SIKAP KARYAWAN TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA PT DWI MULYA JAYA MOJOKERTO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti
sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat
regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara
kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana
setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu
membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.
PT. Dwi Mulya Jaya sendiri merupakan perusahaan yang pekerjaannya
mengandung banyak resiko karena bergerak dibidang konstruksi seperti
pembangunan gedung, saluran irigrasi, jembatan, gudang pabrik, perumahan,
pengaspalan jalan. Jaminan keselamatan kerja sangatlah penting untuk karyawan
yang bekerja di PT. Dwi Mulya Jaya. Apabila karyawan bekerja dengan hati yang
tenang dan nyaman karena adanya jaminan keselamatan kerja maka akan tercipta
sikap karyawan positif. Sikap karyawan yang positif bisa terlihat dengan
karyawan memakai perlengkapan kerja dan peduli adanya program keselamatan
kerja yang diberikan oleh perusahaan. Sedangkan untuk sikap yang negatif bisa
terlihat dengan karyawan mengabaikan adanya keselamatan kerja dengan tidak
memakai alat pelindung diri dan mereka sekedar memikirkan pekerjaannya cepat

selesai. Perusahaan PT Dwi Mulya Jaya ini awalnya sudah memiliki
perlengkapan kerja tetapi masih belum sesuai dengan standart keselamatan kerja
untuk karyawannya. Selama ini para karyawan dalam bekerja kurang
menggunakan perlengkapan kerja yang dapat membuat rasa aman. Karyawan di
PT Dwi Mulya Jaya saat bekerja tidak semuanya memakai perlengkapan kerja
dikhawatirkan terjadi kecelakaan.
Pekerja di lapangan menanggung banyak resiko dikarenakan kerja di
lapangan

dengan lingkungan berasap, berdebu, dan panas. Para pekerja di

lapangan sudah menggunakan perlengkapan kerja, tetapi ada beberapa pekerja
1

2

yang tidak menggunakan perlengkapan kerja. Perlengkapan kerja sangatlah
penting untuk keselamatan dirinya. Sebaiknya pihak perusahaan harus
bertanggung jawab atas lingkungannya pekerjanya dengan memberikan
perlengkapan kerja dan pembinaan tentang keselamatan kerja yang terbaik untuk

karyawannya.
Mangkunegara (2007) keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman
atau selamat dari penderitaan, kerusakan, atau kerugian di tempat kerja. Risiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo,
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering
dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan
mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.
Terungkap juga bahwa lingkungan yang ada sering kali kurang membantu
tenaga kerja untuk mengoptimalkan proses produksi dan prestasi kerja. Keadaan
suhu, kelembaban dan kondisi udara banyak yang mengganggu kenyamanan
kerja. Penerangan yang penting untuk melakukan kerja sering diabaikan,
akibatnya sering timbul kelelahan mata dan berakibat pada menurunnya tingkat
efisiensi. Lingkungan kerja sering dipenuhi debu, uap, gas atau asap yang bisa
mengganggu keselamatan.
Saat ini keselamatan kerja di bidang konstruksi kurang diperhatikan oleh
perusahaan sehingga banyak karyawan yang terjadi kecelakaan dalam bekerja.
Safety itu sebetulnya paling penting diterapkan di segala bidang yang kerjanya
menanggung banyak resiko. Untuk yang pernah kerja konstruksi apalagi di dalam
negeri dengan perusahaan lokal yang menginginkan cari untung dan cepat selesai,

safety jadi nomor paling belakang. Banyak perusahaan konstruksi di Indonesia
belum sepenuhnya terlaksana, banyak yang menganggap untuk keselamatan kerja
diproyek menambah pengeluaran perusahaan. Apabila dalam suatu perusahaan ini
kurangnya safety maka akan menimbulkan sikap tersendiri bagi karyawan dalam
bekerja. Jika dalam bekerja karyawan menciptakan kenyamanan secara tidak
langsung memunculkan sikap yang positif terhadap perusahaan tersebut adanya
keselamatan kerja.
Peningkatan keselamatan kerja di tempat kerja adalah perencanaan yang baik

3

oleh pimpinan perusahaan, penerapan cara-cara kerja yang aman oleh tenaga
kerja, keteraturan dan ketata-rumah-tanggaan yang baik, dan pemasangan pagar
pengaman atau pelindung, terhadap mesin-mesin yang berbahaya. Pimpinan
perusahaan

harus

mengorganisasi


proses

secara

efisien

dengan

mengkombinasikan produksi maksimum dengan biaya minimum dan dengan
memasukkan keselamatan tidak sebagai ekstra tetapi merupakan satu bagian dari
proses. Kebiasaan-kebiasaan bekerja secara benar harus ditimbulkan oleh latihan
kerja yang tepat dan selanjutnya diteruskan dalam praktek di tempat kerja.
Mengenai aspek psikologis, kondisi kerja yang berakibat ketenangan mental
sangat membantu meningkatkan keselamatan. Pimpinan perusahaan atau pengurus
perusahaan harus menjadi pimpinan aktivitas keselamatan. Setiap orang di
perusahaan harus tahu bahwa pimpinan perusahaan tidak hanya tertarik kepada
produksi, kepada kualitas dan kuantitas produk, kepada pencegahan terbuangbuangnya material, kepada pemeliharaan mesin dan peralatan secara baik, tetapi
juga kepada keselamatan.
Azwar (2011) sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif,
afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan

berperilaku terhadap suatu objek. Sikap pekerja terhadap keselamatan dalam
industri, dalam prakteknya tergantung pada banyak faktor, mulai dari latar
belakang sosial dan keagamaan sampai kepada lingkungan dan pribadinya. Dapat
dikatakan bahwa pekerja sendiri biasanya bukan penggerak kegiatan pencegahan
kecelakaan. Bahkan di negara majupun dimana keadaan pekerja relatif lebih baik,
perlu upaya keras untuk menjadikan sadar akan keselamatan. Hal ini cenderung
mengungkapkan bahwa pekerja jarang secara spontan berminat terhadap
keselamatan, walau mungkin hidupnya terancam. Sebagai anggota panitia
keselamatan atau bentuk lainnya, pekerja individu jelas lebih banyak
sumbangannya bagi keselamatan. Tapi secara umum perbaikan dalam
keselamatan tak dapat disebut berasal dari pekerja. Hal ini mungkin sebagian
terjawab dari kenyataan bahwa hampir semua tempat, hukum yang membuat
pengusaha bertanggung jawab mengadakan dan memelihara kondisi kerja yang
aman. Tapi penjelasan yang mungkin adalah karena pekerja lebih tertarik dalam
masalah upah, jam kerja, libur, ganti rugi, lingkungan pabrik tertutup, daripada

4

masalah keselamatan (Adiwardana, 1989).
Bentuk-bentuk sikap yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja

antara lain antara lain kesembronoan (recklessness) tidak bertanggungjawab, atau
tidak memiliki sikap kerja sama. Sikap-sikap semacam ini merupakan symptom
dari sesuatu yang lebih mendasar yaitu personal maladjustment. Pekerja yang
memiliki kematangan dan yang well-adjusted tidak merasa menjadi banci
(sissified) untuk mengamati usaha keselamatan dan menghindari resiko-resiko
kecil (Winarsunu, 2008).
Untuk melakukan pengukuran pada taraf kognitif, afektif dan konatif
terhadap keselamatan kerja digunakan kerangka berfikir tentang sikap terhadap
keselamatan kerja, dimana indikasi tinggi rendahnya sikap terhadap keselamatan
kerja dapat dilihat dari keputusan untuk mendukung atau tidak mendukung
keselamatan kerja setelah pekerja mengalami pertentangan atau konflik antara
kebutuhan untuk melakukan sesuatu secara aman tetapi tidak menyenangkan di
satu sisi berhadapan dengan tuntutan untuk memuaskan kebutuhan yang
menyenangkan tetapi dilakukan secara tidak aman (Winarsunu, 2008).
Banyak pekerja mungkin menganggap cara tak aman lebih muda,tidak terlalu
macam-macam atau lebih cepat. Mungkin mereka anggap cara tak aman adalah
yang terbaik. Mungkin mereka kira langkah pengaman tidak perlu karena yakin
dapat menjaga diri dalam segala keadaan. Mungkin mereka menganggap,
sebagaimana biasanya orang berpengalaman, dapat menentukan sendiri cara
bekerja yang baik. Atau mereka mungkin tidak menghiraukan atau tidak

menyadari metode yang aman. Dapat dipegang sebagai patokan bahwa seorang
pekerja pabrik ingin mencapai upah setinggi mungkin. Bila upah makin tinggi bila
kerja makin cepat, mudah dipahami bahwa pekerja akan terdorong untuk
mengabaikan keselamatan demi meningkatkan hasil (Adiwardana, 1989).
Dalam studi yang pernah dibuat dalam bidang keselamatan kerja telah
menunjukkan menonjolnya faktor manusia sebagai penyebab kecelakaan.
Ditemukan bahwa kira-kira 85% kecelakaan ditimbulkan terutama karena
tindakan yang ceroboh, dan hanya 15% disebabkan karena tindakan atau keadaan
di luar manusia.

5

Hasil penelitian itu membuktikan bahwa perilaku manusia merupakan
penyebab utama terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Padahal, kecelakaan kerja
yang terjadi dapat mengakibatkan korban jiwa, cacat, kerusakan peralatan,
menurunnya mutu dan hasil produk, terhentinya proses produksi dan kerusakan
lingkungan, yang pada akhirnya akan merugikan semua pihak. Dalam skala besar,
akibat kecelakaan kerja yang banyak terjadi dan besarnya jumlah kerugian yang
diderita perusahaan, secara kumulatif akan pula merugikan perekonomian sosial.
Faktor manusia yang memiliki kontribusi terhadap perilaku berbahaya, bahwa

kesadaran terhadap bahaya dan sikap terhadap keselamatan kerja merupakan
variabel

yang

memiliki

kontribusi

sangat

kuat

terhadap

perilaku

berbahaya.Variabel kesadaran terhadap bahaya juga memiliki kontribusi pada
pembentukan sikap terhadap keselamatan kerja yang selanjutnya akan
mempengaruhi perilaku berbahaya. Kondisi pemikiran seeorang terhadap elemenelemen yang mengandung bahaya akan menghasilkan reaksi, sikap dan tindakan

tertentu.
Iklim keselamatan kerja akan memberi kontribusi pada terbentuknya
kesadaran terhadap bahaya, misalnya berupa perolehan dalam hal persepsi,
pemahaman lambang-lambang pengetahuan dan keterampilan dalam programprogram keselamatan kerja yang sangat berhubungan dengan tinggi rendahnya
perilaku berbahaya.
Menurut sumber data angka kecelakaan (Chicago, National Safety Council)
edisi 1957 (dalam buku Suma‟mur, 1987) menjelaskan kecelakaan di bidang
konstruksi angka frekuensi dalam kematian dan cacat menetap seluruhnya
sebanyak 0,28. Cacat sebagian menetap sebanyak 0,60. Cacat total sementara
sebanyak 18,22. Kemudian semua kecelakaan dengan cacat sebanyak 19,10 dan
angka beratnya kecelakaan sebanyak 2,375.
Beberapa penelitian tentang sikap terhadap keselamatan kerja antara lain
dilakukan oleh Olearnik & Canter pada tahun 1988 kepada pekerja yang berada di
perusahaan yang memiliki catatan tingkat kecelakaan kerja rendah, sedang dan
tinggi, dimana diketahui bahwa angka-angka kecelakaan kerja tersebut memiliki
korelasi yang signifikan dengan sikap terhadap keselamatan kerja. Sikap pekerja
terhadap keselamatan kerja terlihat kurang positif pada perusahaan-perusahaan

6


yang angka kecelakaan kerjanya tinggi daripada kecelakaannya rendah.
Pengukuran sikap meliputi komitmen pada keselamatan pekerja, kecelakaan,
aturan bekerja yang aman, pencegahan, pemahaman pada keselamatan kerja,
pemahaman pada pekerjaan, dan supervisi (Winarsunu, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Aulia (2006) diketahui sebanyak 61,46 %
responden memiliki intensitas sikap yang kuat dan sebanyak 38,54 % responden
memiliki intensitas sikap yang lemah terhadap keselamatan kerja. Adapun
penelitian lainnya yaitu Dwi Jayanti (2009) menunjukkan semakin positif sikap
karyawan terhadap program keselamatan kerja maka semakin rendah perilaku
berbahaya mereka & semakin negatif sikap karyawan terhadap program
keselamatan kerja maka semakin tinggi perilaku berbahaya. Hasil penelitian ini
menunjukkan sikap terhadap program keselamatan kerja dengan perilaku
berbahaya sebesar 14,7 %. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti oleh peneliti.
Dengan adanya berbagai tuntutan masalah keselamatan kerja, maka
perusahaan harus dapat memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan
perlindungan pada karyawan dengan melakukan program-program jaminan
kepada karyawan dengan menyusun Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun
1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 januari 1951, kemudian
disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan

kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang
disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan.
Selanjutnya, menurut penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga
berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program
pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan
tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja
yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus ikut
berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.
Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas, dengan itu peneliti tertarik
untuk meneliti”Sikap Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja pada PT Dwi
Mulya Jaya Mojokerto”.

7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana sikap karyawan terhadap keselamatan kerja pada
PT Dwi Mulya Jaya?

C. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian untuk mengetahui sikap karyawan terhadap
keselamatan kerja pada PT Dwi Mulya Jaya.

D. Manfaat
1.

Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dalam keilmuan
psikologi pada umumnya, serta psikologi industri dan organisasi pada
khususnya tentang sikap terhadap keselamatan kerja.

2.

Manfaat Praktis
Secara praktis, dapat digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan
kebijaksanaan dalam keselamatan kerja yang sudah diterapkan di perusahaan.
Sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi karyawan dalam bekerja dan
karyawan itu memiliki sikap positif adanya keselamatan kerja.

SIKAP KARYAWAN TERHADAP KESELAMATAN KERJA
PADA PT DWI MULYA JAYA MOJOKERTO

SKRIPSI

Oleh :
Augustin Pertami Putri
08810230

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

SIKAP KARYAWAN TERHADAP KESELAMATAN KERJA
PADA PT DWI MULYA JAYA MOJOKERTO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
Augustin Pertami Putri
08810230

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

ii

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb
Alhamdulillah 3x …. Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT, karena atas
kuasa dan

kehendakNya semata penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul“Sikap Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja Pada PT. Dwi Mulya Jaya
Mojokerto”dengan penuh kesabaran dan istiqomah. Sholawat dan salam semoga
tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarga nabi.
Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Terwujudnya skripsi ini atas
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan hati dan
keikhlasan, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UMM,
sekaligus pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu di tengah
kesibukan untuk memberi arahan pemikiran dan saran-saran yang sangat berharga
bagi penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Bapak Muhammad Shohib, M.Si selaku pembimbing II dan dosen wali atas
kesabaran dan keuletannya untuk selalu membimbing dan memberikan masukan
informasi ketika penulis mengalami kebingungan.
3. Bapak Hendri Priambodo Subekti selaku Direktur dari PT.Dwi Mulya Jaya yang
telah memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
4. Karyawan di PT.DwiMulyaJaya yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.
5. Abah, Umi , dan adekku yang selalu memberi dukungan, do‟a dan kasih sayang
sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Amin Adi Sukmadi S.Psi sebagai kekasihku yang selalu memberikan semangat
dan pengarahan dalam pengerjaan skripsi.
7. Teman-teman kost ellipsis 3 yang sudah memberikan motivasi dan semangatnya
untuk menyelesaikan skripsi.
8. Teman-Teman angkatan 2008 khususnya Kelas D yang selalu memberikan
semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

iv

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Penulis berharap agar kelemahan-kelemahan dari hasil
penelitian ini bisa dikurangi oleh peneliti berikutnya.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin, amin yarobbal
„alamin.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Malang, 13 April 2012
Penulis

Augustin Pertami Putri

v

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
INTISARI

......................................................................................... vi

ABSTRACT

......................................................................................... vii

DAFTAR ISI

......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap ....................................................................................... 8
1. Pengertian Sikap ................................................................. 8
2. Dimensi Sikap .................................................................... 9
3. Komponen Sikap ................................................................ 10
4. Karakteristik Sikap ............................................................. 10
5. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap .............. 12
6. Cara Pengukuran Sikap ...................................................... 14
B. KeselamatanKerja ................................................................... 15
1. Pengertian Keselamatan Kerja............................................ 15
2. Tujuan Keselamatan Kerja ................................................. 16
3. Indikator Keselamatan Kerja .............................................. 17

vi

4. Usaha – Usaha dalam meningkatkan

keselamatan

kerja ................................................................................... 17
5. Penerapan Keselamatan Kerja di Perusahaan ..................... 18
C. Sikap Terhadap Keselamatan Kerja ....................................... 19
D. Kerangka Berpikir .................................................................. 21

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................... 22
B. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................... 23
C. Definisi Operasional ........................................................ 23
D. Populasi dan Sampel........................................................ 24
E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ..................... 25
1. Jenis Data .................................................................. 25
2. Metode Pengumpulan Data ....................................... 25
3. Validitas dan Realibilitas .......................................... 30
a. Validitas ............................................................. 30
b. Realibilitas ......................................................... 33
F. Prosedur Penelitian .......................................................... 37
G. Teknik Analisa Data ........................................................ 38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................. 40
B. Analisa Data .................................................................... 41
C. Pembahasan ..................................................................... 47

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 51
B. Saran ................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 53
LAMPIRAN

........................................................................................ 55

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 3.1 : Blue Print Skala Sikap Terhadap Keselamatan Kerja ..........

28

Tabel 3.2 : Skor Untuk Jawaban Pernyataan Pada Skala Likert .............

29

Tabel 3.3 : Uji Validitas Skala Sikap Terhadap Keselamatan Kerja ......

32

Tabel 3.4 : Blue Print Setelah tryout Skala Sikap Terhadap
Keselamatan Kerja ..............................................................

33

Tabel 3.4 : Uji Realibilitas Skala Sikap Terhadap Keselamatan Kerja ..

36

Tabel 3.5 : Uji Realibilitas Total ............................................................

37

Tabel 4.1: Jumlah Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ...........................

40

Tabel 4.2 : Jumlah Subjek Berdasarkan Usia Karyawan ........................

40

Tabel 4.3 : Jumlah Subjek Berdasarkan Masa Kerja Karyawan .............

41

Tabel 4.4 : Sikap Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja ....................

41

Tabel 4.5 : Sikap Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin .......................

42

Tabel 4.6 : Sikap Karyawan Berdasarkan Usia Karyawan .....................

43

Tabel 4.7 : Sikap Karyawan Berdasarkan Masa Kerja ...........................

44

Tabel 4.8 : Sikap Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja
Berdasarkan Lingkungan Kerja ...........................................

45

Tabel 4.9 : Sikap Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja
Berdasarkan Peralatan Kerja ................................................

45

Tabel 4.10:Sikap Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja
Berdasarkan Pengaturan Udara ............................................

46

Tabel 4.11:Sikap Karyawan Terhadap KeselamatanKerja
Berdasarkan Pengaturan Penerangan ...................................

viii

47

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran ................................................................................................................... 55
1. Skala Penelitian .................................................................................................... 56
2. Data Tryout Penelitian .......................................................................................... 62
3. Data Hasil Penelitian ............................................................................................. 75
4. Surat Ijin Penelitian ............................................................................................... 86

ix

DAFTAR PUSTAKA

Adiwardana, A.S. (1989). Pencegahan kecelakaan: International labour office
geneva (Cetakan pertama). Jakarta: PT Gramedia.
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas (Cetakan kesembilan). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
_______S. (2010). Metode penelitian (Cetakan kesepuluh ). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
______ S. (2011). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
______ S. (2009). Penyusunan skala psikologi (Cetakan kesebelas). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Dwijayanti. (2009). Hubungan antara sikap terhadap program keselamatan kerja
dengan perilaku berbahaya pada karyawan. (Skripsi, Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).
Harianto, F. (1989). Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Malang: Yayasan
Keselamatan Kesehatan Kerja.
Hudaniah & Dayakisni, Tri. (2001). Psikologi sosial (Cetakan pertama). Malang:
UMM Press
Kerlinger, Fred N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral (Cetakan kesebelas).
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Luthans, Fred. ( 2006). Perilaku organisasi (Edisi Kesepuluh). Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Mangkunegara, A.P. (2007). Manajemen sumber daya manusia perusahaan
(Cetakan ketujuh). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nazir, Moh. (1999). Metode penelitian (Cetakan keempat). Bogor Selatan: Ghalia
Indonesia .
Panggabean, M.S. (2004). Manajemen sumber daya manusia (Cetakan kedua).
Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
P, K Suma‟mur. (1987). Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan (Cetakan
ketiga). Jakarta: CV Haji Masagung.

53

54

Priyatno, Dwi. (2009). 5 Jam olah data dengan SPPS 17. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Rahman, Aulia. (2006). Sikap terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. (Skripsi,
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).
Sigit, Soehardi. (2001). Pengantar metodologi penelitian (Cetakan kedua).
Yogyakarta: Pena Persada Offset
Sobur, Alex. (2003). Psikologi umum (Cetakan pertama). Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D (Cetakan
kesebelas). Bandung: CV.Alfabeta.
Winarsunu, T. (2008). Psikologi keselamatan kerja (Cetakan pertama). Malang:
UMM Press.
Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (Ed
revisi). Malang: UMM Press.