PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA YANG ANGGOTA KELUARGANYA MENDERITA SKIZOFRENIA DI TANA TORAJA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang individu mulai menghadapi konflik sejak ia lahir dalam dunia. Setiap orang
mempunyai cara bermacam-macam untuk menghadapi konflik yang mereka hadapi, namun tak
semua mampu menghadapi masalahnya dengan baik. Ada berbagai macam akibat yang muncul
akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi konflik yang terjadi dalam hidupnya. Konflik
yang sulit diatasi dapat menimbulkan stres pada diri seseorang, mulai dari stres ringan hingga
stres yang membuat jiwa seseorang terganggu. Gangguan jiwa yang tergolong berat yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah skizofrenia. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala
positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi;
gejala-gejala negatif seperti menurunnya minat dan dorongan, berkurangnya keinginan bicara
dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar; serta terganggunya relasi personal (Strauss et
al,dalam Gabbard,1994). Gangguan ini menimbulkan hendaya berat dalam berpikir, kehidupan
afek dan mengganggu relasi sosialnya.
Penderita skizofrenia tidak hanya bermasalah dengan dirinya sendiri, namun juga
terganggu relasinya dengan orang-orang di sekitarnya. Perilaku penderita yang terganggu yang
ditandai oleh gejala-gejala yang sudah dijabarkan di atas menimbulkan masalah tersendiri bagi
orang-orang di sekitarnya dan yang paling terdekat adalah keluarga. Keluarga adalah orang yang

terdekat dengan penderita, keluarga yang hidup sehari-hari serta menghabiskan waktu bersamasama dengan penderita. Keluarga berfungsi melindungi anggota-anggota keluarganya dari
tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman, selain itu di dalam keluarga diharapkan ada komunikasi dan interaksi antar sesama
anggota keluarga yang baik sehingga tercipta saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga (Nasrul Effendy,1998). Pada keluarga penderita
skizofrenia fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan baik. Anderson (1984) mengungkapkan
bahwa keberadaan penderita skizofrenia dalam keluarga dengan perilaku-perilaku aneh dan tak
terduga, pembicaraan yang kacau, sikap menarik diri yang dilakukan oleh penderita
menimbulkan kesulitan bagi anggota keluarga. Keluarga menjadi merasa bersalah, marah, dan
1

bingung menghadapi penderita skizofrenia tersebut. Keluarga harus mencari jalan keluar untuk
mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarganya akibat adanya penderita skizofrenia tersebut.
Bagi keluarga yang tidak mengetahui keberadaan gangguan skizofrenia dapat menimbulkan
masalah-masalah baru yang diakibatkan oleh penanganan yang salah terhadap perilaku penderita
skizofrenia. Penelitian ini akan dilakukan kepada keluarga-keluarga yang tidak mengetahui
mengenai gangguan skizofrenia yang diderita oleh salah satu anggota keluarganya.
Keluarga mengalami kesulitan dalam mengatasi dan membantu penderita skizofrenia
karena penderita menunjukan gejala-gejala yang aneh dan mengganggu psikologis keluarga.
Kesulitan tersebut bertambah oleh karena ketidaktahuan keluarga mengenai gangguan yang

sedang dialami anggota keluarganya tersebut. Keluarga mencoba mencari penyebab terjadinya
gangguan dan mencoba untuk mengatasinya. Tanpa pengetahuan adanya gangguan skizofrenia
maka keluarga akan mendefinisikan penyebab serta cara mengatasinya dengan dipengaruhi oleh
budaya serta kepercayaan yang ada di daerahnya. Penelitian akan diadakan di Tana Toraja
Sulawesi Selatan, dimana budaya setempat mempercayai adanya arwah leluhur yang masih
hidup atau adanya roh-roh penunggu di alam sekitar. Kepercayaan tersebut menjadi dasar
keluarga mempercayai bahwa penyebab gangguan yang terjadi pada anggota keluarganya
tersebut akibat dari gangguan dari roh-roh jahat yang ada di alam. Upaya-upaya yang dilakukan
keluarga tidak membuahkan hasil yang baik sehingga keluarga merasa stress akibat melihat serta
menanggung penderita skizofrenia tersebut. Keluarga dapat menjadi putus asa dan membiarkan
atau memilih untuk mengurung penderita-penderita skizofrenia. Keluarga tidak lagi memikirkan
masa depan dari penderita, mereka tidak lagi berusaha agar penderita bisa lebih mandiri di masa
yang akan datang.
Penelitian ini akan dilakukan kepada tiga keluarga yang hidup bersama dengan salah satu
anggota keluarganya yang mengalami skizofrenia. Keluarga yang pertama memiliki penderita
skizofrenia berjenis kelamin laki-laki. Penderita belum menikah dan dikeluhkan penderita mudah
curiga dengan orang lain dan ingin memukul orang yang dianggap tidak menyukainya, penderita
juga dikeluhkan tertawa sendiri, dan bicara sendiri. Keluarga merasa terganggu dengan keadaan
penderita. Keluarga tidak mampu mengendalikan penderita sehingga keluarga membiarkan
penderita dengan perilakunya tersebut dan berusaha untuk sabar dan menerima keadaan

penderita. Keluarga yang kedua yang juga hidup bersama penderita skizofrenia yang berjenis
kelamin laki-laki. Keluarga menggambarkan bahwa penderita berperilaku aneh, sering
2

mengamuk tanpa alasan, berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh keluarga, tidak
mau bergaul dan cenderung mengurung diri di dalam rumah Keluarga menganggap penyebab
dari perilaku penderita karena ia diganggu oleh roh halus. Keluarga mencoba berbagai cara untuk
mengatasi penderita, keluarga membawanya ke dukun – dukun, ke rumah sakit jiwa hingga
mengurungnya di dalam rumah untuk mengatasi penderita ketika mengamuk dan memukul
orang-orang di rumahnya. Keluarga ketiga seorang perempuan yang telah lulus kuliah D3
jurusan pariwisata. Penderita dikeluhkan saat ini tidak mau bergaul, tidak mau beraktifitas,
seperti tidak mempunyai minat untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dulunya ia
sukai.Penderita sebelumnya melewati masa-masa yang lebih berat seperti tertawa sendiri,
berbicara sendiri, merasa dirinya adalah orang yang kaya. Penderita mengalami keadaan
demikian disebabkan oleh peristiwa dimana penderita tidak direstui hubungan cintanya dengan
seorang pemuda oleh keluarga. Saat ini keluarga membiarkan penderita dalam keadaannya yang
demikian dan beranggapan bahwa penderita tidak mampu lagi untuk bekerja.
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Mao Sheng Ran,dkk (Ran,2002)
ditemukan juga bahwa psikoedukasi perlu diberikan pada warga pedesaan Cina yang
mempercayai jika penyebab gangguan jiwa adalah hal-hal mistis seperti sihir. Pendefinisian yang

salah tersebut melahirkan penanganan yang salah juga. Penelitian di Cina menunjukkan perlunya
diberikan informasi kepada keluarga untuk mengatasi penderita skizofrenia di daerah tersebut.
Penderita skizofrenia di Tana Toraja diperlakukan dengan tidak baik oleh keluarganya akibat
perilaku mereka yang tidak jarang merusak serta merugikan orang lain bahkan dirinya sendiri.
Keluarga dapat membawa penderita kepada paranormal atau dukun sebagai solusi menangani
perilaku penderita, namun keluarga menjadi putus asa dengan solusi-solusi yang sudah mereka
lakukan dengan tidak ada hasil. Tidak jarang keluarga memilih untuk mengikat atau mengurung
penderita dengan tujuan membatasi ruang gerak penderita yang berbahaya atau mengganggu
orang lain.
Penjabaran di atas menunjukkan bahwa ketidaktahuan keluarga akan adanya gangguan
skizofrenia yang dialami oleh anggota keluarganya menjadi suatu masalah yang perlu ditangani
dengan benar. Masalah tersebut tidak hanya bagi keluarga saja namun terutama bagi penderita.
Keluarga seharusnya berfungsi menciptakan suasana menyenangkan sehingga tercapainya
keseimbangan kepribadian masing-masing anggota keluarganya (Effendy,1998). Lewat
3

penanganan yang salah bukan hanya keluarga yang menderita secara lahir dan bathin, penderita
juga tidak merasakan suasana menyenangkan dalam keluarga.
Sudut pandang psikologi memandang ada banyak metode intervensi dalam menangani
penderita skizofrenia salah satunya dengan cara melibatkan keluarga penderita skizofrenia.

Penelitian ini akan menggunakan metode pemberian psikoedukasi pada keluarga untuk member
pemahaman kepada keluarga tentang penderita skizofrenia dan cara menanganinya. Psikoedukasi
ini diberikan kepada keluarga penderita dengan tujuan agar anggota keluarga dapat mengerti dan
membantu anggota keluarga mereka yang menderita skizofrenia (Messer,2011)
Psikoedukasi adalah sebuah intervensi yang dipopulerkan oleh Carol M Anderson,
Gerard E Hogarty, dan Douglas J Reiss (Anderson, 1986). Intervensi yang diberikan berupa
pemberian informasi mengenai gangguan skizofrenia serta bagaimana cara menanggapi serta
menanganinya. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Carol S North,dkk (1998) mengungkapkan
bahwa psikoedukasi diberikan untuk melatih keluarga menghadapi penderita dengan cara-cara
yang baru. Psikoedukasi perlu diberikan bukan hanya untuk membantu keluarga saja namun juga
dapat membantu penderita mengerti gangguan yang sedang dialami serta mengajarkan hal-hal
dasar yang dapat membantu penderita berkomunikasi serta berperilaku yang baik di masyarakat
(Bauml,dkk,2006). Intervensi ini dimulai dari mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui
tentang gangguan skizofrenia, bagaimana perasaan anggota keluarga, usaha-usaha yang sudah
dilakukan oleh keluarga serta hasil-hasilnya. Intervensi ini bertujuan untuk membantu anggota
keluarga mengerti tentang gangguan yang dialami oleh salah satu anggota keluarganya,
membantu memberikan wawasan dan pemahaman kepada keluarga mengenai skizofrenia dan hal
lainnya yang berkaitan dengannya, juga membantu anggota keluarga untuk memberikan
dorongan serta penerimaan kepada penderita (Messer,2011). Pemberian psikoedukasi pada
keluarga penderita skizofrenia dapat membantu keluarga maupun penderita mengatasi masalah

yang terjadi akibat gangguan yang dialaminya. Keluarga dapat memikirkan cara-cara yang
terbaik agar penderita dapat lebih mandiri di masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pemberian psikoedukasi bisa
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penanganan penderita skizofrenia?
C. Tujuan
4

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui psikoedukasi dapat meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang penanganan penderita skizofrenia

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi sumbangan informasi ilmiah khususnya
bidang psikologi klinis mengenai psikoedukasi untuk membantu keluarga mengatasi anggota
keluarga yang menderita skizofrenia.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah membantu keluarga untuk memahami serta mampu
menangani anggota keluarganya yang menderita skizofrenia melalui pemberian psikoedukasi.


5

PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA YANG ANGGOTA
KELUARGANYA MENDERITA SKIZOFRENIA
DI TANA TORAJA

THESIS

Oleh:

MARIALISASI (08820011)

PROGRAM MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

PSIKOEDUKASI PADA KELUARGA YANG ANGGOTA
KELUARGANYA MENDERITA SKIZOFRENIA
DI TANA TORAJA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Marialisasi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Pada tanggal 24 April 2012
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

DEWAN PENGUJI

Pembimbing Utama

Anggota Dewan Penguji

Dr.Diah Karmiyati.,M.si

Dr.Hamidah,M.Si,Psi

Pembimbing Pendamping

Penguji


Dra.Siti Suminarti.F.,M.Si

Dra.Tri DayaKisni,M.Si, Psi

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucap syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, yang
senantiasa menjadi inspirasi, penopang, teman terbaik penulis sepanjang hidupnya. Hanya
karena kasih setia-Nya lah, penulis akhirnya dapat menyelesaikan thesis ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr.Diah Karmiyati.,M.Si, selaku pembimbing pertama saya yang membantu saya,
memberikan masukan dan ilmu kepada saya selama saya mengerjakan thesis saya
hingga saya dapat menyelesaikannya dengan baik.
2. Dra.Siti Suminarti.,M.Si, selaku pembimbing kedua saya yang juga mendorong saya,
memberikan saya pandangan-pandangan dengan tenaga profesionalnya dengan sabar
selama proses pembuatan thesis ini berlangsung.
3. Dr.Hamidah,M.Si,Psi yang berkenan sebagai penguji ahli pada thesis saya. Di tengah
kesibukan beliau, saya diberi kesempatan untuk diuji dan diberi masukan oleh beliau.
4. Orang tua saya Bpk.Pdt.Markus Tudang dan Ibu Lydia Roosye Sepaya yang tidak
pernah lelah menjadi pendorong saya untuk menyelesaikan thesis ini, membawa saya

dalam doa-doa mereka serta membantu saya dalam segala hal baik materi, pikiran,
perasaan serta perbuatan mereka.
5. Suami saya Daniel Mundi Hesa yang menemani saya dalam mengerjakan thesis ini.
Terima kasih untuk setiap tenaga yang diberikan, dukungan kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan thesis saya ini.
6. Kedua saudari saya Eden dan Syalom yang peduli dan memotivasi saya untuk segera
menyelesaikan thesis saya ini.
7. Rika Novita,M.Psi teman saya yang menemani saya tanpa pamrih, memberikan
dorongan, tenaga, dan pemikirannya untuk membantu saya menyelesaikan thesis saya
ini.
8. Teman-teman saya di Magister Profesi Psikologi angkatan 2008, atas bantuannya
dalam pembuatan thesis ini.
9. Keluarga-keluarga yang bersedia untuk menjadi subyek penelitian saya, saya merasa
bersyukur karena diberi kesempatan untuk membantu keluarga dengan ilmu yang saya
pelajari selama ini.
10. Pihak-pihak lain yang belum saya sebutkan yang ikut membantu saya baik secara
materi, maupun non materi.
Semoga thesis yang amat sederhana itu membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, terutama kajian tentang pemberian psikoedukasi pada keluarga yang
anggota keluarganya menderita skizofrenia. Semoga karya yang sederhana itu menjadi awal


dari produktivitas pribadi saya di masa-masa mendatang agar lebih dewasa dalam bersikap,
termasuk kewajiban berbakti kepada agama, bangsa, negara serta keluarga saya tercinta.
Amin.

Malang, 26 April 2012

Penulis
Marialisasi

DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………

1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….

4

C. Tujuan ……………………………………………………………………………

4

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………….

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga ………………………………………………………………………….

6

1. Pengertian Keluarga …………………………………………………………

6

2. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga …………………………………………...

7

3. Struktur Keluarga ……………………………………………………………

8

4. Ciri-ciri Struktur Keluarga …………………………………………………..

9

5. Tipe / Bentuk Keluarga ………………………………………………………

9

6. Peranan Keluarga …………………………………………………………….

10

7. Fungsi Keluarga ……………………………………………………………...

11

8. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan …………………………………...

12

9. Keluarga dengan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia …………..

13

B. Skizofrenia ……………………………………………………………………….

14

1. Pengertian Skizofrenia ……………………………………………………….

14

2. Kriteria Skizofrenia ………………………………………………………….

16

3. Tipe-tipe Skizofrenia ………………………………………………………..

17

C. Psikoedukasi ……………………………………………………………………..

18

1. Pengertian Psikoedukasi ……………………………………………………..

18

2. Tujuan Pemberian Psikoedukasi ……………………………………………..

19

3. Langkah-langkah dalam Psikoedukasi ………………………………………

20

4. Manfaat Psikoedukasi bagi Keluarga

23

i

D. Psikoedukasi pada Keluarga yang Anggota Keluarganya Menderita Skizofrenia

24

E. Kerangka Berpikir ……………………………………………………………….

26

F. Hipotesis …………………………………………………………………………

26

BAB III METODOLOGI PENEITIAN
A. Rancangan Penelitian ……………………………………………………………

28

B. Subyek Penelitian ………………………………………………………………..

29

C. Tryout ……………………………………………………………………………

30

D. Metode Asesmen ………………………………………………………………...

32

1. Daftar Identitas Subyek dan Keluarga ……………………………………….

31

2. Wawancara …………………………………………………………………..

32

3. Observasi …………………………………………………………………….

33

4. Modeling …………………………………………………………………….

34

E. Rancangan Intervensi ……………………………………………………………

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Penderita dan Keluarga ………………………………………………...

37

B. Gambaran Kasus …………………………………………………………………

38

C. Hasil Asesmen Pra pemberian Psikoedukasi …………………………………….

39

D. Proses pemberian Psikoedukasi …………………………………………………

45

E. Hasil Psikoedukasi dan Analisis …………………………………………………

50

F. Pembahasan ……………………………………………………………………...

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………...

60

B. Saran …………………………………………………………………………….

60

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………

62

LAMPIRAN………………………………………………………………………..

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data Subyek ………………………………………………………………….

28

Tabel 2 : Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………..

31

Tabel 3 : Pedoman Wawancara ………………………………………………………..

32

Tabel 4 : Rancangan Intervensi .………………………………………………………..

34

Tabel 5 : Identitas Penderita dan Keluarga …………………………………………….

37

Tabel 6 : Pre Tes Penderita I …………………………………………………………..

40

Tabel 7 : Pre Tes Penderita II…………………………………………………………..

45

Tabel 8 :Pre Tes Penderita III………………………………………………………….

51

Tabel 9 : Post Tes Penderita I…………………………………………………………..

61

Tabel 10 : Tahap Aplikasi Penderita I………………………………………………….. 65
Tabel 11 : Post Tes Penderita II………………………………………………………..

67

Tabel 12 : Tahap Aplikasi Penderita II………………………………………………...

71

Tabel 13 : Post Tes Penderita III……………………………………………………….

73

Tabel 14 : Tahap Aplikasi Penderita III………………………………………………..

76

DAFTAR PUSTAKA

Alwi.H. 2002. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and statistical manual disorders (DSM-IVTR), 4th ed, Washington DC
Anderson,C.M., Hugarty,G.F., & Reiss,D.J. 1986. Family Treatment of Adult Schizophrenic
Patients : A Psycho-educational Approach. Schizophrenia Bulletin : 490-582 diambil
dari www.schizophreniabulletin.oxpordjournals.org tanggal 7 Oktober 2011
Armai Arief,Armai.2002.Pengantar dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Pers
Arif,Imam Setiadi.2006. Skizofrenia memahami dinamika keluarga klien. Bandung : Refika
Aditama
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S.1991.Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga
Atri,Ashutosh dan Manoj Sharma. 2007. Psychoeducation : Implications for The Profession of
Health Education. Californian Journal of Health Promotion,Vol 5,Issue 4,32-39
Bauml,Josep,dkk. 2006. Psychoeducation : A Basic Psychoterapeutic Intervention for Patiens
with Schizophrenia and Their Families. Schizophrenia bulletin vol.32 no S1 pp.S1S9,2009 diambil dari www.schizophreniabulletin.oxfordjournals.org tanggal 9
Oktober 2011
Bungin,Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Friedman, M. Marilyan. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC diambil dari
http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/tahap-perkembangan-keluarga.html
Geldard,Kathryn. 2011. Konseling Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Goldstein,M.J.1994.Psychoeducational and Family Therapy in relaps prevention. Acta
Psychiatry Scand 1994 : 89 : hal 54-57
Harsojo. 1972. Pengantar Antropologi. Bandung : Binatjipta.
Kazdin,Alan.E.1992.Research Design in Clinical Psychology. Second edition. Massachusetts : A
Division of Simon & Schuster,Inc
Kertamuda,Fatchiah E.2009. Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia. Jakarta : Salemba
Humanika
64

Khairuddin, H. 1997. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta, Liberty Yogyakarta
North,Carol S,dkk.1998.The Familiy as Caregiver : A group Psychoeducation Model for
Schizophrenia. American Journal of Orthopsychiatry,68(1), January 1998
Messer,Stanley,dkk. 2011. Essential Psychotherapies Theory and Practice 3rd ed. New York :
The Guilford Press
Pekkala E, Merinder L. Psychoeducation for Schizophrenia. Cochrane Database of Systematic
Reviews 2002, Issue 2. Diambil dari http://www.medscape.com. Diperoleh tanggal 27
Februari 2008.
Ran,Mao-Sheng. 2003. Effectiveness of Psychoeducational Intervention for Rural Chinese
Families Experiencing Schizophrenia. Psychiatry Epiderniol 38 : 69-75
Santrock,John.1995. Perkembangan Masa Hidup jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga
Satori,Djan’am,dkk.2009.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Simanjuntak,Yusak. 2008. Faktor Resiko Terjadinya Relaps Para Pasien Skizofrenia Paranoid.
Thesis, tidak diterbitkan. Pakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Mahfuz Sholahuddin,Mahfuz,dkk. 1986.Metodologi Pendidikan IslamSurabaya: PT. Bina Ilmu
Soep, 2009. Pengaruh Intervensi Psikoedukasi dalam Mengatasi Depresi Postpartum di RSU
DR. Pirngadi Medan.Thesis, tidak diterbitkan. Universitas Sumatera Utara
Sundberg, Norman D.dkk. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Suwardiman,Deni.2010. Telenursing untuk Psikoedukasi pada Keluarga Klien Gangguan Jiwa.
Thesis, tidak diterbitkan Fakultas Ilmu Keperawatan Kehususan Keperawatan Jiwa
Universitas Indonesia
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC diambil dari
http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-stroke.html
Tellis, Winston. 1997. Application of A Case Study Methodology The Qualitative Report, volume
3, number 3,September, 1997. Diambil dari http://www.nova.edu/ssss/QR/QR33/tellis.html. pada tanggal 20 juni 2009
Yosep,Iyus.2008. Proses terjadinya gangguan jiwa. Tidak diterbitkan : Penyuluhan Kesehatan
Jiwa dan Bahaya Napza di Desa Legok Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang
Zuhairini,H.1983.Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional
65

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Keluarga Tentang Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Asma di Rumah di Kabupaten Bireuen Kecamatan Jeumpa

3 65 92

DUKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA DALAM PENCEGAHAN RELAPSE PADA SKIZOFRENIA (Studi Pada Individu yang Pernah Menderita Skizofrenia)

0 13 20

EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI TERHADAP BEBAN KELUARGA SKIZOFRENIA DI KOMUNITAS

0 15 16

SIKAP DAN PERSEPSI KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN Sikap Dan Persepsi Keluarga Terhadap Anggota Keluarga Yang Menderita Hiv/Aids Di Kabupaten Temanggung.

0 0 14

Pemasungan Terhadap Anggota Keluarga Yang Menderita Skizofrenia Di Rumah : Pengalaman Keluarga Di Kabupaten Kendal Jawa Tengah.

0 0 2

PEMASUNGAN TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA SKIZOFRENIA DI RUMAH : PENGALAMAN KELUARGA DI KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH.

0 1 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan dan Peran Keluarga dalam Perawatan Anggota Keluarga yang Menderita Skizofrenia di Kelurahan Tegalrejo Salatiga

1 2 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Keluarga Se Mendampingi Anggota Keluarganya (Pasien) yang Menderita Penyakit Kanker Payudara di Kota Ambon

0 0 10

PENGARUH PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP BEBAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT PENDERITA SKIZOFRENIA DI RUMAH

1 1 193