LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN KONTROL PUBLIK (Studi Tentang Peran MCW (Malang Corruption Watch) dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang di Bidang Pendidikan)
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN KONTROL PUBLIK (Studi
Tentang Peran MCW (Malang Corruption Watch) dalam Melakukan
Pengawasan Terhadap Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang
diBidang Pendidikan)
Oleh: Rusmin Ramlan Daeng Parany ( 05230002 )
goverment science
Dibuat: 2009-11-13 , dengan 2 file(s).
Keywords: LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN KONTROL PUBLIK
ABSTRAKSI
After the implementation of No. regulations 22 in 1999 about local government and afterwards
in revision became No. regulations 32 in 2004, then education was a field that also was
decentralised to the government of the City / the regency. Through this decentralisation system,
education it was hoped was able to resolve problems of the subject that was dealt with the nation
at this time, that is concerning the problem of the quality, the even distribution, the relevance,
efficiency and the management of education that became the right of each resident. As that has
been entrusted in UUD and UU about Sisdiknas.
The government of the Malang City, it was hoped was able to undertake the task and his function
well and in a responsible manner in implementation the policy in the educational field. In order
that the achievement of the government of the Malang City could go maximally, then must the
existence of the supervision from the community or from local agencies that had the function of
the control towards the achievement of the government. In relation to that, the available NONGOVERNMENTAL ORGANISATION in the Malang City in demanded to Carry out his role
well and independently in Fight for the community's rights. One of the agencies was MCW
(Malang Corruption Watch). Where MCW was an organisation of the civil community that
moved in carrying out the supervision of the achievement of the Government of the Malang City.
Both in the matter of the supervision of the implementation of the policy in the political field,
economics, the law and education. In this research, the researcher more the focus to the MCW
role in carrying out the supervision of the implementation of the policy of the government of the
Malang City in the educational Field.
In this research, the method that the researcher used was the descriptive method, whereas the
technique of the data collection that was used was through observation, the interview that was
carried out to 3 people from the subject of the research, and the documentation. Afterwards the
analysis technique of the data that the writer used was the analysis of the qualitative data. As for
the location of his research was to the secretariat MCW (Malang Corruption Watch) the Malang
City.
Results of the research that the writer did that is about the role of the NON-GOVERNMENTAL
ORGANISATION/MCW in carrying out the supervision in the educational field covered; first,
the Supervision of the implementation of the policy of education in the Malang City, that is
MCW abundant through accommodated all information, traced information, carried out
investigation, held discussions, concluded and analysed cases of corruption or budget corruption
of education. As well as revealed this case through the research, polling and the study. And
afterwards The socialisation to the public through through the forum for the resident, for
example the PKK forum (in RT and RW), the forum for discussions, but also went through the
print media also electronics, like in the newspaper and the interactive dialogue in radio, The
direct action in the field, that all those were special about education. Secondly, the Monitoring
towards the implementation of the policy of education in the Malang City, that is MCW carried
out observation carefully in revealing the case of budget corruption of education by means of
followed continued the development of the case and observed the Attorney General's Office in
handling the case of education. Thirdly, Pressure towards the policy of education in the Malang
City, that is MCW carried out the campaign (the campaign through the available mass media like
the newspaper, radio and television), made Ranperda Tandingan, the action (was the last
alternative), carried out the research (survey) on the occasion of gave pressure to the
government. Fourthly, hindrances that were dealt with by MCW in the implementation of the
supervision of the implementation of the policy of education in the Malang City, were when the
government of the Malang City no longer pays attention to the demand from the community, and
is not monitoring in an investigatif manner from DPRD, Diknas at will in taking the policy.
In this research, could be concluded that the role of the NON-GOVERNMENTAL
ORGANISATION, more to be precise MCW in Did the supervision of the implementation of the
policy of the government of the Malang City in the educational field, really was organised well
as well as the guide against agreements that already in had gotten up since the beginning. For
example, the guide to AD/ART available in MCW.
ABSTRAC
Setelah diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan
kemudian di revisi menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, maka pendidikan merupakan
suatu bidang yang juga didesentralisasikan ke pemerintah Kota/Kabupaten. Melalui sistem
desentralisasi inilah, pendidikan diharapkan mampu untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan pokok yang dihadapi bangsa saat ini, yaitu mengenai masalah mutu, pemerataan,
relevansi, efisiensi dan manajemen pendidikan yang menjadi hak setiap warga. Sebagaimana
yang sudah diamanatkan dalam UUD maupun UU tentang Sisdiknas.
Pemerintah Kota Malang, diharapkan mampu untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara
baik dan bertanggungjawab dalam mengimplementasikan kebijakan di bidang pendidikan. Agar
supaya kinerja pemerintah Kota Malang dapat berjalan secara masimal, maka harus adanya
pengawasan dari masyarakat atau dari lembaga-lembaga setempat yang mempunyai fungsi
kontrol terhadap kinerja pemerintah. Terkait dengan itu, LSM yang ada di Kota Malang di tuntut
untuk melaksanaan perannya secara baik dan independen dalam memperjungkan hak-hak
masyarakat. Salah satu lembaga tersebut adalah MCW (Malang Corption Watch). Dimana MCW
merupakan sebuah organisasi masyarakat sipil yang bergerak dalam melakukan pengawasan
terhadap kinerja Pemerintah Kota Malang. Baik dalam hal pengawasan terhadap implementasi
kebijakan di bidang politik, ekonomi, hukum maupun pendidikan. Dalam penelitian ini, peneliti
lebih fokus kepada peran MCW dalam melakukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan
pemerintah Kota Malang di Bidang Pendidikan.
Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif, sedangkan teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara yang dilakukan pada 3
orang dari subyek penelitian, dan dokumentasi. Kemudian teknik analisa data yang penulis
gunakan adalah analisa data kualitatif. Adapun lokasi penelitiannya adalah pada sekretariat
MCW (Malang Corruption Watch) Kota Malang.
Hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu tentang peran LSM/MCW dalam melakukan
pengawasan di bidang pendidikan meliputi; pertama, Pengawasan terhadap implementasi
kebijakan pendidikan di Kota Malang, yaitu MCW melacak melalui menampung semua
informasi, melacak informasi, melakukan investigasi, mengadakan diskusi, menyimpulkan dan
menganalisis kasus-kasus korupsi atau penyelewengan anggaran pendidikan. Serta
mengungkapkan kasus tersebut melalui penelitian, polling dan kajian. Dan kemudian
disosialisasikan kepada publik publik melalui melalui forum warga, misalnya forum PKK (di RT
dan RW), forum diskusi, dan juga melalui media cetak muapun elektronik, seperti di koran dan
dialog interaktif di radio, aksi langsung dilapangan, yang semuanya itu khusus tentang
pendidikan. Kedua, Pemantauan terhadap implementasi kebijakan pendidikan di Kota Malang,
yaitu MCW melakukan pengamatan dengan cermat dalam mengungkapkan kasus
penyelewengan anggaran pendidikan dengan cara mengikuti terus perkembangan kasus dan
mengamati Kejaksaan dalam menangani kasus pendidikan. Ketiga, Penekan (Pressure) terhadap
kebijakan pendidikan di Kota Malang, yaitu MCW melakukan kampanye (kampanye melalui
media massa yang ada seperti koran, radio dan televisi), membuat Ranperda Tandingan, aksi
(merupakan alternatif terakhir), melakukan riset (survey) dalam rangka memberikan pressure
kepada pemerintah. Keempat, kendala-kendala yang dihadapi MCW dalam pelaksanaan
pengawasan terhadap implementasi kebijakan pendidikan di Kota Malang, adalah ketika
pemerintah Kota Malang tidak lagi memperhatikan tuntutan dari masyarakat, dan tidak ada
monitoring secara investigatif dari DPRD, Diknas semaunya sendiri dalam mengambil
kebijakan.
Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peran LSM, lebih tepatnya MCW dalam
melekukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan pemerintah Kota Malang di bidang
pendidikan, cukup terorganisir dengan baik. Hal ini terlihat pada perannya dalam melakukan
pengawasan, pemantauan, maupun melancarkan pressure terhadap kebijakan pendidikan di Kota
Malang, telah menghasilkan beberapa kejanggalan (penyelewengan) dalam proses pelayanan
publik di bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah setempat.
Tentang Peran MCW (Malang Corruption Watch) dalam Melakukan
Pengawasan Terhadap Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Malang
diBidang Pendidikan)
Oleh: Rusmin Ramlan Daeng Parany ( 05230002 )
goverment science
Dibuat: 2009-11-13 , dengan 2 file(s).
Keywords: LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN KONTROL PUBLIK
ABSTRAKSI
After the implementation of No. regulations 22 in 1999 about local government and afterwards
in revision became No. regulations 32 in 2004, then education was a field that also was
decentralised to the government of the City / the regency. Through this decentralisation system,
education it was hoped was able to resolve problems of the subject that was dealt with the nation
at this time, that is concerning the problem of the quality, the even distribution, the relevance,
efficiency and the management of education that became the right of each resident. As that has
been entrusted in UUD and UU about Sisdiknas.
The government of the Malang City, it was hoped was able to undertake the task and his function
well and in a responsible manner in implementation the policy in the educational field. In order
that the achievement of the government of the Malang City could go maximally, then must the
existence of the supervision from the community or from local agencies that had the function of
the control towards the achievement of the government. In relation to that, the available NONGOVERNMENTAL ORGANISATION in the Malang City in demanded to Carry out his role
well and independently in Fight for the community's rights. One of the agencies was MCW
(Malang Corruption Watch). Where MCW was an organisation of the civil community that
moved in carrying out the supervision of the achievement of the Government of the Malang City.
Both in the matter of the supervision of the implementation of the policy in the political field,
economics, the law and education. In this research, the researcher more the focus to the MCW
role in carrying out the supervision of the implementation of the policy of the government of the
Malang City in the educational Field.
In this research, the method that the researcher used was the descriptive method, whereas the
technique of the data collection that was used was through observation, the interview that was
carried out to 3 people from the subject of the research, and the documentation. Afterwards the
analysis technique of the data that the writer used was the analysis of the qualitative data. As for
the location of his research was to the secretariat MCW (Malang Corruption Watch) the Malang
City.
Results of the research that the writer did that is about the role of the NON-GOVERNMENTAL
ORGANISATION/MCW in carrying out the supervision in the educational field covered; first,
the Supervision of the implementation of the policy of education in the Malang City, that is
MCW abundant through accommodated all information, traced information, carried out
investigation, held discussions, concluded and analysed cases of corruption or budget corruption
of education. As well as revealed this case through the research, polling and the study. And
afterwards The socialisation to the public through through the forum for the resident, for
example the PKK forum (in RT and RW), the forum for discussions, but also went through the
print media also electronics, like in the newspaper and the interactive dialogue in radio, The
direct action in the field, that all those were special about education. Secondly, the Monitoring
towards the implementation of the policy of education in the Malang City, that is MCW carried
out observation carefully in revealing the case of budget corruption of education by means of
followed continued the development of the case and observed the Attorney General's Office in
handling the case of education. Thirdly, Pressure towards the policy of education in the Malang
City, that is MCW carried out the campaign (the campaign through the available mass media like
the newspaper, radio and television), made Ranperda Tandingan, the action (was the last
alternative), carried out the research (survey) on the occasion of gave pressure to the
government. Fourthly, hindrances that were dealt with by MCW in the implementation of the
supervision of the implementation of the policy of education in the Malang City, were when the
government of the Malang City no longer pays attention to the demand from the community, and
is not monitoring in an investigatif manner from DPRD, Diknas at will in taking the policy.
In this research, could be concluded that the role of the NON-GOVERNMENTAL
ORGANISATION, more to be precise MCW in Did the supervision of the implementation of the
policy of the government of the Malang City in the educational field, really was organised well
as well as the guide against agreements that already in had gotten up since the beginning. For
example, the guide to AD/ART available in MCW.
ABSTRAC
Setelah diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah dan
kemudian di revisi menjadi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, maka pendidikan merupakan
suatu bidang yang juga didesentralisasikan ke pemerintah Kota/Kabupaten. Melalui sistem
desentralisasi inilah, pendidikan diharapkan mampu untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan pokok yang dihadapi bangsa saat ini, yaitu mengenai masalah mutu, pemerataan,
relevansi, efisiensi dan manajemen pendidikan yang menjadi hak setiap warga. Sebagaimana
yang sudah diamanatkan dalam UUD maupun UU tentang Sisdiknas.
Pemerintah Kota Malang, diharapkan mampu untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara
baik dan bertanggungjawab dalam mengimplementasikan kebijakan di bidang pendidikan. Agar
supaya kinerja pemerintah Kota Malang dapat berjalan secara masimal, maka harus adanya
pengawasan dari masyarakat atau dari lembaga-lembaga setempat yang mempunyai fungsi
kontrol terhadap kinerja pemerintah. Terkait dengan itu, LSM yang ada di Kota Malang di tuntut
untuk melaksanaan perannya secara baik dan independen dalam memperjungkan hak-hak
masyarakat. Salah satu lembaga tersebut adalah MCW (Malang Corption Watch). Dimana MCW
merupakan sebuah organisasi masyarakat sipil yang bergerak dalam melakukan pengawasan
terhadap kinerja Pemerintah Kota Malang. Baik dalam hal pengawasan terhadap implementasi
kebijakan di bidang politik, ekonomi, hukum maupun pendidikan. Dalam penelitian ini, peneliti
lebih fokus kepada peran MCW dalam melakukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan
pemerintah Kota Malang di Bidang Pendidikan.
Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif, sedangkan teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara yang dilakukan pada 3
orang dari subyek penelitian, dan dokumentasi. Kemudian teknik analisa data yang penulis
gunakan adalah analisa data kualitatif. Adapun lokasi penelitiannya adalah pada sekretariat
MCW (Malang Corruption Watch) Kota Malang.
Hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu tentang peran LSM/MCW dalam melakukan
pengawasan di bidang pendidikan meliputi; pertama, Pengawasan terhadap implementasi
kebijakan pendidikan di Kota Malang, yaitu MCW melacak melalui menampung semua
informasi, melacak informasi, melakukan investigasi, mengadakan diskusi, menyimpulkan dan
menganalisis kasus-kasus korupsi atau penyelewengan anggaran pendidikan. Serta
mengungkapkan kasus tersebut melalui penelitian, polling dan kajian. Dan kemudian
disosialisasikan kepada publik publik melalui melalui forum warga, misalnya forum PKK (di RT
dan RW), forum diskusi, dan juga melalui media cetak muapun elektronik, seperti di koran dan
dialog interaktif di radio, aksi langsung dilapangan, yang semuanya itu khusus tentang
pendidikan. Kedua, Pemantauan terhadap implementasi kebijakan pendidikan di Kota Malang,
yaitu MCW melakukan pengamatan dengan cermat dalam mengungkapkan kasus
penyelewengan anggaran pendidikan dengan cara mengikuti terus perkembangan kasus dan
mengamati Kejaksaan dalam menangani kasus pendidikan. Ketiga, Penekan (Pressure) terhadap
kebijakan pendidikan di Kota Malang, yaitu MCW melakukan kampanye (kampanye melalui
media massa yang ada seperti koran, radio dan televisi), membuat Ranperda Tandingan, aksi
(merupakan alternatif terakhir), melakukan riset (survey) dalam rangka memberikan pressure
kepada pemerintah. Keempat, kendala-kendala yang dihadapi MCW dalam pelaksanaan
pengawasan terhadap implementasi kebijakan pendidikan di Kota Malang, adalah ketika
pemerintah Kota Malang tidak lagi memperhatikan tuntutan dari masyarakat, dan tidak ada
monitoring secara investigatif dari DPRD, Diknas semaunya sendiri dalam mengambil
kebijakan.
Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peran LSM, lebih tepatnya MCW dalam
melekukan pengawasan terhadap implementasi kebijakan pemerintah Kota Malang di bidang
pendidikan, cukup terorganisir dengan baik. Hal ini terlihat pada perannya dalam melakukan
pengawasan, pemantauan, maupun melancarkan pressure terhadap kebijakan pendidikan di Kota
Malang, telah menghasilkan beberapa kejanggalan (penyelewengan) dalam proses pelayanan
publik di bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah setempat.