UPAYA HUKUM PEMILIK BENDA SITAAN ATAS KERUSAKAN AKIBAT KESALAHAN PENGELOLAAN BENDA SITAAN PADA RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN)

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Penyitaan merupakan salah satu upaya paksa dalam proses peradilan pidana

yang dilakukan oleh penyidik untuk mengambil atau merampas suatu barang
tertentu dari seorang tersangka, pemegang, atau penyimpan dan disimpan dibawah
kekuasaannya. Pengertian penyitaan dirumuskan pada pasal 1 butir 16 Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang berbunyi “Penyitaan adalah
serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau menyimpan di
bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan
peradilan”.
Adapun benda-benda yang dapat dikenakan penyitaan berdasarkan pasal 39
KUHAP antara lain:
Ayat (1)

Ayat (2)


a. benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau
sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai
hasil dari tindak pidana;
b. benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk
melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya;
c. benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi
penyidikan tindak pidana;
d. benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan
tindak pidana;
e. benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan
tindak pidana yang dilakukan .
benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau
karena pailit dapat juga disita untuk kepentingan penyidikan,
penuntutan dan mengadili perkara pidana, sepanjang
memenuhi ketentuan ayat (1).
1

Tujuan dari dilakukannya penyitaan adalah untuk kepentingan pembuktian,
terutama ditujukan sebagai barang bukti dimuka sidang pengadilan. Didalam

proses penanganan dan penyelesaian perkara pidana, upaya pembuktian
merupakan upaya yang paling esensial dalam proses pembuktian didepan
persidangan majelis hakim yang mengadili terdakwa, karena didalam persidangan
tersebut Jaksa Penuntut Umum (JPU) berupaya mengajukan berbagai macam alat
bukti yang sah disertai barang bukti guna membuktikan dan meyakinkan hakim
atas kesalahan terdakwa melakukan tindak pidana sebagaimana diuraikan dalam
surat dakwaan JPU1.
Benda-benda yang diperoleh melalui tindakan penyitaan disebut sebagai
benda sitaan negara (berdasarkan pasal 1 butir 4 Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana
selanjutnya disebut benda sitaan).
Untuk menjamin keamanan mutu dan jumlah (kualitas dan kuantitas) dari
sebuah benda sitaan, maka diperlukan suatu tempat sebagai tempat penyimpanan
segala macam benda sitaan, serta perlu dikelola dengan baik. Ketentuan mengenai
tempat penyimpanan benda sitaan diatur pada pasal 44 KUHAP, yang berbunyi:
Ayat (1)
Ayat (2)

1


Benda sitaan disimpan dalam rumah penyimpanan benda sitaan
negara.
Penyimpanan benda sitaan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
dan tanggung jawab atasnya ada pada pejabat yang berwenang
sesuai dengan tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan dan
benda tersebut dilarang untuk dipergunakan oleh siapapun juga.

H.M.A Kuffal. 2013. Barang Bukti Bukan Alat Bukti yang Sah. Malang. UMM Press. Hal. 52.

2

Ketentuan Pasal 44 ayat (2) KUHAP perihal tanggung jawab atas benda
sitaan dijabarkan lebih lanjut oleh Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983
tentang Pelaksanaan KUHAP (PP No.27/1983). Dalam Pasal 30 peraturan
pemerintah tersebut diatur mengenai pemisahan tanggung jawab antara “tanggung
jawab secara yuridis” dan “tanggung jawab secara fisik” atas benda sitaan.
Tanggung jawab secara yuridis atas benda sitaan diatur pada pasal 30 ayat
(2) PP No.27/1983 yang berbunyi “Tanggung jawab secara yuridis atas benda
sitaan tersebut, ada pada pejabat sesuai dengan tingkat pemeriksaan”.
Tanggung jawab secara yuridis atas benda sitaan adalah tanggung jawab

atas segala hal yang berkaitan dengan status yuridis benda sitaan tersebut. Dengan
demikian, pejabat yang bertanggung jawab secara yuridis atas benda sitaan,
berhak dan berkewajiban menentukan sesuatu yang berlaku pada benda sitaan,
sesuai dengan ketentuan undang-undang. Tanggung jawab yuridis atas benda
sitaan menjadi kewenangan bagi setiap aparat penegak hukum sesuai dengan
tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan pidana. Jika proses pemeriksaan
berada di penyidikan, maka tanggung jawab yuridis atas benda sitaan berada pada
instansi penyidik, begitupun selanjutnya di penuntut umum maupun di
pengadilan.
Tanggung jawab secara fisik atas benda sitaan diatur pada pasal 30 ayat (3)
PP No.27/1983 yang berbunyi “Tanggung jawab secara fisik atas benda sitaan
tersebut ada pada Kepala RUPBASAN”.
Tanggung jawab secara fisik atas benda sitaan merupakan tanggung jawab
terhadap keselamatan serta keamanan mutu dan jumlah, serta segala sesuatu yang
3

berkenaan dengan kondisi fisik dari benda sitaan. Maka, melaksanakan atau
memenuhi tanggung jawab secara fisik atas benda sitaan berarti melaksanakan
kegiatan pengelolaan benda sitaan dengan sebaik-baiknya yang ditujukan untuk
memfasilitasi kepentingan publik lewat pembuktian dalam proses peradilan

pidana, selain itu pengelolaan benda sitaan juga dimaksudkan sebagai bentuk
perlindungan atas harta kekayaan milik seseorang yang disita tersebut.
Namun pada kenyataannya masih banyak benda sitaan yang tidak dikelola
dengan baik, sehingga menyebabkan kerusakan atau berkurang secara kualitas
maupun kuantitasnya. Salah satunya dapat dilihat dari berita yang penulis temukan
tentang benda sitaan yang rusak akibat kurang baiknya perawatan benda sitaan:
“Sebanyak 22 unit mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) hasil sitaan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus tindak pidana korupsi
pengadaan Damkar yang melibatkan mantan kepala daerah dan mantan
menteri dalam negeri, saat ini mangkrak di Rumah Penyimpanan Benda
Sitaan Negara (Rupbasan) Jakarta Pusat. Mobil-mobil Damkar yang disita
dalam kondisi baru dan berfungsi dengan baik, saat ini dalam kondisi rusak
dan memprihatinkan. Tidak hanya mobil Damkar, tapi masih banyak bendabenda barang sitaan lain yang menumpuk di Rupbasan dalam kondisi rusak.
Hal ini disebabkan karena proses peradilan yang relatif lama, dan eksekusi
terhadap benda sitaan tidak langsung dilakukan. Rupbasan belum memiliki
sarana gedung yang memadai untuk menyimpan benda-benda besar baik
bentuk, jenis, dan jumlah. Selain itu, minimnya biaya perawatan juga
menjadi persoalan serius di Rupbasan. Penyebab benda sitaan dan barang
rampasan negara menjadi menumpuk, mangkrak, dan rusak di Rupbasan,
adalah benda sitaan yang tidak diketahui pemiliknya, karena tersangka

melarikan diri atau meninggal dunia. Selain itu, ada juga benda sitaan yang
tidak diambil oleh pihak keluarga, tetapi juga tidak ada penyelesaian dari
pihak yang menahan. Kemudian, tidak adanya batas waktu penitipan benda
sitaan di Rupbasan juga merupakan salah satu penyebab mangkraknya
benda-benda sitaan. Kondisi kerusakan pada benda sitaan pastinya akan
berdampak pada turunnya nilai ekonomis barang.”2

2

22
Mobil
Damkar
Sitaan
KPK
Mangkrak.
http://nasional.sindonews.com/read/2012/08/12/13/665232/22-mobil-damkar-sitaan-kpkmangkrak. Diakses tanggal 1 mei 2014.

4

Dari pemberitaan diatas dapat diketahui bahwasannya beberapa penyebab

benda sitaan menjadi rusak adalah kurang memadainya sarana yang dimiliki oleh
Rupbasan serta minimnya biaya perawatan benda sitaan dan barang rampasan negara.
Rupbasan dikelola oleh Departemen Kehakiman (sekarang Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia). Tanggung jawab secara yuridis atas benda
sitaan ada pada pejabat (penegak hukum) sesuai dengan tingkat pemeriksaannya
(penyidikan, penuntutan, pengadilan), sedangkan tanggung jawab secara fisik atas
benda sitaan ada pada Kepala Rupbasan.
Hanya saja sangat disayangkan bahwa didalam KUHAP maupun dalam PP
dan Peraturan Menteri tidak terdapat ketentuan yang mengatur tentang siapa
pejabat yang harus bertanggungjawab apabila terjadi benda sitaan/barang bukti
tersebut mengalami kerusakan/hilang/musnah disebabkan karena terbakar atau
dicuri orang. Padahal didalam sebagian putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap benda sitaan itu dikembalikan kepada orang
yang paling berhak atau kepada orang dari siapa benda itu disita. 3
Berdasarkan uraian singkat diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai
“UPAYA HUKUM PEMILIK BENDA SITAAN ATAS KERUSAKAN
AKIBAT KESALAHAN PENGELOLAAN

BENDA SITAAN


PADA

RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN)”.

3

H.M.A Kuffal. 2013. Op.Cit. Hal. 62.

5

B.

Rumusan Masalah
Adapun berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana tanggung jawab hukum Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Negara (Rupbasan) atas kerusakan benda sitaan?
2. Bagaimana upaya hukum pemilik benda sitaan atas kerusakan akibat
kesalahan pengelolaan benda sitaan pada Rumah Penyimpanan Benda

Sitaan Negara (Rupbasan)?

C.

Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui sejauh mana tanggung jawab hukum Rumah
Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) atas kerusakan benda
sitaan.

2.

Untuk mengetahui upaya hukum pemilik benda sitaan atas kerusakan
akibat kesalahan pengelolaan benda sitaan pada Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan Negara (Rupbasan).

D.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Memberikan manfaat dan kontribusi pemikiran yang dapat digunakan
bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum acara
pidana pada khususnya.

6

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menjadi pengetahuan
baru guna menambah wawasan terhadap permasalahan yang
diangkat yaitu bagaimana upaya hukum yang dapat dilakukan oleh
pemilik benda sitaan atas kerugian akibat kesalahan pengelolaan
benda sitaan pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
(Rupbasan),

dan

juga


sebagai

prasyarat

akademis

untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan bidang ilmu hukum.
b. Bagi masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat secara umum
dapat memahami permasalahan yang terjadi dalam proses peradilan
pidana dan secara khusus bagi pemilik benda sitaan agar mengetahui
bagaimana tanggung jawab Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Negara atas kerusakan benda sitaan akibat kesalahan pengelolaan
benda sitaan, dan upaya hukum apa yang dapat ditempuh oleh
pemilik benda sitaan atas kerugian akibat kesalahan pengelolaan
benda sitaan pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
(RUPBASAN).
c. Bagi penegak hukum
Dengan adanya penelitian ini diharapkan para penegak hukum,
khususnya petugas Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
(RUPBASAN) dapat lebih memahami tugas-tugas yang diembannya
7

serta tertib dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya sehingga
dapat meminimalisir kerusakan penyebab kerugian yang diakibatkan
oleh kesalahan pengelolaan benda sitaan.

E.

Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mencapai

tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.
E.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif mengenai upaya hukum
yang dapat dilakukan oleh pemilik benda sitaan atas kerusakan akibat kesalahan
pengelolaan benda sitaan pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
(RUPBASAN).
E.2. Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
yuridis normatif, 4 yaitu dengan menganalisa kasus dan penyelesaiannya dengan
prosedur undang-undang, dan melihat hukum sebagai norma dalam masyarakat. 5
Dalam penelitian ini, penulis mengkaji mengenai penggunaan ketentuan yang
ada di dalam peraturan perundang – undangan. Khususnya yang digunakan
untuk melakukan upaya hukum oleh pemilik benda sitaan atas kerusakan akibat
kesalahan pengelolaan benda sitaan pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Negara (RUPBASAN).

4
5

_______. Pedoman Penulisan Hukum. 2012, Fakultas Hukum UMM. Hal 23.
Ibid.

8

E.3. Sumber Bahan hukum
Dalam penelitian hukum ini, penulis mengumpulkan berbagai macam
bahan hukum yang kemudian dapat digolongkan menjadi 2 (dua) sumber bahan
hukum yaitu:
1. Bahan Hukum Primer
Yaitu bahan hukum utama yang dijadikan acuan atau sumber kajian
dari penulisan. Bahan hukum primer ini meliputi:
a. Pasal 44 ayat (1) KUHAP yang mengatur mengenai tempat
penyimpanan benda sitaan.
b. Pasal 44 ayat (2) KUHAP yang mengatur mengenai tanggung
jawab atas benda sitaan.
c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
2. Bahan Hukum Sekunder
Bahan yang mendukung serta melengkapi bahan primer diatas. Bahan
pendukung tersebut melalui studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan
peraturan perundang-undangan dan/atau sumber bacaan lain yang terkait
dengan pokok permasalahan. Bahan hukum sekunder ini diantaranya:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan
KUHAP.
b. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun
2014 tentang Tata Cara Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang
Rampasan Negara Pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara.
c. Penjelasan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
9

E.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik dokumentasi dan kepustakaan dari berbagai sumber pustaka yang
dilakukan di perpustakaan melalui kajian literatur untuk melihat data-data dan
dokumen serta situs inernet dan media cetak yang berkaitan dengan masalah
yang diangkat yaitu mengenai upaya hukum pemilik benda sitaan atas kerugian
yang diakibatkan dari pengelolaan benda sitaan di Rumah Penyimpanan Benda
Sitaan Negara (RUPBASAN).
E.5. Analisa Bahan Hukum
Teknik analisa bahan hukum adalah tahap yang penting dalam
menentukan suatu penelitian. Analisa bahan hukum dalam suatu pengkajian
adalah menguraikan atau memecahkan masalah yang diangkat dalam penelitian
ini berdasarkan bahan yang diperoleh kemudian diolah kedalam pokok
permasalahan yang diajukan terhadap penelitian yang bersifat preskriptif.
Analisa bahan hukum yang digunakan dalam penulisan ini dilakukan
dengan cara mencermati substansi perundang-undangan dan berbagai doktrin
serta teori-teori yang dapat digunakan untuk melakukan suatu upaya hukum oleh
pemilik benda sitaan atas kerusakan yang diakibatkan dari pengelolaan benda
sitaan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (RUPBASAN).

10

F.

Sistematika Penulisan
Penulisan hukum ini ini akan dibagi dalam 4 (empat) bab, yang mana akan

dibagi menjadi sub bab didalam bab tersebut. Adapun sistematika penulisan
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis berusaha memberikan gambaran awal
mengenai penelitian yang meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dan sistematika
penulisan hukum untuk dapat lebih memberikan pemahaman
terhadap isi penelitian.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang kerangka teori yang melandasi
penelitian serta mendukung dalam memecahkan masalah yang
diangkat dalam penulisan hukum ini, yaitu: tinjauan tentang
penyitaan, tinjauan tentang Benda Sitaan Negara, tinjauan tentang
Tanggung Jawab Atas Benda Sitaan Negara, tinjauan tentang
Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan), tinjauan
tentang Tata Cara Pengelolaan Benda Sitaan Negara (Basan) Pada
Rupbasan, serta Faktor Penyebab Kerusakan Benda Sitaan Negara

BAB III

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi uraian hasil penelitian yang disertai dengan
pembahasan mengenai tanggung jawab Rupbasan atas benda sitaan
11

apabila terjadi kerusakan, dan upaya hukum yang dapat ditempuh
oleh pemilik benda sitaan atas kerusakan yang diakibatkan dari
pengelolaan benda sitaan di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Negara (RUPBASAN).
BAB IV

: PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian ini yang berisi
simpulan-simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
saran-saran sebagai tindak lanjut dari simpulan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

12

UPAYA HUKUM PEMILIK BENDA SITAAN ATAS KERUSAKAN AKIBAT
KESALAHAN PENGELOLAAN BENDA SITAAN PADA RUMAH
PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN)

PENULISAN HUKUM

Oleh:

AL AKIF CANDRA KELANA PELU
08400154

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM
2015

PENULISAN HUKUM

UPAYA HUKUM PEMILIK BENDA SITAAN ATAS KERUSAKAN AKIBAT
KESALAHAN PENGELOLAAN BENDA SITAAN PADA RUMAH
PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN)

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Kesarjanaan Dalam Bidang Ilmu Hukum

Oleh:
AL AKIF CANDRA KELANA PELU
08400154

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS HUKUM

2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur alhamdulilahi robbil al-amien penulis hanturkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan kenikmatan yang tidak ada henti-hentinya dari
zaman ke zaman. Tidak lain ini semua berkat hidayah dan inayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Upaya hukum pemilik Benda
Sitaan atas kerusakan akibat kesalahan pengelolaan Benda Sitaan di Rumah
Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan)”. Dengan ini penulis
menyadari bahwa karena Dia-lah semua ini dapat terlaksana dengan sempurna.
Taklupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga, yang senantiasa memberikan
perjuangan untuk menegakkan Islam dimuka bumi ini.
Dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini, perkenankanlah penulis
menyampaikan rangkaian terimakasih yang sedalam-dalamnya dan dengan
ketulusan hati kepada orang-orang yang telah berjasa dan senatiasa memberikan
bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Malang, diantaranya yakni:
1. Bapak Abdur Razak Pellu, SH., MH dan Ibunda Sri Rushadiningsih, SE
tercinta serta keluarga besar yang berada di kampung halaman desa Tamilouw
(MALUKU), yang tidak ada henti-hentinya memberikan Do’a dan
pembiayaan yang cukup besar selama punulis menuntut ilmu.

2. Dr. Muhadjir Effendy., M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang berserta jajaran Pembantu Rektor untuk segala bimbingan, nasehat
serta pesan-pesan positif agar penulis dapat menjadi lebih baik selama
menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
3. Bapak Dr.Sulardi, SH., M.Si selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang beserta jajaran Pembantu Dekan atas segala
pengabdiannya selama penulis menjadi mahasiswa.
4. Kepada Bapak Bayu Dwiwiddy Jatmiko, SH., M.Hum selaku Dosen Wali
yang tanpa mengenal lelah memberikan pengawalan dan nasehat kepada
penulis mulai

dari awal perkuliahan sehingga penulis dapat mengakhiri

perkuliahan di Fakultas Hukum.
5. Kepada yang terhormat, Ibu Cekli Setya Pratiwi, SH., LL.M dan Bapak
Sidik Sunaryo, SH., M.Si., M.Hum selaku pembimbing I dan II, yang penuh
kesabaran memberikan waktu dan tenaga dalam membimbing penulis, hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini. Semoga Allah dapat memberikan balasan
yang setimpal kepada beliau. Amin.
6. Segenap

Bapak

dan

Ibu

Dosen

Fakultas

Hukum

Universitas

Muhammadiyah Malang, jasa dan pengabdian beliau-beliau, tidak
terlupakan dibenak penulis sampai dengan akhir hayat penulis.
7. Semua teman-teman Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang
dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dimana mereka
telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya
kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap bahwa skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya, dan rekan-rekan di fakultas hukum
khusunya.
Billahittaufiq wal Hidayah,
Wassalamu’allaikum Wr.Wb

Malang, 2 September 2015
Penulis

Al’Akif Candra Kelana Pelu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ....................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
ABSTRAKSI........................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
E. Metode Penelitian .......................................................................................... 8
E.1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 8
E.2. Pendekatan .............................................................................................. 8
E.3. Sumber Bahan hukum ............................................................................ 9
E.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum .................................................... 10
E.5. Analisa Bahan Hukum .......................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan .........................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 13
A. Tinjauan Umum tentang Penyitaan ............................................................. 13
A.1. Pengertian Penyitaan ............................................................................ 13
A.2. Pejabat yang Berwenang Melakukan Penyitaan ................................... 14
B. Tinjauan Tentang Benda Sitaan Negara ...................................................... 20
C. Tinjauan Tentang Tanggung jawab Atas Benda Sitaan Negara .................. 22
C.1. Tanggung Jawab Secara Yuridis .......................................................... 23

C.2. Tanggung Jawab Secara Fisik .............................................................. 23
D. Tinjauan Tentang Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) 32
E. Tinjauan tentang Tata Cara Pengelolaan Benda Sitaan Negara (Basan) Pada
Rupbasan ..................................................................................................... 37
E.1. Penerimaan, Registrasi, Pengklasifikasian, dan Penempatan Basan .... 38
E.2. Pengelolaan Basan ................................................................................ 42
E.3. Jangka Waktu Pengelolaan ................................................................... 45
E.4. Penggunaan Basan ................................................................................ 47
E.5. Pemutasian ............................................................................................ 48
E.6. Penghapusan ......................................................................................... 49
E.7. Pengeluaran .......................................................................................... 50
E.8. Pelaporan .............................................................................................. 51
F. Faktor Penyebab Kerusakan Benda Sitaan Negara ..................................... 52
G. Tinjauan tentang Tanggung Jawab Hukum ................................................. 57
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 68
A. Tanggung Jawab Hukum Rupbasan atas Kerusakan Benda Sitaan Akibat
Kesalahan Pengelolaan Benda Sitaan Negara ............................................. 68
B. Upaya Hukum yang Dapat Ditempuh Pemilik Benda Sitaan Atas Kerusakan
Akibat Kesalahan Pengelolaan Benda Sitaan Pada Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan Negara (RUPBASAN) .......................................................... 72
B.1. Permohonan Ganti Rugi ....................................................................... 74
B.2. Gugatan Ganti Rugi .............................................................................. 76
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 83
A. Kesimpulan .................................................................................................. 83
B. Saran ............................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89
INDEX .................................................................................................................. 92
LAMPIRAN .......................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Darwan Prinst. 2002. Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata.
Bandung. Citra Aditya Bakti.
H.M.A Kuffal. 2013. Barang Bukti Bukan Alat Bukti yang Sah. Malang. UMM
Press.
H.M.N. Purwosutjipto. 2004. Pengertian dan Pokok-pokok Hukum Dagang
Indonesia. Jakarta. Djambatan.
Jimly Assidiqie dan M.Ali Syafaat. Teori Hans Kelsen tentang Hukum. Sekjen &
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi. Jakarta. 2006.
Komariah. 2013. Edisi Revisi: Hukum Perdata. Malang. UMM Press.
Lilik Mulyadi. 2012. Hukum Acara Pidana; Normatif, Teoritis, Praktik dan
Permasalahannya. Bandung. P.T.Alumni.
Loebby Loqman. 2002. Hak Asasi Manusia dalam Hukum Acara Pidana. Jakarta.
Datacom.
Munir Fuady. 2002. Hukum Pailit. Bandung. Citra Aditya.
M.Yahya Harahap. 2008. Hukum Acara Perdata. Sinar Grafika.
M.Yahya Harahap. 2012. Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP.
Jakarta. Sinar Grafika.
Nikolas Simanjuntak. 2009. Acara Pidana Indonesia Dalam Sirkus Hukum.
Bogor. Ghalia Indonesia.
Tim Pengkajian Hukum yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor PHN-21.LT.02.01
Tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Pengkajian Hukum
Perlindungan Hukum Bagi Upaya Menjamin Kerukunan Umat
Beragama. 2011. Pengkajian Hukum tentang Perlindungan Hukum
Bagi Upaya Menjamin Kerukunan Umat Beragama. Jakarta.
_______. Pedoman Penulisan Hukum. 2012, Fakultas Hukum UMM.

Internet:
22

Mobil
Damkar
Sitaan
KPK
Mangkrak.
http://nasional.sindonews.com/read/2012/08/12/13/665232/22-mobildamkar-sitaan-kpk-mangkrak. Diakses tanggal 1 mei 2014.

A.Aziz Maulana. “Materi Kuliah Sistem Peradilan Pidana”. http://stihmalang.blogspot.com, Diakses tanggal 10 Agustus 2015.
Arisaputra.
2014.
Teori
Pertanggungjawaban
dan
Bentuk-bentuk
Pertanggungjawaban Hukum. http://www.ilhamarisputra.com/. Diakses
tanggal 10 Agustus 2015.
Damang. 2011, Teori Pengawasan. http://www.negarahukum.com/. Diakses
tanggal 10 Agustus 2015.
Frans Hendra Winrata. Dalam Trijata Ayu Pramesti. 2013. Litigasi dan Alternatif
Penyelesaian
Sengketa
di
Luar
Pengadilan.
http://www.hukumonline.com/. Diakses tanggal 9 Agustus 2015.
Kamus

Hukum Lengkap. http://www.pn-lamongan.go.id/publikasi/kamushukum.html. Diakses 8 Agustus 2015.

KBBI

Daring http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php.
tanggal 12 Agustus 2015

Tips

Hukum.
Force
Majeure
dari
Kaca
Mata
Hukum.
http://www.gresnews.com/berita/tips/61245-tips-hukum-force-majeuredari-kacamata-hukum/. Diakses 8 Agustus 2015

Diakses

Perundang-undangan:
Herzien inlandsch reglement (HIR) atau Reglemen indonesia yang diperbaharui
(RIB.)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.04-PR.07.03 Tahun 1985 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan Negara.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesisa Nomor 16
Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang
Rampasan Negara pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara.
Reglement tot regeling van het rechtswezen in de gewesten buiten java en madura
(RBg).
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Undang-undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
M.HH-02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-OT.02.02
TAHUN

2009

Pemasyarakatan

tentang

Cetak

Biru

Pembaharuan

Pelaksanaan

Sistem

Dokumen yang terkait

ANALISIS FUNGSI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN) DALAM MENGELOLA BENDA SITAAN DAN RAMPASAN NEGARA (Studi Pada Kantor Rumah Penyimpanan Benda Sitnan Negara Kelas II Kota Metro)

7 59 45

ANALISIS PENANGANAN BENDA SITAAN DAN RAMPASAN NEGARA (Studi di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Kelas I Bandar Lampung)

2 19 76

TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN BENDA SITAAN NEGARA DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN) SURAKARTA

2 18 106

DILEMA PENYIMPANAN BENDA SITAAN DI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN) Dilema Penyimpanan Benda Sitaan Di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) (Studi Kasus Di RUPBASAN Kelas I Surakarta, RUPBASAN Kelas II Wonogiri Dan POLRES Sura

0 1 13

PENDAHULUAN Dilema Penyimpanan Benda Sitaan Di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) (Studi Kasus Di RUPBASAN Kelas I Surakarta, RUPBASAN Kelas II Wonogiri Dan POLRES Surakarta).

2 2 14

FUNGSI DAN PERANAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN) DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA FUNGSI DAN PERANAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA (RUPBASAN) DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA (Tinjauan Yuridis Empris Fungsi dan Peranan RUPBASAN Kelas

0 0 13

PELAKSANAAN PENGELOLAAN BENDA SITAAN TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING DI RUPBASAN KELAS II RENGAT.

0 3 16

Benda Sitaan Negara sebagai Barang Bukti dalam Perkara Pidana di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Rembang (Analisa tentang Fungsi Benda Sitaan dalam Proses Pembuktian Perkara Pidana).

0 0 2

Undangan Pembuktian Pembangunan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Pangkalpinang

0 0 1

SKRIPSI STATUS BARANG BUKTI DALAM RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA

0 0 12