya dalam memberikan
pemahaman tentang tradisi, adat-istiadat di lingkungan keluarga, agar
pelaksanaan Ritual Bulan Suro tidak keluar dari norma-norma adat yang
telah disepakati bersama.

62

3) Para orang tua hendaknya memberikan soaialisasi kepada generasi mudah
dengan tujuan mengkaji kembali nilai-nilai adat suku Jawa sehingga
mereka bisa menjaga dan melestarikan tradisi dengan baik.
4) Sebaiknya pemerintah juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat
Jawa mengenai pentingnya nilai-nilai budaya, dan memberikan perhatian
khusus untuk pengembangan dan pengkajian kembali Tradisi Suroan,
melalui Camat ke desa-desa agar tokoh-tokoh adat dapat memperhatikan
dan mengawasi pelaksanaan tradisi ritual bulan suro terutama dalam
pergaulan muda-mudi di kalangan masyarakat Jawa.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Beatty Andrew, 2001.Variasi Agama di Jawa .Suatu Pendekatan
Antropologi.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Dewantara ki Hadjar,1994.Ki hajar Dewantara.Yogyakarta:Percetakan Offset
Taman siswa
Geertz, Clifford. 1992. Tafsir kebudayaaan. Yogyakarta: KANISIUS
Hamidy UU,1985/1986.Dukun Melayu Rantau Kuantan Riau.Pekanbaru
Ihromi, T.O.1996. Pokok-Pokok Antropologi Budaya.jakarta. yayasan
obor

Indonesia

Kodiran, 1999 dalam Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan Di
Indonesia, Jakarta, Djambatan
Koentjaraningrat.1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Koentjaraningrat, 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta, Balai Pustaka.
Koentjaraningrat.1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta:
Indonesia Press

Universitas

Moleong, Lexy, J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya
Pelly, Usman & Asih Menanti. 1995. Teori-teori Sosial Budaya. Jakarta : Proy
Proyek Pembinaan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti
Departemen P & K
Pelly, Usman, 1994. Urbanisasi dan Adaptasi : Peran Misi Budaya Minagkabau
dan Mandailing, Jakarta: LP3ES
Scmidt (Wilhelm),1931 The Origin and Growth of Religion (Translated by
H.J.Rose).London,Methuen & Co
Simanjuntak, B.A. 2008. Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada
Masyarakat Pedesaan. Medan: Bina Media Perintis
Schaf R Betty,2004.Sosiologi Agama.Jakarta:Kencana
Satori Djam’an.,Komariah Aan.2011.Metode Penelitian
Kualitatif.Alfabeta:Bandung
Suyanto, Bagong dan Sutinah.2007. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:Kencana
Soekadijo, R.G.1981.Antropologi budaya (suatu perspektif kontemporer edisi
kedua). Penerbit Erlangga
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta

Suyono, Ariyono (1985), Kamus Antropologi. Jakarta : Akademika Presisindo

Sumber Skripsi :
Istivani Elvia Rini, Makna Tradisi Grebek Suro Dalam Melestarikan
Budaya Bangsa

Bagi Masyarakat.(Studi Kasus Masyarakat Kelurahan

Baluwarti Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta): Skripsi.Surakarta : UNS
Cristiana Ratna, Tradisi Suroan Di Desa Bedono Kluwung Kecamatan
Kemiri Kabupaten Purworejo (Studi Budaya). Skripsi. Yogyakarta :
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Saiful, Upacara Tradisional Orang Jawa Di Desa pasir Lapan Kecamatan
Air Putih Kabupaten Batu Bara (Suatu Kajian Tentang Upacara Selamatan
Turun Tanah). Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan

Sumber Tesis
Zulkarnain, Tradisi Upacara Kematian (Suatu Studi Antropologis pada
Masyarakat Jawa Di Tebing Tinggi). Tesis. Medan : Universitas Negeri
Medan
Sumber Internet :

Alfiani, Viny.12 Juni 2012. Pengertian Ritual .Available at
http:psikologiviny.wordpress.com/2012/06/12/hubungan-antara-kepercayaankejawen-dan-agama-islam-dalam-ritual-gunung-ksawi-oleh-pengunjungmuslim/Diakses tanggal 16 April 2014
Prasetya

Teguh

Iman.

2014.

Pengertian

Simbol.

Available

at

http://teguhimanprasetya.wordpress.com/2008/09/25/budaya-religi-dan-ritualantro/

Diakses tanggal 13 Mei 2014

Anonim.2014. SejarahKotaMedan.Available a .id/http://www.disbudpar.pemk
omedan.go.id/indekx.php?option=com_content&view=article&id=360&Intemi
d=109 Diakses tanggal 17 April 2014
Jurnal
Muhammad Faiz Arrauhi, SHI Penghulu KUA Kec. Pademangan. Jurnal
nikah di bulan suro
Djihan Nisa Arini Hidayah, Jurnal Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi
Malam Satu Suro. Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang