program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya dan juga mengevaluasi apakah pengetahuan- pengetahuan yang ada
masih cocok untuk digunakan di masa mendatang.
2.3 Infeksi Tropis
Infeksi merupakan reaksi tubuh setempat atau umum dan biasanya reaksi setempat ini disertai dengan reaksi umum tubuh yang hidup karena invasi dari kuman masuknya
kuman kedalam tubuh serta toksinnya racun dan berkembang biak. Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa organisme yang menular harus mampu melekat,
menduduki atau memasuki hospes tubuh manusia dan berkembang biak paling tidak sampai taraf tertentu. Tubuh kemudian mempunyai mekanisme pertahanan tertentu
pada berbagai tempat yang berhubungan dengan lingkungan. Faktor mikroba yang berpengaruh terhadap infeksi antara lain adalah daya transmisi, daya invasi, dan
kemampuan untuk menimbulkan penyakit. Sedangkan reaksi tubuh terhadap masuknya kuman tergantung pada jenis kuman, hospes, keadaan tubuh, keadaan sosial
ekonomi, sistem imunitas, dan ada atau tidaknya alergi.[10]
Pada infeksi, sering menimbulkan gejala-gejala umum seperti menggigil dan badan terasa lemah. Hal ini disebabkan karena eksotoksin kuman, tetapi bagaimana
kuman dengan endotoksin dapat menimbulkan gejala belum diketahui secara jelas. Diduga ada kuman yang mati, dan setelah mati endotoksinnya keluar sehingga
menyerupai eksotoksin.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 DHF Dengue Haemorrhagic Fever
DHF Dengue Haemorrhagic Fever atau lebih sering kita dengar dengan sebutan Demam Berdarah, merupakan adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Demam berdarah umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak, sakit kepala hebat, dan ruam. Gejala pada anak-anak dapat
berupa demam ringan yang disertai ruam. Demam berdarah yang lebih parah ditandai dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 40-41
◦
C selama dua sampai tujuh hari, wajah kemerahan, dan gelaja lainnya yang menyertai demam berdarah ringan.
Berikutnya dapat muncul kecenderungan pendarahan, seperti memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga pendarahan dalam tubuh.[5] Pada kasus yang sangat parah,
mungkin berlanjut pada kegagalan saluran pernapasan, shock dan kematian Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes yang
terinfeksi virus dengue. Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari orang ke orang. Penyebar utama virus dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti, namun virus
dengue juga dapat disebarkan oleh spesies lain yaitu Aedes albopictus.
2.3.2 Demam Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium, dan manusia dapat terinfeksi oleh Plasmodium ini melalu gigitan nyamuk Anopheles, yang
melepaskan Plasmodium dari salivanya sewaktu menggigit manusia. Plasmodium
Universitas Sumatera Utara
memasuki sel – sel hepatosit, dan kemudian melalui sirkulasi darah akan memasuki sel – sel eritrosit. Didalam sel – sel eritrosit plasmodium selanjutnya berreplikasi.
Replikasi ini merangsang sitolisis sel eritrosit dan menyebabkan lepasnya hasil metabolisme Plasmodium yang bersifat toksis ke sirkulasi darah. Hal ini mencetuskan
sejumlah gejala klinik yang ringan sampai berat yang dapat menyebabkan kematian.[8]
Infeksi parasit malaria pada mulai ketika nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan nyamuk akan melepaskan sporozoit dalam pembuluh darah yang
sebagian besar menuju ke hati dan sebagian kecil sisanya akan mati di darah. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 10-35 hari setelah parasit masuk ke dalam tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk. Gejala awalnya seringkali berupa demam ringan yang hilang-timbul, sakit kepala, sakit otot dan menggigil, bersamaan dengan
perasaan tidak enak badan malaise. Kadang gejalanya diawali dengan menggigil
yang diikuti oleh demam. Gejala ini berlangsung selama 2-3 hari dan sering diduga
sebagai gejala flu. [5]
2.3.3 Demam Chikungunya
Selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Chikungunya adalah
sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh
Universitas Sumatera Utara
gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Secara mendadak penderita akan
mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Mata
biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi,
serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa
sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah[5]. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau
sedikit sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Bedanya dengandemam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan shock maupun
kematian.
Gejala yang umum biasanya diawali oleh salah satu dari gejala berikut yaitu : demam, nyeri kepala, nyeri otot dan nyeri sendi. Gejala timbul tiba-tiba dan terkadang
disertai kemerahan pada kulit. Nyeri sendi yang hebat merupakan gejala utama dan gejala yang paling menjadi permasalahan pada penderita chikungunya. Kasus yang
lebih jarang mengenai mata, sistem saraf dan jantung, juga beberapa kasus didapatkan gangguan pencernaan. Komplikasi yang berat jarang terjadi tetapi pada usia tua,
penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Sering gejala infeksi bersifat ringan atau sedang, sehingga tidak dihiraukan atau terdiagnosa sebagai demam berdarah pada
daerah yang sedang mewabah.[9]
Universitas Sumatera Utara
2.4 PHP