DUKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA DALAM PENCEGAHAN RELAPSE PADA SKIZOFRENIA (Studi Pada Individu yang Pernah Menderita Skizofrenia)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini
ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi,
halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi; gejala-gejala negatif seperti avolition
(menurunnya minat dan dorongan), berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi
pembicaraan, afek yang datar; serta terganggunya relasi personal (Strauss et al,
dalam Arif, 2006).
Tossell (dalam Nevid, 2005) menyatakan bahwa sejumlah penelitian di
barat telah menemukan sekitar 1 dari setiap 100 orang di seluruh dunia memiliki
kelainan. Menurut Nevid dkk (2005) menyatakan bahwa skizofrenia dengan onset
pada masa remaja (sebelum umur 18) adalah kurang umum, dan sebuah awal dari
gangguan dalam masa kanak-kanak (sebelum usia 13) adalah sangat jarang. Sekitar
1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat terkena skizofrenia dengan
jumlah lebih dari 2 juta orang. Menurut hasil penelitian multinasional World Health
Organization (WHO) jumlah rata-rata penderita skizofrenia tampak serupa pada
budaya maju maupun sedang berkembang.
Di Indonesia angka prevalensi skizofrenia yang tercatat di Depkes
berdasarkan survey di rumah sakit (1983), antara 0,5%-0,15% (Hawari, 2009),

dengan perkiraan bahwa 90% dari penderita skizofrenia mengalami halusinasi pada
saat mereka sakit (Chapman cit Varcaloces, 1990). Selama tahun 2005, masyarakat
yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Mataram
sejumlah 7.089 orang. Dengan perincian A. Penderita laki-laki 4.183 dan perempuan
2.906, usia klien terbanyak adalah 15-24 tahun mencapai 2.735 orang. B. Klien
dengan usia 25-44 tahun sebanyak 2.127 orang. C. Berdasarkan pendidikan klien,
2.765 orang berpendidikan SLTA, 1.630 orang tidak sekolah atau buta huruf, 993
orang tamat SD, 919 orang berpendidikan perguruan tinggi atau akademi, dan
berpendidikan SLTP 782 orang (Khafid & Mulyana Sari dalam Sari, 2006).
Menurut Pramudya (2005) ada beberapa penyebab muculnya skizofrenia,
diantaranya adalah (a) Model diastesis stress, yang mana mengintegrasikan pada

1

2

faktor Biologi, Psikososial dan lingkungan. Seseorang mungkin memiliki kerentanan
spesifik (diastesis) yang apabila diaktifkan oleh pengaruh stress memungkinkan
berkembangnya simptomp skizofrenia. (b) Faktor neurobiologi, dimana penelitian
menunjukkan bahwa pada pasien skizofrenia ditemukan adanya kerusakan pada

bagian otak tertentu. (c) faktor genetik, penelitian yang dilakukan sekitar tahun 30-an
menunjukkan seseorang mengalami skizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga
memiliki gangguan yang sama. (d) Faktor psikososial. Dimana faktor dari psikologis
dan sosial dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia seperti individu pasien,
keluarga dan lingkungan sosial.
Banyak faktor yang mendukung timbulnya skizofrenia yang merupakan
perpaduan dari beberapa aspek yang saling mendukung yang meliputi biologis,
psikologis, sosial, lingkungan (environmental) (Yosep dalam Nevid, 2005). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa berupa gangguan spektrum skizofrenia tampak
memiliki kesamaan hubungan genetis (Nevid,dkk, 2005). Selain dari faktor genetik,
ada juga banyak bukti yang menunjukkan bahwa stres (terutama stres dan kecemasan
sosial) adalah faktor risiko dan mungkin memicu episode skizofrenia. Sebagai
contoh, emosi bergolak keluarga dan peristiwa kehidupan menegangkan telah
dikaitkan sebagai faktor resiko skizofrenia maupun untuk kambuh atau pemicu untuk
episode skizofrenia (Schizophrenia.com, 2009).
Skizofrenia seringkali kronis dan kambuh, sehingga penderita memerlukan
terapi atau perawatan lama. Kambuh atau relaps merupakan kondisi dimana pasien
kembali menunjukkan gejala-gejala skizofrenia setelah keluar dari rumah sakit.
Penderita yang mengalami relaps diikuti oleh pemburukan sosial lebih lanjut pada
fungsi dasar pasien. Peningkatan angka relaps atau kekambuhan berhubungan secara

bermakna dengan emosi yang berlebihan dilingkungan rumah, terutama di dalam
keluarga yang tidak harmonis, ketidaktahuan keluarga dalam menghadapi penderita
dan juga pengobatan yang tidak adekuat yang dilakukan oleh keluarga terhadap
penderita (Kaplan, UCLA, Tomb dalam Sirait, 2006).
Beberapa faktor yang menyebabkan relaps itu sendiri dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya tidak patuh minum obat,
tidak adanya kemauan untuk sembuh dari dalam dirinya, motivasi kesembuhan
secara pribadi dari individu dan stress psikologis (Pramudya, 2005). Sedangkan

3

faktor eksternal yaitu ekspresi emosi keluarga yang tinggi, kurangnya dukungan
untuk sembuh dari keluarga dan penerimaan lingkungan sekitar yang negatif.
(file:///kumpulan artikel/Segala tentang jiwa anda Psikoedukasi keluarga pada pasien
skizofrenia RELAPS.htm).
Dari faktor penyebab relaps secara eksternal diatas, dapat diketahui bahwa
dukungan untuk sembuh dari keluarga juga memegang peran penting dalam
pencegahan relaps pada penderita skizofrenia yang baru pulang dari perawatan
medis atau Rumah Sakit Jiwa. Oleh karena itu, skizofrenia memang tidak hanya
menimbulkan penderitaan bagi individu penderitanya, tapi juga bagi orang-orang

yang terdekat kepadanya. Biasanya keluargalah yang paling terkena dampak dari
hadirnya skizofrenia di keluarga mereka. Dr. Darmadi dari Klinik Jiwa Dharma
Mulia Surabaya mengungkapkan bahwa pasien membutuhkan perhatian masyarakat,
terutama dari keluarganya. Selain biaya perawatan tinggi, hampir 70% penderita
adalah pasien di RSJ secara menahun. Akibatnya, kehadiran penderita cenderung
dirasakan sebagai beban keluarganya (Kompas dalam Arif, 2006).
Menurut Effendy (1998) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat,
terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi,
satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Dimana keluarga ini
merupakan orang-orang terdekat dengan pasien, setelah pasien keluar dari perawatan
medis. Dan keluarga memegang peran penting dalam perawatan pasien lebih lanjut.
Disamping itu semua etiologi, patofisiologi dan perjalanan penyakit
skizofrenia sangat bervariasi atau heterogen bagi setiap penderita, sehingga
mempersulit diagnosis dan penanganannya. Keadaan seperti ini akan menimbulkan
beban dan penderitaan bagi keluarga. Keluarga seringkali mengalami tekanan mental
dan gejala yang ditampilkan oleh penderita dan juga ketidaktahuan keluarga
menghadapi gejala tersebut. Kondisi inilah yang akan melahirkan sikap dan emosi
yang keliru dan berdampak negatif pada penderita. Biasanya keluarga menjadi
emosional, kritis dan bahkan bermusuhan yang jauh dari sikap hangat yang

dibutuhkan oleh penderita (Irmansyah dalam Sirait, 2006).
Tidak jarang kita temui para keluarga yang salah satu anggota keluarganya
menderita skizofrenia mengucilkan penderita, tidak memperdulikan kondisi dan

4

keadaan si penderita bahkan ada dari mereka yang memasung si penderita dan
ditempatkan di sebuah kamar kecil yang kotor. Bagi mereka memiliki anggota
keluarga yang skizofrenia merupakan sebuah aib yang akan menimbulkan malu bagi
nama baik keluarga tersebut, dan hal ini sangat disayangkan. Jarang sekali keluarga
yang mempedulikan anggota keluarganya yang menderita skizofrenia. Pada hal,
dukungan dari keluarga merupakan faktor terpenting yang dapat membantu
kesembuhan seorang skizofrenia terutama dalam mencegah terjadinya relaps.
Di sisi lain, hasil penelitian sebelumnya, yakni berkaitan dengan hubungan
antara dukungan sosial keluarga terhadap tingkat kekambuhan skizofrenia yang
dilakukan oleh Akbar (2009) ialah, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial keluarga terhadap tingkat kekambuhan skizofrenia.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa kekacauan dan
dinamika keluarga memegang peranan penting dalam menimbulkan relaps. Penderita
yang dipulangkan ke rumah lebih cenderung kambuh pada tahun berikutnya

dibandingkan dengan penderita yang ditempatkan pada lingkungan perawatan medis.
Penderita yang paling beresiko untuk kambuh adalah penderita yang berasal dari
keluarga dengan suasana penuh permusuhan, keluarga yang memperlihatkan
kecemasan yang berlebihan, terlalu protektif terhadap penderita.
Hasil penelitian di atas juga didukung dengan adanya teori tentang keluarga
yang menganggap bahwa hubungan keluarga yang terganggu sejak lama telah
dianggap berperan dalam perkembangan dan perjalanan gangguan skizofrenia
(Miklowitz,1994 dalam Nevid, dkk, 2005). Orang dengan skizofrenia yang memiliki
keluarga dengan ekspresi emosi tinggi cenderung menunjukkan penyesuaian diri
yang lebih buruk dan memiliki rata-rata kambuh yang tinggi setelah keluar dari
rumah sakit, dibandingkan mereka yang memiliki keluarga yang lebih mendukung
(Cutting & Docherty, 2000; King & Dixon, 1999 dalam Nevid, dkk, 2005).
Demikian juga menurut ahli psikiatri Susanto, mengatakan bahwa banyak
hal yang dapat meningkatkan kekambuhan penderita skizofrenia, salah satu faktor
yang paling kuat adalah pengobatan yang tidak adekuat. Menurut Susanto,
kekambuhan dapat diminimalkan atau dicegah melalui pengintegrasian antara
intervensi farmakologis dan non farmakologis, selain itu koping keluarga juga sangat
dibutuhkan untuk resosialisasi dan pencegahan relaps (Vijay dalam Sirait, 2006).

5


Dukungan sosial tersebut meliputi ekspresi perasaan positif, termasuk
menunjukkan perasaan bahwa seseorang diperlakukan dengan rasa penghargaan
yang tinggi (Dunkell-Scheffe dalam Abraham dan Shanley, 1997). Tentu dapat
dibayangkan, bila tidak ada dukungan sosial yang diberikan keluarga pada penderita
skizofrenia yang telah menjalani perawatan medis dan kembali ke dalam
keluarganya, maka penderita skizofrenia tersebut akan mengalami kecenderungan
untuk relaps atau kambuh.
Dukungan yang dimiliki oleh seseorang dapat mencegah berkembangnya
masalah akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang dengan dukungan yang tinggi akan
lebih berhasil menghadapi dan mengatasi masalahnya dibanding dengan yang tidak
memiliki dukungan (Taylor, 2003).
Selain fenomena yang telah dipaparkan, peneliti juga mendapatkan kasus
dari subjek penelitian yakni RD. Selama ± 3 tahun RD pernah menderita skizofrenia
dan 2x menjalani perawatan di sebuah Rumah Sakit Jiwa selebihnya dirawat di
rumah oleh keluarga. Selama 3 tahun itu, RD sering mengalami relaps atau kambuh.
Menurut penuturan RD, dari seringnya kejadian relaps yang telah dialami awalnya
membawa dampak yang negatif saja bagi RD dan keluarganya. Sehingga RD
menjadi tidak memiliki motivasi untuk sembuh dan keluarga pun semakin lelah
dalam merawat RD. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, seiring dengan

pemberian dukungan dari keluarga secara terus menerus karena rasa sayang yang
dimiliki oleh keluarga RD kepada RD, seringnya kejadian relaps yang dialami RD
ternyata tidak sepenuhnya membawa dampak yang negatif bagi RD dan keluarganya.
Tetapi juga membawa dampak yang positif, dampak positifnya adalah RD menjadi
lebih terampil dalam menghadapi kejadian relaps yang akan dia alami, RD menjadi
tahu apa yang seharusnya dia lakukan agar tidak sampai mengalami relaps. Dan
keluarga RD pun juga ikut menjadi terampil dalam merawat RD dan dapat
memberikan dukungan yang tepat, yang harus diberikan saat RD akan mengalami
relaps. Keluarga memberikan bentuk-bentuk dukungan tertentu, sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh RD. Tentunya dukungan tersebut dijadikan motivasi untuk RD
untuk bangkit atau sembuh, serta RD dapat meminimalisir kejadian relaps yang akan
terjadi. Sampai saat ini, sudah 2,6 tahun RD tidak pernah mengalami fase relaps.

6

Kasus yang lainnya, yakni subjek yang kedua adalah MZ. MZ pernah
menderita skizofrenia ± 7 tahun. Selama ± 7 tahun itu MZ selalu dirawat di rumah
oleh keluarganya dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa atau perawatan
medis lainnya. Selama perawatan di rumah, MZ tetap mengkonsumsi obat-obat yang
telah diberikan oleh dokter. Kejadian relaps pun sering dialami oleh MZ. Jadi disaat

MZ relaps, keluarganya selalu berada di sampingnya. Hal tersebut membuat
keluarganya menjadi terampil dalam merawat dan memperlakukan MZ. Keluarga
MZ menjadi tahu saat-saat seperti apa yang menyebabkan MZ mengalami relaps,
sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat ketika MZ akan mengalami
relaps. Selain itu keluarganya juga menjadi lebih mengerti tentang bagaimana cara
memperlakukan MZ agar tidak mengalami relaps. Keuletan keluarga dalam
merawat, memperlakukan dan memahami MZ membuahkan hasil. Lama-lama MZ
menjadi dapat memahami dirinya sendiri dan menjadi tahu apa yang harus dilakukan
saat akan mengalami relaps. Sehingga MZ dapat mengurangi kejadian relaps. Sudah
hampir 1,5 tahun MZ tidak pernah mengalami fase relaps.
Mengacu pada latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai “Dukungan Sosial Dari Keluarga Dalam Pencegahan Relapse
Pada Skizofrenia”. Yang berfokus pada bentuk-bentuk dukungan sosial yang
diberikan oleh keluarga dan manfaat dari dukungan sosial tersebut bagi salah satu
anggota keluarganya yang pernah menderita skizofrenia.

B. Rumusan Masalah :
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana gambaran dukungan sosial dari keluarga dalam
pencegahan relapse pada skizofrenia yang meliputi bentuk-bentuk dukungan sosial

yang diberikan oleh keluarga dan manfaat dari dukungan sosial tersebut bagi salah
satu anggota keluarganya yang pernah menderita skizofrenia?

C. Tujuan Penelitian :
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui gambaran dukungan sosial dari keluarga dalam pencegahan relapse
pada skizofrenia yang meliputi bentuk-bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh

7

keluarga dan manfaat dari dukungan sosial tersebut bagi salah satu anggota
keluarganya yang pernah menderita skizofrenia.

D. Manfaat Penelitian :
1.

Secara teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
yang berarti bagi perkembangan ilmu psikologi, terutama psikologi klinis.


2.

Secara praktis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan informasi
tentang dukungan sosial dari keluarga yang diperlukan oleh individu yang
pernah menderita skizofrenia. Sehingga keluarga mendapat pengetahuan tentang
dukungan yang harus diberikan kepada anggota keluarganya yang pernah
menderita skizofrenia dan mampu memberikan dukungan yang tepat, jadi
individu yang bersangkutan dapat meminimalisir kekambuhannya.

DUKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA
DALAM PENCEGAHAN RELAPSE PADA SKIZOFRENIA
(Studi Pada Individu yang Pernah Menderita Skizofrenia)

SKRIPSI

Di susun oleh:
FEBBRI KURNIAWATI PUTRI
07810072

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

DUKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA
DALAM PENCEGAHAN RELAPSE PADA SKIZOFRENIA
(Studi Pada Individu yang Pernah Menderita Skizofrenia)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Di susun oleh:
FEBBRI KURNIAWATI PUTRI
07810072

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
serta salam shalawat bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas rahmat,
kekuatan, karunia, taufik dan hidayahNya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
Skripsi yang berjudul “Dukungan Sosial Dari Keluarga Dalam Pencegahan
Relapse Pada Skizofrenia”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu
syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari dan mengakui, terwujudnya skripsi ini bukan semata-mata
karena peneliti sendiri, namun banyak pihak yang ikut andil dan membantu penulis.
Dengan penuh kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Drs. Tulus Winarsunu, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.

2.

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan masukan, senantiasa sabar dalam membimbing dan selalu
memberikan motivasi serta inspirasi kepada penulis.

3.

M. Salis Yuniardi, M. Psi selaku dosen pembimbing II dan dosen wali yang
telah banyak memberikan masukan, senantiasa sabar dalam membimbing dan
selalu memberikan motivasi serta inspirasi kepada penulis.

4.

Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu di Laboratorium Psikologi, staff dan teman-teman
asisten, terima kasih untuk semangat, dukungan, dan canda tawanya.

5.

Yang tersayang dan tercinta Ibunda Hj. Titik Anggraini dan Ayahanda H.
Choirul Rozikin, atas segala cinta, doa, dorongan, kesabaran, serta kepercayaan
yang diberikan dan setiap kasih sayang yang dicurahkan kepada penulis selama
ini.

6.

Kakakku tersayang Mas Noval dan adikku tercinta Dea yang selalu memberi
dukungan, doa dan perhatian untuk penulis.

7.

Benny Rahmatillah yang teristimewa dalam hati dan hidupku. Makasih buat
semua yang sudah diberikan, waktu, perhatian, cinta, kasih dan dukungan. Serta
selalu ada untuk menguatkan penulis.

8.

Subjek penelitian RD, MZ, DT, YN, ER, UM, BD, JL yang telah bersedia
membantu kelancaran skripsi ini dengan turut berpartisipasi dalam penelitian
yang telah dilakukan. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama
penelitian.

9.

Sahabatku (Diah dan Iin), Teman-temanku B class 2007 dan Teman-temanku
kos T-Lo, kalian telah memberi warna dalam hidupku. Makasih buat hari-hari
yang indah.

10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik sangat
penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

ii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................

iii

KATA PENGANTAR .....................................................................................

iv

INTISARI ........................................................................................................

vi

ABSTRACT .....................................................................................................

vii

DAFTAR ISI....................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................

1

B. Rumusan Masalah .............................................................................

6

C. Tujuan ..............................................................................................

6

D. Manfaat .............................................................................................

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Dukungan Sosial ..............................................................................

8

1. Pengertian dukungan sosial ........................................................

8

2. Bentuk dukungan sosial ..............................................................

9

3. Fungsi dukungan sosial ..............................................................

10

4. Faktor pendorong terbentuknya dukungan sosial ........................

11

B. Keluarga ..........................................................................................

13

1. Pengertian keluarga ....................................................................

13

2. Bentuk keluarga .........................................................................

13

3. Tugas-tugas keluarga..................................................................

15

4. Fungsi-fungsi keluarga ...............................................................

16

C. Skizofrenia .......................................................................................

17

1. Pengertian skizofrenia ................................................................

17

2. Faktor penyebab skizofrenia .......................................................

18

3. Kriteria diagnostik skizofrenia....................................................

18

4. Jenis skizofrenia .........................................................................

19

D. Relaps ..............................................................................................

20

1. Pengertian relaps pada skizofrenia ..............................................

20

2. Faktor-faktor penyebab relaps/kambuh pada skizofrenia .............

20

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................

22

B. Batasan Istilah ..................................................................................

23

C. Subyek Penelitian.............................................................................

24

D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................

24

E. Prosedur Penelitian .........................................................................

26

F. Teknik Analisis Data ........................................................................

27

G. Keabsahan Data ...............................................................................

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subjek Penelitian ...............................................................

30

B. Gambaran Kasus Penelitian ..............................................................

30

1. Gambaran riwayat skizofrenia ....................................................

30

2. Deskripsi gambaran dukungan sosial dan manfaatnya .................

40

C. Analisa Data ....................................................................................

47

1. Gambaran dukungan sosial dan manfaatnya ................................

48

2. Rangkuman gambaran dukungan sosial dan manfaatnya .............

56

D. Pembahasan .....................................................................................

60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................

66

B. Saran .................................................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 4.1 : Identitas subjek penelitian ...........................................................

30

Tabel 4.2 : Gambaran Dukungan Sosial Keluarga RD dan Manfaatnya Bagi
Subjek RD...................................................................................

48

Tabel 4.3 : Gambaran Dukungan Sosial Keluarga MZ dan Manfaatnya Bagi
Subjek MZ ..................................................................................

52

Tabel 4.3 : Rangkuman Gambaran Dukungan Sosial dan Manfaatnya Bagi
Subjek RD dan Subjek MZ ..........................................................

56

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
Lembar Kegiatan Lapangan.........................................................

70

LAMPIRAN 2
A. Informed Concent Subyek RD ................................................

72

B. Informed Concent Subyek BD ................................................

73

C. Informed Concent Subyek ER.................................................

74

D. Informed Concent Subyek DT ................................................

75

E. Informed Concent Subyek MZ ................................................

76

F. Informed Concent Subyek JL..................................................

77

G. Informed Concent Subyek UM ...............................................

78

H. Informed Concent Subyek YN ................................................

79

LAMPIRAN 3
A. Guide Wawancara ..................................................................

80

B. Pedoman Observasi ................................................................

83

LAMPIRAN 4
A. Hasil Wawancara Keluarga RD ..............................................

84

B. Hasil Wawancara Keluarga MZ..............................................

111

LAMPIRAN 5
A. Hasil Observasi Keluarga RD .................................................

135

B. Hasil Observasi Keluarga MZ ................................................

140

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, C & Shanley, E. (1997). Psikologi sosial untuk perawat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Akbar, M. (2009). Hubungan dukungan sosial keluarga terhadap tingkat
kekambuhan penderita skizofrenia. Intisari diakses 10 Desember 2010 dari
http://medicine.uii.ac.id
American Psychiatric Assosiation. (2000). Diagnostic and statistical manual of
mental disorder fourth edition. Washington, DC: American Psychiatric
Association.
Arif, I.S. (2006). Skizofrenia memahami dinamika keluarga pasien. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hawari, D. (2009). Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizorenia. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Ingram, I.M, Timbury, G.C & Mowbray, R.M. (Edisi 6). Catatan kuliah psikiatri.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kaplan, H.I, MD., Saddock, B.J, MD. (1995) . Ilmu kedokteran jiwa darurat. Jakarta:
Widya Medika.
Kartono, K. (2002). Patologi sosial 3. Jakarta: Rajawali.
Kusumaningrum, R.A. (2005). Dukungan sosial pada penderita lupus. Skripsi
UMM. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi.
Moleong, L.J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasir, M. (2005). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nevid, J.S. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pramudya. (2005). Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Jakarta: UI.
Sarafino, E.P. (1994). Health psychology : Biopsychosocial interactions. New York:
John Willey & Sons, Inc.

Sari, I.Y. (2006). Pola komunikasi keluarga penderita skizofrenia. Skripsi UMM.
Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi
Sirait, Asima. (2006). Pengaruh koping keluarga terhadap kejadian relaps pada
skizofrenia remisi sempurna di rumah sakit jiwa daerah propinsi sumatera
utara (Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan)
Diakses pada 25-11-2010
Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo.
Sudiharto. (2007). Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Taylor, S.E. (2003). Health psychology. Boston: Mc Graw Hill.
Tomb, D.A. (2004). Buku saku psikiatri edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.