Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Bandar Sidoras Di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupatn Deli Serdang

Lampiran 1. Flowchart Pelaksanaan Penelitian

Mulai
di i



Pendeskripsian Jaringan Irigasi





Pengamatan dan Pengumpulan
Data





Analisa Data


Selesai

Letak dan luas
daerah irigasi
Kondisi bangunan
irigasi

Kondisi fisik
dan fungsional
infrastruktur
jaringan irigasi
Kinerja
pelayanan air
Kinerja
kelembagaan
pemerintah
kinerja
kelembagaan
petani


Lampiran 2. Daftar inventarisasi keadaan jaringan irigasi kewenangan pusat
Nama Daerah Irigasi : Daerah Irigasi Bandar Sidoras
Luas

: 3017 Ha

Kecamatan

: Percut Sei Tuan

Kabupaten

: Deli Serdang

Tingkat Jaringan

: T/ST/Sd

JENIS INFRASTRUKTUR


SAT JUMLAH

Bendung gerak
Pintu bendung gerak
Bendung tetap
Pintu bendung tetap
Saluran induk
Saluran sekunder
Bangunan bagi
Pintu bangunan bagi
Bangunan bagi sadap
Pintu bangunan bagi sadap
Bangunan sadap
Pintu bangunan sadap
Bangunan pelengkap
Pintu bangunan pelengkap

Bh
Bh

Bh
Bh
Km
Km
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh

Baik

Rusak
Ringan

1,00
1,00

60,80
42,60




242,00



305,00



Rusak
Berat





Sumber : Dinas PSDA, 2015.
Keterangan : 1. B : Baik; RR : Rusak Ringan; RB : Rusak Berat
2. Kondisi Baik
: Tingkat kerusakan < 10 %
3. Kondisi Rusak Ringan
: Tingkat kerusakan 10 – 20 %
4. Kondisi Rusak Sedang
: Tingkat kerusakan 21 – 40 %
5. Kondisi Rusak Berat
: Tingkat kerusakan > 40 %

Lampiran 3. Analisa data kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar
Sidoras
Dik : a. Bangunan Utama : Kondisi Rusak Ringan (10 – 20 %)
Total bangunan utama (But)

= 2

Bangunan utama yang rusak


= 20 % x 2 = 0.4

Bangunan utama berfungsi baik (Buf)

=

2 – 0.4

= 1.6

b. Saluran Irigasi : Kondisi Rusak Ringan (10 – 20 %)
Total panjang saluran (St)

= 103.4 Km

Panjang saluran yang rusak

= 20 % x 103.4 = 20.68 Km

Panjang saluran berfungsi Baik (Sf)


= 103.4 – 20.68 = 82.72 Km

c. Bangunan pada Saluran : Kondisi Rusak Ringan (10 – 20 %)
Total bangunan (Bt)

= 547

Bangunan yang rusak

= 20 % x 547 = 109.4

Bangunan yang berfungsi baik (Bf)

= 547 – 109.4 = 437.6

Dit : Kondisi Fisik Infrastruktur ?
Jawab :
a.Bangunan Utama (Bu)


b. Saluran Irigasi (Is)

=

Buf

But

x bobot

=

1.6

=

30.92 %

=


Sf

=

2

St

x 38.65%

x bobot

82.72 Km

103.4 Km

= 25.32 %

x 31.65%


c. Bangunan Pada Saluran (Ib)

=

Bu

=

437.6

Bt

x bobot

547

x 29.65%

= 23.72 %
Jadi Kondisi Fisik Infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah :
= Bu + Is + Ib
= 30.92 % + 25.32 % + 23.72 %
= 79.96 % baik
Yang berarti 20.04 % kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras
dalam keadaan rusak.

Lampiran 4. Analisa data kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar
Sidoras
Dik : a. Saluran Irigasi : Kondisi Rusak Ringan (10 – 20 %)
Total panjang saluran (St)

= 103.4 Km

Panjang saluran yang rusak

= 20 % x 103.4 = 20.68 Km

Panjang saluran berfungsi Baik (Sf)

= 103.4 – 20.68 = 82.72 Km

b. Bangunan pada Saluran : Kondisi Rusak Ringan (10 – 20 %)
Total bangunan (Bt)

= 547

Bangunan yang rusak

= 20 % x 547 = 109.4

Bangunan yang berfungsi baik (Bf)

= 547 – 109.4 = 437.6

Dit : Kondisi Fungsional Infrastruktur ?
Jawab :
a. Saluran Irigasi (Is)

=
=

Sf

St

x bobot

82.72 Km

103.4 Km

x 100 %

= 80 %
b. Bangunan Pada Saluran (Ib)

=

Bu

=

437.6

Bt

x bobot

547

x 100 %

= 79.89 %

Jadi Kondisi Fungsional Infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah :
=

Is+Ib

=

80 % +79.89 %

2

2

= 79.94 % baik
Yang berarti 20.05 % kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar
Sidoras dalam keadaan rusak.

Lampiran 5. Personalia Sumber Daya Manusia DI Bandar Sidoras
Nama Daerah Irigasi : Daerah Irigasi Bandar Sidoras
Luas

: 3017 Ha

Kecamatan

: Percut Sei Tuan

Kabupaten

: Deli Serdang

Tingkat Jaringan

: T/ST/Sd

SDM

Kebutuhan

Ranting/Pengamat/UPTD
Staf Ranting
Mantri/Juru
Petugas Pintu Air

1
4
2
19

Sumber : Dinas PSDA, 2015

PNS
1
-

Yang Ada
Non
Jumlah
PNS
1
4
4
2
2
19
19

Kekurangan
-

Lampiran 6. Iuran P3A musim tanam April-September Bandar Sidoras
Nama Daerah Irigasi : Daerah Irigasi Bandar Sidoras
Luas

: 3017 Ha

Kecamatan

: Percut Sei Tuan

Kabupaten

: Deli Serdang

Tingkat Jaringan

: T/ST/Sd

Nama P3A
Air Jernih
Saroha
Sipitu Ribu
Sei Tuan
Dos Roha

Luas Lahan
Jumlah
(Ha)
Anggotta
231
401
255
476
131
209
85
220
81
137
Jumlah

Sumber : Ketua GP3A Bandar Sidoras

Iuran/(Ha)

Hasil Pendapatan (Rp)

Rp 175.000
RP 175.000
Rp 175.000
Rp 175.000
Rp 175.000

40.425.000
44.625.000
22.925.000
14.875.000
14.175.000
137.025.000

Lampiran 7. Hasil wawancara terhadap petugas operasi bendung Irigasi Bandar
Sidoras
Mahasiswa

: Apa saja tugas anda sebagai petugas
operasi bendung ?

Petugas Operasi Bendung

: Mengatur keluarnya air ke sawah-sawah petani
dengan cara membuka dan menutup pintu utama
sesuai

jadwal

yang

direncanakan

dan

membersihkan sampah di sekitar bendung.
Mahasiswa

: Dalam sehari berapa kali anda membuka dan
menutup pintu utama saluran?

Petugas Operasi

: Tidak ada ketentuan, tergantung dari permintaan
petani pada masa tanam atau sesuai jadwal
pemberian air.

Mahasiswa

: Apakah debit air yang dialirkan dari bendungan
dapat mencukupi kebutuhan air pada petak-petak
sawah ?

Petugas Operasi Bendung

: Debit air yang dialirkan ke petak-petak sawah
mencukupi.

Mahasiswa

:Bagaimana

cara

untuk

menjaga

dan

mempertahankan kondisi bendung dan jaringan
irigasi lainnya agar tetap dalam kondisi yang
baik?

Petugas Operasi Bendung

: Dilakukan pengontrolan untuk melihat kondisi
bendung dan memperhatikan jika ada sampah
yang masuk ke pintu utama.

Mahasiswa

: Kapan saja kegiatan pembersihan dan perawatan
tersebut dilakukan ?

Petugas Operasi Bendung

: Setiap hari dilakukan pengamatan kondisi
bendung dan membersihkan sampah yang ada
pada saluran primer. Untuk saluran sekunder
sudah ada petugasnya.

Mahasiswa

:Bagaimana
melakukan

metode

yang

kegiatan

dilakukan

dalam

pembersihan

dan

pemeriksaan bangunan irigasi tersebut ?
Petugas Operasi Bendung

: Dengan cara manual dan menggunakan alat
seperti mesin babat untuk membabat rumput.

Mahasiswa

:

Apakah

menggunakan

dana

pada

saat

melakukan kegiatan perawatan dan pembersihan
jaringan irigasi?
Petugas Operasi Bendung

: Ada juga menggunakan dana, tapi dalam bentuk
uang bensin sebanyak 10 liter per bulan.

Mahasiswa

: Jika dalam kegiatan perawatan menggunakan
dana, apakah dana berasal dari pemerintah atau
dari para petani atau dari instansi lain?

Petugas Operasi Bendung

: Dana berasal dari petugas P3A. Dana berasal
dari pemerintah yaitu kantor biaya O&P Balai
Wilayah Sungai Sumatera II.

Medan, 10 Februari 2015
Petugas Operasi Bendung Bandar Sidoras

(Efendi Tarigan)

Lampiran 8. Hasil wawancara terhadap Ketua GP3A Bandar Sidoras
Mahasiswa

: Apa saja tugas Bapak sebagai ketua GP3A
Bandar Sidoras Kanan ?

Ketua GP3A

: Mengkoordinir/mengkordinasi pengurus P3A
dan kelompok tani untuk melaksanakan tugas di
wilayah masing-masing.

Mahasiswa

: Selama bapak menjadi ketua GP3A, apakah
struktur organisasi berjalan dengan baik?

Ketua GP3A

: Ya berjalan dengan baik sesuai dengan program
kerja.

Mahasiswa

: Bagaimanakah mengenai kinerja kelembagaan
petani

seperti

(AD/ART)

program

kerja,

prasarana dan keaktifan anggota. Apakah berjalan
sesuai rencana?
Ketua GP3A

: untuk struktur kelembagaan petani, AD/ART
ada dan tersedia. Untuk keaktifan anggota sekitar
80 % dan program kerja sampai saat ini sesuai
rencana.

Mahasiswa

: Berapa kali dalam setahun DI Bandar Sidoras
mampu menanam padi?

Ketua GP3A

: Dalam setahun daerah Bandar Sidoras mampu
menanam padi sebanyak 2 kali yaitu musim
tanam April-September dan Oktober-Maret.

Mahasiswa

: Bagaimana jadwal pemberian air untuk setiap
P3A ? Apakah sesuai dengan jadwal ?

Ketua GP3A

: Pemberian air sesuai dengan jadwal yang
dikeluarkan Camat Percut Sei Tuan/UPT Percut
Sei Tuan. Dan pemberian air dengan sistem
serentak

Mahasiswa

: Bagaimana kegiatan operasi dan pemeliharaan
dilaksanakan?

Ketua GP3A

: Dilakukan masing-masing P3A dengan sistem
swadaya dan biasanya gotong royang oleh para
petani untuk menjaga kondisi jaringan irigasi dan
prasara yang digunakan.

Mahasiswa

: Jika dalam kegiatan perawatan menggunakan
dana, apakah dana berasal dari pemerintah atau
dari para petani atau dari instansi lain?

Ketua GP3A

: Dana berasal dari pengutipan iuran petani yang
dikumpulkan oleh P3A masing-masing. Dana
tersebut untuk kegiatan O&P. Sementara dana
dari pemerintah kami belum perna terima. Tetapi
jika untuk pembangunan, dana dari pemerintah
ada.
Medan, 10 Februari 2015
Ketua GP3A Bandar Sidoras Kanan

(Lusben Simanjuntak S.H)

Lampiran 9. Kinerja O&P jaringan irigasi Medan Krio
Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Medan Krio
Komponen
Penilain
Kinerja
Fungsional
Infrastruktur
Jaringan
Irigasi

Kinerja
Pelayanan Air

Kinerja
Kelembagaan
Pemerintah

Kinerja
Kelembagaan
Petani

Kriteria Penilaian
Kondisi Fisik
Infrastruktur

Kondisi Fungsional
Infrastruktur
Tingkat Kecukupan
Air
Tingkat Ketepatan
Pemberian Air
Manajemen
Kelembagaan

SDM
Struktur
Kelembagaan
(AD/ART, anggota,
program kerja)
Prasarana dan
Keaktifan Anggota

Jumlah Skor

Sumber : Sebayang, 2014.

Bobot
(%)
14

Katagori

Nilai

Skor

Sangat
Buruk

1

0.14

14

1

0.14

15

Sangat
Buruk
Kurang

2

0.30

15

Tepat

3

0.45

15.5

Sangat Baik

4

0.62

15.5
11

Memadai
Sangat
Buruk

3
1

0.46
0.11

2,22

Lampiran 10. Foto bendung irigasi Bandar Sidoras

Lampiran 11. Foto saluran primer Bandar Sidoras Kanan

Lampiran 12. Foto saluran primer Bandar Sidoras Kiri

Lampiran 13. Foto Bangunan Talang

Lampiran 14. Foto Pintu Ulir

Lampiran 15. Copian Piagam Penghargaan

DAFTAR PUSTAKA

Ambler, J. S., 1992. Irigasi Di Indonesia Dinamika Kelembagaan Petani. LP3ES.
Jakarta.
Dinas PSDA, 2013. Infrastruktur Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014. Dinas Pengelolaan Sumbar Daya Air, Provinsi
Sumater Utara.
Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, 2014. Panduan Teknis Pemberdayaan
Kelembagaan. Kementerian Pertanian, Jakarta.
Ginting, M., 2014. Rekayasa Irigasi Teori dan Perencanaan. USU Press. Medan.
GP3A Bandar Sidoras, 2015. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air. Bandar
Sidoras kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
GP3A Deli Serdang, 2014. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air. Bandar
Sidoras kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Harian Kompas tanggal 11 Desember 2014, hal 18 kolom 3-6.
Hariany, S., B. Rosadi dan A. Nur, 2011. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi di
Saluran Sekunder pada Berbagai Tingkat Pemberian Air di Pintu Ukur.
Jurnal Rekayasa Vol 15, No. 3.
Hasibuan, G. M., 2004. Pengairan dengan Beberapa Aspek Permasalahannya.
Harsoyo, B dan Suhadi. 1982. Irigasi dan Drainase I. Departemem Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Menengah Kejuruan. Jakarta.
Hidayat. T., Koesmaryono dan Pramudia., 2006. Analisis Neraca Air untuk
Penetapan Periode Tanam Tanaman Pangan di Propinsi Banten. Jurnal
Agromet Indonesia. Vol. 20, No. 1.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 498 Tahun 2005 Tentang Penguatan
Masyarakat Petani Pemakai Air Dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi.
Majuar, E., 2013. Partisipasi Petani Dalam Sistem Pengambilan Keputusan
Peningkatan Kinerja Jaringan Irigasi. Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Lhokseumawe.
Mansoer S., 2013. Penilaian Kinerja Sistem Jaringan Irigasi. Kementerian
Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Palangkaraya.
Mawardi, M., 2007. Desain Hidraulik Bangunan Irigasi. Alfabeta, Bandung.

Pasandaran, E., 1991. Irigasi Indonesia Strategi dan Pengembangan. Penerbit
LP3ES anggota IKAPI. Jakarta.
Pemkab Deli Serdang, 2013. Deli Serdang Lumbung Padi Sumatera Utara.
Diakses melalui: http://old.setkab.go.id/pro-rakyat-7868-deli-serdanglumbung-padi-sumatera-utara.html. Pada Tanggal 22 Desember 2014.
[21.15 WIB].
Pemprovsu, 2012. Sumatera Utara Diprogramkan Jadi Lumbung Beras Nasional.
Diakses melalui:http://www.indonesia.go.id/in/pemerintahdaerah/provinsisumatera-utara/1550- pertanian/11705- sumatera-utara diprogramkan-jadilumbung-beras-nasional. Pada tanggal 22 Desember 2014. [21.05 WIB].
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32
Penyelenggaraan Operasi Jaringan Irigasi.

Tahun

2007

Tentang

Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 2006 Tentang Irigasi.
Prihatman. K., 2000. Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan.
BAPPENAS, Jakarta.
Rahajeng, E., 2001. Kinerja Sistem Irigasi Daerah Irigasi Krisak Kabupaten
Wonogiri. [Tesis]. Program Studi Magister Teknik Sipil Konsentrasi
Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surabaya.
Sebayang, M. S., 2014. Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Sistem Irigasi
Medan Krio Di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Setyawan, C., S. Susanto dan Sukirno., 2011. Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi.
Jurnal Teknotan Vol. 7, No. 2 .
Sudarmanto, B., 2013. Tata Cara O & P Jaringan Irigasi dan Bendung.
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air,
Palangkaraya.
Sumaryanto, M. Siregar, D. Hidayat, dan M. Suryadi, 2006. Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi dan Upaya Perbaikannya. Pusat Analisis
Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Suprapto. A., P. Sudira., dan S.S., Arif. 2008. Deteksi Dini Kekeringan Pertanian
Berbasisi Sistem Informasi Geografis. Jurnal Enjiniring Pertanian. Vol. 6,
No. 2.

Supriyadi, E., 2008. Hubungan Dinamika Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Dengan Tindakan Perbaikan Infrastruktur Irigasi. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Suryono, M., S. S. Arif dan Sukirno, 2003. Penggunaan Peta Digital untuk
Evaluasi Pengelolaan Sistem Irigasi Secara Spasial DI Sistem Mataram.
Seminar Tahunan Teknik Pertanian FTP UGM, Yogyakarta.
Varley. R. C. G., 1993. Masalah dan Kebijakan Irigasi Pengalaman Indonesia.
LP3ES. Jakarta.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari hingga Maret 2015 di
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah : deskripsi jaringan
irigasi yang diperoleh dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan peta
jaringan irigasi yang diperoleh dari Dinas PSDA pula.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi lapangan dengan
mengamati parameter yang diteliti. Pengumpulan data primer dan sekunder pada
sistem irigasi yang ditinjau, selanjutnya dievaluasi untuk menilai kinerja sistem
Irigasi Bandar Sidoras di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Prosedur Penelitian
1. Pendeskripsian Daerah Irigasi yang meliputi :
a. Letak dan luas daerah irigasi.
b. Kondisi bangunan irigasi
2. Pengumpulan data primer yang diperoleh dengan cara melakukan
wawancara langsung dengan :
2.1. Ketua GP3A, yang meliputi :
a. Tingkat kecukupan air dan tingkat ketepatan pemberian air

b. Kinerja kelembagaan petani yang meliputi : struktur kelembagaan,
prasarana dan keaktifan anggota.
2.2. Petugas Operasi Bendung yang meliputi : jadwal inspeksi jaringan
irigasi.
3. Dikumpulkan data sekunder dari dinas atau pemerintah setempat dalam hal
ini ialah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), yang meliputi :
a. Kondisi fisik infrastruktur dan kondisi fungsional infrastruktur.
b. Tingkat kecukupan dan tingkat ketepatan pemberian air.
c. Kinerja kelembagaan pemerintah yang meliputi : manajemen kelembagaan, ketersediaan dana dan SDM.
4. Dilakukan analisa data dengan menggunakan Persamaan (1).
5. Ditentukan kriteria kinerja O & P sistem irigasi berdasarkan Tabel 3.
Parameter Penelitian
1. Kinerja fungsional infrastruktur jaringan irigasi yang meliputi :
a. Kondisi fisik

infrastruktur yang dianalisis dengan menggunakan

Tabel 5.
b. Kondisi fungsional infrastruktur yang dianalisis dengan menggunakan
Tabel 7.
2. Kinerja pelayanan air yang meliputi : tingkat kecukupan air dan tingkat
ketepatan pemberian air
3. Kinerja kelembagaan pemerintah yang meliputi :
a. Manajemen kelembagaan yang dianalisis berdasarkan data dengan
pemberian nilai dengan kriteria tertentu dalam Tabel 2.
b. Ketersediaan dana

c. Sumber Daya Manusia yang dianalisis berdasarkan data dengan
pemberian nilai dengan kriteria tertentu dalam Tabel 2.
4. Kinerja kelembagaan petani yang meliputi : struktur kelembagaan
(AD/ART, anggota dan program kerja), prasarana dan keaktifan anggota
yang dianalisis berdasarkan data dengan pemberian nilai dengan kriteria
tertentu dalam Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daerah Irigasi Bandar Sidoras merupakan salah satu daerah irigasi yang
terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Daerah Irigasi ini
memiliki luas sekitar 3017 Ha, dimana Daerah Irigasi tersebut dibagi menjadi
2 bagian, yaitu persawahan sebelah kanan dengan luas 1.969 Ha dan persawahan
sebelah kiri dengan luas 1048 Ha. Sumber pengairan irigasi daerah tersebut
dengan memanfaatkan aliran air sungai percut dan dibendung dengan bendung
yang terbuat dari karet. Sumber pengairan irigasi dapat dimanfaatkan pada
persawahan yang memiliki 5 P3A yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A Sipitu
Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos Roha. Kerena air yang dibutuhkan untuk
penanaman sangat mencukupi, maka untuk pemberian air pada petak-petak sawah
setiap P3A dilakukan dengan sistem serentak (GP3A Bandar Sidoras, 2015).

Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Bandar Sidoras
Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah skor untuk kinerja Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigsi Bandar Sidoras ialah 3.36 dan dapat dikatagorikan
sangat baik. Nilai tersebut sesuai dengan kriteria Operasi dan Pemeliharaan yang
disajikan pada Tabel 3. Dimana berdasarkan literatur Setyawan, dkk., (2011) yang
menyatakan bahwa rentang jumlah skor untuk kinerja Operasi dan Pemeliharaan
beberapa komponen yang dinilai berada pada kisaran 3 – 4 dikatagorikan sangat
baik. Namun jika dilihat untuk setiap komponen yang dinilai, ada beberapa
komponen dengan katagori baik, cukup, tepat, memadai dan sangat baik.

Hasil penelitian evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi
Bandar Sidoras dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Bandar Sidoras
Komponen
Penilain
Kinerja
Fungsional
Infrastruktur
Jaringan
Irigasi

Kinerja
Pelayanan Air

Kinerja
Kelembagaan
Pemerintah

Kinerja
Kelembagaan
Petani

Jumlah Skor

Kriteria Penilaian

Bobot
(%)
14

Katagori

Nilai

Skor

Baik

3

0.42

Kondisi Fungsional
Infrastruktur
Tingkat Kecukupan
Air
Tingkat Ketepatan
Pemberian Air
Manajemen
Kelembagaan

14

Baik

3

0.42

15

Cukup

3

0.45

15

4

0.60

10

Sangat
Tepat
Sangat Baik

4

0.40

Ketersediaan Dana
SDM
Struktur
Kelembagaan
(AD/ART, anggota,
program kerja)
Prasarana dan
Keaktifan Anggota

11
10
11

Memadai
Memadai
Sangat Baik

3
3
4

0.33
0.30
0.44

Kondisi Fisik
Infrastruktur

3,36

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah skor kinerja Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi Bandar Sidoras ialah 3.36 dan dikatagorikan sangat
baik. Pada hasil penelitian sebelumnya oleh Muhammad Satria Sebayang (2014).
Dimana pada hasil penelitiannya yang menunjukkan jumlah skor kinerja Operasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Medan Krio ialah 2.22 dan dapat dikatagorikan
baik. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 9, sehingga dapat diketahui bahwa hasil
kinerja Operasi dan Pemeliharaan pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras berbeda
dengan hasil kinerja Operasi dan Pemeliharaan Daerah Irigasi Medan Krio. Setiap
komponen penilaian banyak hasil yang berbeda, bahkan untuk komponen
Ketersediaan Dana pada jaringan irigasi Medan Krio tidak tersedia, namun ada

juga komponen penilaian yang hasilnya sama seperti : Manajemen kelembagaan
yang nilainya 4 dan dikatagorikan sangat baik. Komponen lainnya yang sama
pada SDM dengan nilai 3 dan dikatagorikan memadai. Berikut ini dapat
dijelaskan penilaian untuk setiap komponen kinerja Operasi dan Pemeliharaan
Daerah Irigasi Bandar Sidoras.

Kondisi Fisik Infrastruktur Jaringan Irigasi
Tabel 8 memperlihatkan bahwa kondisi fisik infrastruktur Jaringan Irigasi
Bandar Sidoras ialah baik sehingga nilai komponennya ialah 3. Dari analisis data
yang dilakukan untuk penilaian kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi maka
diperoleh kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam
keadaan baik 79.96 % yang berarti bahwa 20.04 % kondisi infrastruktur jaringan
irigasi Bandar Sidoras dalam keadaan rusak dan perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 3, sehingga dapat diklasifikasikan kondisi fisik infrastruktur jaringan
irigasi Bandar Sidoras rusak ringan dan butuh pemeliharaan berkala. Hal ini
sesuai dengan Tabel 4, yang bersumber Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007
yang menyatakan bahwa jika tingkat kerusakan fisik jaringan irigasi 10 – 20 %
maka dapat diklasifikasikan rusak ringan dan perlu pemeliharaan berkala.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kondisi fisik
jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam kondisi rusak ringan. Kondisi fisik
infrastruktur jaringan irigasi dapat dilihat pada Lampiran 2. Dalam hal ini juga
dapat diketahui diperlukannya pemeliharaan rutin pada jaringan irigasi Bandar
Sidoras untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi dalam kondisi rusak ringan atau
berat, serta adanya penanganan dan perbaikan jika terjadi kerusakan pada jaringan
irigasi. Hal ini sesuai dengan literatur Mansoer (2013) yang menyatakan bahwa

dalam pemeliharaan jaringan irigasi terdapat kegiatan inspeksi jaringan irigasi,
yaitu : pemeriksaan jaringan irigasi yang dilakukan secara rutin setiap periode
tertentu yaitu 7 hari sekali untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi.

Kondisi Fungsional Infrastruktur Jaringan Irigasi
Kondisi

fungsional

infrastruktur

berkaitan

dengan

kondisi

fisik

infrastruktur jaringan irigasi, pada Tabel 8 yang memperlihatkan bahwa kondisi
fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dikatagorikan baik dengan
nilai komponen 3. Dari analisis data yang dilakukan untuk penilaian kondisi
fungsional infrastruktur jaringan irigasi maka diperoleh kondisi fungsional
infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras dalam keadaan baik 79.94 % yang
berarti 20.05 % kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasinya dalam keadaan
rusak dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4, sehingga dapat
diklasifikasikan kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras
rusak ringan.
Kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi ini erat kaitannya dengan
kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi. Kondisi fisik Jaringan Irigasi Bandar
Sidoras yang mengalami rusak ringan mengakibatkan kondisi fungsional jaringan
irigasi Bandar Sidoras mengalami rusak ringan juga. Namun pada kondisi
kerusakan ringan ini, dengan persentase kerusakan 10 – 20 % berdasarkan Tabel 7
maka masih dapat dikatagorikan baik. Hanya saja pada kerusakan ringan ini perlu
adanya pemeliharaan berkala untuk mengetahui kondisi selanjutnya dan dapat
memperbaikinya bila terjadi kerusakan. Hal ini sesuai dengan literatur Mansoer
(2013) yang menyatakan bahwa dalam pemeliharaan jaringan irigasi terdapat
kegiatan inspeksi jaringan irigasi, yaitu : pemeriksaan jaringan irigasi yang

dilakukan secara rutin setiap periode tertentu yaitu 7 hari sekali untuk mengetahui
kondisi jaringan irigasi.

Tingkat Kecukupan Air
Tingkat kecukupan air dapat diketahui dengan cara berikut ini. Jika dalam
satu tahun pada suatu areal sawah tertentu dapat ditanami padi 3 kali dan air yang
dialirkan memadai, maka tingkat kecukupan airnya dapat dikatagorikan sangat
cukup, jika areal sawah dapat ditanami dua kali, maka tingkat kecukupan airnya
dapat dikatagorikan cukup. Jika areal sawah hanya dapat ditanami padi satu kali
dalam setahun meskipun air yang dialirkan sangat memadai, tingkat kecukupan
airnya dapat dikatagorikan kurang dan jika suatu areal sawah hanya dapat satu
kali ditanami padi dalam satu tahun serta air yang dialirkan tidak memadai, maka
tingkat kecukupan air pada suatu daerah irigasi dapat dikatagorikan sangat
kurang.
Pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa tingkat kecukupan air jaringan irigasi
Bandar Sidoras ialah cukup, dengan nilai komponennya ialah 3. Tingkat
kecukupan air pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras menggunakan sistem pengairan
serentak. Sistem pengairan serentak ialah pemberian air ke petak-petak sawah
secara bersamaan sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan Camat Percut Sei Tuan
atau UPT Percut Sei Tuan. Hal ini dapat dilakukan karena debit air dari bendung
irigasi Bandar Sidoras mencukupi bahkan melebihi untuk memenuhi kebutuhan
air petak-petak sawah. Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini mengairi persawahan
sebelah kanan dan sebelah kiri. Persawahan sebelah kanan mengairi lima P3A,
yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A Sipitu Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos

Roha, sementara itu persawahan sebelah kiri sudah banyak perumahan, jadi
persawahan sebelah kiri tidak seluas persawahan sebelah kanan.
Areal sawah untuk masing-masing P3A di Daerah Irigasi Bandar Sidoras
dapat melakukan penanaman padi 2 kali dalam setahun. Ditinjau dari segi
kecukupan air, Daerah Irigasi Bandar Sidoras perlu dilakukan penanaman padi 3
kali dalam setahun atau 5 kali dalam 2 tahun. Untuk itu perlu dirancang kembali
sistem atau pola penanaman padinya. Hal ini sesuai dengan literatur Prihatman
(2000) yang menyatakan bahwa, pada areal beririgasi lahan dapat ditanami padi 3
kali dalam setahun, tetapi pada sawah tadah hujan harus dilakukan pergiliran
tanaman dengan palawija.
Dari keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat kecukupan air
untuk Daerah Irigasi Bandar Sidoras memiliki kriteria cukup yaitu penanaman
dapat dilakukan 2 kali dalam setahun dan air yang dibutuhkan mencukupi.

Tingkat Ketepatan Pemberian Air
Tingkat ketepatan pemberian air dapat dianalisis dengan cara berikut ini.
Jika pemberian air telah sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama,
maka tingkat ketepatan pemberian airnya dapat dikatagorikan sangat tepat. Jika
jadwal pemberian air terlambat beberapa jam dari jadwal yang telah disepakati
bersama, maka tingkat ketepatan pemberian airnya masih dapat dikatagorikan
tepat. Jika jadwal pemberian air terlambat lebih dari satu hari, maka tingkat
ketepatan pemberian airnya dikatagorikan terlambat dan jika jadwal pemberian
airnya terlambat hingga lebih dari 3 hari, maka tingkat ketepatan pemberian
dikatagorikan sangat terlambat.

Pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa tingkat ketepatan pemberian air
jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah sangat tepat, dengan nilai komponennya
ialah 4. Tingkat ketepatan pemberian air Daerah Irigasi Bandar Sidoras sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan jadwal yang
dikeluarkan Camat Percut Sei Tuan/UPT Percut Sei Tuan. Untuk pemberian air
irigasi ke petak-petak sawah dengan sistem serentak. Apabila air dirasa kurang,
maka pintu air dapat dibuka dan begitu pula apabila air dirasa berlebih maka pintu
air dapat ditutup.
Adapun jadwal pemberian air pada masing-masing P3A Daerah Irigasi
Bandar Sidoras dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jadwal pemberian air irigasi pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras
No
1
2
3
4
5

Nama P3A
Air Jernih
Saroha
Sipitu Ribu
Sei Tuan
Dos Roha

Jadwal Pemberian Air
April-September
Oktober-Maret
April-September
Oktober-Maret
April-September
Oktober-Maret
April-September
Oktober-Maret
April-September
Oktober-Maret

Sumber : Ketua GP3A Bandar Sidoras, 2015.
Manajemen Kelembagaan
Manajemen kelembagaan dapat dianalisis dengan cara berikut ini. Apabila
kepala ranting, petugas mantri, staf ranting, POB dan PPA tersedia dalam suatu
sistem irigasi maka manajemen kelembagaannya dapat dikatagorikan sangat baik,
jika salah satu petugas tidak tersedia, maka masih dapat dikatagorikan manajemen
kelembagaan irigasi tersebut baik. Jika dua dari lima kategori petugas di atas tidak
tersedia, maka manajemen kelembagaannya dapat dikatagorikan buruk dan jika
lebih dari dua petugas tidak tersedia dalam suatu sistem irigasi, maka dapat
dikatagorikan manajemen kelembagaannya sangat buruk.

Tabel 8 memperlihatkan bahwa manajemen kelembagaan jaringan irigasi
Bandar Sidoras ialah sangat baik dengan nilai komponen 4. Setiap elemen yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Bandar
Sidoras telah tersedia. Dari hasil penelitian dan data dari dinas PSDA, dapat
diketahui manajemen kelembagaan yang meliputi elemen-elemen yang terkait
operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras
adalah sebagai berikut :
a. Kepala Ranting/Pengamat/UPTD
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, terdapat Kepala Ranting. Adapun
tugas

dari

kepala

ranting

ialah

rapat

di

kantor

Kepala

Ranting/

Pengamat/UPTD untuk mengetahui permasalahan O&P dan menghadiri rapat
di kecamatan atau dinas PSDA kabupaten.
b. Petugas Mantri/Juru Pengairan
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, terdapat Petugas Mantri/Juru
Pengairan. Adapun tugas dari Petugas Mantri/Juru Pengairan ini ialah
membantu kepala ranting/pengamat/UPTD dalam tugas-tugas yang berkaitan
dengan O&P dan melaksanakan instruksi dari Kepala Ranting.
c. Staf Ranting
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini terdapat Staf Ranting. Adapun
tugas dari Staf Ranting ini ialah membantu Kepala Ranting/Pengamat/UPTD
dalam melaksanakan tugas.

d. Petugas Operasi Bendung
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini terdapat Petugas Operasi Bendung.
Adapun tugas dari Petugas Operasi Bendung ini ialah membuka dan menutup
pintu pengambilan utama sesuai jadwal yang direncanakan.
e. Petugas Pintu Air
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini terdapat Petugas Pintu Air.
Adapun tugas dari Petugas Pintu Air ini ialah membuka dan menutup pintu air
pada saluran sekunder maupun tersier sesuai kebutuhan dan memeriksa kondisi
pintu air apakah masih dapat berfungsi baik atau tidak.

Ketersediaan Dana
Ketersediaan dana dapat dianalisis dengan cara berikut ini. Jika alokasi
biaya pemeliharaan bersumber dari APBN atau APBD, kontribusi biaya
pemeliharaan oleh P3A dan biaya dari badan usaha atau sumber lainnya telah
sesuai dengan yang direncanakan, maka ketersediaan dana pada suatu sistem
irigasi dapat dikatagorikan sangat memadai, jika biaya yang bersumber dari
APBN atau APBD dan biaya dari P3A telah sesuai dengan yang direncanakan
namun alokasi biaya dari badan usaha tertentu belum sesuai maka ketersediaan
dana suatu sistem irigasi dapat dikatagorikan memadai. Jika ketersediaan dana
hanya bersumber dari APBN dan APBD, namun biaya yang bersumber dari P3A
dan badan usaha tertentu tidak sesuai dengan rencana, maka ketersediaan dana
dalam sistem irigasi tersebut dapat dikatagorikan kurang memadai dan jika
ketersediaan dana dari APBN atau APBD, P3A dan sumber lain tidak tersedia
atau tidak sesui dengan yang direncanakan, maka ketersediaan dana dari sistem
irigasi tersebut dapat dikategorikan tidak memadai.

Dari hasil penelitian secara langsung ke lapangan dan dari hasil
wawancara yang dilakukan kepada ketua GP3A Bandar Sidoras, maka diketahui
bahwa dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan berasal
dari pengutipan iuran petani pada waktu panen dan pengutipan dilakukan masingmasing P3A. Hal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Sementara itu hasil dari
wawancara yang dilakukan kepada Petugas Operasi Bendung dapat diketahui
bahwa untuk melakukan kegiatan pembersihan dan perawatan menggunakan
mesin babat rumput dan mendapatkan dana berupa uang bensin sebanyak 10 liter
per bulan. Hal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 7, yang menjelaskan dana
berasal dari pemerintah, yaitu dari kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
Dari keterangan di atas maka dapat diketahui pada Tabel 8 yang
memperlihatkan ketersediaan dana untuk Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah
memadai, dengan nilai komponennya 3. Hal tersebut karena ketersediaan dana
berasal dari pengutipan petani oleh P3A dan berasal dari pemerintah (APBN).
Walaupun hanya sedikit berupa uang bensin 10 liter per bulan untuk mesin babat
rumput yang diberikan pemerintah, dana sudah dapat dikatakan berasal dari
APBN. Untuk meningkatkan penilaian ketersediaan dana yang tinggi dari katagori
memadai, diperlukan juga dana dari badan usaha atau sumber lainnya untuk
menambah dana dalam kegiatan Operasi dan Pemeliharaan. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa, sumber-sumber
pembiayaan pemeliharaan jaringan irigasi berasal dari APBN, kontribusi
Perkumpulan Petani Pemakai Air dan dari badan usaha atau sumber lainnya.

Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia dapat dianalisis dengan cara berikut ini. Apabila
jumlah petugas pada masing-masing katagori telah terpenuhi, maka SDM sangat
memadai. Jika kategori petugas telah terpenuhi namun personil petugasnya belum
memenuhi hal di atas, maka SDM masih dapat dikategorikan memadai, jika satu
hingga dua kategori petugas tidak terpenuhi, maka SDM dikategorikan kurang
memadai dan jika lebih dari dua kategori petugas yang tidak terpenuhi, maka
SDM dikategorikan sangat buruk.
Tabel 8 memperlihatkan bahwa sumber daya manusia pada Daerah Irigasi
Bandar Sidoras ialah memadai dengan nilai komponennya ialah 3. Untuk setiap
petugas, meskipun telah tersedia, namun ketersediaan personil petugasnya belum
terpenuhi. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5. Dimana untuk katagori petugas
Kepala Ranting, seharusnya ketersediaan personilnya ialah 1 orang + 5 staf,
namun untuk daerah irigasi ini hanya memiliki Kepala Ranting 1 orang dengan 4
orang staf saja. Pekerja lainnya yaitu Pekerja/Pekarya Saluran di Daerah Irigasi
Bandar Sidoras ialah Petugas Pintu Air juga. Hal tersebut sudah ditentukan dari
Dinas PSDA Provinsi Sumut. Dari hasil penelitian di lapangan dan data yang di
peroleh dari dinas PSDA, maka dapat diketahui ketersediaan sumber daya
manusia yang terkait dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi pada
Daerah Irigasi Bandar Sidoras adalah sebagai berikut :
a. Kepala Ranting/Pengamat/UPTD
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras, memiliki 1 orang Kepala Ranting dan
4 orang Staf, dimana 1 orang Kepala Ranting merupakan PNS dan 4 orang staf
yang bukan PNS.

b. Petugas Mantri/Juru Pengairan
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini terdapat 2 orang Petugas
Mantri/Juru pengairan, dimana keduanya bukan PNS.
c. Petugas Operasi Bendung
Pada Daeah Irigasi Bandar Sidoras ini, terdapat 1 orang Petugas Operasi
Bendung, dimana Petugas Operasi Bendung tersebut Bukan PNS.
d. Petugas Pintu Air
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, terdapat 19 orang Petugas Pintu
Air yang masing-masing ditempatkan pada pintu-pintu tertentu, dimana semua
Petugas Pintu Air tersebut bukan PNS.
e. Pekerja/Pekarya Saluran
Pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ini, Pekerja/Pekarya Saluran
merupakan Petugas Pintu Air juga. Hal tersebut dapat terjadi karena sudah di
tentukan dari Dinas PSDA Provinsi Sumut. Jadi Pekerja/Pekarya Saluran
berjumlah 19 orang dan bukan PNS.
Untuk meningkatkan penilaian sumber daya manusia yang belum
dikatagorikan sangat memadai, maka diperlukan penambahan 1 orang staf dalam
membantu Kepala Ranting. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri No. 32
Tahun 2007 yang menyatakan bahwa untuk petugas pelaksana Operasi dan
Pemeliharaan yaitu Kepala Ranting 1 orang di tambah 5 staf.
Kinerja Kelembagaaan Petani
Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis dengan cara berikut ini.
Apabila struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota memadai,
misalnya saja AD/ART tersedia, program kerja berjalan dengan baik, prasarana

seperti peralatan bertani, gudang dan lain sebaiknya lengkap serta anggota turut
aktif dalam kegiatan yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani
dapat dikatagorikan sangat baik. Jika salah satu elemen tidak memadai, misalnya
buruknya kondisi prasarana, maka kelembagaan petani masih dapat dikatakan
baik, jika dua diantara elemen kelembagaan petani tidak berjalan dengan baik
maka dikatakan kinerja kelembagaan petani ialah buruk dan jika ketiga elemen
tesebut tidak tersedia, maka kinerja kelembagaan petani tersebut dikatagorikan
sangat buruk.
Pada Tabel 8 memperlihatkan bahwa Kinerja Kelembagaan Petani pada
Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah sangat baik, dengan nilai komponennya 4.
Kinerja Kelembagaan Petani Bandar Sidoras ditandai dengan adanya struktur
kelembagaan petani. Dalam hal ini menyangkut partisipasi P3A. Pada Daerah
Irigasi Bandar Sidoras terdapat 5 P3A, yaitu : P3A Air Jernih, P3A Saroha, P3A
Sipitu Ribu, P3A Sei Tuan dan P3A Dos Roha. Tingkat partisipasi dari semua
P3A bisa dikatakan sangat aktif. Hal tersebut di tandai dengan adanya Gabungan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) dan memiliki struktur organisasi GP3A,
dengan adanya ketua, sekretaris, bendahara, pelaksana teknis dan anggota.
Ditambah lagi dengan adanya AD/ART dan program kerja yang berjalan dengan
baik. Untuk keaktifan anggota P3A Bandar Sidoras Kanan pada saat ini mencapai
80 %. Hal tersebut sudah sangat cukup untuk menunjang kegiatan P3A. Adanya
prasarana yang memadai seperti kantor, perlengkapan komputer, kendaraan dan
lainnya, menjadi pendukung dalam kegiatan P3A maupun GP3A. Hal ini sesuai
dengan Direktorat Pengelolaan Air Irigasi (2014) yang menyatakan bahwa
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagan yang ditumbuhkan

petani yang dapat manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan
irigasi, air permukaan, air tanah untuk mewujudkan sistem pengembangan dan
pengelolaan air irigasi yang baik dan pada akhirnya mampu meningkatkan
produksi pertanian dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani. Berikut
keberadaan P3A pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Keberadaan P3A Bandar Sidoras
No
1
2
3
4
5

Nama P3A

Desa

Air Jernih
Cinta Damai
Saroha
Cinta Damai
Sipitu Ribu
Cinta Damai
Sei Tuan
Cinta Damai
Dos Roha
Cinta Damai
Total & % Rata-rata keaktifan

Luas
Areal
(Ha)
319
302
78
94
223
1016

Anggota
Tidak
Aktif
Aktif
321
80
517
59
87
22
75
12
206
64
1206
237

Jumlah
401
576
109
87
270
1443

Persentase
keaktifan
(%)
80.04
89.75
79.81
86.20
76.29
82.41

Sumber : Ketua GP3A Bandar Sidoras, 2015.
Tabel 10 menunjukkan bahwa semua P3A di Desa Cinta Damai pada
Daerah Irigasi Bandar Sidoras dapat dikatakan aktif. Hal ini dapat dilihat pada
keaktifan rata-rata anggota P3A mencapai 82.41 %. Adanya P3A, memiliki
struktur organisasi yang baik, tersedianya AD/ART dan program kerja, maka dapat
dikatakan kinerja kelembagaan petani Daerah Irigasi Bandar Sidoras sangat baik.
Dengan adanya Kelembagaan Petani yang sangat baik pada Daerah Irigasi
Bandar Sidoras ini, pada tahun 2014 Daerah Irigasi Bandar Sidoras mendapatkan
piagam penghargaan yang diberikan oleh Gubernur Sumatera utara, karena
Daerah Irigasi tersebut menjadi juara 1 pada lomba GP3A tingkat provinsi
Sumatera Utara tahun 2014. Piagam penghargaan dapat dilihat pada Lampiran 15.
Hal tersebut tidak terlepas dari Kinerja Kelembagaaan Petani yang meliputi
struktur kelembagaan (AD/ART), program kerja, prasarana dan keaktifan anggota,
yang semuanya berjalan sangat baik dan sesuai rencana.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi Bandar Sidoras ialah sangat
baik, dengan jumlah skor pada masing-masing indikator berada pada rentang
jumlah skor 3 – 4, yaitu tepatnya : 3.36.
2. Kondisik fisik infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras ialah baik dengan
nilai komponennya 3 dimana persentase kondisi fisik jaringan dalam keadaan
baik 79.96 %. dan 20.04 % dalam keadaan rusak. Sedangkan untuk kondisi
fungsional infrastruktur jaringan irigasi Bandar Sidoras juga dikatagorikan baik
dengan nilai komponennya 3, dimana persentase kondisi fungsional jaringan
dalam keadaan baik 79.94 % atau 20.05 % dalam keadaan rusak.
3. Tingkat kecukupan air pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah cukup dengan
nilai komponen 3, serta untuk ketepatan memperoleh air pada Daerah Irigasi
Bandar Sidoras dikatagorikan sangat tepat dengan nilai komponen 4.
4. Kinerja kelembagaan pemerintah yang meliputi : manajemen kelembagaan
pada Daerah Irigasi Bandar Sidoras ialah sangat baik dengan nilai komponen 4,
ketersediaan dana dikatagorikan memadai dengan nilai komponen 3 dan SDM
dikatagorikan memadai dengan nilai komponen 3.
5. Kinerja kelembagaan petani Daerah Irigasi Bandar Sidoras dikatagorikan
sangat baik dengan nilai komponennya ialah 4.

Saran
1. perlu pemeliharaan jaringan irigasi secara berkala untuk menjaga kondisi
jaringan irigasi dan mengetahui kondisi selanjutnya agar dapat memperbaiki
bila terjadi kerusakan.
2. perlu peningkatan pola penanaman padi untuk meningkatkan kriteria tingkat
kecukupan air menjadi sangat cukup.
3. perlu penambahan ketersediaan dana untuk meningkatkan kriteria menjadi
sangat memadai.
4. perlu penambahan staf dalam sumber daya manusia untuk meningkatkan
kriteria menjadi sangat memadai

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Irigasi
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2006, pengertian irigasi
merupakan usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Harsoyo dan Suhadi
(1982) mengemukakan bahwa tujuan utama dari irigasi adalah membasahi tanah
guna menciptakan keadaan lembab pada daerah perakaran untuk memenuhi
kebutuhan air bagi tanaman. Di samping tujuan utama tersebut, tersedianya air
irigasi

akan

memberikan

manfaat

dan

kegunaan

sebagai

berikut

:

a) Mempermudah pengelolaan tanah sawah. b) Memberantas tumbuhan
penggangu. c) Mengatur suhu tanah dan tanaman. d) Memperbaiki kesuburan
tanah. e) Membantu proses pencucian tanah (Supriyadi, 2008).
Sistem irigasi merupakan sistem saluran, yang dipergunakan untuk
mendistribusikan air dari sumber berupa sungai, danau atau sumur bor (air tanah)
ke unit-unit irigasi. Pada daerah irigasi yang kecil satun saluran saja mungkin
sudah cukup. Pada daerah irigasi yang luas diperlukan sistem saluran yang lebih
kompleks. Saluran biasanya dibuat dari timbunan tanah disekitarnya dan di lapisi
dengan beton atau plastik (Ginting, 2014).
Sistem irigasi dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu : prasarana fisik,
produktifitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi, dan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Bangunan irigasi mengalami penurunan
fungsi akibat bertambahnya umur bangunan atau ulah manusia (Rahajeng, 2001).

Jaringan Irigasi
Berdasarkan Keputusan Menteri PU No. 498 Tahun 2005 Jaringan irigasi
adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan,
dan pembuangan air irigasi.

Rencana operasi jaringan irigasi merupakan

rancangan upaya untuk memanfaatkan air dan jaringan irigasi secara optimal
seperti pengaturan pintu-pintu pada bangunan air (bendung, bangunan, dll) untuk
menyadap air dari sumber air, mengalirkan air kedalam jaringan irigasi,
memasukkan air ke petak-petak sawah serta membuang kelebihan air ke saluran
pembuang.
Jaringan irigasi berfungsi untuk mendistribusikan air dari sumbernya ke
areal pertanian.

Irigasi dimaksudkan untuk menjamin target produksi dapat

dicapai dan penggunan air sesuai dengan keperluan air tanaman dengan biaya
operasi dan pemeliharaan minimal (Majuar, 2013).
Dilihat dari segi konstruksi jaringan irigasinya, Direktorat Jendral
pengairan mengklasifikasikan sistem irigasi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Irigasi sederhana, yaitu sistem irigasi yang konstruksinya dilakukan dengan
sederhana, tidak di lengkapi dengan pintu pengaturan dan alat pengukur sehingga
air irigasinya tidak dapat diatur dan tidak terukur, dan efisiensinya rendah.
b) Irigasi setengah teknis, yaitu suatu sistem irigasi dengan konstruksi pintu
pengatur dan alat pengukur pada bangunan pengambilan saja, sehingga air hanya
teratur dan terukur pada bangunan pengambilan saja dan efisiensinya sedang.
c) Irigasi teknis, yaitu suatu sistem irigasi yang dilengkapi alat pengatur dan
pengukur air pada bangunan pengambilan, bangunan bagi dan bangunan sadap

sehingga air terukur dan teratur sampai bangunan bagi dan sadap, diharapkan
efisiensinya tinggi (Supriyadi, 2008).
Saluran irigasi di daerah irigasi teknis dibedakan menjadi saluran irigasi
pembawa dan saluran pembuang. Ditinjau dari jenis dan fungsinya saluran irigasi
pembawa dapat dibedakan menjadi saluran primer, sekunder, tersier serta kuarter.
Ditinjau dari letaknya, saluran irigasi pembawa dapat pula dibedakan menjadi
saluran garis tinggi/kontur dan saluran garis punggung (Mawardi, 2007).
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen serta
bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Disamping itu terdapat
pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran
dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan
sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak
yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan
petak sawah sebagai satuan terkecil. Pembagian air, eksploitasi dan perneliharaan
di petak tersier menjadi tanggungjawab para petani yang mempunyai lahan di
petak yang bersangkutan dibawah bimbingan pemerintah. Petak sekunder terdiri
dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder.
Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak di saluran
primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda
topografi yang jelas misalnya saluran drainase. Luas petak sukunder dapat
berbeda-beda tergantung pada kondisi topografi daerah yang bersangkutan. Petak
primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil langsung air dari
saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil
air langsung dari bangunan penyadap (Hariany, dkk., 2011).

Kinerja Sistem Irigasi
Kinerja jaringan irigasi adalah fungsi dari sejumlah variabel teknis, fisik,
sosial dan ekonomi.

Satu variabel indikator tidak dapat digunakan untuk

mengukur semua aspek kinerja ataupun tindakan yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja.

Indikator kinerja diperhitungkan berdasarkan aspek

organisasian P3A, infrastruktur jaringan dengan sub indikator saluran pembawa,
bangunan bagi/sadap dan jalan usaha tani, dan pengaturan air dengan sub
indikator pendistribusian air, pengawasan penggunaan air dan pemeliharaan
jaringan (Majuar, 2013).
Kinerja jaringan irigasi tercermin dari kemampuannya untuk mendukung
ketersediaan air irigasi pada areal layanan irigasi (command area) yang kondusif
untuk penerapan pola tanam yang direncanakan. Kinerja jaringan irigasi yang
buruk mengakibatkan luas areal sawah yang irigasinya baik menjadi berkurang.
Secara umum, kinerja jaringan irigasi yang buruk mengakibatkan meningkatnya
water stress yang dialami tanaman (baik akibat kekurangan ataupun kelebihan air)
sehingga pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman tidak optimal. Kerugian
yang timbul akibat water stress tidak hanya berupa produktivitas tanaman sangat
menurun, tetapi mencakup pula mubazirnya sebagian masukan usaha tani yang
telah diaplikasikan (pupuk, tenaga kerja, dan lain-lain).

Perbaikan kinerja

jaringan irigasi mencakup perangkat lunak maupun perangkat kerasnya. Secara
normatif, monitoring dan evaluasi kinerja jaringan di level primer dan sekunder
telah dilakukan oleh instansi terkait dan program rehabilitasinya telah pula
dirumuskan (Sumaryanto, dkk., 2006).

Setiap komponen indikator kinerja sistem irigasi memiliki rentang nilai 1
hingga 4. Komponen-komponen indikator kinerja sistem irigasi dalam Setyawan,
dkk., (2011) dapat dilihat pada Tabel 2. Komponen indikator yang telah diketahui
nilai atau skornya, dikalikan dengan bobotnya, kemudian dijumlahkan sehingga
diperoleh jumlah nilai total komponen-komponen indikator dengan rentang
nilai 1 hingga 4. Setelah itu ditentukan kriteria kinerja sistem irigasi berdasarkan
Tabel 3. Secara sederhana perhitungan jumlah nilai total komponen-komponen
indikator kinerja sistem irigasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Σ I = I1 x B1 + I2 xB2 … … + In x Bn

………………………………(1)

dimana :
I = Jumlah nilai total komponen indikator kinerja sistem irigasi
I

= Nilai komponen Indikator

B = Bobot indikator ( % )

Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Sistem Irigasi
Operasi Jaringan Irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan
pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi,
menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana
pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data,
memantau dan mengevaluasi (Direktorat Pengolahan Air Irigasi, 2014).
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2006
Tentang Irigasi menyatakan bahwa : Pasal 1 (38) Pemeliharaan jaringan irigasi
adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat

berfungsi

dengan

baik

guna

memperlancar

pelaksanaan

operasi

dan

mempertahankan kelestariannya.
Adapun kegiatan operasi jaringan irigasi dalam Sudarmanto (2013) ialah :
- Pengumpulan data (debit, curah hujan, luas tanam, dan lain-lain).
- Membuat rencana penyediaan air tahunan, rencana tata tanam tahunan, rencana
pengeringan dan lain-lain.
- Melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan membuat
laporan permintaan air, mengisi papan operasi dan mengatur bukaan pintu).
- Mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya debit sungai
banjir.
- Mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur.
- Koordinasi antar instansi terkait
- Monitoring dan evaluasi kegiatan operasi jaringan irigasi.
- Kalibrasi alat pengukur debit.
Pemeliharaan jaringan irigasi dapat dibagi menjadi beberapa kategori,
yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan pemeliharaan mendadak.
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi yang
dilaksanakan tiap hari secara teratur oleh petugas O&P.

Kegiatan tersebut

meliputi pekerjaan teknis, administrasi dan manajemen. Pemeliharaan berkala
hampir sama dengan rutin, hanya bedanya waktu pelaksanaan tidak tiap hari,
tetapi hanya beberapa hari/minggu/bulan sekali, da