Mahasiswa Teknik Pun Wajib Bisa Bahasa Inggris
Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id
Mahasiswa Teknik Pun Wajib Bisa Bahasa Inggris
Tanggal: 2011-02-22
Ira Soviawati, SE., BBA (Hons, saat melakukan sharing dengan Fakultas Teknik (FT) UMM.
Untuk memenangkan persaingan di dunia kerja, terutama di luar negeri, mahasiswa Fakultas Teknik perlu memiliki
bekal bahasa Inggris yang baik. Meski yang akan ditangani di pekerjaannya nanti berupa barang-barang mati, interaksi
dengan orang asing merupakan sesuatu yang tak mungkin dihindari.
“Tak cukup hanya terampil dan tangkas bekerja saja, komunikasi juga harus baik. Tentunya membutuhkan penguasaan
bahasa asing,” kata Ira Soviawati, SE., BBA (Hons) dari Direktorat Promosi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan
Promosi, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Selasa (22/2).
Ira hadir di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk melakukan sharing dengan Fakultas Teknik (FT). Sharing
itu dimaksudkan untuk menjajagi kemungkinan pengiriman tenaga kerja Sarjana Teknik ke luar negeri. “Selama ini kita
hanya dianggap bisa mengirim tenaga kerja yang hanya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang pas-pasan.
Padahal banyak potensi lulusan Teknik yang juga bisa ditempatkan di luar negeri,” kata Ira.
Dalam sharing terungkap dua kendala utama bagi calon tenaga kerja yang akan ke luar negeri, yaitu kendala bahasa
dan etos kerja yang rendah. Bahasa merupakan kunci utama mendapatkan pekerjaan di luar negeri. Penguasaan
bahasa asing, terutama bahasa Inggris, menjadi hal mutlak yang perlu dikuasai.
“Sebenarnya pekerja-pekerja Indonesia itu cerdas dan tangkas dalam menjalankan pekerjaannya, hanya saja seringkali
mereka tidak mampu menjelaskannya kepada orang asing karena adanya perbedaan bahasa,” keluh Ira.
Ketua Jurusan Mesin, Ir. Mulyono, MT, menjelaskan sebenanrnya UMM sudah memberlakukan pengajaran Bahasa
Inggris selama dua semester untuk semua fakultas, termasuk FT. Namun demikian, tidak semua mahasiswa menyadari
pentingnya modal bahasa itu sehingga aplikasinya masih ditemukan banyak kendala. “Tetapi saya yakin banyak
mahasiswa FT yang meguasai bahasa Inggris dengan baik, terbukti banyak yang memperoleh beasiswa ke luar
negeri,” kata Mulyono.
Ira menyarankan, untuk pembelajaran di FT sebaiknya selalu menyisipkan bahasa Inggris. “Misalnya soal-soal tertentu
harus diselesaikan dengan bahasa Inggris,” lanjut Ira member solusi. Dengan demikian mahasiswa akan terbiasa
berfikir menggunakan bahasa Inggris.
Soal etos kerja, Mulyono mensinyalir masyarakat Indonesia umumnya enggan untuk merantau ke luar daerah, apalagi
ke luar negeri. Ini berakibat minimnya kemauan untuk bekerja ke luar negeri walaupun memiliki keterampilan yang baik.
Ini berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jepang dan Cina yang memiliki etos kerja yang tinggi.
“Banyak tenaga kerja kita yang sebenarnya memiliki potensi dalam bidang kerjanya, akan tetapi kebanyakan dari
mereka tidak mampu bertahan dengan manajemen dan sistem kerja di luar negeri,” ungkap Ira. (trs/jsl)
page 1 / 1
Arsip Berita
www.umm.ac.id
Mahasiswa Teknik Pun Wajib Bisa Bahasa Inggris
Tanggal: 2011-02-22
Ira Soviawati, SE., BBA (Hons, saat melakukan sharing dengan Fakultas Teknik (FT) UMM.
Untuk memenangkan persaingan di dunia kerja, terutama di luar negeri, mahasiswa Fakultas Teknik perlu memiliki
bekal bahasa Inggris yang baik. Meski yang akan ditangani di pekerjaannya nanti berupa barang-barang mati, interaksi
dengan orang asing merupakan sesuatu yang tak mungkin dihindari.
“Tak cukup hanya terampil dan tangkas bekerja saja, komunikasi juga harus baik. Tentunya membutuhkan penguasaan
bahasa asing,” kata Ira Soviawati, SE., BBA (Hons) dari Direktorat Promosi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan
Promosi, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Selasa (22/2).
Ira hadir di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk melakukan sharing dengan Fakultas Teknik (FT). Sharing
itu dimaksudkan untuk menjajagi kemungkinan pengiriman tenaga kerja Sarjana Teknik ke luar negeri. “Selama ini kita
hanya dianggap bisa mengirim tenaga kerja yang hanya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang pas-pasan.
Padahal banyak potensi lulusan Teknik yang juga bisa ditempatkan di luar negeri,” kata Ira.
Dalam sharing terungkap dua kendala utama bagi calon tenaga kerja yang akan ke luar negeri, yaitu kendala bahasa
dan etos kerja yang rendah. Bahasa merupakan kunci utama mendapatkan pekerjaan di luar negeri. Penguasaan
bahasa asing, terutama bahasa Inggris, menjadi hal mutlak yang perlu dikuasai.
“Sebenarnya pekerja-pekerja Indonesia itu cerdas dan tangkas dalam menjalankan pekerjaannya, hanya saja seringkali
mereka tidak mampu menjelaskannya kepada orang asing karena adanya perbedaan bahasa,” keluh Ira.
Ketua Jurusan Mesin, Ir. Mulyono, MT, menjelaskan sebenanrnya UMM sudah memberlakukan pengajaran Bahasa
Inggris selama dua semester untuk semua fakultas, termasuk FT. Namun demikian, tidak semua mahasiswa menyadari
pentingnya modal bahasa itu sehingga aplikasinya masih ditemukan banyak kendala. “Tetapi saya yakin banyak
mahasiswa FT yang meguasai bahasa Inggris dengan baik, terbukti banyak yang memperoleh beasiswa ke luar
negeri,” kata Mulyono.
Ira menyarankan, untuk pembelajaran di FT sebaiknya selalu menyisipkan bahasa Inggris. “Misalnya soal-soal tertentu
harus diselesaikan dengan bahasa Inggris,” lanjut Ira member solusi. Dengan demikian mahasiswa akan terbiasa
berfikir menggunakan bahasa Inggris.
Soal etos kerja, Mulyono mensinyalir masyarakat Indonesia umumnya enggan untuk merantau ke luar daerah, apalagi
ke luar negeri. Ini berakibat minimnya kemauan untuk bekerja ke luar negeri walaupun memiliki keterampilan yang baik.
Ini berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Jepang dan Cina yang memiliki etos kerja yang tinggi.
“Banyak tenaga kerja kita yang sebenarnya memiliki potensi dalam bidang kerjanya, akan tetapi kebanyakan dari
mereka tidak mampu bertahan dengan manajemen dan sistem kerja di luar negeri,” ungkap Ira. (trs/jsl)
page 1 / 1