ANALISIS KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA WIRAUSAHAWAN PRODUK UNGGULAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MALANG

ANALISIS KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP DAN PERILAKU
KEWIRAUSAHAAN PADA WIRAUSAHAWAN PRODUK UNGGULAN
USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MALANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :
Muhammad Falikhin
08610210

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FEBRUARI 2013

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Analisis Karakteristik Individu dengan Sikap dan Perilaku Kewirausahaan Pada

Wirausahawan Produk Ungulan Usaha Kecil Menengah Kota Malang”.
Dalam skripsi ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi profil singkat
mengenai produk unggulan Usaha Kecil Menengah Kota Malang, karakteristik
individu, sikap dan perilaku kewirausahaan para wirausahawan di Kota Malang.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Drs. Muhadjir Effendy, M.Ap selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.

2.

Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang.

3.

Dra. Aniek Rumijati, M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.


4.

Dra. Siti Nurhasanah, M.Si. dan Drs. Achmad Mohyi, M.M. selaku dosen
pembimbing skripsi.

5.

Dra. Sandra Irawati, M.M. dosen wali kelas D Manajemen angkatan 2008
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

6.

Bapak dan Ibu dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang.

7.

Ayah, Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan segala dukungan baik
berupa do’a, materi, motivasi dan segala sesuatunya dari awal hingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.


8.

Bapak dan Ibu wirausahawan produk unggulan Usaha Kecil Menengah Kota
Malang yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi obyek penelitian.

9.

Sahabat-sahabati PMII Komisariat UMM, dulur-dulur Hom Pim Pah, keluarga
besar Penghuni Kontrakan Uranus Papat dan teman-teman semua yang telah
memberikan semangat, motivasi, pengetahuan dan canda tawa selama ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini, terima kasih
banyak, semoga kesuksesan menyertai kita semua.
Pepatah mengatakan, tak ada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanya
milik Tuhan yang maha sempurna. Penulis menyadari bahwa masih begitu banyak
kekurangan dalam skripsi ini, maka dari itu kritik, saran dan masukan-masukan
pengetahuan yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi perbaikan skripsi ini
sangat penulis harapkan agar kelak skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, Januari 2013
Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................... 11
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 11
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 12

E. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu .................................................................... 13
B. Landasan Teori ............................................................................................ 19
C. Kerangka Pikir ............................................................................................ 35
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 37
B. Jenis Penelitian ............................................................................................ 37
C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 38
D. Data dan Sumber Data ................................................................................ 39
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 40
F. Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 41
G. Teknik Pengukuran Data ............................................................................. 46
H. Uji Instrumen .............................................................................................. 47
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 49
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian ......................................................................... 53
B. Karakteristik Individu ................................................................................. 56


C. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................. 61
D. Analisis Data ............................................................................................... 63
E. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 137
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 150
B. Saran ............................................................................................................ 151
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 153
LAMPIRAN- LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
2. Lampiran 2 Tabel Frekuensi
3. Lampiran 3 Tabel Reliabilitas
4. Lampiran 4 Jawaban Kuesioner

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan Edisi Revisi. Bandung: AlfaBeta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka

Cipta.
Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduan bagi mahasiswa untuk
mengenal, memahami, dan memasuki dunia bisnis. Jakarta: Erlangga.
Irjianto, Sirot. 2011. Analisis Jiwa Kewirausahawanan Dan Karakteristik Individu
Pada Wirausaha Rambak Di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten
Mojokerto. Universitas Muhammadiyah Malang.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penlitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: PPM.
Mohyi, Ach. 2009. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: Umm Press.
Robbins, Stephen P. 1990. Organization Theory: Structure, Design, and Aplications.
London: Prentice-hall International, Inc.
_________________. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Indeks.
Sigit, Soehardi. Esensi Perilaku Organisasional. Yogyakarta: BPFE UST.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Singarimbun, Masri, Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka
LP3ES Indonesia.


Suryana. 2006. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses;
Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat.
Winardi, J. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Prenada Media.
Zimmerer, Thomas W, Norman M. Scarborough. 2004. Pengantar Kewirausahaan
dan Manajemen Bisnis Kecil, Edisi Bahasa Indonesia, PT Indeks. Jakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Krisis yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen
yang sangat menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis ini telah
mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar
satu persatu pailit karena harga bahan baku impor meningkat secara drastis,
biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap
dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut terpuruk
turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan sehingga banyak
perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usahanya karena tingkat suku
bunga Bank yang tinggi. Berbeda dengan Usaha Kecil dan Menengah yang
tetap bertahan, bahkan cenderung bertambah jumlahnya.

Usaha Kecil dan Menengah hadir sebagai suatu solusi dari sistem
perekonomian yang sehat. Usaha Kecil dan Menengah merupakan salah satu
sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis
global yang melanda dunia. Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peran
yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan
dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di
Negara kita sejak beberapa tahun yang lalu, banyak usaha berskala besar yang
mengalami stagnansi bahkan berhenti aktifitasnya, tetapi sektor Usaha Kecil
dan Menengah terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.
1

2

Usaha Kecil dan Menengah dapat bertahan di tengah krisis moneter
tahun 1997 lalu karena ada beberapa alasan. Pertama, sebagian besar Usaha
Kecil dan Menengah memproduksi barang konsumsi dan jasa dengan
elastisitas permintaan terhadap pendapatan rendah, maka tingkat pendapatan
rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang
yang dihasilkan. Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak

berpengaruh terhadap permintaan. Kedua, sebagian besar Usaha Kecil dan
Menengah tidak mendapat modal dari Bank sehingga implikasi keterpurukan
sektor perbankan dan naiknya suku bunga Bank tidak banyak mempengaruhi
sektor ini. Di Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah masih mempergunakan
modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.
Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21
Oktober 2008 mengemukakan bahwa Usaha Kecil dan Menengah terbukti
tahan terhadap krisis dan mampu survive karena beberapa hal. Pertama, tidak
memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena
mereka dianggap unbankable. Ketiga, menggunakan input lokal. Keempat,
berorientasi ekspor. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia
selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta
difokuskan pada Usaha Kecil dan Menengah, terlebih lagi unit usaha ini
seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan
belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah perlu mendapatkan perhatian
yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang

3


lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah
kedepan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
Usaha Kecil dan Menengah. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam
memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah disamping mengembangkan
kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan
pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.
Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah menjadi sangat strategis,
karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi
masyarakat dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Permasalahan yang
dihadapi oleh usaha kecil menengah pada umumnya berkaitan dengan
kemampuan manajemen atau pengelolaan yang kurang profesional, hal ini
disebabkan karena pengetahuan yang dimiliki wirausahawan masih terbatas.
Masalah-masalah manajemen ini meliputi masalah struktur permodalan,
personalia dan pemasaran. Selain itu, masalah teknis yang sering dijumpai
seperti masalah sistem administrasi keuangan dan manajemen yang masih
belum dipisahkan dari kepemilikan dan pengelolaan usaha dengan keluarga.
Melihat kinerja Usaha Kecil dan Menengah selama ini tidak sepenuhnya
mendapat dukungan dari pemerintah, karena mereka dapat bekerja secara
mandiri. Hal terpenting yang dibutuhkan oleh Usaha Kecil dan Menengah
adalah peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimilikinya.
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (Kasmir, 2006:17). Pengertian ini mengandung maksud bahwa

4

seorang wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru, berbeda dengan yang lain atau mampu menciptakan sesuatu
yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi
untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta
memasarkannya.
Kewirausahaan merupakan kemauan keras, berkeyakinan kuat atas
kekuatan pribadi, kejujuran dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental,
ketekunan dan keuletan yang dijadikan sebagai dasar dan sumber daya untuk
mencari peluang menuju sukses. Inti dari sikap kewirausahaan menurut
Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui pemikiran kreatif, tindakan inovatif berani mengambil resiko
demi terciptanya peluang, banyak orang baik pengusaha maupun yang bukan
pengusaha meraih sukses karena memiliki kemampuan berfikir kreatif,
inovatif dan berani mengambil resiko.
Berwirausaha

seakan

menjadi

fenomena

tersendiri

yang masih

menyediakan peluang yang sangat terbuka untuk terus dikembangkan.
Berbagai cara dan kreatifitas dilakukan oleh semua orang dalam berwirausaha,
hal ini dikarenakan dalam berwirausaha setiap orang bebas melakukan apa saja
sesuai dengan keinginan masing-masing tanpa ada batasan dalam berkreasi dan
berinovasi. Kreasi dan inovasi merupakan hal yang penting dan harus dimiliki
oleh wirausahawan karena dengan berkreasi dan berinovasi maka ide akan

5

terus muncul dan produk akan semakin banyak jenisnya sehingga konsumen
akan memiliki banyak pilihan dalam menentukan produk yang ingin dibeli.
Tidak sedikit orang dan perusahaan yang berhasil meraih sukses karena
memiliki kemampuan kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko. Proses
kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko tersebut biasanya diawali dengan
munculnya ide-ide dan pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Menjadi seorang wirausahawan merupakan suatu pilihan yang tidak
terlepas dari resiko, karena semua pekerjaan pasti ada resikonya, oleh karena
itu jiwa kewirausahawanan mempunyai peran yang sangat penting dalam
mendorong para wirausahawan untuk bergerak mencapai kesuksesan.
Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Kota Malang dewasa ini
cukup pesat, hal ini terlihat dari makin bertambahnya jumlah pelaku usaha
kecil menengah yang mulai menunjukkan geliat usahanya. Dari data Dinas
Koperasi dan UKM Kota Malang total ada 145 Usaha Kecil dan Menengah
yang tergabung dalam paguyuban dibawah naungan Dinas Koperasi dan UKM
Kota Malang tersebut, dengan tiga produk yang menjadi unggulan diantaranya
adalah kripik tempe Sanan, batik tulis Blimbing, dan keramik Dinoyo.
Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang sebagai Dinas yang ditunjuk
untuk melakukan pembinaan terhadap UKM cukup serius dalam membantu
promosi produk-produk UKM Kota Malang agar lebih dikenal oleh masyarakat
luas. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengadakan pameran
secara rutin baik skala lokal maupun nasional sehingga produk UKM Kota
Malang semakin dikenal masyarakat dan mendapatkan pelanggan baru yang

6

prospektif untuk perkembangan Usaha Kecil dan Menengah kedepannya.
Selain itu Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang juga membantu dalam
penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bagi anggotanya sehingga anggota dapat
memiliki pengetahuan yang dapat membantu dalam menjalankan usahanya.
Usaha Kecil Menengah yang menghasilkan produk kripik tempe ada di
kawasan yang menjadi sentra industri yang terletak di Jalan Sanan, sebuah
perkampungan yang sebagian besar warganya memproduksi tempe dan ada
juga yang mengolahnya menjadi kripik tempe. Di Sanan, setidaknya ada 32
pengrajin kripik tempe yang tergabung dalam Primkopti “Bangkit Usaha” yang
merupakan koperasi penyedia bahan baku tempe berupa kedelai yang nantinya
akan diolah menjadi tempe dan tahu kemudian ada pula yang mengolahnya
menjadi makanan siap saji berupa keripik tempe.
Pada tahun 1980-an kripik tempe Sanan mulai berproduksi dengan
beberapa orang pengrajin, kemudian usaha ini mulai berkembang dan semakin
banyak jumlah pengrajin kripik tempe di Sanan. Para pengrajin kebanyakan
masih berstatus saudara dengan pengrajin lainnya, karena pada mulanya usaha
milik orang tuanya dan setelah anaknya dewasa mereka membuka usaha baru
untuk memenuhi permintaan yang datang pada usaha orang tuanya. Jadi bisa
dikatakan usaha kripik tempe ini merupakan usaha keluarga yang berkembang
secara turun-temurun.
Dalam menjalankan usaha dibidang keripik tempe, para pengrajin terlihat
sangat fleksibel dalam menanggapi permintaan pasar yang selalu berubahubah. Hal ini terlihat dari makin banyaknya rasa yang ada pada keripik tempe

7

yang diproduksi disana, selain itu juga wilayah pemasarannya sudah sampai ke
berbagai kota-kota besar di indonesia seperti Jakarta, Kalimantan, Bali,
Lombok, Semarang, Merauke bahkan sampai ke Malaysia.
Produk unggulan kedua yaitu kerajinan kain batik dengan corak khas
Malang juga menjadi daya tarik tersendiri karena karakter dari kain batik
tersebut. Batik tulis khas Malangan yang mempunyai ciri unik dan tidak
dimiliki oleh pengrajin yang lain, karena corak batik yang diproduksi
mencerminkan daerah asal tempat produksi kain batik tersebut yaitu Blimbing
yang merupakan nama salah satu daerah di kota Malang.
Pada awal mulanya ada program Dana Hibah dari Pemerintah Kota
Malang pada tahun 2009 untuk pelatihan tentang batik tulis dan cara membuat
batik tulis. Kegiatan ini dilaksanakan pada tiap-tiap kecamatan di Kota Malang
dengan melibatkan semua anggota PKK yang ada pada setiap kecamatan.
Namun karena faktor biaya untuk kegiatan produksi yang dirasa cukup tinggi
sehingga sangat sedikit sekali yang berminat untuk menindak-lanjuti kegiatan
pelatihan tersebut untuk dijadikan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi
warga yang menjalankannya.
Setelah mendapatkan pengetahuan tentang batik kemudian salah seorang
peserta pelatihan bergegas untuk segera memulai uji coba dengan sedikitnya
mengeluarkan uang sebesar lima puluh juta rupiah untuk membeli alat dan
bahan-bahan dan akhirnya setelah proses uji coba dan beberapa kegagalan yang
dialaminya maka pada tahun 2010 dimulai proses produksi batik tulis tersebut.
Motif batik yang menjadi fokus garapan adalah jenis batik dekoratif dan

8

kontemporer dengan motif topeng malangan dan motif blimbing yang menjadi
ciri khas batik tulis Blimbing ini.
Produk unggulan lain yang menjadi khas kota malang adalah keramik
yang ada di kelurahan Dinoyo. Pada tahun 1993 di Kampung Keramik Dinoyo
awalnya merupakan pasar keramik dengan beberapa orang pengrajin keramik.
Pada saat krisis moneter tahun 1998 harga-harga barang naik begitu juga
dengan permintaan keramik Dinoyo yang dianggap harganya paling murah dari
semua keramik produk daerah lain, hal ini mengakibatkan permintaan keramik
Dinoyo sangat tinggi dan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi para
pengrajinnya. Pada awal tahun 2000 warga kampung keramik Dinoyo mulai
banyak yang tertarik dan berprofesi menjadi pengrajin keramik.
Setelah terjadinya program konversi minyak tanah ke gas dan kenaikan
harga minyak tanah membuat sebagian besar warga tidak dapat melanjutkan
aktifitas produksinya karena harga minyak tanah yang tinggi dan jika harus
beralih ke gas maka mereka harus membeli peralatan baru berupa tungku
pembakaran yang harganya cukup mahal sehingga mereka lebih memilih untuk
memesan atau hanya mengambil dari pengrajin disekitar tempat usaha dan luar
daerah yang masih memproduksi keramik dengan produk-produk souvenir dari
keramik dan berbagai kerajinan keramik yang beraneka ragam jenisnya.
Karakteristik individu wirausahawan di Kota Malang ditinjau dari usia
mereka mayoritas sudah berusia diatas 40 tahun dengan tingkat pendidikan
bervariasi dari yang memiliki tingkat pendidikan tingkat SD sampai Sarjana
tetapi mayoritas tingkat pendidikan para wirausahawan adalah SD. Sedangkan

9

jika ditinjau dari lama mereka berwirausaha mayoritas sudah menjalankan
usahanya lebih dari lima tahun dengan tingkat penghasilan antara Rp 500.000,sampai Rp 5.000.000,- perbulan terkadang lebih besar dari itu tergantung
berapa banyak jumlah pesanan yang datang dalam bulan tersebut.
Aktifitas produksi yang dilakukan sehari-hari dalam menjalankan usaha,
para wirausahawan lebih banyak melakukan kegiatan produksi yang bertujuan
untuk memenuhi pesanan yang datang dari berbagai kota di Indonesia, selain
itu juga mereka produksi untuk mengisi stok di showroom yang ada didepan
rumah mereka masing-masing sehingga proses produksi mereka akan terus
berlangsung karena jumlah pesanan yang datang cukup besar dan menjadi
aktifitas produksi yang dikerjakan sepanjang hari.
Usaha yang dilakukan untuk memasarkan produk mereka biasanya
dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan pameran yang ada dengan biaya
sendiri maupun dibiayai oleh instansi terkait, dan sampai saat ini produk
mereka sudah dipasarkan di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Jogja,
Bali, Batam dan lain-lain serta beberapa Negara lain seperti Jepang, Thailand,
Singapura dan Malaysia.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang individu berperilaku
tetentu, seperti yang diungkapkan Gibson, Ivancevich dan Donnely (Ach.
Mohyi ; 2009:108-109) bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang dapat dikelompokkan kedalam dua variabel yaitu karakteristik
individu dan faktor lingkungan. Variabel karakteristik individu terdiri dari
faktor fisiologis antara lain kemampuan fisik dan kemampuan mental, faktor

10

psikologis antara lain persepsi, sikap, kepribadian, belajar, pengalaman dan
motivasi, faktor demografi antara lain umur, jenis kelamin dan etnis. Faktor
lingkungan antara lain lingkungan kerja terdiri dari kebijakan dan aturan
organisasi, kepemimpinan, struktur organisasi, desain pekerjaan dan sistem
kompensasi, sedangkan lingkungan non kerja terdiri dari keluarga, masyarakat
dan budaya, pendidikan / sekolah.
Dalam menjalankan usahanya agar dapat menjadi wirausahawan yang
sukses maka para wirausahawan harus memiliki karakteristik sikap dan
perilaku kewirausahaan seperti pendapat Thomas F. Zimmerer yang terdiri dari
komitmen dan tekad yang bulat terhadap usahanya, rasa tanggung jawab,
berambisi mencari peluang, tahan terhadap resiko dan ketidakpastian, percaya
diri, kreatif dan fleksibel, memerlukan umpan balik yang cepat, tingkat energi
yang tinggi, motivasi untuk unggul, berorientasi pada masa depan, selalu
belajar dari kegagalan, dan kemampuan memimpin.
Mengenai hasil produksi tentunya mereka harus mempertimbangkan
masalah kualitas dan harga agar produknya dapat bersaing dipasaran, selain itu
produk harus memiliki keorisinilan yang membedakan dengan produk dari
tempat lain sehingga produk akan memiliki ciri khas yang dapat diingat oleh
konsumen. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah para wirausahawan ini
harus memiliki orientasi pada masa depan agar nantinya mereka dapat
mempertahankan serta mengembangkan usahanya di masa yang akan datang.
Secara teoritis dapat dikatakan bahwa untuk menjadi seorang
wirausahawan harus mempunyai sikap dan perilaku kewirausahaan diatas,

11

meskipun tidak secara keseluruhan karakteristik tersebut ada pada diri seorang
wirausahawan namun semakin banyak karakteristik yang dimiliki maka
kemungkinan untuk berhasil dan meraih kesuksesan akan semakin besar
peluangnya. Dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil judul
“Analisis

Karakteristik

Individu

dengan

Sikap

dan

Perilaku

Kewirausahaan pada Wirausahawan Produk Unggulan Usaha Kecil dan
Menengah Kota Malang”.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik individu wirausahawan produk unggulan Usaha
Kecil dan Menengah Kota Malang?
2. Bagaimanakah karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan para
wirausahawan produk unggulan Usaha Kecil dan Menengah Kota Malang?
3. Bagaimanakah karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan para
wirausahawan produk unggulan Usaha Kecil dan Menengah Kota Malang
jika ditinjau dari karakteristik individu wirausahawan?

C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak bias dan melebar, maka perlu diberikan
batasan masalah agar lebih terarah, adapun batasan masalah dalam penelitian
ini yaitu karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang terdapat pada
wirausahawan produk unggulan kota malang menurut Thomas F. Zimmerer
(1996: 6-8) yang terdiri dari komitmen dan tekad yang bulat terhadap
usahanya, rasa tanggung jawab, berambisi mencari peluang, tahan terhadap

12

resiko dan ketidakpastian, percaya diri, kreatif dan fleksibel, memerlukan
umpan balik yang cepat, tingkat energi yang tinggi, motivasi untuk unggul,
berorientasi pada masa depan, selalu belajar dari kegagalan, dan kemampuan
memimpin.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui karakteristik individu wirausahawanan di Kota
Malang yang terdiri dari jenis kelamin, usia, lama berwirausaha,
pendidikan, dan penghasilan.
b. Untuk mengetahui karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan pada
wirausahawan di Kota Malang.
c. Untuk mengetahui karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan para
wirausahawan di Kota Malang jika ditinjau dari karakteristik individu
wirausahawan.
2. Kegunaan penelitian
a. Bagi wirausahawan, diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam
usaha memaksimalkan pencapaian tujuan yang ditetapkan serta sebagai
bahan masukan informasi dari luar yang berlandasan teori sehingga dapat
digunakan sebagai bahan introspeksi terhadap usaha yang dilakukan.
b. Bagi peneliti lain, sebagai dasar untuk mengadakan penelitian
selanjutnya, sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia ilmu pengetahuan,
sebagai bahan informasi bagi berbagai pihak yang berkepentingan yang
ingin meneliti tentang jiwa kewirausahawanan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai landasan penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh Fonny Setiawati dan Maria Fransisca
Lenniawati (2004) dengan judul yang diteliti adalah “Analisis Karakteristik
Wirausahawan Dalam Pengembangan Usaha Sendiri Di Surabaya Pusat”.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik yang paling
dominan yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu dengan menggunakan analisis faktor.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik
wirausaha yang terdiri dari 12 variabel karakteristik wirausaha terdapat 4 faktor
variabel karakteristik wirausaha yang paling dominan yaitu variabel tanggung
jawab, hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung, tingkat energi yang
tinggi dan orientasi ke depan.
Penelitian kedua yang dijadikan sebagai landasan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Oktavianus dan Tan Tjien Hin (2005)
dengan judul yang diteliti adalah “Analisis Karakteristik Wirausaha Dalam
Mendorong Kesuksesan Pengrajin Kulit Di Tanggulangin”. Tujuan penelitian
ini yaitu untuk mengetahui karakteristik pengrajin dan juga untuk mengetahui
hubungan antara karakteristik dengan kesuksesan usaha. Teknik analisis yang
digunakan yaitu dengan menggunakan analisis korelasi.

13

14

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik
wirausaha pengrajin yang paling menonjol adalah percaya diri dan yang paling
rendah keorisinilan usaha. Kesuksesan yang paling menonjol dari pengrajin
kulit yaitu menjaga kualitas lingkungan dan yang paling rendah adalah
perspektif penyediaan lapangan pekerjaan. Hubungan antara karakteristik
dengan kesuksesan usaha menunjukkan bahwa variabel orientasi pada masa
depan merupakan variabel yang paling kuat dengan kesuksesan usaha.
Penelitian ketiga yang dijadikan sebagai landasan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Sirot Irjianto (2011) dengan judul “Analisis
Jiwa Kewirausahawanan Dan Karakteristik Individu Pada Wirausaha Rambak
Di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui jiwa kewirausahawanan para
wirausahawan rambak di Desa Bangsal, untuk mengetahui karakteristik
individu wirausahawan rambak di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan
menggunakan rentang skala dan tabulasi silang.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa jiwa
kewirausahawanan yang melekat pada para pengusaha dapat menunjang
kesuksesan usahanya, Karakteristik individu yang dimiliki oleh pengusaha
rambak adalah keseluruhan berjenis kelamin laki-laki, mayoritas berusia 31 40 tahun, mayoritas sudah berwirausaha lebih dari 10 tahun, mayoritas
berpendidikan terakhir SMA dan mayoritas memiliki penghasilan antara 5 - 8
juta perbulan.

15

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti yang
tercantum pada landasan penelitian terdahulu diatas maka peneliti tertarik
untuk meneliti tentang karakteristik individu, sikap dan perilaku kewirausahaan
yang terdapat pada wirausahawan produk unggulan di Kota Malang. Apakah
terdapat persamaan antara karakteristik kewirausahawanan pada lokasi yang
dilakukan oleh para peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang yang sedang
saya lakukan.
Selain berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
terdahulu, penelitian sekarang juga berdasarkan pendapat Thomas F. Zimmerer
yang menyatakan bahwa terdapat dua belas karakteristik sikap dan perilaku
wirausahawan yang sukses. Berdasarkan teori tersebut saya ingin mengetahui
apakah karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang terdapat pada para
wirausahawan produk ungulan UKM Kota Malang sesuai dengan teori tersebut
atau hanya beberapa karakteristik saja yang terdapat pada para wirausahawan.
Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu
sama-sama melakukan penelitian dibidang kewirausahaan, namun terdapat
perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu obyek yang
diteliti, lokasi penelitian, tahun penelitian, dan variabel penelitian yang
digunakan. Data lebih lengkap mengenai persamaan dan perbedaan penelitian
terdahulu dengan sekarang terdapat pada tabel berikut.

Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti

Judul Penelitian

Fonny Setiawati dan Maria
Fransisca Lenniawati (2004)

Analisis Karakteristik Wirausahawan
Dalam Pengembangan Usaha Sendiri
Di Surabaya Pusat

Yohanes Oktavianus dan Tan Tjien
Hin (2005)

Analisis Karakteristik Wirausaha
Dalam
Mendorong
Kesuksesan
Pengrajin Kulit Di Tanggulangin

Variabel Penelitian
Tanggung jawab
Lebih menyukai resiko menegah
Keyakinan atas kemampuan untuk berhasil
Hasrat untuk mendapatkan umpan balik
langsung
5. Tingkat energi yang tinggi
6. Orientasi ke depan
7. Keterampilan mengorganisasi
8. Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang
9. Komitmen yang tinggi
10. Toleransi terhadap keraguan
11. Fleksibilitas
12. Keuletan

Alat Analisis

Hasil Penelitian

Analisis Faktor

Karakteristik wirausaha pada wirausahawan di
Surabaya pusat menunjukkan bahwa dari 12
variabel karakteristik wirausaha terdapat 4 faktor
variabel karakteristik wirausaha yang paling
dominan yaitu variabel tanggung jawab, hasrat
untuk mendapatkan umpan balik langsung, tingkat
energi yang tinggi dan orientasi ke depan.

1.
2.
3.
4.

1.

2.

Karakteristik Wirausaha
a. Percaya diri
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
c. Pengambilan resiko
d. Kepemimpinan
e. Keorisinilan
f. Berorientasi ke masa depan
Kesuksesan Usaha
a. Penyediaan lapangan kerja
b. Peningkatan kesejahteraan
c. Peningkatan kualitas lingkungan

1.

2.

Analisa Korelasi
3.

Karakteristk wirausaha pengrajin yang paling
menonjol adalah percaya diri dan yang paling
rendah keorisinilan usaha
Kesuksesan yang paling menonjol dari
pengrajin kulit yaitu kemampuan untuk
menjaga kualitas lingkungan dan yang paling
rendah perspektif penyediaan lapangan
pekerjaan
Hubungan antara karakteristik dengan
kesuksesan usaha menunjukkan bahwa
variabel orientasi pada masa depan merupakan
variabel yang paling kuat dengan kesuksesan
usaha

Sirot Irjianto (2011)

Analisis Jiwa Kewirausahawanan Dan
Karakteristik
Individu
Pada
Wirausaha Rambak Di Desa Bangsal
Kecamatan
Bangsal
Kabupaten
Mojokerto

Jiwa Wirausaha
1. Rasa percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Pengambilan resiko
4. Jiwa kepemimpinan
5. Sifat keorisinilan
6. Berorientasi pada masa depan
Karakteristik Individu
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Lama berwirausaha
4. Pendidikan
5. Penghasilan
1. Rentang Skala
2. Tabulasi Silang

Sumber : Skripsi Sirot Irjianto tahun 2011

1. Hasil
perhitungan
rentang
skala
jiwa
kewirausahawanan terhadap pengusaha rambak
menunjukkan bahwa jiwa kewirausahawanan
yang melekat pada para pengusaha dapat
menunjang kesuksesan usahanya.
2. Karakteristik individu yang dimiliki oleh
pengusaha rambak adalah keseluruhan berjenis
kelamin laki-laki, mayoritas berusia 31-40 tahun,
mayoritas sudah berwirausaha lebih dari 10
tahun, mayoritas pendidikan terakhir SMA dan
memiliki penghasilan antara 5- 8 juta perbulan.
3. Hasil
cross
tabulation
antara
jiwa
kewirausahawanan dengan karakterisik individu,
bila dilihat dari jenis kelamin seluruh individu
adalah laki-laki. Sedangkan yang memiliki jiwa
kewirausahawanan dengan kategori sangat tinggi
sebesar 67.5%. Berdasarkan usia individu yang
memiliki jiwa kewirausaha-wanan dengan
kategori sangat tinggi yakni kelompok usia 3040 tahun dan usia lebih dari 40 tahun sebesar
55%. Berdasarkan lama berwira-usaha individu
mayoritas
yang
memiliki
jiwa
kewirausahawanan dengan kategori sangat tinggi
yakni
kelompok
individu
yang
telah
menjalankan usahanya lebih dari 10 tahun
sebesar 35%. Berdasarkan pendidikan yang yang
dimiliki individu, mayoritas individu yang
memiliki jiwa kewirausahawanan dengan
kategori sangat tinggi yakni kelompok individu
yang berpengha-silan 5 – 8 juta perbulan sebesar
32.5%.

Tabel 2
Penelitian Sekarang
Nama Peneliti
Muhammad Falikhin (2012)

Judul Penelitian
Analisis Karakteristik Individu, Sikap
dan Perilaku Kewirausahaan pada
Wirausahawan Produk Unggulan
Usaha Kecil Menengah Kota Malang

Variabel Penelitian

Alat Analisis

Karakteristik Individu
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Pendidikan
4. Lama berwirausaha
5. Penghasilan
Karakteristik
Sikap
dan
Perilaku
Kewirausahaan
1. Komitmen dan tekad yang bulat terhadap
usahanya
2. Rasa tanggung jawab
3. Berambisi mencari peluang
4. Tahan terhadap resiko dan ketidakpastian
5. Percaya diri
6. Kreatif dan fleksibel
7. Memerlukan umpan balik yang cepat
8. Tingkat energi yang tinggi
9. Motivasi untuk unggul
10. Berorientasi pada masa depan
11. Selalu belajar dari kegagalan
12. Kemampuan memimpin

1. Rentang Skala
2. Tabulasi Silang

Hasil Penelitian

19

B. Landasan Teori
1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat
diartikan sebagai “the backbone of economy”, yaitu syaraf pusat
perekonomian atau sebagai “tailbone of economy” yaitu pengendali
perekonomian suatu bangsa. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan
nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kewirausahaan menurut Peter F. Drucker adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. (Kasmir; 2006:17). Pengertian
ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda
dengan yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan
yang sudah ada sebelumnya.
Menurut Meredith berwirausaha berarti memadukan watak pribadi,
keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan suatu
pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu
merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan
tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. (Suryana; 2006:12).
2. Karakteristik Individu
a. Pengertian Karakteristik
Karakteristik berasal dari kata karakter, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia definisi karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak

20

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Karakteristik dapat juga berarti tabiat, watak, perangai, perbuatan yang
selalu dilakukan dan mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.
Dalam kamus Oxford, karakteristik (noun) diartikan a typical feature or
quality. Jadi karakteristik memiliki cakupan yang lebih luas yaitu
mencakup pula ciri-ciri fisik dan cara berpenampilan seseorang, bukan
sekedar sifat-sifat batiniah saja.
Menurut Zimmerman terdapat beberapa karakteristik individual,
antara lain :
1) Sifat istimewa atau beberapa sifat yang membedakan seseorang
dari orang lain yang ditandai dengan tabiat atau pembawaan,
pendidikan atau kebiasaan.
2) Kekuatan pikiran, keputusan, kemerdekaan dan individualitas.
3) Individu yang mempunyai sifat unik atau luar biasa, seseorang
yang dikarakteristikkan dengan sifat yang aneh atau istimewa.
b. Karakteristik Wirausahawan
Berdasarkan

pengertian

karakteristik

diatas,

maka

dapat

disimpulkan definisi karakteristik wirausahawan sebagai ciri khas atau
bentuk-bentuk watak atau karakter, corak tingkah laku atau tanda
khusus yang melekat pada diri setiap wirausahawan dalam mengelola
usahanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Karakteristik
wirausaha menunjukkan sifat atau ciri wirausahawan, menurut D.
Steinkoff dan J. F. Burgess (Suryana; 2003: 38) mengemukakan

21

beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang
sukses, meliputi :
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas,
2. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang,
3. Berencana, mengorganisasi,
4. Kerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya,
5. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja
dan yang lainnya,
6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan
Thomas F. Zimmerer menggabungkan pandangan Timmons dan
Mc

Clelland,

memperluas

karakteristik

sikap

dan

perilaku

kewirausahaan yang berhasil adalah sebagai berikut :
1. Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad
yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha.
Sikap yang setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan
untuk gagal dalam berwirausaha.
2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik
dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun
tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha. Oleh karena itu
akan mawas diri secara internal.
3. Opportunity obsession, yaitu selalu berambisi untuk selalu mencari
peluang. Keberhasilan wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan

22

untuk mencapai tujuan, dan pencapaian tujuan terjadi apabila ada
peluang.
4. Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap
resiko dan ketidakpastian. Wirausaha harus belajar untuk mengelola
resiko dengan cara mentransfer resiko ke pihak lain seperti Bank,
investor, konsumen, pemasok dll. Wirausaha yang berhasil biasanya
memiliki

toleransi

terhadap

pandangan

yang

berbeda

dan

ketidakpastian.
5. Self confidence, yaitu percaya diri. Ia cenderung optimis dan
memiliki

keyakinan

yangkuat

terhadap

kemampuan

yang

dimilikinya untuk berhasil.
6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Salah satu
kunci penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan
permintaan. Kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia
yang serba cepat sering kali membawa kegagalan. Kemampuan
untuk menggapai perubahan yang cepat dan fleksibel tentu saja
memerlukan kreativitas yang tinggi.
7. Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlukan umpan
balik yang segera. Ia selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang
dikerjakannya, oleh karena itu dalam memperbaiki kinerjanya ia
selalu memiliki kemauan untuk menggunakan ilmu pengetahuan
yang telah dimilikinya dan selalu belajar dari kegagalan.

23

8. High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi.
Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih
tinggi dibanding rata-rata orang lainnya, sehingga ia lebih suka kerja
keras walaupun dalam waktu yang relatif lama.
9. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Ia
selalu ingin lebih unggul, lebih berhasil dalam mengerjakan apa
yang dilakukannya dengan melebihi standar yang ada. Motivasi ini
muncul dari dalam diri (internal) dan jarang dari eksternal.
10. Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa yang akan
datang. Untuk tumbuh dan berkembang, ia selalu berpandangan
jauh ke masa depan yang lebih baik.
11. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari
kegagalan . wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal, ia
selalu memfokuskan kemampuannya pada keberhasilan.
12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan.
Wirausaha

yang

berhasil

memiliki

kemampuan

untuk

menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), ia harus lebih
memiliki taktik mediator dan negosiator daripada diktator.
3. Sikap Kewirausahaan
a. Pengertian Sikap
Menurut G.W Allport yang dikutip David O. Sears (1999:137)
“Sikap adalah keadaan mental dari kesiapan, yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah respon

24

individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannnya”.
Sedangkan menurut Sunarto dan Agung Hartono (2002:170) “Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut”. Sedangkan
menurut Soehardi Sigit (2003:86) “Sikap adalah tanggapan seseorang
terhadap suatu stimulus yang menimbulkan tangkapan kognitif (pikiran),
afektif (penilaian), dan konatif (kecenderungan perilaku)”.
b. Ciri-Ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Abu Ahmadi (1999) adalah:
1) Sikap itu dipelajari (learnability)
Sikap merupakan hasil belajar dari individu.
2) Memiliki kestabilan (stability)
Sikap bermula dari apa yang dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat,
tetap dan stabil melalui pengalaman.
3) Personal - societal significance
Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga
antara orang dan barang atau situasi.
4) Berisi cognisi dan affeksi
Komponen cognisi berupa pengetahuan yang berhubungan dengan
obyek, sedangkan komponen affeksi menunjukkan emosi yang
berhubungan obyek.
5) Approach - avoidance directionality

25

Jika sesorang memiliki sifat favorable terhadap suatu obyek maka
mereka akan mendekatinya, sebaliknya jika seseorang memiliki sikap
yang unfavorable maka mereka akan menghindarinya.
c. Komponen Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang. Ketiga
komponen tersebut merupakan indikator sikap seseorang terhadap suatu
obyek. Adapun komponen tersebut adalah :
1) Aspek kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Komponen kognitif
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap. Menurut Soehardi Sigit (2003:88) yang dimaksud kognitif
(cognitif) ialah sejauh mana tahu-nya orang mengenai informasi
tentang obyek yang ditanggapi itu. Apakah ia benar-benar
mengetahuinya, jika mengetahui sejauh mana tahunya, apakah
sepenuhnya tahu, agak tahu, atau samar-samar, bahkan sama sekali
tidak tahu. Sedangkan menurut Mann dalam Saifuddin Azwar
(2002:24) “Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan
streoptipe yang dimiliki oleh individu mengenai sesuatu. Seringkali
komponen ini disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila
menyangkut masalah issu atau problem yang kontroversial”.
Keyakinan ini datang dari apa yang kita lihat dan kita ketahui yang
akhirnya akan membentuk pengalaman dan pengetahuan. Misalnya,

26

seseorang yang mempunyai pengalaman pribadi atau melihat
pengalaman orang lain yang berhasil dalam berwirausaha atau
seseorang yang telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan akan
yakin bahwa profesi ini baik dan mulia.
2) Aspek afektif
Menurut Soehardi Sigit (2003:88) afektif (affective) ialah sejauh
manakah afeksinya (penilaiannya) kepada obyek yang disikapi
mengenai baik-buruknya, menyenangkan-tidaknya, menarik-tidaknya,
atau

favorable-unfavorable,

memilikinya.

Sedangkan

terlepas

menurut

dari

Saifuddin

keinginan
azwar

untuk

(2002:26)

“Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap obyek
sikap dan menyangkut masalah emosi”. Aspek emosi ini biasanya
yang berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan
aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang
mungkin akan mengubah sikap seseorang. Reaksi emosianal terhadap
suatu obyek dipengaruhi oleh keyakinan atau apa yang dipercayai
kebenarannya. Misalnya, keyakinan bahwa profesi berwirauasaha
adalah profesi yang mulia akan membentuk perasaan suka sesorang
terhadap profesi ini.
3) Aspek konatif
Yaitu berwujud proses kecenderungan (tendensi) untuk berbuat suatu
obyek tertentu. Menurut Soehardi Sigit (2003:88) konatif (conative)
ialah kecenderungan untuk berbuat (berperilaku) terhadap obyek

27

setelah mengerti (tahu) dan menilai terhadap obyek yang disikapi.
Misalnya, sejauh manakah kemungkinannya membeli, akan membeli,
atau sama sekali tidak akan membeli. Atau kecenderungan perilaku
untuk mencaci, membiarkan, atau menghindari; tergantung apa yang
disikapi, seberapa kognisi dan afeksinya. Sedangkan menurut
Saifuddin Azwar (2002:28) “Komponen perilaku atau konatif
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang
dihadapinya”. Kaitan ini didasari bahwa keyakinan dan perasaan
banyak mempengaruhi perilaku. Komponen konatif meliputi pula
bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang
diucapkan seseorang. Misalnya, siswa yang bersikap positif terhadap
profesi wirausaha tidak harus tercermin pada perilakunya dalam
membuka usaha baru, tetapi dapat juga disimpulkan dari pernyataan
yang ingin menjadai wirausahawan jika kelak telah lulus atau telah
menamatkan studinya.
d. Fungsi Sikap
Menurut Abu Ahmadi (1999), sikap berfungsi untuk :
1) Sebagai alat untuk menyesuaikan diri
Bahwa sikap adalah sesuatu yang besifat communicabel, artinya
sesuatu yang mudah menjalar sehingga mudah pula menjadi milik
bersama. Sifat communicabel ini menyebabkan sikap bisa menjadi
rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya atau dengan

28

anggota kelompok yang lain. oleh karena itu anggota-anggota
kelompok yang mengambil sikap yang sama terhadap obyek tertentu
dapat meramalkan tingkah laku terhadap anggota lainnya.
2) Sebagai alat pengatur tingkah laku
Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk merespon terhadap
sesuatu yang ada disekitarnya, baik yang beupa respon positif maupun
respon negatif.
3) Sebagai alat pengatur pengalaman
Semua pengalaman yang berasal dari dunia luar tidak semuanya
dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih pengalaman yang perlu
dan pengalaman mana yang tidak perlu dilayani. Pemilihan ini
ditentukan

atas

tinjauan

apakah

pengalaman-pengalaman

itu

mempunyai arti baginya atau tidak. Semua pengalaman ini diberi
penilaian, lalu dipilih. Jadi manusia setiap saat akan mengadakan
pilhan-pilihan dan tidak semua perangsang dapat dilayani.
4) Sebagai pernyataan kepribadian
Sikap sering mencerminkan kepribadian seseorang karena sikap tidak
pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya, oleh karena itu
dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu sedikit banyak
orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap dapat sebagai
pernyataan pribadi seseorang.
e. Pembentukan Sikap

29

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seseorang menurut
Saifuddin Azwar (2000) adalah:
1) Pengalaman pribadi.
Pengalaman pribadi yang meninggalkan kesan kuat akan menjadi
dasar pembentukan sikap. Middlebrook mengemukakan bahwa tidak
ada pengalaman sama sekali dengan suatu obyek psikologis cenderung
akan membentuk sikap yang negatif terhadap obyek tersebut.
2) Pengalaman orang lain yang dianggap penting
Pengalaman orang lain yang kita anggap penting, seseorang yang
tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi
kita (significant other) akan mempengaruhi kita terhadap sesuatu.
3) Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan tempat kita hidup dan dibesarkan akan mempengaruhi
pembentukan sikap kita. Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan
wirausahawan akan membentuk pola perilaku wirausaha pada dirinya.
4) Media massa
Informasi mengenai suatu hal baru yang disampaikan melalui media
massa, akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut.
5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan
mempunyai

pengaruh

serta lembaga agama sebagai suatu sistem
dalam

pembentukan

sikap

dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian konsep moral pada individu.

30

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara yang boleh
dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya.
6) Pengaruh faktor emosional
Sikap terkadang juga merupakan bentuk pernyataan yang didasari oleh
emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk
pertahanan ego. Salah satu sikap yang didasari emosi adalah
prasangka (prejudice).
f. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sikap
Faktor yang menyebabkan perubahan sikap yaitu :
1) Faktor