KOMUNIKASI PENYULUHAN NUTRISI DALAM RANGKA PENINGKATAN GIZI IBU HAMIL DAN BALITA (Studi pada Posyandu Kel. Bunulrejo, Kec. Blimbing Kota Malang)
KOMUNIKASI PENYULUHAN NUTRISI DALAM RANGKA
PENINGKATAN GIZI IBU HAMIL DAN BALITA
(Studi pada Posyandu Kel. Bunulrejo, Kec. Blimbing Kota Malang)
Usulan Penelitian untuk Tesis Sarjana S-2 Program Studi Magister Sosiologi
Diajukan Oleh: Carmia Diahloka
NIM 08250022
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Januari 2011
(2)
KOMUNIKASI PENYULUHAN NUTRISI DALAM RANGKA
PENINGKATAN GIZI IBU HAMIL DAN BALITA
(Studi pada Posyandu Kel. Bunulrejo,Kec. Blimbing Kota Malang)
TESIS
Program Studi Magister Sosiologi
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosiologi
Diajukan Oleh: Carmia Diahloka
NIM 08250022
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Januari 2011
(3)
TESIS
KOMUNIKASI PENYULUHAN NUTRISI DALAM RANGKA
PENINGKATAN GIZI IBU HAMIL DAN BALITA
(Studi pada Posyandu Kel. Bunulrejo,Kec. Blimbing Kota Malang)
Disusun oleh: Carmia Diahloka
NIM 08250022
Diterima dan disahkan
Pada tanggal ………
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof.Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si Dra. Frida Kusumastuti, M.Si
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelas Magister Tanggal ………..
Direktur,
(4)
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Carmia Diahloka
NIM : 08250022
Program Studi : Magister Sosiologi
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis dengan judul: Komunikasi Penyuluhan Nutrisi Dalam Rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita (Studi pada Posyandu Kel. Bunulrejo, Kec. Blimbing Kota Malang)
Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta proses sesuai dengan ketentuan hukun yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 25 Januari 2011 Yang menyatakan
(5)
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh Carmia Diahloka
NIM 08250022
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 1 Februari 2011
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Pembimbing Utama Anggota Dewan Penguji
Prof.Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si Dr. Vina Salviana DS, M.Si
Pembimbing Pendamping
Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Dra. Sua’dah, M.Si
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Magister Sosiologi
Tanggal 1 Februari 2011
Dr. Latipun, MKes Direktur Program Pascasarjana
(6)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sedalam-dalamnya kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah dan inayaNya atas selesainya penulisan tesis tentang “Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang”.
Sebuah perjuangan ini tentunya tak akan mudah terlewati tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Latipun, MKes selaku Direktur Program Pasca Sarjana UMM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh jenjang pendidikan strata dua ini.
2. Ibu Dr. Vina Salviana DS., MS selaku Ketua Program Magister Sosiologi Pasca Sarjana UMM, yang telah memberikan masukan serta arahan dalam menyelesaikan jenjang strata dua ini.
3. Bapak Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si sebagai pembimbing pendamping, yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis.
5. Semua teman-teman di program magister sosiologi khususnya angkatan 2008, yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
(7)
ii
6. Staff TU dan karyawan di lingkungan pasca sarjana UMM, terima kasih atas pelayanannya selama ini.
7. Seluruh keluarga besarku, termasuk suami dan anakku,,,,,terima kasih semua.
8. Semua pihak yang tidak bisa dan belum penulis sampaikan, kami haturkan beribu terima kasih.
Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran demi kebaikan.
Besar harapan penulis karya ini dapat bermanfaat bagi semua. Amien
Malang, Februari 2011
(8)
iii ABSTRAKSI
Carmia Diahloka: Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita (Studi di Posyandu Kel. Bunulrejo, Kec. Blimbing Kota Malang). Prof.Dr. Jabal Tarik, M.Si., Dra Frida Kusumastuti, M.Si
Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2 , khususnya dalam hal ini departemen kesehatan RI mencanangkan program “Meningkatkan Kesehatan Masyarakat”, maka langkah awal yang akan dilaksanakan yakni pemberdayaan posyandu sebagai sarana pendukung kesehatan masyarakat terutama ibu hamil dan balita.
Untuk itulah diperlukan komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Tema ini menjadi menarik karena hingga saat ini masih banyak kasus-kasus gizi buruk yang dialami balita khususnya dan ibu hamil. Fokus Penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita? Hambatan apa saja yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi tersebut?sedangkan tujuan penelitian ini yakni ingin mengetahui pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita serta mengetahui hambatan yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, lokasi penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, yakni objek penelitian ditentukan secara khusus berdasarkan tujuan penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang telah dirumuskan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif Untuk mendapatkan data yang lengkap peneliti mengambil beberapa informan kunci yang terdiri dari para kader posyandu yang aktif terutama dalam hal penyuluhan nutrisi, dengan kriteria: 1)Kader posyandu yang bertugas sebagai penyuluh nutrisi gizi , 2)Ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita, 3) Keduanya adalah warga kelurahan Bunulrejo, kec. Blimbing Kota Malang
Pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita dilaksanakan dengan cara tatap muka, dengan media meja dan kursi serta beberapa alat peraga dan gambar penunjang, pesan berupa informasi tentang kesehatan ibu dan anak, terutama gizi ibu hamil dan balita serta perawatan juga pengawasan tumbuh kembang anak dan ibu hamil, pesan kebanyakan disampaikan dalam bentuk bahasa daerah yang menurut kader lebih efektif dan dilakukan secara informal, ibu semakin mudah paham akan pesan karena pada komunikasi penyuluhan nutrisi tersebut tanya jawab tidak dibatasi, maka tingkat pemahaman ibu bisa dikatakan baik. Hambatan yang terjadi pada komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita yaitu 1) hambatan dari si penerima pesan dan 2) hambatan media penunjang penyuluhan.
(9)
iv ABSTRACT
Carmia Diahloka: Communication of Nutrition Illumination in Order to Increase The Nutrient of Toddlers and Pregnant Mothers (Study in Posyandu, Bunulrejo Village, Blimbing District, Malang City). Prof.Dr. Jabal Tarik, M.Si, Dra. Frida Kusumastuti, M.Si
In order to succeed programs of SBY part 2 especially in the case of the program of Department of Health of Indonesia Republic i.e. “Increasing Society Health”, the first step which would be done was the use of Posyandu as the supporting medium of the society health especially for toddlers and pregnant mothers.
For that reason, it was needed a communication of nutrition illumination in order to increase nutrient of toddlers and pregnant mothers. This theme became interesting since up to now there were so many cases about malnutrition happened to toddlers and pregnant mothers. The research focused on how the implementation of the communication of nutrition illumination done by the Posyandu cadres in order to increase the nutrient to toddlers and pregnant mothers was. The objective of the research was to find out the implementation of the communication of nutrition illumination done by the posyandu cadres in order to increase the nutrient of toddlers and pregnant mothers was; And find out the barriers happened in the communication of nutrition illumination in order to increase the nutrient of toddlers and pregnant mothers was. Based on the objective of the research, the location research, the location researched was determined by purposive sampling i.e. object of the research was determined specially based on the purpose and problem which had been composed. This research used qualitative descriptive method. To have complete data the researcher took some key information consisted of active Posyandu cadres especially in the case of nutrition investigator who have criteria: 1)Posyandu cadre who has a duty as an investigator of nutrition and nutrient; 2) pregnant mother and mother who has toddler(s); 3) both of them are the citizen of Bunulrejo Village, Blimbing District, Malang city.
The communication of nutrition illumination in order to increase the nutrient of toddlers and pregnant mothers was done face to face, by using a table, chair, several visual aids and supporting pictures, messages in form of information about mother and children health especially about nutrient of pregnant mother and toddler included treating and supervising children growth and pregnant mother; most of messages were delivered in form of local dialect, based on cadres opinion it was more effective moreover it was done informally; mothers would understand more about the messages since in that nutrition illumination questioning-answering questions were not limited so that the level of mothers understanding could be called good. The barrier faced in this nutrition illumination in order to increase the nutrient of toddlers and pregnant mothers was from the messages receivers and supporting media.
(10)
v DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ………. vii
DAFTAR LAMPIRAN………. viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Fokus Penelitian ... 6
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Definisi Konseptual ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Parsipatori ... 1
2.2 Komunikasi Verbal... 13
2.3 Komunikasi Interpersonal ... 15
2.4 Komunikasi Efektif ... 23
2.5 Teknik Komunikasi Efektif ... 26
2.6 Penyuluhan ... 28
2.7 Hambatan Komunikasi ... 29
2.8 Komunikasi dan Perubahan Sosial ... 31
2.9 Difusi Inovasi ... 33
2.10 Kompetensi Interpersonal ... 38
2.11 Kerangka Pemikiran ... 39
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian ... 41
1.2 Lokasi Penelitian ... 41
1.3 Informan ... 42
1.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42
1.5 Analisis Data ... 35
1.6 Keabsahan Data ... 36
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Kelurahan Bunulrejo ... 49
4.2 Keadaan Penduduk Kelurahan Bunulrejo ... 50
4.3 Aktivitas Kesehatan Masyarakat ... 54
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Profil Informan ... 56
5.2 Aktivitas Kegiatan Posyandu di Kelurahan Bunulrejo ... 64
5.3 Pelaksanaan Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita ... 69
5.4 Hambatan Pelaksanaan Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita ... 75
(11)
vi
5.5 Pembahasan... 77
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ... 87 6.2 Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... 91
(12)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar mata pencaharian dan prosentase penduduk kelurahan bunulrejo kecamatan blimbing ... 50 Tabel 2 Data Pendidikan dan prosentase penduduk kelurahan bunulrejo kecamatan blimbing ... 51 Tabel 3 Data prasarana dan sarana yang tersedia di kelurahan bunulrejo kecamatan blimbing ... 53 Tabel 4 Data posyandu serta yang aktif menjadi penyuluh nutrisi di kelurahan
(13)
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran……… 37 Gambar 2. Komponen dalam analisis data……….. 42 Gambar 3. Trianggulasi sumber………... 45
(14)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1.Draft wawancara ... 92 2.Foto ... 93 3.Surat Keterangan Penelitian ... 96
(15)
x
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers
Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya
______________________, 2007. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamidi, 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press.
Hardjana, Agus. 2003. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta:Kanisius
Hamijoyo, Santoso. 2005. Komunikasi Partisipatoris. Bandung: Humaniora
Liliweri Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Littlejohn & Foss. 2009. Teori Komunikasi (Theories of Human Comunication),ed 9.
Jakarta:Salemba Humanika
Martinus, Surawan, 2001. Kamus Kata Serapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mulyana, Deedy. 2005. Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung:Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nazir. Moh., 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nasution, Zulkarimen. 2009. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta:Raja Grafindo
Poerwadarminta, W.J.S., 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia/Susunan W.J.S. Poerwadarminta diolah kembali oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
(16)
xi
Sutopo H.B. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyanto dan Sutinah, Bagong (Eds.), 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:Raja Grafindo
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Suprapto, Tommy&Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan. Jakarta:Arti Bumi Intaran
Syam, Nina.,2009. Sosiologi Komunikasi. Bandung: Humaniora
Usman, Husaini, 1996. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Wulandari, Diah. 2009. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktek Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Press
(17)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2 , khususnya dalam hal ini departemen kesehatan RI mencanangkan program “Meningkatkan Kesehatan Masyarakat”, maka langkah awal yang akan dilaksanakan yakni pemberdayaan posyandu sebagai sarana pendukung kesehatan masyarakat terutama ibu hamil dan balita.
Perkembangan kesehatan ibu di dunia selama 20 tahun terakhir menunjukkan hasil yang sangat bervariasi dan belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dilihat dari besaran maupun
pemerataannya apabila merujuk pada pencapaian indikator outcome yang disepakati. Indonesia
sendiri menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber baik dari Dinkes Propinsi maupun BPS menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) nasional selama kurun waktu 10 tahun terakhir sudah sesuai dengan target RPJMN pada tahun 2010, tetapi masih jauh dari harapan MDGs 2015. Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan data SDKI 2007 menunjukkan angka 228/100.000 kelahiran hidup. Dalam kurun waktu yang sama, hasil ekstrapolasi BPS berdasarkan trend penurunan AKI didapat angka 262/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005; 255/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 dan 248/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. AKI pada tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan deretan angka tersebut
secara nasional sudah “on the track”dalam skenario penurunan AKI secara nasional. Target
RPJMN tahun 2009 yaitu sebesar 226/100.000 kelahiran hidup.
Seiring makin kompleksnya permasalahan kesehatan, terutama kesehatan ibu di Indonesia, serta makin tingginya harapan masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas, maka Departemen Kesehatan khususnya Direktorat Bina Kesehatan Ibu menyusun
(18)
beberapa program kesehatan yang dibutuhkan dengan berlandaskan pada Strategi Making Pregnancy Saferyaitu :
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di tingkat dasar dan rujukan;
2. Membangun kemitraan yang efektif;
3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat;
4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi KIA dan pembiayaan program.
Keempat strategi di atas diperlukan untuk mewujudkan tiga pesan kunci Making Pregnancy
Safer yaitu :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil; 2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditangani secara adekuat;
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanggulangan komplikasi keguguran.
Program kesehatan ibu disusun menganut prinsip continum of care, yang berarti
pendekatan yang dilakukan adalah secara menyeluruh dari masa kehamilan sampai nifas dan pelayanan yang diberikan adalah berkualitas, mulai dari sarana pelayanan kesehatan dasar hingga
pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit. Millenium Development Goals merupakan
kesepakatan lebih dari 180 Kepala Negara dan Pemerintahan termasuk Presiden RI pada tahun 2000 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Tujuan ke 4 dari
Millenium Development Goals tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 nya dari keadaan tahun 1990 yaitu menjadi 23/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Bayi (AKB) dan 32/1.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Balita. Kesepakatan global ini telah
(19)
diterjemahkan ke dalam RPJMN 2004 – 2009 seperti tertuang dalam Peraturan Presiden no 7 tahun 2005. Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya telah dilakukan dan telah menunjukkan penurunan yang cukup tajam dalam dekade terakhir. Namun dalam 5 tahun terakhir cenderung stagnan. Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena dengan tren penurunan yang stagnan maka dikhawatirkan target MDG 2015 tidak akan tercapai. Kecenderungan kematian bayi dan balita terutama terjadi pada periode persalinan dan kelahiran serta beberapa saat setelah persalinan dan kelahiran. Sebanyak 43% kematian bayi terjadi pada masa neonatal (SDKI 2007) dan sebagian besar (78,5%) dari kematian neonatal terjadi pada usia yang sangat dini yaitu dalam satu minggu pertama kehidupannya (Riskesdas 2007). Intervensi yang tepat pada periode usia neonatal diharapkan akan banyak berkontribusi dalam pencapaian MDG 4.
Dengan demikian, upaya penurunan AKB perlu mendapat perhatian yang besar pada upaya penyelamatan bayi baru lahir. Bila dilihat dari data penyebab kematian neonatal berdasarkan SKRT tahun 2001 dan Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian terbesar masih tetap sama yaitu BBLR (berat bayi lahir rendah) dan asfiksia. Masih tingginya persalinan yang terjadi di rumah, status gizi pada ibu hamil, rendahnya keterampilan tenaga penolong persalinan serta sarana dan prasarana yang terbatas sangat berpengaruh pada kematian neonatus. Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia merupakan pembunuh
utama balita Indonesia. Cakupan imunisasi lengkap yang rendah menunjukkan bahwa universal
access belum mampu kita berikan kepada mereka.
Disamping itu terdapat kesenjangan dalam determinan angka kematian bayi dan balita yang cukup besar antar tingkat pendidikan, sosial ekonomi, antar perkotaan dan perdesaan. Kematian bayi pada penduduk yang tidak berpendidikan 3 kali lipat lebih besar dibandingkan
(20)
dengan yang berpendidikan tinggi dan kematian pada tingkat sosial ekonomi rendah lebih besar dari tingkat ekonomi tinggi.
Demikian juga dengan kematian di pedesaan lebih banyak dari perkotaan. Hal ini menunjukkan adanya kendala aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Keterbukaan suatu daerah terhadap pembangunan ekonomi dan keterbukaan secara geografi juga sangat menentukan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Terkait dengan kendala geografis, daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan perlu mendapat perhatian besar dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyediaan sarana dan SDM kesehatan maupun peningkatan kompetensi 1mereka dalam melakukan penganganan kasus emergensi harus ditingkatkan. Selain itu, perbaikan untuk sistem informasi dalam bentuk instrumen Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak serta pencatatan/pelaporan juga perlu dilakukan karena merupakan faktor pendukung yang penting dalam upaya melakukan pemantauan, evaluasi dan perencanaan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan kegiatan/program kesehatan. Data yang akurat diharapkan akan menghasilkan perencanaan yang tepat sehingga intervensi yang dilakukan juga akan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Untuk itulah diperlukan komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Tema ini menjadi menarik karena hingga saat ini masih banyak kasus-kasus gizi buruk yang dialami balita khususnya dan ibu hamil. Pada kelurahan Bunulrejo kecamatan Blimbing kota Malang sendiri tercatat hampir 155 kasus gizi buruk balita sehingga tim penggerak Posyandu terus memperbaiki program penyuluhan gizi ibu hamil dan balita dengan kerjasama dengan tim Posyandu yang ada di lingkungan Kel. Bunulrejo Kec. Blimbing Kota Malang.
(21)
Permasalahan gizi ibu hamil dan balita menjadi cukup penting mengingat kesehatan masyarakat juga merupakan salah satu point utama dalam pemberantasan kemiskinan, posyandu sebagai sarana kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu memberikan pelayanan yang baik diantaranya melalui bagaimana komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh kader posyandu itu sendiri dalam memberikan penyuluhan kepada para ibu-ibu yang datang ke posyandu di setiap wilayahnya.
Menyadari akan arti pentingnya peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pembangunan kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun pemerintah bersama dengan masyarakat di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing telah menunjukkan keberhasilan yang cukup berarti. Keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing yang telah dicapai antara lain dapat dilihat dari status kesehatan masyarakat yang baik dan pola hidup sehat, misalnya pembuatan jamban keluarga, tempat pembuangan sampah, penerangan jalan dan kegiatan posyandu (wawancara bulan Juni 2010), keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing tidak lepas dari peran aktif serta dukungan yang dilakukan oleh para kader Posyandu tersebut. Salah satu peran mereka adalah sebagai kader posyandu tenaga penyuluh nutrisi bagi ibu hamil dan balita.
Komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh kader poyandu khususnya yang bertugas sebagai penyuluh nutrisi memiliki peranan dalam menginformasikan gizi yang baik, sehingga dapat menekan terjadinya kasus gizi buruk pada balita dan ibu hamil. Setidaknya dengan proses
(22)
komunikasi penyuluhan yang baik maka diharapkan semua informasi yang disampaikan oleh kader posyandu penyuluh nutrisi tersebut dapat berjalan efektif.
Dalam hal ini, para kader posyandu mempunyai tanggung jawab yang besar dalam peningkatan serta perbaikan gizi ibu hamil dan balita mengingat banyak kasus tentang gizi buruk di Kota Malang (Dinkes Pemkot Malang,2009). Untuk itulah peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul; “Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi
Ibu Hamil dan Balita (Studi pada Posyandu Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang)”.
1.2 Fokus Penelitian
1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita?
2. Hambatan apa saja yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
2. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat, agar masyarakat dalam hal ini pelaksana dari program pemerintah
(23)
kesehatan. Masyarakat harus dapat mengevaluasi implementasi komunikasi penyuluhan tersebut.
2. Bagi kader posyandu, sebagai rekomendasi penggunaan komunikasi sebagai variable
penting dalam program peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
1.5 Definisi Konseptual Komunikasi Penyuluhan
Komunikasi penyuluhan yaitu suatu proses komunikasi antara komunikator kepada komunikan, sebagai upaya peningkatan pengetahuan khalayaknya.
Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar mau, mampu dan berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat luas. Dengan kata lain, penyuluhan merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan dengan membantu, mempengaruhi dan memotivasi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, mentaati, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses komunikasi. Dengan demikian terlihat bagaimana pentingnya memenuhi persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil
penyuluhan yang baik.
Komunikasi penyuluhan adalah suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan semua bidang kehidupan baik secara perorangan maupun kelompok yang sifatnya umum dengan menggunakan lambang-lambang tertentu dalam usaha meningkatkan nilai tambah
(24)
Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi dalam penyuluhan bukan saja dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku komunikan akan tetapi lebih dari itu.
Penjelasan tentang konsep komunikasi penyuluhan nutrisi adalah sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh seorang komunikator dalam hal ini adalah penyuluh (kader posyandu) memberikan pengarahan tentang nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Sedangkan yang dimaksud dengan kader posyandu yaitu kader teknis merupakan tenaga penggerak pembangunan yang dibina oleh instansi atau lembaga pembangunan bidang tertentu atau bidang pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak. (Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pembangunan Desa, 1998:10).
(1)
diterjemahkan ke dalam RPJMN 2004 – 2009 seperti tertuang dalam Peraturan Presiden no 7 tahun 2005. Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya telah dilakukan dan telah menunjukkan penurunan yang cukup tajam dalam dekade terakhir. Namun dalam 5 tahun terakhir cenderung stagnan. Kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena dengan tren penurunan yang stagnan maka dikhawatirkan target MDG 2015 tidak akan tercapai. Kecenderungan kematian bayi dan balita terutama terjadi pada periode persalinan dan kelahiran serta beberapa saat setelah persalinan dan kelahiran. Sebanyak 43% kematian bayi terjadi pada masa neonatal (SDKI 2007) dan sebagian besar (78,5%) dari kematian neonatal terjadi pada usia yang sangat dini yaitu dalam satu minggu pertama kehidupannya (Riskesdas 2007). Intervensi yang tepat pada periode usia neonatal diharapkan akan banyak berkontribusi dalam pencapaian MDG 4.
Dengan demikian, upaya penurunan AKB perlu mendapat perhatian yang besar pada upaya penyelamatan bayi baru lahir. Bila dilihat dari data penyebab kematian neonatal berdasarkan SKRT tahun 2001 dan Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian terbesar masih tetap sama yaitu BBLR (berat bayi lahir rendah) dan asfiksia. Masih tingginya persalinan yang terjadi di rumah, status gizi pada ibu hamil, rendahnya keterampilan tenaga penolong persalinan serta sarana dan prasarana yang terbatas sangat berpengaruh pada kematian neonatus. Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia merupakan pembunuh utama balita Indonesia. Cakupan imunisasi lengkap yang rendah menunjukkan bahwa universal access belum mampu kita berikan kepada mereka.
Disamping itu terdapat kesenjangan dalam determinan angka kematian bayi dan balita yang cukup besar antar tingkat pendidikan, sosial ekonomi, antar perkotaan dan perdesaan. Kematian bayi pada penduduk yang tidak berpendidikan 3 kali lipat lebih besar dibandingkan
(2)
dengan yang berpendidikan tinggi dan kematian pada tingkat sosial ekonomi rendah lebih besar dari tingkat ekonomi tinggi.
Demikian juga dengan kematian di pedesaan lebih banyak dari perkotaan. Hal ini menunjukkan adanya kendala aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Keterbukaan suatu daerah terhadap pembangunan ekonomi dan keterbukaan secara geografi juga sangat menentukan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Terkait dengan kendala geografis, daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan perlu mendapat perhatian besar dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyediaan sarana dan SDM kesehatan maupun peningkatan kompetensi 1mereka dalam melakukan penganganan kasus emergensi harus ditingkatkan. Selain itu, perbaikan untuk sistem informasi dalam bentuk instrumen Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak serta pencatatan/pelaporan juga perlu dilakukan karena merupakan faktor pendukung yang penting dalam upaya melakukan pemantauan, evaluasi dan perencanaan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan kegiatan/program kesehatan. Data yang akurat diharapkan akan menghasilkan perencanaan yang tepat sehingga intervensi yang dilakukan juga akan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Untuk itulah diperlukan komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Tema ini menjadi menarik karena hingga saat ini masih banyak kasus-kasus gizi buruk yang dialami balita khususnya dan ibu hamil. Pada kelurahan Bunulrejo kecamatan Blimbing kota Malang sendiri tercatat hampir 155 kasus gizi buruk balita sehingga tim penggerak Posyandu terus memperbaiki program penyuluhan gizi ibu hamil dan balita dengan kerjasama dengan tim Posyandu yang ada di lingkungan Kel. Bunulrejo Kec. Blimbing Kota Malang.
(3)
Permasalahan gizi ibu hamil dan balita menjadi cukup penting mengingat kesehatan masyarakat juga merupakan salah satu point utama dalam pemberantasan kemiskinan, posyandu sebagai sarana kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu memberikan pelayanan yang baik diantaranya melalui bagaimana komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh kader posyandu itu sendiri dalam memberikan penyuluhan kepada para ibu-ibu yang datang ke posyandu di setiap wilayahnya.
Menyadari akan arti pentingnya peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pembangunan kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun pemerintah bersama dengan masyarakat di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing telah menunjukkan keberhasilan yang cukup berarti. Keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing yang telah dicapai antara lain dapat dilihat dari status kesehatan masyarakat yang baik dan pola hidup sehat, misalnya pembuatan jamban keluarga, tempat pembuangan sampah, penerangan jalan dan kegiatan posyandu (wawancara bulan Juni 2010), keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing tidak lepas dari peran aktif serta dukungan yang dilakukan oleh para kader Posyandu tersebut. Salah satu peran mereka adalah sebagai kader posyandu tenaga penyuluh nutrisi bagi ibu hamil dan balita.
Komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh kader poyandu khususnya yang bertugas sebagai penyuluh nutrisi memiliki peranan dalam menginformasikan gizi yang baik, sehingga dapat menekan terjadinya kasus gizi buruk pada balita dan ibu hamil. Setidaknya dengan proses
(4)
komunikasi penyuluhan yang baik maka diharapkan semua informasi yang disampaikan oleh kader posyandu penyuluh nutrisi tersebut dapat berjalan efektif.
Dalam hal ini, para kader posyandu mempunyai tanggung jawab yang besar dalam peningkatan serta perbaikan gizi ibu hamil dan balita mengingat banyak kasus tentang gizi buruk di Kota Malang (Dinkes Pemkot Malang,2009). Untuk itulah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul; “Komunikasi Penyuluhan Nutrisi dalam rangka Peningkatan Gizi Ibu Hamil dan Balita (Studi pada Posyandu Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang)”.
1.2 Fokus Penelitian
1. Bagaimana pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita?
2. Hambatan apa saja yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pelaksanaan komunikasi penyuluhan nutrisi yang dilakukan oleh kader posyandu dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
2. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam komunikasi penyuluhan nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat, agar masyarakat dalam hal ini pelaksana dari program pemerintah diharapkan semakin cerdas dalam melaksanakan program-program khususnya program
(5)
kesehatan. Masyarakat harus dapat mengevaluasi implementasi komunikasi penyuluhan tersebut.
2. Bagi kader posyandu, sebagai rekomendasi penggunaan komunikasi sebagai variable penting dalam program peningkatan gizi ibu hamil dan balita.
1.5 Definisi Konseptual Komunikasi Penyuluhan
Komunikasi penyuluhan yaitu suatu proses komunikasi antara komunikator kepada komunikan, sebagai upaya peningkatan pengetahuan khalayaknya.
Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang diselenggarakan secara sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar mau, mampu dan berswadaya dalam memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat luas. Dengan kata lain, penyuluhan merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan dengan membantu, mempengaruhi dan memotivasi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, mentaati, dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses komunikasi. Dengan demikian terlihat bagaimana pentingnya memenuhi persyaratan komunikasi yang baik untuk tercapainya hasil
penyuluhan yang baik.
Komunikasi penyuluhan adalah suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan semua bidang kehidupan baik secara perorangan maupun kelompok yang sifatnya umum dengan menggunakan lambang-lambang tertentu dalam usaha meningkatkan nilai tambah
(6)
Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi dalam penyuluhan bukan saja dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku komunikan akan tetapi lebih dari itu.
Penjelasan tentang konsep komunikasi penyuluhan nutrisi adalah sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh seorang komunikator dalam hal ini adalah penyuluh (kader posyandu) memberikan pengarahan tentang nutrisi dalam rangka peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Sedangkan yang dimaksud dengan kader posyandu yaitu kader teknis merupakan tenaga penggerak pembangunan yang dibina oleh instansi atau lembaga pembangunan bidang tertentu atau bidang pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak. (Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pembangunan Desa, 1998:10).