Persiapan Media dan Semai

5

7. Indeks Toleransi Timbal Pb

Indeks toleransi IT semai samama dan akasia terhadap paparan Pb diperoleh berdasarkan persamaan berikut ini Rabie 2005: berat kering akar tanaman dengan perlakuan b berat kering akar tanpa perlakuan b Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap RAL. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan PbNO 3 2 sebagai sumber Pb yang terdiri lima taraf, yaitu P0 = 0 mg Pbkg tailing, P1 = 150 mg Pbkg tailing, P2 = 300 mg Pbkg tailing, P3 = 450 mg Pbkg tailing Setyaningsih et al. 2012, dan P4 = 900 mg Pbkg tailing. Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Adapun komposisi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Setiap perlakuan diterapkan pada masing-masing semai samama dan akasia. Tabel 1 Komposisi perlakuan Ulangan Perlakuan P0 P1 P2 P3 P4 1 P0-1 P1-1 P2-1 P3-1 P4-1 2 P0-2 P1-2 P2-2 P3-2 P4-2 3 P0-3 P1-3 P2-3 P3-3 P4-3 Data yang diperoleh dianalisis menggunakan model linier berikut ini Mattjik dan Sumertajaya 2013: Y ij = µ + τ i + ε ij keterangan: Y ij : nilai respon dari pengaruh penambahan Pb taraf ke-i dan ulangan ke-j µ : nilai rataan umum τ i : pengaruh perlakuan penambahan Pb ke-i ε ij : pengaruh acak pada perlakuan penambahan Pb taraf ke-i dan ulangan ke-j Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dilakukan sidik ragam dengan Uji F. Data diolah menggunakan software SAS 9.1.3, jika: a. Nilai p α , 5 , maka penambahan Pb tidak memberikan pengaruh nyata. b. Nilai p α , 5 , maka penambahan Pb memberikan pengaruh nyata, kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test. 6 HASIL Karakteristik Media Tailing Pasca Tambang Emas Karakterisasi tailing sebagai media tanam dilakukan sebelum penanaman untuk mengetahui tingkat kesuburan dan kandungan unsur toksik. Informasi tersebut tentu sangat bermanfaat dalam menentukan jenis dan perlakuan yang harus dilakukan untuk tujuan tertentu, seperti penanaman. Hasil analisis kimia dan fisik tailing disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil analisis kimia dan fisik tailing pasca penambangan emas Parameter Satuan Nilai Status pH 7.4 Netral C 0.07 Sangat rendah N 0.03 Sangat rendah P tersedia ppm 3.22 Sangat rendah P total ppm 261.54 Sangat tinggi Ca me100g 22.05 Sangat tinggi Mg me100g 0.83 Rendah K me100g 0.24 Rendah KTK me100g 2.39 Sangat rendah KB 100 Sangat tinggi Pb tersedia ppm tr Tidak terukur Tekstur Pasir berlempung Pasir 78.16 - Debu 18.00 - Liat 3.84 - = Status menurut Balai Penelitian Tanah 2009. Secara kimia, kandungan unsur hara dalam tailing relatif sangat rendah. Nilai KTK tailing bahkan hanya mencapai 2.39 me100g dan termasuk sangat rendah. P total merupakan unsur hara dengan status sangat tinggi, yaitu 261.54 ppm. Namun, P tersedia merupakan unsur hara dengan status sangat rendah 3.22 ppm. Selain itu. Ca juga merupakan unsur hara dengan status sangat tinggi, yaitu 22.05 me100g. Hasil analisis kimia juga menunjukkan bahwa pH tailing berada dalam kondisi netral 7.4. Adapun secara fisik, komponen tailing didominasi oleh fraksi pasir 78.16, debu 18.00, dan liat 3.84, serta termasuk ke dalam tekstur pasir berlempung. Pengaruh Pb terhadap Pertumbuhan Semai Samama dan Akasia Penambahan Pb dengan beberapa konsentrasi pada media selama tiga bulan memberikan pengaruh yang beragam terhadap pertumbuhan samama dan akasia. Tabel 3 menyajikan pengaruh Pb terhadap pertumbuhan semai samama dan akasia.