Rendra: Muhammadiyah Harus Lahirkan Pemikir Handal

Universitas Muhammadiyah Malang
www.umm.ac.id

Rendra: Muhammadiyah Harus Lahirkan Pemikir Handal
Malang Post : Selasa, 2010-03-23 | 11:00 WIB
MALANG - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi tuan rumah dalam
acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia, Senin-Rabu, (22-24/3), di
ruang Teater, UMM Dome. Acara yang diikuti oleh hampir seluruh perwakilan BEM PTM se-Indonesia itu dibuka
Pembantu Rektor III, Drs. Joko Widodo, M.Si.

Acara diawali seminar nasional dengan tema “Membongkar Patologi Kebangsaan; Upaya Menyongsong Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara yang Lebih Baik”. Sebagai keynote speech adalah Wakil Bupati Malang, Rendra Kresna.

Rendra menuturkan, generasi terdahulu menularkan penyakit yang membutuhkan pembenahan. “Penyakit-penyakit itu
muncul bisa jadi karena karena kesalahan mengurus negara, tetapi bisa juga hanya karena perbedaan interpretasi
terhadap konstitusi,” ucap Rendra.

Sebagai contoh, sistem regenerasi pemimpin, menjadi contoh besar dalam pengaderan pemimpin Indonesia. Orde
Baru dipenuhi dengan sistem regenerasi yang stagnan, seorang pemimpin wajar memimpin bertahun-tahun, hingga
periode yang sangat panjang. “Akibatnya, yang terjadi saat ini, banyak pemimpin yang meneruskan tahta
keluarganya,” lanjut Rendra.


Wakil Bupati yang merupakan alumnus UMM ini juga mengatakan, bahwa bermain di pentas politik tidak semudah
yang dibayangkan. Kenyataan seringkali berbeda dengan apa yang diidealkan saat masih menjadi aktifis.

Rendra sendiri mengaku pernah menjadi aktivis mahasiswa hingga menjadi demonstran buruh. Meski kini menjadi
pejabat publik, tidak menyurutkan semangat perjuangannya dalam memajukan bangsa. Hal tersebut, diakuinya, justru
mendorong untuk memikirkan strategi yang mantap agar tujuan yang ideal mampu tercapai.

“Silaturahmi semacam ini perlu dilestarikan dan ditularkan kepada generasi-generasi muda penerus, terutama para
pemuda Muhammadiyah agar Muhammadiyah tetap mampu melahirkan pemikir-pemikir handal yang tetap berbudaya
dan beradab,” pungkasnya.
Sementara Joko Widodo mengatakan, sebagai kader Muhammadiyah, mahasiswa tidak boleh melupakan semangat
ke-muhamadiyah-an. Yakni, mengawal perkembangan bangsa, tanpa melupakan tiga pilar.

“Tiga pilar itu adalah mengawal kesehatan, sosial dan pendidikan,” ungkapnya.
Ketua BEM UMM, Ibnun Hasan Mahfud menyatakan mahasiswa memegang peran penting mengawal perubahan
Indonesia, salah satunya Silatnas ini. Peserta yang terdiri dari perwakilan BEM PTM Se-Indonesia, akan memberikan
masukan pergerakan mahasiswa Muhammadiyah. Aspek yang disentuh ada dua pilihan, yakni mengarah ke social
politik atau social kemasyarakatan.


“Kami berharap, apa yang dihasilkan dalam acara ini, dapat memberikan rekomendasi pada bangsa. Meski tidak
banyak yang bisa diberikan, namun kami yakin selangkah demi selangkah akan mewarnai perkembangan bangsa
selanjutnya,”ungkapnya optimis.

Selain Rendra Krisna, seminar juga menghadirkan Direktur Pesantren Arraudlatul Ilmiyah Nganjuk, Ahmad Khoirul
Fatah, Presidium Nasional Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah, Pradana Boy, Anggota DPR RI Periode
2009-2014, Akbar Faisal, Mantan Anggota DPR RI Periode 2005-2009, Ali Mochtar Ngabalin, serta Dekan FISIP UMM,
Dr. Wahyudi, M.Si. (oci/lim)

page 1 / 1