Sikap Attitude Factors influencing fishermen behavior to utilize fishery resources in the north coast of West Java

Keterangan: KP = Kepatuhan kepada patron n = Harapan orang-orang pentingpanutanpatron significant other dalam hidup m = Seberapa jauh subjek akan mengikuti pendapat tokoh significant other tersebut Kepatuhan kepada patron atau norma subjektif berbeda dengan norma. Menurut Horne 2001 norma mencakup 3 pengertian dasar, yaitu 1 norma merupakan aturan yang membolehkan atau melarang suatu perilaku atau seperangkat perilaku, 2 norma dikuatkan dengan sanksi eksternal reward and punishment yang dapat berupa materi atau bentuk simbolik, 3 norma berupa konsensus diantara para penganut norma tersebut. Pengertian tersebut membedakan norma dan nilai value. Norma mempunyai sanksi yang bersifat eksternal, maka nilai value berasal dari sanksi yang bersifat internal. Demikian pula perbedaan norma dengan sikap attitudes, norma dilegitimasi oleh kelompok sedangkan sikap attitudes ialah a property of the individual.

3. Kemampuan Berperilaku Perceived Behavior Control

Ajzen 2005 menyatakan perceived behavior control ialah persepsi tentang keyakinan seseorang pada kemampuannya melakukan perilaku tertentu, apakah mudah dilakukan atau sulit dilakukan. Menyangkut perilaku nelayan, perceived behavior control ini menggambarkan seberapa besar keyakinan individu nelayan tentang kemampuannya melakukan perilaku kegiatan menangkap hingga memasarkan ikan. Keyakinan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dapat memudahkan atau menyulitkan pelaksanaan pekerjaan itu. Perceived behavior control pada penelitian ini disebut sebagai Kemampuan Berperilaku KB. KP= ∑ n.m Dalam buku Social Learning Theory 1977, Bandura mendefinisikan self-efficacy sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu. Self efficacy ini menunjukkan perasaan seorang. Dalam penelitian ini, Kemampuan Berperilaku KB digambarkan sebagai berikut: Keterangan: KB = Kemampuan berperilaku perceived behavior control c = Keyakinan individu tentang kemampuannya melakukan sesuatu p = Evaluasi individu tentang kemampuannya melakukan sesuatu Faktor Latar Belakang: Karakteristik Individu Nelayan Artisanal Arif Satria 2002 menyatakan bahwa karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan karakteristik masyarakat agraris, sesuai dengan perbedaan karakteristik sumberdaya yang dikelola. Masyarakat agraris yang diwakili oleh kaum tani menghadapi sumberdaya yang terkontrol, atau pengelolaan lahan untuk suatu komoditi dengan out put yang relatif dapat diprediksi. Sifat produksi seperti ini memungkinkan tetapnya lokasi produksi sehingga mobilitas usaha relatif rendah dan elemen resiko-pun tidak terlalu besar. Dalam hal ini usaha pembudidayaan ikan dapat digolongkan sebagai usaha masyarakat pertanian agraris karena sifat sumberdaya yang dihadapi relatif mirip. Karakteristik tersebut berbeda sekali dengan nelayan, yang sumberdayanya bersifat open access. Karakteristik seperti ini menyebabkan nelayan harus berpindah-pindah untuk memperoleh hasil maksimal sehingga resikonya menjadi lebih tinggi. Kondisi sumberdaya yang beresiko menyebabkan masyarakat nelayan memiliki karakter keras, tegas dan terbuka. Dalam yang sama, Arif Satria 2002 memperjelas karakteristik masyarakat nelayan di wilayah pesisir dengan menekankan beberapa aspek yaitu: 1 aspek sistem pengetahuan, 2 aspek kepercayaan, 3 peran wanita, 4 struktur sosial dan 5 posisi sosial nelayan. KB = ∑ c.p