Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian KUALITAS JASA PELAYANAN 1. Pengertian Kualitas

xviii sebanyak 68 surat pembaca 47,5 persen dan Sisanya ketidakpuasan berkaitan dengan pasang baru PSB dan klaim tagihan. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan tersendiri tentang sejauh mana TELKOM berusaha untuk berkomitmen terhadap kualitas pelayanannya terhadap masyarakat, khususnya yang terkait dengan produk tersebut. 2. Responden penelitian ini hanya dibatasi untuk pengguna Fixed-Wire Line Phone yang berjenis Personal Line di Surakarta yang melakukan pembayaran tagihan telepon di Kantor Daerah Telekomunikasi atau Plasa Telkom yang berlokasi di Jl. Mayor Kusmanto nomor 1 Surakarta. Hal itu dikarenakan kantor tersebut merupakan loket pembayaran yang terbesar di Eks-Karesidenan Surakarta, sehingga diharapkan jumlah sample yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat terpenuhi. Lokasi yang mudah dijangkau adalah pertimbangan lain yang dipakai oleh peneliti, sehingga diharapkan dapat menunjang kelancaran proses penelitian.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh signifikan kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. 2. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh signifikan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. 3. Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan dengan kepuasan pelanggan sebagai variabel mediasi. xix

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Praktisi Penelitian ini dapat mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi pembentuk loyalitas konsumen, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan strategi yang akan diambil oleh perusahaan di waktu yang akan datang. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau referensi bagi penelitian lain yang sejenis di waktu yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sarana mengaplikasikan teori yang sudah didapat, khususnya mengenai pemasaran, serta jurnal yang ada, sehingga meningkatkan pemahaman terhadap teori dan kenyataan sesungguhnya yang ada. BAB II xx TELAAH PUSTAKA

A. KUALITAS JASA PELAYANAN 1. Pengertian Kualitas

Kotler 2003 mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang mendukung kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. Pengertian kualitas dapat pula dibedakan menurut pandangan produsen dan konsumen Kotler, 2003. Definisi kualitas menurut produsen adalah kesesuaian terhadap spesefikasi, dalam hal ini produsen memberikan toleransi tertentu yang dispesifikasi untuk dimensi–dimensi kritis dari tiap bagian yang dihasilkan. Adapun dari sudut pandang konsumen, kualitas berarti nilai, yaitu seberapa baik suatu produk atau jasa menyajikan suatu tujuan yang dimaksudkan dengan tingkat harga yang bersedia dibayar oleh konsumen. Definisi kualitas menurut para ahli tersebut pada dasarnya mempunyai beberapa kesamaan, yaitu: kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan serta kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah, yakni apa yang dianggap merupakan sesuatu yang berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang Kotler, 2003.

2. Pengertian Jasa Pelayanan

xxi Dharmesta 1996 mendefinisikan jasa service atau pelayanan sebagai suatu kegiatan yang memiliki unsur ketidakberwujudan Intangibility yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen properti dalam kepemilikannya dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Tjiptono dan Chandra 2005 di sisi lain menjelaskan konsep jasa service sebagai kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tidak meraba Intangible yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk jasa lain. Definisi tersebut menunjukkan bahwa di dalam jasa atau pelayanan selalu dijumpai adanya aspek interaksi yang terjadi antara pihak konsumen dan penyedia jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tersebut seringkali tidak menyadari, jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktivitas, dan aktivitas tersebut tidak berwujud. Jasa atau pelayanan mempunyai empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi pemasaran Kotler, 2003. Karakteristik jasa tersebut dapat diartikan sebagai berikut: a. Intangible tidak berwujud Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum di beli oleh konsumen. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari tanda atau bukti dari kualitas jasa. Konsumen akan menarik kesimpulan mengenai kualitas jasa dari tempat, orang, peralatan, alat komunikasi dan harga yang mereka lihat. xxii b. Inseparability tidak dapat dipisahkan Jasa di produksi dihasilkan dan dirasakan pada waktu yang bersamaan. Dikarenakan konsumen juga hadir saat suatu jasa dilakukan, interaksi penyedia konsumen merupakan ciri khusus pemasaran jasa. c. Variability bervariasi Jasa sangat bervariasi, tergantung dari siapa yang menghasilkan jasa, kapan, dan dimana jasa tersebut diberikan. d. Perishability tidak tahan lama Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang tidak tahan lama tersebut bukan menjadi masalah apabila permintaan tetap. Namun jika permintaan berfluktasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit. Misalnya, sebuat perusahaan transportasi umum harus memiliki banyak kendaraan karena adanya permintaan pada jam sibuk, dibandingkan jika permintaannya cukup merata sepanjang hari.

3. Pengertian Kualitas Pelayanan Jasa

Ada beberapa definisi tentang kualitas layanan jasa. Parasuraman et al. 1988 mendefinisikan kualitas layanan jasa sebagai sebuah keputusan global, atau sikap yang berhubungan dengan superioritas jasa. Mereka menghubungkan konsep kualitas layanan jasa dengan konsep persepsi dan pengharapan sebagai berikut: “kualitas yang dirasakan dipandang sebagai tingkat dan arah ketidaksesuaian antara xxiii persepsi dan pengharapan konsumen”. Menurut Dharmesta 1996 kualitas layanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Tiga komponen utama kualitas total suatu jasa atau pelayanan menurut Gronroos dalam Tjiptono 2002, yaitu : a. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas output keluaran jasa yang diterima pelanggan atau konsumen. Menurut Parasuraman, et al 1988 Technical Quality dapat diperinci menjadi: 1. Search Quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum membeli, misalnya harga. 2. Experience Quality, yaitu kualitas yang hanya di evaluasi pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. Contohnya ketepatan waktu, kecepatan pelayanan dan kerapian hasil. 3. Credence Quality, yaitu kualitas yang sukar di evaluasi pelanggan meskipun telah mengevaluasi suatu jasa misalnya kualitas operasi jantung. b. Fungsional Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu jasa. c. Corporate Image, yaitu profit, reputasi, citra umum dan daya tarik khusus suatu perusahaan. xxiv Berdasarkan komponen di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa output jasa dan cara penyampaiannya merupakan faktor yang dipergunakan dalam menilai kualitas jasa. Oleh karena pelanggan terlibat dalam suatu proses jasa, maka sering kali penentuan kualitas jasa menjadi sangat kompleks. Suatu perusahaan memerlukan pelayanan yang unggul Service excellence sehubungan dengan peranan contact personnel yang sangat penting dalam menentukan kualitas jasa. Menurut Elhaitammy dalam Tjiptono dan Chandra 2005 Service excellence atau pelayanan yang unggul adalah suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani konsumen secara memuskan. Secara garis besar ada 4 empat unsur pokok dalam konsep ini, yaitu : a. Kecepatan b. Ketepatan c. Keramahan d. Kenyamanan Keempat komponen tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan yang utuh, artinya jika salah satu dari keempat unsur tersebut kurang atau tidak ada maka kualitas pelayanan menjadi tidak unggul. Untuk itu agar tercapai suatu kualitas pelayanan yang unggul, setiap karyawan harus memiliki keterampilan tertentu seperti berpenampilan baik dan sopan, bersikap ramah, bergairah kerja dan selalu siap melayani, tenang dalam bekerja, menguasai pekerjaannya, mampu berkomunikasi dengan baik, xxv tidak tinggi hati karena merasa di butuhkan, dan memiliki kemampuan menangani keluhan pelanggan secara profesional. Dengan demikian baik tidaknya suatu jasa atau pelayanan tergantung dari kualitas total dari suatu jasa yang diberikan.

4. Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut pakar pemasaran yaitu Parasuraman, Zeithmal dan Berry mereka berhasil melakukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasi 10 sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas jasa. Kesepuluh faktor tersebut meliputi: 1. Reliability 2. Responsiveness 3. Competence 4. Acces 5 Courtensy 6.Communication 7.Credibility 8.Security 9.Understanding 10. Tangibles Dalam perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 1988, Parasuraman dkk menentukan bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat xxvi dirangkai menjadi 5 lima dimensi yang pokok. Kelima dimensi pokok tersebut adalah : 1. Reliability Kandalan , yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 2 Responsiveness Ketanggapan , yaitu keinginan para staff untuk membantu para pelanggan dan memberirkan pelayanan dengan tanggap. 3. Assurance Jaminan , yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan dan kesopanan dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki para staff. 4. Emphaty yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan. 5. Tangibles Berwujud nyata meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi Sedangkan menurut Elhaitammy dalam Tjiptono dan Chandra 2005, dimensi kualitas jasa diantaranya : a. Aspek fisik yang meliputi tampilan dan lay out fasilitas fisik. b. Reliabilitas, yaitu pemenuhan janji dan pemberian layanan yang tepat. c. Interaksi karyawan, bagaimana sopan santun dan sikap suka membantu untuk menumbuhkan kepercayaan. d. Pemecahan masalah pelanggan. e. Kebijakan-kebijakan yang diambil mengenai jam buka, fasilitas parkir, dan pelayanan kartu kredit. xxvii Dharmesta 1996 mendefinisikan sepuluh atribut yang digunakan untuk mengevaluasi sekaligus untuk melakukan perbaikan kualitas pelayanan, yaitu: 1. Ketepatan waktu jasa, hal ini terkait erat dengan waktu tunggu dan waktu proses. 2. Akurasi jasa, terkait dengan reliabilitas jasa dan bebas dari kesalahan. 3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan jasa, hal ini terutama bagi karyawan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan, seperti operator telepon, petugas keamanan, staf administrasi, petugas penerima tamu dan komponen anggota lainnya. Citra jasa dari industri jasa sangat ditentukan oleh orang-orang yang berada di gairis terdepan dalam melayani pelanggan. 4. Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penaganan keluhan pelanggan. 5. Kelengkapan, mencakup lingkup jasa dan ketersediaan sarana dan pendukung serta jasa komplementer lainnya. 6. Kemudahan mendapat jasa.berkaitan dengan banyaknya outlet, banyaknya petugas yang melayani seperti kasir, staf administrasi, dan lainnya. Banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer untuk memproses jasa, dan lain-lain. 7. Variasi model jasa, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-pola baru dalam jasa. xxviii 8. Jasa pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas dan penanganan permintaan khusus. 9. Kenyamanan dalam memperoleh jasa, berkaitan dengan lokasi, runagan tempat jasa, kemudahan menjangkau lokasi, tempat parkir kendaraan, ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk dan bentuk-bentuk lain. 10. Atribut pendukung jasa lainnya seperti lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas musik, AC dan lain-lain. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dimensi- dimensi dalam kualitas layanan jasa dimaksudkan untuk mengetahui kualitas layanan yang diberikan, sebagai sarana untuk mengevaluasi serta memperbaiki kualitas layanan yang diberikan.

B. KEPUASAN PELANGGAN

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Pemediasi.

0 2 18

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Pemediasi.

0 3 18

PENDAHULUAN Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Pemediasi.

0 3 6

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Pemediasi.

0 4 4

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi Di Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta.

0 3 14

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Moderasi.

0 3 14

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Moderasi.

0 1 17

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada UD. Adi Mbarep Sukoharjo).

0 0 11

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Mediasi (Studi Pada UD. Adi Mbarep Sukoharjo).

0 1 17

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

0 0 11